BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang mebel seperti meja, kursi, lemari pakaian, kursi tamu, lemari hias dan lain – lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H. Jono dan yang saat ini dikelola oleh anaknya yang bernama Bapak Moga selaku pemilik perusahaan mebel tersebut. Berawal dari ayah mempunyai perusahaan dibidang perdagangan umum (general kontraktor) meubeler / mebel serta perusahaan kontraktor dan penngadaan barang. Perjalan karir Bapak Moga yang dimulai sudah hampir 36 tahun sampai sekarang berhasil mendirikan gedung sendiri untuk perusahaan di samping rumahnya yang bertempat dijalan kenconowungu IV No 18 Semarang Kecamatan Semarang Barat, perusahaan ini mempunyai letak yang strategis yang dapat menyebabkan perusahaan ini dapat maju dengan pesat. Kesabaran, ketekunan dan kerja keras dari bapak moga ternyata tidak sia – sia. Sudah hampir 36 tahun, dalam upaya lebih untuk meerbitkan perusahaan mebel dan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi konsumen yang semakin luas, maka dibentuklah perusahaan berbadan hukun dengan nama CV Surya Gemilang Jaya, yang mempunyai ijin usaha (SIUP) EAEHD- 5003 dan mempunyai NPWP 01.830.7934-503.000. Jam operasional di CV. Surya Gemilang Jaya mulai dari pukul
29
30
08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB untuk hari Senin sampai hari Sabtu sedangkan untuk hari Minggu beroprasi pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan selalu membutuhkkan modal. Berdasarkan sumbernya, struktur modal mebel CV Surya Gemilang Jaya semarang terdiri dari : 1.
Modal pemilik Modal inidiperoleh dari bapak H. Jono selaku orang tua dari bapak Moga yang
sekarang menjadi pemimpin perusahaan dalam CV. Surya Gemilang Jaya Semarang. 2.
Modal lainnya Modal lainnya mebel CV Surya Gemilang Jaya Semarang diperoleh melalui
hutang bank. Mebel CV Surya Gemilang Jaya Semarang, dalam aktifitasnya sehari – hari bukan saja berusaha untuk memajukan perusahaan, tetapi juga memberikan kualitas yang bagus dalam pembuatan mebel tersebut untuk dapat diperjual belikan kepada konsumen . Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan antara lain : a. Mencari keuntungan untuk hidup suatu perusahaan. b. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran bagi masyarakat sekitar perusahaan. c. Ikut berpartisipasi dalam pembuatan mebel.
31
4.1.2
Visi dan Misi CV. Surya Gemilang Jaya
Visi CV. Surya Gemilang Jaya Menjadikan perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan perusahaan yang beroperasi dibidang yang sama dan menjadikan perusahaan tersebut agar lebih dikenal oleh konsumen secara luas. Misi CV. Surya Gemilang Jaya 1. Menghasilkan laba dalam mengembangkan suatu usaha. 2. Meningkatkan mutu pada suatu produk yang dipasarkan. 3. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 4. Mensejahterakan karyawan dan lingkungan sekitar. 5. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan customer. 4.1.3
Lokasi Perusahaan Mebel CV. Surya Gemilang Jaya berlokasi di Jalan Kenconowungu IV No.
18 Semarang Kelurahan Karang Ayu Kecamatan Semarang Barat. Alasan pemilihan lokasi perusahaan di Jalan Kenconowungu IV No. 18 karena beberapa hal, yaitu : 1.
Terletak dipusat kota, maka komunikasi dengan pihak luar perusahaan seperti bank, kantor pos dan lain lain – lain dapat berjalan lancar.
2.
Terletak diarea sekolahan PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan kantor kelurahan dan kecamatan sehingga mempermudah pencarian order dari pelanggan yang kebanyakan dari luar kota.
32
3.
Berada didekat jalan utama Anjasmoro menuju pusat kota sehingga memperlancar arus transportasi baik untuk perjalanan maupun perdangan kepada konsumen.
