55
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Data departemen kesehatan menunjukkan peningkatan tajam angka infeksi, HIV & AIDS dari tahun ke tahun. Sejak ditemukan kasus pertama tahun 1987, hingga Maret 2009 tercatat 16.964 kasus di 33 propinsi.45 Jumlah ini belum menunjukkan keadaan sebenarnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah sebenarnya paling tidak 100 kali lipat dari yang dilaporkan. Namun yang paling mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa angkaangka tersebut terus berkencendurngan naik secara berlipat ganda dari tahun ke tahun dan sebagian terbesar (lebih dari 80%) menyerang kelompok usia produktif (20 sampai 49 tahun) disamping dampak psikologis dan sosial, hal ini akan berimplikasi pada menurunnya produktivitas kerja dan akan membebani pemerintah dan dunia usaha untuk biaya perawatan penderita AIDS yang sangat mahal. Yayasan AIDS Indonesia (YAI) merupakan sebuah organisasi nirlaba (non profit) yang didalamnya melakukan kegiatan-kegiatan sosial dalam upaya menanggulangi HIV&AIDS di indonesia. Yayasan sosial tersebut yaitu Yayasan AIDS Indonesia, yang dididrikan khusus menangani masalah-masalah yang ada kaitannya dengan penanggulangan
45
Company Profile Yayasan AIDS Indonesia Tahun 2009
55
56
ataupun pencengahan dari virus HIV&AIDS yang semakin lama semakin meningkat jumlah penderitanya. Yayasan AIDS Indonesia (YAI) didirikan guna untuk mewujudkan keperdulian terhadap masalah-masalah berkaitan dengan penanggulangan epidemic AIDS. Dalam menjalankan berbagai macam program penaggulangan HIV&AIDS Yayasan AIDS Indonesia hanya mengandalkan bantuan dana yang diperoleh dari dana donatur. Yayasan AIDS Indonesia didirikan oleh Kartini Mudjadi SH, Martina Widjadja, Prof. DR. Sarlito W Sarwono, Dr. Lukas Hendrata (alm), Dra. Mawarwati Djamaloedin, Drs. Jacob Oetama, Drs. Marzuki Oesman, Dr. Kartono Mohammad dan Darwina Pontjo Sutowo pada tanggal 17 Agustus 1993. Mereka mendirikan Yayasan AIDS Indonesia ini karena mereka sadar betul akan bahaya yang akan ditimbulkan dari penyebaran virus HIV&AIDS didunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya yang semakin meluas. Kegiatan pencegahan bahaya virus HIV&AIDS yang dilakukan oleh Yayasan AIDS Indonesia yang bersifat preventifini melalui penyebaran informasi yang bersifat edukasi kepada masyarakat luas khususnya usia produktif yaitu usia 20-49 tahun. Khususnya pada kalangan remaja yang rentan terhadap pergaulan masa kini. Selain penyebaran informasi, yayasan AIDS Indonesia juga membuat eventevent, penyuluhan tentang bahaya HIV&AIDS. Upaya penanggulangan HIV&AIDS Yayasan AIDS Indonesia selain melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang tadinya bisa terinfeksi. Upaya lain yang dilakukan Yayasan AIDS Indonesia apabila menemukan atau ada klien
57
dalam layanan hotline yang menanyakan tempat rehabilitas untuk mengidap virus HIV&AIDS maka Yayasan AIDS Indonesia akan memberikan informasi atau mengirim orang yang terinfeksi tersebut ke LSM atau Rumah Sakit yang menyediakan rehabilitas untuk pengidap HIV/AIDS. Yayasan AIDS Indonesia bertujuan menggalang swadaya masyarakat dalam menanggulangi masalah AIDS malalui penyelenggaraan kegiatan peningkatan kesadaran, pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap bahaya AIDS, memasyarakatkan tata nilai dan pola perilaku yang mendukung usaha pencegahan dan penaggulangan HIV&AIDS serta menyelenggarakan usaha-usaha lain dalam rangka melindungi masyrakat dari bahaya penularan HIV&AIDS serta menanggulangi akibat-akibat penularannya. Dalam melaksanakan program, Yayasan AIDS Indonesia mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Pengembangan kerja sama yang saling mendukung dan menngisi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lain yang bergerak dalam penanggulangan HIV&AIDS pada tingkat lokal, nasional maupun internasional. 2. Mengembangkan hubungan kemitraan yang tulus dan dinamis dengan pemerintah. 3. Pengembangan
swadaya
dan
kemandirian
kelompok-kelompok
masyarakat dalam menanggulangi HIV&AIDS dengan peningkatan kepedulian, sikap, pengetahuan, sikap dan keterampilan. 4. Memasyarakatkan tata nilai dan pola perilaku seksual yang bertanggung
58
jawab sebagai strategi utama dalam pencegahan HIV&AIDS. 5. Peningkatan sikap dan penanganan kemanusiaan terhadap orang yang hidup dengan HIV&AIDS dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan menempatkannya sebagai bagian strategi program penanggulangan HIV&AIDS.
4.1.1 Tujuan Yayasan AIDS Indonesia Adapun tujuan didirikan Yayasan AIDS Indonesia, yaitu : 1. Tujuan Umum, antara lain : 1) Menggalang swadaya
masyarakat dalam
menanggulangi
masalah AIDS melalui penyelenggaraan kegiatan peningkatan kesadaran, pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap bahaya AIDS. 2) Memasyarakatkan tata nilai dan pola prilaku dan mendukung usaha pencegahan dan penanggulangan HIV&AIDS. 3) Menyelenggarakan usaha-usaha lain dalam rangka melindungi masyarakat dari bahaya HIV&AIDS serta menanggulangi akibat-akibat penularannya. 2. Tujuan Khusus, yaitu: 1. 2.
Mengurangi tingkat penularan penyakit HIV&AIDS. Menciptakan memudahkan
suasana/lingkungan diselenggarakannya
yang
kondusif
upaya
guna
pencegahan,
pengobatan serta perawatan yang komprehensif terhadap
59
pengidap HIV&AIDS. 3. Meningkatkan kemampuan penanggulangan (response) untuk mencegah,
mengobati
dan
merawat
serta
memberikan
dukungan kepada pengidap HIV&AIDS. 4. Meningkatkan
koordinasi
dan
kerjasama
antar
sektor
pemerintah, LSM, serta swasta, organisasi ODHA dan lembaga donor
internasional
guna
memudahkan
penyelenggaraan
program.
4.1.2 Sasaran Yayasan AIDS Indonesia Sasaran
penanggulangan
HIV&AIDS
dalam
rangka
mewujudkan
Indonesia Sehat 2010 adalah : 1) Semua remaja dan pemuda memperoleh KIE tentang cara pencegahan HIV&AIDS 2) Setiap orang mampu melindungi dirinya dari penularan IMS dan HIV&AIDS. 3) Semua darah donor, produk darah dan jaringan transplant bebas dari pencemaran virus HIV. 4) Setiap
ODHA
dapat
memperoleh
pelayanan
perawatan dan dukungan yang dibutuhkan.
pengobatan,
60
4.1.3 Visi dan Misi dari LSM Yayasan AIDS Indonesia, yaitu: Visi : Terciptanya masyarakat yang penuh rasa persaudaraan dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia untuk mampu menghadapi permasalahan HIV&AIDS tanpa rasa diskriminasi. Misi : Membangun, memelihara, dan mengembangkan jaringan LSM peduli
HIV&AIDS
jabotabek
dengan
mengikutsertakan
lembaga
pemerintah, non-pemerintah dan media massa.
4.1.4 Susunan Pengurus Yayasan AIDS Indonesia 1
Dewan Pembina Ketua
: Kartini Muljadi,SH
Anggota
: Prof. DR. Emil Salim Dr. Marzuki Usman Prof. DR. Sarlito Wirawan Sarwono Dra. Mawarwati Djamaloeddin
2
Pengawas
3
Dewan Pengurus
: Soebronto Laras
Ketua umum
: Martina Widjaja
Anggota
: Dr. Kartono Mohammad Darwina Ponco Sutowo
Sekretaris umum
: Dr. Sarsanto W. Sarwono
Sekretaris
: Ninuk Widyantoro
Bendahara umum
: Shinta Widjaja Kamdani
61
Bendahara
: Nancy Tjandra Muljadi
Anggota
: Ir. Niniek Suharini Muljadi Lucy Kamdani Eva Iskandar Tiara Josodirdjo Dra. Ika Safmarani Usman Dr. Linda Batuna Rachmat
4.1.5 Sekretariat 1. Kepala Sekretariat
: Maria Subekti sudigdo
2. Finance
: Rahayu Nur Wahyuni
3. Accounting
: Neni Novriyenti
4. Koordinator Program / PR : Robiyana 5. Koordinator KIE
: Andrian Yulianto
6. Koordinator Edutaiment
: Bernhard Adilaksono
5. Office Helper
: Bambang Setiawan
4.1.6 Tim Supporting Program Yayasan AIDS Indonesia 1. Koordinator Program
: Robiyana
2. Program Community Base Peer Educater
: Ratia
3. Program Layanan Konseling Hotline 530-3000
: Nurul
4. Koordinator KIE
: Adrian Yulianto
5. Program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) : Anna 6. Program Pos Informasi
: Syifa
62
7. Program Talktaiment
: Sulis
8. Koordinator Edutaiment
: Bernhard Adilaksono
9. Program Lomba Cipta Lagu YAI
: Rendy
10. Program Website
: Arico
4.1.7 Struktur Organisasi Yayasan AIDS Indonesia
Dewan Pembina Dewan Pengurus
Sekretariat Penggalangan Dana
Program
Program
Administrasi
(PR)
Relawan
4.1.8 Tugas-Tugas Kepegurusan Yayasan AIDS Indonesia A. Dewan Pembina Tugas dan Wewenang Dewan Pembina antara lain : 1. Membina dewan pengurus dalam memimpin kepengurusan Yayasan AIDS Indonesia. 2. Mengangkat dan memberhentikan dewan pengurus dan anggotanya. 3. Memimpin rapat tahunan.
63
B. Dewan Pengurus Tugas dan wewenang dewan pengurus antara lain : 1. Memimpin kepengurusan Yayasan AIDS Indonesia. 2. Mewakili Yayasan AIDS Indonesia dalam hubungan dengan kegiatan-kegiatan di luar Yayasan AIDS Indonesia. 3. Memimpin rapat-rapat pengurus. 4. Menandatangani surat-surat dan dokumen-dokumen penting 5. Mewakili Yayasan AIDS Indonesia untuk tindakan hukum, baik di luar maupun di depan pengadilan. 6. Mengajukan rencana kerja tahunan program Yayasan AIDS Indonesia dalam rapat tahunan. 7. Menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan program Yayasan AIDS Indonesia dalam rapat tahunan. 8. Mengangkat dan memberikan kepala sekretariat Yayasan AIDS Indonesia dan staff.
