BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR pertama kali dibentuk pada tanggal 29 Agustus 1945 dimana saat itu lembaga yang menjalankan fungsi MPR adalah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Sejak terbentuknya, MPR telah memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan bangsa dan negara. Sebagai sebuah Lembaga Tertinggi Negara, sebagai pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. Bergulirnya reformasi yang menghasilkan reformasi konstitusi telah mendorong para pengambil keputusan untuk tidak menempatkan MPR dalam posisi sebagai lembaga tertinggi. Setelah reformasi, MPR menjadi lembaga negara yang sejajar kedudukannya dengan lembaga-lembaga negara lainnya, bukan lagi penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang melaksanakan kedaulatan rakyat. Perubahan Undang-Undang Dasar telah mendorong penataan ulang posisi lembaga lembaga negara terutama mengubah kedudukan, fungsi dan kewenangan MPR yang di anggap tidak selaras dengan pelaksanaan prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat
sehingga sistem
ketatanegaraan dapat berjalan optimal. Majelis Permusyawarat Rakyat yang terletak di Gedung MPR DPR RI Jl. Jenderal Gatot Subroto No.6, Jakarta 10270. Untuk mewujudkan visinya lembaga tinggi ini (MPR) untuk menjadikan masyrakat berbangsa dan bernegara menyatu demi keutuhan bangsa menyelenggarakan sosialisasi Empat Pilar. Hal ini juga
60
61
membantu meningkatkan pengetahuan semua kalangan masyarakat di seluruh Indonesia tentang Empat Pilar(Pancasila, NKRI, UUD’45, Bhinneka Tunggal Ika) demi mewujudkan agar butir-butir yang ada dalam 4pilar tersebut sebagai pedoman masyarakat untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa ini. 4.1.3 Visi dan Misi Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia : 4.1.3.1 Visi Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia : ”Profesional, Modern dan Akuntabel melayani MPR 2014”. 4.1.3.2
Misi Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia : 1.Melaksanakan tata kelola Pemerintahan yang baik dan bersih 2.Melakukan penataan manajemen sumber daya manusiaaparatur 3.Melakukan penataan sarana dan prasarana aparatur MPR 4.
Meningkatkan
kualitas
pelayanan
kepada
MPR
dan
alat
kelengkapannya 4.1.4 Tujuan Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Tugas pokok dan fungsi dalam memberikan pelayanan teknis dana administratif kepada MPR, diantaranya ialah : 1. Pelayanan kegiatan persidangan, pembuatan risalah dan teknis
yuridis penyusunan rancangan putusan MPR dan DPR. 2. Menjalankan Kesekretariatan Pimpinan MPR.
62
3. Menjalankan
Pemberitaan
dan
Hubungan
Antar
Lembaga,
Keprotokolan, Penerbitan dan Pengolahan data sistem informasi, serta pelayanan perpustakaan dan informasi. 4. Penyelenggaraan
perencanaan,
Organisasi
dan
Evaluasi,
Administrasi Keanggotaan dan Kepegawaian, Ketatausahaan serta pelayanan . 5. Pelayanan kegiatan perlengkapan dan inventasris , pemeliharaan, Akomodasi angkutan serta pengaman. 6. Penyelenggaraan administrasi gaji dan tunjangan anggota dan pegawai, perbendaharaan dan perjalanan dinas, serta pembekuan dan verifikasi. 7. Pelayanan kegiatan pengkajian.1
4.1.5
Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawatan
Rakyat Republik Indonesia 1) Sekretaris Jenderal
: Drs. Eddie Siregar, M.Si
2) Wakil Sekretaris Jenderal
: Dra. Selfi Zaini
3) Kepala Biro Administrasi
: Tugiyana, S.Ip
4) Kepala Biro Persidangan
: Muhammad Rizal, S.H., M.Si
5) Kepala Biro Kerumahtanggaan : Drs. Suwarto, M.Si. 6) Kepala Biro Keuangan :Suryani, S.H. 7) Kepala Biro Sekretariat Pimpinan
1
: Drs. Aip Suherman
Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia 2009
63
8) Kepala Biro Hubungan Masyarakat
: Drs. Yana Indrawan M.Si
9) Kepala Pusat Pengkaji
: Ma'ruf Cahyono,S.H, M.H.2
4.1.6 Logo Sektetariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
Gambar 1.1 Visualisasi Logo MPR RI Perancangan lambang negara dimulai pada Desember 1949, beberapa hari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Belanda. Kemudian pada tanggal 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Lencana Negara yang bertugas menyeleksi usulan lambang negara. Rancangan final lambang negara
itupun akhirnya secara resmi
diperkenalkan ke masyarakat dan mulai digunakan pada tanggal 17 Agustus 1950 dan disahkan penggunaannya pada 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo melalui PP 66/1951, dan kemudian tata cara penggunaannya diatur melalui PP 43/1958.Meskipun telah disahkan penggunaannya sejak tahun 1951. Nama Garuda Pancasila baru disahkan secara
2
Ibid
64
resmi sebagai nama resmi lambang negara pada tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR melalui amandemen kedua UUD 1945. Makna dan Arti Lambang Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan pita putih. 1. Burung Garuda Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Pada burung garuda itu, jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau di bawah perisai 19, dan bulu leher berjumlah 45. Jumlah-jumlah bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945, merupakan tanggal di mana kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. 2. Perisai Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Padaperisai itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan silasila dari dasar negara Pancasila. Pada bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan
65
bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu didunia ini ada. Pada bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai. Pada bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh dibawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa "berteduh" dibawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia. Kemudian,
disebelah kiri atas terdapat
gambar
kepala
banteng
yang
melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah dimana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu. Pada bagian sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas
66
digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.Pada perisai itu terdapat garis hitam tebal yang melintang ditengah-tengah perisai. Garis itu melambangkan garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia.Warna merah dan putih yang menjadi latar pada perisai itu merupakan warna nasional Indonesia, yang juga merupakan warna pada bendera negara Indonesia. Warna merah melambangkan keberanian, sedangkan putih melambangkan kesucian. 3. Pita dan Semboyan Negara Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan "BHINNEKA TUNGGAL IKA" yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.3
4.1.7 Divisi Humas Pemerintahan Keberadaan unit kehumasan disuatu lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang suatu kegiatan atau aktivitas instansi yang bersangkutan yang ditunjukan baik untuk hubungan 3
http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t-64264.html diakses pada Selasa,13Maret 2012 pada pukul 14.58 WIB
67
masyarakat kedalam maupun pada masyarakat luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran (the PR as tools or channel of Government Publications) untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi, humas pun melakukan kerja sama dengan pihak pers, cetak, ataupun elektronik dan hingga melakukan komunikasi melalui media tradisional lainnya (wayang kulit, wayang golek. Dan lain sebagainya). 4 Tugas ini bukanlah yang muda bagi seorang Humas Pemerintah, oleh karena itu ada beberapa syarat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang Humas pemerintah, Syarat-syarat tersebut ialah: a) Memahami menganalisa persoalan yang berhubungan dengan instansinya. b) Kemampuan untuk komunikasi timbal balik. c) Kemampuan dalam menjaga hubungan yang baik.5 Fungsi pokok Humas Pemerintahan Indonesia pada dasarnya, antara lain sebagai berikut : a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah b. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat. c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintaha di satu pihak dan
4
Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi “konsepsi dan aplikasi” edisi revisi. Cet.9. Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada. 2007 hal.343 5 RuslanRosady, Etika Public Relations, hal 341-342
68
menampung aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihaknya. d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 6 4.1.8 Aktivitas Humas Pemerintahan Melalui unit atau program kerja humas, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D. Millett dalam bukunya, “Managemet in Public Service the Quest for Effective Performance”, artinya PR dalam dinas instansi/lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut : 1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (Learning abaout public desires and aspiration) 2. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire) 3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh anatara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and goverment official).
6
Ibid
69
4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga /instansi pemerintahan yang bersangkutan (informasingand about what an agency is doing).7 Pada dasarnya humas pemerintahan adalah sama yaitu lebih kepada pelayanan publik , berikut pendapat Menurut Dinock dan koening tentang tugastugas Humas instansi atau lembaga pemerintahan adalah sebagai berikut : 1. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan, serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam mengajarkan program karya tersebut 2. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan proram pembangunan diberbagai bidang, sosial budaya, ekonomi, politik, serta menjaga stabiilitas dan keamanan nasional 3. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersanngkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanankan tugas serta kewajibannya masing-masing. 8
4.1.9 Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara merupakan serangkaian kegiatan sosialisasi atau pemasyarakatan yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia sejak tahun 2006 dapat dikategorikan sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan secara umum. Pendidikan Kewarganegaraan mengasumsikan bahwa para peserta didik adalah 7 8
Ibid. Hal 341 Ibid Hal.337
70
warga negara dewasa, dan oleh karenanya, mereka diposisikan sepenuhnya sebagai subyek yang aktif, dan bukan objek yang pasif. Atas dasar itu, civic education lazimnya merupakan suatu upaya untuk mendidik warganegara agar memiliki pengetahuan, apresiasi dan akhirnya : kecakapan pasrtisipatoris dalam kehidupan politik Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yakni Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, serta Bhineka Tunggal Ika sebagai simbol semangat persatu dan kesatuan bangsa dalam keanekaragaman Inonesia. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara diniscayakan sebagai pilar-pilar bangsa dan negara yang menopang keutuhan NKRI dalam mencapai tujuan cita-cita bangsa sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Berikut pemaparan isi dari Empat Pilar : 1. Pancasila merupakan pilar pertama sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bawah nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima dasar yang fundamental. 2. UUD NRI 1945 sebagai pilar kedua adalah hukum dasar yang wajib menjadi sumber hukum dan rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Klaim merupakan sebagai negara hukum yang demokratis
terwujud,
apabila
prnsip
penyelenggaran negara tidak dihidupkan.
constitusionalisme
dalam
71
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia atau biasa kita sebut dengan NKRI sebagai pilar ketiga, yang merupakan konsesus yang harus dijunjung tinggi, kerena tujuan dari negara akan terwujud melalui perjuangan bangsa Indonesia yang bersatu dalam NKRI, bukan negara yang terpecah-pecah penuh konflik dan pertentangan. 4. Pilar keempat yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang mana harus dijadikan sebagai solusi atas kemajemukan bangsa yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras, dan budaya. Kemajemukan dapat dijadikan sebagai investasi untuk bersatu, bukan sebagai alat pemicu konflik. Majelis Permusyawaratan Rakyat melakukan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara melalui berbagai metode sosialisasi yang disesuaikan dengan kelompok sasaran permasyrakatan baik di tingkat pemerintah pusat maupun di daerah agar materi muatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tersebut dapat dipahami secara utuh dan menyeluruh oleh seluruh komponen bangsa. Metode atau Program Sosialisasi Empat Pilar Untuk periode 2011 ada 7 (tujuh) program sosialisasi pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang dilaksanakan, yakni9: 1. Pemasyarakatan atau sosialisasi langsung ke masyarakat Kegiatan sosialisasi langsung ke masyarakat adalah sebuah bentuk kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dimana unsur-unsur 9
PUSKAJI MPR RI,” Kompilasi Laporan Puskaji MPR RI Tahun 2011”.Hal 4
72
yang diberi tugas oleh Majelis Permusywaratan Rakyat bertatap muka secara langsung dengan berbagai elemen masyarakat di berbagai wilaya. Kegiatan perrmasyarakatan Langsung ini dilakukan terhadap penyelenggaraan negara di pusat, dan daerah, tokoh masyrakat dan agama, organisasi sosial politik, dosen, guru dan tenaga pendidik, organisasi wanita dan komunitas perempuan serta kepemudaan. Kegiatan Permasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara secara langsung kepada masyarakat ini telah dilakukan dihampir seluruh Kabupaten/Kota. Bentuk kegiatan seperti ini merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan semenjak program pemasyarakatan/sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini dimulai dan menjadi program utama. 2. Traning of Trainers (TOT) Kegiatan Training of Trainers (TOT) adalah kegiatan sosialisasi yang melibatkan peserta terbatas dengan tujuan memberikan pembekalan materi secraa mendalam. Dengan pemahaman materi yang cukup, peserta dipersiapkan untuk menajadi pelatih (trainer) bagi komunitas dan segmenya masing-masing. Sehingga kegiatan sosialisasi pemasyrakatan pasca TOT dapat dilakukan secara lebih luas dan bersamaan pada target area serta kelompok sosial yang berbeda. Penyelenggaraan TOT dilakukan terhadap berbagai kelompok masyarakat yakni guru, dosen, widyaiswara, birokrat, tenaga pendidikan keagamaan/pondok pesantren, oganisasi pemuda dan sebagainya.
73
3. Seminar / Sarasehan Kegiatan sosialisasi berupa seminar / sarasehan adalah bentuk pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang dilaksanakan dengan melibatkan peserta besa lebih besar. Kegiatan ini tergolong paling banyak dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan sudah dilaksanakan di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama MPR RI dengan panitia lokal yang berasal dari berbagai unsur seperti Pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi atau kabupaten/kota), kalangan kampus (dosen atau mahasiswa), dan Organisasi sosial, politik kemasyrakatan (LSM, organisasi kepemudaan dan lain-lain). 4. Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Karya Tulis Kegiatan Lomba Cerdas Cermat dan karya tulis adalah bentuk sosialisasi pemasyrakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dengan kelompok sasaran pelajar SLTA. Kedua jenis kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2006, dengan melibatkan SLTA di seluruh Indonesia. Lomba diawali dengan kompetisi di tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan di tingkat provinsi, hingga tahap terakhir dilakukan pada tingkat nasioanl di Jakarta. 5. Focus Group Disscussion (FGD) Kegiatan
Focus
Perrmusyawaratn
Group
Rakyat
Discussion
sebagai
salah
(FGD) satu
dilakukan
upaya
strategis
Majelis dalam
pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pengakajian konstitusi secara intensif dalam forum dan
74
tema
diskusi
yang
terbatas.
