BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Awal Penelitian Sebelum
melakukan
tindakan
pembelajaran,
penulis
melakukan
observasi terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru di kelas V. Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah (teacher centered). Pembelajaran lebih sering didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya menyimak dan mencatat, tidak ada kegiatan percobaan atau diskusi sehingga hasil belajar siswa kurang relevan. Sebagai kegiatan pratindakan, penulis meminta izin kepada guru kelas V untuk mengajar mata pelajaran IPA untuk beberapa pertemuan. Hal ini dimaksudkan sebagai pendekatan terhadap siswa agar pada saatnya siswa terbiasa belajar dengan dibimbing oleh penulis. Selain itu, dilakukan pula wawancara kepada guru kelas V mengenai pendapatnya terhadap model pembelajaran yang tepat diterapkan untuk mata pelajaran IPA. Dari hasil wawancara yang dilakukan sebelum pembelajaran, guru berpendapat bahwa metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPA yang sesuai KTSP adalah metode eksperimen dengan alas an dapat membawa siswa melakukan praktek secara langsung. Dilakukan namun berbagai kendala dirasakan dalam pelaksanaanya, diantaranya tidak tersedianya laboratorium dan alat-alat percobaan yang memadai yang dapat membantu pembelajaran.
48
49
Guru mengalami kesulitan dalam melakukan persiapan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual. Selain itu, faktor waktu juga menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaannya. Mengenai penilaian, ternyata guru belum pernah melakukan penilaian yang berorientasi pada penilaian keterampilan proses sains (KPS) siswa, guru biasanya melakukan penilaian yang lebih berorientasi pada aspek kognitif yaitu jenis soal pilihan ganda atau uraian. Hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.1.1 halaman 135.
B. Pelaksanaan Penelitian Sebagaimana penelitian tindakan kelas maka penelitian dilakukan dengan melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang akhirnya membentuk sebuah siklus. Penelitian hanya dilakukan dalam tiga siklus karena dirasakan telah ada perbaikan dalam proses pembelajaran. Berikut ini gambaran pembelajaran untuk setiap siklus pembelajaran : 1.
Gambaran Pembelajaran Pada Siklus I a. Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I Rencana tindakan pembelajaran siklus I disusun setelah penulis melakukan observasi awal pada subjek penelitian. Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I dituangkan dalam bentuk rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
dan
skenario
pembelajaran I yang dilengkapi lembar kerja siswa (LKS) yang dimaksudkan untuk membantu siswa pada tahap penyelidikan. Selain itu, dalam rangka pengumpulan data maka disusun berupa
50
soal pretes dan postes 1, pedoman observasi aktivitas siswa dan guru. b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan pembelajaran pada siklus I berisi kegiatan pembelajaran subpokok bahasan : pengertian dan pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, pengambilan tindakan. Gambaran umum aktivitas tindakan pembelajaran I dideskripsikan pada tabel 4.1 berikut ini. (Urutan nomor pada kedua kolom tidak menunjukkan pasangan kegiatan guru-siswa). Tabel 4.1 Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus I Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan Pendahuluan 1. Siswa menyimak 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam apersepsi guru dan dan memberitahu bahwa nampak tegang. topik pelajaran IPA yang 2. Siswa mengerjakan akan dipelajari adalah pretes1 tentang pesawat sederhana dipapan tulis. 2. Guru memberikan pretes 1. 3. Guru memberikan apersepsi tentang pesawat sederhana yang sering ditemukan dalam kehidupan seharihari. Waktu berlangsung selama ≈ 10 menit.
51
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Tahap Invitasi 1. Guru mengajukan beberapa masalah melalui pernyataan a. Apakah kalian pernah mencabut paku yang tertancap ? b. Dengan menggunakan apa kalian mencabut paku itu ? c. Pernahkah kalian memanjat pohon ? Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa tapi tidak Langsung membenarkan atau menyalahkan. Kemudian guru menegaskan bahwa siswa berkesempatan untuk menyelidiki sendiri melalui percobaan yang terdapat dalam LKS. Waktu berlangsung selama ≈
Tahap Invitasi 1. Sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan guru, siswa bertanya tentang jungkat-jungkit 2. Beberapa orang siswa kemudian menjawab pertanyaan, jawaban siswa adalah : a. Pernah b. Tang c. Pernah
Tahap Eksplorasi 1. Sebagian siswa memainkan palu dan paku dengan menancapkan paku ke sebilah papan. 2. Siswa melakukan percobaan secara berkelompok sesuai petunjuk pada LKS untuk memperoleh pengetahuan tentang pesawat sederhana. 3. Aktivitas siswa meningkat 5menit. pada saat melakukan percobaan dan mengerjakan Tahap Eksplorasi tugas-tugas LKS. Berkalikali siswa bertanya tentang 1. Guru membagikan LKS dan petunjuk yang terdapat alat-alat percobaan yang dalam LKS. menunjang pelaksanaan Namun, hampir pada semua tahap eksplorasi. 2. Guru menginstruksikan kepada siswa agar kelompok, kegiatan percobaan melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS. lebih didominasi oleh ketua 3. Selama siswa melakukan percobaan, guru kelompok atau siswa-siswa membimbing siswa yang mengalami kesulitan sambil tertentu sedangkan yang lainnya melakukan penilaian proses Waktu berlangsung selama ≈ 30 hanya memperhatikan saja. menit.