C. Sekretariat Tugas dan wewenang Kepala Sekretariat antara lain : 1. Menerjemahkan kebijakan pengurus yayasan ke dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan. 2. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan penugasan dan kewenangan yang diberikan oleh ketua secara tertulis. 3. Membantu dewan pengurus dalam melaksanakan tugas kesekretariatan Yayasan AIDS Indonesia.
64
4. Menghadiri rapat-rapat dewan pengurus menurut keperluan. 5. Mengkoordinasi tugas-tugas staff yang berada di bawahnya. 6. Mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan program yang ada.
D. Penggalangan Dana Tugas dan wewenang penggalang dana yaitu : Bertugas untuk membantu ketua dewan pengurus dalam memimpin dan
mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan
yang
berkaitan
dengan
penghimpunan dana dan pengembangan pusat-pusat usaha Yayasan AIDS Indonesia.
E. Program/ Public Relations Tugas dan wewenang program yaitu: 1. Menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan pengurus dalam kurun waktu satu bulan. 2. Bekerjasama dengan bagian administrasi dalam melaksanakan program. 3. Membuat laporan program yang sudah terlaksana.
F. Administrasi Yang berada dibawah divisi sekretariat tugas dan wewenang administrasi antara lain : 1. Memimpin pengelolaan kantor sehari-hari yang meliputi aspek administrasi, keuangan dan personalia.
65
2. Membuat laporan keuangan bulanan dari semua kegiatan program dan kantor secara keseluruhan. 3. Melaksanakan pembayaran pajak pendapatan staf Yayasan AIDS Indonesia dan urusan-urusan perpajakan lainnya.
G. Relawan Muda YAI Tugas dan wewenang Relawan Muda yaitu : Bertugas untuk mendukung bagian program dalam melaksanakan program-program
rutin maupun program khusus yang sudah
dicanangkan dalam satu tahun.
4.1.9 Struktur Public Relations Yayasan AIDS Indonesia Fungsi Public Relations untuk organisasi non profit yaitu bagian program yang merupakan sub divisi berada dibawah divisi sekretariat yang dikepalai oleh Maria Sudigdo. Mempunyai wewenang sebagai penerjemah kebijakan pengurus Yayasan ke dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan, membantu dewan pengurus dalam melaksanakan tugas kesekertariatan Yayasan AIDS Indonesia Keberadaan Public Relations dalam Yayasan AIDS Indonesia sampai saat ini mengacu pada pengertian Public Relations sebagai technic of communications (belum melembaga). Hal ini dapat terlihat dengan adanya seorang Koordinator Program yang memiliki wewenang menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan pengurus dalam kurun waktu satu bulan dan membuat laporan program yang sudah terlaksana.
66
Walaupun dalam Yayasan AIDS Indonesia fungsi Public Relations sebagai technic of communication telah tergantikan namun kedudukan Public Relations lebih berfokus pada posisi divisi program yang terdiri dari tingkatan ketua program, koordinator program, supporting program dan relawan yang berada dibawah secretariat dan dewan pengurus karena idealnya Public Relations berada dibawah pimpinan agar dapat memberikan masukan untuk dapat mengambil seluruh kebijakan organisasi. Dalam pratek dilapangan sesungguhnya fungsi public relations di Yayasan AIDS Indonesia sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat terlihat ketika ketua dewan pengurus mendampingi ketua dewan komite program saat wawancara baik di media elektronik maupun media cetak. Ketua dewan komite program mendampingi koordinator program pada saat rapat penting yang membahas maslah program kerja, dan juga pada saat koordinator program mendampingi supporting program dan relawan ketika ada rapat – rapat penting. Segala kegiatan yang dilakukan bagian program memiliki landasan atau tujuan yang hendak dicapai yaitu : 1. Membangun citra Yayasan AIDS Indonesia sebagai Yayasan sosial yang baik, yayasan sehat dan membeikan konstibusi padapembangunan bangsa dalam pemcegahan dan penanggulangan HIV& AIDS. 2. Membentuk dan merencanakan citra positif Yayasan AIDS Indonesia melalui kegiatan komunikasi dan publikasi Yayasan seperti program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), Talktaiment, Recruitment dan Edutaiment.
67
Berdasarkan landasan tersebut, bagian program melaksanakan tugasnya sebagai berikut : 1. Membuat buletin Yayasan AIDS Indonesia yang berisi berita-berita mengenai kegiatan selama periode waktu tertentu dan didistribusikan kepada publik intenal Yayasan AIDS Indonesia. 2. Menjalankan program-program yang sudah disetujui dalam dewan pengurus dalam jangka waktu satu tahun. 3. Bekerjasama dengan bagian admnistrasi dalam melaksanakan program. 4. Menyelenggarakan pameran dan roadshow sesuai dengan keputusan dari dewan pengurus. 5. Menyelenggarakan spesial event yang diselenggarakan sehubungan dengan adanya hari besar nasional (hari AIDS sedunia) dan ulang tahun Yayasan. 6. Membuat laporan program yang sudah terlaksana.
4.1.10 Program Yayasan AIDS Indonesia Tahun 2009 A. Kegiatan Rutin Yayasan AIDS Indonesia 1. Penyuluhan atau KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Kegiatan ini penyampaian informasi dengan metode diskusi dua arah yang dilakukan oleh para relawan – relawan muda Yayasan AIDS Indonesia kepada para pelajar SMP dan SMA dan lembaga masyarakat lainnya.
68
2. Talktainment Merupakan kegiatan KIE yang dikemas dalam bentuk edutainment. Kegiatan ini mengusung tema “Stop AIDS Act Now!!”. Acara yang berlangsung tanpa mengganggu KBM sekolah ini berlangsung sejak pagi hingga siang hari menjelang siswa/siswi pulang sekolah. Talk Tainment berupa obrolan santai yang lebih bersifat diskusi interaktif yang dikemas dalam bentuk hiburan dari para peserta itu sendiri dan juga oleh para bintang tamu yang diundang oleh Yayasan AIDS Indonesia. 3. Pos Informasi Kegiatan ini merupakan
penyampaian informasi dengan
metode
pembagian brosur informasi HIV&AIDS. Selain itu dibuka juga layanan konseling dan penjualan gimmick Yayasan AIDS Indonesia. Pos informasi ini akan bekerjasama dengan mall- mall di wilayah di Jabodetabek dan media massa. 4. Layanan Konseling Hotline 530-3000 Layanan konsultasi HIV & AIDS yang diberikan oleh relawan-relawan Yayasan AIDS Indonesia melalui layanan telepon yang dibuka sejak pukul 09.00 s.d 17.00 WIB. 5. Layanan Konseling Tatap Muka Layanan konsultasi HIV&AIDS yang dilakukan secara tatap muka langsung yang dibuka sejak pukul 09.00 s.d 17.00 WIB. 6. Rekrutmen Dan Pelatihan Relawan Perekrutan relawan baru yang dilaksanakan setiap tahun. Pembekalan ini dilaksanakan hanya satu hari untuk memberikan para calon relawan baru
69
tersebut
mengenai
informasi
dasar
HIV
dan
AIDS
sekaligus
memperkenalkan lebih dekat mengenai Yayasan AIDS Indonesia dan orang – orang didalamnya. 7. Refresh Materi Merupakan kegiatan yang dilakukan tiga bulan sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan relawan YAI melalui penyampaian materi yang berkaitan dengan HIV dan AIDS yang up to date. Kegiatan ini juga sekaligus menjadi ajang evaluasi materi HIV dan AIDS yang mereka sampaikan pada saat menjadi fasilitator. 8. Positif Donation Merupakan program penggalangan dana melalui charity box yang di letakkan dibeberapa titik strategis di terminal satu dan dua Bandara Soekarno Hatta. 9. Website www.yaids.com Program penyebaran informasi HIV&AIDS kepada masyarakat melalui internet atau media online. Program ini disediakan oleh YAI untuk lebih memaksimalkan penyampaian informasi HIV&AIDS kepada masyarakat. Selain itu didalam program website ini disediakan pula forum konsultasi dimana orang yang mengakses situs yang mempunyai nama domain www.yaids.com ini bisa bertanya langsung tentang permasalahan HIV&AIDS. Website ini juga berfungsi sebagai media komunikasi bagi para relawan dan dapat juga digunakan sebagai media promosi bagi sponsor yang turut bekerja sama dengan YAI. Website ini secara berkala terus diperbaharui informasi yang ada didalamnya sehingga bagi orang
70
yang mengakses website tersebut akan mendapatkan informasi yang terbaru tentang HIV&AIDS. 10. Pencetakan Gimmick Pencetakan
gimmick
merupakan
upaya
pendukung
untuk
lebih
menggencarkan lagi kegiatan penyebaran informasi HIV&AIDS dan penggalangan dana. Hingga saat ini sudah ada bermacam-macam gimmick yang sudah dicetak seperti Mug, Stiker (4 macam stiker), kaos, pin bulat, dan lain – lain.
B. Program PIPA ( Penyuluhan Intensif Penangkalan AIDS ) 1) Penyuluhan Tenaga Kerja. Program
penyuluhan
diperusahaan
yang
bersifat
memberikan
informasi tentang HIV&AIDS kepada tenaga kerja atau karyawan perusahaan. 2) Pelatihan Tenaga Kerja. Program penanggulangan HIV&AIDS ditempat kerja guna membentuk peer educator di kalangan pekerja, serta meningkatkan peran perusahaan dalam penanggulangan HIV&AIDS.
C. Program Khusus 1. BUBAR YAI (Buka Bareng YAI) Kegiatan ini merupakan kegiatan edutainment dengan memanfaatkan momen bulan Ramadhan yang diselenggarakan di sekolah menengah
71
keatas yang berada di jakarta. ada sekitar 200 orang akan hadir pada acara ini, yang terdiri dari siswa / siswi, guru, dan anak-anak panti asuhan setempat. 2. Community Base Activity. Program Community Base Activity merupakan program berbasis komunitas yang dilakukan 12 instansi baik dari universitas, sekolah, dan LSM yang berada di JABODETABEK. Bentuk kegiatan ini sendiri dilakukan dengan menggunakan metode pendidik sebaya ( peer educator ). Para calon pendidik sebaya ini akan diberikan pelatihan – pelatihan yang berkaitan dengan HIV & AIDS, sehingga mereka dapat melakukan pendidikan sebaya dimasing – masing komunitasnya.
D. Program Kerjasama 1) Hairdresser Against AIDS Kegiatan ini merupakan kerjasama antara L’Oreal dan YAI untuk mensosialisasikan
HIV&AIDS
di
dunia
Hairdresser.