4.1.4
Struktur Organisasi Struktur perusahaan dalam menjalankan tugas dan aktifitasnya memerlukan
struktur organisasi yang baik dan teratur, hal ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan itu sendiri, karena didalam struktur organisasi terdapat susunan dan hubungan pertanggung jawaban dan wewenang dari pimpinan sampai pada masing – masing bagian. Dengan demikian diharapkan struktur oganisasi yang ada akan mempermudah dalam pelaksanaan tugas. Struktur organisasi CV Surya Gemilang Jaya sebagai berikut :
Pemilik Usaha
Bagian Keuangan
Kasir
Bagian Desain
Accounting (Akuntansi )
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi
Bagian produksi dan Finising
33
Tugas, wewenang, tanggung jawab masing – masing bagian pada perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah sebagai berikut : 1.
Pemilik Usaha Pemilik usaha merupakan orang yang memiliki kekuasaan penuh terhadap
perusahaan tersebut. Di CV. Surya Gemilang Jaya untuk pengambilan keputusan sepenuhnya oleh pemilik, seperti pembelian bahan baku, pemesanan, dan jadwal produksi. 2.
Bagian Keuangan Bagian keuangan bertugas untuk bertanggung jawab dengan masalah keuangan
seperti hasil pendapatan dari pengiriman barang maupun pengeluaran untuk gaji pegawai dan pembelian bahan – bahan material yang dibutuhkan untuk memproduksi barang serta membuat laporan setiap minggunya. 1) Kasir a. Menerima dan mencatat barang dari produksi. b. Setor penjualan kepada kepala keuangan. 2) Accounting a. Menyusun dan membuat laporan keuangan b. Menyusun dan membuat surat – surat yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. c. Melakukan pembayaran gaji karyawan.
34
3.
Bagian Desain Bagian desain bertugas bertugas untuk mendesain macam – macam lemari, meja
dan lain – lain, yang harus kreatif agar barang – barang yang dibuat dapat memenuhi kepuasan konsumen dan harus selalu mempunyai ide baru dalam mendesain lemari, kursi, tempat tidur, dll agar konsumen tidak merasa bosan dalam memberi produk tersebut. 4.
Bagian Produksi dan Finishing Bagian produksi bertugas untuk memproduksi barang – barang dan harus
mempunyai kemampuan dalam membuat suatu barang sehingga barang yang dihasilkan bermutu dan berkualitas dalam segi pembuatan barang tersebut. Bagian Finishing bertugas menghaluskan tekstur kayu dan mengecat kayu yang sudah jadi. 4.2
Data Penelitian
4.2.1
Bahan Baku Bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam berproduksi meliputi
beberapa jenis bahan baku, yaitu : 1.
Kayu : digunakan sebagai bahan utama yang diolah Adapun jenis kayu berbeda - beda menurut kebutuhannya antara lain : a. Kayu Jati. b. Kayu Mahoni. c. Kayu Sonokeling.
35
2.
Multiplek : Digunakan sebagai bahan sampingan selain kayu Jenis multiplek ada beberapa macam antara lain : a. Multiplek Biasa b. Multiplek Poly Resin ( Poly Film ) c. Multiplek Face ( Phenolic Film / Tego Film )
4.2.2
Tenaga Kerja Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin baik dari tahun ke
tahun, maka perusahaan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang terus mengupayakan peningkatan produksi, penambahan mesin, peralatan dan bahan baku yang juga diikuti dengan peningkatan jumlah pegawainya. Dalam menjalankan aktifitas sehari – hari sampai sekarang perusahaan telah tercatat mempekerjakan karyawan sebanyak kurang lebih 20 karyawan terdiri dari : 1.
Karyawan Desain sebanyak 1 orang.
2.
Karyawan Produksi sebanyak 1 orang.
3.
Karyawan Finishing sebanyak 5 orang.
4.
Karyawan lapangan ( pemasaran ) sebanyak 3 orang.
4.2.2.1 Jam Kerja Karyawan Jam kerja karyawan terdiri dari 1 yaitu waktu kerja biasa : 1.
Waktu kerja biasa Adalah waktu kerja yang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
36
Waktu kerja pada perusahaan ini adalah : 1) Hari Senin – Sabtu Jam 08.00 – 12.00 jam kerja Jam 12.00 – 13.00 jam istirahat Jam 13.00 – 17.00 jam kerja 2) Hari Minggu Jam 08.00 – 12.00 jam kerja Jam 12.00 – 13.00 jam istirahat Jam 13.00 – 15.00 jam kerja 4.2.2.2 Upah Karyawan Sistem upah karyawan yang dipergunakan padaCV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah sistem upah minggunan dan bulanan untuk semua karyawan diperusahaan adalah upah UMR sebesar Rp 2.125.000 . Berikut ketentuan upah yang didapat pada seluruh karyawan sebagai berikut : 1.
