BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang bergerak pada
bidang penyediaan jasa kereta api yang berupa pelayanan penumpang dan layanan pengangkutan barang baik kiriman hantaran dan biasa berdasarkan kontrak kerjasama dengan pihak lain PT. Kereta Api Indonesia (Persero) milik Pemerintah (BUMN) yang kemudian stastusnya berubah menjadi Persero, dimana yang semula tujuan usahanya memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan tidak berorientasi mendapatkan keuntungan kemudian berubah menjadi memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan berorientasi pada keuntungan perusahaan. PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT KERETA API (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No 5 tahun 2008 dan surat Menneg BUMN No. S-653/ MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008. Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholder untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks.731 PT KAI Commuter Jabodetabek ini akhirnya resmi menjadi anak perusahaan PT Kereta Api (Persero) sejak tanggal 15 september 2008 yaitu sesuai dengan Akte Pendirian no. 415 Notaris Ilmiawan Dekrit, S.H. Kehadiran PT KAI 73
Sumber PT.KAI
83
84
Commuter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan, merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Dimulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabodetabek oleh induknya PT Kereta Api (Persero) yang memisahkan diri dari saudara tuanya PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Bogor .dengan kebijakan penghapusan subsidi BBM yang membuat dayabeli masyarakat turun mendapatkan perlindungan dengan membayar tarif kereta lebih murah. Subsidi pemerintah berupa Public Service Obligation (PSO) untuk PT Kereta Api Indonesia ( Persero) sebesar Rp 704,7 milliar. Dari anggaran tersebut sebesar Rp 286 milliar dialokasikan untuk KRL Commuter Line Jabodetabek ber AC. Mekanisme penggunaan tarif progesif yang diikuti oleh penggunaan electronic ticket dan subsidi adalah sebagai berikut Daftar tarif penumpang di Stasiun KRL Commuter Line Bogor–Jakarta dengan mekanisme penggunaan tarif progresif bersubsidi pada tahun 2014 Terlihat bahwa jarak stasiun kereta api Bogor- Jakarta Kota dengan 23 stasiun dikenakan tarif progresif pasca subsidi sebesar Rp 5000,- per orang dan tarif sebelum diberlakukan tarif progresif bersubsidi adalah sebesar Rp 9 000,- per orang. Sehingga tiap orang dari jarak terjauh akan mendapatkan subsidi maksimal yaitu sebesar Rp 4000,- atau sebesar 44,5 persen. Perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek tidak hanya mengenai tarif Progresif tetapi Perluasan dan Revitalisasi stasiun di seluruh Jabodetabek. Dengan adanya mekanisme tarif progresif jumlah penumpang kereta api Jabodetabek semakin meningkat Dengan semakin meningkatnya penumpang
85
atau pelanggan Commuter PT KAI kembali menambah jumlah perjlanan KRL Jabodetabek. Jumlah penumpang KRL Pada tahun 2006 sekitar sekitar 104 425 ribu orang atau sebesar 66,90 persen dari jumlah penumpang kerata api di Jawa dan di tahun 2007 meningkat menjadi sekitar 118 095 000 orang, lalu di tahun 2008 meningkat cukup tinggi sekitar 125 451 000 orang dan tahun 2009 terus mengalami peningkatan sebesar 130 508 000 orang. Namun pada tahun 2010 sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 124 308 000 orang serta pada tahun 2011 juga mengalami penurunan menjadi sekitar 121 105 juta orang dan meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi sebesar 134 088 juta orang. Dan pada tahun 2014 total penumpang atau pelanggan semakin meningkat sekitar 600 s.d 700 penumpang per hari di jabodetabek,
untuk rute Bogor-Jakarta sekita 200
penumpang per harinya. Program pengadaan armada akan di lakukan setiap tahun hingga akhir tahun 2019 dimana jumlah armada KRL yang di harapkan target 1.2 juta penumpang perhari. Penambahan ini di lakukan seiring dengan program pengadaan dan perbaikan sarana KRL, dimana PT KCJ memiliki jumlah saran siap operasi yang memungkinkan untuk meningkatkan jumlah perjalanan. Sasaran dari peningkatan jumlah perjalanan ini tentunya mengoptimalkan pelayanan bagi para pengguna. Tugas Pokok PT.KAI Commuter Jabodetabek adalah menyelenggarakan Pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api Commuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong), dan Bekasi serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.
86
4.1.1
Visi dan Misi PT.Kereta Api Commuterline Jabodetabek Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang menjadi pedoman
untuk
melakukan
semua
kegiatan
perusahaan.
Kegiatan
tersebut
dimaksudkan untuk mencapai tujuan perusahaan. PT Kereta Api Commuterline mempunyai visi dan misi yang berbeda dari perusahaan lainnya : a.
Visi PT Kereta Api Commuterline Jabodetabek Mewujudkan jasa angkutan kereta api Commuterline sebagai pilihan utama dan terbaik di Wilayah Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, menjadi penyedia jasa Perkeretaapian terbaik yang memenuhi harapan pelanggan .
b.
Misi PT Kereta Api Commuterline Jabodetabek Menyelenggarakan jasa angkutan kereta api Commuterline yang mengutamakan keselamatan, pelayanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu, serta yang berwawasan lingkungan. Dan menyelenggarakan prasarana dan sarana perkeretaapian berikut bisnis
penunjangnya,
melalui
praktek
bisnis
terbaik
untuk
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi pelanggan dan kelestarian lingkungan.
87
4.1.2
Struktur Organisasi
Presiden Direktur
Direktur Operation,HR & GA
O
Divisi Operation Planning & Evalution
Divisi Operation
Direktur Finance
Direktur Tehcnique
Divisi Treasury &Financing
Divisi Accounting &Budgeting
Divisi Human Resource
Divisi Finance Planning & Business Development
Divisi General Affair
Divisi Inventory
Gambar 1 Struktur Organisasi PT. KAI Commuterline Jabaodetabek
4.1.3
PT. Commuterline
Gambar 2 Logo Commuterline
Divisi Ebginering &Financing
Divisi Maintainanc e
88
a.
Definisi KRL Commuterline KRL Commuterline adalah Kereta Rel Listrik dalam kota yang
melayani rute di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Serpong. Keunggulan KRL Commuterline dibandingkan dengan KRL Ekonomi adalah fasilitasnya yaitu pendingin ruangan, gerbong khusus wanita, dan interior gerbong yang baik. Selain itu KRL Commuterline menjangkau lebih banyak stasiun dan memiliki jam keberaangkatan yang lebih banyak. Saat ini KRL Commuterline memiliki 500 unit armada kereta dan 80 stasiun yang aktif beroperasi. KRL beroperasi dengan 6 jalur rute. b. Data-data
Potensi sumber daya KRL Commuterline
1. Hibah Seri 6000
: 72 Unit
2. KRL Tokyu
: 80 Unit
3. KRL Japan Railway (JR) 103
: 16 Unit
4. KRL INKA
: 8 Unit
Jaringan Operasi Wilayah
Commuterline
usaha
yang menjadi
terbentang
jaringan
sepanjang
jalur
operasi rel
KRL yang
89
menghubungkan
wilayah
ibukota
dengan
kota-kota
di
sekelilingnya mulai dari Jakarta-Bogor, Jakarta Bekasi, JakartaTangerang,
Jakarta-Serpong,
Jakarta-Tj.
Priok,
Jakarta-
Jatinegara., serta jalur perjalanan yang aktif : 1. Jalur Bogor/ Depok-Manggrai-Jakarta Kota (PP) 2. Jalur Bogor/Depok-Tanah Abang-Pasar Senen-Jatinegara (PP) 3. Jalur Bekasi- Jatinegara-Manggarai-Jakarta Kota (PP) 4. Jalur Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang (PP) 5. Jalur Tangerang-Duri (PP) 6. Jalur Tanjung Priok-Jakarta Kota (PP)
90
g
Gambar 3 Rute KRL Commuterline Jabodetabek c. Informasi Tiket Commuterline sebagai tahapan penerapan program e-Ticketing, PT.KAI Commuterline Jabodetabek Mulai pada tahun 2012 mengganti Kartu Trayek Bulanan (KTB) menjadi Electronic Ticketing (e-Ticketing). Kartu e-Ticketing adalah alat pembayaran penggani uang tunai yang di gunakan untuk transaksi perjalanan KRL Commuterline sebagai tiket perjalanan kereta api, yang di sediakan dalam bentuk kartu sekali pakai (Single Trip), dan Prabayar (Multi Trip).