Dengan
mengusung tema Hairdresser Againts AIDS kegiatan ini telah sukses dilaksanakan di empat kota besar, yaitu ; Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Semarang. 2) Youth Day Kegiatan ini merupakan kerjasama 14 LSM yang tergabung dalam koalisi Gema Sehat yang terdiri dari Yayasan Jantung, YAI, PB. Persatuan Guru RI, Kwarnas Pramuka, PB.IDI, Komnas Anak, MUI,
72
KPI, PPTI, PKBI, BNP DKI, YLKI, PB. HIMPSI. Kegiatan ini mengusung tema “Remaja dan Perubahan Iklim; Saatnya Bertindak!”. Kegiatan yang melibatkan 2000 remaja se–DKI ini dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Bapak Fauzi Bowo. Para peserta berpartisipasi dengan bersepeda santai dari Bundaran HI menuju Senayan dan kembali lagi ke Bundaran HI. 3) Teatrikal “RENT” Kegiatan ini dilaksanakan di Teater Mini Taman Ismail Marzuki. Pada penyelenggaraan teatrikal ini, Yayasan AIDS Indonesia diminta sebagai HIV&AIDS councelor. Selain itu Yayasan AIDS Indonesia diberi tempat untuk mendirikan stan sebagai pusat informasi HIV&AIDS dan penggalangan dana dengan penjualan pernak-pernik Yayasan AIDS Indonesia seperti pin pita, pin bulat dan stiker di stan tersebut. 4) Durex Care Sharing Session Kegiatan ini merupakan sosialisasi HIV&AIDS dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa mengenai bahaya dan penanggulangan HIV dan AIDS. Kegiatan yang mengususng tema”It’s time to talk about AIDS” ini dilakukan di 7 Universitas yang berada di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
73
E. Program Hari AIDS Sedunia 1. Talktainment Kegiatan talktainment merupakan kegiatan gabungan dari Talk show dan entertainment. Kegiatan ini dikemas semenarik mungkin dengan berbagai macam kuis dan hiburan yang disediakan oleh Yayasan AIDS Indonesia juga para siswa / siswi pada setiap sekolah yang dikunjungi. Acara yang mengusung tema “Stop AIDS Act Now” ini dilaksanakan secara road show selama 1 bulan sekali di sekolah wilayah Jabodetabek. 2. Soft Campiagn Soft Campaign merupakan kegiatan kampanye penyebaran informasi HIV&AIDS dengan membagi-bagikan materi AIDS Campaign seperti brosur, booklet dan stiker di 52 titik keramaian di wilayah Jabodetabek seperti mall, stasiun, halte busway, terminal dan tempat rekreasi. Selain itu Yayasan AIDS Indonesia juga memasang 30 spanduk yang bersifat rising awareness kepada masyarakat di beberapa stasiun dan mall selama minimal 3 hari dan maksimal 14 hari. 3. Panggung Hiburan Dukungan ODHA Acara panggung hiburan dukungan bagi ODHA merupakan puncak acara sekaligus penutup dari rangkaian kegiatan Hari AIDS Sedunia 2009. Acara ini dilaksanakan di Atruim Ex Plaza Indonesia. Panggung hiburan dukungan ODHA ini menampilkan band terkenal dari SONY BMG. Selain itu juga menampilkan nara sumber dan pendamping ODHA.
74
4.1.11 Pendanaan yayasan AIDS Indonesia Dalam hal ini seluruh Yayasan AIDS Indonesia dibiayai dengan dana dari para pendiri, usaha-usaha pencarian dana, kontribusi masyarakat dan organisasi nasional maupun internasional lain.
4.1.12 Kegiatan Public Relations Yayasan AIDS Indonesia A. Kegiatan Internal 1. Penerimaan relawan baru dalam jangka satu tahun sekali. 2. Memberi tahapan pelatihan untuk hotline dan fasilitator. 3. Menciptakan atau mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama kelompok relawan dengan supporting program dan karyawan lainnya. 4. Mendengarkan
keluhan
relawan
dan
mengevaluasi
semua
hambatan yang terjadi. 5. Memotivasi relawan dan melakukan briefing selama pelaksanaan kegiatan. 6. Melatih relawan untuk memiliki sebagian kemampuan dan kehumasan,
karena
pada
dasarnya
setiap
relawan
akan
berhubungan langsung dengan public eksternal. 7. Mengadakan pertemuan komite Program dengan Dewan Pembina dan dewan Pengurus untuk memutuskan kegiatan berikutnya. 8. Kegiatan Malam Keakraban antara para relawan.
75
B. Kegiatan eksternal 1. Menjalin hubungan dengan baik dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lain. 2.
Menjalin hubungan yang erat dengan instansi pemerintah, seperti : Departemen
Perhubungan,
departemen
Sosial,
Departemen Kesehatan, dll. 3. Membina hubungan baik dengan media massa, baik cetak maupun elektronik. 4. Penyebaran informasi mengenai HIV&AIDS melalui media penyuluhan dan pos informasi.
4.2. Hasil Penelitian Hasil wawancara secara mendalam penulis kepada key informan yakni Ibu. Robiyana selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia mempunyai wewenang
menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan
pengurus dalam waktu satu bulan, membuat laporan program yang sudah terlaksana. Bpk. Andrian Yulianto sebagai koordinator kampanye Yayasan AIDS Indonesia, bertugas membuat laporan program yang sudah terlaksana. Bertempat di kantor Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia di Jalan Ledjen S. Parman kav. 78 Slipi Jakarta Barat 11440. Sebagai pembanding dari jawaban-jawaban key informan, penulis telah melakukan wawancara dengan para informan yang pertama, Yudis Relawan Yayasan AIDS Indonesia yang bertempat di Kantor Sekertariat Yayasan AIDS
76
Indonesia di Jalan. Ladjen S. Parman kav. 78 Slipi Jakarta Barat 11440. Alasannya adalah Yudis Bertugas untuk mendukung bagian program dalam melaksanakan program-program rutin maupun program khusus yang sudah dicanangkan dalam satu tahun. Kedua adalah Saudari Ika sebagai Siswi SMA N 1 Jakarta, yang bertempat di SMA N 1 Jakarta, Jalan Budi utomo No.1 Jakarta Pusat. Alasannya sebagai relawan serta memberikan masukan kepada gerakan anti HIV&AIDS, melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi. Setiap perusahaan atau organisasi memang sejak awal berdirinnya memerlukan dan adannya peran dari public relations yang dahulu lebih dikenal dengan (hubungan masyarakat). Oleh karena itulah Yayasan AIDS Indonesia merupakan salah satu organisasi non profit yang masih mengatasi pencegahan Virus berbahaya itu yang biasa orang sebut virus HIV&AIDS , yakni Yayasan AIDS Indonesia membutuhkan public relations dalam struktur organisasi perusahaan dan dalam menjalankan fungsional serta tugas-tugas dari seorang public relations . Hal ini pun dikatakan oleh seorang public relations Ibu. Robiyana sebagai berikut: "fungsional serta tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang public relations adalah sebagai technic of communications meskipun telah tergantikan namun posisi public relations lebih terfokus pada posisi divisi program."46 Jadi, fungsional serta tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang public relations adalah sebagai technic of communications meskipun telah tergantikan namun posisi public relations lebih terfokus pada posisi divisi program.
46
Hasil wawancara Ibu. Robiyana public relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
77
Penempatan Public Relations dalam struktur organisasi Yaaysan AIDS Indonesia berada dibawah ketua Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia , dimana penempatan ini merupakan suatu kebutuhan perusahaan atau organisasi yang dilihat pengalokasian dari sumber daya manusia dalam divisi public relations harus memenuhi persyaratan tertentu seperti mempunyai tanggung jawab terhadap tugas dan perannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik, mempunyai kredibilitas sebagai public relations yang handal dan disiplin yang tinggi. Public relations dalam prakteknya adalah semua bentuk komunikasi yang terangsang baik ke dalam maupun keluar, antara sebuah organisasi dengan semua khalayaknya atau publiknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan saling pengertian. Merupakan suatu pandangan bagi public relations Yayasan AIDS Indonesia dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab perusahaan yang besar sehingga Yayasan AIDS Indonesia kini telah dikenal oleh masyarakat luas sehingga organisasi yang peduli terhadap pencegahan virus HIV&AIDS. Dalam sub divisi public relations Yayasan AIDS Indonesia sangat penting dalam
menunjang
keberhasilan
organisasi
seperti:
sekertariat,
relawan,
kooedinator program, semuanya itu sangat penting dalam membantu keberhasilan sebuah kampanye. Ibu Robiyana juga menjelaskan struktur organisasi public relations , yaitu sebagai berikut: "Dalam struktur oganisasi Yayasan AIDS Indonesia kedudukan public relations lebih terfokus pada posisi divisi program yang terdiri dari tingkatan ketua program, koordinator program, supporting program dan relawan yang berada dibawah sekertariat dan dewan pengurus karena
78
idealnya Public Relations dibawah pimpinan agar dapat memberikan masukan untuk dapat mengambil seluruh kebijakan organisasi. setahu saya semenjak saya bergabung menjadi staff Yayasan AIDS Indonesia, struktur koordinator program yang anda katakan sebagai Public Relations itu bisa berubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berjalan."47 Jadi, dalam struktur organisasi Yayasan AIDS Indonesia kedudukan public relations lebih terfokus pada divisi program yang terdiri dari tingkatan ketua program, koordinator program, supporting program dan relawan yang berada dibawah sekertariat dan dewan pengurus, karena idealnya public relations berada dibawah pimpinan agar dapat memberikan masukan untuk dapat mengambil seluruh kebijakan organisasi. Menurut struktur organisasi public relations itu sendiri disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berjalan. Di dalam setiap divisi dipimpin oleh kepala pimpinan sekertariat yang nantinya memberikan laporan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan kepada public relations Yayasan AIDS Indonesia. Tugas serta fungsi dari tiap-tiap divisi mempunyai andil dan tugas masing-masing seperti dalam membuat media press release atau mengenai artikel pelaksanaan kampanye dari awal hingga akhir, menghubungi rekan-rekan media patner yang ingin meliput. Hal ini pun dikatakan oleh koordinator program kampanye Bpk. Andrian Yulianto sebagai berikut: "Dalam pelaksanaan program kampanye sub divisi lainnya pun ikut serta dan bekerja sama dengan kami (sub divisi kampanye)karena kita masih dibawah naungan dewan pembina dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri kita masih tetap satu teamwork dalam satu wadah yaitu public relations. Contohnya dalam peliputan dan pembuatan pres release serta hubungan
47
Hasil wawancara Ibu. Robiyana selaku public relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
79
dengan media massa merupakan tugas dari meedia relations. Kemudian mengenai agenda acara atau yang lainnya merupakan team tersendiri."48 Jadi., dalam pelaksanaan program kampanye sub divisi lainnya pun ikut serta dan bekerja sama dengan kami (sub divisi kampanye)karena kita masih dibawah naungan dewan pembina dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri kita masih tetap satu teamwork dalam satu wadah yaitu public relations. Contohnya dalam peliputan dan pembuatan pres release serta hubungan dengan media massa merupakan tugas dari meedia relations. Kemudian mengenai agenda acara atau yang lainnya merupakan team tersendiri.