Kegiatan
FGD
diselenggarakan
untuk
menyebarluaskan perilaku berkostitusi serta memperoleh hasil kajian secra akademik mengenai konsepsi dan implementasi pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6. Dialog Interaktif dan Pemberitaan di Televisi dan Media Cetak Kegiatan dialog interaktif dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai upaya untuk memperluas pemasyrakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Kegiatan dialog ini ditayangkan oleh TVRI pada sore atau malam hari atau disesuaikan dengan ja tayang acara dialog yang ada di TVRI. Durasi tayang kegiatan dialog sekitar 60 menit, dengan mendiskusikan secara intensif tema-tema yang berhubungan dengan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Dalam prosesnya, dialog interaktif melibatkan penontoon di studio ataupun pemirsa secara umum untuk memberi sumbang saran atau pertanyaan terkait dengan materi yang dibahas. Selain dialog interaktif di televisi, proses pemasyarakatan nilai Empat Pilar juga dilakukan di media cetak baik media cetak nasional maupun media cetak di daerah. Bentuk pemasyarakatan dituangkan dalam berita ataupun advertorial. 7. Kegiatan Berbasis Seni dan Budaya Selain keenam bentuk kegitatan diatas, Majelis Permusyrakatan Rakyat juga menyelenggarakan program pemasyrakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam bentuk kegiatan budaya. Salah satu kegiatan yang utama adalah penyelenggraaan pertunjukan wayang kulit. Pertunjuakan
75
wayang ini selain disaksikan secara langsung melalui stasiun televisi untuk memperluas jangkauannya. Selain seni wayang kulit di berbagai daerah juga diselenggarakan panggung rakyat tradisional dan pertunjukan seni budaya lainnya. Secara umum metode sosialisasi langsung yang digunakan oleh Majelis Permusyrakatan Rakyat meliputi : 1. Ceramah Ceramah adalah salah satu metode yang paling banyak digunakan oleh Majelis
Permusyawaratan
Rakyat
dalam
sosialisasi
Empat
Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi kepada peserta secara langsung atau dengan secara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian informasi yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta (audiens). 2. Dialog interaktif Dialog
Interaktif
adalah
metode
yang
juga
digunakan
dalam
pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Metode dialog adalah cara penyampaian suatu informasi melalui interaksi dua arah dari narasumber kepada pesertaa atau dari peserta kepada narasumber. Dengan interaksi yang terbangun, diharapkan lebih maksimal dalam penanaman nilai-nilai Empat Pilar10
10
Kompilasi LaporanPUSKAJI ,Tahun 2011, hal 40
76
4.2 Hasil Penelitian Peran humas MPR RI dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara mempunyai peran yang sangat penting bagaimana peran humasnya sebagai teknisi komunikasi di mana dalam mengkomunikasikan isi pesan yang disampaikan melalui metode-metode sosialisasi yang berbedabeda,bagaimana bentuk publikasi yang dilakukan oleh humas MPR RI dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara agar dapat diketahui kepada seluruh target khalayaknya yang cakupannya cukup luas dan media apa saja yang digunakan dalam mendukung kegiatan sosialisasi ini. Sosialisasi Empat Pilar ini salah satu agenda kerja rutin yang dilakukan oleh lembaga demi meningkatkan pemahaman masyrakat akan nilai-nilai masyrakat untuk seluruh komponen masyarakat. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh lembaga serta mendapatkan citra yang baik dari seluruh masyarakat . Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara merupakan salah satu sosialisasi yang selenggarkan oleh Majelis Permusywaratan Rakyat Republik Indonesia di mana sudah dimulai sejak tahun 2006 dan sampai sekarang. Dalam sosialisasi yang dilaksanakannnya tentunya peran humas sangat penting dalam mendukung tercapainya tujuan lembaga/organisasi serta mendapatkan citra yang positif dari masyarakat. Metode sosialisasi yang dilakukannya berbeda-beda mengingat segmentasi target masyrakatnya pun berbeda sehingga peran humas dibutuhkan dalam menentukan media apa saja yang digunakan untuk mengimplementasikan seluruh kegiatan sosialisasi empat pilar ini baik dalam menentukan media apa saja yang digunakan dalam melakukan sosialisasinya dan
77
bentuk publikasi lewat media apa saja oleh humas di MPR RI agar dapat mencakup kepada seluruh masyarakat dimanapun. Berikut Skema Komposisi Peran Humas : Manajerial Skill
Human Relations Skill (Interpersonal Communication Skill)
Konseptual
Konseptual Teknis
Penasehat Ahli
Fasilitator Pemecah Masalah
Teknis Skill
Teknis
-
Fasilitat or Komuni kasi Teknisi Komuni
Gambar 1.1 (Sumber Rosady Roslan : 2000) Berikut skema Peran Humas di MPR dalam melakukan aktivitasnya: 1. (Peran Humas Sebagai Teknisi Komunikasi)
Teknisi Komunikasi
1. Melakukan pembuatan press release lembaga. 2. Membuat feature keterkaitan dengan lembaga melalui majalah majelis 3. Mengembangkan isi web MPR RI 4. Menjalin hubungan dengan media 5. Memonitoring Media Gambar 1.2
78
2. (Peran Humas Sebagai Fasilitator Komunikasi) 1. Menjadi kontak resmi lembaga (MPR RI) Fasilitator Komunikasi
2. Menjadi mediator intern dan ektern lembaga (MPR RI) 3. Menjadi
narasumber
disetiap
kegiatan MPR RI 4. Menjadi
Pialang
Komunikasi
lembaga terkait isu-isu di media dan lainnya Gambar 1.3 3. (Peran Humas Sebagai Penasehat Ahli)
Penasehat Ahli
1. Membuat perencanaan program sosialisasi dan yang menetapkan target 2. Memberikan pilihan lain apabila terjadinya masalah (solusi) 3. Yang bertanggung jawab pada program Gambar 1.4
4. (Peran Humas Sebagai Fasilitator Pemecah Masalah)
Fasilitator Pemecah Masalah
1. Yang memberi wewenang terkait perijinan tempat pelaksanaan sosialisasi 2. yang melakukan Survei dan Evaluasi Program Gambar 1.5
79
(Sumber PUSKAJI MPR RI : 2011) Dalam skema diatas akan lebih terlihat jelas bagaimana peran humas disetiap perannya dalam implementasi kegiatan yang dilakukan terkait program sosialisasi empat pilar ini. 4.2.1 Peran Humas 1) Teknisi Komunikasi Dalam penelitian ini peran humas di MPR RI sebagai teknisi komunikasi dimana dalam mengimplementasikan perannya dalam bentuk kegiatan atau aktivitasnya sebagai ahli komunikasi yang memiliki keterampilan jurnalistik dengan baik dan profesional. Didalam perannya sebagai teknisi komunikasi dalam sosialisasi yang merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh humas MPR RI ini, humas di MPR RI tidak dapat mengambil keputusan untuk lembaga serta tidak melaksanakan keputusan dan tidak melakukan penelitian apabila terjadi masalah yang sangat rumit didalam lembaga. Didalam perannya sebagai teknisi komunikasi, humas di MPR RI lebih bersifat secara teknis saja.11seperti:
Melakukan pembuatan press release, press release dibuat disetiap kegiatan yang kan dilakukan oleh MPR baik itu kegiatan sosialisasi maupun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan di MPR RI
Membuat feature keterkaitan dengan lembaga melalui majalah majelis sebagai media untuk intern dan ekstern MPR RI.
11
Hasil wawancara dengan Bpk. Budi
80
Mengembangkan isi web MPR RI, mengembangkan isi web merupakan salah satu bentuk publikasi yang dilakukan oleh humas di MPR dalam setiap kegiatan yang dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui semua kegiatan yang dilakukan oleh lembaga.
Menjalin hubungan dengan media, disini humas MPR RI selalu melakukan hubungan yang berkesinambungan dengan media agar setiap kegiatan dapat dipublikasi dengan baik dan mendapatkan pemberitaan yang positif di media.
2) Fasilitator komunikasi Dalam perannya sebagai fasilitator komunikasi, humas di MPR RI merupakan pendengar yang sensitif dan pialang komunikasi yang mana perannya harus peka terhadap pemberitaan-pemberitaan atau isu-isu terkait dengan lembaga yang terdapat dari berbagi sumber baik dari media maupun dari sumber lainnya. Fasilitator Komunikasi juga merupakan mediator atau narasumber di setiap kegiatan yang dilakukan terkait dengan MPR RI baik untuk intern maupun ektern lembaga dengan tujuan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajamen maupun publik demi kepentingan bersama serta bagaimana menjalin hubungan hubungan dengan media sebagai kontak resmi lembaga. Dalam implementasi kegiatan peran humas di MPR: 1. Menjadi kontak resmi lembaga (MPR RI), apabila membutuhkan informasi terkait dengan lembaga 2. Menjadi mediator intern dan ektern lembaga (MPR RI) terkait dengan informasi terkait dengan lembaga.
81
3. Menjadi narasumber MPR RI disetiap kegiatan yang dilakukan contoh: dalam sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara 4. Menjadi Pialang Komunikasi lembaga terkait isu-isu di media dan lainnya.
3) Penasehat Ahli Perannya sebagai penasehat ahli humas di MPR RI yang dianggap sebagai manajer komunikasi yang ahli dalam melakukan penelitian dan menentukan masalah
PR, membuat program, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
program dan dianggap sebagai pemegang wewenang. Keterkaitannya dengan sosialisasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimana perannya sebagai penasehat ahli hanya sebatas program sosialisasi yang dilakukan,tidak secara umum lembaga seperti :yang menetapkan program sosialisasi apa saja yang akan dilakukan dan target khalayaknya siapa saja, perannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan program sosialisasi ini, yang memberikan solusi apabila terjadinya masalah dalam pelaksaan sosialisasi yang dilakukan. 4.Peran Fasilitator Pemecah Masalah Perannya sebagai fasilitator pemecah masalah dimana dalam peran ini tugasnya menolong
orang lain dalam lembaga dengan berkolaborasi dengan
manajer lain atau divisi lain yang lebih tinggi untuk memecahkan masalah dalam masalah misal contoh kecil dalam kegiatan sosialisasi ini : berhubungan dengan pihak lain apabila lokasi yang akan digunakan ada kendala terakit perijinan
82
ataupun yang lain atau narasumber tidak dapat hadir sehingga menunjuk orang lain sebagai pengganti narasumber dalam kegiatan sosialisasi. Untuk mengetahui lebih lanjut peran humas MPR RI dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi empat pilar, maka penulis melakukan wawancara mendalam kepada beberapa nara sumber yaitu Bpk. Agus Subagyo,S.S. MIR selaku Kepala Subbag Pemberitaan Sekjen MPR RI, Ibu. Rharas Esthining Palupi, SH. MH selaku Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekjen MPR RI, Budi Muliawan, SH, MH, Kepala Subbag Hubungan Antarlembaga Sekjen MPR RI, salah satu audiens yang pernah mengikuti lomba cerdas cermat serta, perwakilan dewan guru yang pernah mendampingi dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Penulis melakukan wawancara dengan Bpk. Agus Subagyo,S.S pada tanggal 18 September 2012, Ibu Rharas Esthining Palupi, SH. MH pada tanggal 6 September 2012, Bpk. Budi Muliawan pada tanggal 21 September 2012, Salah satu perwakilan guru dari SMA 2 Tangerang pada tanggal 1 Oktober 2012, dan salah satu murid yang pernah menjadi salah satu peserta/audiens saat mengikuti metode sosialisasi empat pilar yaitu perwakilan dari SMA 12 Jakarta Rizky Praditya Ardian pada tanggal 9 Oktober 2012. Peranan humas dalam sosialisasi Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan Bernegara sangat penting karena dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi empat pilar ini tentunya dalam merencanakan program sosialisasi yang dijalankan tersusun secara matang dan terarah dengan baik agar dapat berlangsung secara berkesinambungan sehingga diperoleh hubungan baik dan saling pengertian antara
83
stakeholder lembaga baik internal maupun eksternal serta mendapatkan citra yang positif akan kegiatan sosialisasi ini. Untuk mengetahui bagaimana peran humas di MPR penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Bpk. Agus mengenai padangannya mengenai humas, beliau menjawab :
“ Humas disini merupakan sebagai mediator untuk meyampaikan baik itu bagi anggota kepada pimpinan dalam bentuk dukungan teknis, administratif, serta keahlian humas juga dapat dikatakan sebagai condong utama instansi ini yang melakukan hubungan ke internal maupun ekternal lembaga, dan humas di sini merupakan penyaji dan penyelenggra disetiap kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga.12”
Pertanyaan yang dijawab pula oleh Bpk Budi muliawan, sebagai berikut : “Humas di MPR RI menurut saya sangat berperan dalam dukungan teknis dan administratif di setiap kegiatan MPR RI baik berupa kegiatan lain maupun sosialisasi empat pilar ini yang merupakan agenda rutin MPR RI. Peran humas disini lebih sebagai penyelenggra dari pembuatan surat, pembuatan press release, pembuatan advetorial, pemilihan media dan sebagai pelaksanakan kegiatan yang dilakukan oleh MPR RI ini yang tidak hanya berupa kegiatan sosialisasi tetapi mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh MPR RI jadi dapat dikatakan bahwa humas MPR adalah penyaji kegiatan MPR RI13” berikut pernyataan Bpk. Agus menjawab tentang peran humas di MPR RI dalam pelaksanaan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini : “ Peran humas disini sangat penting karena humas merupakan agen utama kami dalam kegiatan sosialisasi ini di mana banyak sekali hal-hal yang
12 13
Hasil wawancara dengan Bpk. Agus Hasil wawancara dengan Bpk. Budi Muliawan
84
dilakukan demi terselenggaranya kegiatan sosialisasi ini dengan efektif, tanpa adanya peran humas dalam kegiatan sosialisasi ini tidak akan berjalan 14” Sedangkan menurut Bpk. Budi menjawab pertanyaan yang sama berikut jawaban beliau : “ Peran humas dalam kegiatan sosialisai Empat Pilar sangat vital karena peran humas disini yang langsung berhubungan dengan pihak intern dan ektern lembaga dan tanpa perannya sosialisasi ini tidak akan berjalan. Peran humas disini sangat berkaitan dengan semua unit terkait secara keseluruhan demi kelancaran kegiatan sosialisasi yang dilaksankan oleh MPR agar berjalan efektif dan efisien mengingat dalam kegiatan sosialisasi empat pilar ini merupakan agenda kerja utama lembaga. peran humas disini agar dapat mewujudkan tujuan lembaga sesuai yang diharapkan yaitu demi mendapatkan sikap simpati dan image yang baik dari masyrakat kepada lembaga dan dari rangkaian kegiatan ini akan disambut positif oleh seluruh masyarakat 15” Pertanyaan yang sama dijawab pula oleh Ibu Rharas sebagai berikut : “ Peran humas di MPR RI sangat penting, mengingat tanpa adanya kerjasama yang solid dari humas dan unit-unit yang terkait dalam kerjaan humas menurut saya kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal karena peran humas disini sebagai condong utama disetiap kegiatan sosialisasi yang di lakukan”.16 Menanggapi pertanyaan yang sama dijawab pula oleh informan sebagai berikut : “ Peran humas di MPR RI menurut saya sudah sangat memenuhi kualitas perannya di sini terbukti dalam pelaksanaan sosialisasi empat pilar ini humas MPR RI sangat bekerja dengan baik. Terlihat saat sekolah kami dipilih dimana surat yang dikirm melaui media internet merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh humas serta bentuk komunikasi yang dilakukan oleh humas MPR seperti yang disajikan oleh saya sebagai peserta audiens berupa kegiatan yang tereselenggara dengan baik17” Dari hasil observasi peneliti dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa humas di MPR adalah hanya sebatas sebagai mediator, penyelenggara atau pelaksana dukungan teknis dan administratif yang 14
Hasil Wawancara dengan Bapak Agus Hasil Wawancara dengan Bapak Budi 16 Hasil Wawancara dengan Ibu Rharas 17 Hasil Wawancara dengan Audiens 15