91
1. Single Trip (Tiket Harian Berjamin).
Gambar 4 Single Trip Kartu Single Trip ini adalah penumpang tetap harus ke loket setiap akan melakukan perjalanan, namun ada dua biaya yang harus di bayarkan harga tarif sesuai jumlah stasiun yang akan di lewati dan utang jaminan sebesar RP. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Pada Single Trip jika tidak di kembalikan pada hari yang sama maka penumpang akan di beri masa tenggang selama 7 hari setelah hari pembelian terakhir. 2. Multi Trip (Prabayar)
Gambar 5 Muti Trip Kartu Multi Trip adalah kartu yang hanya dapat di gunakan untuk transaksi perjalanan KRL Commuterline di seluruh lintas
92
Jabodetabek.masa berlaku tidak di batasi dan dapat di gunakan selama terisi saldo minimal Rp. 12.000,- (Dua Belas Ribu Rupiah). 4.2 Hasil Penelitian Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner dengan jumlah pertanyaan 22 (Dua Puluh Dua) untuk dimensi kualitas serta pertanyaan tentang karakteristik responden, yaitu identitas angkatan, dan jenis pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan selama kurun waktu kurang lebih satu minggu hari kerja, yaitu mulai tanggal 6 s.d. 13 Juli 2015. Jumlah responden sebanyak 100 pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta. 4.2. 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurnya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda, Jogiyanto (2004 : 120). Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan pada 30 orang dari sampel. Valid artinya datadata yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan
93
penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil, agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,0 dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika rhitung positif dan r hitung > rtabel pertanyaan dinyatakan valid. 2) Jika rhitung negatif / r hitung< rtabel pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. 3) R hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total corelation. Penyebaran kuesioner khususnya dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden. Sebanyak 22 butir pertanyaan kualitas jasa dinyatakan semua valid, hal ini dapat dilihat dari r hitung pada corrected item total correlation yaitu keseluruhan butir lebih besar dari r table. Maka Harga R pada taraf Signifikan 5% adalah 0,361. Dari hasil perhitungan validitas berdasarkan koefisien korelasi product moment . Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
94
Tabel 4.1 Uji Validitas Data
b.
Uji Reliabilitas Menurut Sugiono (2009) Reliabilitas adalah hasil penelitian dimana terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas dapat dikemukakan dengan rumus dan Spearman Brown teknik belah dua (spilt half).maka untuk keperluan itu, butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok,
yaitu
kelompok
instrumen
ganjil
dan
kelompok
instrumen
genap.selanjutnya di jumlahkan sehingga menghasilkan skor total, skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
95
Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai r dapat dilihat pada α = 5% hitung >r tabel, maka pernyataan di naytakan reliabel, dan sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel. Maka pernyataan di nyatakan tidak reliabel. Hasil reliabilitas tersebut adalah :
Tabel 4.2
X
Y
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dengan program SPSS 16.0 diketahui nilai koefisien alpha untuk tingkat kepentingan sebesar 0,943 dan untuk tingkat kepuasan 0,828 Dengan demikian nilai hitung alpha lebih besar dari nilai table r atau 0,943 > 0,361 dan 0,828 > 0,361. Artinya instrument angket dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. 4.3
Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri-ciri responden didasarkan suatu
variabel-variabel demografi, sosial, ekonomi, dan lingkungan responden. Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden sebanyak 100 kuesioner dan dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dari data karakteristik responden dapat diketahui bagaimana struktur ciri-ciri penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya pada jurusan Bogor-Jakarta, sehingga
96
informasi ini akan dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan perbaikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan responden. Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data tentang demografi responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan jenis pekerjaan responden. Sebelum melihat sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas layanan jasa pada angkutan KRL Commuterline Bogor-Jakarta:
No
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin f
%
1
Pria
77
77
2
Wanita
23
23
100
100
Jumlah
Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa berdasarkan jenis kelamin,sebagian besar yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Pria yaitu sebanyak 77 orang (77%) Tabel 4.4 Usia Responden f
No
Usia
%
1
15-27 Tahun
37
37
2
28-38 Tahun
29
29
97
3
39-49 Tahun
21
21
4
≥50 Tahun
13
13
100
100
Jumlah Sumber: Olah Data SPSS, 2015
Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa berdasarkan Usia responden ,sebagian besar usia rata-rata dalam penelitian ini pada usia 15-27 Tahun Sebanyak 37 orang (37%). Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Responden No
Pendidikan
f
%
1
SD
9
9
2
SLTP
11
11
3
SLTA
13
13
4
Diploma
15
15
5
Sarjana
36
36
6
Pascasarjana
16
16
100
100
Jumlah Sumber: Olah Data SPSS, 2015
Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa
98
berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir responden ,sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah lulusan Sarjana (S1) Sebanyak 36 orang (36%). Tabel 4.6 Pekerjaan Responden No
Pekerjaan
f
%
1
Pelajar
12
12
2
Mahasiswa
10
10
3
PNS
20
20
4
Karyawan Swasta
30
30
5
Wiraswasta
10
10
6
Profesional
16
16
7
Ibu Rumah Tangga
2
2
100
100
Jumlah Sumber: Olah Data SPSS, 2015
Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa berdasarkan Jenis pekerjaan
responden ,sebagian besar penumpang Commuterline
responden adalah Karyawan Swasta Sebanyak 30 orang (30%). Dari penyebaran berdasarkan jenis pekerjaannya ini maka PT.KAI harus bisa menyediakan jasa transportasi sesuai dengan tuntutan penumpang yang butuh ketepatan waktu.
99
4.4. Analaisis Kepuasan Pelanggan Dalam penelitian ini pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan lima dimensi pokok kualitas jasa dari Kotler lima dimensi pokok tersebut meliputi :
reliabilitas (reliability), daya tanggap (responssiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan bukti Fisik (tangibles). Dalam kasus kepuasan pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta lima dimensi tersebut dijabarkan kedalam 22 indikator pengukuran, yang dibagi atas : 1. Bukti Fisik (Tangibles)
: 4 Indikator
2. Jaminan (Assurance)
: 4 Indikator
3. Empaty (Emphaty)
: 5 Indikator
4. Kehandalan (Reliability)
: 5 Indikator
5. Ketanggapan (Responsiviness)
: 4 Indikator
4.4.1
Tangibles (Bukti Fisik) Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. Adapun indikator untuk tangibles terdiri atas : (1) Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan, (2) Kehandalan fasilitasi yang ada distasiun kereta api maupun yang ada di dalam kereta apai Commuterline, (3) kehandalan peralatan yang ada dalam kereta (seperti ac, tempat duduk dll), (4) keterampilan petugas kereta api
100
dalam melayani penumpang. (misal ketika sedang berada di stasiun dan berada dalam kereta api). Tabel 4.7 Kemampuan Petugas Dalam Melayani Pelanggan
Tingkat Kepentingan
Jumlah Responden (r)
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
Nilai BXR
%
Sangat Penting 5
52
260
58.3
Sangat Puas 5
12
60
16.0
Penting
4
42
168
37.7
Puas
4
51
204
54.7
Cukup Penting 3
6
18
4.0
Cukup Puas 3
35
105
28.1
Kurang Penting 2
0
0
0.0
Kurang Puas 2
2
4
1.0
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas
0
0
0.0
100
446
100
100
373
100
1
TOTAL
TOTAL
1
Tingkat Kesesuaian 373 X 100% = 83.6 % 446
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kemampuan Petugas Dalam Melayani Pelanggan pada Tabel 4.7 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 83,6 %.
