BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1. Aktivitas Belajar Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran akuntansi yang ada di kelas XI Program Keahlian Akuntansi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat
meningkatkan
motivasi dan hasil belajar peserta pada
Kompetensi Dasar Menyiapkan Pengelolaan Administrasi Dana Kas Kecil Kelas XI Program Keahlian Akuntansi semester 2 tahun ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode kooperatif tipe GI dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Pengelolaan Administrasi Dana Kas Kecil Kelas XI Program Keahlian Akuntansi semester 2 tahun ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga. Kondisi awal terhadap aktifitas peserta didik diamati pada saat pembelajaran sebelum dilakukan tindakan. Pengamatan dilakukan pada saat guru menyampaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
ceramah bervariasi pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecill. Pengamatan aktifitas belajar dengan menggunakan lembar observasi (lampiran 2, halaman 81). 51
Data hasil observasi peserta didik yang digunakan untuk mengetahui kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran sebelum tindakan. Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik sebelum tindakan (lampiran 3, halaman 84) sebesar 53,33% dan hasil observasi terhadap aktifitas guru sebesar 47,14%. Aktivitas pembelajaran peserta didik dan guru sangat rendah sebelum dilaksanakannya tindakan. Guru tidak bisa menguasai keadaan kelas dan siswa cenderung pasif. Dalam pembelajaran guru juga masih sering menggunakan ceramah bervariasi sehingga peserta didik cenderung jenuh dan tidak memperhatikan sehingga menyebabkan motivasi belajar peserta didik rendah dan nilai peserta didik yang menurun atau tidak memenuhi standar KKM. 4.1.2. Motivasi Belajar Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, diketahui bahwa peserta didik mempunyai motivasi yang rendah terhadap mata diklat akuntansi yaitu skor motivasi peserta didik sebelum siklus berada pada skala 17-24 dengan kategori kurang termotivasi. Sebanyak lima atau 33,33% peserta didik memiliki perhatian, kegiatan, dan rasa senang terhadap proses pembelajaran dan sepuluh atau 66,67% peserta didik tidak memiliki perhatian, kegiatan, dan rasa senang terhadap proses pembelajaran. 4.1.3. Hasil Belajar Hasil belajar yang di dapat penulis dari guru ada sepuluh peserta didik yang mempunyai nilai di bawah KKM SMK Pelita Salatiga (75) atau 66,67% peserta didik dinyatakan tidak tuntas belajar. Ada lima peserta didik yang mempunyai hasil belajar lebih atau sama dengan nilai KKM SMK Pelita Salatiga 52
atau 33,33% peserta didik dinyatakan tuntas belajar. Keadaan seperti tersebut diatas membuat guru merasa resah atas rendahnya motivasi peserta didik dan hasil belajar peserta didik kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Pelita Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang secara bersiklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan/ observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil penelitian ini meliputi motivasi dan hasil belajar peserta didik. Hasil dari motivasi diperoleh dari pengamatan/observasi yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik. Hasil belajar dikelompokkan menjadi dua yaitu hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan dan hasil tes
setelah
diadakan tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil setelah pembelajaran dengan metode group investigation (GI). Selain itu terdapat hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam menerima pelajaran, pengamatan aktivitas guru dan tanggapan peserta didik terhadap proses pembelajaran GI. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan tiga kali pertemuan masing-masing pertemuan dilakukan selama tiga jam pelajaran. Setiap satu jam pelajaran
adalah empat puluh lima menit. Setelah mengadakan
penelitian dengan menggunakan metode GI pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil diperoleh data sebagai berikut.
53
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Hasil Penelitian Siklus 1 A.
Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik dan Guru 1) Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik a. Observasi Tentang Aktivitas Kesiapan Belajar Peserta didik dalam Menerima Pelajaran Tabel 4.1. Kesiapan Belajar dari 15 Peserta Didik Dalam Menerima Pelajaran Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga Siklus 1 Pertemuan
Prosentase Kesiapan Belajar
1
56 %
2
78%
Keterangan 44% peserta didik belum siap menerima materi pelajaran disebabkan lima peserta didik tidak membawa buku paket, enam peserta didiktidak membawa buku catatan, dan sembilan peserta didik tidak membawa alat tulis lengkap. 22% peserta didik belum siap menerima materi pelajaran disebabkan dua peserta didik tidak membawa buku paket, lima peserta didik tidak membawabuku catatan, dan tiga peserta didik tidak membawa alat tulis lengkap.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah memberi penjelasan mengenai pentingnya buku paket dan buku catatan yang mendukung untuk penugasan dan pemahaman konsep serta materi yang dijelaskan oleh guru dan kelengkapan alat tulis penting di dalam kegiatan belajar peserta didik.