85
menetapkan media apa saja yang digunakan dalam mendukung publikasi sepertipembuatan surat, pembuatan press release, pembuatan advetorial tentang kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Lembaga. Peran humas sangat penting dalam melakukan kegiatan sosialisasi empat pilar ini sangat vital karena peran humas di MPR RI berhubungan langsung dengan pihak intern dan ektern lembaga yang terkait dengan banyak hal-hal yang dilakukan oleh humas dalam mendukung setiap kegiatan sosialisasi. Syarat menjadi humas tidaklah mudah seperti harus mempunyai keahlian berbicara kepada internal maupun ekternal lembaga dimana dalam perannya dikatakan sebagai fasilitator komunikasi, sedangkan keahlian dalam mengolah berita yang pantas untuk dipublikasikan, keahlian dalam mempersuasif masyarakat melalui kontent-kontent pesan-pesan yang ada didalam iklan advetorial, harus mampu menjadi mediator antara internal dan eskternal, dan humas harus mampu bekerja sama dengan unit-unit terkait. Humas harus mempunyai keahlian
berkomunikasi dengan lugas dan
kredibel apabila menjadi narasumber, harus mampu mampu menetapkan media apa saja untuk publikasi yang dilakukan seperti : membuat advetorial, press release, membuat berita di majalah internal lembaga dan website lembaga disini dapat dikatakan perannya sebagai teknisi komunikasi. Peran humas disini sangat berkaitan dengan semua unit terkait secara keseluruhan demi kelancaran kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh MPR berjalan dengan efektif dan efisien mengingat dalam kegiatan sosialisasi empat pilar ini merupakan agenda kerja utama lembaga dan sosialisasi merupakan bagian dari kegiatan humas. Fungsi
86
peran humas tentunya agar dapat mewujudkan tujuan lembaga untuk mendapatkan sikap simpati dan image yang baik dari masyarakat kepada lembaga dan dari rangkaian kegiatan sosialisasidapat disambut positif oleh seluruh masyrakat Peran humas tidak terlepas tanpa adanya kerjasama yang solid dari humas dan unit-unit yang terkait dalam kerjaan humas. Kegiatan sosialisasi empat pilar ini tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal tanpa adanya peran humas disetiap kegiatan sosialisasi yang di lakukan. Tujuan kegiatan yang dilakukan oleh humas tentunya dalam sosialisasi empat pilar ini ingin memberikan dan melakukan publikasi secara masif secara terus menerus kepada semua lapisan masyarakat agar dapat menyeluruh untuk memperoleh substansi isi dari pesanpesan Empat pilar agar dipaparkan dalam kehidupan sehari-hari serta menambah pengetahuan akan empat pilar ini kepada semua lapisan masyarakat. Dalam kegiatan tersebut tentunya banyak unit-unit yang terkait dengan humas dalam mendukung kegiatan sosialisasi empat pilar agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan sehingga narasumber pun menjawab : “ Pandanganya saya tentang unit-unit yang terkait dengan humas secara umum humas sangatterkait dengan unit-unit lain dalam tugas dan fungsinyauntuk melaksanakan kegiatan pemberitaan dan hubungan antarlembaga, keprotokolan, penerbitan, pengolahan data dan sistem informasi serta pelayanan perpustakaan. Unit-unit lain yang terkait secara khusus dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan yaitu : Persidangan dan Puskaji dimana dalam pelaksanaanya kegiatan sosialisasi empat pilar ini dua unit tersebut mendukung sebagai penyaji materi yang akan dikomunikasikan dalam beberapa sosialisasi yang membutuhkan materi dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi empat pilar ini 18“ 18
Hasil wawancara dengan Bpk. Agus
87
Sedangkan menurut pernyataan Ibu Rharas dalam menjawab pertanyaan yang sama beliau menjawab: “ Melihat dari kegiatan sosialisasi empat pilar ini maksud dari unit-init terkait lebih kepada pelaksaan secara dalam mendukung kegiatan sosialisasi empat pilar agar berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dikatakan unit-unit terkait tersebut seperti: Dinas Pendidikan,pihak kepolisian untuk keamanan saat melaksanakan kegiatan sosialisasi karena menggunakan media rakyat dan agar berlangsung baik dan tertib karena diselenggarakan out door dan jumlah target sasaran pada sosialisasi ini tidak dibatasi, selain itu pemerintah daerah setempat dan media baik cetak maupun eleketronik agar kegiatan tersebut terpublikasi dengan baik maksimal sehinggga sosialisasi Empat pilar ini berharap mendapat expetasi yang posistif dari semua kalangan masyarakat19” Dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara dimana dalam pelaksanaannya humas bekerja sama dengan unit-unit terkait lainnya karena fungsi dan tugas humas yang berbeda tetapi dalam kegiatan sosialisasi ini humas MPR RI bekerja sama dengan unit terkait secara administratif seperti : biro Persidangan dan biro Puskaji dimana dua unit tersebut mendukung secara administratif dalam kajian materi yang nantinya menjadi acuan dasar untuk dikomunikasikan oleh humas melalui metode sosialisasi yang berbeda-beda yang membutuhkan materi dasar dalam pelaksanaannya. Secara teknis menurut narasumber unit terkait tersebut yang mendukung dalam kegiatan sosilsasi empat pilar ini seperti bekerja sama dengan dinas pendidikan apakah sosialisasi ini pantas untuk dikomunikasikan dilihat dari isi-isi pesan yang disampaikan untuk meningkatkan dalam sektor pendidikan selain itu pihak kepolisian menurut nara sumber dalam pelaksaan sosialisasi yang menggunakan media rakyat target khalayaknya tidak dibatasi sehingga dalam metode sosialisasi 19
Hasil wawan cara dengan Ibu Rharas
88
ini audiensinya sangat banyak dan selenggrakan di luar ruangan atau out door oleh karena itu dibutuhkannya pengamanan dari aparat kepolisian karena dalam sosialisasi ini biasanya dihadiri pleh Pimpinan MPR RI sendiri. Selain itu dalam kegiatan sosialisasi ini bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat sehingga sebelum pelaksanaan sosialisasi empat pilar ini humas MPR melakukan survey terlebih dahulu untuk menentukan tempat pelaksaanaan sosialisasi dan yang akan menjadi target sasarannya. 4.2.2 Aktivitas Humas Humas Pada Dasarnya berfungsi sebagai Penghubung antara perusahaan instansi dengan publiknya. Hubungan yang efektif antara pihak-pihak yang berkepentingan demi tercapainya kepentingan-kepentingan dan keputusan bersama. Tujuan utama dari kegiatan seorang humas adalah untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian antara perusahaan atau instansi dengan publiknya. Secara garis besar aktivitas utamanya berperan sebagai berikut :20 1. Communicator Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak ataupun elektronik dan lisan atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak sebagai mediator. 2. Relationship Kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publiknya baik internal maupun eksternal, juga 20
Rosady Ruslan, Management PR dan Media Komunikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Hal : 26
89
berupaya saling menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama, dan toleransi antara kedua belah pihak. 3. Back up Management Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia, dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam tujuan pokok perusahaan atau instansi dan dapat pula meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh instansi. 4. Good Image Maker Menciptakan citra atau Publikasi yang Positif merupakan presentansi atau reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan atau instansi. Agar instansi memperoleh image yang baik, maka seorang humas dapat mengupayakan dengan menciptakan sesuatu yang baik pula. Proses kegiatan humas selalu diawali dan diakhiri dengan penelitian atau riset. Hal ini dikarenakan pelaksanaan komunikasi humas, tidak hanya sekedar melakukan komunikasi yang tanpa arah dan tujuan, melainkan mempunyai tujuan yang jelas dan pasti. Humas sebagai fungsi manajemen merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan organisasi. Karenanya seluruh aktivitasnya diupayakan untuk mendukung seluruh kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan lembaga. Berdasarkan dengan itulah, maka langkah kegiatan humas harus dijalankan dengan profesional.
90
Dalam pelaksanaannya kegiatan sosialisasi empat pilar yang dilakukan oleh MPR RI tidak terlepas dari peran humas dalam pelaksanaannya karena peran humas sangat penting untuk melakukan aktivitasnyaberupa kegiatan sosialisasi, 4.2.2.1.Sosialisasi Empat Pilar Sosialisasi
empat
pilar
ini
merupakan
bentuk
sosialisasi
yang
diselenggarakan oleh MPR RI sejak tahun 2006. Secara terprogram Majelis Permusyawarata Rakyat (MPR RI) telah melaksanakan sosialisasi empat pilar ini melalui metode pemasyarakatan yang disesuaikan dengan kelompok sasaran sosialisasi sesuai dengan segmentasi usianya21. Alasan utama lembaga mengadakan sosialisasi ini dan apakah penting untuk terus dikomunikasikan melalui sosialisasi yang diselenggarakan karena sosialisasi ini memang penting dikomunikasikan kepada seluruh masyarakat di Indonesia melihat minimnya pengetahuan masyarakat akan ideologi negara ini serta makin maraknya masyarakat yang bertindak menjadi anarkis, makin banyaknya tawuran antar pelajar yang semakin sehingga sosialisasi empat pilar ini sangat tepat karena isi dari nilai-nilai empat pilar yang sangat baik untuk dikomunikasi demi menimalisir kejadian tersebut serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ideologi negara ini dan menjadikannya empat pilar sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar dapat dipaparkan dikehidupan sehari-hari demi kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis22.
21
Studi Evaluasi Pemasyarakatan Empat Pilar, Kompilasi Laporan PUSKAJI 2011, Hal. 8 Kerangka Acuan Simposium Pancasila, “Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Hidup Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara”, Hal.1. Sekjen MPR RI 22
91
Dalam Penenlitian yang dilakukan oleh penulis, penulis memfokuskan hanya 4 (empat) bentuk sosialisasi yang dilakukan dari 7 kegiatan sosialisasi karena empat metode sosialisasi yang penulis fokuskan merupakan kegiatan komunikasi berupa sosialisasi yang benar-benar dilakukan sepenuhnya oleh Humas MPR RI dengan menggunakan media dalam menyampaikan pesan-pesan dari empat pilar. Oleh karena itu akan lebih terlihat detail bagaimana tahapantahapan atau proses disetiap kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh humas MPR dalam melakukan kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini. Sosialisasi merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan, kemampuan dan dasar yang membuat mereka mampu atau tidak mampu menjadi anggota dari suatu kelompok. Pengertian ini memandang sosialisasi sebagai sutau proses belajar dimana individu belajar dan mendapatkan nilai dari kelompokkelompok yang dimasukinya. Dalam kegiatan sosialisasi ini, ada tiga dimensi efek yang hendak ditualarkan oleh para pelaksana sosialisasi, yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek konatif atau psikomotorik. Efek kognitif meliputi kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap), sedangkan efek konatif (psikomotorik) berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu, bagaimana yang disampaikan oleh pembawa pesan sosialisasi. Sementara itu, dilihat berdasarkan visi dan misi, materi, tujuan serta kelompok sasaran yang ingin dituju, maka program sosialisasi atau pemasyakatan
92
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggarakan MPR RI sejak tahun 2006 dapat dikategorikan sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan secara umum. Pendidikan kewarganegaraan mengasumsikan bahwa para peserta didik adalah warga negara dewasa, dan oleh karenanya, mereka diposisikan sepenuhnya sebagai subyek yang aktif, dan bukan objek yang pasif. Atas dasar itu, civic educationlazimnya merupakan suatu upaya untuk mendidik warganegara agar memiliki pengetahuan, apresiasi dan akhirnya: kecakapan pasrtipatoris dalam kehidupan publik 23” Sosialisasi yang diselenggarakan oleh MPR ditahun 2011 ada 7 program metode sosialisasi yang dilakukan diantaranya : 1. Pemasyarakatan Langsung 2. Training of Trainers ( TOT) 3. Seminar / Sarasehan 4. Focus Group Disscussion (FGD) 5. Lomba Cerdas Cermat 6. Dialog Interaktif di Televisi 7. Seni dan Budaya
23
PUSKAJI MPR RI
93
Metode sosialisasi yang difokuskan oleh peneliti yaitu : Sosialisasi Lomba Cerdas Cermat, Dialog Interaktif, seminar/sarasehan dan Sosialisasi yang menggunkan media tradisional. 1. Program sosialisasi melalui lomba cerdas cermat : Kegiatan Lomba Cerdas Cermat dan karya tulis adalah bentuk sosialisasi atau pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dengan kelompok sasaran pelajar SLTA. Kedua jenis kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2006, dengan melibatkan SLTA di seluruh Indonesia. Lomba diawali dengan kompetisi di tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan di tingkat provinsi, hingga tahap terakhir dilakukan pada tingkat nasioanl di Jakarta. Sosialisasi ini dilakukan melalui media dimana pesan yang disampaikan dalam kegiatan ini melalui penyajian materi yang sudah di buat dalam berbentuk buku agar dapat dipelajari dan materi yang ada pada buku tersebut yang menjadi acuan pertanyaan yang akan di perlombakan dan berikut serangkaian kegiatan Lomba Cerdas Cermat Tingkat SLTA Tahun 2011 : I.
PENYISIHAN DAERAH A. Penjadwalan Seleksi Penyisihan daerah merupakan salah satu tahapan dalam kegiatan
lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat SLTA Tahun 2011 sebagai tahap untuk menyaring sekolah terbaik dari masing-masing provinsi yang akan bertanding di babak Putaran Final Jakarta.
94
Seleksi penyisihan daerah dilaksanakan sejak tanggal 19 Februari s.d. 9 September 2011. B. Peserta Lomba Peserta lomba di tingkat daerah provinsi adalah 18 (delapan belas) sekolah, dengan jumlah peserta masing-masing sekolah adalah 10 (sepuluh) orang siswa dan masing-masing sekolah didampingi oleh 2 (dua) orang guru. Oleh karena itu, di setiap daerah provinsi, jumlah peserta yang terlibat dalam lomba adalah 216 (dua ratus enam belas) orang, terdiri dari 180 (seratus delapan puluh) siswa dan 36 (tiga puluh enam) guru. Dengan demikian, karena dilakukan di 33 (tiga puluh tiga) provinsi, jumlah sasaran sosialisasi melalui metode cerdas cermat adalah 7128 (tujuh ribu seratus dua puluh delapan) orang, yang terdiri dari 5940 (lima ribu sembilan ratus empat puluh) siswa dan 1188 (seribu seratus delapan puluh delapan) guru. C. Babak Lomba Dalam seleksi penyisihan masing-masing provinsi, disaring 18 sekolah yang bertanding dalam 9 babak sebagai berikut: 1. babak penyisihan (6 lomba) 2. babak semifinal (2 lomba) 3. babak final (1 lomba) Dalam setiap lomba, dipilih 3 orang juri yang komposisinya berasal dari juri daerah, juri Anggota MPR dengan komposisi mencerminkan komposisi fraksi dan
95
kelompok MPR yang disesuaikan secara proporsional. Dalam babak Final dihadiri oleh satu orang Pimpinan MPR RI. NO. 1.
PROVINSI
5.
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Lampung
6.
Jambi
7.
Sumatera Selatan Bengkulu
2. 3. 4.
8. 9. 10. 11.
Sumatera Barat Riau
TANGGAL 19-23 Februari 2011 25 Feb- 1 Maret 2011 2-6 Maret 2011 7-11 Maret 2011 13-17 Maret 2011 18-22 Maret 2011 23-27 Maret 2011 29 Maret-2 April 2011 10-14 April 2011 15-19 April 2011 20-24 April 2011 25-29 April 2011 30 April-4 Mei 2011 5-9 Mei 2011
13.
Kepulauan Riau Sumatera Utara Aceh
14.
Banten
15.
DKI Jakarta
16.
Jawa Barat
17. 18.
D.I. Yogyakarta Jawa Tengah
19.
Jawa Timur
20.
