45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena dianggap sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek dalam peneletian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang siswa. Adapun fokus peneltian adalah meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada siswa kelas VI yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. SDN 7 Bonepantai terletak di Desa Tongo Kecamatan Bonepantai, merupakan salah satu sekolah yang ada di desa tongo yang dipimpin oleh Bapak Armando R.M. Pakaya S.Pd. yang berdiri sejak tahun 1955 dengan luas bangunan 399 M2 dan luas tanah 630 M2. Terletak di jalan Trans Sulawesi Pantai Selatan, Sebelah barat berbatasan dengan jalan desa, sebelah timur berbatasan dengan TK Mawar Indah, sebelah utara berbatasan dengan perkebunan penduduk, dan sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya. Lokasi sekolah ini memiliki tempat strategi, jauh dari lokasi keramaian dengan jumlah guru 13 orang bersama dengan kepala sekolah, dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 231 orang siswa yang terdiri dari 115 orang siswa lakilaki dan 116 orang siswa perempuan dan berasal dari berbagai tingkatan ekonomi orang tua.
45
46
SDN 7 Bonepantai memiliki bangunan yang memadai serta beberapa fasilitas lainnya yang menunjang proses pembelajaran serta keadaan bangun tersebut dalam kondisi baik dan terawat. 1.1.1
Perencanaan Pembelajaran Perencanaan Pembelajaran dan penelitian tindakan kelas ini sebelum
masuk pada Siklus I
maka diadakan pelaksanaan obeservasi awal yang
dilaksanakan pada hari Kamis 29 November 2012, dari jam (07.30 – 08.40). Adapun pelaksanaan pembelajaran dalam setiap siklus dilakukan 1 kali pertemuan . Pelaksanaan tindakan kelas Siklus I dilaksanakan pada hari selasa 4 desember 2012 dari jam (07.30-08.40), untuk pelaksanaan tindakan kelas Siklus II dilaksanakan pada hari selasa 18 desember 2012, dari jam (07.30-08.45). 4.1.2
Pelaksanaan Pembelajaran Observasi Awal Observasi dalam pembelajaran dilakukan secara individual selama
pembelajaran berlangsung oleh peneliti yang dilaksanakan pada hari kamis 29 desember 2012 dari jam (07.30-08.40). Berdasarkan pengamatan observasi awal yang dilaksanakan oleh penelti dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada obeservasi awal, menunjukan bahwa pengelolaan belajar yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan dapat terlihat, dari 25 siswa hanya terdapat 11 orang siswa ( 44 %) yang mampu, 6 orang siswa (24%) yang kurang mampu dan 8 orang siswa (32%) yang tidak mampu. Untuk itu temuan pada obeservasi awal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi masih sangat rendah.
47
4.1.3
Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
a. Tahap Persiapan Setelah ditetapkan untuk menerapkan model STAD dalam pembelajaran mengapresiasi cerita fiksi pada murid kelas VI SDN 7 Bonepantai pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 dari jam (07.30-08.40), maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan. Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia, adapun rencana kegiatannya adalah sebelum guru melakukan pembelajaran, guru/peneliti melakukan apersepsi dan memancing pengetahuan siswa yang berkaitan dengan materi mengapresiasi cerita fiksi dengan perencanaan pembelajaran ini mengambil tema sesuai dengan pengetahuan masing-masing murid, yang sesuai dengan kurikulum pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas VI SD Semester I dengan perencanaan satu kali pertemuan. Pada pembelajaran pertama siklus I pada kemampuan mengapresiasi cerita fiksi, kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah “Mengidentifikasi latar, tema, amanat, pokok pikiran dan gagasan dari cerita anak yang dibaca.”. Diantaranya menentukan Tema, Latar/suasana, amanat, pokok pikiran dan gagasan yang disampaikan melalui cerita fiksi. Sedangkan rumusan tujuan yang hendak dicapai yaitu: 1) Siswa dapat mendengarkan cerita anak. 2) Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan cerita yang didengar. 3)Siswa dapat menentukan tema cerita. 4)Siswa dapat menentukan latar cerita. 5)Siswa dapat menentukan amanat cerita. 6) Siswa dapat menentukan pokok pikiran. 7) siswa dapat menentukan gagasan. 8) Siswa dapat menceritakan kembali cerita yang didengar
