BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat sangat jauh dari ibu kota Kabupaten Banggai Kepulauan dan untuk menempuh sekolah-sekolah dasar yang ada di Kecamatan Bokan Kepulauan dilakukan dengan perjalanan laut dengan menumpanagi kapal laut. SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan terletak di perbatasan antara provinsi Maluku Utara dengan Sulawesi Tengah. Sekolah ini memiliki seorang Kepala Sekolah yang sangat kompeten dibidangnya. Dalam kegiatan ini akan dilaporkan hasil penelitian Implementasi Manajemen Berbasis sekolah (MBS) di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan dengan pembahasan sebagai berikut:
4.1.1 Temuan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka secara umum peneliti menemukan beberapa faktor yang menjadi kendala sehingga kurang berhasilnya implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SDN se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan berupa kendala. Secara umum, kendala-kendala implementasi manajemen berbasis sekolah diantaranya adalah kurangnya dukungan mutu guru dan kesadaran masyarakat
48
yang tinggi tentang arti dan fungsi sekolah, birokrasi yang kurang mendukung, serta kekurangsiapan masayarakat untuk menjadi anggota dewan sekolah. Secara umum implementasi MBS belum berjalan dengan baik. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan manajemen berbasis sekolah di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu: 1. Kurangnya sosialisasi dan pembinaan terkait dengan petunjuk teknis maupun petunjuk pelaksanaan MBS itu sendiri. Kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap implementasi manajemen berbasis sekolah disebabkan karena jarak yang begitu jauh bagi para tim sosialisasi sehingga mengakibatkan mereka jarang melakukan hal-hal tersebut seperti sosialisasi dan pembinaan. 2. Pemahaman guru tentang implemnetasi MBS yang beragam Penyamaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan, merupakan faktor penting dalam menyukseskan suatu program. Perbedaan persepsi dari warga sekolah tentang konsep implemnetasi MBS sedikit banyak akan menjadi kendala yang perlu sedini mungkin untuk segera diminimalisir oleh pemimpin sekolah. 3. Keterbatasan pendanaan sekolah Pendanaan mempunyai dampak yang secara langsung menentukan efektivitas dan efiensi penyelenggaraan pendidikan. Apabila pendanaan sekolah hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah, dapat dikatakan masih kurang memadai, sehingga sekolah dengan kretivitasnya perlu untuk mencari sumber pendanaan lain.
49
4. Kurangnya tenaga pengajar Pengajar untuk kegiatan pembelajaran masih sangat terbatas. 5. Sarana-prasarana yang kurang memadai. 6. Letak sekolah yang sangat jauh dan tidak memiliki akses informasi. Letak sekolah sangat jauh sehingga susah dalam mendapatkan informasi dalam peningkatan pendidikan. Berdasarkan temuan umum tersebut, maka perlu bagi pemimpin sekolah, warga sekolah serta masyarakat secara bersama-sama melakukan evaluasi penyelenggaraan program secara berkala untuk kemudian merumuskan alternatif solusi untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dalam pelaksanaan implementasi manajemen berbasis sekolah khususnya di SDN se Kecamatan Bokan Kepualauan Kabupaten Banggai Kepulauan.
4.1.2 Temuan Khusus Adapun temuan-temuan khusus sesuai dengan masalah yang menjadi sasaran dalam dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 4.1.2.1 Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Berdasarkan jawaban angket penelitian yang dilakukan guru diperoleh data secara keseluruhan ada 35 orang responden menyatakan melaksanakan Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten
Banggai
Kepulauan
tersebut.
Dari hasil
angket
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah yang diteliti, termasuk dalam kategori
50
baik. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran dapat dilihat secara terperinci tentang: a. Materi diantaranya yaitu : materi kurikulum inti sebesar 65% masih disusun ditingkat pusat dan materi kurikulum muatan lokal sebesar 35% disusun ditingkat sekolah berdasarkan potensi lingkungan setempat dengan hasil baik . Pedoman dan kisi-kisi soal disusun ditingkat pusat dengan kategori cukup. b. Perencanaan PBM yang dapat dilihat secara terperinci diantaranya yaitu adanya rencana pembelajaran tahunan, adanya rencana pembelajaran semester dan adanya perumusan tujuan. Dari hasil jawaban responden menunjukkan hasil baik tentang pelaksanaan perencanaan PBM. c. Pelaksanaan PBM di kelas yang meliputi metode dan media yang digunakan, pemanfaatan sumber belajar yang tersedia, suasana belajar di kelas, aktivitas guru di kelas, aktifitas murid belajar di kelas berada dalam kategori kurang baik. d. Evaluasi PBM termasuk dalam kategori baik dengan cara melakukan pre-test dan post-test setiap kali mengajar, memberikan PR, memberitahu hasil penilaian serta membahas kembali mata pelajaran yang belum dikuasai siswa.