Bali
10-14 Mei 2011 13-19 Mei 2011 20-24 Mei 2011 25-29 Mei 2011 30 Mei-3 Juni 2011 4-8 Juni 2011
21.
NTB
9-13 Juni 2011
22.
Papua
23.
Papua Barat
24.
Nusa Tenggara Timur Maluku
14-18 Juni 2011 19-23 Juni 2011 9-13 Juni 2011
12.
25. 26. 27.
Maluku Utara Sulawesi
29 Juni-3 Juli 2011 4-8 Juli 2011 9-13 Juli 2011
PIMPINAN YANG HADIR -
JURI ANGGOTA MPR
FRAKSI
-
-
Sutjipto, S.H., M.Kn
PEMENANG PROVINSI SMAN 1 Banjarbaru
Partai Demokrat Kelompok DPD PKS
SMAN 1 Tenggarong
Kelompok DPD PDIP
SMAN 2 Bandar Lampung SMA Titian Teras Jambi
Partai Golkar PDIP
SMK Negeri 3 OKU Baturaja SMAN 1 Lebong Sakti
-
SMAN 1 Gunung Talang
Dra. Mardiana Indraswati
PAN
SMA Plus
Ahmad Farhan Hamid Lukman Hakim Saifuddin Ahmad Farhan Hamid Melani Leimena Suharli Melani Leimena Suharli Lukman Hakim Saifuddin Lukman Hakim Saifuddin Hajriyanto Y. Thohari -
H. Said Akhmad Fawzi Zain Bachsin , S.HI. Drs. M. Martri Agoeng
Ir. H.M. Lukman Edy, M.Si
PKB
SMAN 1 Kundur
Lukman Hakim Saifuddin Lukman Hakim Saifuddin Melani Leimena Suharli Melani Leimena Suharli Hajriyanto Y. Thohari -
Dr. H. Rahmat Shah
Kelompok DPD Partai Demokrat Kelompok DPD -
SMAN 1 Pangururan
SMAN 1 Bogor
Melani Leimena Suharli Ahmad Farhan Hamid Hajriyanto Y. Thohari Hajriyanto Y. Thohari Ahmad Farhan Hamid -
Ir. H. Daryatmo Mardiyanto Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP I Gn Kesuma Kelakan , ST., M.Si Dr. KH. Surahman Hidayat , MA. Ir. Sumanggar Milton Pakpahan, MM Ir. Fary Djemy Francis, MM
Partai Demokrat Kelompok DPD PDIP Partai Golkar Kelompok DPD PKS
SMAN 2 Blitar
Partai Demokrat Gerindra
SMA Al-Fatah YPKP Sentani SMAN 3 Kota Sorong
Lukman Hakim Saifuddin
Dra. Hj. Chairun Nisa, M.A
Partai Golkar
SMAN 4 Kupang
Melani Leimena Suharli Ahmad Farhan Hamid -
Erik Satrya Wardhana, S.E.
Hanura
SMAN 4 Ambon
Ir. Anang Prihantoro Arif Wibowo Josef A. Nae Soi Nursuhud -
Adiyaman Amir Saputra , S.IP. Abdi Sumaiti H. Yusyus Kuswandana M. Afnan Hadikusumo
Ir. Agus Hermanto , MM
Partai
SMAN 1 Sampit SMAN 1 Kota Pontianak
SMA Insan Mandiri SMAN 2 Kota Tangerang SMAN 28 Jakarta
SMKN 1 Depok SMAN 1 Wonosobo
SMAN 1 Kediri SMAN 1 Narmada
SMAN 1 Tidore SMAN 1 Petasia
96
28. 29. 30. 31. 32. 33.
Tengah Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Kep. Bangka Belitung
14-18 Juli 2011 19-23 Juli 2011 24-28 Juli 2011 29 Juli-2 Agustus 2011 3-7 Agustus 2011
Sulawesi Tenggara
5-9 September 2011
-
Hj. Himmatul Aliyah S, MH
-
Ibrahim Sakty Batubara
-
Ruhut Poltak Sitompul, S.H. H. Syamsul Bachri S., M.Sc.
Lukman Hakim Saifuddin Hajriyanto Y. Thohari -
Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc. Dr. AW Thalib, M.Si. Arif Wibowo
Demokrat Partai Demokrat PAN
SMKN I Gorontalo SMAN 1 Majene
Partai Demokrat Partai Golkar PDIP
SMA Kristen Eben Haezar Manado SMAN 1 Soppeng
PPP PDIP
SMAN 9 Kendari
SMAN I Sungailiat
Berikut adalah pelaksanaan seleksi penyisihan daerah dari masing-masing provinsi: II.
PUTARAN FINAL JAKARTA Seleksi Putaran Final di Jakarta merupakan tahap lanjutan dari seleksi
penyisihan daerah, 33 sekolah yang berasal dari 33 provinsi datang ke Jakarta untuk berlomba pada tanggal 15-23 September 2011, bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Masing-masing provinsi mengirimkan delegasi sebanyak 13 (tiga belas) orang terdiri dari 10 (sepuluh) siswa dan 3 (tiga) pendamping. Dengan demikian, peserta yang terlibat pada lomba putaran final di Jakarta adalah 429 (empat ratus dua puluh sembilan) orang yang terdiri dari 330 (tiga ratus tiga puluh) siswa dan 99 (sembilan puluh sembilan) pendamping. Selama di Jakarta, selain mengikuti lomba, peserta mengikuti rangkaian kegiatan, antara lain adalah Audiensi dengan Pimpinan MPR, Pimpinan DPR, Pimpinan DPD, dan Wisata Pendidikan.
97
Dalam Putaran Final, 33 sekolah bertanding dalam 20 babak sebagai berikut: 1. Babak Penyisihan (11 lomba) 2. Babak Semifinal
( 6 lomba)
3. Babak Final (3 lomba)
Dalam putaran final, juri berasal dari anggota MPR sebagai berikut: 1. Ir. H. Agus Hermanto, M.M. 2. Laksda TNI (Purn) Adiyaman A. S., S.IP. 3. Sutjipto, S.H., M.Kn. 4. Ida Ria S, SE., M.M. 5. Ir. Hj. A.P.A. Timo Pangerang 6. Anton Sukartono Suratto 7. Dra. Hj. Chairun Nisa, M.A. 8. Drs. Josef A. Nae Soi, M.M. 9. Dra. Eddy Mihati, M.Si. 10. Drs. Agun Gunanjar Sudarsa, BC., IP., M.Si. 11. Drs. Achmad Basarah, M.H. 12. R. Adang Ruchiatna Puradireja Sudiono 13. Dr. HM. Sohibul Iman 14. Ir. HB. Nabiel Al Musawa, M.Si. 15. Ibrahim Sakty Batubara 16. Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc. 17. Dra. Mardiana Indraswati 18. Dra. Hj. Okky Asokawati, S.Psi. 19. DRS. H. Otong Abdurrahman 20. Martin Hutabarat 21. Erik Satrya Wardhana, S.E. 22. Drs. H. Mohammad Sofwat Hadi, S.H. 23. Drs. H. Abdul Gafar Usman, M.M., M.Sc.
98
Pemenang Putaran Final yaitu sebagai berikut: NO
PROVINSI
NAMA SEKOLAH
1
Jawa Tengah
SMA Negeri 1 Wonosobo
2
Sumatera Barat
SMA Negeri 1 Gunung Talang
3
Jambi
SMA Titian Teras
III. GRAND FINAL Grand Final merupakan tahap lanjutan dari babak putaran final di mana 3 sekolah dari 3 provinsi bertanding untuk memenangkan juara nasional. Perlombaan dilaksanakan di Gedung MPR pada tanggal 28 Oktober 2011 bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada pukul 14.00 WIB dihadiri oleh para anggota MPR, menteri kabinet Indonesia Bersatu 2, dan Pimpinan Lembaga Negara. Pemenang Grand Final Lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) PIlar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat SLTA se-Indonesia tahun 2011 adalah SMA Titian Teras dari Provinsi Jambi. Sama dengan lomba putaran final, dalam grand final, selain mengikuti lomba, peserta juga mengikuti rangkaian kegiatan, antara lain adalah Audiensi dengan Pimpinan MPR, Pimpinan DPR, Pimpinan DPD, dan Wisata Pendidikan.
99
2. Seminar / Sarasehan Kegiatan
sosialisai
berupa
seminar
/
sarasehan
adalah
bentuk
pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang dilaksanakan dengan melibatkan peserta lebih besar. Kegiatan ini tergolong paling banyak dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan sudah dilaksanakan di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama MPR RI dengan panitia lokal yang berasal dari berbagai unsur seperti Pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi atau kabupaten/kota), kalangan kampus (dosen atau mahasiswa), dan Organisasi sosial, politik kemasyrakatan (LSM, organisasi kepemudaan dan lain-lain). Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan cara tatap muka dimana dalam mengkomunikasikan isi pesan yang disampaikan oleh narasumber. Simposium Pancasila salah satu materi yang diseminarkan berikut salah satu contoh kerangka acuan seminar yang dilakukan oleh humas MPR RI untuk seminar yang diselenggarakan di Universitas Bangka Belitung. A. TUJUAN 1. Mendapatkan bahan masukan dari berbagai kalangan terkait dengan internalisasi nilai-nilai Pancasila dari berbagai perspektif permasalahan pemasyrakatan dan kebangsaan yang terjadi. 2. Mendapatkan bahan kajian/masukan dari berbagai pihak terkait dengan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam menjawab tantangan globalisasi dan kemajuan zaman.
100
3. Mendapatkan masukan dari berbagai kalangan tentang nilai-nilai yang perlu disosialisasikan kepada masyrakat sehingga nilai-nila Pancasila dapat terjabarkan dalam segala sendi kehidupan.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN Simposium Pancasila ini akan dilaksanakan pada tanggal 23 November 2011 bertempat di Universitas Bangka Belitung. C. TEMA, TOPIK, DAN NARASUMBER24 Tema Simposium : “Internalisasi
Nilai-Nilai
Pancasil
Dalam
Hidup
Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara” SESI I
Topik 1. Pancasila
Sebagai
Modus
Vivendi
Kehidupan
Beragama
dan
Terorisme,
dan
Berkepercayaan di Indonesia. Nara Sumber : Pakar
Topik 2. Pancasila
Menjawab
Tantangan
Komunisme,
Neoimperialisme. Nara Sumber : Anggota MPR
Topik 3. Pancasila Dalam menghadapi Era Globalisasi, Neoriberalisme, dan Kapitalisme Nara Sumber : Pakar
24
Laporan Cerdas Cermat Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tahun 2011, SekJen MPR RI
101
SESI II
Topik 4. Mengembangkan Karakter Generasi Muda dan Nilai Demokrasi dalam Kemajemukan Bangsa Narasumber : Pakar
Topik 5 Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Interaksi Politik Bangsa Indonesia. Narasumber : Anggota MPR
Topik 6 Interanalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membangun Karakter Bangsa. Narasumber : Pakar
D. PESERTA Simposium Pancasila ini diharapkan dihadiri oleh Sejumlah 300 (tiga ratus) peserta dengan rincian : 1. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) 2. Sivitas Akademika 3. Tokoh Masyarakat 4. Mahasiswa 5. Umum
E. MEKANISME PELAKSANAAN SEMINAR a. Seminar ini diselenggrakan oleh MPR bekerja sama dengan Universitas Negeri/Swasta atau Lembaga Organisasi lain yang ditentukan sebagai tempat penyelenggaraan. b. Seminar di Universitas/Lembaga/Organisasi dihadiri oleh Pimpinan MPR RI. Dan 2 (dua) orang anggota MPR Perwakilan dari Fraksi/Kelompok Anggota di MPR.
102
c. Seminar dibuka oleh Pimpinan MPR, dan apabila pimpinan MPR berhalangan Seminar Nasional/Diskusi Trfokus dapat dibuka oleh Pumpinan Sekretariat Jenderal MPR. d. Narasumber
Simposium
adalah
para
akademisi/praktisi
dari
universitas yang berjumlah 4 (empat) orang serta 2 orang dari anggota MPR. Narasumber menyusun makalah sesuai dengan standar penyusunan makalal ilmiah. e. Seminar dipadu oleh moderator yang mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi agar tidak menyimpang dari pokok bahasan. f. Seminar diikuti oleh para peserta dari unsur sivitas akademika, pemerintah, Organisasi Sosial Kemasyrakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat serta unsur lainnya yang ditentukan. g. Panitia Seminar merekam seluruh pembicaraan diskusi mulai dari sesi
pembukaan
sampai
dengan
penutupan
diskusi,
dan
mendokumentasikannya dalam bentuk transkip dan kaset/CD. h. Out Put Seminar adalah proosiding Simposium yang harus sudah disampaikan kepada pihak Sekretariat Jenderal MPR oleh Panitia penyelenggara
selambat-lambatnya
2
(dua)
minggu
setelah
penyelenggaraan. i.
Sebelum prosiding simposium selesai disusun. Hasil rumusan sementara, kaset/CD rekaman penyelenggaraan diskusi dan bahan lain yang diperlukan disampaikan kepada pihak MPR segera setelah dikusi terfokus selesai.
F. BIAYA PENYELENGGARAAN SEMINAR Biaya penyelenggaraan dibebankan kepada Anggaran MPR Tahun 2011.
G. PENUTUP
103
Hal-hal yang belum diatur dalam kerangka acuan ini akan dibicarakan dan ditentukan kemudian.25
Susunan Jadwal Seminar Pancasila Tahun 2011 NO
WAKTU
KEGIATAN
KETERANGAN
1
08.00-08.45
Regristrasi
Panitia
2
08.00-09.45
Pembukaan 1. Menyanyikan
lagu
Indonesia Raya 2. Laporan Panitia 3. Sambutan Rektor
MC/Panitia
4. Keynote Speech Pimpinan MPR sekaligus membuka acara Seminar 5. Tukar menukar Cinderamata 6. Foto Bersama 7. Pembacaan Doa 3
09.45-10.00
Coffe break
Panitia
SESI I
25
Kerangka Acuan Simposium Pancasila, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Hidup Bermasyarakat, Berbangsa, bernegara, SEKJEN MPR RI.
104
4
10.00-10.20
Pancasila Sebagai Modus Vivendi Kehidupan
Pakar
Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia 5
10.20-10.40
Pancasila Menjawab Tantangan Komunisme,
Anggota MPR
Terorisme, dan
(Fraksi Partai
Neoimperalisme. 6
10.40-11.00
Golkar)
Pancasila Dalam menghadapi Era Globalisasi,
Pakar
Neoriberalisasi, dan Kapitalisme. 7.
11.00-12.30
Tanya Jawab
Moderator
8.