54
b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Peserta didik dan Guru dalam Proses Pembelajaran Kooperatif GI Data hasil observasi aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus I (lampiran 22,
halaman 127)
sebesar
75,54%.
Siklus
I
menunjukkan aktivitas peserta didik menunjukkan nilai empat atau kategori baik. Data hasil observasi aktifitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode GI. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I (lampiran23, halaman 130) sebesar 74,76%. Siklus I menunjukkan aktifitas guru menunjukkan nilai empat atau kategori baik. B.
Motivasi Belajar Tabel 4.2. Motivasi Belajar dari 15 Peserta Didik Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga Siklus 1 NO. 1 2 3 4
Kategori Tidak termotivasi Kurang termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi
55
Siklus 1 Jumlah Prosentase 0 0% 0 0% 5 33% 10 67%
Motivasi belajar peserta didik pada siklus 1 menunjukkan lima atau 33% peserta didik dikategorikan termotivasi dan sepuluh atau 67% peserta didik dikategorikan sangat termotivasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut skor motivasi belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu lebih dari atau sama dengan 75% peserta didik berada dalam skala 25-32 dan 33-40 dengan kategori termotivasi dan sangat termotivasi. C.
Hasil Belajar Peserta didik Tabel 4.3. Hasil Belajar dari 15 Peserta Didik Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga Siklus 1
Indikator Rata-rata % Keberhasilan Belajar
kondisi sebelum siklus 72,33
siklus I 78,47
Target 75
Peningkatan peningkatan sebesar 6,14
33,33%
60%
75%
peningkatan sebesar 26,67%
Ketuntasan hasil belajar peserta didik
sebelum diterapkannya
metode pembelajaran kooperatif GI yaitu sebesar 33,33%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 60% (lampiran 28, halaman 138). Peserta didik yang tuntas sebelum tindakan sebesar lima peserta didik dan setelah tindakan pada siklus I peserta didik tuntas menjadi sepuluh peserta didik. Peserta didik yang belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi yang disampaikan guru.
56
D.
Wawancara peserta didik tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif GI. Hasil wawancara (lampiran 25, halaman 135) terhadap peserta didik melalui lembar wawancara. Semua peserta didik atau seratus persen (100%) peserta didik menyukai pembelajaran dengan metode GI, suka mencari informasi di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi pelajaran,
menyukai pembelajaran dengan cara diskusi kelompok.
Terdapat tiga belas atau delapan puluh persen (80%) peserta didik berperan aktif dalam diskusi kelompok dan dua atau dua puluh persen (20%) peserta didik pasif dalam diskusi kelompok. Kemudian empat belas atau sembilan puluh tiga persen (93%) peserta didik suka membantu teman yang mengalami kesulitan belajar ataupun bertanya saat peserta didik mengalami kesulitan belajar sedangkan satu atau tujuh persen (7%) peserta didik tidak suka membantu teman ataupun bertanya pada saat mengalami kesulitan belajar. Terdapat lima belas atau seratus persen (100%) peserta didik setuju apabila pembelajaran berikutnya menggunakan metode pembelajaran kooperatif. E.
Refleksi (Reflektion) Aktivitas peserta didik berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas peserta didik menunjukkan nilai sebesar 75,54%. Peningkatan aktivitas tersebut belum optimal sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan agar mencapai hasil yang lebih optimal. 57
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I menunjukkan nilai sebesar 74,76%. Guru sudah melakukan kegiatan sebaik mungkin dalam pembelajaran namun nilai aktivitas guru masih belum optimal. Tujuan pembelajaran pada siklus I tidak dijelaskan secara keseluruhan karena guru memfokuskan pembelajaran pada langkah-langkah pembelajaran dengan metode kooperatif
GI yang belum pernah digunakan
sebelumnya. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi peserta didik pada siklus I menunjukkan tiga puluh tiga persen (33%) atau lima (5) peserta didik dikategorikan termotivasi. Terdapat enam puluh tujuh pesen (67%) atau sepuluh (10) peserta didik dikategorikan sangat termotivasi pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil. Hasil tersebut sudah berada pada kriteria keberhasilan proses sehingga pada siklus II perlu dipertahankan agar motivasi peserta didik yaitu berupa adanya perhatian, kegiatan dan rasa senang mencapai hasil yang optimal. 2. Hasil ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I yaitu sebesar 60%. Hasil tersebut masih di bawah kriteria keberhasilan belajar, sehingga pada siklus II perlu ditingkatkan lagi.
