28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabelvariabel dalam penelitian. Analisis ini akan membedakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) dan variabel terikat atau variabel terpengaruh (dependent variable). Dalam analisis statistik pada umumnya selalu dilakukan penyimpulkan dalam bentuk populasi. Untuk analisis regresi linier sederhana juga berusaha untuk menentukan hubungan fungsional yang diharapkan berlaku pada populasi berdasarkan sampel yang diambil. Dari populasi yang bersangkutan. Hubungan fungsional ini akan ditulis dalam bentuk persamaan matematik, yang disebut dengan persamaan regresi sebagai berikut : =
+
Ket : = Y topi a
= konstanta
b
= koefisien regresi
Untuk menghitung harga a dan b digunakan rumus sebagai berikut : =
(∑ )(∑ ) − (∑ )(∑ ∑ − (∑ )
=
∑
)
− (∑ )(∑ ) ∑ − (∑ )
28
29
∑X
= jumlah nilai variabel X
∑Y
= jumlah nilai variabel Y
∑ X2
= jumlah kuadrat nilai variabel X
∑ Y2
= jumlah kuadrat nilai variabel Y
∑ XY = jumlah perkalian antara nilai X dan nilai Y Dalam penelitian ini data yang diperoleh sebagai berikut : Tabel I Data Hasil Penelitian NO X Y X2 1 48 19,60 2304 2 30 19,20 900 3 50 16,80 2500 4 54 20,80 2916 5 50 22,70 2500 6 56 19,80 3136 7 30 19,90 900 8 52 22,40 2704 9 47 13,70 2209 10 59 18,10 3481 11 57 19,00 3249 12 32 20,60 1024 13 50 17,70 2500 14 48 18,30 2304 15 42 17,30 1764 16 55 18,30 3025 17 62 18,70 3844 18 45 20,80 2025 19 30 13,80 900 20 30 16,70 900 ∑ 927 374,2 45085 Dari tabel diatas diperoleh harga-harga sebagai berikut : ∑ X = 927
∑ X2 = 45085
∑ Y = 374,2
∑ Y2 = 7107,46
Y2 384,16 368,64 282,24 432,64 515,29 392,04 396,01 501,76 187,69 327,61 361,00 424,36 313,29 334,89 299,29 334,89 349,69 432,64 190,44 278,89 7107,46
XY 940,8 576 840 1123,2 1135 1108,8 597 1164,8 643,9 1067,9 1083 659,2 885 878,4 726,6 1006,5 1159,4 936 414 501 17446,5
∑ XY = 17446.5 n = 20
30
Dari data penelitian diatas, dapat dihitung harga a dan b dalam penelitian in dan didapatkan harga a = 16,47 dan harga b = 0,05. Sehingganya diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
= 16,47 + 0,05 Persamaan ini mengandung makna bahwa setiap terjadi
perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar satu unit pada variabel X, maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,05 unit variabel Y. Selanjutnya, dapat diukur tingkat signifikan dan linieritas persamaan regresi. Untuk keperluan pengujian digunakan rumus sebagai berikut : a) Uji Linieritas = Dimana : = Varians tuna cocok, yang diperoleh dari : ( ) − = Varians kekeliruan, yang diperoleh dari : ( ) − Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika 0,01. b) Uji Keberartian =
≤
(
)(
,
)
dengan taraf nyata α =
31
Dimana : = Varians regresi, yang diperoleh dari : ( ⁄ ) = Varians sisa, yang diperoleh dari : ( ) −2 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Terima hipotesis persamaan regresi linier signifikan, jika,
≥
(
)( ,
)
dengan taraf
nyata α = 0,01. Untuk keperluan pengujian, perlu dihitung harga-harga untuk setiap jumlah kuadrat (JK). Dalam penelitian ini diperoleh harga JK(T) = 7107,46; JK(a) = 7001,28; JK(b/a) = 5,12 dan JK(res) = 101,06. Selanjutnya ditentukan harga perhitungan kuadrat error (kekeliruan). Sebelum melakukan perhitung terhadap kuadrat error (kekeliruan), maka terlebih dahulu data hasil penelitian untuk variabel X diurut dari skor terkecil sampai skor terbesar, sehingga diperoleh kelompok (k) data yang sama. Selanjutnya, data variabel Y menyesuaikan atau mengikuti urutan data variabel X. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel II Kelompok Data Y Berdasarkan X Yang Sama NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 30
Kelompok (k) 1
n 3
32 41 42 45 47 48
2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 2
Y 13,80 19,20 19,90 20,60 16.70 17,30 20,80 13,70 18,30 19,60
32
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
50
8
3
52 54 55 56 57 59 62
9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 1
16,80 17,70 20,40 22,40 20,80 18,30 19,80 19,00 18,10 18,70
Dari tabel diatas diperoleh harga kuatdat error (kekeliruan) JK(E) = 30,15; JK(TC) = 70,19; S2TC = 5,45; S2E = 6,03;
= 5,12 dan
= 5,61. Jadi dapat kita masukan ke dalam
uji linieritas dan uji keberartian, diperoleh hasil perhitungan tercantum dalam daftar Analisis Varians (ANAVA) sebagai berikut : Tabel III Daftar Analisis Varians Sumber Varians Dk Total 20 Regresi (a) 1 Regresi (b/a) 1 Residu 18 Tuna Cocok 13 Kekeliruan 5 Dari tabel diatas diperoleh harga
JK RJK F 136 231.2 1.61 1.61 - 0.299 - 96.81 - 5.38 - 103.48 - 7.96 - 0.98 6.67 1.33 untuk uji linieritas 0,90 dan untuk uji
keberartian sebesar 0,91. Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji linieritas yang telah ditetapkan diatas bahwa nyata α = 0,01 maka kecil dari
≤
diperoleh dari (
,
)(
,
)
atau
( .