12.30-13.30
ISHOMA
Panitia
3. Dialog Interaktif dan Pemberitaan di Televisi dan Media Cetak Kegiatan dialog interaktif dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai upaya untuk memperluas sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Kegiatan dialog ini ditayangkan oleh TVRI pada sore atau malam hari atau disesuaikan dengan jam tayang acara dialog yang ada di TVRI. Durasi tayang kegiatan dialog sekitar 60 menit, dengan mendiskusikan secara intensif tema-tema yang berhubungan
105
dengan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Dalam prosesnya, dialog interaktif melibatkan penontoon di studio ataupun pemirsa secara umum untuk memberi sumbang saran atau pertanyaan terkait dengan materi yang dibahas. Dialog Interaktif adalah metode yang juga digunakan dalam pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Metode dialog adalah cara penyampaian suatu informasi melalui interaksi dua arah dari narasumber kepada pesertaa atau dari peserta kepada narasumber. Dengan interaksi yang terbangun, diharapkan lebih maksimal dalam penanaman nilai-nilai Empat Pilar Selain dialog interaktif di televisi, proses sosialisasi nilai Empat Pilar juga dilakukan di media cetak baik media cetak nasional maupun media cetak di daerah. Bentuk pemasyarakatan dituangkan dalam berita ataupun advertorial. Jadi dapat disimpulkan oleh penulis kegiatan sosialisasi ini melakukan sosialisasi melalui media dimana pesan yang disampaikan
berupa tayangan di televisi serta di media cetak yang
berbentuk advetorial dalam menyampaikan isi atau pesan dari empat pilar ini. 4. Kegiatan Berbasis Seni dan Budaya Majelis Permusyarawatan Rakyat juga menyelenggarakan program sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam bentuk kegiatan budaya. Salah satu kegiatan yang utama adalah penyelenggraaan
106
pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang ini selain disaksikan secara langsung melalui stasiun televisi untuk memperluas jangkauannya. Selain seni wayang kulit di berbagai daerah juga diselenggarakan panggung rakyat tradisional dan pertunjukan seni budaya lainnya. Bentuk sosialisasi ini menggunakan media tradisonal pagelaran wayang kulit dimana pesan yang dikomunikasikan melalui cerita dari pagelaran wayang kulit tersebut serta dalam mempublis kegiatan sosialisasi ini dimana humas MPR bekerja sama dengan salah satu TV swasta untuk memperluas jangkauan agar isi yang disampaikan dalam cerita wayang ini dapat dipahami oleh masyrakat luas. Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan program sosialisasi yang dilaksanakan oleh humas dalam metode sosialisasi yang disebutkan diatas bentuk sosialisasinya dengan menggunakan media, baik itu media elektronik, cetak maupun media tradisional sebagai medium dalam penyampaian isi atau pesan Empat Pilar ini. Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara merupakan serangkaian kegiatan sosialisasi atau pemasyarakatan yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia sejak tahun 2006 dapat dikategorikan sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan secara umum. Pendidikan Kewarganegaraan mengasumsikan bahwa para peserta didik adalah warga negara dewasa, dan oleh karenanya, mereka diposisikan sepenuhnya sebagai subyek yang aktif, dan bukan objek yang pasif. Atas dasar itu, civic education lazimnya merupakan suatu upaya untuk mendidik warganegara agar
107
memiliki pengetahuan, apresiasi dan akhirnya : kecakapan pasrtisipatoris dalam kehidupan politik Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yakni Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, serta Bhineka Tunggal Ika sebagai simbol semangat persatu dan kesatuan bangsa dalam keanekaragaman Inonesia. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara diniscayakan sebagai pilar-pilar bangsa dan negara yang menopang keutuhan NKRI dalam mencapai tujuan cita-cita bangsa sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Berikut pemaparan isi dari Empat Pilar : 1) Pancasila merupakan pilar pertama sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bawah nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima dasar yang fundamental. 2) UUD NRI 1945 sebagai pilar kedua adalah hukum dasar yang wajib menjadi sumber hukum dan rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Klaim merupakan sebagau negara hukum yang demokratis
terwujud,
apabila
prnsip
constitusionalisme
dalam
penyelenggaran negara tidak dihidupkan. 3) Negara Kesatuan Republik Indonesia atau biasa kita sebut dengan NKRI sebagai pilar ketiga, yang merupakan konsesus yang harus dijunjung tinggi, kerena tujuan dari negara akan terwujud melalui perjuangan bangsa
108
Indonesia yang bersatu dalam NKRI, bukan negara yang terpecah-pecah penuh konflik dan pertentangan. 4) Pilar keempat yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang mana harus dijadikan sebagai solusi atas kemajemukan bangsa yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras, dan budaya. Kemajemukan dapat dijadikan sebagai investasi untuk bersatu, bukan sebagai alat pemicu konflik. Majelis Permusyawaratan Rakyat melakukan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara melalui berbagai metode sosialisasi yang disesuaikan dengan kelompok sasaran permasyrakatan baik di tingkat pemerintah pusat maupun di daerah agar materi muatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tersebut dapat dipahami secara utuh dan menyeluruh oleh seluruh komponen bangsa. 1.2.2.1 Proses Sosialisasinya Sebelum proses sosialisasi dilaksanakan tentunya harus ditetapkan dahulu siapakah yang menjadi target sasaran dalam sosialisasi empat pilar ini, teknik atau strategi apa saja yang dilakukan oleh humas di MPR RI agar tujuan yang diharapkan sesuai saat kegiatan sosialisasi ini dirancang.sehingga penulis mengajukan pertanyaan seputar strategi atau teknik apa saja yang dilakukan oleh humas MPR RI agar kegiatan sosialisasi empat pilar ini berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan oleh Lembaga dan pertanyaan ini dijawab oleh Bpk. Agus sebagai berikut : “ Strategi yang dilakukan oleh humas langkah awal adalah mentapkan dahulu
109
segementasi usia target sasarannya, sehingga dapat disesuaikan melalui metode sosialisasi apa yang sesuai dengan segmentasi umurnya agar tepat dan sesuai agar mendaptkan hasil yang diharapkan. Selain itu pemanfaat teknologi informasi yang dilakukan oleh humas di MPR, tidak hanya melalui pemanfaatan melalui situs MPR tetapi juga memanfaatkan media cetak seperti majalah internal lembaga ada juga dengan memanfaatkan dukungan media pers, karena fungsi media sangat strategis dalam bentuk publikasi yang dilakukan seperti melalui : advetorial, penyelenggaraan dialog interaktif dengan demikian jangkauan sosialisasi semakin luas dan menyeluruh kepada seluruh masyrakat di Indonesia yang tidak ikut sosialisai langsung namun mereka tetap mendapatkan sosialisasi melalui pemanfaatan media 26” Strategi merupakan langkah-langkah awal yang sudah ditetapkan humas dalam mendukung bagian dari kegiatannya sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara agar berjalan sesuai yang di harapkan dan berjalan dengan efektif dan efisien serta mendapatkan feed back dari target sasaran khalayak yang sudah ditentukan dalam setiap metode sosialisasi yang dilaksanakan sehingga penulis dapat menyimpulkan dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh humas MPR RI strategi yang digunakan yaitu dengan menetapkan dahulu segmentasi target sasarannya agar metode sosialisasi yang dilakukan sesuai dengan umur para audiens yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut serta pemanfaat sarana media sebagai salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan karena media merupakan wadah utama untuk dapat menyampaiakan pesan secara cepat dan efisien. Selain itu strategi yang lain adalah melakukan langkah proaktif dengan terus-menerus melaksanakan sosisaliasi untuk seluruh lapisan masyarakat. Melihat dari strategi yang dilakukan humas MPR RI agar kegiatan sosialisasi ini tepat sasaran pada target khalayaknya, penulis ingin mengetahui
26
Hasil Wawancara dengan Bapak Agus
110
seberapa pentingkah sosialisasi empat pilar ini di komunikasikan kepada khayalaknya, pertanyaan ini di ajukan kepada Ibu Rharas sebagai condong utama humas di MPR dan berikut jawaban beliau : “ Sangat penting sosialisasi ini dikomunikasikan kepada seluruh masyrakat di Indonesia melihat minimnya pengetahuan masyarakat akan ideologi negara ini serta makin banyaknya masyarakat yang menjadi anarkis, makin banyaknya tawuran antar pelajar yang semakin tak terkontrol oleh pihak sekolah sehingga sosialisasi empat pilar ini merupakan agenda kerja utama lembaga dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ideologi negara ini 27” Dalam Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan Bernegara target sasaran sosialisasinya siapa merupakan hal yang harus di prioritaskan sebelum pelaksaan, melihat dari metode sosialisasinya sangat banyak sehingga penulis ingin mengetahui siapa saja yang menjadi target sosialisasi empat pilar ini dan narasumber menjawab pertanyaan ini sebagai berikut : “Dalam sosialisasi Empat pilar ini semua lapisan masyarakat berhak mengikuti sosialisasi ini karena ini merupakan kegiatan sosialisasi bukan perlombaan. kententuan syarat hanya kepada bentuk sosialisasi yang kami lakukan dengan menyeseuaikan segementasi umur sasaran publiknya” Sedangkan menurut Bpk. Agus menjawab pertanyaan yang sama beliau menjawab sebagai berikut : “Dalam sosialisasi ini tidak dikhususkan target khalayaknya, semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia menjadi target kami dalam sosialisasi ini baik itu dari anak-anak hingga para orang tua dan baik itu yang berlatar pendidikan akademis maupun non akademis karena sosialisasi ini memang wajib untuk kami lakukan karena beberapa waktu terakhir ini jiwa bangsa Indonesia memang sedang rapuh28”
27 28
Hasil wawancara dengan Ibu Rharas Hasil Wawancara dengan Bpk.Agus
111
Melihat dari jawaban key infroman diatas penulis dapat menyimpulkan target sasaran khalayak pada kegiatan sosialisasi empat pilar ini tidak diperuntukan secara khusus, karena pada kegiatan sosialisasi empat pilar diperuntukan secara
menyeluruh kepada semua lapisan masyarakat dari
segmentasi yang berbeda-beda serta baik masyarakat yang berlatar belakang akademik maupun non akademik agar dai anak-anak hingga dewasa melihat dari kegiatan sosialisasi ini ada 7 metode sosialisasi di tahun 2011 sedangkan saat ini sudah ada 9 metode sosialisasi yang dilakukan oleh humas agar metode yang digunakan sesuai dengan target sasarannya. Menanggapi hal yang sama penulis pun ingin mengetahui dari dua informan sebagai target sosialisasi ini apakah dinilai sudah baik dan tepat target yang ditentukan oleh Humas MPR RI dalam pelaksanaan metode sosialisasi yang dilakukan, berikut pernyataannya : “Dari berbagai sumber yang saya dapati mengenai sosialisasi empat pilar ini dan saya liat pada realisasi dilapangan sejauh ini menurut saya bentuk metode sosialisasi yang diberikan oleh humas di MPR dalam menentukan target sasaran sosialisasi empat pilar ini sudah sangat tepat dan sesuai karena sosialisasi ini diperuntukan untuk berbagai segmentasi umur khalayaknya sehingga sangat pas contoh dengan sosialisasi cerdas cermat diperuntukan untuk kalangan pelajar SMA dan SMP bentuk sosialisasi yang sangat tepat selain pesan yang dikomunikasikan melalui lomba cerdas cermat ini, para audiens yang mengikuti pun sangat antusias dan tidak merasakan kejenuhan” Sedangkan menurut Audiens menanggapi hal tersebut berikut jawabannya : “ Menurut saya sosialisasi ini sangat tepat disosialisasikan untuk kalangan pelajar seperti saya. Lomba cerdas cermat yang kami ikuti sangat membuat kami berkesan dan menambah pengetahuan saya tentang empat pilar ini selain itu dalam kegiatan lomba cerdas cermat ini saya mendapatkan banyak teman baru diluar daerah dan saling bertukar pikiran. Jadi saya sangat senang sekali mengikuti sosialisasi ini”
112
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa seluruh kegiatan metode sosialisasi yang dilaksanakan oleh Humas MPR RI dinilai sangat tepat sasaran karena metode yang digunakan dan target yang ditetapkan dalam kegiatan sosialisasi ini sesuai dengan segmentasi usia para audiens/peserta yang menjadi target dalam sosialisasi ini.
4.2.3 Media Humas Media humas dalam ilmu komunikasi adalah sarana penghubung yang dipergunakan oleh seorang humas. Pada Penelitian ini Humas di MPR RI dalam pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar ini memilih dan menetapkan media apa saja yang tepat dalam pelaksaan sosialisasinya agar pesan yang disampaikan sefektif mungkin. Media humas terdiri dari dua bentuk yaitu media internal dan media eksternal Dalam melaksanakan peran kehumasan di dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilakukan oleh humas, metode atau media memiliki tempat yang sangat strategis untuk menentukan apakah kegiatan Sosialisasi empat pilar bisa berjalan dengan efektif atau tidak sesuai dari segala hal seperti segmentasi kelompok sasaran, jumlah kelompok yang akan menjadi sasaran, tempat kelompok sasaran, jumlah kelompok sasaran, jenis program yang akan dilaksanakan, materi sosialisasi yang akan diberikan, narasumber yang akan menyampaikan.
