BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Observasi Awal Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru Matematika SD Inpres Popaya. Dalam pertemuan itu peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian disekolah tersebut. Kepala Sekolah dan Guru Matematika berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas VI yang dijadikan sumber data penelitian. Berdasarkan hasil observasi awal, kemampuan belajar siswa selama ini dalam pembelajaran Matematika di SD Inpres Popaya dari 27 siswa atau berkisar 25 %. Nilai yang diperoleh siswa masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan karena dalam pembelajaran guru masih mendominasi sehingga hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran Matematika masih menghadapi kendala-kendala. 4.1.2. Hasil Tindakan Siklus I Bentuk penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian ini menggunakan prosedur yang telah peneliti tetapkan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan, tahap evaluasi, tahap analisis dan refleksi.
4.1.2.1Tahap Persiapan Pada rencana tindakan siklus pertama peneliti menggunakan media gambar, dengan media pembelajaran ini peneliti berusaha untuk membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan budanya. Sebelum siklus pertama dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapan, antara lain : a.
Membuat perencanaan pembelajaran
b.
Membagi siswa yang berjumlah 27 orang menjadi 4 kelompok yang masingmasing kelompok beranggotakan 6 s/d 5 orang dengan
memperhatikan
kriteria nilai atau prestasi anak didalam kelas. c.
Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan tanggal 4 Desember 2012. Pembelajarannya berlangsung selama 2 X 35 menit untuk sekali pertemuan. Adapaun langkahlangkah pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut : pada kegiatan awal guru melakukan apresepsi dan mengisi daftar hadir kelas, serta mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran. Kemudian guru memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis dan membaca. Pada kegiatan inti, pada tahap eksplorasi guru memberikan penjelasan singkat tentang tujuan pembelajaran dan siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan dipapan tulis serta guru melakukan tanya jawab tentang gambar
yang ditampilkan guna menggali pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Pada tahap elaborasi siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok secara heterogen, kemudian guru menjelaskan tugas kelompok, yaitu mengisi soal yang ada dalam LKS. Setelah itu siswa melakukan diskusi kelompok, yakni masing-masing kelompok membahas tugas secara kooperatif. Selesai diskusi,dilanjutkan dengan permainan. Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci diletakkan terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada
pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal. Pada tahap konfirmasi guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, dan bersama siswa meluruskan kesalahan pemahaman serta guru memberikan penguatan dan penyipulan atas materi yang diajarkan. Pada kegiatan akhir guru membuat kesimpulan dari tiap meteri yang disimpulkan serta memberikan post tesr kepada siswa. 4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran terjadi bersamaan waktunya dengan implementasi tindakan. Pada tahap ini, guru mitra selaku observer melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan kemampuan belajar siswa. Data yang menggambarkan Kegiatan Belajar Mengajar oleh guru, keaktifan siswa dan
Ketrampilan menyelesaikan pembagian pecahan. Berikut ini akan diuraikan pengamatan dalam proses pembelajaran. A. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Kegiatan guru diamati dengan menggunakan lembar observasi yang disusun untuk membantu perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kegiatan ini penting dilakukan karena pengamatan menentukan langkah berikutnya dalam mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Lembar observasi yang dibuat dan disusun menjadi pegangan selama proses pengamatan. Adapun hasil pengamatan kegiatan guru dapat dilihat pada Tabel 5 : Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel tersebut, dari 24 aspek yang diamati yang memperoleh kriteria baik berjumlah 9 aspek atau 37,5%, yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 12 aspek atau 50%, dan yang memperoleh kriteria kurang berjumlah 12,5%. B. Hasil Pengamatan Aktifitas siswa Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada tahap pendahuluan, terdapat peningkatan motivasi, hal ini dikarenakan siswa merasa mendapatkan penyegaran dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mereka berusaha memusatkan perhatian selama pembelajaran berlangsung. Akan tetapi, memasuki kegiatan penjelasan materi secara global, aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan masih kurang. Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk mengajuakan pertanyaan. Sebaliknya, mereka lebih suka menjawab pertanyaan.