4.2.1 Identifikasi Masalah Dalam mengenali situasi Public Relations atau Humas mengadakan suatu analisis mengidentifikasi, baik penelusuran situasi atau kondisi Untuk kegiatan kampanye HIV&AIDS, koordinator program atau Public Relations Yayasan AIDS Indonesia Ibu. Robiyana menjelaskan sebagai berikut: "Kegiatan kampanye ini berjalan sejak berdirinya Yayasan AIDS Indonesia yaitu tahun1993 dengan bentuk kampanye yang selalu berbedabeda."49 Jadi, Menurut Ibu. Robiyana kegiatan kampanye ini sudah berjalan sejak awal berdirinya Yayasan AIDS Indonsia pada tahun 1993, dan setiap tahunya kegiatan kampanye ini selalu berbeda-beda dari tahun yang sebelumnya. Ibu. Robiyana juga menjelaskan tentang apa yang menjadi latara belakang adanya kampanye HIV&AIDS yaitu sebagai berikut: 48 Hail wawancara Bpk. Andrian Yulianto selaku coordinator program. Tanggal 26 April 2010. Di sekertariat Yayasan AIDS Indonesia. 49 Hasil Wawancara Ibu. Robiyana Selaku PR dan Koordinator Program. Tanggal 26 April 2010. di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
80
"Kampanye HIV&AIDS ini diadakanya karena kampanye HIV&AIDS adalah sebagai salah satu cara organisasi untuk mencapai tujuan, d mana Yayasan AIDS Indonesia adalah sebagai organisasi nirlaba yang bergerak dibidang pencegahan HIV&AIDS, organisasi tersebut memiliki harapan dapat menekan laju pertumbuhan HIV&AIDS dan pencegahan, serta penularan HIV&AIDS pada masyarakat luas, jadi dengan alasan tersebut Yayasan AIDS Indonesia selalu perupaya unruk menyebarluaskan informasi bahaya HIV&AIDS kepada masyarakat dengan kegiatan kampanye yang dikemas dalam berbagai macam bentuk event atau kegiatan."50 Jadi yang menjadi latar belakang adanya program kampanye HIV&AIDS adalah sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan. Di mana Yayasan AIDS Indonesia sebagai organisasi nirlaba yang bergerak dibidang pencegahan HIV&AIDS memiliki harapan dapat menekan laju pertumbuhan HIV&AIDS dan mencegah penularan HIV&AIDS kepada masyarakat luas. Jadi dengan alasan tersebut, Yayasan AIDS Indonesia selalu berupaya untuk memyebarluaskan informasi bahaya HIV&AIDS kepada masyarakat dengan kegiatan kampanye yang dikemas dalam berbagai macam bentuk event atau kegiatan. Selain itu Saudari Yudis dari Relawan Yayasan AIDS Indonesia, juga menjelaskan apa yang menjadi latar belakang diadakannya kampanye HIV&AIDS, yaitu sebagai berikut: "Untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai HIV&AIDS dilatarbelakangi sebagai informasi kepada masyarakat mengenai bahaya HIV&AIDS, untuk menekan angka korban HIV&AIDS, dan untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi ODHA (Orang Dengan HIV&AIDS), di lingkungan masyarakat."51
50
Hasil Wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations dan Koordinator Program. Tanggal 26 April 2010. di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia. 51 Hasil Wawancara Saudari Yudis. Selaku Relawan Yayasan AIDS Indonesia, Tanggal 29 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
81
Sedangkan menurut Ika Siswi SMA N I Jakarta menjelaskan apa yang menjadi latar belakang diadakannya kampanye HIV&AIDS yaitu sebagai berikut: "Untuk tepatnya lmengetahui latar belakang sie…saya tidak tau, mungkin lebih tepatnya bisa ditanyakan kepada pihak yang mengadakan acara kampanye itu.Tetapi mungkin saja, kampanye HIV&AIDS ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai bahaya HIV&AIDS."52 Jadi menurut Ika yang melatar belakangi diadakannya kampanye HIV&AIDS dilakukan untuk memberikan informasi mengenai HIV&AIDS. Ibu. Robiyana juga menjelaskan Peran Public Relations dalam pelaksanaan kampanye HIV&AIDS yang telah dilaksanakan pada tahun 2009, yaitu sebagai berikut: "Peran Public Relations selain sebagai salah satu pelaksana tetapi juga mengkoordinasikan dengan divisi program yang lain sekaligus mengevaluasi kegiatan-kegiatan kampanye tersebut."53 Peran Public Relations dalam Jadi menurut Ibu. Robiyana kampanye HIV&AIDS Tahun 2009 selain salah satu sebagai pelaksana tetapi juga mengkoorinasi dengan divisi program yang lain sekaligus menevaluasi kegiatankegiatan kampanye. Dalam setiap kegiatan kampanye pasti adanya pertimbangan, dan Ibu. Robiyana menjelaskan pertimbangan Yayasan AIDS Indonesia dalam melakukan kampanye yaitu sebagai berikut: "Yang menjadi pertimbangan Yayasan AIDS Indonesia adalah masih banyak masyarakat yang belum paham secara penuh mengenai informasi HIV&AIDS sehingga mereka tidak menyadari secara penuh bahwa mereka bisa
52
Hasil Wawancara Saudari Ika Siswi SMA N 1 Jakarta. Tanggal 27 April 2010. Di SMK Prima Wisata. 53 Hasil Wawancara Ibu. Robiyana. Selaku Public Relations Tanggal 26 April 2010, Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
82
tertular bahkan menularkan, selain itu masih banyak stigma dan diskriminasi dengan ODHA (orang dengan HIV&AIDS) yang dilakukan oleh masyarakat."54 Jadi, Yang menjadi pertimbangan Yayasan AIDS Indonesia adalah masih banyak masyarakat yang belum paham secara penuh mengenai informasi HIV&AIDS sehingga mereka tidak menyadari secara penuh bahwa mereka bisa tertular bahkan menularkan, selain itu masih banyak stigma dan diskriminasi dengan ODHA (orang dengan HIV&AIDS) yang dilakukan oleh masyarakat.
4.2.2 Pengelolaan Kampanye HIV&AIDS 4.2.1 kegiatan Kampanye HIV &AIDS Dalam setiap kegiatan kampanye Yayasan AIDS Indonesia lebih terfokus dan memprioritaskan pada anak pelajar atau pada usia Remaja ( dimana di usia remaja sangat rentan akan bahaya virus atau penyakit HIV&AIDS) hal tersebut dikarenakan lebih kepada dalam mewujudkan kemajuan bagi generasi muda pada saat ini serta lebih mudah untuk menyampikan informasinya. Ibu. Robiyana juga menjelaskan kegiatan Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dalam melakukan kampanye HIV&AIDS, yaitu sebagai berikut: "Kita memiliki tiga kategori kegiatan yaitu ada kegiatan rutin, kegiatan khusus dan kegiatan tahunan. Untuk lebih lanjut dapat dilihat dilaporan program tahun 2009 (terlampir)."55 Jadi, public relations dalam melakukan setiap kampanye Yayasan AIDS Indonesia
memiliki tiga kategori kegiatan yaitu ada kegiatan rutin, kegiatan
khusus dan kegiatan tahunan. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini 54 Hasil Wawancara Ibu. Robiyana. Selaku Public Relations dan Koordinator Program. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia. 55 Hasil Wawancara. Ibu. Robiyana. Selaku Public Relations dan Koordinator Program, Tanggal 12 November 2009. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
83
Hal serupa juga dikatakan oleh Bpk. Andrian yulianto sebagai koordinator kampanye, yaitu sebagai berikut: "Dalam kampanye tersebut progran yang di buat seperti Komunikasi informasi dan edukasi, pos informasi, buka bareng puasa Yayasan AIDS Indonesia, Lomba cipta lagu, dan berakhir pada Walk AIDS Sedunia."56 Jadi, Dalam kampanye tersebut progran yang di buat seperti Komunikasi informasi dan edukasi, pos informasi, buka bareng puasa Yayasan AIDS Indonesia, Lomba cipta lagu, dan berakhir pada Walk AIDS Sedunia. TABEL 1 Kegiatan Yayasan AIDS Indonesia Periode Januari-Desember 2009 Kegiatan kerja Program Kampanye Yayasan AIDS Indonesia Periode JanuariDesember 2009 terbagi dalam beberapa jenis kegiatan, yaitu: I. Program Rutin N o
Kegiatan
1
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
56
Waktu Atau Kegiatan
Pelaksanaan
Januari- Desember a. Kegiatan penyampaian informasi tentang HIV&AIDS kepada masyarakat yang dikemas dalam bentuk penyuluhan. b. Direncanakan pada tahun ini kegiatan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi dapat menjangkau 2000 orang di daerah Jabotabek. c. Pelaksana: Relawan Yayasan AIDS Indonesia d. Sasaran remaja dalam sekolah dan luar sekolah (organisasi kepemudaan, dll) e. Membagi-bagikan brosur dan pita.
Hasil Wawancara Bpk. Andrian Yulianto sebagai coordinator program kampanye. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
84
2
Talk Show
Januari-Desember 2009
3
Pos PIN Januari-Desember (Pelayanan 2009 Informasi)
4
Layanan Konseling
a. Kegiatan Talk Show merupakan kegiatan KIE b. (komunikasi, Informasi dan edukasi) yang dikemas dalam bentuk edutaiment c. Pelaksana: Relawan Yayasan AIDS Indonesia d. Sasaran di sekolah-sekolah e. Membagi-bagikan brosur dan pita. a. Pelayanan pos informasi HIV&AIDS merupakan kegiatan yang dilaksanakan di stand Yayasan AIDS Indonesia pada beberapa tempat EX: malmal yang ada disekitar se JABOTABEK b. Pelaksana: Relawan Yayasan AIDS Indonesia c. Sasaran para penggunjung mal d. Membagi-bagikan brosur, pita, pembatas buku, dan stiker e. Menggalang dana melalui penjualan pernik-pernik Yayasan AIDS Indonesia seperti: PIN, kaos, mug, stiker dll
Januari- Desember a. Program konsultasi melalui telp 2009 hotline dan konseling tatap muka tentang HIV&AIDS dengan para konselor Hotline Yayasan AIDS Indonesia yang telah dilatih b. Telp: (021) 5303000 c. Pelaksana: Relawan Yayasan AIDS Indonesia d. Tempat: Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia e. Waktu: Setiap hari kerja Senin-jumat: 09.00-17.00 Sabtu : 09.00-12.00
85
5
Rekruitmen dan 19 April 2009 Pelatihan Relawan
6
7
Pelatihan
26,27 Juli 2009
Konselor
dan 2,3 Agustus
Hotline
2009
Refresh Materi
16 Februari, 10 Mei dan 13 September
8
Positif Donation
a. Pembekalan HIV&AIDS merupakan proses tahapan dan pelatihan di Yayasan AIDS Indonesia. Pembekalan ini diberikan kepada calon relawan. b. Pelaksana: Panitia rekruitment dan pelatihan relawan c. Tempat: Yayasan AIDS Indonesia a. Pelatihan konselor Hotline HIV&AIDS merupakan proses rekruitment lanjutan yang dilakukan kepada setiap angkatan relawan Yayasan AIDS Indonesia pertahunnya. b. Pelaksana: Panitia rekruitment dan pelatihan relawan c. Tempat: Yayasan AIDS Indonesia a. Kegiatan ini merupakan upaya untuk membuat para relawan muda Yayasan AIDS Indonesia terus memperluas wawasan baik seputar HIV&AIDS maupun seputar informasi lainnya yang dapat menunjang terbentuknya relawan yang berkualitas. b. Pelaksana: Panitia rekruitment dan pelatihan relawan. c. Tempat: Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia
Januari- Desember a. Program penggalangan dana b. Bekerja sama dengan 2009 PT.Angkasa Pura, dengan menempatkan Charity BOX dibeberapa tempat di terminal satu dan terminal dua Bandara Soekarno Hatta. c. Selain itu penggalangan dana juga dilakukan melalui penjualan PIN, Kaos, Stiker, Mug dll
86
d. Selama tahun 2009 dana terkumpul Rp. 17.617.800 9
Percetakan
Januari- Desember a. Merupakan upaya pendukung 2009 untuk lebih mengencarkan lagi kegiatan penyebaran informasi HIV&AIDS dan penggalangan dana. b. Macam-macam Gimmick: mug, stiker,kaos,PIN dll.