113
Dalam Penelitian ini, ada 7 bentuk metode yang digunakan dan media yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan kepada target sasaran sosialisasi yang disesuaikan dengan bentuk sosialisasinya karena media merupakan faktor pendukung utama baik dalam bentuk sosialisasi maupun dalam bentuk publikasi yang dilakukan oleh humas. sehingga untuk menjawab pertanyaan pada fokus penelitian yang kedua, menggunakan media apa saja yang dilakukan oleh humas pada sosialisasi empat pilar dan berikut jawaban dari Ibu Rharas : “Dalam kegiatan sosialisasi empat pilar pemanfaat media eletronik merupakan strategi dari lembaga agar memaksimal sosialisasi yang dilakukan agar dapat menyeluruh dan cepat di informasikan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia 29” Sedangkan menurut Bpk. Budi menjawab pertanyaan yang sama yaitu : “Media yang kami gunakan sebagai pendukung dalam publikasi kegiatan sosialisasi yang kami lakukan adalah media elektronik dan media cetak. media elektronik seperti : TV Nasional maupun TV Swasta dengan yang sudah kami pilih tentunya, media internet seperti publikasi melalui press release, adevetorial dan website kami dan DVD yang dikemas dalam bentuk film animasi 4 pilar. sedangkan untuk media cetak : seperti majalah majelis yang diperuntukan untuk internal lembaga, koran-koran sebagai publikasi dimedia, dan komik 30” Selain itu dalam penelitian ini berdasarkan temuan penulis pada laporan monitoring media berdasarkan data sekunder yang penulis peroleh memang dalam penelitian ini mengunakan media elektronik seperti: Televisi dan Internet dan media cetak seperi : surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya. Sebagai contoh salah
29 30
satu
sosialisasinya
yang
Hasil Wawancara dengan Ibu Rharas Hasil Wawancaran Dengan Bpk. Budi
menggunakan
media
massa
elektronik
114
televisiyaitu:sosialisasi “Dialog Interaktif Empat Pilar di TVRI”,pada sosialisasi ini menggunakan media televisi pada proses sosialisasinya kepada khalayak serta Peliputan di beberapa media televisi swasta seperti : MetroTV, TV one, ANTVyang dipilih oleh Humas di MPR RI dalam bentuk publikasi yang dilakukan oleh Humas MPR RI. Bisa juga dengan media luar ruang seperti : Spanduk, Baliho, serta Pengiriman selebaran, buku, dan modul,-modul empat pilar lainnya melalui pos atau kegiatan canvasing31 Sementara menurut kedua narasumber diatas penulis dapat menyimpulkan dalam pelaksanaannya media memang aspek penting dalam bentuk dokumentasi yang dikemas oleh humas MPR RI untuk mempublish serangkaian kegiatan sosialisasi empat pilar
kepada masyarakat dan dalam menetapkan media
disesuaikan dengan bentuk sosialisasi yang berbeda-beda agar informasi atau pesan yang ada dalam kegiatan sosialisasi ini dapat terkomunikasikan baik itu kepada internal maupun ekternal lembaga dari sebelum kegiatan sosialisasi ini di selenggarakan maupun saat sosialisasi ini berlangsung karena aktivas humas selalu berhubungan dengan media baik itu menyampaikan informasi yang sedang happening mupun informasi kegiatan yang akan dilaksanakan seperti contoh dalam bentuk administratif humas MPR mejalankan perannya sebagai teknisi komunikasi dalam pembuatan surat, memo, press release maupun undangan kepada seluruh khalayaknya dan hal ini ditanggapi oleh salah satu guru yang menjadi informan pembanding dalam penelitian ini mengenai hal terkait sehingga mengundang peneliti itu mengetahui dari mana dan melalui media apa beliau di 31
Kompilasi Laporan, “Studi Evaluasi Pemasyarakatan Empat Pilar, Kehidupan berbangsa dan Bernegara”.PUSKAJI MPR RI, Tahun 2011, Hal 82
115
undang dan mengetahui tentang program sosialisasi empat pilar ini sebagai berikut: “ Tentunya sebagai pendidik akademik disekolah saya selalu mengupdate wacana-wacana terbaru apa saja yang sedang happening yang tentunya berhubungan dengan akademik dan saya sendiri mengetahui tetang empat pilar melalui media website, acara televisi yang berupa dialog interaktif sebelum sekolah kami di pilih untuk mengikuti lomba cerdas cermat melalui Undangan yang dikirimnkan melalui website sekolah kami 32” Sedangkan menjawab pertanyaan yang sama audiens yang menjadi target sosialisasi ini menjawab : “Sekolah kami saat itu dipilih menjadi peserta setahu informasi yang saya dapati sekolah kami diberikan undangan dari MPR yang dikirim melalui website sekolah kami untuk selanjutnya memilih dan mempersiapkan siswa/siswi yang diperuntukan untuk mengikuti lomba cerdas cermat selain itu untuk kegiatan sosialisasi empat pilar ini sebelumnya saya sudah pernah nonton sepintas saja di Televisi 33” Penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas humas selalu berhubungan dengan media dalam mendukung kegiatan yang dilakukannya agar berjalan lebih efisien kepada khalayaknya. Untuk saat ini pemanfaat teknologi media baru seperti internet di nilai sangat efektif dan keterjangkauannya luas dan cepat. Namun tetap harus diperhatikan memilih media yang tepat dalam pelaksaannya agar sesuai dengan tujuan. 4.2.1 NARA SUMBER Menurut observasi yang dilakukan oleh penulis dalam Program Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang mana Narasumber menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan 32 33
Hasil Wawancara Dengan Guru Hasil Wawancara Dengan Audiens
116
sosialisasi Empat Pilar adalah faktor narasumber. Dalam suatu kegiatan seminar, lokakarya dan semacamnya dibutuhkan seorang narasumber yang tidak hanya mampu menyampaikan isi dan pesan materi dengan baik, tetapi juga mampu menyajikan dengan menarik. Untuk itu seorang narasumber harus memiliki kemampuan bahkan lebih jauh di atas rata-rata sehingga para peserta bukan hanya mampu menyerap materi dengan baik tetapi juga bisa mengikuti proses sosialisasi mulai dari awal sampai akhir dengan nyaman dan menyenangkan34. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pentuan narasumber. Pertama, harus memilki integritas moral yang baik. Integritas moral ini menjadi tolak ukur utama keberhasilan terutama berkaitan dengan output sikap dan perilaku. Kedua, harus memilki ketokohan yang cukup memadai. Ketokohan ini biasanya melekat pada dua hal, yaitu memilki pengalaman yang matang dalam kehidupan, ketiga, harus memliki kapabilitas. Kapabilitas ini tidak harus diukur dari gelar akademik, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan menguasai materi Empat Pilar secara komprehensif. Keempat, harus memilki kemampuan Public Speaking yang baik. Kelima, narasumber sangat disarankan memilki pemahaman dan kemampuan dibidang teknologi informasi. Untuk Menjawab Fokus Penelitian yang kedua tentang perannya sebagai Fasilitator Komunikasi Penulis ingin mengetahui tentang narasumber kegiatan sosialisasi ini sehingga penulis ingin mengetahui dengan mengajukan pertanyaan kepada salah satu 34
Kompilasi Laporan, “Studi Evaluasi Pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”. PUSKAJI MPR RI Tahun 2011. Hal 82
117
narasumber, siapakah yang menjadi narasumber dalam kegiatan sosalisasi empat pilar ini? dan pertanyaan ini dijawab oleh Ibu Rharas sebagai berikut : “Setiap sosialisasi yang kami laksankan tentunya pemilihan nara sumber menjadi hal yang kami fokuskan mengingat yang menjadi nara sumber kami disini adalah harus seseorang yang kredibel akan pengetahuan empat pilar itu sendiri dan untuk itu narasumber yang dipilih yaitu pimpinan disekretariat jenderal MPR RI atau pimpinan dari MPR RI 35“
Menjawab pertanyaan yang sama, ditangapi oleh audiens sebagai informan berikut pernyataannya : “Sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi empat pilar yang saya ikuti dinilai sudah sangat kredibel karena narasumber dalam kegiatan sosialisasi empat pilar saat saya menjadi peserta adalah pimpinan dari MPR RI ibu Meilani36” Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggarakan oleh MPR RI narasumber dalam kegiatan ini adalah pimpinan dari Sekjen MPR maupun anggota DPR, MPR serta Pimpinan MPR RI mengingat salah satu syarat menjadi narasumber harus berkredibel dan mampu berkomunikasi dengan baik. Untuk menjawab fokus penelitian yang ketiga peran humas sebagai Penasehat Ahli, sehingga penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pelaksanaan sosialisasi empat pilar ini tentunya juga mendapatkan kendala dalam bentuk publisitas yang dilakukan mengingat tidak semua media yang dipilih humas MPR untuk mendukung publikasi sosialisasi empat pilar ini
35 36
Hasil Wawancara dengan Ibu Rharas Hasil Wawancara dengan Audiens
118
sehingga muncul pertanyaan untuk menjawab implikasi peran humas sebagai fasilitator penulis
mengajukan pertanyaan tentang adakah media yang
memberitakan hal negatif tentang sosialisasi empat pilar yang dilselenggarakan oleh MPR RI ini mengingat lembaga pemerintahan ini sedang happening tentang kasus-kasus yang dialami oleh anggota dewannya sampai dengan masalah sepele dan adakah dampak pemberitaan yang miring tentang sosialisasi empat pilar ini ini dan pertanyaan ini ajukan kepada Ibu Rharas selaku Kasubag Pemberitaan berikut jawaban dari beliau : “Hasil dari evaluasi yang dilakukan oleh kami sejauh ini semua media baik itu media nasional maupun swasta di rasa hampir menyambut positif dengan semua kegiatan sosialisasi yang kami selengggarakan ini mengingat sangat pentingnya akan nilai-nilai dari 4 pilar. menurut para media yang kami amati mereka sangat antusias terhadap kegiatan sosialisasi yang kami lakukan dengan berbagai metode sosialisasi yang berbeda karena setiap kegiatan sosialisasi yang kami lakukan selalu mengundang para media yang sudah kami pilih untuk ikut dalam publikasi kegiatan yang kami lakukan maupun evaluasi kegiatan melalui konferensi pers. saat ini kami menyelenggarakan pula sosialisasi khusus untuk temen-temen media yaitu pers gathering di mana para pesertanya adalah seluruh temen-temen media di seluruh Indonesia37” Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam kegiatan sosialisasi ini temanteman dari berbagai media sangat menyambut positif kegiatan ini mereka memberitakan hal yang negatif mungkin lebih peruntukan kepada DPR dan perilaku anggota dewan DPR karena MPR dan DPR walaupun satu atap sehingga tidak ada pegaruh negatif terkaitannya dengan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan fokus penelitian yang keempat peran humas sebagai Fasilitator pemecah masalah :
37
Hasil wawancara dengan ibu Rharas
119
Setiap pelaksanaan suatu acara tentunya mengalami kendala yang datang dari berbagai aspek, untuk menjawabsehingga penulis mengajukan beberapa pertanyaan, apakah kendala yang dihadapi oleh Humas MPR RI dalam saat pelaksanaan kegiatan sosialisasi empat pilar ini ? dan berikut jawaban dari Bpk. Agus : “Disetiap kegiatan tentunya ada masalah yang akan dihadapi, dalam hal ini kami sebagai humas yang bertanggung jawab hanya dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh MPR RI ini sudah memikirkan dan menyusun rencana lain untuk agar kegiatan yang dilaksanakan tetap berjalan efektif. Sejauh evalusasi kami sampai tahun 2012 ini kendala yang dihadapi secara teknis lebih kepada jadwal narasumber yang terkadang berubah sehingga kami pun dapat menghandlenya dengan baik dengan menggantikan narasumber lain karena nara sumber itu sendiri adalaanggota dari MPR maupun DPR serta pimpinan MPR RI maupun Pimpinan MPR maupun Pimpinan Sekretariat Jenderal MPR RI jadi kendalanya hanya terbatas kepada jadwal saja lebih kepada teknis”. Menanggapi dalam peran kehumasannya sebagai fasilitator pemecah masalah. humas MPR dalam sosilisasi empat pilar dilibatkan lebih kepada teknis sehingga penulis dapat menyimpulkan dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Humas MPR RI permasalahan yang dihadapi oleh MPR dalam pelaksaannya lebih kepada teknis dalam sosialisasi ini saja. Sosialisasi Empat Pilar ini tentunya mempunyai tujuan apa-apa saja yang ingin dicapai dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini dan pertanyaan ini di jawab oleh Ibu Rharas sebagai Kepala Humas yang memegang peran besar dalam sosialisasi empat pilar ini. sebagai berikut : “Tujuan kedepannya tentunya kami ingin memberikan dan melakukan publikasi secara masif dan terus menerus kepada semua lapisan masyarakat agar dapat menyeluruh untuk memperoleh substansi empat pilar dan berharap dari kegiatan sosialisasi ini tentunya dapat dipaparkan dalam kehidupan sehari-hari dan
120
menambah pengetahuan akan ideologi negara ini baik itu semua lapisan masyarakat yang akademis maupun non akademis sehingga empat pilar ini berjalan maksimal sesuai rencana yang diharapkan demi mengurangi minimnya pengetahuan masyarakat akan norma-norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi hidup rukun aman dan damai38” Menanggapi pertanyaan yang sama di jawab juga oleh Bpk. Agus Sebagai berikut: “Tentunya di setiap kegiatan yang kami lakukan sebagai humas disini sebelum acara itu dilaksanakan melalui perencanaan yang matang dan mempunyai tujuan utama adalah pemerataan pengetahuan akan niai-niai empat pilar dan mengharapkan agar dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari hari agar kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi harmosi, hidup rukun. Sehingga nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi sesuatu hal yang mendasar dalam menata bangsa untuk dijadikan pegangan hidup bersama serta menajdi spirit yang dapat menjiwai kebijakan39”. Dari pernyataan dapat
disimpulkan dari setiap kegiatan/aktivitas
kehumasan selalu mempunyai tujuan atau target yang dingin dicapai dalam setiap program yang dilakukannya agar terukur dengan baik apakah program sosialisasi yang dilaksanakannya dapat dikatakan berhasil atau sukses, begitupun kegiatan sosialisasi empat pilar ini dimana sesuai dengan pernyataan dari dua narasumber diatas yang dapat penulis simpulkan bahwa Tujuan dari pelaksaan sosialisasi empat pilar ini yang diselenggarakan oleh humas sekjen MPR RI dibawah naungan lembagaMPR RI ingin memberikan dan terus melakukan publikasi secara masif kepada semua lapisan masyarakat agar dapat menyeluruh untuk memperoleh substansi empat pilar dan berharap dari kegiatan sosialisasi ini dapat dipaparkan dalam kehidupan sehari-hari dan menambah pengetahuan akan ideologi negara ini baik itu semua lapisan masyarakat yang akademis maupun non akademis. Sehingga nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
38 39
Hasil Wawancara Dengan Ibu Rharas Hasil Wawancara Dengan Bpk. Agus
121
menjadi sesuatu hal yang mendasar dalam menata bangsa untuk dijadikan pegangan hidup berbangsa dan bernegara. Dalam peranannya adakah peran humas disini yang lebih dominan dalam kegiatan sosialisasi empat pilar ini adalah sebagai berikut : “ Tidak ada yang dominan dalam perananya karena semua unit kehumasan saling terkait dan saling melengkapi sehingga apabila ada salah satu unit tidak bekerja sama dengan baik tidak akan terlaksana pula dengan baik sosialisasinya, semua saling terkait dan melengkapi sehingga akan berjaln dengan efektif dan efisien40” Menurut pernyataan dari Bpk. Agus bahwa Tidak ada yang dominan dalam perananya karena semua unit kehumasan saling terkait dan saling melengkapi sehingga apabila ada salah satu unit tidak bekerja sama dengan baik tidak akan terlaksana pula dengan baik sosialisasinya, semua saling terkait dan melengkapi sehingga akan berjaln dengan efektif dan efisien. Tugas dan fungsi dari biro humas MPR RI adalah melaksanakan kegiatan pemberitaan dan hubungan antarlembaga, keprotokolan, penerbitan, pengolahan data dan sistem informasi serta pelayanan perpustakaan dan dokumentasi. Kegiatan humas internal Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia yaitu: memberikan dukungan tenis administratif kehumasan kepada pimpinan dan anggota majelis, memberikan informasi secara menyeluruh terkait kegiatan MPR kepada internal seperti pegawai, honorer, dan pensiunan. Humas juga Melakukan pengelolaan data dan informasi terkait program dan kegiatan kehumasan, berkoordinasidengan unit-unit terkait dengan tugas pokok dan fungsi kehumasan. 40
Kegiatan
humas
Hasil Wawancara Dengan Bapak Agus.