Memasuki tahap kegiatan inti, peneliti membagi siswa menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas lima (5) anggota kelompok (tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun kemampuannya). Kemudian peniliti memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk saling membantu dalam menguasai materi ajar, yaitu keterampilan menyelesaikan pembagian pecahan melalui model pembelajaran Kooperatif Turnament Game Team (TGT). Dalam pembelajaran ini, peneliti melatih siswa untuk bekerja sama dengan teman dalam kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa kegiatan siswa masih belum seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan masih rendah. Ini dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukan bahwa aktivitas kerja sama siswa belum mencapai apa yang di harapkan. Kegiatan kelompok ini masih didominasi oleh para siswa yang aktif, sedangkan mereka yang pasif cenderung mengikuti hasil yang telah dikerjakan kelompok. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan individual pada masing-masing siswa. Mereka yang aktif adalah mayoritas yang memiliki prestasi dikelas, dan mereka yang pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka cenderung kurang percaya diri pada kemampuannya. Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat keterampilan menyelesaikan pembagian pecahan melalui model pembelajaran Kooperatif Turnament Game Team (TGT) pada mata pelajaran Matematika, peneliti memberi tugas menjelaskan cara menyelesaikan pembagian pecahan, siswa belum termotivasi untuk berlomba menyelesaikan tugas yang cepat dan tepat. Hasil pengamatan menunjukan bahwa dengan tugas seperti ini siswa belum termotivasi untuk mengajarkan tugas dengan
sebaik-baiknya Seluruh siswa cukup antusias dan tertarik untuk berlomba menyelesaikan tugas. Bahkan prestasi mereka juga mulai bertambah, hal ini terlihat dari kegiatan belajar mereka yang menunjukan peningkatan. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan evaluasi berupa kuis. Pertanyaan-pertanyaan untuk setiap kelompok telah peneliti persiapkan dalam lembaran. Mereka berlomba menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dari materi yang telah mereka pelajari. Tidak terlihat dari wajah mereka rasa jenuh atau putus asa, bahkan mereka telihat menikmati setiap pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seberapa prestasi belajar yang dimiliki siswa antar anggota kelompok. Indikator peningkatan kemampuan belajar siswa tercermin dalam semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM. Sedangkan indikator peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan kegiatan siswa yang telah dilaksanakan kegiatan siswa yang memperoleh nilai baik ada 5 aspek (50%), yang memperoleh nilai cukup 3 (30 %) dan nilai kurang 2 aspek (20%). Dapat dilihat pada Tabel 6 : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I.
C.Hasil Pengamatan Keterampilan menyelesaikan pembagian pecahan Keterampilan menyelesaikan pembagian pecahan diukur dari performan menyangkut pengetahuan dan sikap. Pada siklus ini nilai yang diperoleh siswa masih belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dapat dilihat pada Tabel 7 : keterampilan Siswa Menyelesaikan Pembagian Pecahan.
Berdasarkan hasil kemampuan siswa pada tabel di atas, yang memperoleh nilai diatas 65 berjumlah 7 siswa dengan prosentase 25%, dan yang memperoleh nilai dibawah 65 berjumlah 20 siswa 75%. Dengan demikian tindakan ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4.1.2.4 Tahap anilisis dan refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring melalui media gambar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada waktu pertama kali pertemuan dengan diadakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran para siswa masih bingung dan merasa canggung, apalagi pada waktu mengerjakan soal awal yaitu menjawab pertanyaan sesuai dengan kartu-kartu soal. Para siswa masih ada yang tidak senang dengan teman kelompknya, dengan demikian tugas yang dikerjakan secara kelompok masih satu dua orang saja yang mengerjakan karena tidak senang dengan teman kelompoknya. Apalagi pada waktu guru memberikan tugas untuk mengaitkan ulustrasi gambar dengan kehidupan sehari-hari mereka kelihatan bingung dan berusaha tidak menerimanya, dan akhirnya dengan diarahkan oleh guru mereka dapat menerimanya. Maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini penerapan model pembelajaran Kooperatif Turnament Game Team (TGT), mampu menunjukan peningkatan kemampuan belajar, namun hasil yang diperoleh belum tercapai dan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4.1.3
Hasil Tindakan Siklus II Rancangan
penelitian pada siklus II ini menggunakan prosedur yang
sama pada siklus I yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
pemantauan, tahap evaluasi, tahap analisis dan refleksi. 1.1.3.1 Tahap Persiapan Sebelum siklus II dilaksanakan, peneliti melakukan beberapa tahap persiapan antara lain : 1.
Membuat perencanaan pembelajaran (RPP)
2.
Membuat lembar pengamatan
3.
Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan kemampuan belajar siswa 1.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan tanggal
15 Desember 2012. Pembelajarannya
berlangsung selama 2 X 35 menit. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagaimana
yang
telah
direncanakan
dalam
rencana
penelitian
yaitu
sebagaimanaa berikut. Pada kegiatan awal guru melakukan apresepsi dan mempersiapkan materi ajar dan gambar sebagai media pembelajaran. Pada kegiatan inti guru melakukan eksplorasi dengan memberikan penjelasan singkat tentang tujuan pembelajaran. Pada saat materi diajarkan siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan dipapan tulis kemudian guru melakukan tanya jawab tentang gambar yang ditampilkan untuk menggali pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Pada tahap elaborasi guru memberikan penjelasan tentang tugas kelompok untuk mengisi soal yang ada dalam LKS. Setelah itu siswa melakukan diskus kelompok untuk membahas tugas secara kooperatif. Selesai diskusi, dilanjutkan dengan permainan. Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya,
masing – masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci diletakkan terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta
harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal. Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.. Pada konfirmasi guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa pada materi yang telah dijelaskan, dan bersama siswa guru meluruskan kesalahan serta memberikan penguatan dan kesimpulan atas materi yang telah diajarkan. Pada kegiatan akhir guru membuat kesimpulan dari tiap meteri yang telah disampaikan serta memberikan post test. 1.1.3.3 Tahap Pemantauan dan evaluasi Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran terjadi bersamaan waktunya dengan implementasi tindakan. Pada tahap ini, guru mitra selaku observer melakukan pengamatan dan mencatat semua hal terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitaf atau data kualitatif yang menggambarkan Kegiatan Belajar Mengajar
oleh guru, keaktifan siswa, dan keterampilan menyelesaikan pembagian pecahan melalui model pembelajaran Kooperatif Turnament Game Team (TGT), berikut ini akan diuraikan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran. a)
Kegiatan belajar mengajar guru Penilaian pada aspek yang diamati pada kegiatan guru pembelajaan
melalaui kegiatan siklus II, sama halnya dengan aspek yang diamati pada siklus I. Siklus II juga mengamati 24 aspek kegiatan guru. Aspek tersebut juga diamati dengan menggunakan lembar observasi yang disusun untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Prosentasi hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 8 : Hasil pengamatan kegiatan belajar megajar siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel tersebut, dari 24 aspek yang diamati yang memperoleh kriteria baik berjumlah 20 aspek atau 83%, yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 4 aspek atau 17%. b) Kegiatan siswa Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukan bahwa siswa mengalami peningkatan motivasi yang sangat menggembirakan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa sudah terbiasa bertanya dan mengemukakan pendapat apabila peneliti memberikan permasalahan. Dan tidak hanya motivasi belajar siswa yang mengalami peningkatan, akan tetapi kemampuan belajar mereka juga mengalami peningkatang yang begitu menggembirakan pada keterampilan menyelesaikan pembagian pecahan. Pada tahap pendahuluan, kegiatan siswa cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari : 1.
Siswa sangat antusias mengikuti belajar mengajar.
2.
Pada saat penjelasan materi secara global siswa juga berani mengajukan pertanyaan dan pendapat. Memasuki kegiatan inti, ketika guru membentuk kelompok masing-masing
kelompok diberi materi untuk dipelajari dan dikuasai. Ketika peneliti memberi tugas atau pembagian materi paada masing-masing kelompok, siswa menerima tugas dengan senang hati dan atas anjuran peneliti mereka berusaha untuk saling bantu memahami materi yang dibebankan pada masing-masing kelompk. Kemudian siswa mengilustrasikan materi dengan kehidupan sehari-hari. Mereka tanpak bersemangat mengerjakan tugas, mereka saling membatu memahami materi yang diberikan. Mereka saling melontarkan pertanyaan demi tercapainya hasil belajar yang memuaskan serta terus berdiskusi dalam waktu yang ditentukan, serta menampakan rasa gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Tidak tampak rasa letih dari roman muka siswa, bahkan ketika peneliti memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, dengan serentak para siswa berebut bertanya kepada guru. Peneliti menangkap komunikasi dan kerja sama yang sudah sangat baik bahkan dapat dikatakann begitu dinamis dan sempurna pada diskusi antar sesama anggota kelompok, karena masing-masing siswa merasa tidak ada beban rasa malu dan takut salah dalam mengajukan pendapat. Selain itu siswa sudah sangat terbiasa dan menyatu dengan media pembelajaran yang peneliti terapkan dikelas VI SD Inpres Popaya. Kegiatan belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 80% dari 50% . berikut hasil pengamatan kegiatan siswa. c). Keterampilan siswa menyelesaikan pembagian pecahan
Keterampilan siswa menyelesaikan pembagian pecahan diukur dari performan menyangkut pengetahuan dan sikap. Pada siklus ini nilai yang diperoleh siswa telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10 : Keterampilan Siswa menyelesaikan Pembagian Pecahan pada siklus II. Berdasarkan hasil kemampuan pada tabel tersebut, yang memperoleh nilai diatas 65 berjumlah 24 siswa dengan prosentase 88,89%, dan yang memperoleh nilai dibawah 65 berjumlah 3 siswa 11,11%. Dengan demikian tindakan ini tidak akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. 1.1.3.4 Tahap Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama dengan siklussiklus sebelumnya yaitu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan perkalian pecahan melalui metode pembelajaran TGT. Pada siklus II siswa sudah sangat mengerti dan cocok dengan media pembelajaran yang diterapkan peneliti. Bahkan mayoritas dari mereka sudah sangat terbiasa dengan media pembelajaran yang peneliti terapkan dikelas VI ini. Pada waktu mengerjakan soal para siswa sudah merasa nyaman berdiskusi dengan teman kelompoknya, dengan demikian tugas yang dikerjakan secara kelompok sudah mereka kerjakan bersama-sama, dan sudah tidak ada lagi dominasi dari siswa yang lebih unggul. Mereka mengerjakan tugas dengan roman muka yang gembira dan tidak terlihat letih ataupun bermalas-malasan. Bardasarkan hasil yang dicapai pada siklus II, maka tindakan ini tidak akan dilanjutkan pada siklus berikutnya karena indikator kinerja sudah tercapai.