I. Multimedia: No. Kegiatan
Waktu atau Kegiatan
Pelaksanaan
1
Januari-Desember
a. Program multimedia adalah program pengganti dari tabloid "Gaung Gadis" yang dulu pernah diterbitkan, akan tetapi sekarang tidak lagi diterbitkan. b. Selain berfungsi untuk menyebarkan informasi HIV&AIDS, program ini juga berfungsi untuk menyebarkan informasi mengenai kegiatan. c. Setiap bulanya di up date oleh para relawan.
Website
87
II Program Khusus No Kegiatan 1 Bubar Yayasan AIDS Indonesia (Buka bareng Yayasan AIDS Indonesia)
Waktu atau Kegiatan Pelaksanaan September (Selama a. Program ini merupakan Bulan Ramadhan) kegiatan edutaiment dengan memanfaatkan moment bulan ramadhan. b. Yayasan AIDS Inonesia bekerja sama dengan sekolah-sekolah. c. Acara Tlk show ini bertemakan "Save Our Think in Ramadhan" maksud dari tema tersebut adalah Yayasan AIDS Indonesia ingin mengajak seluruh siswa-siswi dan Guru untuk lebih peduli dan berfikir positif terhadap permasalahan HIV&AIDS.
2
27-29 Agustus
Community Base Activity
a. Program Community Base Activity merupakan program berbasis komunitas yang dilakukan masing-masing instansi. b. Bentuk kegiatan sendiri dilakukan dengan menggunakan metode Pendidikan Sebaya (Peer Educations). Para calon pendidikan sebaya ini diberikan pelatihanpelatihan yang berkaitan HIV&AIDS, sehingga mereka dapat melakukan pendidikan sebaya di masing-masing komunitasnya. c. Yayasan AIDS Indonesia bekerja sama dengan 8 instansi formal dan informal di wilayah Jakarta Barat seperti Sekolah SMA, Universitas, Karang taruna, Kelompok Ibu-ibu,
88
dan kelompok Bapakbapak. d. Selanjunya mereka akan di uandang dalam kegiatan workhop untuk membuat komitmen sekaligus program dalam upaya penanggulangan pencegahan HIV&AIDS pada masing-masing instansi. e. Dalam Workshop tersebut akan diberikan materimateri tentang HIV&AIDS, kesehatan produksi, life skill, serta materi tentang bagaimana membuat program yang dapat diterapkan instansi masingmasing. f. Diharapkan setelah mengikuti workshop ini, dapat membuat sebuah program pembentukan komunitas remaja dan instansi yang peduli tentang HIV&AIDS, untuk selanjutnya disebarluaskan kepada warga tersebut khususnya dan warga disekitar lingkungan sekolah tersebut bahkan menjadi pusat informasi bagi instansi lain. 3
Penyuluhan Intensif Penanggulangan AIDS (PIPA)
Januari-Desember
a. Salah satu program yang dilaksanakan oleh Yayasan AIDS Indonesia guna memaksimalkan kegiatan pencegahan b. Sasaran dari program ini adalah para pekerja atau pegawai yang kebanyakan dari mereka berada di usia produktif.
89
c. Program ini dilakukan dengan dua cara yaitu, cara pelatihan tenaga kerja yang ditujukan untuk membentuk peer educator dikalangan pekerja. Serta meningkatkan peran perusahaan dalam penanggulanggan HIV&AIDS, sementara cara ke dua adalah dengan penyuluhan tenaga kerja di mana program ini hanya memberikan informasi tentang HIV&AIDS kepada karyawan. d. Yayasan AIDS Indonesia bekerja sama dengan IBCA (Indonesia Bussiness Coalitions AIDS) untuk dapat menjalankan program PIPA ini sekaligus memperluas jaringan sehingga akan labih banyak lagi perusahaan mengerti bahaya dan panangganan HIV&AIDS di sunia kerja. 4
Program Kerja sama
Januari-Desember
a. Program ini bekerja sama dengan berbegai pihak, guna untuk mensosialisasikan mengenai HIV&AIDS b. Bentuk kerja samanya adalah: I. Hairdresser Againt AIDS, bekerja sama dengan L'oreal untuk mensosialisasikan HIV&AIDS di Dunia Hairdresser, dengan mengusung tema Hairdresser Againt AIDS. Kegiatan ini telah sukses dilaksanakan di empat
90
kota besar yaitu, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Semarang. II. Yokth Day, bekerja sama LSM yang bergabung dalam koalisi Gema Sehat yang terdiri dari Yayasan Jantung, YAI, Persatuan Guru Republik Indonesia, Kwarnas Pramuka, PB, IDI, Komnas Anak, MUI, KPI, PPTI, PKBI, BNP DKI, YLKI, PB, HIMPSI. Kegiatan ini mengungsung tematema "Remaja dan perubahan iklim, Saatnya Bertindak".Kegiatan ini yang melibatkan 2000 Remaja se-DKI ini di buka oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk.Fauzi Bowo. Para peserta berpartisipasi dengan bersepeda santai Di Bundaran Hotel Indonesia menuju Senayan dan kembali lagi Ke Bundara Hotel Indonesia. III. Teaterikal "RENT" dilaksanakan di Teater Mini Taman Ismail Marzuki. Pada penyelenggaraan Teaterikal ini Yayasan AIDS Indonesia diminta sebagai HIV&AIDS Councelor.
91
IV. Durex Care's Sharing Kegiatan ini merupakan sosialisasi HIV&AIDS dalam upya meningkatkan kesadarkan kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa mengenai bahaya dan penanggulangan HIV&AIDS. Kegiatan ini mengungsung tema "Its Time to Talk About AIDA"Ini dilakukan di Tujuh Universitas yang berbeda di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Jakarta, universitas-universitas tersebut adalah: Atmaja jakarta, Mustopo Jakarta, Univertas Indonesia, Universitas Taruma negara Jakarta, Padjajaran, Bandung, Airlangga Surabaya,Universitas Yayasan Pahlawan Nasional Yogyakarta.
92
III. Kegiatan Tahunan Hari AIDS Indonesia Sedunia 2009 No Kegiatan
Waktu atau Kegiata
Kegiatan
1
Desember 2009
1. Sebuah program yang dilakukan oleh Yayasan AIDS Indonesia. 2. Pada peringatan hari AIDS Sedunia tahun 2009 ini Yayasan AIDS Indonesia menyelengarakan rangkaian kegiatan AIDS Campaign dengan menyungsung tema"STOP ACT, ACT NOW"
Hari AIDS Sedunia
Rangkaian tersebut adalah: 1. Talktaiment di 5 Sekolah Se JABOTABEK 2. Soft Campaign di 52 Titik keramaian dan pemasangan 30 spanduk dibeberapa halte dan mall-mall 3. panggung hiburan dukungan ODHA yang diselenggarakan di EX Plaza Indonesia sebagai acara penutup dari rangkaian hari AIDS sedunia
Ibu. Robiyana juga menjelaskan bagaimana public relation membagi koordinator program ke dalam setiap program kampanye yang hendak dicapai, yaitu penjelasannya sebagai berikut: "Tentunya program tersebut dapat dicapai dengan peran Public Relations dari masing-masing divisi program yang sudah terbentuk sesuai dengan Job descnya masing-masing pihak."57 57
Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
93
Untuk mengetahui pihak-pihak yang bekerja sama dengan Yayasan AIDS Indonesia dalam melakukan kampanye, Ibu. Robiyana menjelaskan seperti ini: "Kadang-kadang ya, kadang-kadang tidak, jika diperlukan kita bekerja sama yayasan atau institusi lain pastinya kita akan bekerja sama tergantung pada event dan program yang akan dilakukan atau dilaksanakan."58 Jadi dalam kampanye HIV&AIDS Yayasan AIDS Indonesia kadang bekerja sama dengan institusi lainnya, Yayasan AIDS Indonesia pasti akan bekerja sama dengan institusi lain.