101
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 58.3 % dengan jumlah responden 52 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 54,7 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 16,0 %. Sementara “cukup puas” 28,1 %, “kurang puas” 1,0 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.8 Kehandalan Fasilitasi Yang ada di Stasiun Dan di Dalam Kereta Api Tingkat Kepentingan Jumlah Responden (r)
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
56
280
62.0
Sangat Puas 5
10
50
13.5
Penting
4
39
156
34.6
Puas
4
54
216
58.4
Cukup Penting 3
5
15
3.3
Cukup Puas 3
32
96
25.9
Kurang Penting 2
0
0
0.0
Kurang Puas 2
4
8
2.2
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
0
0
0.0
100
451
100
TOTAL
100
370
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 375
X 373 100% = 82.0 %
443
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kehandalan Fasilitasi Yang ada di Stasiun Dan di Dalam Kereta Api pada Tabel 4.8 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 82.0 %.
102
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 62,0 % dengan jumlah responden 56 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 58,4 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 13,5 %. Sementara “cukup puas” 25,9 %, “kurang puas” 2,2 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.9 Kehandalan Peralatan Yang Ada Dalam Kereta Api Commuterline Tingkat Kepentingan Jumlah Responden (r)
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
66.2
Sangat Puas 5
8
40
11.2
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
60
Penting
4
33
132
29.1
Puas
4
51
204
57.3
Cukup Penting 3
7
21
4.6
Cukup Puas 3
33
99
27.8
Kurang Penting 2
0
0
0.0
Kurang Puas 2
5
10
2.8
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
3
3
0.8
100
453
100
TOTAL
100
356
100
1
TOTAL
300
Nilai BXR
Tingkat Kesesuaian 356
X373 100% = 78.6 %
453
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kehandalan Peralatan Yang Ada dalam kereta Commuterline (seperti ac,
103
tempat duduk, pemecah kaca bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan) pada Tabel 4.9 masuk pada kategori PUAS, yaitu 78,6 %. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 66,2 % dengan jumlah responden 60 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 57,3 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 11,2 %. Sementara “cukup puas” 27,8 %, “kurang puas” 2,8 % dan tidak puas 0,8 %. Tabel 4.10 Keterampilan Petugas Kereta Api Dalam Melayani Pelanggan/Penumpang Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
Nilai
%
Sangat Penting
5
55
275
62.7
Sangat Puas 5
10
50
14.6
Penting
4
29
116
26.5
Puas
4
53
212
62.0
Cukup Penting 3
15
45
10.3
Cukup Puas 3
15
45
13.1
Kurang Penting 2
1
2
0.4
Kurang Puas 2
13
26
7.6
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
9
9
2.6
100
438
100
TOTAL
100
342
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 342 438
XTingkat 100% Kesesuaian = 78,1 % dari tingka
104
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator
Keterampilan
Petugas
Kereta
Api
Dalam
Melayani
Pelanggan/Penumpang (Seperti ketika sedang berada di stasiun dan berada di dalam kereta api Commuterline pada Tabel 4.10 masuk pada kategori PUAS, yaitu 78,1%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 62.7 % dengan jumlah responden 55 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 62,0 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 14,6 %. Sementara “cukup puas” 13,1 %, “kurang puas” 7,6 % dan tidak puas 2,6 %. 4.4.2 Reliability (Kehandalan) Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang di sepakati. Adapun indikator pengukuran untuk Reliability terdiri atas : (1) Kebersihan Stasiun, (2) Ketepatan petugas dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api, (3) kehandalan dalam memberikan pelayanan (jasa), (4) dalam melakukan pelayanan sesuai dengan waktu yang di janjikan, (5) kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan.
105
Tabel 4.11 Kebersihan Stasiun Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
Nilai
%
Sangat Penting
5
58
290
67.3
Sangat Puas 5
5
25
13.5
Penting
4
20
80
18.5
Puas
4
60
240
68.3
Cukup Penting 3
17
51
11.8
Cukup Puas 3
17
51
13.8
Kurang Penting 2
5
10
2.3
Kurang Puas 2
11
22
3.2
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
7
7
1.1
100
431
100
TOTAL
100
345
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian
345 X 100% = 80.0 % 431
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk dikator Kebersihan Stasiun pada Tabel 4.11 masuk pada kategori PUAS, yaitu 80,0 %. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 67.3 % dengan jumlah responden 58 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 68.3 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 13,5 %. Sementara “cukup puas” 13,8 %, “kurang puas” 7,6 % dan tidak puas 1,1 %.
106
Tabel 4.12 Ketepatan Petugas Dalam memenuhi Janji Keberangkat Keberangkatan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
Nilai
%
Sangat Penting
5
53
265
61.2
Sangat Puas 5
11
55
15.7
Penting
4
28
112
25.9
Puas
4
45
180
51.6
Cukup Penting 3
18
54
12.4
Cukup Puas 3
30
90
25.8
Kurang Penting 2
1
2
0.5
Kurang Puas 2
10
20
5.7
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
4
4
1.1
100
433
100
TOTAL
100
349
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 349
X 100% = 80.6 % 433 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Ketepatan Petugas Dalam Memenuhi Janji Keberangkatan Kereta Api pada Tabel 4.12 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 80,6 %. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 61.2 % dengan jumlah responden 53 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 51,6 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 15,7 %. Sementara “cukup puas” 25,8 %, “kurang puas” 5,7 % dan tidak puas 1,1 %.
107
Tabel 4.13 Kehandalan Dalam Memberikan Pelayanan (Jasa) Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
Nilai
%
Sangat Penting
5
50
250
59.2
Sangat Puas 5
15
75
20.2
Penting
4
26
104
24.6
Puas
4
51
204
55.0
Cukup Penting 3
20
60
14.2
Cukup Puas 3
26
78
21.0
Kurang Penting 2
4
8
1.9
Kurang Puas 2
6
12
3.2
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
2
2
0.5
100
422
100
TOTAL
100
371
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 371
X 100% = 88.0 % 422 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kehandalan Dalam Memberikan Pelayanan (Jasa) pada Tabel 4.13 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 88,0 %.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 59,2 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 55,0 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 20.2 %. Sementara “cukup puas” 21,0 %, “kurang puas” 3,2 % dan tidak puas 0,5 %.
108
Tabel 4.14 Dalam Melakukan Pelayanan Sesuai Dengan Waktu Yang di Janjikan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
Nilai
%
Sangat Penting
5
51
255
57.1
Sangat Puas 5
10
50
13.7
Penting
4
23
92
22.4
Puas
4
57
228
62.6
Cukup Penting 3
20
60
17.5
Cukup Puas 3
25
75
20.6
Kurang Penting 2
6
12
2.9
Kurang Puas 2
3
6
1.6
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
5
5
1.4
100
419
100
TOTAL
100
364
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 364
X 100% = 86.9 % 419 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Dalam Melakukan Pelayanan Sesuai Dengan Waktu Yang di Janjikan pada Tabel 4.14 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 86.9%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 57.1 % dengan jumlah responden 51 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 55,0 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 20.2 %. Sementara “cukup puas” 21,0 %, “kurang puas” 3,2 % dan tidak puas 0,5 %.
109
Tabel 4.15 Kesungguhan Petugas Dalam Memberikan Pelayanan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Nilai
Sangat Penting
5
47
235
55.7
Sangat Puas 5
11
55
15.4
Penting
4
30
120
28.4
Puas
4
42
168
47.0
Cukup Penting 3
21
63
14.9
Cukup Puas 3
40
120
33.6
Kurang Penting 2
2
4
0.9
Kurang Puas 2
7
14
3.9
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
0
0
0.0
100
422
100
TOTAL
100
357
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 357
X 100% = 84.6 % 422 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Dalam Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan pada Tabel 4.15 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 84.6%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 55.7 % dengan jumlah responden 47 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 47,0 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 15.4 %. Sementara “cukup puas” 33.6 %, “kurang puas” 3,9 % dan tidak puas 0,0 %.