4.2. Pembahasan Proses perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan kemampuan siswa dilakukan sebanyak 2 siklus dengan dilalui dalam 4 tahap yaitu : Tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan tahap refleksi. Pada siklus pertama, peneliti membuat perencanaan secara sistematika yang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Pada tahap ini, tidak ada masalah dengan perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan belajar mengajar guru, hasil yang diperoleh pada siklus I dengan kriteria berjumlah 9 aspek atau 37,5 pada siklus II meningkat menjadi 20 aspek atau 83%. Berikut ini grafik histogram kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I dan II. Grafik 1 : Grafik histogram kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I dan II
100
83
80 60
50 37,5
12,5
Baik 17
40 20
Cukup Kurang
0 Siklus 1
Siklus 2
Kegiatan siswa pada siklus 1 ini nilai baik yang diperoleh 50% dan pada siklus 2 dinilai baik yang diperoleh 80%. Berikut ini grafik histogram kegiatan siswa pada siklus 1 dan 2. Grafik 2 : Grafik histogram kegiatan siswa pada siklus I dan II 80
80
80
60 50
40 20
20 0
Siklus 1
Baik Cukup Kurang
Siklus 2
Berdasarkan Grafik histogram diatas, kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1 diantaranya : a. Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa membawa siswa untuk aktif berbicara mengemukan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan, b. Sebagian siswa mengandalkan kemampuan menjawab pertanyaan guru bukan pada kemampuan menyikapi atau memecahkan persoalan, sehingga motivasi belajar siswa adalah untuk mempelajari materi secara keseluruhan (sebatas materi /bahan ajar) bukan untuk mensingkronkan materi dengan kehidupan nyata,. c. Motivasi belajar siswa terhadap materi Matematika hanya dimiliki mereka yang sebagian besar memiliki prestasi dikelas, sedangkan mereka yang
berprestasi rendah/kurang cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam proses belajar yang dialami sebelumnya Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus 1 maka peneliti melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan mengambil langkan-langkan sebagai berikut. a. Guru lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat materi pelajaran yang dipelajari, terutama pada kelompok yang pasif dan kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. b. Memotifasi siswa agar lebih berani mengungkapkan gagasannya. c. Memberi pengertian akan pentingnya kerja sama dalam kelompok d. Pada pembelajaran tindakan sebaiknya dominasi guru agar dikurangi sehingga proses belajar mengajar lebih tampak. Proses belajar yang berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. e. Kegiatan diskusi kelompok yang dapat membawa semua siswa untuk aktif berbicara mengemukakan pendapat bertanya dan menjawab pertanyaan, f. Siswa sudah dapat mengandalkan kemampuan menyikapi atau memecahkan persoalan, dan mensinkronkan materi dengan kehidupan nyata. g. Memacu siswa untuk lebih banyak membaca buku, baik diperpustakaan atau buku pendukung lainnya. kelebihan siklus II yaitu siswa terlihat sangat antusias dan tidak ada siswa yang berbuat curang, disamping itu siswa lebih percaya diri untuk mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru pada terakhir season, dan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru siswa lebih menguasai pembelajaran yang disajikan. Sementara kemampuan siswa pada berperilaku baik pada siklus 1 yang memperoleh nilai diatas 65 7 siswa dengan prosentase 25% dengan rata-rata 78,89, pada siklus 2 meningkat menjadi 24 siswa dengan prosentase 88,89% dengan ratat-rata 78,89. Berikut grafik histrogram kemampuan siswa pada siklus 1 dan II. Berdasarkan hasil yang dicapai pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas di atas, maka hipotesis yang menyatakan “jika guru menggunakan model pembelajaran Kooperatif Turnament Game Team (TGT) pada materi pembagian pecahan pada siswa kelas VI SD Inpres Popaya akan meningkatkan keterampilan menyelesaikan pembagian pecahan, terbukti dan dinyatakan dapat diterima.