4.2.3 Identifikasi Khalayak Kampanye. Bagaimana dan siapa publik yang akan menjadi sasaran yang akan digarap (Target audience) dalam perencanaan tugas dan peran Public Relations tersebut, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan sastra sosial. Dalam tiap-tiap program kampanye yang dilakukan Public Relations mengidentifikasi khalayak sasaran (target sasaran), Ibu. Robiyana menjelaskan sebagai berikut: "Pada prinsipnya, Yayasan AIDS Indonesia menargetkan ke semua kalangan masyarakat umum khususnya usia produktif (15-49) nama di lapangan, kami lebih banyak bergerak disesama usia muda atau remaja, kerena di usia inilah informasi mengenai bahaya HIV&AIDS harus sudah disoaialisasikan."59 Jadi, dalam kampanye HIV&AIDS ini ada spesifikasi khusus yaitu remaja. Karena remaja masih sangat rentan terhadap penullaran HIV&AIDS, usia remaja
58 Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia. 59 Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
94
masih riskan terhadap pergaulan, masih ingin coba-coba (labil), dan pada remajalah kita dengan mudah dapat menginformasikan tentang bahaya HIV&AIDS. Bpk. Andrian Yulianto juga menjelaskan tentang identifikasi yang menjadi target khalayak sasaran dalam kampanye HIV&AIDS periode 2009, yaitu sebagai berikut: "Dalam kampanye HIV&AIDS ditargetkan untuk usia produktif (15-49), karena dalam usia tersebut sangat rentan akan bahaya HIV&AIDS, dan makin maraknya pergaulan bebas."60 Jadi, dalam kampanye HIV&AIDS periode 2009 yang menjadi khalayak sasaran adalah untuk usia prouktif (15-49), karena dalam usia tersebut sangat rentan akan bahaya HIV&AIDS dan makin banyaknya pergaulan bebas. Spesifikasi target audience disampaikan juga oleh Saudari Yudis, sebagai berikut:"Ada spesifikasi sasaran khalyak, spesifikasi yang khusus yaitu remaja, tetapi pada dasarnya kami ingin semua lapisan masyarakat mendapat informasi tentang HIV&AIDS . tetapi target khalayak kita adalah usia produktif" 61 Jadi, menurut Yudis spesifikasi target audience adalah spesifikasi yang khusus yaitu Remaja, tetapi pada dasarnya Yayasan AIDS Indonesia ingin semua lapisan masyarakat juga mendapatkan informasi tentang HIV&AIDS, Tetapi target khalayk kita adalah usia produktif. Dalam spesifikasi target audience apakah ada target jumlah khalayak selama kampanye, maka Ibu Robiyana menjelaskan sebagai berikut:
60
Hail wawancara Bpk. Andrian Yulianto selaku coordinator program. Tanggal 27 April 2010. Di sekertariat Yayasan AIDS Indonesia. 61 Hasil wawancara Saudari Yudis. Selaku Relawan Yayasan AIDS Indonesia, Tanggal , 29 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
95
"Ada,...Targenya sebanyak banyaknya." Dapat dilihat,dilampiran laporan tahun 2009."62 Jadi, mengenai jumlah dan target audience adalah sebanyak-banyaknya. Dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel ini adalah data dalam jumlah yang pernah mendapatkan penyuluhan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Tabel II Tabel Jumlah Orang Yang Mendapatkan Pnyuluhan Periode Januari-Desember 2009 Bulan
62
Peserta
Jumlah Peserta
Laki-laki
Perempuan
Januari
379
461
840
Februari
554
753
1.307
Maret
476
405
881
April
774
954
1.728
Mei
886
511
1.397
Juni
269
222
491
Juli
783
1.023
1.806
Agustus
111
126
237
September
0
0
0
Oktober
126
139
265
November
80
100
180
Desember
36
108
144
Total
4.474
4.802
9.276
Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
96
4.2.4 Pesan Pesan kampanye merupakan saran yang akan membawa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye, yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan kampanye. Inti pesan dari kampanye HIV&AIDS Bapak Andrian Yulianto menjelaskan sebagai berikut : ˝STOP AIDS ACT NOW!!. Mulai dari sekarang kita harus menghentikan pertumbuhan kasus HIV&AIDS.˝63 Jadi Inti pesan dari kampanye HIV&AIDS adalah ˝STOP AIDS ACT NOW!!, yang berarti mulai dari sekarang kita harus menghentikan pertumbuhan kasus HIV&AIDS Bapak Andrian Yulianto menjelaskan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran agar mereka menjadi lebih tahu tentang HIV&AIDS, sebagai berikut : ˝Pesannya adalah hindari perilaku yang dapat menularkan HIV&AIDS, tidak menstigma dan mendiskriminasikan orang – orang yang sudah terinfeksi HIV baik itu keluarganya maupun orang lain.˝64 Menurut bapak Andrian Yulianto pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran yaitu hindari perilaku yang dapat menularkan HIV&AIDS, tidak menstigma dan mendiskriminasikan orang – orang yang sudah terinfeksi HIV baik itu keluarganya maupun orang lain.
63
Hasil wawancara dengan Bapak Andrian Yulianto, Coordinator Campaign Yayasan AIDS Indonesia, tanggal 26 April 2010. 64 Hasil wawancara dengan Bapak Andrian Yulianto, Coordinator Campaign Yayasan AIDS Indonesia, tanggal 26 April 2010.
97
Pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran juga, dijelaskan oleh Ibu Robiyana Public Relations Yayasan AIDS Indonesia sebagai berikut : ˝Pesannya agar masyarakat tidak lagi memandang negatif terhadap orang yang terkena HIV&AIDS, tidak melakukan seks bebas dan mengkonsumsi narkoba supaya terhindar dari penyakit HIV&AIDS.˝65 Menurut Ibu.Robiyana pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran yaitu agar masyarakat tidak lagi memandang negatif terhadap orang yang terkena HIV&AIDS (ODHA), tidak melakukan seks bebas dan mengkonsumsi narkoba supaya terhindar dari penyakit HIV&AIDS. Hal yang serupa juga dikatakan oleh saudari Ika sebagai berikut : ˝Pesannya “STOP AIDS ACT NOW!!”,kita harus menghentikan pertumbuhan kasus HIV&AIDS yang dimulai dari usia remaja. Jangan melakukan hubungan free seks, saling setia terhadap pasangan, dan tidak menggunakan narkoba.˝66 Jadi pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran yaitu “STOP AIDS ACT NOW!!”, harus menghentikan pertumbuhan kasus HIV&AIDS yang dimulai dari usia remaja, jangan melakukan hubungan free seks, saling setia terhadap pasangan, dan tidak menggunakan narkoba. Setelah menentukan pesan yang ingin disampaikan maka kita menentukan siapa yang akan menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak sasaran kampanye HIV&AIDS l, Bapak Andrian Yulianto menjelaskan sebagai berikut: Untuk,, penyampaian pesan disampaikan oleh pembicara ahli HIV&AIDS seperti dokter, tetapi setiap orang yang sudah bergabung di Yayasan
65
Hasil wawancara Ibu.Robiyana , Public Relations Yayasan AIDS Indonesia, tanggal 26 April 2010. 66 Hasil wawancara dengan saudari Ika, siswi SMA N 1akarta, tanggal 29 April 2010.
98
AIDS Indonesia khususnya para relawan yang sudah dilatih bisa menyampaikan pesan HIV&AIDS kepada khalayak.˝67 Jadi dalam menentukan siapa yang akan menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak sasaran adalah melalui pembicara ahli HIV&AIDS seperti dokter, tetapi setiap orang yang sudah bergabung di Yayasan AIDS Indonesia khususnya para relawan yang sudah dilatih bisa menyampaikan pesan HIV&AIDS kepada khalayak. Setelah menentukan pesan, dan orang yang akan menyampaikan pesan, maka selanjutnya kita akan mengetahui apakah pesan yang disampaikan mudah diterima oleh khalayak, Bapak Andrian Yulianto sebagai berikut: ˝Kami selalu berupaya metode yang diberikan pada saat penyampaian informasi HIV&AIDS ini dapat diterima dengan mudah oleh remaja dan komunikatif, sehingga informasi yang diterima dapat langsung diaplikasikan oleh remaja itu sendiri. Contohnya dengan komunikasi dua arah, memberikan hadiah setelah mereka menjawab pertanyaan dalam bentuk kuis, dan lain – lain.˝68 Jadi, menurut Bpk Andrian Yulianto pesan yang akan disampaikan akan mudah diterima oleh para audience, sehingga informasi tersebut dapat diterima dan dapat langsung diaplikasikan.
4.2.5 Evaluasi Kegiatan Kampanye Dalam tahapan ini Public Relations Officer mengidentifikasi atau menganalisa akhir atau evaluasi. Evaluasi yang digunakan sebagai modifikasi atau penyempurna bagi kegiatan atau program selanjutnya.
67
Hasil wawancara dengan Bapak Andrian Yulianto, Coordinator Campaign Yayasan AIDS Indonesia, tanggal 26 April 2010. 68 Hasil wawancara dengan Bapak Andrian Yulianto, Coordinator Campaign Yayasan AIDS Indonesia, tanggal 26 April 2010.
99
Dalam kampanye ini untuk mengetahui hasil evaluasi dari kampanye dengan menggunakan metode, maka Ibu. Robiyana menjelaskan sebagai berikut: "Cara mengevaluasinya dengan metode FGD (Fokus Group Discasion), bersama sumber daya manusia yang mengikuti program kegiatan kampanye tersebut."69 Jadi setelah melakukan kampanye maka Public Relations mengevaluasi hasil kampanye dengan menggunakan FGD (Fokus Group Discasion) bersama sumber daya manusia yang mengikuti program kampanye tersebut. Di dalam kampanye biasanya terjadi suatu hambatan atau gangguan, maka itu perlu diadakan evaluasi untuk meminimalis hambatan atau gangguan tersebut atau bahkan memperbaiki hal tersebut, maka Ibu Robiyana menjelaskan sebagai berikut: "Pernah ada,,,,, Biasanya kendalanya apa? Masing-masing kegiatan kampanye biasanya kendalan yang terjadi berbeda-beda tetapi pada umumnya sering terjadi di segi Sumber daya manusianya, karena pada saat kegiatan kampanye kita atau organisasi membutuhkan sumberdaya yang cukup banyak."70 Jadi, menurut Ibu. Robiyana pernah atau ada gangguan-gangguan dalam program kampanye, masing-masing kegiatn kampanye biasannya kendalanya berbeda-beda tetapi pada umumnya kendala yang sering kami hadapi adalah biasanya dari segi sumber daya manusia, miscomunications, dan miskoordinasi. Masing-masing kendala tentunya penanggananya pun berbeda-beda yang pasti kita selalu mengusahakan agar kegiatan kampanye itu bisa berjalan dengan baik dan lancar. 69 Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia. 70 Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
100
Dalam kampanye HIV&AIDS ini untuk mengukur keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut maka, Ibu Robiyana menjelaskan sebagai berikut: "Bisa dilihat dari respon masyarakat yang positif dan justru bagi ODHA (Orang dengan HIV&AIDS), dilihat dari data naiknya angka korban HIV&AIDS karena mereka ODHA (orang dengan HIV&AIDS) sudah dapat terbuka dan melaporkan dirinya kepada instansi atau rumah sakit menganai HIV&AIDS. Itu membuktikan bahwa informasi yang disampaikan dapat mengubah pikiran dan memberikan pemahaman yang sebenar-benarnya sehingga mereka berani membuka atau berani berbica langsung dengan publik."71 Jadi untuk mengukur keberhasilan dari kampanye HIV&AIDS yaitu dengan cara melihat dari masing-masing target program kampanye. Bisa dilihat dari respon masyarakat yang positif. Serta naiknya angka korban HIV&AIDS karena hal tersebut ODHA (Orang Dengan HIV&AIDS) sudah dapat terbuka dan melaporkan dirinya kepada instansi atau rumah sakit terkait mengenai HIV&AIDS. Hal tersebut membuktikan bahwa informasi yang disampikan dapat mengubah pikiran dan memberikan pemahaman yang sebenar-benarnya sehingga mereka berani terbuka dan melaporkan dirinya kepada instansi. Selain itu Yudis Relawan Yayasan AIDS Indonesia menjelaskan sebagai berikut: "Lumayan berhasil tetapi tidak ada kata maksimal karena kita selalu berusaha melakukan yang terbaik dilihat dari para penderita sudah mulai berani melaporkan kepada departemen kesehatan atau pihak terkait."72 Menurut Yudis ukuran keberhasilan dalam kampanye HIV&AIDS adalah lumayan berhasil, tetapi tidak ada kata maksimal karena Yayasan AIDS Indonesia 71 Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia. 72 Hasil wawancara Saudari Yudis. Selaku Relawan Yayasan AIDS Indonesia, Tanggal 30 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
101
selalu berusaha melakukan yang terbaik. Dilihat dari para penderita sudah mulai berani melaporkan kepada Departemen Kesehatan atau Instansi terkait. Jadi keefektifan kampanye HIV&AIDS itu relatif, tapi menurut Saudari Ika kampanye ini sudah cukup efektif. Karena mampu memberikan informasi kepada masyarakat. Yudis juga menjelaskan mengenai feedback yang di dapt dari audience untuk Yayasan AIDS Indonesia adalah sebagai berikut: "Masyarakat lebih mengenal tentang Yayasan AIDS Indonesia dan juga masyarakat lebih mengenal tentang informasi HIV&AIDS."73 Jadi, feedback yang diterima Yayasan AIDS Indonesia adalah masyarakat lebih mengenal tentang Yayasan AIDS Indonesia dan masyarakat lebih mengenal tentang informasi HIV&AIDS.