110
4.4.3 Responsiviness (Daya Tanggap) Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dalam merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Adapun indikator pengukuran untuk Responsiviness terdiri atas : (1) Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan, (2) semua transaksi di layani atau dilaksanakan secara cepat dan tepat, (3) petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan, (4) kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan. Tabel 4.16 Kemudahan Dalam Mendapatkan Kejelasan Informasi Waktu Keberangkatan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Nilai
Sangat Penting
5
43
215
50.8
Sangat Puas 5
9
45
12.7
Penting
4
38
152
35.9
Puas
4
47
188
52.9
Cukup Penting 3
18
54
12.8
Cukup Puas 3
36
108
30.4
Kurang Penting 2
1
2
0.5
Kurang Puas 2
6
12
3.3
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
2
2
0.6
100
423
100
TOTAL
100
355
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 355
X 100% = 83.9 % 423
111
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan pada Tabel 4.16 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 83.9%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 50.8 % dengan jumlah responden 43 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 52.9 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 12.7 %. Sementara “cukup puas” 30.4 %, “kurang puas” 3,3 % dan tidak puas 0,6 %. Tabel 4.17 Semua Transaksi di Layani atau diLaksanakan Dengan Cepat dan Tepat Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
50
250
60.4
Sangat Puas 5
7
35
10.0
Penting
4
22
88
21.2
Puas
4
50
200
57.0
Cukup Penting 3
20
60
14.5
Cukup Puas 3
32
96
27.3
Kurang Penting 2
8
16
3.9
Kurang Puas 2
10
20
5.7
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
1
0
0.0
100
414
100
TOTAL
100
351
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 351
X 100% = 84,4 % 414
112
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator semua transaksi dilayani atau dilakukan dengan cepat dan tepat pada Tabel 4.17 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 84,4%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 60,4 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 57.0 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 10,0 %. Sementara “cukup puas” 27,3 %, “kurang puas” 5,7 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.18 Petugas Bersedia Menolong Pelanggan Ketika Sedang Mengalami Kesulitan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
50
250
57.9
Sangat Puas 5
8
40
11.0
Penting
4
34
136
31.5
Puas
4
53
212
58.7
Cukup Penting 3
14
42
9.7
Cukup Puas 3
31
93
25.8
Kurang Penting 2
2
4
0.9
Kurang Puas 2
8
16
4.4
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
0
0
0.0
100
432
100
TOTAL
100
361
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 361
X 100% = 83.6 % 432
113
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan pada Tabel 4.18 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 83.6%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 57,9 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 58,7 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 11,0 %. Sementara “cukup puas” 25,8 %, “kurang puas” 4,4 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.19 Kesiapan Untuk Menanggapai Permintaan Pelanggan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
45
225
52.9
Sangat Puas 5
10
50
14.0
Penting
4
35
140
32.9
Puas
4
50
200
55.9
Cukup Penting 3
20
60
14.1
Cukup Puas 3
30
90
25.1
Kurang Penting 2
0
0
0.0
Kurang Puas 2
8
16
4.5
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
2
2
0.5
100
425
100
TOTAL
100
358
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 358
X 100% = 84,2 % 425
114
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kesiapan Untuk Menanggapai Permintaan Pelanggan pada Tabel 4.19 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 84,2%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 52,9 % dengan jumlah responden 45 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 55,9 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 14,0 %. Sementara “cukup puas” 25,1 %, “kurang puas” 4,5 % dan tidak puas 0,5 %. 4.4.4 Assurance (Jaminan) Perilaku para petugas Commuterline mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jamianan juga berarti bahwa para petugas selalu bersikap sopan dan menguasai pertanyaan atau masalah pelanggan. Adapun indikator pengukuran untuk Assurance terdiri atas : (1) keamanan di stasiun baik saat antrian di loket dan didalam kereta api khususnya, (2) keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline, (3) membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi, (4) petugas yang memerikn rasa percaya kepada pelanggan.
115
Tabel 4.20 Keamanan di Stasiun baik saat antrian diloket dan didalam kereta api khususnya Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
55
275
63.4
Sangat Puas 5
14
70
20.3
Penting
4
25
100
23.0
Puas
4
50
200
58.0
Cukup Penting 3
19
57
13.1
Cukup Puas 3
15
45
13.0
Kurang Penting 2
1
2
0.5
Kurang Puas 2
10
20
5.8
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
10
10
2.9
100
434
100
TOTAL
100
345
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 345
X 100% = 79,5 % 434
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Keamanan di Stasiun baik saat antrian diloket dan didalam kereta api khususnya pada Tabel 4.20 masuk pada kategori PUAS, yaitu 79,5%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 63.4 % dengan jumlah responden 55 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu
116
58,0 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 20,3 %. Sementara “cukup puas” 13,0 %, “kurang puas” 5,8 % dan tidak puas 2,9 %. Tabel 4.21 Keahlian Petugas Dalam Pemberian Pelayanan Kepada Pelanggan Commuterline Tingkat Kepentingan
Bbot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
50
250
59.0
Sangat Puas 5
11
55
15.1
Penting
4
27
108
25.4
Puas
4
51
204
55.9
Cukup Penting 3
20
60
14.1
Cukup Puas 3
30
90
24.6
Kurang Penting 2
3
6
1.4
Kurang Puas 2
8
16
4.4
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
0
0
0.0
100
424
100
TOTAL
100
365
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 365
X 100% = 86,01 % 424
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Keahlian Petugas Dalam Pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline pada Tabel 4.21 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 86,01%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 59,0 % dengan jumlah responden
117
50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 55,9 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 15,1 %. Sementara “cukup puas” 24,6 %, “kurang puas” 4,4 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.22 Membuat Pelanggan Merasa Aman Pada Saat Melakukan Transaksi Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
51
255
60.0
Sangat Puas 5
15
75
20.0
Penting
4
23
92
21.6
Puas
4
53
212
56.0
Cukup Penting 3
26
78
18.3
Cukup Puas 3
27
81
21.4
Kurang Penting 2
0
0
0.0
Kurang Puas 2
5
10
2.6
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
0
0
0.0
100
425
100
TOTAL
100
378
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 378
X 100% = 89,0 % 425
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi pada Tabel 4.22 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 89,0%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 59,0 % dengan jumlah responden
118
50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 55,9 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 15,1 %. Sementara “cukup puas” 24,6 %, “kurang puas” 4,4 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.23 Petugas Menumbuhkan Rasa Percaya Kepada Pelanggan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
51
255
59.3
Sangat Puas 5
8
40
20.0
Penting
4
28
112
26.0
Puas
4
52
208
56.0
Cukup Penting 3
21
63
14.6
Cukup Puas 3
25
75
21.4
Kurang Penting 2
0
0
0.0
Kurang Puas 2
10
20
2.6
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
5
5
0.0
100
430
100
TOTAL
100
348
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 348
X 100% = 80,9 % 430
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator petugas menumbuhkan rasa percaya pada pelanggan pada Tabel 4.23 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 80,9%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 59,3 % dengan jumlah responden
119
51 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 56,0 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 20,0 %. Sementara “cukup puas” 21,4 %, “kurang puas” 2,6 % dan tidak puas 0,0 %. 4.4.5 Emphaty (Empati) Perusahaan memahami masalah para pelanggannya, dan bertindak demi kepentingan pelanggan,serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Adapun indikator pengukuran reliabilitas terdiri atas : (1) sangat memperhatikan kepentingan pelanggan, (2) kenyamanan didalam stasiun
dan
kereta
api
Commuterline,
(3)
petugas
yang
memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian, (4) petugas yang memahami
kebutuhan
pelanggan,
(5)
Kemampuan
Petugas
memberikan informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
120
Tabel 4.24 Sangat Memperhatikan Kepentingan Pelanggan Tingkat Kepuasan
Tingkat Kepentingsn
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
50
250
56.7
Sangat Puas 5
11
55
16.0
Penting
4
36
144
32.6
Puas
4
50
200
58.1
Cukup Penting 3
9
27
6.1
Cukup Puas 3
20
60
17.4
Kurang Penting 2
5
20
4.5
Kurang Puas 2
10
20
5.8
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
9
9
2.6
100
441
100
TOTAL
100
344
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 344
X 100% = 78,0 % 441
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Sangat memperhatikan kepentingan pelangganpada Tabel 4.24 masuk pada kategori PUAS, yaitu 78,0%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 56,7 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 58,1 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 16.0 %. Sementara “cukup puas” 17,4 %, “kurang puas” 5,8 % dan tidak puas 2,6 %.