48
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran kemampuan mengapresiasi cerita melalui model STAD dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, sebagaimana terdapat pada lampiran 2. Pertemuan pada siklus I. Pembelajaran tindakan ini diberikan berdasarkan hasil refleksi tes awal yang dalam hal ini belum dapat mengaprersiasi cerita fiksi. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan selama satu pertemuan, pertemuan ini dilaksanakan selama satu kali tatap muka, dengan materi yang diberikan mengapresiasi cerita fiksi dengan tema sesuai dengan pengetahuan siswa. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD. Pada pertemuan siklus I difokuskan pada tahap pembangkitan minat siswa, pengaitan dan pendeskripsian cerita. Pada tahap ini guru/peneliti mulai pelajaran dengan memberitahukan kepada murid standar kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Selanjutnya guru menjelaskan materi sesuai dengan tema pembelajaran. Kemudian murid dibagi menjadi Lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang, guru membagikan teks cerita kepada masingmasing siswa sesuai dengan kelompoknya, semua siswa membaca dalam hati teks cerita yang telah dibagikan. Hal ini, dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Setelah siswa selesai membaca cerita, guru/peneliti memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk menanggapi cerita yang telah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri, tetapi siswa masih ragu-ragu karena masih kurang kerjasama dalam kelompoknya.
49
Pada tahap selanjutnya guru/peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajarkan. Namun pada tahap ini guru/peneliti kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang kurang dipahami. Setelah itu siswa menentukan unsur-unsur cerita dengan diskusi kelompok. Kegiatan selanjutnya, melaksanakan kegiatan akhir yakni guru/peneliti bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran. Pada akhir pertemuan siklus I, siswa diberi tes akhir dengan soal sesuai dengan materi tentang mengapresiasi cerita fiksi yang telah diajarkan, sehingga murid dapat mengembangkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Untuk Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada siklus I menggunakan format hasil observasi siswa dan hasil observasi guru. Dari pelaksanaan siklus I diperoleh beberapa hasil pengamatan yakni : (1) Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. (2) siswa masih raguragu dalam menanggapi isi cerita. (3) Guru kurang memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk mengajukan pertaanyaan yang sesuai dengan materi pelajaran. (4) siswa kurang kerjasama dalam kelompoknya untuk menafsirkan cerita fiksi sehingga masih banyak murid yang mengalami kesulitan. (5) siswa sudah dapat menentukan unsur-unsur cerita yang telah dibaca. (6) siswa sudah dapat memberikan penilaian terhadap cerita yang telah dibaca secara berkelompok. (7)
50
Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada uraian kegiatan siswa dan kegiatan guru berikut ini :
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I Adapun hasil yang di capai pada hasil pangamatan kegiatan siswa dalam
proses pembelajaran untuk siklus I disajikan pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Hasil Rekapitulasi kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD Aspek Siswa Pada Siklus I
No
Aspek Yang diamati
Mampu
%
1 2 3 4 5
Tema Latar Amanat Pokok Pikiran Gagasan
17 15 16 16 16
68% 60% 64% 64% 64%
Kriteria Kurang % Mampu 6 24% 7 28% 6 24% 6 24% 5 20%
Tidak Mampu 2 3 3 3 4
% 8% 12% 12% 12% 16%
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus 1 sebagaimana tercantum dalam tabel 2 tersebut menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa aspek kemampuan menentukan tema cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 17 orang siswa atau 68% yang mampu, 6 orang siswa atau 24% yang kurang mampu dan 2 orang siswa atau 8% yang tidak mampu. Kemudian pada aspek kemampuan menentukan latar cerita