58
Perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus I : 1. Aktivitas tindakan guru a. Kegiatan awal untuk mengkondisikan peserta didik siap belajar b. Memberikan contoh yang berkaitan dengan pembelajaran c. Kemampuan guru dalam memberikan penjelasan terhadap pembelajaran d. Kemampuan guru dalam membimbing kerja kelompok 2. Aktivitas tindakan peserta didik a. Kesiapan peserta didik untuk siap belajar b. Kondisi murid dalam menggali informasi yang berkaitan dengan pembelajaran c. Memahami materi yang diajarkan d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 4.2.2. Hasil Penelitian Siklus II A. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan pada siklus II diisi dengan persiapan seperti siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat di refleksi siklus I. Persiapan perbaikannya diantaranya sebagai berikut:
1.
Penyampaian tujuan pembelajaran Upaya
perbaikan
yaitu
guru
sebagai
pengajar
supaya
mempersiapkan skenario pembelajaran secara optimal terutama pada 59
tujuan pembelajaran. Perbaikan ini dilakukan agar kegiatan awal, inti dan akhir dapat berjalan dengan baik sesuai skenario pembelajaran. 2.
Hasil Belajar Upaya perbaikan hasil belajar yaitu guru memberikan pengarahan supaya semua peserta didik lebih memperhatikan dan menyimak semua arahan dari guru agar proses pembelajaran berjalan efektif dan peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
B. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pertemuan pertama guru melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif GI. Guru menanyakan kesiapan peserta didik dalam mengikuti materi pelajaran kemudian peserta didik menyiapkan buku materi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Guru melanjutkan dengan apersepsi, pemberian motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran, mengulang kembali langkah-langkah pembelajaran GI. Kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran telah terlihat pada pertemuan pertama siklus ini. Terbukti dengan kesiapan peserta didik dalam menempatkan diri dalam kelompok. Guru mengkomunikasikan topik pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu tentang menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil. 60
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta peserta didik untuk untuk menempatkan diri sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik pada siklus II ini lebih tertib karena sudah memahami metode pembelajaran koopertif GI dan telah siap dengan materi yang akan diberikan. Langkah berikutnya adalah guru memberikan materi untuk dibahas oleh kelompok. Kegiatan selanjutnya adalah masuk dalam kegiatan inti yaitu guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru. Guru dapat menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran GI dengan baik, ditandai dengan antusiasme peserta didik dalam menerima penjelasan guru. Guru menginstruksikan kepada seluruh peserta didik dalam kelompoknya masing-masing untuk berdiskusi membuat beberapa pertanyaan sesuai dengan materi yang didapat untuk diajukan kepada narasumber pada pertemuan berikutnya. Kegiatan diakhiri dengan mengadakan tanya jawab pada peserta didik tentang kesulitan yang dialami peserta didik selama melakukan diskusi kelompok. Guru juga menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya
akan
diadakan
wawancara
terhadap
narasumber
dan
penyusunan laporan hasil wawancara. Pertemuan kedua dilanjutkan dengan peserta didik dalam masingmasing kelompok melakukan wawancara kepada
Kepala Bank Artha
Pelita, Kepala bagian Tata Usaha SMK Pelita, dan Bendahara Yayasan SMK Pelita. Langkah selanjutnya setelah peserta didik selesai melakukan 61
wawancara, semua peserta didik kembali ke kelas menyusun laporan hasil wawancara/ investigasi secara berdiskusi. Kegiatan diakhiri dengan memberi tanya jawab pada peserta didik tentang kesulitan yang diperoleh selama melakukan wawancara sekaligus memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan presentasi kelompok dan tes. Pertemuan ketiga pelaksanaan presentasi kelompok berjalan dengan baik. Kegiatan awal guru memberikan apersepsi dan motivasi kemudian dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok, kemudian guru memberikan tugas kelompok (lampiran 30, halaman 149). Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok, peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing, kemudian guru membagi lembar tes individu (lampiran 33, halaman 152) kepada masing-masing peserta didik. Guru menjadi pengawas selama berlangsungnya tes individu. Guru memberikan sesi tanya jawab tentang permasalahan yang didapat selama kuis setelah peserta didik selesai mengerjakan. Pengumuman hasil penilaian kelompok dan rangking (lampiran 42, halaman 167).Tiap kelompok diberi penilaian kelompok. Lembar ini dimaksudkan agar peserta didik dapat termotivasi melihat hasil kerja kelompok. Lembar hasil tes juga dibagikan supaya peserta didik dapat melihat secara langsung hasil kerjanya. C. Pengamatan (Observing)
62
Pada
penelitian tindakan kelas
pembelajaran
metode
pembelajaran
ini,
pelaksanaan penerapan
kooperatif
GI
yaitu
dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode GI pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik a. Observasi Tentang Aktivitas Kesiapan Belajar Peserta didik dalam Menerima Materi Pelajara Tabel 4.4. Kesiapan Belajar dari 15 Peserta Didik Dalam Menerima Pelajaran Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga Siklus 2 Prosentase Kesiapan Belajar Pertemuan Keterangan Siklus 1 Siklus 2 1 56% 93% Peningkatan sebesar 37 % 2
78%
96%
Peningkatan sebesar 18 %
Kesiapan belajar peserta didik dalam menerima pmateri pelajaran pada siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1 mengalami peningkatan yang signifikan. a. Observasi mengenai Aktivitas Peserta didik dan Guru dalam proses pembelajaran kooperatif GI Hasil penelitian siklus II , aktivitas belajar peserta didik (lampiran 37, halaman 156) dalam kegiatan pembelajaran kooperatif GI telah mencapai 83,33%. Siklus II menunjukkan aktifitas peserta didik menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik.