)(
( , )=
)(
,
).
Jika digunakan taraf
9,82. ternyata harga
(0,90 ≤ 9,82), sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi
16.47 + 0,05 berbentuk linier.
lebih =
33
Selanjutnya, untuk uji keberartian telah ditetapkan kriteria pengujian bahwa ≥
dapat diperoleh dari (
,
)( ,
)
atau
( ,
)( ,
(
)
)( ,
).
Jika digunakan taraf nyata α = 0,01 maka,
= 8,29. ternyata harga
lebih kecil dari
(0,91 ≤
8,29), sehingga dapat disimpulkan persamaan regresi linier tersebut diatas tidak signifikan (tidak berarti). Selanjutnya dilakukan pengujian korelasi linier sederhana. Pengujian korelasi dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kekuatan atau derajat hubungan antara variabelvariabel yang diteliti. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan terutama untuk dapat kuantitatif dinamakan koefisien korelasi (r). sedang koefisien penentu derajat hubungan antara variabel dinamakan koefisien determinan (r2). Rumus umum yang digunakan untuk pengujian ini adalah : =
∑ { ∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) }{ ∑
− (∑ ) }
Ket : : koefisien korelasi : jumlah sampel ∑
: jumlah nilai X
∑
: jumlah nilai Y
∑
: jumlah kuadrat nilai X
∑
: jumlah kuadrat nilai Y
∑
: jumlah produk antara nilai X dan Y Dari perhitungan statistik diperoleh harga koefisien korelasi (r) = 0,11 dan koefisien
determinan (r2) = 0,0121. Hasil perhitungan diatas mengandung makna bahwa derajat hubungan
34
antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,121 %. Dalam arti bahwa 0,121 % variasi yang terjadi pada variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X. Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinan, selanjutnya dapat diuji tingkat signifikan atau keberartiannya. Hal ini dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : =
√ −2 √1 −
Ket : : distribusi t : koefisien korelasi : koefisien determinan : jumlah sampel Untuk kepentingan pengujian ini ditetapkan pasangan hipotesis statistik sebagai berikut : ∶
=0
∶
≠0
Kriteria pengujian : Terima
, jika : −
⊲ ⊲
dengan taraf nyata α = 0.01 dan dk = n – 2.
Dari hasil perhitungan statistik diperoleh harga thitung sebesar 0,469. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 0,01 diperoleh 2,55238. ternyata harga penerimaan
lebih kecil dari
(
)=
(
atau harga
,
)(
)
atau
( ,
)(
)=
berada di daerah
, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi diatas tidak signifikan.
Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut :
35
H0
HA - 2,55238
HA 0
2,55238
Gambar 6 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis, pada taraf nyata 0.01
4.2 Pembahasan Penelitian ini termasuk studi hubungan (corelation) antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel bebas yang diteliti, ikut menentukan variabel terikat namun tidak siqnifikan. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah kekuatan otot perut (variabel X) dan variabel terikat adalah kemampuan lemparan kedalam
(variabel Y) mahasiswa putera semester II Jurusan Pendidikan
Keolahragaan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian koefisien korelasi sederhana yang dimaksudkan untuk mengetahui berapa kekuatan atau derajat antara kekuatan otot peut terhadap kemampuan lempaan kedalam. Oleh karena itu, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi r = 0,11 dan koefisien determinasinya r2 = 0.0121. Hal ini mengandung makna bahwa derajat hubungan antara kekuatan otot perut (variabel X) terhadap kemampuan lemparan kedalam (variabel Y) sebesar 0,121%. Dalam artian bahwa sebesar 0,121% kemampuan lemparan kedalam (variabel Y) mahasiswa putera semester II Jurusan Pendidikan Keolahragaan memiliki
36
hubungan dengan kekuatan otot perut (Variabel X). Sisa dari hasil prosentase tersebut sebesar 99,88%, memberikan makna bahwa kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti, seperti kekuatan otot lengan, kemampuan teknik yang tepat serta dilakukan secara kontinyu. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar jangkauan oleh peneliti, sehingga secara tidak langsung hasil penelitian ini masih memberikan kemungkinan kepada orang lain untuk melanjutkan dengan melakukan peninjauan atau penelitian kembali dari aspek yang lainnya. Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang telah dianalisis, yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa ternyata harga berada di daerah penerimaan
lebih kecil dari
atau harga
, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi
diatas tidak signifikan.. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang berbunyi: terdapat hubungan Kekuatan otot perut dengan kemampuan lemparan ke dalam dalam permainan sepakbola pada mahasiswa putera semester II Jurusan Pendidikan Keolahragaan, dinyatakan ditolak.