51
melalui model STAD dari 25 orang siswa hanya terdapat 15 orang siswa atau 60% yang mampu, 7 orang siswa atau 28% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 12% yang tidak mampu, kemudian pada aspek menentukan amanat cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 16 orang siswa atau 64% yang mampu, 6 orang siswa atau 24% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 12% yang tidak mampu, selanjutnya pada aspek menentukan pokok pikiran cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 16 orang siswa atau 64% yang mampu, 6 orang siswa atau 24% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 12% yang tidak mampu, dan selanjutnya terakhir pada aspek menentukan gagasan cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 16 orang siswa atau 64% yang mampu, 5 orang siswa atau 20% yang kurang mampu dan 4 orang siswa atau 16% yang tidak mampu.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran Pada Siklus I Format pengamatan kegiatan belajar mencakup 24 aspek baik dari pra
pembelajaran sampai dengan penutup pembelajaran. Adapun hasil yang dicapai pada obeservasi aktifitas guru untuk siklus I disajikan pada tabel 2 berikut ini :
52
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan guru dalam proses pembelajaran Pada Siklus I No
Indikator / Aspek yang diamati
I 1 2 II A 3 4
PRA PEMBELAJARAN Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahun yang lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan khiraki belajar dan karakteristik siswa Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan / Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan karakteristik siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatna Sumber Belajar / Media Pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar Penilaian Proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bahan remidial / pengayaan Total Presentase
5 6 B 7 8 9 10 11 12 C 13 14 15 D 16 17 18 E 19 20 F 21 22 III 23 24
Kualifikasi P1 P2 √ √
√ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√ √
16 66,6%
15 62,5%
Aspek-aspek yang kurang pada guru mitra sesuai penilaian oleh pengamat antara lain : (1) menunjukan pengusaan materi pembelajaran; pada kegiatan inti
53
dalam proses pembelajaran masih sebagian besar siswa yang tidak memahami materi karena guru lebih banyak menulis dipapan tulis. (2) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan; dalam kegiatan pembelajaran tidak mengaitkan materi dengan pengatahuan yang lain yang relecan sehingga tidak nampak pembelajaran. (3) Mengaitkan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karekteritik siswa ; hal ini terlihat pada proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteritik siswa, sehingga siswa kurang memahami penjelasan guru. (4) Mengaitkan materi dengan realita kehidupan ; pada kegiatan pembelajaran siswa belum memahami penjelasan guru, disebabkan guru yang kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. (5) Melaksanakan pembelajaran secara runtut ; dalam pendekatan atau strategi tidak terlaksana secara runtut. (6) menguasai kelas ; guru tidak menguasai kelas, hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang terlalu banyak. (7) menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran ; hal ini terlihat dari proses pembelajaran siswa yang kurang bertanya tentang materi yang diajarkan. (8) menumbuhkan keceriaan atau antusisme siswa dalam belajar; tidak adanya keceriaan dan atusisme siswa dalam belajar. Adapun aspek-aspek yang kurang pada guru mitra sesuai penilaian pengamat II antara lain : (1) menunjukan penguasaan materi dalam proses pembelajaran siswa kurang memahami materi karena guru lebih banyak menulis dipapan tulis. (2) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan; pada proses pembelajaran berlangsung guru tidak mengaitkan materi dengan proses pengetahuan yang lain yang relevan (3) menyampaikan materi dengan
54
jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteritik siswa ; guru tidak menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, sehingga siswa kurang memahami penjelasan guru. (4) mengaitkan materi dengan realitas kehidupan ; pada kegiatan pembelajaran siswa belum memahami penjelasan guru disebabkan guru yang kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. (5) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan karakteristik siswa ; hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman siswa pada siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. (6) melaksanakan pembelajaran secara runtut; dalam pendekatan atau strategi pembelajaran tidak terlaksana secara runtut. (7) menguasai kelas; guru tidak menguasai kelas, hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang terlalu banyak. (8) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan ; pada pelaksanaan pembelajaran guru tidak melaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang direncakanan disebabkan karena keadaan siswa yang ribut sehingga guru langsung memberikan tugas LKS untuk dikerjakan siswa. (9) menggunakan bahasa lisan atau tulisan secara jelas, baik dan benar; dalam penguasaan bahasa guru biasanya menggunakan bahasa daerah sehingga dalam proses pembelajaran sebahagian besar siswa tidak mengerti penjelasan guru. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus I sebagaimana tercantum pada tabel 2 tersebut, menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 16 aspek atau 66,6%
55
sedangkan peneliti mencapai 15 aspek atau 62,5% , sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya d. Tahap Analisis Data dan Refleksi
Analisis hasil pengamatan kemampuan siswa Aspek kemampuan siswa yang harus dicapai berupa kemampuan
mengapesiasi cerita fiksi ditekankan pada hal-hal sebagai berikut : (a) Kemampuan menentukan tema cerita, (b) Kemampuan Menentukan Latar cerita, (c) Kemampuan menentukan amanat cerita, (d) Kemampuan menentukan pokok pikiran, dan (e) Kemampuan menentukan gagasan cerita.
Refleksi Pelaksanaan Siklus I Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran dengan pihak terkait. Refleksi dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dari kegiatan tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I apakah telah sesuai dengan rencana program pembelajaran dan apakah kegiatan tindakan kelas dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD di kelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango. Dari hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas siklus I belum dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, karena dari beberapa aspek pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pelaksanaannya. Hal ini berarti bahwa tindakan kelas siklus I belum mencapai indikator kinerja sehingga harus dilanjutkan ke tindakan kelas siklus II.
56
1.1.4
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari
siklus I, dalam hal ini kekurangan pada siklus I diantisipasi pada siklus diupayakan untuk memecahkan masalah yang ditemui baik oleh peneliti maupun guru pengamat, selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa untuk pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari selasa 18 Desember 2012, dari jam (07.30-08.40). adapun prosedur pelaksana sama seperti siklus I dengan tahapantahapan pelaksanaan sebagai berikut : a. Tahap Persiapan Pada tahap ini, untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada pembelajaran bahasa Indonesia peneliti menyusun rancangan kegiatan perbaikan untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui selama pembelajaran pada siklus I dengan melakukan variasi kegiatan. Berdasarkan hasil pada tindakan siklus I, maka peneliti bersama dengan guru merencanakan tindakan siklus II agar kekurangan atau kelemahankelemahan pada siklus I dapat diperbaiki. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II penekanannya yaitu pada pada tahap pembangkitan minat dan tahap penafsiran. Pada siklus II ini, penekanan utamanya adalah memotivasi siswa untuk memberikan tanggapan tanpa ragu-ragu, dan melakukan penafsiran terhadap cerita yang telah dibaca, namun tahap-tahap yang lain juga tetap jadi perhatian.