63
Hasil penelitian terhadap aktifitas guru telah mencapai 83% dan menunjukkan aktifitas guru menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik 2) Motivasi Belajar Tabel 4.5. Motivasi Belajar dari 15 Peserta Didik Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga Siklus 2 NO. 1 2 3 4
Kategori Tidak Termotivasi Kurang Termotivasi Termotivasi Sangat Termotivasi
Siklus 1 Siklus 2 Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase 0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
5
33%
2
13%
10
67%
13
87%
Motivasi belajar peserta didik pada siklus 2 dua atau13% peserta didik dikategorikan termotivasi dan 13 atau 87% peserta didik dikategorikan sangat termotivasi. Motivasi belajar siklus 1 dan 2 dengan menggunakan metode GI sudah melampaui indikator keberhasilan tiap siklus yaitu lebih dari atau sama dengan 75% dari jumlah peserta didik berada pada skala 25-32 dan 33-40 dengan kategori termotivasi dan sangat termotivasi.
64
3) Hasil Belajar Peserta Didik Tabel 4.6. Hasil Belajar dari 15 Peserta Didik Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga Siklus 2 Indikator Rata-rata % Ketuntasan Hasil Belajar
Kondisi sebelum siklus 72,33 33,33%
siklus I
siklus II
Target
Peningkatan
78,47
84,87
75
peningkatan sebesar 6,4
60%
87%
75%
peningkatan sebesar 27%
Hasil ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 60% menjadi 87% pada siklus II (lampiran 43, halaman 168). Peserta didik yang tuntas sebesar sepuluh peserta didik pada siklus I dan setelah tindakan pada siklus II peserta didik yang tuntas menjadi tiga belas peserta didik. Peserta didik yang belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi yang disampaikan guru. 4) Wawancara
peserta
didik
mengenai
pelaksanaan
metode
pembelajaran kooperatif GI. Hasil wawancara peserta didik pada siklus II (lampiran 40, halaman 164) menunjukkan bahwa semua peserta didik menjawab senang dengan pembelajaran GI. Lima belas peserta didik memberi komentar lebih mudah memahami materi, lima belas peserta didik suka menggali informasi di lingkungan
sekitar
yang
berhubungan
dengan
kompetensi
dasar
menyiapkan pengelolaan dana kas kecil, lima belas peserta didik suka cara belajar dengan cara diskusi kelompok, tiga belas peserta didik menyatakan ikut berperan aktif dalam diskusi kelompok, dan empat belas peserta didik 65
suka membantu teman dan bertanya pada saat mengalami kesulitan belajar. Selain itu, semua peserta didik menjawab setuju apabila dalam pembelajaran selanjutnya menggunakan metode kooperatif. 5) Angket tanggapan peserta didik mengenai pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe GI. Hasil angket tanggapan peserta didik yang didapat (lampiran 41, halaman 167) semua peserta didik menyatakan suka dengan pembelajaran kooperatif GI. Peserta didik merasa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan menyatakan hasil belajar mereka dapat lebih baik karena dapat belajar dalam bentuk investigasi dan dapat berdiskusi dengan teman. D. Refleksi (Reflecting) Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar peserta didik sudah menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 83,33%. Sementara aktivitas guru juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 83%. Baik aktivitas peserta didik maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukkan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi dalam proses pembelajaran sudah siklus II mengalami peningkatan yaitu 13% peserta didik dikategorikan termotivasi dan 87% peserta didik dikategrikan sangat termotivasi. Hasil ini berarti motivasi peserta didik sudah mencapai kriteria keberhasilan proses.