52
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Tahap Penjelasan dan solusi Tahap Penjelasan dan solusi 1. Setelah melakukan 1. Siswa menjawab pertanyaan percobaan, guru yang ada dalam LKS. mengarahkan siswa Diskusi kelompok yang untuk melakukan diskusi diharapkan muncul saat kelompok untuk mengisi LKS dan membuat menyusun penjelasan kesimpulan ternyata tidak dari hasil temuan selama berjalan dengan baik karena. penyelidikan. 2. Siswa lebih mempercayakan untuk mengisi LKS pada 2. Guru menugaskan ketua kelompok atau kepada perwakilan dari tiap siswa yang dianggap “pintar” kelompok untuk yang ada dalam kelompok mempresentasikan hasil tersebut. Bahkan beberapa percobaannya dan orang siswa ada yang Menuliskan kesimpulan bermain-main dengan alatdipapan tulis. alat percobaan. 3. Berdasarkan data-data hasil 3. Secara bergantian percobaan dari tiap perwakilan dari tiap kelompok, guru kelompok mempresentasikan membimbing siswa untuk hasil percobaannya di depan berdiskusi kelas tentang kelas. (Diskusi tidak berjalan pengaruh jenis-jenis pesawat dengan baik karena tidak ada sederhana. siswa yang mau 4. Guru mengalami kesulitan mengemukakan dalam membangkitkan pendapatnya, cenderung diskusi kelas sehingga vakum dan tahap ini diskusi kurang berjalan cenderung didominasi oleh lancar. Guru terus guru). membimbing siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan hasil Tahap Pengambilan Tindakan temuannya. Waktu berlangsung selama ≈15 1. Siswa melakukan refleksi dari seluruh kegiatan yang menit telah dilakukan selama Tahap Pengambilan Tindakan pembelajaran dengan 1. Guru membimbing siswa bimbingan oleh guru dan melakukan refleksi dari tidak ada satupun siswa yang mulai diberi permasalahan bertanya atau memberikan awal, melakukan tanggapan tentang materi penyelidikan sampai yang telah dibahas. membuat kesimpulan. Penutup 1. Siswa mengerjakan postes
53
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
2. Guru memberikan 2. Siswa menyimak informasi penguatan dan koreksi tentang materi berikutnya. sambil menuliskan dipapan tulis. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau memberikan tanggapan tentang materi yang telah dipelajari. Waktu berlangsung selama ≈10 menit. Penutup 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok siswa tarbaik dengan tepuk tangan dari seluruh siswa dikelas. 2. Guru memberikan postes 1. 3. Guru menginformasikan materipelajaran pada pertemuan berikutnya dan menutup pelajaran dengan salam. Waktu berlangsung selama ≈10 menit
c. Refleksi tehadap Tindakan Pembelajaran Siklus 1 Berdasarkan catatan lapangan yang dibuat guru dan hasil daskusi dengan observer setelah pembelajaran siklus 1 selesai dilaksanakan,secara umum pembelajaran dapat dikatakan berjalan cukup baik walaupun belum optimal. Pada awalnya siswa terlihat bingung, namun setelah dijelaskan siswa menjadi antusias terutama saat melakukan percobaan. Pada kegiatan percobaan, aktivitas siswa
54
tidak merata karena tidak didominasi oleh beberapa siswa. Alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran harus direncanakan dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil refleksi siklus 1 yang disajikan tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus 1 Indikator Guru
Indokator Siswa
1. Kurang memberikan motivasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 2. Belum optimal dalam membimbing dikusi kelas dan diskusi kelompok. 3. Seluruh Kegiatan pada kegiatan pembelajaran siklus 1 melebihi waktu yang direncanakan. Hal ini terjadi karena siswa terlalu lama dalam mengerjakan soal, baik pretes maupun postes. 4. Penghargaan terhadap kelompok terbaik masih kurang, hanya beberapa tepuk tangan.
1. Pemahaman siswa terhadap petunjuk dalam melakukan percobaan sangat kurang sehingga siawa melayang kan pertanyaan yang sama secara berulang-ulang. 2. Kegiatan kelompok pada saat percobaan masih didominasi atau siswa tertentu yang dianggap”pitar”. 3. Siswa telihat tergesa-gesa saat melakukan percobaan. 4. Beberapa orang siswa nampak bermain-main dengan alat-alat percobaan walaupun percobaan sudah selesai.
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus 1 1. Memotivasi siswa dan memberikan pengertian kepada bahwa pembelajaran akan berlangsung seperti biasa, hanya kali ini ada prakteknya. 2. Agar siswa lebih memahami petunjuk dalam melakukan percobaan (dalam LKS), maka selain dalam memjelaskan tahaptahap percobaan sejelas mungkin (dijelaskan pula menggunakan bahasa sunda), penulisan petunjuk percoban dan soal-soal tes pun dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana agar mudah dipahami oleh siswa.