4.1.2.2 Manajemen Siswa Dalam mengetahui kegiatan manajemen siswa perlu diperhatikan mulai dari penerimaan siswa baru, data tentang siswa yang kemudian dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental, emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah dikategorikan baik. Kegiatan kemajuan belajar
51
yang mencakup pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku presensi, buku rapor, buku mutasi serta melaporkan kepada orang tua kemajuan siswa secara periodik dan program supervisi bagi siswa yang punya kelainan dikategorikan baik. Bimbingan dan pembinaan disiplin siswa yang dilakukan di sekolah meliputi bimbingan dan bantuan terhadap anakanak yang bermasalah dalam belajar, baik emosional maupun sosial, bertanggung jawab atas pengendalian disiplin siswa dikategorikan baik. Sekolah menerapkan ketiga hal tersebut dalam manajemen siswa dengan hasil yang baik.
4.1.2.3 Manajemen Ketenagaan Pelaksanaan manajemen ketenagaan termasuk dalam kategori cukup. Dapat dilihat secara terperinci, manajemen ketenagaan meliputi : perencanaan pegawai yang sebelumnya dilakukan analisis pekerjaan (Job analisis) dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan) dikategorikan cukup. Pengadaan pegawai dengan cara sekolah melakukan rekruitmen dan seleksi pegawai sendiri melalui ujian lisan termasuk dalam kategori kurang baik. Hubungan kerja sekolah yang sehat dan harmonis sehingga menunjang keberhasilan PBM dikategorikan baik Evaluasi kinerja pegawai dilakukan secara obyektif dan akurat difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah termasuk dalam kategori cukup baik.
52
4.2 Hasil Pembahasan Sejalan dengan arah kebijakan otonomi dan desentralisasi yang ditempuh oleh pemerintah, tanggung jawab pemerintah daerah akan meningkat, termasuk dalam manajemen pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tampil sebagai paradigma baru pengembangan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan sekolah dan kebutuhan daerah masing-masing. MBS merupakan kebijakan yang sangat strategis dalam rangka mengembangan kemampuan sekolah dan daerah dalam bottom up planing policy, yaitu kebijaksanaan pendidikan yang diprakarsai oleh setiap sekolah dan daerah yang bersangkutan serta ditindaklanjuti oleh setiap tingkatan manajemen diatasnya sampai tingkat pusat. Berdasarkan hasil analisis data, dari masing-masing sub variabel yaitu manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen siswa, manajemen sarana dan prasarana pendidikan, Hal ini menunjukkan bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauana dalah baik. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada sub variabel sebagai berikut : 4.2.1 Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Sesuai analisis data dari masing-masing indikator yaitu materi, pengujian, perencanaan PBM, pelaksanaan PBM, evaluasi PBM termasuk kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen kurikulum dan program pengajaran di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan tergolong baik.
53
Manajemen pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien. Kegiatan tersebut dapat dilihat dari kegiatan guru sebelum proses belajar mengajar, selama proses belajar mengajar dan sesudah proses belajar mengajar. Materi kurikulum di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan tergolong baik dengan. Secara kongkrit materi kurikulum inti sebesar 65% masih disusun di tingkat pusat dan materi kurikulum muatan lokal sebesar 35% disusun di tingkat sekolah berdasarkan potensi lingkungan setempat. Hal ini membuktikan bahwa dengan kurikulum muatan lokal, sekolah dapat mengembangkan program pendidikan tertentu yang sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungan. Pengujian tergolong cukup. Untuk pengujian, pedoman dan kisi-kisi soal disusun di tingkat pusat. Perencanaan proses belajar mengajar tergolong baik. Perencanaan tersebut meliputi pembuatan program tahunan dan program semester yang merupakan pedoman dalam pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi, program tahunan dan program semester disusun guru sebelum mulai semester dan diserahkan kepada seksi kurikulum kemudian diketahui oleh kepala sekolah. Satuan pelajaran disusun guru sebelum mulai mengajar. Pelaksanaan proses belajar dan mengajar tergolong kurang baik. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, penggunaan media atau alat peraga untuk menunjang tujuan belajar, memunculkan keaktifan siswa dalam
54