ekstern
Sekretariat
Jenderal
Majelis
122
Permusyawaratan Rakyat Indonesia yaitu seperti melakukan koordinasi dengan lembaga/instansi pemerintah/swasta, melakukan komunikasi dengan berbagai media, melakukan diseminasi informasi, membuat memberikan informasi kepada masyarakat umum, mengelola pencitraan lembaga MPR/Pimpinan MPR. Dalam peranannya dalam melakukan kegiatan sosialisasi ini peran humas MPR RI lebih cenderung sebagai fasilitator dan teknisi komunikasi karena dalam melaksanakan sosialisasi ini humas bertanggung jawab hanya sebatas kegiataan sosialisasi empat pilar ini bukan lebih kepada secara umum sehingga dapat disimpulkan apabila ada masalah-masalah yang rumit terkait lembaga/organisasi ini mengimplementasikan peran humas MPR sebagai penasehat ahli dan fasilitator tidak dominan karena masalah-masalah yang dihadapi terkait sosialisasi ini hanyalah sebatas masalah teknis saja dan berikut penjelasannya : ”Peran humas lebih terlihat perannya sebagai teknisi komunikasi dan fasilitator komunikasi di mana peran hanya sebagai mediator dan merancang seluruh kegiatan sosialisasi ini tetapi tidak turut langsung dalam kegiatannya41” Sedangkan menjawab pertanyaan yang sama dijawab pula oleh Bpk.Agus sebagai berikut : “Menurut pandangan saya humas sebagai mediator untuk meyampaikan pesan baik itu bagi anggota kepada pimpinan dalam bentuk dukungan teknis, administratif, serta keahlian humas juga dapat dikatakan sebgai condong utama instansi ini baik melakukan hubungan ke internal maupun ekternal lembaga, atau dapat saya katakan juga humas disini merupakan penyaji dan penyelenggara disetiap kegiatan lembaga tentunya seperti kegiatan sosialisasi, pembuatan advertorial di majalah majelis, pembuatan press release, yang selalu jadi mediator apabila ada masyrakat, ormas, universitas, sekolah yang ingin berkunjung ke gedung ini.42”
41 42
Hasil Wawancara dengan Ibu Rharas Hasil Wawancara dengan Bpk.Agus
123
Setelah program komunikasi ini dilaksanakan, maka MPR RI tentu ingin mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap publik atau khalayak sasaranya. Hal ini dilakukan evaluasi. Untuk mengetahui lebih lanjut efek dari program sosialisasi ini penulis ingin mengetahui lebih dahulu apa inti dari sosialisasi ini menurut para nara sumber tentang empat pilar ini : “ Isi dari 4 pilar merupakan nilai-nilai dasar dari pancasila, UUD’1945, Bhineka Tunggal ika, dan NKRI di mana pancasila merupakan pilar pertama sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bawah nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima dasar yang fundamental, pilar kedua yaitu UUD NRI 1945 adalah hukum dasar yang wajib menjadi sumber hukum dan rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Klaim merupakan sebagai negara hukum yang demokratis terwujud, apabila prnsip constitusionalisme dalam penyelenggaran negara tidak dihidupkan, pilar ketiga yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia atau biasa kita sebut dengan NKRI, yang merupakan konsesus yang harus dijunjung tinggi, kerena tujuan dari negara akan terwujud melalui perjuangan bangsa Indonesia yang bersatu dalam NKRI, bukan negara yang terpecah-pecah penuh konflik dan pertentangan. Pilar keempat yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang mana harus dijadikan sebagai solusi atas kemajemukan bangsa yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras, dan budaya. Kemajemukan dapat dijadikan sebagai investasi untuk bersatu, bukan sebagai alat pemicu konflik43” Untuk menjawab pertanyaan yang sama dijawab pula oleh salah satu informan sebagai berikut : “Empat pilar ini merupakan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh MPR RI ini dan informasi yang kami dapat seputar perubahan Undang-Undang Dasar pasca amandemen baru44” Sedangkan menurut audiens: “Empat pilar merupakan serangkaian bentuk sosialisasi yang dilaksanakan oleh MPR RI yang berisi nilai-nilai seperti :Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal
43 44
Hasil Wawancara dengan Bpk. Budi Hasil Wawancara dengan Guru
124
Ika, UUD 1945 dimana saya banyak mendapatkan pengetahuan baru tentang ideologi dan sejarah bangsa ini45” Dalam pelaksaanaannya anggaran menjadi pendukung utama dalam setiap kegiatan bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh humas, faktor yang sangat dominan dalam mendukung kegiatan sosialisasi ini membuat penulis ingin mengetahui dari mana anggaran tersebut di berikan berikut jawabannya yang akan dijawab oleh salah satu key informan dalam penelitian ini : “Anggaran tentunya menjadi faktor pendukung utama bagi kegiatan sosialisasi dimana pun agar terselenggara dengan efektif dan maksimal. mengingat sosialisasi ini dilaksanakan oleh lembaga tertinggi negara seperti MPR RI ini tentunya anggaran tersebut berasal dari APBN karena kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan rutinitas setiap tahunnya yang dilakukan oleh MPR demi mengaktualisasikan nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan benegara secara menyeluruh agar keutuhan bangsa terus terjaga46” Untuk melengkapi dalam penelitian ini,penulis ingin mengetahui bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh humas MPR RI dalam mengevaluasi kegiatan sosialisasi empat pilar ini serta kritikan atau saran dari para audiens mengenai sosialisasi empat pilar ini sebagai berikut : “ Tentunya setiap kegiatan sosialisasi yang kami lakukan terus kami pantau dan evaluasi untuk mengetahui apa saja kekurangan dalam kegiatan sosialisasi yang kami lakukan agar metode sosialisasi tersebut kami dapat perbaiki atau menambah metode-metode lainnya agar sosialisasi ini berjalan dengan maksimal dan biasanya setiap hasil dari evaluasi yang kami lakukan selalu mengadakan konferensi pers dengan menghadirkan media dan pimpinan sehingga kegiatan sosialisasi ini terkontrol dengan efektif dan efisien 47” Menjawab pertanyaan yang sama dijawab pula oleh key informan lainnya: “ Semua kegiatan sosialisasi yang kami lakukan melalui evaluasi di setiap kegiatan sosialisasi yang kami lakukan sejak tahun 2006 hampir semua kegiatan yang kami laksanakan dapat di katakan berhasil melihat dari jumlah 45
Hasil Wawancara dengan Audiens Hasil Wawancara Bpk Budi 47 Hasil Wawancara Dengan Bpk. Budi 46
125
para peserta yang terus bertambah setiap tahunya sehingga kami terus pun mengembangkan metode-metode sosialisasi yang kami lakukan yang di tahun 2011 ada 7 sosialisasi yang kami laksanakan tapi untuk tahun 2012 ini kami melakukan inovasi metode sosialisasi menjadi 10 metode sosialisasi melihat dari antusiasme para audiens yang mengikuti kegiatan sosialisasi yang kami lakukan yang merupakan kegiatan positif terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap masyrakat terhadap nilai-nilai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Para audiens program sosialisasi empat pilar ini juga mengakui dalam kegiatan ini sangat memberi manfaat dan mayoritas para peserta dalam program sosialisasi menyatakan mengalami peningkatan setelah mengikuti program ini.”
Sedangkan menurut salah satu infroman yang pernah mengikuti dalam salah satu tentang hasil evaluasi kegiatan sosialisasi ini berikut pernyataannya : “Hasil evaluasi kami yaitu dengan melakukan observasi dan melakukan sedikit tanya jawab kepada para peserta maupun audiens yang mengikuti kegiatan lomba cerdas cermat ini tentang sedikit materi akan empat pilar serta sikap mereka yang berubah menjadi anak-anak yang kagum akan tanah airnya serta bertambahnya pengetahuan akan empat pilar berarti kami dapat menyimpulkan dari kegiatan sosialisasi tersebut siswa didik kami bertambah pengetahuannnya akan empat pilar dan kami pun sebagai pendidik disini mendapat pemahaman baru akan empat pilar yang ternyata banyak sekali nilai-nilai atau norma di dalamnya yang baik untuk dikomunikasikan dan dipaparkan dalam kehidupan sehari-hari demi mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara dan untuk sektor kalangan antar pelajar sangat baik untuk meminimalisir kejadian seperti tawuran antar pelajar48” Menjawab hal yang sama dijawab pula oleh infroman lainnya sebagai berikut: “Dalam sosialisasi yang saya ikuti ini saya melihat banyaknya perubahan yang terjadi dalam diri saya dari mendapat pengetahuan baru akan empat pilar, dan apa itu empat pilar, serta manfaat-manfaat yang saya dapati dari sosialisasi ini sangat banyak49” Melanjuti pernyataan diatas Penulis ingin mengetahui apakah sosialisasi ini dirasa sudah cukup dalam bentuk-bentuk sosialisasi dan materi yang diberikan oleh Humas MPR RI dalam sosialisasi empat pilar ini : 48 49
Hasil Wawancara Dengan Guru Hasil Wawancara Dengan Audiens
126
“Dalam pemantauan kami sebagai pendidik setelah mengikuti serangkaian kegiatan sosialisasi lomba cerdas cermat tentang empat pilar dari materi yang diberikan oleh MPR menurut pendapat saya secara personal informasi yang disampaikan atau dikomunikasikan tentang nilai-nilai empat pilar yang disajikan sudah sangat cukup dan sangat detail50”
Dan pertanyaan yang sama dijawab pula oleh informan lainnya sebagai berikut : “ Sosialisasi yang diadakan oleh MPR ini menurut saya sudah sangat bagus khususnya dalam lomba cerdas cermat yang saya ikut sudah sangat tepat untuk target sasarannya seperti saya sebagai pelajar dan bentuk komunikasi yang diberikan melalui lomba cerdas ini dengan menggunakan media buku sebagai materi yang akan diperlombakan membuat saya sangat antuasias saat mengikuti kegiatan sosialisasi ini serta menambah wawasan saya sebagi pelajar tentang empat pilar in51” Dari seluruh kegiatan sosialisasi empat pilar ini adakah kekurangan dalam pelaksanaannya serta saran apa saja yang diberikan untuk MPR RI sebagai masukan atau kritikan agar sosialisasi ini lebih baik dan akan dijawab oleh para informan yang pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dan menjadi target sosialisasi ini : “Dalam serangkaian kegiatan sosialisasi empat pilar melalui metode cerdas cermat menurut kami tidak ada kekurangan dari sektor apapun serangkaian kegiatan tersusun dengan rapih dan terselenggara dengan baik dan efektif sesuai susunan kegiatan yang kami dapat apalagi saat kegiatan sosialisasi melalui metode cerdas cermat tersebut pimpinan MPR RI sendiri yang memberi sambutan saat acara berlangsung dan kami selaku pendidik disini sangat menyambut positif kegiatan sosialisasi ini.52” Sedangkan menurut informan lainnya : “Dalam sosialisasi empat pilar ini menurut saya sudah sangat baik dan saya pun merasa puas mengikuti kegiatan sosialisasi ini karena selain materi baru yang saya dapat tentang empat pilar ini saya mendapatkan pengalaman
50
Hasil Wawancara Dengan Guru Hasil Wawancara Dengan Audiens 52 Hasil Wawancara Dengan Guru 51
127
dalam berinteraksi depan media dan mendapat teman baru dari luar daerah sehingga membuat saya sangat antusias mengikutinya53” Saran yang diberikan untuk sosialisasi ini yaitu : “ Saran saya dalam kegiatan sosialisasi ini terus dilakukan sosialisasi empat pilar ini khususnya untuk para pelajar agar pengetahuan mereka akan empat pilar dapat dikomunikasikan terus menerus dari generasi ke generasi demi mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara sedangkan kepada metode sosialisasinya khususnya lomba cerdas cermat ini mungkin lebih baik juga apabila siswa-siswi SLTP mengikuti metode lomba cerdas cermat selain mendapatkan materinya anak-anak pun terlihat nyaman dan enjoy dalam mengikuti serangkaian kegiatan sosialisasi ini, dan berharap juga agar setiap sekolah dapat mengirimkan perwakilannya tidak hanya 10 orang saja tetapi dari setiap tingkatan kelas jadi mereka pun dapat merasakannya secara merata dan berharap terus melakukan kegiatan sosialisasi ini secara menyeluruh demi mewujudkan kehidupan berbangsa yang harmonis dan menjadikan empat pilar sebagai dasar pedoman dalam kehidupan seharihari54”
Kesimpulan yang penulis dapati menanggapi pernyataan diatas bahwa : Isi dari Empat pilar merupakan nilai-nilai dasar dari pancasila, UUD’1945, Bhineka Tunggal ika, dan NKRI di mana pancasila merupakan pilar pertama sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bawah nilai
pancasila
dijadikan
landasan
pokok,
landasan
fundamental
bagi
penyelenggaraan negara Indonesia yang sangat penting untuk dikomunikasikan. Dimana dalam kegiatan ini anggaran merupakan faktor pendukung kegiatannya mengingat sosialisasi ini dilaksanakan oleh lembaga tertinggi negara seperti MPR RI ini tentunya anggaran tersebut berasal dari APBN karena kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan rutinitas setiap tahunnya yang dilakukan oleh MPR demi mengaktualisasikan nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan benegara
53 54
Hasil Wawancara Dengan Audiens Hasil Wawancara Dengan Guru
128
secara menyeluruh agar keutuhan bangsa terus terjaga. Sosialisasi ini dapat dikatakan berhasil mengamati dari pernyataan yang diberikan oleh para informan sebagai salah satu audiens yang pernah mengikuti kegiatan sosialisasi ini yang merasa puas saat pernah menjadi peserta dalam sosialisasi ini dan sosialisasi ini pun meningkatkan pengetahuan mereka akan empat pilar selain itu bertambahnya teman dari beda daerah sehingga memperluas jaringan bersosialisasi salah satu tujuan dari sosialisasi empat pilar ini sehinggadapat dikatakan kegiatan sosialisasi empat pilar ini berjalan sesuai yang diharapkan oleh lembaga. Berikut adalah susunan Implementasi Peran Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Tabel Implikasi Peran Humas Humas MPR RI dalam mensosialisasikan 4Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara periodisasi 2011 Peran Humas
Karakter
Implementasi
Humas bertindak sebagai
Humas
MPR
komunikator dalam hal
bertindak
menyebarkan informasi
komunikator
sebagai
penyebaran Teknisi Komunikasi
informasi
mengenai
mengendalikan
sosialisasi 4 Pilar.
atau
informasi
kepada
program
Dimanapun, Humas
media massa
siap
penyebaran
dalam
Humas bertindak dalam berita
Humas
menyebarkan
informasi melalui
press
RI
kapanpun dalam informasi
kepada publik maupun media massa.
129
release, newsletter, brosur
Humas
Humas
MPR
RI
menyebarkan
bertindak
sebagai
press release yang bersifat
wartawan
dengan
satu arah
melakukan
media
monitoring.
Humas menyampaikan isi sesuai
dengan
porsinya
sebagai humas
Tidak
jarang
kegiatan
disetiap
sosialisasinya
Humas
menjadi
Moderator, Narasumber selain membentuk Media Relations di pelaksanaan Sosialisasi 4 Pilar.