55
Indikator Guru
Indokator Siswa 5. pada umumnya siswa malu-malu untuk mengemukakan pendapat, tanggapan atau menjawab pernyatan pada saat diskusi kelas. 6. Sering bertanya apa yang harus mereka tulis. Ini terjadi pada tahap create hasil penyelidikan
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus 1 3. Agar tidak ada siswa yang bermain-main dengan alat-alat percobaan, diatasi dengan memberikan pemahaman bahwa hal tersebut akan mengurangi penilaian kelompok. Dalam upaya pemerataan aktivitas siswa dalam kelompok, dilakukan dengan cara memberikan peran dan tugas kepada masingmasing siswa. Misalnya ada yang menjadi pelaku percobaan, pencatat hasil temuan dan persentasi di depan kelas sehingga diharapkan terjadi interaksi dan diskusi dalam kelompok. Selain itu, guru juga harus membimbing dengan lebih intensif lagi dan lebih merata kepada setiap kelompok. Untuk membangkitkan diskusi kelas, dilakukan dengan mengatur cara siswa mempresentasikan hasil percobaan didepan kelas adalah perwakilan dari dua kelompok saja dan ditentukan dengan cara diundi,
56
Indikator Guru
Indokator Siswa
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus 1 sedangkan 2 kelompok lainnya diminta untuk memperhatikan,menanggapi atau bertanya sehingga diharapkan dapat tercipta suasana diskusi dalam kelas. Dalam usaha untuk mengefekstifkan waktu, dilakukan dengan mengatur kembali penggunaan waktu untuk setiap tahap pembelajaran.
2. Gambar Pembelajaran Pada Siklus 11 a. Rencana Tindak Pembelajaran Siklus 11 Rencana tindak pembelajaran pada siklus 11 dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran yang dilengkapi lembar kerja siswa (LKS) yang dimaksud untuk membantu siswa pada taha penyalidikan, seperti pda lampiran Dalam rangka pengumpulan data maka disusun soal yang berupa soal pretes dan postes.
b. Pelaksanaan Tindak Pembelajaran Siklus 11 Tindak
pembelajaran
pada
siklus
11
berisi
kegiatan
pembelajaran subpokok bahasan: Alat-alat rumah tangga yang menggunakan prinsip pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual.
Pembelajaran
di
fokuskan
untuk
57
meningkatkan partisipasi siswa agar lebih merata, baik dalam kegiatan penyelidikan, diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Selain itu, di peroleh gambaran umum aktivitas tindakan pembelajaran 11 seperti dideskripsikan pada tabel 4.3 berikut ini (Urutan nomor pada kedua kolom tidak menunjukan pasangan kegiatan guru siswa). Tabel 4.3 Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus II Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pendahuluan Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran 1. Siswa mengerjakan pretes2 dengan mengucapkan salam 2. Siswa menyimak apersepsi 2. Guru memberikan pretes 2. dan menjawab pertanyaan 3. Guru memberikan motivasi yang diajukan oleh guru. kepada siswa berupa yel-yel Pada pembelajaran kali ini 4. Guru memberikan apersepsi siswa nampak lebih dengan mengajukan bersemangat. pertanyaan. Tahap Invitasi Tahap Invitasi 1. Guru mengajukan beberapa 1. Siswa melakukan masalah melalui pernyataan percobaan secara 2. Guru memberikan tanggapan berkelompok sesuai atas jawaban siswa tapi tidak petunjuk pada LKS untuk langsung membenarkan atau memperoleh pengetahuan menyalahkan. Kemudian guru tentang pesawat sederhana. menegaskan bahwa siswa 2. Pada percobaan kali ini berkesempatan untuk siswa dapat melakukan menyelidiki sendiri melalui percobaan sesuai dengan percobaan yang terdapat yang dimaksud dalam LKS dalam LKS. dan terlihat lebih berhatihati daripada percobaan Waktu berlangsung selama ≈ sebelumnya. Dominasi 5menit. ketua kelompok dan beberapa siswa masih nampak. Ada beberapa siswa yang masih bermain-main dengan alat percobaan.
58
Kegiatan Guru Tahap Eksplorasi 1. Guru membagikan LKS dan alat-alat percobaan yang menunjang pelaksanaan tahap eksplorasi. 2. Guru meminta siswa untuk menentukan tugas dan peran setiap siswa dalam kelompok, misalnya yang menjadi pelaku percobaan, yang mencatat hasil temuan atau presentasi di depan kelas dan harus bekerja sesuai tugas dan peran masing-masing. 3. Guru menginstruksikan kepada siswa agar melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS. 4. Selama siswa melakukan percobaan, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan sambil melakukan penilaian proses Waktu berlangsung selama ≈ 20 menit. Tahap Penjelasan dan Solusi 1. Setelah melakukan percobaan, guru mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelompok untuk menyusun penjelasan dari hasil temuan selama penyelidikan. Waktu berlangsung selama ≈ 10 Menit. 2. Guru menugaskan perwakilan dari dua kelompok yang sudah diundi untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan menuliskan kesimpulan dipapan tulis. 3. Berdasarkan data-data hasil percobaan dari kelompok tersebut, guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelas tentang pesawat sederhana
Kegiatan Siswa Tahap Eksplorasi 1. Siwa menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS dan membuat kesimpulan sementara. Diskusi kelompok sudah mulai muncul walaupun belum optimal, tapi ada satu kelompok yang masih didominasi oleh ketua kelompok. 2. Ketika mengisi LKS, pada umumnya setiap kelompok bertanya bagaimana cara. Tahap Penjelasan dan Solusi 1. Siswa melakukan percobaan secara berkelompok sesuai petunjuk pada LKS untuk memperoleh pengetahuan tentang pesawat sederhana. 2. Pada percobaan kali ini siswa dapat melakukan percobaan sesuai dengan yang dimaksud dalam LKS dan terlihat lebih berhatihati daripada percobaan sebelumnya. Dominasi ketua kelompok dan beberapa siswa masih nampak. 3. Ada beberapa siswa yang masih bermain-main dengan alat percobaan. 4. Siwa menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS dan membuat kesimpulan sementara. Diskusi kelompok sudah mulai muncul walaupun belum optimal, tapi ada satu kelompok yang masih didominasi oleh ketua kelompok.