4.2.6 Peran Public Relations Dalam Kampanye HIV&AIDS Dari sekian banyak kegiatan kampanye hal yang paling penting adalah peran seorang public relations terhadap perencanaan suatu kampanye. Public relations Yayasan AIDS Indonesia menyelenggarakan setiap kegiatan kampanye sebagai perencanaan, pelaksanaaan, informan bagi khalayak internal maupun eksternal. Selain itu sebagai penghubung antara perusahaan dengan khalayak sasaran, pemecahan masalah jika ada trouble dalam pelaksanaan, dan penyediaan perlengkapan dari kegiatan sampai dengan melakukan monitoring dan evaluasi.
73
Hasil wawancara Saudari Yudis. Selaku Relawan Yayasan AIDS Indonesia, Tanggal 30 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
102
Peran public relations Yayasan AIDS Indonesia sebagai seorang yang harus mengetahui secara garis besarnya mengenai perusahaan atau organisasi dan dapat menjadikan atau membuat keadaan dimana perusahaan dapat tampil lebih dari sebelumnya serta lebih mengarah kepada corporate image yang akan dibangun, dipertahankan dan dibuat menjadi lebih baik. Peran Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dalam kampanye HIV&AIDS periode 2009 adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kejujuran dalam berkampanye untuk memperoleh citra. Selain itu merupakan aktivitas utama dalam setiap kegiatan dalam mencapai tujuan utama kampanye. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public internal maupun public eksternal. Berdasarkan adannya dua jenis publik bagi suatu organisasi, maka peran public relations diarahkan melalui dua macam peran yaitu peran manajerial dan peran teknis. Dengan kata lain public relations mengemban tugas atas tujuannya. Yaitu berkomunikasi ke dalam organisasi dengan public intern dan keluar organisasi yakni di luar organisasi yang bersangkutan. Yayasan AIDS Indonesia merupakan sebuah organisasi nirlaba (non profit). Yang didirikan untuk mewujudkan kepedulian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan penanggulangan epidemic AIDS serta menjalankan berbagai macam program penanggulangan HIV&AIDS. Kampanye HIV&AIDS merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi mengenai pemahaman dan pengetahuan mengenai HIV&AIDS. Guna memberantas dan memberikan informasi pencegahan terhadap HIV&AIDS, memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai bahaya HIV&AIDS melalui program-program kampanye.
103
Seorang public relations
dalam perusahaan/organisasi
tentunnya
memegang peranan bagi perusahaan/organisasi tersebut. Beberapa hal yang menjadi peran seorang public relations dalam menjalankan komunikasi didalam suatu perusahaan/organisasi adalah sebagai berikut: Expert Prescriber, Communications Fasilitator, Problem solving Process Fasilitator, dan Communications Technitions. Untuk menjalankan peran public relations di dalam kampanye public relations juga menjalankan berbagai tahapan-tahapan dalam kampanye, karena dilihat dalam kampanye terdapat beberapa dua jenis public yaitu public internal dan public eksternal. Penulis tidak hanya membahas peran public relations tetapi juga akan membahas tahapan-tahapan yang dilakukan oleh seorang public relations dalam kampanye HIV&AIDS. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Ibu. Robiyana sebagai berikut: "Menurut saya mengenai tugas dan peran seorang Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dan sekaligus sebagai koordinator program membawa dan menjaga nama baik atau citra organisasi tersebut dan yang berkaitan dengan penelitian anda bahwa, tugas dan peran seorang Public Relations Yayasan AIDS Indonesia adalah membuat program selama setahun berjalan dan mengkoordinasikan program-program tersebut dengan divisi-divisi program yang sudah terbentuk sekaligus mengevaluasi keberhasilan program kampanye tersebut."74 Jadi, mengenai tugas dan peran seorang Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dan sekaligus sebagai koordinator program membawa dan menjaga nama baik atau citra organisasi. Yang berkaitan dengan penelitian anda bahwa, tugas dan peran seorang Public Relations Yayasan AIDS Indonesia adalah
74
Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 29 Mei 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
104
membuat program selama setahun berjalan dan mengkoordinasikan programprogram tersebut dengan divisi-divisi program yang sudah terbentuk sekaligus mengevaluasi keberhasilan program kampanye tersebut. Selain itu Bpk. Andrian Yulianto sebagai coordinator program kampanye, juga menjelaskan apa yang menjadi peran seorang public relations dalam kampanye HIV&AIDS, yaitu sebagai berikut: "Sebagai seorang koordinator kampanye yaitu: membuat campaign, merekrut relawan, mengadakan holine, membuka pos informasi, dan selain peran tersebut tugas saya adalah memberi tahapan pelatihan untuk hotline dan fasilitator, mengadakan pertemuan komite program dengan dewan pengurus, melakukan kegiatan keakraban antar karyawan"75 Jadi peran public relations dengan peran seorang coordinator hampir sama yaitu: membuat campaign, merekrut relawan, mengadakan hotline, membuka pos informasi, dan selain peran tersebut tugas saya adalah memberi tahapan pelatihan untuk hotline dan fasilitator, mengadakan pertemuan komite program dengan dewan pengurus, melakukan kegiatan keakraban antar karyawan. Ibu. Robiyana juga menjelaskan tentang peran seorang public relations dalam kampanye HIV&AIDS yaitu sebagai berikut: "Peran Public Relations dalam pelaksanaan kegiatan kampanye yaitu membuat press release yang dikirim ke redaksi media cetak dan media elektronik, selain itu memberi informasi kampanye melalui website"76 Jadi, tugas Public Relations dalam pelaksanaan kegiatan kampanye yaitu membuat press release yang dikirim ke redaksi media cetak dan media elektronik, selain itu memberi informasi kampanye melalui website. 75
Hasil wawancara. Bpk. Andrian Yulianto Selaku coordinator program kampanye. Tanggal 31 Mei 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia 76 Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 29 Mei 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
105
Dalam setiap kegiatan kampanye pasti ada pertimbangan, dan Ibu. Robiyana menjelaskan pertimbangan dalam melakukan kampanye yaitu sebagai berikut: "Yang menjadi pertimbangan Yayasan AIDS Indonesia adalah masih banyak masyarakat yang belum paham secara penuh mengenai informasi HIV&AIDS sehingga mereka tidak menyadari secara penuh bahwa mereka bisa tertular bahkan menularkan, selain itu masih banyak stigma dan diskriminasi dengan ODHA (orang dengan HIV&AIDS) yang dilakukan oleh masyarakat."77 Jadi, yang menjadi pertimbangan Yayasan AIDS Indonesia adalah masih banyak masyarakat yang belum paham secara penuh mengenai informasi HIV&AIDS sehingga mereka tidak menyadari secara penuh bahwa mereka bisa tertular bahkan menularkan, selain itu masih banyak stigma dan diskriminasi dengan ODHA (orang dengan HIV&AIDS) yang dilakukan oleh masyarakat. Tabel 3 Tabel Pola Empat Peran Public Relations Dalam Kampanye HIV&AIDS Periode 2009 No
Peran Public Relations Pola Peran Public Relations
Implementasi peran dalam kampanye HIV&AIDS
1
Expert prescriber (pebasihat ahli)
a. Mengidentifikasi permasalah. masyarakat. 1. Mencari tau di mana letak atau wilayah yang ada dimasyarakat. 2. Siapa saja sasaran kegiatan yang perlu diberikan penyuluhan
77
a. Public Relations diangga sebagai orang yang ahli b. Public Relations dipandang oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah, memiliki pengalaman dan kemampuan yang tinggi.
Hasil wawancara Ibu. Robiyana Selaku Public Relations Yayasan AIDS Indonesia. Tanggal 26 April 2010. Di Sekertariat Yayasan AIDS Indonesia.
106
c. Dapat membantu untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah antara perusahaan dengan publiknya. d. Dalam hal ini membuat pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari praktisi public relations yang memiliki pengalaman dan ketrampilan yang tinggi. e. Peran public relations sebagai orang yang ahli bertugas: - mendefinisikan masalah - mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas penerapanny.
2
Comminications Fasilitator (Fasilitator komunikasi)
a. Peran fasilitator komunikasi menjadikan praktisi sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi. b. Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisasi dan
b. c.
d.
e.
3. Bentuk penyuluhan seperti apa yang sesuai atau lebih dibutuhkan. 4. Pesan apa yng ingin disampaikan Pengusulan program yang hendak dilaksanakan. Memonitoring program yang dilakukan oleh team kampanye baik dari dalam organisasi maupun dari pihak eksternal. Melakukan koordinasi atau pendekatan guna mencari informasi lebih dalam tentang wilayah atau siapa saja yang boleh di wilayah tertentu. Merancang kegiatan tetapi dalam hal pengambilan keputusan tetap pihak manajemen yang berwenang 1. Melakukan identifikasi khalayak sasaran dalam hal kegiatan kampanye 2. Menyediakan informasi secara terbuka kepada pihak eksternal bahwa program yang dilakukan oleh koordinator
107
c.
d.
e.
f.
publik atau penengah bila terjadi miskomunikasi. Mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi meringkas dan mengulangi, memancing reaksi, dan membantu partisipan mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang menganggu hubungan komunikasi Memegang peran tentang batas dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dengan publik. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi mendapatkan dirinya bertindak sebagai sumber informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang sangat
program kampanye tidak menutup kemungkinan berasal dari luar organisasi (Pengajuam proposal lebih kepada kegiatan pendidikan untuk usia Remaja). 3. Hal tersebut selanjutnya dipergunakan oleh public relations untuk mencari informasi dan menjadi penghubung antara organisasi kepada khalayak melalui kampanye HIV&AIDS 4. Menjalin hubungan baik dari media massa cetak maupun media elektronik.