57
Adapun tujuan yang diharapkan adalah agar siswa memahami tujuan mengapresiasi cerita yang telah dibaca. Kemudian dalam pembelajaran ini diharapkan murid dapat memahami kemampuan mengapresiasi crerita fiksi, antara lain menentukan unsur-unsur cerita dengan tepat sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuanya. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, dan metode pemberian tugas. Evaluasi yang dilakukan adalah soal dalam bentuk individual untuk dikerjakan. b. Tahap Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan satu kali pertemuan sama halnya dengan siklus I. Pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD kembali dilakukan dengan mengikuti rencana pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya, yang terlampir pada lampiran 7. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu, diawali dengan mempersiapkan
siswa
mengikuti
pembelajaran,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai pada akhir proses pembelajaran, memberikan motivasi kepada murid agar bersemangat dalam belajar dan melakukan apersepsi (tanya jawab tentang materi yang telah diajarkan) Pada tahap awal guru/peneliti kembali menjelaskan materi pelajaran untuk merangsang pengetahuan siswa tentang pelajaran minggu lalu. Kemudian siswa kembali membaca teks cerita yang telah dibagikan. Pada tahap selanjutnya siswa kerja kelompok untuk menefsirkan rangkaian cerita dan menyimpulkan maksud
58
cerita dengan kata-kata sendiri. Setelah itu siswa melakukan penilaian terhadap rangkaian cerita yang telah dibaca. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tugas dan mengerjakn soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran. Soal-soal yang diberikan murid pada siklus II ini masih sama dengan soal-soal pada siklus I. Pemberian tes ini untuk memastikan apakah ada peningkatan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi pada siswa yang telah diajarkan dari siklus sebelumnya. Dan hasil dari tes tersebut menunjukan bahwa penggunaan model STAD Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Mengapresiasi Cerita Fiksi Di SDN 7 Bonepantai pada siklus II ini dapat dikatakan sudah berhasil dan tuntas. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Untuk
menilai
pelaksanaan
pembelajaran
dalam
meningkatkan
kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada siklus II sama seperti penilaian pada siklus I yakni menggunakan format hasil obeservasi aktifitas siswa dan hasil aktifitas guru. Dari pelaksanaan siklus II diperoleh beberapa hasil pengamatan yakni : (1) Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. (2) Siswa sudah dapat menanggapi cerita dengan menggunakan kata-katanya sendiri. (3) Guru sudah memberikan kesempatan pada murid untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang kurang dipahami. (4) Siswa sudah dapat menentukan unsur-unsur cerita atas bimbingan guru/peneliti. (5) Siswa sudah dapat menafsirkan dan memberikan penilaian terhadap cerita yang telah dibaca. (6) Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil yang diamati/dinilai.
59
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian kegiatan siswa dan kegiatan guru berikut ini
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam proses Pembelajaran Pada Siklus II Adapun hasil yang telah dicapai pada hasil pengamatan siswa dalam
proses pembelajaran untuk siklus II disajikan pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Kemampuan Siswa dalam mengapresiasi cerita Fiksi Melalui Model STAD Aspek Siswa Pada Siklus II
No
Aspek Yang diamati
Mampu
%
1 2 3 4 5
Tema Latar Amanat Pokok Pikiran Gagasan
23 22 22 21 22
92% 84% 88% 84% 88%
Kriteria Kurang % Mampu 2 8% 3 12% 3 12% 4 16% 3 12%
Tidak Mampu 0 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0% 0%
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus II sebagaimana tercantum dalam tabel 4 tersebut menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru telah memenuhi target yang telah dilaharapkan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari aspek kemampuan menentukan tema cerita dari 25 orang siswa sudah terdapat 23 orang siswa atau 92% yang mampu, 2 orang siswa atau 8% yang kurang mampu dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Kemudian pada aspek kemampuan menentukan latar cerita melalui model STAD dari 25 orang siswa sudah terdapat 22 orang siswa atau 88% yang mampu, 3 orang siswa atau 12% yang kurang mampu dan
60
sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Kemudian pada aspek menentukan amanat cerita dari 25 orang siswa sudah terdapat 22 orang siswa atau 88% yang mampu, 3 orang siswa atau 12% yang kurang mampu dan dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Selanjutnya pada aspek menentukan pokok pikiran cerita dari 25 orang siswa sudah terdapat 21 orang siswa atau 84% yang mampu, dan 4 orang siswa atau 16% yang kurang mampu dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Dan selanjutnya terakhir pada aspek menentukan gagasan cerita dari 25 orang siswa siswa sudah terdapat 22 orang siswa atau 88% yang mampu, dan 3 orang siswa atau 12% yang kurang mampu dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II Kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus II diamati dan dinilai
dengan menggunakan lembar obeservasi yang telah disiapkan. Adapun hasil yang telah dicapai pada observasi aktifitas guru untuk siklus II disajikan pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Hasil Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II No
Indikator / Aspek yang diamati
Kualifikasi P1 P2
61
I 1 2 II A 3 4
PRA PEMBELAJARAN Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahun yang lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan khiraki belajar dan 5 karakteristik siswa 6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B Pendekatan / Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan 7 dicapai dan karakteristik siswa 8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas 10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C Pemanfaatna Sumber Belajar / Media Pembelajaran 13 Menggunakan media secara efektif dan efisien 14 Menghasilkan pesan yang menarik 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 17 Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar E Penilaian Proses dan hasil belajar 19 Memantau kemajuan belajar selama proses 20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F Penggunaan Bahasa 21 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar 22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III PENUTUP 23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas 24 sebagai bahan remidial / pengayaan Total Presentase
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
22 23 91,6% 96%
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar siklus II sebagaimana tercantum dalam tabel 4 tersebut,
62
menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru telah memenuhi targer yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 22 aspek atau 91,6% sedangkan peneliti mencapai aspek 96% sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. d. Tahap Analisis Data dan refleksi
Analisis Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Data hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa perkembangan
kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada Kelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango lebih meningkat dibandingkan dari siklus I.