59
Kegiatan Guru 4. Guru masih mengalami kesulitan dalam membangkitkan diskusi kelas sehingga diskusi belum berjalan lancar. Waktu berlangsung selama ≈ 15 Menit. Tahap Pengambilan Tindakan 1. Guru membimbing siswa melakukan refleksi dari mulai diberi permasalahan awal, melakukan penyelidikan sampai membuat kesimpulan.
Kegiatan Siswa Ketika mengisi LKS, pada umumnya setiap kelompok bertanya bagaimana cara membuat kesimpulan. Secara bergantian perwakilan dari dua kelompok mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas. (Diskusi belum berjalan dengan baik karena hanya beberapa orang siswa yang mau bertanya dan mengemukakan pendapatnya).
2. Guru memberikan penguatan dan koreksi sambil Tahap Pengambilan menuliskan dipapan tulis Guru Tindakan memberikan kesempatan 1. Siswa melakukan kepada siswa untuk bertanya refleksi dari seluruh atau memberikan tanggapan kegiatan yang telah tentang materi yang telah dilakukan selama dipelajari. pembelajaran dengan bimbingan oleh guru Waktu berlangsung selama ≈10 dan tidak ada satupun menit. siswa yang bertanya atau memberikan Penutup tanggapan tentang 1. Guru memberikan materi yang telah penghargaan kepada dibahas. kelompok siswa tarbaik dengan tepuk tangan dari Penutup seluruh siswa dikelas. 1. Siswa mengerjakan postes2 2. Guru memberikan postes 2. 3. Guru menginformasikan 2. Siswa menyimak informasi tentang materi berikutnya. materipelajaran pada pertemuan berikutnya dan menutup pelajaran dangen salam. Waktu berlangsung selama ≈30 menit
60
c. Refleksi terhadap Tindakan Pembelajaran Siklus II Catatan lapangan yang dibuat guru dan hasil diskusi guru dengan observer setelah pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan menunjukkan secara umum pembelajaran dapat dikatakan berjalan lebih baik dari pada siklus I. Siswa lebih antusias dalam melakukan percobaan. Namun, aktifitas siswa masih belum merata karena dominasi beberapa orang siswa masih nampak. Penggunaan waktu untuk setiap tahap pembelajaran masih harus direncanakan dengan lebih baik. Untuk lebih jelasnya refleksi
terhadap
tindakan
pembelajaran pada siklus II dideskripsikan pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Refleksi Terhadap Pembelajaran Siklus II
Indikator Guru
Indikator Siswa
1. Belum dapat 1. Siswa banyak konsisten terhadap bertanya tentang alokasi waktu yang bagaimana cara telah direncanakan membuat untuk setiap tahap kesimpulan. pembelajaran. 2. Masih ada siswa 2. Belum dapat yang bermainmembimbing main dengan alatdiskusi kelas alat percobaan, dengan baik. tapi pada 3. Penghargaan umumnya bekerja terhadap kelompok sesuai peran dan terbaik masih tugas masingberupa tepuk masing. tangan, bukan 3. Diskusi kelompok benda nyata belum berjalan sehingga siswa dengan baik karena kurang termotivasi. dominasi beberapa siswa masih terlihat.
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II 1. Guru menata kembali penggunaan waktu dan lebih konsisten terhadap waktu yang telah direncanakan. 2. Untuk membangkitkan diskusi kelompok dan diskusi kelas diatas dengan terus memotivasi dan mengembangkan teknik bertanya mengarahkan agar siswa
61
Indikator Guru
Indikator Siswa 4. Hanya beberapa orang siswa yang berusaha untuk bertanya atau mengemukakan pendapat saat diskusi kelas. Hal ini dapat dikatakan sedikit lebih baik dari pertemuan pada siklus I.
3.
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II seolah-olah menemukan sendiri (scaffolding). 3. Penghargaan yang diberikan kepada kelompok terbaik lebih real, misalnya dengan memberikan bingkisan seperti permen. (hal seperti ini sebaiknya jangan terlalu sering dilakukan karena akann mengakibatkan siswa hanya bersemangat belajar bila ada hadiah atau dapat diganti misalnya memberikan tambahan nilai keseharian).
Gambaran Pembelajaran Pada Siklus III a. Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus III Rencana tindakan pembelajaran pada siklus III dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran 3 yang dilengkapi lembar kerja siswa (LKS) yang dimaksudkan untuk membantu siswa pada tahap penyelidikan,
62
seperti pada lampiran. Dalam rangka pengumpulan data maka disusun soal berupa soal pretes dan postes 3. b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III Tindakan pembelajaran pada siklus III berisi kegiatan pembelajaran subpokok bahasan penggunaan jenis-jenis pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Pada siklus ini pembelajaran difokuskan untuk lebih meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas dengan cara mengembangkan teknik bertanya dan pemberian reward yang lebih riil. Selain itu, diperoleh gambaran umum aktivitas tindakan pembelajaran III seperti dideskripsikan pada tabel 4.5 berikut ini. (Urutan nomor pada kedua kolom tidak menunjukkan pasangan kegiatan guru-siswa). Tabel 4.5 Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus III Kegiatan Guru Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. 2. Guru memberikan pretes 3. 3. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih. bersemangat dalam belajar. Waktu berlangsung selama ≈ 30 menit.