108
3
Problem solving fasilitator (fasilitator proses pemecahan masalah)
4
Communications Technician (tehnisi komunikasi)
menguntungkan. a. Public Relations sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. b. Public Relations melibatkan diri atau melibatkan dalam hal proses pemecahan persoalan. c. Public Relations merupakan bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang sedang dihadapi. d. Bekerja sama dengan yang lain dalam mendefinikan dan menyelesaikan masalah e. Membantu manajer untuk mengatasi masalah
a. Public Relations sebagai pelaksana tehnis komunikasi yang menyediakan layanan di bidang tehnis. b. Sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan tehnis
1. Melakukan koordinasi yang cepat dan efisien dalam penanggulangan apabila menemukan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye 2. Mencari kesalahan atau miss-nya dititik yang sama. 3. Melakukan pertemuan terhadap siapa saja pihak-pihak terkait yang terlibat dan mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan program. 4. Menentukan seperti apa nantinnya dan planning yang akan digunakan harus di ubah seperti apa dan bagaimana 1. Bantuan dalam bentuk apa yang akan diberikan kepada ODHA (Orang dengan HIV&AIDS). 2. Menghubungi media untuk meliput kegiatan. 3. Membuat pres
109
komunikasi dan sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan. c. Menulis dan meyuting majalah, menulis siaran pers, mengembangkan isi situs web yang berurusan dengan kontak media. d. Memberi penjelasan kepada wartawan atau pers
release bagi organisasi dan juga bagi pihak eksternal 4. Memasukan Web tentang program pengembangan isi media yang ada pada saat pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh media (wartawan).
Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa pola peran public relations dalam kampanye HIV&AIDS dapat diklasifikasikan pada ke empat peran konsep public relations yaitu sebagai penasihat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator proses pemecahan masalah, dan sebagai teknisi komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa public relations Yayasan AIDS Indonesia dalam mengelola
kampanye
HIV&AIDS
lebih
dominan
menggunakan
teknisi
komunikasi, karena public relations merupakan pihak yang sering berhadapan dengan media dan khalayak. Kegiatan public relations tersebut yaitu menyediakan keperluan teknis dalam pelaksanaan kegiatan kampanye. Seperti membuat press release, memasukan informasi kampanye dalam web Yayasan AIDS Indonesia, menghubungi media, menjalin kekerabatan yang baik dengan wartawan dan media massa.
110
4.3 Analisa Data. Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dari hasil penelitian yang dijabarkan diatas, kemudian penelitihan melakukan analisa untuk mengetahui Peran Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dalam kampanye HIV&AIDS periode 2009. Analisa penelitian ini sampai pada tahap wawancara dengan metode Trianggulasi, yaitu wawancara dengan nara sumber yaitu Ibu. Robiyana selaku public relations Yayasan AIDS Indonesia, Bpk. Andrian Yulianto sebagai koordinator program kampanye dengan para Nara sumber pihak eksternal yaitu Saudari Yudis Sebagai Ralawan Yayasan AIDS Indonesia, Saudari Ika perwakilan dari Siswi SMA N 1 JAKARTA. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa peran Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dalam kampanye HIV&AIDS yaitu: sebagai saluran komunikasi atau jembatan bagi lembaga kepada masyarakat dan bekerja sama dengan LSM-LSM lainnya dalam usaha menekan angka korban HIV&AIDS, dan memberikan informasi serta pemahaman kepda masyarakat dalam kampanye HIV&AIDS. Sedangkan tugas Yayasan AIDS Indonesia adalah sebagai lembaga masyarakat yang tugasnya memberikan informasi kepada masyarakat dengan merumuskan dan melaksanakan kebijakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.
111
Peran Public Relations dalam kampanye HIV&AIDS dapat dilihat melalui beberapa tahapan-tahapan yaitu ada empat tahapan. Dimana bertujuan untuk membantu peran Public Relations dalam kampanye HIV&AIDS.
1. Expert prescriber (Penasehat ahli) Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan para narasumber yang merupakan data primer penulis maka peran public relations sebagai penasihat ahli dalam implementasi yang diterapkan oleh public relations Yayasan AIDS Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tugas dan wewenang yang dapat dihubungakan antara kampanye dengan peran public relations Yayasan AIDS Indonesia yaitu, menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan pengurus dalam kurun waktu satu bulan, bekerjasama dengan koordinator program dalam melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang sudah terlaksana. Jadi, kaitannya peran public relations dalam kampanye HIV&AID sebagai penasihat ahli yaitu sebagai orang yang ahli, mendefinisikan masalah, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya. Sedangkan peran public relations dalam kampanye adalah, mencari tahu dimana letak atau wilayah yang ada dimasyarakat. Siapa saja sasaran kegiatan yang perlu diberikan penyuluhan, bentuk penyuluhan seperti apa yang sesuai atau lebih dibutuhkan, pesan yang seperti apa yang ingin disampaikan, pengusulan program yang hendak dilaksanakan.
112
Dari beberapa kegiatan diatas ada beberapa kegiatan lain seperti: memonitoring program yang dilakukan oleh team kampanye baik dari dalam kantor itu sendiri maupun dari pihak eksternal, melakukan koordinasi atau pendekatan guna mencari informasi lebih dalam tentang wilayah tertentu, merancang kegiatan tetapi dalam hal pengambilan keputusan tetap pihak manajemen yang berwenang.
2. Communications fasilitator (Fasilitator komunikasi) Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengacu pada data primer yang berupa hasil wawancara dari sejumlah narasumber. Dapat diketahui bahwa peran public relations yang berkaiatan dengan wewenang dan peran peran public relations dalam kampanye tersebut bertugas menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan pengurus dalam kurun waktu satu bulan, bekerjasama dengan koordinator program dalam melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang sudah terlaksana. Peran Public Relations sebagai fasilitator komunikasi adalah menjadikan praktisi sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi, penerjemah dan mediator antara organisasi dengan publik, mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Kegiatan lain yang dilakukan dalam kampanye tersebut seperti: Menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu partisipan mendiagnosa serta mngoreksi serta mngoreksi kondisi yang menganggu hubungan komunikasi.
113
Menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik sehingga mereka dapat membuat keputusan yang sangat menguntungkan. Jadi, peran public relations dalam kampanye yaitu melakukan identifikasi khalayak sasaran dalam hal kegiatan kampanye, menyediakan informasi secara terbuka kepada pihak eksternal bahwa program yang dilakukan oleh koordinator program kampanye tidak menutup kemungkinan berasal dari luar organisasi. Hal tersebut selanjutnya dipergunakan oleh public relations untuk mencari informasi dan menjadi penghubung anatara organisasi kepada khalayak melalui kampanye HIV&AIDS, serta menjalin hubungan baik dari media massa cetak maupun media massa elektonik.
3. Problem Solving Fasilitator (Fasilitator proses pemecahan masalah) Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengacu pada data primer yang berupa hasil wawancara dari sejumlah narasumber. Dapat diketahui bahwa peran public relations yang berkaitan dengan wewenang dan peran peran public relations dalam kampanye tersebut bertugas menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan pengurus dalam kurun waktu satu bulan, bekerjasama dengan koordinator program dalam melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang sudah terlaksana. Peran public relations sebagai fasilitator proses pemecahan masalah yaitu public relations melibatkan diri dalam hal proses pemecahan persoalan. Public relations merupakan bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan dan krisis yang sedang dihadapi.
114
Membantu manajer lainnya dan organisasi dalam menerapkan penggunaan proses manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Dilibatkan dalam tim manajemen karena telah mendemonstrasikan keterampilan nilai dalam membantu manajer lain menghindari dan mengatasi masalah. Sedangkan peran public relations dalam kampanye HIV&AIDS adalah melakukan koordinasi yang cepat dan efisien dalam penanggulangan apabila menemukan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye. Mencari kesalahan atau miss-nya dititik yang sama, melakukan pertemuan terhadap pihakpihak yang terlibat dalam pelaksanaan program, serta mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan program,
4. Communications Techician (Teknisi komunikasi) Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengacu pada data primer yang berupa hasil wawancara dari sejumlah narasumber. Dapat diketahui bahwa peran public relations Yayasan AIDS Indonesia dalam kampanye HIV&AIDS sebagai teknisi komunikasi. Terlihat dalam kegiatan yang dilakukan pada kegiatan kampanye. Terkait dengan wewenang dan peran peran public relations dalam kampanye tersebut bertugas menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan pengurus dalam kurun waktu satu bulan, bekerjasama dengan koordinator program dalam melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang sudah terlaksana. Peran public relations sebagai teknisi komunikasi adalah sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan di bidang teknis. Seperti
115
sebagai journalist in resident, menulis dan menyuting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, mengembangkan isi situs web dan berurusan dengan kontak media, memberi penjelasan pada karyawan dan pers. Praktisi yang memegang peran ini biasannya tidak ikut serta saat manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar, mereka baru dilibatkan untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program. Sedangkan keputusan teknik komunikasi yang akan digunakan bukan merupakan keputusan public relations melainkan keputusan manajemen. Public relations hanya melaksanakannya. Jadi peran public relations dalam kampanye menyediakan layanan teknis seperti: bantuan dalam bentuk apa yang akan diberikan kepada ODHA, menghubungi media untuk meliput kegiatan, membuat press release bagi perusahaan dan bagi pihak ekaternal. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu, memasukan web tentang program pengembangan isi media yang ada pada saat pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh media (wartawan). Seperti hubungan
dengan media massa dalam hal
memberikan penjelasan mengenai program dan kegiatan kampanye yang sedang dilaksanakan. Kegiatan tersebut hasil terencana dalam program yang telah dilaksanakan. Apa bila mendekati hari H, maka public relations jauh-jauh juga sudah mengatakan kepada media, memasukan informasi sampai dengan pelaksanaan press release kepada web site internal Yayasan AIDS Indonesia Maka dengan melihat pemetaan dari peran public relations terhadap setiap pelaksanaan kampanye HIV&AIDS, public relations sudah menggunakan keempat peran tersebut yaitu:
116
Expert prescribert dimana seorang public relations merupakan seseorang yang ahli, tapi dalam peran ini public relations mempunyai batasan dalam hal kewenangan pengambilan keputusan yang besar. Communications fasilitator (sebagai media perantara antara perusahaan dengan khalayak bila terjadi miskomunikasi). Problem solving process fasilitator yaitu sebagai pemecah masalah apabila terjadi dalam organisasi/perusahaaan. Communications Technitions public relations sebagai tehnisi komunikasi yang menyiapkan segala hal yang bersifat teknis. Seperti dalam menjalin hubungan dengan media massa cetak maupun media elektronik. Maka yang lebih dominan dari keempat tahap peran public relations tersebut dapat disimpulkan bahwa public relations Yayasan AIDS Indonesia dalam mengelola kampanye HIV&AIDS lebih dominan menggunakan teknisi komunikasi. Karena public relations hanya sebagai teknisi saja dalam menjalankan kegiatan-kegiatan kampanye. Menjalin hubungan dengan publik dan juga media baik media internal maupun media eksternal. Seperti membuat press release, berhubungan dengan wartawan, jumpa pers, memasukan informasi ke dalam web, serta kegiatankegiatan lainya yang berkaitan dalam hal kampanye.