121
Tabel 4.25 Kenyamanan diDalam Stasiun dan Kereta Api Commuterline Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan Atas Kualitas Jasa
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
48
240
57.2
Sangat Puas 5
12
55
16.5
Penting
4
25
100
23.9
Puas
4
42
168
50.4
Cukup Penting 3
25
75
17.9
Cukup Puas 3
28
84
25.2
Kurang Penting 2
2
4
0.9
Kurang Puas 2
8
16
4.8
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
10
10
3.0
100
419
100
TOTAL
100
333
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 333
X 100% = 79,4 % 419
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Keamanan didalam stasiun dan kereta api pada Tabel 4.25 masuk pada kategori PUAS, yaitu 79,4%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 57,2 % dengan jumlah responden 48 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 50,4 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 16.5 %. Sementara “cukup puas” 25,2 %, “kurang puas” 4,8 % dan tidak puas 3,0 %.
122
Tabel 4.26 Petugas Yang Memperlakukan Pelanggan Secara Penuh Perhatian Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
50
250
59.2
Sangat Puas 5
11
55
14.9
Penting
4
26
104
24.6
Puas
4
56
224
60.7
Cukup Penting 3
20
60
14.2
Cukup Puas 3
24
72
19.5
Kurang Penting 2
4
8
1.9
Kurang Puas 2
9
18
4.9
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
0
0.0
0.0
100
422
100
TOTAL
100
369
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 369
X 100% = 87,4 % 422
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator petugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian pada Tabel 4.26 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 87,4%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 59,2 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu 60,7 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 14,9 %. Sementara “cukup puas” 19,5 %, “kurang puas” 4,9 % dan tidak puas 0,0 %.
123
Tabel 4.27 Kemampuan Petugas Memberikan Informasi Kepada Pelanggan Dengan Bahasa Yang Mudah Dimengerti Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
50
250
59.0
Sangat Puas 5
10
50
13.3
Penting
4
27
108
25.5
Puas
4
58
232
61.7
Cukup Penting 3
20
60
14.1
Cukup Puas 3
30
90
23.9
Kurang Penting 2
3
6
1.4
Kurang Puas 2
2
4
1.1
Tidak Penting
0
0
0.0
Tidak Puas 1
0
0.0
0.0
100
424
100
TOTAL
100
376
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 376
X 100% = 88.7 % 424
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kemampuan Petugas Memberikan Informasi Kepada Pelanggan Dengan Bahasa Yang Mudah Dimengerti pada Tabel 4.27 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 88.7%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 59,0 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu
124
61,7 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 13,3 %. Sementara “cukup puas” 23,9 %, “kurang puas” 1,1 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.28 Petugas Memahami Kebutuhan Pelanggan Tingkat Kepentingan
Bobot (B)
Tingkat Kepuasan
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Bobot (B)
Jumlah Responden (r)
Nilai BXR
%
Sangat Penting
5
46
230
55.5
Sangat Puas 5
13
65
17.4
Penting
4
30
120
29.0
Puas
4
57
228
61.1
Cukup Penting 3
18
54
13.0
Cukup Puas 3
22
66
17.7
Kurang Penting 2
4
8
1.9
Kurang Puas 2
6
12
3.2
Tidak Penting
2
2
0.5
Tidak Puas 1
2
2
0.5
100
414
100
TOTAL
100
373
100
1
TOTAL Tingkat Kesesuaian 373
X 100% = 90,0 % 414
Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Petugas Memahami Kebutuhan Pelanggan pada Tabel 4.28 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 90,0%.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot “sangat penting” sebesar 55,5 % dengan jumlah responden 46 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline BogorJakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot “puas”, yaitu
125
61,1 %. Bobot “sangat puas” sendiri bobotnya hanya mencapai 17,4 %. Sementara “cukup puas” 17,7 %, “kurang puas” 3,2 % dan tidak puas 0,5 %. Dari hasil pengolahan data di atas, maka berikut adalah tabel yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta., sebagai berikut : Tabel 4.29 Tingkat Kesesuaian Antara Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan Pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta Tingkat Penilaian No Indikator Kepuasan Pelanggan pada KRL Kesesuaian Tingkat Commuterline Bogor-Jakarta (%) Kesesuaian Tangibels (Bukti Fisik Langsung) 1
Kemampuan pelanggan
petugas
dalam
melayani
83,6 %
Sangat Puas
2
Kehandalan fasilitasi yang ada distasiun kereta api maupun yang ada dalam kereta api
82,0 %
Sangat Puas
3
Kehandalan peralatan yang ada dalam kereta Commuterline
78,6 %
Puas
4
Keterampilan petugas melayani pelanggan
78,1 %
Puas
80,6 %
Sangat puas
kereta
api
dalam
Rata Rata Reliability (Kehandalan) 5
Kebersihan stasiun
80,0 %
Sangat Puas
6
Ketepatan pelanggan dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api
80,6 %
Sangat Puas
7
Keandalan dalam kepada pelanggan
88,0 %
Sangat Puas
memberikan
pelayanan
126
8
Dalam melakukan pelayanan sesuai dengan waktu yang di janjikan
86,9 %
Sangat Puas
9
Kesungguhan petugas dalam pelayanan kepada pelanggan
84,6%
Sangat Puas
84,2%
Sangat Puas
memberikan
Rata-Rata Responsiviness (Ketanggapan) 10
Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan
83,9 %
Sangat Puas
11
Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat
84,4%
Sangat Puas
12
Petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan
83,6%
Sangat Puas
13
Kesiapan untuk pelanggan
84,2%
Sangat Puas
84,0 %
Sangat Puas
menanggapi
permintaan
Rata Rata Assurance (Jaminan) 14
Keamanan di stasiun baik saat antrian di loket dan dalam kereta api khususnya
79,3%
Puas
15
Keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline
86,1 %
Sangat Puas
16
Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi
89,0%
Sangat Puas
17
Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan
80,9%
Sangat Puas
83,8 %
Sangat Puas
Rata Rata Total Emphaty (Empati)
127
18
Sangat memperhatikan kepentingan pelanggan
78,0%
Puas
19
Kenyamanan didalam stasiun dan kereta api Commuterline
79,4%
Puas
20
Petuugas yang memperlakukan secara penuh perhatian
pelanggan
87,4%
Sangat Puas
21
Kemampuan petugas memberikan informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti Petugas memahami kebutuhan pelanggan
88,7%
Sangat Puas
90,0%
Sangat Puas
Rata Rata
84,7%
Sangat Puas
Rata Rata Total
83,5%
Sangat Puas
22
Sumber: Data primer yang telah diolah Dari asumsi bahwa konsumen membandingkan kualitas jasa pada atributatribut relevan dengan standar atau ideal sempurna untuk masing-masing atribut jasa, maka setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program excel, tidak ada satupun dari lima dimensi kualitas jasa yang diukur berhasil mencapai tingkat kesesuaian 100%. Lebih lengkapnya antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen dapat di gambarkan sebagai berikut : 1.
Tangibles (Bukti Fisik) Secara keseluruhan dari 4 (empat) indikator pengukuran Tangibles tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan kemampuan petugas
dalam
melayani
pelanggan
sudah
memuaskan”, dengan tingkat kesesuaian 83,6 %.
menepati
posisi
“sangat
128
2.
Reliabilitas (Kehandalan) Secara keseluruhan dari 5 (lima) indikator pengukuran Reliabilitas tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan kehandalan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sudah menepati posisi “sangat memuaskan”, dengan tingkat kesesuaian 88,0 %.