kegiatan belajar karena guru dalam menyampaikan materi selalu berceramah, guru guru melakukan tanya jawab, dan latihan. Ini berarti bahwa guru menciptakan suasana kegiatan belajar yang kurang menyenangkan dan mendominasi kegiatan proses belajar mengajar di kelas, guru tidak membebaskan siswa mengemukakan ide-ide kreatifnya dan tidak membebaskan siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sekelas dan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode yang tidak bervariasi dan media pembelajaran yang tidak mendukung materi dapat mempengaruhi keaktifan siswa belajar. Dengan tidak aktifnya siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa sangat rendah. Berdasarkan hasil observasi, guru menggunakan metode cermah dan penggunaan media yang tidak disesuaikan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan. Siswa tidak aktif dalam proses belajar mengajar dengan tidak mengeluarkan pendapat-pendapat mereka. Apabila ada materi yang tidak dimengerti, mereka tidak bertanya pada guru dan kepada teman yang dirasa mengerti. Jadi suasana proses belajar mengajar sangat tidak menyenangkan serta membosankan, siswa tidak aktif bertanya dan guru mendominasi kegiatan belajar di kelas. Evaluasi proses belajar mengajar tergolong kurang baik. Pelaksanaan pretest dan post-test setiap kali mengajar membuat siswa selalu tidak mempersiapkan diri untuk belajar. Pemberitahuan hasil penilaian tugas kepada siswa, pemberian PR (pekerjaan rumah) dan membahas kembali mata pelajaran yang belum dikuasai siswa, akan memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam pertemuan
55
selanjutnya. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan adanya evaluasi proses belajar mengajar dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi, guru selalu melakukan evaluasi proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Hal ini muncul dari termotivasinya siswa untuk mengevaluasi diri dan selalu belajar aktif terhadap penjelasan guru. Tugas perbaikan yang diberikan guru adalah tugas membaca bahan ajar, tugas pekerjaan rumah dan pembahasan kembali materi yang belum dikuasai siswa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan kepala sekolah tentang bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses belajar mengajar yang dilakukan guru dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, beliau menjawab : “Bahwa perencanaan proses belajar mengajar dilakukan oleh guru dengan menyiapkan perangkat-perangkat yang harus dipenuhi yaitu program tahunan, program semester, satuan pelajaran dan rancangan pembelajaran. Guru pada awal semester telah membuat dan diserahkan pada seksi kurikulum dan diketahui kepala sekolah. Walaupun kepala sekolah tidak memaksa, guru sudah melaksanakan hal itu karena memang sudah tugasnya. Namun dalam pelaksanaannya masih juah dari perencanaan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi komunikasi atau interaksi guru dengan siswa yang kurang baik, guru mendominasi kelas dan tidak memberikan kegiatan-kegiatan kepada anak-anak yang berhubungan dengan materi yang diberikan, hanya sebatas evaluasi. Dalam mengajar guru hanya menggunakan satu metode ceramah, tetapi dan pemberian tugas. Guru kurang memberikan motivasi dan mengarahkan sehingga anak kurang mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan
56
mata pelajaran. Sedangkan evaluasi proses belajar mengajar menyangkut tiga aspek yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Dalam evaluasi biasanya yang menonjol adalah aspek kognitifnya. Guru dituntut bagaimana bisa memberikan evaluasi yang menggambarkan ketiga aspek itu. Evaluasi ini ada yang dilakukan sebelum mulai pelajaran (pre-test) dan ada yang dilakukan setelah selesai mata pelajaran (post-test). Tetapi biasanya evaluasi dilakukan setelah materi pelajaran selesai”. Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan proses belajar mengajar meliputi pembuatan program tahunan dan program semester yang merupakan pedoman dalam pembelajaran agar sesuai dengan
tujuan
yang
diharapkan.
Pelaksanaan
proses
belajar
mengajar
menggunakan metode cermah dan media yang tidak sesuai dengan materi dan bahkan guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran, guru mendominasi kelas, sehingga siswa tidak aktif mengemukakan ide-idenya. Evaluasi proses belajar mengajar dilakukan sesudah pelajaran.
4.2.2 Manajemen Siswa Manajemen siswa menunjukkan hasil dengan kategori baik. Hal tersebut sudah dapat dilihat pada penerimaan siswa baru tergolong baik. Kegiatan penerimaan siswa baru dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru (PSB) mulai dari pendaftaran calon siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan jumlah tempat duduk yang tersedia di kelas I, dan registrasi (pencatatan peserta didik baru yang positif masuk).