66
2. Hasil ketuntasan hasil belajar peserta didik pada siklus II sebesar 87%. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan 75%. 4.3. Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap-tiap siklusnya. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik apabila terjadi interaksi yang baik pula antara guru dan peserta didik. Guru harus dapat menentukan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila peserta didik dan guru sama-sama berperan aktif saat kegiatan belajar mengajar. Keaktifan peserta didik dan guru dalam kegiatan belajar dan mengajar akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik yang baik sehingga proses pembelajaran menjadi berkualitas. Teori konstruktivisme dalam proses pembelajaran diharapkan dapat memberikan terjadinya pembentukan pada diri peserta didik agar menjadi karakter yang selalu aktif. Peserta didik harus aktif sehingga peserta didik menjadi pusat kegiatan belajar mengajar sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Peran aktif peserta didik peserta didik menjadi hal utama dalam menentukan kesuksesan dalam pembelajaran. Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vigotsky menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam belajar. Interaksi sosial dapat diwujudkan dengan adanya 67
belajar secara berkelompok. Kelompok belajar memberikan kesempatan kepada peserta didik secara aktif dan kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan peserta didik kepada teman sebaya. Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil. Materi pembelajaran ini membahas tentang prosedur pembentukan dana kas kecil (awal), prosedur penggunaan dana kas kecil dan prosedur pengisian kembali dana kas kecil. Hasil observasi awal yang menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar belum optimal, penggunaan metode pembelajaran konvensional ceramah yang belum tepat dengan materi dan hasil belajar yang belum sesuai dengan target. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada peserta didik kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Pelita Salatiga. Selama pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada materi menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil dari siklus I ke siklus II terjadi perubahan dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Perubahan ini dilihat dari hasil peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hasil aktivitas peserta didik siklus I sebesar 74,54%. Pada siklus pertama, peserta didik dikategorikan termotivasi sebanyak lima atau 33% peserta didik, sedangkan sangat termotivasi sebanyak sepuluh atau 67% peserta didik . Hasil aktivitas peserta didik siklus II sebesar 83,33%. Pada siklus kedua, terjadi perubahan 68
motivasi peserta didik, yaitu peserta didik yang termotivasi sebanyak dua atau 13%, sedangkan yang sangat termotivasi sebanyak tiga belas atau 87% peserta didik. Motivasi peserta didik pada kategori sangat termotivasi mengalami kenaikan sebesar 20%, dan kategori termotivasi mengalami penurunan sebesar 20%. Tetapi pada setiap siklus tindakan, peserta didik dapat digolongkan mempunyai motivasi belajar pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil. Hasil
belajar
peserta
didik
juga
mengalami
perubahan
setelah
menggunakan metode GI. Hasil belajar peserta didik pada pra siklus terdapat lima peserta didik dikatakan tuntas belajar atau 33,33%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak sepuluh atau 66,67% peserta didik. Hasil terendah peserta didik adalah 50 dan tertinggi adalah 90, dengan rata-rata kelas 72,33. Setelah tindakan siklus pertama dengan metode GI, pada akhir siklus guru melaksanakan tes individu. Hasil belajar peserta didik pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan. Terdapat sepuluh peserta didik atau 60% yang tuntas belajar, sedangkan lima atau empat 40% peserta didik tidak tuntas belajar. Hasil terendah peserta didik adalah 54 dan tertinggi adalah 96, dengan rata-rata kelas 78,47. Siklus pertama terjadi peningkatan ketuntasan peserta didik yang sebelumnya pada pra siklus sebesar 33,33% menjadi 60%. Peningkatan ketuntasan peserta didik sebesar 26,67%. Siklus kedua ketuntasan peserta didik sebesar 87%. Ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua. Peningkatan ketuntasan belajar peserta didik sebesar 27%. Ketuntasan belajar 69
peserta didik pada siklus kedua ini dianggap berhasil, karena sudah melebihi dari indikator keberhasilan siklus yaitu 75%. Peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas XI Program Keahlian Akuntansi terjadi karena penggunaan metode GI. Metode belajar yang membuat peserta didik mengalami sendiri pengalaman-pengalaman di lingkungan sekitar peserta didik. Pengalaman-pengalaman tersebutlah yang akan menjadi pembelajaran
secara langsung di lingkungan sekitar peserta didik, selain
pembelajaran teori yang didapat peserta didik di dalam kelas.
70