Refleksi Pelaksanaan siklus II Kegiatan refleksi dilaksanakan melalui diskusi dengan guru pengamat.
Refleksi ini dilakukan untuk meninjau kembali target yang hendak dicapai yang telah diperoleh. Berdasarkan evaluasi proses dan hasil tindakan sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh pada siklus II telah menunjukan adanya peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan hasil yang diperoleh pada siklus I. Bahkan berdasarkan hasil penelitian guru pengamat menyatakan bahwa proses pembelajaran telah terlaksana dengan baik dan berhasil. Menurut data penilaian yang diberikan oleh guru pengamat menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru berlangsung sesuai rencana dan memperoleh hasil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan
63
bahwa kegiatan pembelajaran telah terlaksana dengan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 1.2 Pembahasan Berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja yaitu 80% maka peneltian tindakan kelas menunjukan hasil seperti di bawah ini : Tabel 5 : Perbandingan Presentase Kemampuan Siswa Kriteria Hasil Tindakan
Total
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Observasi Awal
44%
24%
32%
100%
Siklus I
64%
24%
12%
100%
Siklus II
88%
12%
0%
100%
Dari tabel 5 di atas penelitian pada observasi awal memiliki kemampuan mengapresiasi cerita fiksi 11 orang (44%), siklus I mengalami peningkatan menjadi 16 orang (64%) ,siklus II menjadi 22 orang (88%). Adapun hasil pelaksanaan pada siklus I mencapai 64% atau meningkat 20% dari hasil obeservasi awal, dan siklus II mencapai 88% meningkat menjadi 24% dari hasil siklus I. Data perbandingan hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus I yang diperoleh guru mitra sebanyak 16 aspek atau 66,6%. Sedangkan peneliti mencapai 15 aspek atau 62,5%. Selanjutnya data perbandingan hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus II yang diperoleh guru mitra sebanyak 22 aspek atau 91,6%, sedangkan peneliti
64
menjadi 23 aspek atau 96% sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Mencermati temuan pelaksanaan tindakan yang diperoleh melalui siklus I dan siklus II, maka terlihat jelas adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa indonesia khusunya kemampuan mengapresiasi cerita fiksi siswa kelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango melalui model STAD. Hal ini terlihat pada semua aspek baik dalam aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam hasil belajar pada kompetensi mengapresiasi cerita. Jika dikaji lebih lanjut bahwa peningkatan hasil belajar ini erat kaitannya dengan strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran. Dalam konteks ini penggunaan
model
STAD
dapat
meningkatkan
aktifitas
siswa
dalam
pembelajaran. Kondisi tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil yang dicapai pada siklus II maka dapat disimpulkan bawah hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa : “Jika guru menggunakan model STAD maka kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi dikelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango akan meningkat”, dapat diterima.