PR dianggap orang yang paling
ahli
dalam
Humas MPR RI bertanggung jawab
menyelesaikan masalah
dalam setiap kegiatan yang berhubungan
Top Manajemen besikap
dengan media dan
pasif dalam pelaksanaan
khalayak
kegiatan Humas dengan khalayak
Penasehat Ahli
Top Manajemen menyerahkan segala urusan tentang kegiatan yang berkaitan dengan publik kepada Humas
Humas menentukan media yang di undang pada setiap sosialisasi dan juga memonitoring
130
berita yang berkaitan dengan pemberitaan 4Pilar
Fasilitator Komunikasi
Adanya teknik
Pengertian melalui
komunikasi dilakukan
kegiatan formal seminar
untuk mencegah dan
dan sosialisasi yang
mengatasi konflik
diadakan Majelis
Adanya teknik
Permusyawaratan
komunikasi yang
Rakyat RI seperti
bernegosiasi untuk
melaksanakan
memberikan pemahaman,
simpasium pancasila dan
serta saling pengertian
lomba cerdas cermat
berimbang dari kedua belah pihak
Adanya kegiatan komunikasi dua arah yang berimbang dari sikap Humas MPR RI
Fasilatator Pemecah Masalah
Humas berperan sebagai
Humas MPR RI
penengah antara lembaga
dilibatkan langsung
(MPR RI)
dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan khalayak
4.3
Pembahasan Secara khusus menyimpulkan dari hasil penelitian yang sesuai dengan fokus
penelitian penulis dapat menyimpulkan
131
1. Peran Humas sebagai Teknisi Komunikasi Dari hasil penelitian dan wawancara yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa humas di MPR adalah hanya sebatas sebagai mediator, penyelenggara atau pelaksana dukungan teknis dan administratif yang menetapkan media apa saja yang digunakan dalam mendukung publikasi seperti pembuatan surat, pembuatan press release, pembuatan advetorial tentang kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Lembaga. Peran humas sangat penting dalam melakukan kegiatan sosialisasi empat pilar ini karena peran humassangat vital di MPR RIyang berhubungan langsung dengan pihak intern dan ektern lembaga yang terkait dengan banyak hal-hal yang dilakukan oleh humas dalam mendukung setiap kegiatan sosialisasi. Syarat menjadi humas tidaklah mudah seperti harus mempunyai keahlian berbicara kepada internal maupun ekternal lembaga dimana dalam perannya dikatakan sebagai fasilitator komunikasi, sedangkan keahlian dalam mengolah berita yang pantas untuk dipublikasikan, keahlian dalam mempersuasif masyarakat melalui kontent-kontent pesan-pesan yang ada didalam iklan advetorial, harus mampu menjadi mediator antara internal dan eskternal, dan humas harus mampu bekerja sama dengan unit-unit terkait. Humas harus mempunyai keahlian berkomunikasi dengan lugas dan kredibel apabila menjadi narasumber, harus mampu mampu menetapkan media apa saja untuk publikasi yang dilakukan seperti : membuat advetorial, press release, membuat berita di majalah internal lembaga dan website lembaga.
132
Peran humas disini sangat berkaitan dengan semua unit terkait secara keseluruhan demi kelancaran kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh MPR berjalan dengan efektif dan efisien mengingat dalam kegiatan sosialisasi empat pilar ini merupakan agenda kerja utama lembaga dan sosialisasi merupakan bagian dari kegiatan humas. Fungsi peran humas tentunya agar dapat mewujudkan tujuan lembaga untuk mendapatkan sikap simpati dan image yang baik dari masyarakat kepada lembaga dan dari rangkaian kegiatan sosialisasidapat disambut positif oleh seluruh masyarakat Peran humas tidak terlepas tanpa adanya kerjasama yang solid dari humas dan unit-unit yang terkait dalam kerjaan humas. Tujuan kegiatan yang dilakukan oleh humas tentunya dalam sosialisasi empat pilar ini ingin memberikan dan melakukan publikasi secara masif secara terus menerus kepada semua lapisan masyarakat agar dapat menyeluruh untuk memperoleh substansi isi dari pesanpesan Empat pilar agar dipaparkan dalam kehidupan sehari-hari serta menambah pengetahuan akan empat pilar ini kepada semua lapisan masyarakat. Dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara dimana dalam pelaksanaannya humas bekerja sama dengan unit-unit terkait lainnya karena fungsi dan tugas humas yang berbeda tetapi dalam kegiatan sosialisasi ini humas MPR RI tidak akan berjalan apabila tidak terkait dengan unit lainnya. Media humas dalam ilmu komunikasi adalah sarana penghubung yang dipergunakan oleh seorang humas. Humas di MPR RI dalam pelaksanaan
133
kegiatan Sosialisasi Empat Pilar ini memilih media apa saja yang tepat dalam pelaksaan sosialisasinya agar pesan yang disampaikan sefektif mungkin. Media humas terdiri dari dua bentuk yaitu media internal dan media eksternal Setiap metode sosialisasi yang dilakukan tentunya menggunakan bentuk sosialisasi yang berbeda-beda karena sosialisasi ada 7 metode yang digunakan, dalam hal ini media menjadi faktor pendukung dalam bentuk sosialisasi yang digunakan dan dalam bentuk publikasi yang dilakukan oleh humas sehingg. Media merupakan aspek penting dalam bentuk dokumentasi untuk mempublish serangkaian kegiatan sosialisasi empat pilar dan dalam menetapkan media disesuaikan dengan bentuk sosialisasi yang dilaksanakan agar informasi atau pesan yang ada dalam kegiatan sosialisasi ini dapat terkomunikasikan baik itu kepada internal maupun ekternal lembaga dari sebelum kegiatan sosialisasi ini di selenggarakan maupun saat sosialisasi ini berlangsung karena aktivas humas selalu berhubungan dengan media agar berjalan lebih efisien kepada khalayaknya. Untuk saat ini pemanfaat teknologi media baru seperti internet di nilai sangat efektif dan keterjangkauannya luas dan cepat. Namun tetap harus diperhatikan memilih media yang tepat dalam pelaksaannya agar sesuai dengan tujuan. 2. Sebagai Fasilitator Komunikasi Dalam melaksanakan peran kehumasan di dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilakukan oleh humas. Strategi merupakan langkah-langkah awal yang sudah ditetapkan humas dalam mendukung bagian dari kegiatannya sosialisasi empat pilar kehidupan
134
berbangsa dan bernegara agar berjalan sesuai yang di harapkan dan berjalan dengan efektif dan efisien serta mendapatkan feed back dari target sasaran khalayak yang sudah ditentukan dalam setiap metode sosialisasi yang dilaksanakan sehingga penulis dapat menyimpulkan dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh humas MPR RI strategi yang digunakan yaitu dengan menetapkan dahulu segmentasi target sasarannya agar metode sosialisasi yang dilakukan sesuai dengan umur para audiens yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut serta pemanfaat sarana media sebagai salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan karena media merupakan wadah utama untuk dapat menyampaiakan pesan secara cepat dan efisien. Selain itu strategi yang lain adalah melakukan langkah proaktif dengan terus-menerus melaksanakan sosisaliasi untuk seluruh lapisan masyarakat. Sosialisasi empat pilar ini merupakan bentuk sosialisasi yang diselenggarakan oleh MPR RI sejak tahun 2006. Alasan utama lembaga mengadakan sosialisasi ini dan apakah penting untuk terus dikomunikasikan melalui sosialisasi yang diselenggarakan karena sosialisasi ini memang penting dikomunikasikan kepada seluruh masyarakat di Indonesia melihat minimnya pengetahuan masyarakat akan ideologi negara ini serta makin maraknya masyarakat yang bertindak menjadi anarkis, makin banyaknya tawuran antar pelajar yang semakin sehingga sosialisasi empat pilar ini sangat tepat karena isi dari nilai-nilai empat pilar yang sangat baik untuk dikomunikasikan demi menimalisir kejadian tersebut serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ideologi negara ini dan menjadikannya empat pilar sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
135
agar dapat dipaparkan dikehidupan sehari-hari demi kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis. Dalam Penenlitian yang dilakukan oleh penulis, penulis memfokuskan hanya 4 (empat) bentuk sosialisasi yang dilakukan dari 7 kegiatan sosialisasi karena empat metode sosialisasi yaitu : lomba cerdas cermat, dialog interaktif, seminar, sosialisasi melalui media wayang yang penulis fokuskan karena kegiatan komunikasi ini berupa sosialisasi yang benar-benar dilakukan sepenuhnya oleh Humas MPR RI dengan menggunakan media dalam menyampaikan pesan-pesan dari empat pilar. Oleh karena itu akan lebih terlihat detail bagaimana tahapantahapan atau proses disetiap kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh humas MPR dalam melakukan kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini.. Dalam kegiatan sosialisasi ini, ada tiga dimensi efek yang hendak ditualarkan oleh para pelaksana sosialisasi, yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek konatif atau psikomotorik. Efek kognitif meliputi kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap), sedangkan efek konatif (psikomotorik) berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu, bagaimana yang disampaikan oleh pembawa pesan sosialisasi. Program sosialisasi yang dilaksanakan oleh humas dalam metode sosialisasi menggunakan media, baik itu media elektronik, cetak maupun media tradisional sebagai medium dalam penyampaian isi atau pesan Empat Pilar ini. Melihat dari jawaban key infroman diatas penulis dapat menyimpulkan
136
target sasaran khalayak pada kegiatan sosialisasi empat pilar ini tidak diperuntukan secara khusus, karena pada kegiatan sosialisasi empat pilar diperuntukan secara
menyeluruh kepada semua lapisan masyarakat dari
segmentasi yang berbeda-beda serta baik masyarakat yang berlatar belakang akademik maupun non akademik agar dari anak-anak hingga dewasa Narasumber menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan sosialisasi Empat Pilar adalah faktor narasumber. Dalam suatu kegiatan seminar, lokakarya dan semacamnya dibutuhkan seorang narasumber yang tidak hanya mampu menyampaikan isi dan pesan materi dengan baik, tetapi juga mampu menyajikan dengan menarik. Untuk itu seorang narasumber harus memiliki kemampuan bahkan lebih jauh di atas rata-rata sehingga para peserta bukan hanya mampu menyerap materi dengan baik tetapi juga bisa mengikuti proses sosialisasi mulai dari awal sampai akhir dengan nyaman dan menyenangkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pentuan nara sumber. Pertama, harus memilki integritas moral yang baik. Integritas moral ini menjadi tolak ukur utama keberhasilan terutama berkaitan dengan output sikap dan perilaku. Kedua, harus memilki ketokohan yang cukup memadai. Ketokohan ini biasanya melekat pada dua hal, yaitu memilki pengalaman yang matang dalam kehidupan, ketiga, harus memliki kapabilitas. Kapabilitas ini tidak harus diukur dari gelar akademik, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan menguasai materi Empat Pilar secara komprehensif. Keempat, harus memilki kemampuan
137
Public Speaking yang baik. Kelima, narasumber sangat disarankan memilki pemahaman dan kemampuan dibidang teknologi informasi. Kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggarakan oleh MPR RI sebagai nara sumber dalam kegiatan ini adalah pimpinan dari Sekjen MPR maupun anggota DPR, MPR serta Pimpinan MPR RI mengingat salah satu syarat menjadi nara sumber harus berkredibel dan mampu berkomunikasi dengan baik. 3. Menanggapi dalam peran kehumasannya sebagai fasilitator pemecah masalah. Humas MPR dalam sosilisasi empat pilar dilibatkan lebih kepada teknis sehingga penulis dapat menyimpulkan dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Humas MPR RI permasalahan yang dihadapi oleh MPR dalam pelaksaannya lebih kepada teknis dalam sosialisasi ini saja. Sosialisasi Empat Pilar ini tentunya mempunyai tujuan apa-apa saja yang ingin dicapai dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini. Tujuan dari pelaksanaan sosialisasi empat pilar ini yang diselenggarakan oleh humas sekjen MPR RI dibawah naungan lembagaMPR RI ingin memberikan dan terus melakukan publikasi secara masif kepada semua lapisan masyarakat agar dapat menyeluruh untuk memperoleh substansi empat pilar dan berharap dari kegiatan sosialisasi ini dapat dipaparkan dalam kehidupan sehari-hari dan menambah pengetahuan akan ideologi negara ini baik itu semua lapisan masyarakat yang akademis maupun non akademis.
138
Dalam peranannya dalam melakukan kegiatan sosialisasi ini peran humas MPR RI lebih cenderung sebagai fasilitator dan teknisi komunikasi karena dalam melaksanakan sosialisasi ini humas bertanggung jawab hanya sebatas kegiataan sosialisasi empat pilar ini bukan lebih kepada secara umum sehingga dapat disimpulkan apabila ada masalah-masalah yang rumit terkait lembaga/organisasi ini mengimplementasikan peran humas MPR sebagai penasehat ahli dan fasilitator tidak dominan karena masalah-masalah yang dihadapi terkait sosialisasi ini Sedangkan melalui pengamatan penulis tentang sosialisasinya secara umum dapat
dikatakan bahwa pada proses dan metode yang dipilih untuk
mensosialisasikan Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara ini dinilai sudah dapat menyentuh aspek kognisi dan afeksi para pihak yang terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini. Program sosialisasi yang dilaksanakan oleh humas ini dinilai sudah cukup baik dalam mempersiapkan fasilitas , materi sosialisasi, dan narasumber. Proses dan metode yang digunakannya dalam sosialisasi dinilai cukup sehingga berhasil meningkatkan pengetahuan para audiens peserta program sosialisasi terutama terkait dengan nilai dan konsep yang terkandung di dalam empat pilar. Para peserta program merasakan memperoleh manfaat dari program ini. Pada tingkat ini dapat dikatakan bahwa program humas ini telah memliki sebagian masyarakat untuk mencapai keberhasilan. Program ini semakin mengkokohkan opini dan sikap positif peserta program kepada nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika terhadap
139
Pancasila, para audiens meyakini bahwa nilai-nilai Pancasila masih relevan dengan bangsa Indonesia ini. Pancasila dianggap merupakan alat perekat kemajemukan masyarakat Indonesia dan tidak tergantikan ideologi lain. Pancasila tidak saja sebagai dasar negara tetapi juga landasan bagi terpeliharannya kehidupan majemuk di tanah air. Lebih dari sekedar mengetahui konsep dasar dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, peserta program sosialisasi empat pilar ini dapat mengapresiasi kenyataan sosial masyarakat Indonesia yang ditandai olej sifatnya yang plural, baik dari segi agama, suku bangsa maupun ras sehingga mereka siap untuk hidup berdamai dengan realitas masyarakat Indonesia yang majemuk. Namun demikian, sebagian para peserta sosialisasi ini sangat menaruh harapan pada implementasi Pancasila dalam Kehidupan sehari-hari, efektifitasnya juga akan ditentukan oleh sebarapa jauh para petinggi negara dijadikan sumber teladan bagi rakyatnya. Efek program sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tanpa terlihat dari sikap peserta program. Dalam kehidupan sehar-hari mereka telah bersikap sesuai nilai-nilai dari empat pilar. Mereka tidak saja mempraktikan sesuai nlai-ilai dari empat pilar berbangsa. Mereka tidak saja mempraktikan sikap patuh terhadap hukum, mengedepankan musyawarah untuk menyelesaikan sengketa, tetapi juga bersedia menerima kenyataan sosial masyrakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Peserta program juga menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi untuk meneruskan pemasyarakatan atau sosialisasi Empat Pilar kepada lingkungan terdekatnya.
140
Keberhasilan program sosialisasi ini dalam menyentuh aspek kognisi dan afeksi dari pihak yang terlibat langsung dalam berbagai kegiatan program (peserta program) belum tampak sepenuhnya pada masyarakat. Kalaupun telah berhasil mencapai masyarakat, program sosialisasi empat pilar ini dianggap sebagai informasi umum saja. Oleh karena itu dari hasil penelitian yang penulis lakukan melalui wawancara mendalam dengan beberapa key infroman dan informan dapat menyimpulkan sikap masyarakat Indonesia sangat positif terhadap nilai-nilai Empat Pilar dengan Program Sosialisasi Empat Pilar ini karena sebagian audiens pada umumnya telah bersikap dan berperilaku relevan dengan nilai-nilai empat pilar ini bukan disebabkan oleh bentuk program sosialisanya. Dari
bentuk
peran
yang
dilakukan
oleh
humas
MPR
RI
dalammensosialisasikan empat pilar ini serta dari bentuk sosialisasinya dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara ini tidaak akan berjalan dengan efektif dan tujuan lembaga tercapai yaitu mengharapkan feed back dari seluruh target sosialisasi berupa citra yang baik dan positif kepada MPR RI tanpa ada peran humas didalamnya, karena peran humas di MPR RI ini sangat vital.