Kegiatan Siswa Pendahuluan 1. Siswa mengerjakan pretes 3. 2. Siswa menyimak apersepsi dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Tahap Invitasi 1. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, walaupun jawabannya kurang tepat.
63
Kegiatan Guru Tahap Invitasi 1. Guru mengajukan beberapa masalah melalui beberapa pertanyaan. 2. Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa tapi tidak langsung membenarkan atau menyalahkan. Kemudian guru menegaskan bahwa siswa berkesempatan untuk menyelidiki sendiri melalui percobaan yang terdapat dalam LKS. Waktu berlangsung selama ≈ 5 menit.
Tahap Eksplorasi 1. Guru membagikan LKS, bahan dan alat-alat percobaan yang menunjukkan pelaksanaan tahap penyelidikan. 2. Guru menginstruksikan kepada siswa agar melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS dan agar hati-hati karena menggunakan benda tajam, apalagi percobaan dilakukan di dalam kelas.
Kegiatan Siswa Tahap Eksplorasi 1. Siswa melakukan percobaan secara berkelompok sesuai petunjuk pada LKS untuk memperoleh pengetahuan tentang jenis-jenis alat rumah tangga yang menggunakan prinsip pesawat sederhana 2. siswa nampak antusias dan bersemangat untuk melakukan percobaan. Aktifitas dan keaktifan masing-masing siswa mulai terlihat merata, hampir semua siswa bekerja sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing, ini menunjukkan mulai tumbuhnya tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan kepadanya. 3. Ada satu kelompok yang terlambat menyelesaikan percobaan. Berdasarkan pengamatan, kelompok ini sangat berhati-hati dalam mengikuti petunjukpetunjuk percobaan. Tahap Penjelasan dan Solusi 1. Siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS. Diskusi mulai terlihat pada semua kelompok. 2. Secara bergantian perwakilan dari dua kelompok yang telah diundi mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas, diskusi kelas belum berjalan seperti yang diharapkan.
64
Kegiatan Guru 3. Selama siswa melakukan percobaan, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan sambil melakukan penilain proses. Waktu berlangsung selama ≈ 40 menit.
Kegiatan Siswa Tahap Pengambilan Tindakan 1. Siswa melakukan refleksi dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran dengan bimbingan guru dan tidak ada satupun siswa yang bertanya atau memberikan Tahap Penjelasan dan Solusi tanggapan tentang materi 1. Setelah melakukan yang telah dibahas. percobaan, guru mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelompok Penutup untuk menyusun penjelasan Siswa mengerjakan postes 3. dari hasil temuan selama penyelidikan. Waktu berlangsung selama ≈ 10 menit. 2. Guru menugaskan perwakilan dari dua kelompok yang telah diundi untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan menuliskan kesimpulan dipapan tulis. 3. Berdasarkan data-data hasil percobaan dari tiap kelompok, guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelas 4. Guru mengalami kesulitan dalam membangkitkan diskusi kelas sehingga diskusi tidak berjalan lancar. Waktu berlangsung selama ≈ 15 menit. Tahap Pengambilan Tindakan 1. Guru membimbing siswa melakukan refleksi dari mulai diberi permasalahan awal, melakukan penyelidikan sampai membuat kesimpulan.
65
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru memberikan penguatan dan koreksi sambil menuliskan dipapan tulis. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau memberikan tanggapan tentang materi yang telah dipelajari. Waktu berlangsung selama ≈ 10 menit. Penutup 1. Guru memberikan pengahargaan kepada kelompok siswa terbaik dengan bingkisan yang telah dipersiapkan. 2. Guru memberikan postes 3. 3. Guru menginformasikan bahwa materi tentang gaya telah selesai dan menutup pelajaran dengan salam. Waktu berlangsung selama ≈ 30 menit.
c. Refleksi terhadap Tindakan Pembelajaran Siklus III Berdasarkan catatan lapangan yang dibuat guru dan hasil diskusi guru dengan observer setelah pembelajaran siklus III selesai dilaksanakan, pembelajaran dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik karena pada kegiatan percobaan dan diskusi kelompok, aktivitas siswa sudah mulai merata. Diskusi kelas belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan penggunaan waktu untuk setiap tahap
66
pembelajaran belum dilaksanakan dengan optimal sesuai dengan yang telah direncanakan dalam skenario pembelajaran. Tabel 4.6 Refleksi Terhadap Pembelajaran Siklus III
Indikator Guru
Indikator Siswa
1. Waktu masih 1. Siswa sudah berani melebihi dari bertanya dan waktu yang mengemukakan dialokasikan, kali pendapat walaupun ini karena kegiatan belum maksimal. pada tahap 2. Tidak ada yang penyelidikan lebih bermain-main banyak. saat melakukan percobaan, tapi ada yang menumpahkan bahan percobaan (air) sehingga konsentrasi siswa terpecah dan terjadi keributan.