57
Kegiatan kemajuan belajar tergolong baik. Sekolah mempunyai data yang lengkap tentang siswa dan dapat dipercaya yang dicatat dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi siswa, buku rapor, daftar kenaikan kelas dan buku mutasi. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para siswa. Kemajuan belajar siswa secara periodik yaitu setiap satu semester sekali dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Bimbingan dan pembinaan disiplin siswa tergolong baik. Secara kongkrit sekolah memberikan bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah baik dalam belajar, emosional, maupun sosial sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Sekolah bertanggung jawab atas pengendalian disiplin siswa dan pembinaan kesejahteraan siswa yang meliputi kesejahteraan mental (penyediaan tempat sembahyang, pendalaman agama), kesejahteraan fisik (UKS, keamanan dan kenyamanan belajar), kesejahteraan akademik (perpustakaan, tempat belajar yang memadahi, bimbingan belajar), dan kegiatan ekstrakurikuler (pramuka, paduan suara, kegiatan olahraga). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran. Selagi mengajar mereka juga menyelipkan bimbingan dan disiplin dalam materi pelajarannya. Sebagai contohnya saja mata pelajaran PPKn, bahasa Indonesia dan agama. Kalau ada anak yang bermasalah biasanya diundang ke ruang guru. Disana mereka ditanya
58
masalah apa yang sedang dihadapi. Kalau masalah materi, biasanya sekolah memberikan bantuan dengan cara memberikan alat-alat sekolah. Sehingga tidak mengganggu siswa dalam belajar untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Dengan kondisi yang demikian, manajemen siswa yang dilakukan di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan berjalan dengan baik, lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
4.2.3 Manajemen Ketenagaan Manajemen ketenagaan di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukkan dengan kategori cukup baik. Berbagai pernyataan kegiatan perencanaan pegawai yang sebelumnya dengan melakukan analisis pekerjaan (job analisis) dan analisis jabatan untuk memperoleh diskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan) tergolong sukup baik. Pengadaan pegawai tergolong kurang sekali. Hal ini dikarenakan sekolah sangat jauh dan jarang melakukan rekruitment pegawai sendiri dan jarang melakukan seleksi pegawai sendiri. Pengadaan pegawai (guru dan pegawai tata usaha) masih dilakukan oleh pemerintah pusat. Hubungan kerja pegawai tergolong baik. Ini bisa dilihat dari hubungan kerja yang sehat, harmonis dan saling mendukung antara kepala sekolah, guru dan pegawai tata usaha sehingga menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi, hubungan kepala sekolah dan pegawainya terjadi hubungan timbal balik yang saling mendukung demi tercapainya tujuan
59
sekolah. Kepala sekolah selalu menyempatkan diri ke ruang tata usaha dan ruang guru untuk mengetahui informasi dan masalah yang sedang dihadapi oleh pegawainya. Setiap bulan kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan pegawainya (guru dan non guru) untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi oleh sekolah. Evaluasi kinerja pegawai tergolong kurang baik. Evaluasi ini dilakukan secara tidak obyektif dan akurat serta tidak difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan kepala sekolah sebagai informan utama yaitu tentang bagaimana pelaksanaan manajemen ketenagaan yang dilaksanakan di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan, beliau menjawab : “Pelaksanaan manajemen ketenagaan di SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan ini dapat dibilang baik, pengadaan pegawai masih dilakukan oleh pemerintah pusat. Hubungan kerja antara kepala sekolah dengan guru dan pegawai harmonis, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Dapat juga dikatakan hubungan timbal balik yang saling mendukung sehingga menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Evaluasi kinerja dan pembinaan terhadap tenaga kependidikan (guru) dan pegawai tata usaha saya lakukan tiap bulan di luar jam kerja”. Secara teoritis, sebagaimana disebutkan oleh Mulyasa (2003:40), bahwa diantara faktor-faktor pendukung implementasi manajemen berbasis sekolah adalah meliputi: iklim sekolah yang kondusif, otonomi sekolah, kewajiban
60
sekolah, kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan profesional, serta partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui metode wawancara dengan kepala sekolah diketahui bahwa faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan manajemen berbasis sekolah adalah seabagai berikut: 1. Adanya dukungan dari seluruh warga sekolah Dukungan dari warga sekolah terhadap kesuksesan program-program sekolah dilakukan melalui pelaksanaan tugas masing-masing kompenen sekolah dengan baik dan penuh tanggung jawab, serta melalui komitmen bersama dalam memberikan keteladanan bagi peserta didik, melalui kekompakan dari seluruh komponen sekolah, maka tujuan sekolah akan mudah dicapai. 2. Adanya dukungan moril dan materiil dari masyarakat terhadap programprogram yang diselenggarakan sekolah Masyarakat selama ini sangat mendukung program sekolah, antara lain melalui kesediaan mereka untuk menjadi pembimbing serta menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang. 3. Motivasi yang tinggi dari peserta didik Khususnya pada kegiatan kepramukaan, peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan, sehingga akan meningkatkan kelancaran serta kesuksesan dari kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
61
Dari hasil wawancara tersebut, walaupun sebagai pelengkap, namun dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen ketenagaan tergolong cukup baik.
62