3. Responsiviness (Ketanggapan) Dari 4 (empat) indikator pengukuran yang dilakukan, tingkat kesesuaian mencapai 83,8% dengan penilaian “sangat memuaskan”. 4. Assurance (Jaminan) Dari 4 (empat) indikator pengukuran yang dilakukan paling rendah pada keamanan distasiun baik saat antri diloket , tingkat kesesuaian hanya mencapai 79,3% dengan penilaian “Puas”. 5. Emphaty (Empaty) Dari 5 (lima) indikator pengukuran yang dilakukan, tingkat kesesuaian mencapai 90,0 % dengan penilaian “sangat memuaskan”.
129
Dari 22 (Dua Puluh Dua) Indikator yang diukur, maka rata rata tingkat kepentingan dan kepuasan pada pelanggan KRL Commuterline Bogor Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.30 Rata rata Tingkat Kepuasan (Performance) dan tingkat kepentingan (Importance)
Performance No
Indikator Kepuasan Pelanggan KRL Commuterline Bogor Jakarta
(X)
Importance (Y)
Tangibles (Bukti Fisik) 1.
Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan ( pada saat memeriksa tiket dilakukan berulang ulang )
3,34
3,53
2.
Kehandalan fasilitas yang ada distasiun kereta api maupun yang ada didalam kereta api Commuterline Kehandalan peralatan yang ada dalam Commuterline (seperti : ac, tempat duduk dll) Keterampilan petugas kereta api dalam melayani pelanggan
3,59
3,53
3,35
3,35
3,39
3,65
3,41
3,51
3.
4.
Rata Rata Tangibles Reliability (Kehandalan) 5.
Kebersihan Stasiun
3,48
3,48
6.
Ketepatan petugas dal am memenuhi janji keberangkatan kereta api Kehandalan dalam memberikan pelayanan jasa
3,32
3,53
3.39
3.41
7.
130
8.
Melakukan pelayanan waktu yang dijanjikan
sesuai
dengan
3,30
3,32
9.
Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
3,17
3,38
3,33
3,42
10. Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan
3,19
3,32
transaksi dilayani atau 11. Semua dilaksanakan dengan cepat dan tepat
3,34
3.35
12. Petugas bersedia menolong ketika mengalami kesulitan
pelanggan
3,38
3.47
13. Kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan
3,31
3,36
Rata Rata Resposiviness
3,30
3,37
14. Keamanan distasiun baik saat antrian di loket
3,23
3,31
15. Keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline
3,45
3,43
16. Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi
3,33
3.39
17. Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan
3,31
3.42
Rata Rata Assurance
3,33
3,38
Rata Rata Reliability Responsiviness (Ketanggapan)
Assurance (Jaminan)
Emphaty (Empaty)
131
memperhatikan 18. Sangat pelanggan
kepentingan
3,27
3,36
19. Kenyamanan didalam stasiun dan di kereta api
3,42
3,43
20. Petugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian
3,18
3,26
petugas memberikan 21. Kemampuan informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti 22 Petugas memahami kebutuhan pelanggan
3,27
3,31
3,41
3,51
Rata Rata Emphaty
3,31
3,37
Sumber : Data Primer Diolah 4.5
Importance Performance Analysis Suatu bentuk diagram yang berbagi menjadi empat kuadran yang dibatasi
oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y).sumbu X akan mengisi skor tingkat kepuasan (performance), sedangkan sumbu Y akan mengisi skor untuk tingkat kepentingan (Importance). Importance Performance Analiysis diperlukan untuk melihat kedudukan 22 atribut kualitas jasa yang diperoleh berdasarkan skor tingkat kepentingan dan skor tingkat kepuasan dari hasil penyebaran kuesioner kepada KRL Commuterline Jurusan Bogor-Jakarta Sehingga perusahaan dapat mengaitkan pentingnya atributatribut tersebut dengan kenyataan yang dirasakan pelanggan dan memungkinkan bagi pihak PT KAI untuk memfokuskan usaha-usaha yang harus dilaksanakan guna perbaikkan berkelanjutan.
132
Namun sebelumnya perlu dihitung terlebih dahulu nilai rata-rata dari skor tingkat kepentingan dan skor tingkat kinerja yang akan diplotkan pada diagram kartesius. Hasil perhitungan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan Tingkat Kepuasan (Kinerja) atribut kualitas jasa dapat dilihat pada Tabel 4.30. Berdasarkan gambar 6 terlihat bahwa letak atribut-atribut
dari tingkat
kepentingan dan tingkat kepuasan tersebar menjadi empat bagian yaitu : kuadran I (Prioritas Utama) kuadran II (Pertahankan Prestasi), kuadran II (Prioritas Rendah) dan kuadran IV (Berlebihan).
Gambar 6. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja berdasarkan Important Performance Analysis (Supranto 2001)
133
Keterangan : 1. Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan (misalnya pada saat memeriksa tiket dilakukan berulang ulang) 2. Kehandalan fasilitas yang ada distasiun kereta api maupun yang ada didalam kereta api Commuterline 3. Kehandalan peralatan yang ada dalam Commuterline (seperti : ac, tempat duduk dll) 4. Keterampilan petugas kereta api dalam melayani pelanggan 5. Kebersihan Stasiun 6. Ketepatan petugas dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api 7. Kehandalan dalam memberikan pelayanan jasa 8. Melakukan pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan 9. Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan 10. Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan 11. Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat 12. Petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan 13. Kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan 14. Keamanan distasiun baik saat antrian di loket 15. Keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline 16. Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi 17. Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan 18. Sangat memperhatikan kepentingan pelanggan 19. Kenyamanan didalam stasiun dan di kereta api 20. Petugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian 21. Kemampuan petugas memberikan informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti
134
22. Petugas memahami kebutuhan pelanggan Pada Gambar.6 dapat
dilihat posisi
masing-masing atribut
yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan listrik prabayar dalam kuadrannya masingmasing. Interpretasi dari Importance and Performance Analysis itu dapat dilihat sebagai berikut: a. Kuadran pertama (Prioritas Utama) Atribut-atribut yang berada dalam kuadran ini harus lebih diprioritaskan dan diperbaiki, sehingga kinerjanya meningkat dan menjadi lebih baik lagi, karena atribut-atribut ini memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi konsumen, namun kinerjanya masih kurang memuaskan. Atribut-atribut yang berada pada kuadran ini adalah : Indikator 17 : Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan Indikator 6
: Ketepatan petugas dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api
Pada atribut pertama yang dianggap belum memuaskan pelanggan adalah Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan, Atribut kedua dianggap penting oleh pelanggan dan dalam pelaksanaannya masih kurang diperhatikan adalah ketepatan petugas dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api. b. Kuadran kedua (Pertahankan Prestasi) Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini merupakan atribut-atribut yang dianggap penting oleh pelanggan dan kinerja dari pihak perusahaan pada atribut ini juga sudah sangat baik, sehinggan pelanggan merasa puas. Atribut-atribut pada kuadran dua merupakan prestasi bagi PT.KAI khususnya KRL Commuterline
135
Bogor-Jakarta, karena itu pihak PT.KAI harus mempertahankan kinerja terhadap atribut ini. Atribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran dua adalah : Indikator 2
: Kehandalan fasilitas yang ada distasiun kereta api maupun yang ada didalam kereta api Commuterline
Indikator 4
: Keterampilan petugas kereta api dalam melayani pelanggan
Indikator 5
: Kebersihan Stasiun
Indikator 7
: Kehandalan dalam memberikan pelayanan jasa
Indikator12
: Petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan
Indikator 15 : Keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline Indikator 19 : Kenyamanan didalam stasiun dan di kereta api Indikator 22 : Petugas memahami kebutuhan pelanggan Kehandalan fasilitas yang ada distasiun kereta api maupun yang ada didalam kereta api Commuterline merupakan faktor yang bisa menjadi motivasi pelanggan untuk menjadi betah akan terus menggunakan jasa transportasi kereta api. Hal yang sama juga berlaku pada atribut-atribut lain yang berada pada kuadran kedua antara lain Keterampilan petugas kereta api dalam melayani pelanggan, Kebersihan Stasiun, Kehandalan dalam memberikan pelayanan jasa, Petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan, Keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline, Kenyamanan didalam stasiun dan di kereta api, Petugas memahami kebutuhan pelanggan
136
Atribut-atribut tersebut dalam pelaksanaannya telah memuaskan pelanggan KRL Commuterline . Tugas dari pihak manajemen PT. KAI adalah untuk tetap mempertahankan kinerja dariatribut-atribut tersebut. C.