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus III 1. Lebih berusaha untuk konsisten dan mengontrol waktu pada setiap tahap pembelajaran. 2. Membimbing siswa agar dapat melakukan percobaan dengan lebih hati-hati. 3. Terus memotivasi siswa dan menggunakan teknik bertanya dengan lebih baik lagi agar dapat membangkitkan semangat siswa untuk berani mengemukakan pendapat, bertanya ataupun memberikan tanggapan.
67
C. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil tes tertulis kemampuan hasil belajar siswa sebelum dan setelah tindakan pembelajaran pada tiap siklus, hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa, serta hasil wawancara dengan siswa dan guru setelah pembelajaran. Seluruh data diolah kemudian ditafsirkan dan dianalisis pada pembahasan. Berikut ini adalah data hasil penelitian yang disajikan pada setiap siklus : 1. Hasil Tes dan Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus I Dari tindakan pembelajaran siklus I diperoleh data-data berikut ini : 1) hasil pretes dan postes hasil belajar siswa; 2) hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. a. Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa Siklus I Dari pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I diperoleh hasil pretes dan postes hasil belajar siswa seperti disajikan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut ini : Tabel 4.7 Skor Pretes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Jumlah Skor Skor Skor Mean IPK Siswa Tertinggi Terendah Ideal 34
3
0
12
1,5
12,5
Kriteria Sangat Kurang Terampil
Tabel 4.8 Skor Postes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Jumlah Skor Skor Skor Mean Siswa Tertinggi Terendah Ideal 34
3
0
12
2,83
IPK
Kriteria
23,58
Sangat Kurang Terampil
68
b. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi tindakan pembelajaran siklus 1, aktivitas guru berada pada kriteria tinggi dengan IPK 85,75%, sedangkan aktivitas siswa berada pada kriteria sedang dengan IPK 73%. Seperti pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I Hasil Rata-rata IPK Rata-rata IPK Kriteria
Aktivitas Guru Obs.1 Obs.2 Obs.3 Obs.4 0,86 0,90 0,86 0,81 86 90 86 81 85,75 Tinggi
Obs.1 0,70 70
Aktivitas Siswa Obs.2 Obs.3 0,76 0,76 76 76 73 Sedang
Obs.4 0,70 70
2. Hasil Tes dan Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus II Dari tindakan pembelajaran siklus II diperoleh data-data berikut ini : 1) hasil pretes dan postes Hasil Belajar siswa; 2) hasil observasi Hasil Belajar siswa; 3) hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. a. Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa Siklus II Dari pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II diperoleh hasil pretes dan postes Hasil Belajar siswa seperti disajikan pada tabel 4.10 dan tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.10 Skor Pretes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Jumlah Skor Skor Skor Mean IPK Kriteria Siswa Tertinggi Terendah Ideal 34 9 0 12 3,94 32,8 KurangTerampil Tabel 4.11 Skor Postes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Jumlah Skor Skor Skor Mean IPK Kriteria Siswa Tertinggi Terendah Ideal 34 12 0 12 6,33 52,75 KurangTerampil
69
b. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi tindakan pembelajaran siklus II, aktivitas guru berada pada kriteria sangat tinggi dengan IPK 92,5%, sedangkan aktivitas siswa berada pada kriteria tinggi dengan IPK 88%. Seperti disajikan pada tabel 4.12 dibawah ini : Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Obs.1 Obs.2 Obs.3 Obs.4 Obs.1 Obs.2 Obs.3 Rata-rata 0,90 0,95 0,95 0,90 0,88 0,88 0,94 IPK 90 95 95 90 88 88 94 Rata-rata IPK 92,5 88 Kriteria Sangat Tinggi Tinggi 3. Hasil Tes dan Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus III Hasil
Obs.4 0,82 82
Dari tindakan pembelajaran siklus III diperoleh data-data berikut ini : 1) hasil pretes dan postes Hasil Belajar siswa; 2) hasil observasi Hasil Belajar siswa; 3) hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. a. Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa Siklus III Dari pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus III diperoleh hasil pretes dan postes Hasil Belajar siswa seperti disajikan pada tabel 4.13 dan tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.13 Skor Pretes Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Jumlah Skor Skor Skor Mean IPK Siswa Tertinggi Terendah Ideal 34
Kriteria
Sangat Kurang Terampil Tabel 4.14 Skor Postes Hasil Belajar Siswa pada Siklus III 6
0
12
2,94
24,5
Jumlah Skor Skor Skor Mean IPK Kriteria Siswa Tertinggi Terendah Ideal 34 12 4 12 7,11 59,25 CukupTerampil
70
b. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi pada siklus III diperoleh data bahwa aktivitas guru dan siswa sangat tinggi dengan masing-masing IPK 93,75% dan 92,5%. Seperti disajikan pada tabel 4.15 dibawah ini : Tabel 4.15 Hasil Observasi Guru dan Aktivitas Siswa Siklus III Hasil Rata-rata IPK Rata-rata IPK Kriteria
Aktivitas Guru Obs.1 Obs.2 Obs.3 Obs.4 0,95 0,90 0,95 0,95 95 90 95 95 93,75 Sangat Tinggi
Obs.1 0,88 88
Aktivitas Siswa Obs.2 Obs.3 0,94 0,94 94 94 92,5 Sangat Tinggi
Obs.4 0,94 94
D. Pembahasan Pelaksanaan tindakan kelas selama penelitian berlangsung didasarkan pada model pembelajaran kontekstual yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan pengertian pembelajaran kontekstual tersebut, terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh guru sekolah dasar di dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual, yakni : a. Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar berorientasi kepada proses
71
pengalaman secara langsung, siswa mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. b. Pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat.
c. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa agar mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah kedalam kehidupan nyata sehari-hari, artinya siswa tidak hanya memahami apa yang dipelajarinya, melainkan sampai kepada aplikasinya dalam kehidupan nyata. 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran Hasil belajar siswa sebelum pembelajaran untuk setiap siklus disajikan pada tabel 4.16 berikut ini : Tabel 4.16 Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran Hasil Mean Skor
Siklus I 1,5
Siklus II 3,94
Siklus III 2,94
Data pada tabel diatas disajikan pada grafik 4.1 3.94
Mean Skor
4 3 2
2.94
1.5
Mean Skor
1 0 Siklus I
Siklus II Siklus III
Tindakan Pembelajaran
Grafik 4.1 Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran
72
Berdasarkan data hasil tes yang diperoleh sebelum pembelajaran IPA (pretes), hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang berbeda. Pada siklus I, rata-rata skor hasil belajar yang diperoleh siswa sebesar 1,5 dengan skor tertinggi 3 dan skor terendah 0, ini sangat jauh sekali dari skor ideal yaitu 12. hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan awal dan Hasil Belajar siswa terhadap subpokok bahasan pengertian pesawat sederhana sangat rendah dengan IPK 12,5%. Secara kualitatif, Hasil Belajar awal siswa pada siklus I berada pada kriteria sangat kurang terampil. Pada siklus II, skor IPK siswa ada pada kriteria kurang terampil yaitu 32,28%. Namun, rata-rata skor Hasil Belajar siswa sudah ada peningkatan yaitu 3,94 dengan skor tertinggi 9 dan skor terendah 0. ini mengindikasikan bahwa pengetahuan awal dan Hasil Belajar siswa pada subpokok bahasan pesawat sederhana dan bentuk benda dapat dikatakan cukup baik dan terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Sedangkan data hasil pretes Hasil Belajar pada siklus III yaitu pada subpokok bahasan pesawat sederhana, menunjukkan bahwa pengetahuan awal dan Hasil Belajar siswa mengalami penurunan jika dibandingkan dengan skor hasil pretes pada siklus II. Rata-rata skor Hasil Belajar yang diperoleh pada siklus III ini adalah 2,94 dengan nilai tertinggi 6 dan nilai terendah 0 atau IPK 24,5%. Ini menunjukkan rendahnya pengetahuan awal siswa mengenai subpokok bahasan tersebut sehingga secara kualitatif
73
Hasil Belajar siswa sebelum pembelajaran siklus III berada pada kriteria sangat kurang terampil.
2. Hasil Belajar Setelah Pembelajaran Adapun hasil tes Hasil Belajar setelah pembelajaran untuk setiap siklus disajikan pada tabel 4.17 berikut ini : Tabel 4.17 Skor Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran Hasil Mean Skor
Siklus I 2,83
Siklus II 6,33
Siklus III 7,11
Mean Skor
Data pada tabel diatas disajikan pada grafik 4.2 berikut ini : 10 6.33 5
7.11 Mean Skor
2.83
0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Tindakan Pembelajaran
Grafik 4.2 Skor Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran
Data mengenai Hasil Belajar siswa setelah pembelajaran diperoleh berdasarkan hasil postes. Data tersebut menujukkan bahwa Hasil Belajar siswa setelah pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari rata-rata skor yang diperoleh siswa pada setiap siklus. Selain itu, dapat dilihat juga dari skor yang diperoleh siswa yang pada siklus II dan siklus III ada yang mendapat skor ideal.
74
Berdasarkan data diatas diperoleh nilai rata-rata hasil postes pada siklus I adalah 2, 8, 3 atau hanya mencari IPK 23,58% termasuk kriteria sangat kurang terampil. Pada siklus II meningkat menjadi 52,75% atau rata-rata sebesar 6,33 termasuk kriteria kurang terampil. Pada siklus I dan siklus II dapat dikatakan bahwa pembelajaran kurang berhasil karena walaupun secara kuantitatif rata-rata skor postes siswa meningkat namun peningkatannya hanya sedikit sehingga secara kuantitatif Hasil Belajar siswa tetap berada pada kriteria sangat kurang terampil pada siklus I dan kurang terampil pada siklus II. Sedangkan pada siklus III, skor rata-rata postes siswa meningkat menjadi 7,11 dengan persentase sebesar 59,25% dan termasuk criteria cukup terampil. Hal ini menunjukkan bahwa setelah siklus III Hasil Belajar siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran. Rata-rata skor postes siswa selama tindakan pembelajaran siklus I, II dan III terus mengalami peningkatan sekalipun cukup jauh dari skor ideal. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi, beberapa hal yang memungkinkan hal ini terjadi adalah: a. Siswa tidak terbiasa melaksanakan tes, baik sebelum maupun setelah pembelajaran. Biasanya siswa melaksanakan tes (ulangan) dengan persiapan yang lebih lama, sementara pada penelitian ini siswa memperoleh tes pada awal pembelajaran dan sesaat pembelajaran;
75
b. Sebagai siswa tidak memahami soal-soal tes dengan baik disebabkan kemungkinan tes yang diberikan kurang memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Misalnya dari segi bahasa yang digunakan sehingga beberapa siswa memiliki hasil tes yang rendah. Hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang bertanya tentang maksud dari pertanyaanpertanyaan yang diberikan dalam tes; c. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tidak cukup bagi siswa; d. Guru kurang maksimal dalam menyampaikan konsep yang diajarkan; e. Ada siswa yang kurang mengikuti pelajaran dengan baik sehingga konsep yang diperolehnya tidak dapat diaplikasikan dalam soal yang diberikan.