Kuadran ketiga (Prioritas Rendah) Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini merupakan atribut-
atribut yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan kinerjanya pada atribut ini juga kurang begitu diperhatikan karena atribut-atribut pada kuadran tiga merupakan atribut-atribut yang kurang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Atribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran tiga adalah : Indikator 8
: Melakukan pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan
Indikator9
:Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan
kepada
pelanggan Indikator10 : Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi
waktu
keberangkatan Indikator 11 : Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat Indikator 13 : Kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan Indikator 14 : Keamanan distasiun baik saat antrian di loket Indikator16
: Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi
Indikator 18 : Sangat memperhatikan kepentingan pelanggan Indikator20
: Petugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian
Indikator21
:Kemampuan petugas memberikan informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti
137
d. Kuadran IV (Berlebihan) Kuadran ini menunjukkan atribut yang dirasa kurang penting oleh pelanggan, tetapi kinerjanya dilakukan dengan baik sehingga pelanggan menilai kinerja tersebut dirasakan berlebihan. Atrribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran empat adalah : Indikator 1 : Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan (misalnya pada saat memeriksa tiket dilakukan berulang ulang) Indikator 3: Kehandalan peralatan yang ada dalam Commuterline (seperti : ac, tempat duduk dll). Tabel 4.31 Kedudukan Atribut-Atrubut Pelayanan Dalam Diagram Kartesius
KUADRAN
ATRIBUT
Kuadran I (Prioritas Utama)
17,6
Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
2,4,5,7,12,15,19, 22
Kuadran III (Prioritas Rendah)
8,9,10,11,13,14,16,18,20,21
Kuadran IV (Berlebihan )
1,3
138
Customer Satification Indeks (CSI)
4.6
Menurut Irawan (2005), untuk mengetahui kepuasan konsumen/pelanggan diperlukan pengukuran CSI yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan sasaransasaran di masa yang akan datang. Tanpa adanya CSI, kecil kemungkinan bagi Top Manager dapat menentukan goal dalam peningkatan kepuasan konsumennya. Nilai median pada tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari masing-masing aribut mutu produk dan pelayanan digunakan untuk menghitung nilai CSI Tabel 4.32. Tabel 4.33 Perhitungan CSI Skor Tingkat
Weighting
Skor Tingkat
Weighted
Kepentingan
Factor %
Kinerja
Score
1.
3,53
0,047
3,34
0,157
2.
3,53
0,047
3,59
0,169
3.
3,35
0.045
3,35
0,151
4.
3,65
0.049
3,39
0,166
5.
3,48
0.046
3,48
0,160
6.
3,53
0.047
3,32
0,156
7.
3.41
0.045
3.39
0,152
8.
3,32
0.044
3,30
0,145
9.
3,38
0.045
3,17
0,143
Atrubut
139
10.
3,32
0.044
3,19
0,140
11.
3.35
0.045
3,34
0,150
12.
3.47
0.046
3,38
0,155
13.
3,36
0.045
3,31
0,149
14.
3,31
0.044
3,23
0,142
15.
3,43
0.046
3,45
0,159
16.
3.39
0.045
3,33
0,150
17.
3.42
0.045
3,31
0,149
18.
3,36
0.045
3,27
0,147
19.
3,43
0.046
3,42
0,157
20.
3,26
0.043
3,18
0,137
21.
3,31
0.044
3,27
0,144
22.
3,51
0.047
3,41
0,160
Jumlah
75,1
1.000
Rata
3,4136
3,338
Rata CSI %
66,76
140
Dari penilaian yang dilakukan oleh pelanggan KRL Commuterline BogorJakarta , tingkat kepuasan secara keseluruhan terhadap atribut kualitas jasa yang diberikan PT.KAI Commuter Jabodetabek sudah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari indeks kepuasan pelanggan (CSI) yang memiliki nilai sebesar 66,76 persen, artinya adalah tingkat kepuasan total berada pada 0,660,80 yang berarti para pelanggan puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh PT.KAI Commuter Jabodetabek pada KRL Commuterline Bogor-Jakarta. 4.7
Analisis Regresi Linear Berganda Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui hubungan variabel bukti fisik (X1), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5) terhadap kepuasan konsumen(Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. 34 hasil Regresi Linier Berganda Koefisien Variabel
t Hitung
Sign
Keterangan
Regresi Bukti fisik
0,119
3,789
0,258
Tidak signifikan
Kehandalan
0,363
2,961
0,004
signifikan
Daya Tanggap
0,415
3,219
0,002
signifikan
Empati
0,409
3,002
0,003
signifikan
Jaminan
0,402
3,282
0,001
Signifikan
141
Keterangan: Jumlah data (observasi) = 100 Variabel terikat pada regresi ini adalah Kepuasan Konsumen(Y), sedangkan variabel bebasnya adalah variabel bukti fisik (X1), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5). Model regresi berdasarkan hasil analisisdi atas adalah sebagai berikut : Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b5X5 Y = 0,119X1 + 0,362X2 + 0,415X3 + 0,409X4 + 0,402X5 Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan semua angka yang signifikan, yaitu pada variabel bukti fisik (X1), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5). Oleh karena itu angka signifikan pada regresi setiap dimensi < dari 0,05 maka hubungan antara variabel kehandalan, daya tanggap. Empati dan jaminan memiliki hubungan yang positif pada kepuasan pelanggan. Kecuali pada bukti fisik signifikan 0,258 > 0,05. 4.7.1 Hasil Uji F Tabel 4.35 No 1.
Hipotesis
F.Hitung
Terdapat pengaruh yang sinifikan oleh variabel bebas 14,354 { bukti fisik (X1), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5)} terhadap variabel terikat yaitu kepuasan konsumen (Y) secara serentak.
Sumber : Data Primer diolah
Sign F 0,001
142
Berdasarkan tabel hasil uji F tersebut di atas dapat kita dapat kita ketahui bahwa Ho ditolak dengan nilai signifikan sebesar (0,001) < sign F sebesar (0,05). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel kualitas jasa bukti fisik (X1), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5) terhadap variabel kepuasan konsumen (Y). 4.7.2 Hasil Uji T Tabel 4.36 No 1.
Hipotesis
T.Hitung
Terdapat pengaruh yang sinifikan oleh variabel bebas 3,789 { bukti fisik (X1), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5)} terhadap variabel terikat yaitu kepuasan konsumen (Y) secara serentak.
Sign T 0,001
Sumber : Data Primer diolah Catatan : - signifikan probabilitas (p) 0,05 maka Ho ditolak, dan jika probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan tabel hasil uji t tersebut di atas dapat kita dapat kita ketahui bahwa Ho ditolak dengan nilai signifikan sebesar (0,001) < sign t sebesar (0,05). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel kualitas jasa bukti fisik (X1), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5) terhadap variabel kepuasan konsumen (Y).
143
4.8
Pembahasan Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan yang dilakukan PT KAI Commuter Jabodetabek KRL Commuterline Bogor-Jakarta terhadap pelanggan KRL Commuterline BogorJakarta, serta peta kepuasan kualitas pelayanan jasa yang diberikan PT KAI Commuter
Jabodetabek
kepada
pelanggan
khususnya
pelanggan
KRL
Commuterline Bogor-Jakarta yang telah menggunakan jasa transportasi angkutan tersebut . Analisa data pada penelitian dilakukan berdasarkan hasil survey terhadap 100 (Seratus) Pelanggan KRL Commuterline Jurusan Bogor-Jakarta yang menggunakan multitrip . Muatan dari kuesioner penelitian ini sendiri adalah tentang kepuasan pelanggan Commuterline Bogor-Jakarta atas pelayanan yang telah diberikan oleh PT.KAI Commuter Jabodetabek melalui 5 (lima) dimensi kualitas jasa dengan 22 (Dua Puluh Dua) indikator pengukuran . Berdasarkan tujuan penelitian, pembahasan ini mengenai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa angkutan KRL Commuterline Bogor-Jakarta. 1.
Tangibles Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dimensi tangibles ini sudah menempati posisi sangat puas dengan tingkat kesesuaian sebesar 80,6 %.
144
Tangibles merupakan “bukti fisik atau wujud merupakan penampilan fisik, perlengkapan karyawan dan bahan komunikasi”. (Parasuraman dalam Kotler 2009 ). Dengan tingkat kepentingan 3,51 dan tingkat kepuasan 3,41. Jika dilihat dari tingkat performance (kepuasan) tertinggi, hal tersebut dapat dilihat pelanggan lebih mementingkan bukti fisik dibandingkan dimensi lainnya. Reliabilitas
2.
Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dimensi Reliabilitas ini menempati posisi sangat puas dengan tingkat kesesuaian sebesar 84,2 %. Reliabilitas merupakan dimensi yang mengukur Kemampuan memberikan pelayanan yang di janjikan dengan segera dan memuaskan.” (Parasuraman dalam Kotler 2009 ). Dengan rata rata tingkat kepentingan 3,42 dan tingkat kepuasan 3,33. dalam dimensi reliabilitas ini sering di persepsi palin penting bagi pelanggan di industri jasa. 3.
Responsiviness Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dimensi
responsiviness ini menempati posisi sangat puas dengan tingkat kesesuaian sebesar 84,0 %. Responsiviness merupakan dimensi yang mengukur daya tanggap para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan peduli terhadap keluhan atau harapan pelanggan.” (Parasuraman dalam Kotler 2009 ). Dengan rata rata tingkat kepentingan 3,37 dan tingkat kepuasan 3,30.
145
Kepuasan pelanggan akan “daya tanggap” ini tidak hanya berdasarkan apa informasi yang didapat sebagian besar berdasarkan persepsi. Karena persepsi mengandung aspek psikologis lain, maka factor komunikasi dan situasi fisik di sekeliling pelanggan yang menerima pelayanan merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi penilaian pelanggan (Handi Irawan, 2002 : 67). Pelayanan yang responsif atau yang tanggap, juga sangat dipengaruhi oleh sikap front line staf. Salah satunya adalah kesigapan dan ketulusan dalam menjawab pertanyaan atau permintaan pelanggan (Handi Irawan, 2002 : 67). 4.
Assurance Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dimensi
Assurance ini menempati posisi sangat puas dengan tingkat kesesuaian sebesar 83,8 %. Assurance merupakan dimensi yang mengukur jaminan kepada pelanggan dengan Memberikan rasa aman dari bahaya dan resiko.” (Parasuraman dalam Kotler 2009 ). Dimensi Assurance ini dengan rata rata tingkat kepentingan 3,38 dan tingkat kepuasan 3,33. Dimensi ini menjadi sangat penting karena Memberikan rasa aman dari bahaya dan resiko ketika menggunakan sehingga pelanggan menjadi percaya. 5.
Emphaty Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dimensi
Emphaty ini menempati posisi sangat puas dengan tingkat kesesuaian sebesar 84,7 %.
146
Emphaty merupakan dimensi yang mengukur tingkat kepedulian dengan memberikan perhatian penuh kepada pelanggan.” (Parasuraman dalam Kotler 2009). Dimensi Emphaty ini dengan rata rata tingkat kepentingan 3,37 dan tingkat kepuasan 3,31. Dimensi ini menjadi sangat penting karena Memberikan rasa aman dari bahaya dan resiko ketika menggunakan sehingga pelanggan menjadi percaya. Untuk itu, peningkatan kualitas pelayanan untuk dimensi ini penting dilakukan mengingat PT.KAI yang sekarang sedang giat-giatnya membangun.Tidak mustahil PT,KAI Commuter Jabodetabek sehingga empati menjadi salah satu kepentingan utama pelanggan. Sedangkan Dari hasil penelitian berdasarkan
Importance Performance
Analysis, dengan menggunakan diagram kartesius diketahui pada Kuadran I sebagai prioritas utama, bahwa
terdapat dua atribut yang dinyatakan penting namun
kinerjanya rendah dan masih belum memuaskan adalah atribut no 6 yaitu Ketepatan petugas dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api. Atribut ini masuk dalam dimensi Reliability (kehandalan) dengan nilai kepuasan sebesar 3,32 dan tingkat kesesuaian antara harapan (kepentingan) dan kinerja sebesar 80,6 % . dimensi ini menjadi sangat penting karena berhubungan dengan memberi pelayanan sesuai dengan janji dengan segera dan memuaskan pelanggan. Selanjutnya atribut memiliki nilai kepentingan/ harapan yang tinggi namun kinerja yang didapat masih belum memuaskan adalah atribut nomor 17 yaitu
147
Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan. Atribut ini masuk kedalam dimensi Assurance (Jaminan) dengan nilai kepuasan sebesar 3,31 dan tingkat kesesuaian antara harapan/kepentingan dan kinerja/kepuasan sebesar 80,9 %. Dimensi ini menjadi sangat penting karena Memberikan rasa aman dari bahaya dan resiko sehingga pelanggan menjadi percaya. Selain itu, untuk mengetahui kepuasan konsumen/pelanggan Commuter Jabodetabek yaitu pada KRL Commuterline Bogor-Jakarta diperlukan pengukuran CSI (Customer Satification Indeks). Menurut Irawan (2005), CSI (Customer Satification Indeks) yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan sasaran-sasaran di masa yang akan datang. Tanpa adanya CSI, kecil kemungkinan bagi Top Manager dapat menentukan goal dalam peningkatan kepuasan konsumennya. Nilai median pada tingkat kepentingan dan tingkat kinerja darimasing-masing aribut mutu produk dan pelayanan. Berdasarkan Customer Satisfaction Indeks(CSI), diketahui bahwa nilai CSI sebesar 66,76 %, yaitu berada pada Range 0,66-0,80 . Dengan demikian atribut dari kualitas pelayanan KRL Commuterline bogor-Jakata dapat dikatakan sudah memuaskan pelanggannya. Selain itu, Sebuah transaksi ekonomi pasti tidak akan terlepas dari praktek penjualan dan pembelian yang mana hal ini akan digambarkan dalam kepuasan konsumen, produk baik jasa maupun dalam bentuk barang dari penjualan akan menjadikan konsumen mendapatkan kepuasan, dan kepuasan konsumen akan
148
tercapai jika diantara kedua belah pihak penjual dan pembeli sama- sama rela terhadap apa yang dihasilkan dari transaksi tersebut. Berdasarkan hasil pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t) didapatkan Variabel bukti fisik (X1) ,Variabel Keandalan (X2), Variabel Daya Tanggap (X3), Variabel Jaminan (X4), Variabel Empati (X5). Dari semua variabelbebas yang terdiri dari Bukti Langsung, Keandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati diketahui bahwa ada 4 variabel yang berpengaruh nyata terhadap Kepuasan pelanggan yaitu daya tanggap, Keandalan, Jaminan dan empati. Hal ini ditunjukkan dengan signifikansi < 0.05. Sedangkan bukti fisik tidak berpengaruh nyata terhadap Kepuasan pelanggan. Hal ini ditunjukkan dengan signifikansi > 0,05. Maka hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat positif. Dengan melihat hasil analisis data yang menyatakan bahwa variabel bukti fisik tidak berpengaruh signifikan kepada kepuasan pelanggan maka KRL Commuterline Bogor-Jakarta harus meningkatkan kualitas jasa mereka khususnya yang berkaitan dengan bukti fisik dan jika kualitas pelayanan khususnya akan menjadikan konsumen tidak puas konsekuensi konsumen akan berpindah kepada jasa layanan yang lebih baik kualitas pelayanannya.
149