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Peningkatan Hasil Belajar siswa melalui model pembelajaran kontekstual dapat dilihat pada table 4.21 berikut ini: Table 4.21 Skor Gain Setiap Siklus Pembelajaran Hasil
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gain 1,33 2,39 4,17 Berdasarkan skor gain yang diperoleh maka dapat dilihat peningkatan keterampilan bservasi siswa, walaupun peningkatannya kurang memuaskan terutama pada siklus I dan II yang masing-masing hanya 1,33 dan 2,39. Namun, pada siklus III, skor gain yang diperoleh siswa lebih besar dari pada siklus sebelumnya yaitu 4, 17.
76
Untuk lebih jelasnya data diatas disajikan pada grafik 4.3 dibawah ini: 4.17
5 Mean Skor
2.39 1.33 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Tindakan Pem belajaran
Grafik 4.3 Skor Gain Setiap Siklus Pembelajaran
Adapun rekapitulasi peningkatan Hasil Belajar siswa melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus I, II dan III disajikan pada grafik 4.4 dibawah ini:
E. Temuan Lain Selain data-data tersebut diatas, pada penelitian ini juga dihasilkan data-data sebagai berikut : 1. Aktivitas Guru dan Siswa Selama Pembelajaran Siklus I, II dan III Hasil observasi mengenai aktivitas guru selama pembelajaran siklus I, II, dan III menunjukkan peningkatan, dengan IPK sebesar 85,75% pada siklus I dengan kriteria tinggi, 92,5% pada siklus II dengan kriteria sangat tinggi dan 93,75% pada siklus III dengan kriteria sangat tinggi.
77
Grafik 4.8 berikut ini menunjukkan peningkatan aktivitas guru
Persentase (%) IPK
selama pembalajaran : 100 90
92.5
93.75
Siklus II
Siklus III
85.75
80 Siklus I
Tindakan Pembelajaran
Grafik 4.8 Peningkatan Aktivitas Guru Selama Pembelajaran Melalui Metode Pembelajaran Kontekstual
Peningkatan tersebut menunjukkan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran
model
kontekstual
semakin
meningkat,
implikasinya Hasil Belajar siswapun ikut meningkat. Segitupun dengan aktivitas siswa selama pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual menunjukkan peningkatan yang sangat baik yaitu dengan IPK pada siklus I sebesar 73% dengan kriteria sedang, siklus II sebesar 88% dengan kriteria tinggi dan siklus III 92,5% dengan kriteria sangat tinggi. Siswa nampak antusias mengikuti pembelajaran terutama pada tahap penyelidikan, tapi belum optimal pada tahap diskusi, baik diskusi kelompok maupun diskusi diskusi kelas. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual efektif untuk diaplikasikan dalam pembelajaran IPA karena dapat meningkatkan aktivitas siswa baik maind on activities maupun gands on activities. Peningkatan aktifikats siswa selama pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual disajikan pada grafik 4.9 dibawah ini :
Persentase (%) IPK
78
100
73
88
92.5
50 0 Siklus I Siklus II Siklus III Tindakan Pembelajaran
Grafik 4.9 Peningkatan Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Melalui Metode Pembelajaran Kontekstual
2. Hasil Wawancara dengan Guru (Setelah Pembelajaran) Sedangkan pendapat guru yang dieproleh setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual adalah bahwa model pembelajaran tersebut dinilai bagus karena dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung dinilai bagus karena dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa dan membuat siswa lebih aktif dikelas. Namun, ada beberapa saran yang diberikan yaitu sebaiknya lebih dapat mengatur waktu dan konsisten sesuai dengan yang telah direncanakan dalma Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bimbingan yang diberikan kepada siswapun harus lebih merata sehingga semua siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Dalam hal penilaian keterampilan prosessains (KPS) khususnya Hasil Belajar, guru menilai bahwa hal itu bagus karena dapat menggali dan mengembangkan KPS siswa. Namun, guru menilai bahwa tes Hasil Belajar cukup sulit untuk siswa di SDN Batok 04 karena belum terbiasa dengan jenis soal seperti itu. Oleh karena itu, guru menyarankan agar
79
bahasa dalam penyusunan soal lebih disederhanakan lagi tapi tetap mencakup KPS dan siswa yang hendak diukur. Hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.1.2 halaman 136. 3. Hasil Wawancara dengan Siswa Wawancara dilaksanakan setelah seluruh tindakan pembelajaran berlangsung dan dilakukan terhadap beberapa siswa ynag telah dikelompokkan yaitu dari kelompok tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan hasil pretes dan postes siswa pada tindakan pembelajaran siswa dan berdasarkan rekomendasi dari guru kelasnya. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, pada umumnya siswa menyatakan senang terhadap pembelajaran kontekstual karena ada percobaanya yang berhubungan dengan kegiatan nyata sehingga mereka lebih mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Namun, mereka menganggap tes yang diberikan cukup sulit. Pendapat ini terutama dikemukakan oleh siswa dari kelompok rendah. Hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.