Mingguan Dalam satu minggu kira – kira karyaman mendapatkan upah / gaji kurang lebih sebesar Rp 531.250.
2.
Bulanan Karyawan mendapatkan upah / gaji sebesar ( UMR ).
4.2.3
Mesin dan Peralatan yang Digunakan Selain bahan baku utama, proses produksi juga didukung oleh mesin dan
peralatan yang berguna untuk menunjang kegiatan produksi antara lain :
37
Tabel 4.1 : Mesin dan Peralatan Produksi
Jenis Pensil Gergaji
Jumlah 6 3
Fungsi Digunakan dalam menulis atau membuat pola Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong dan gergaji belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus serat kayu. Mempunyai ciri sudut ketajaman 45° dan gilaran bolak-balik. Sedangkan gergaji belah digunakan untuk membelah kayu yang sejajar serat. Gergaji belah ada bentangnya dan mempunyai ciri ketajaman 60°.
Bor Tangan Listrik
2
Palu Besi
3
mesin bor listrik yang multi fungsi bisa untuk pengeboran kayu dan juga untuk beton, agar pemakaian lebih efektif dan dapat digunakan segala macam keperluan. Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan lama.
MesinPasah
2
Berfungsi untuk mengerjakan perataan dan penghalusan permukaan kayu pada sisi memanjang atau melebar.
Mesin Serut
2
Mesin Amplas
2
Mesin serut sesuai untuk benda kerja yang jauh lebih besar. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, horisontal, vertikal, bersudut. Mesin amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu / alat finishing.
Mesin Profil
2
Pahat Tusuk
2
Penggaris Siku
4
Circular
3
Saw
Digunakan untuk membentuk pola pada tepi kayu agar lebih rapi dan menarik . Penggunaannya untuk membuat lubang, meratakan lubang atau pen. Untuk pemukulnya gunakan palu kayu agar gagang pahat tidak rusak. Penggaris siku digunakan untuk memberi tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut 90° dan saat pemasangan bisa lurus dan rapi . Digunakan untuk memotong dan membelah kayu.
38
Fit Table/Table Saw Meteran Roll
Untuk memotong kayu biasanya dilengkapi dengan bantuan mistar penghantar potong 2
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran dengan pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita tersimpan di kotaknya.
4.3
Proses dan Hasil Produksi
4.3.1
Produk Yang Diproduksi Dalam menghasilkan produk perusahaan harus melewati beberapa proses
produksi yang ada, yaitu desain, produksi, dan finishing. Langkah – langkah dalam proses desain yaitu dengan cara menggambar terlebih dahulu. Setelah itu baru memulai dengan desain setelah desain selesai barulah proses finishing. Proses dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini :
Desain Membuat Pola
Produksi Pembahanan Pembentukan
Finishing Pengamplasan Pengecatan
Perakitan tan
Gambar 4.2 : Bagian Proses Produksi CV. Surya Gemilang Jaya Semarang
39
4.3.2
Hasil Produksi Produk yang di hasilkan oleh perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya
Semarang bervariasi jenisnya pada bulan Februari 2017, antara lain : Produk yang dihasilkan oleh perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang bervariasi jenisnya pada bulan februari 2017 : 1) Lemari Kayu Jati. 2) Lemari Kayu Mahoni. 3) Kayu Chili. 4.3.3
Daerah Pemasaran Daerah pemasaran hasil – hasil produksi CV. Surya Gemilang Jaya
Semarang. Untuk mendapatkan order dari pelanggan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan saluran distribusi langsung. Seluruh dstribusi langsung dilakukan perusahaan secara langsung kekonsumen ataupun kepelanggan sebagai order langsung kepada konsumen atau pelanggan. 4.4
Pembahasan
4.4.1
Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi CV. Surya Gemilang Jaya CV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan. Metode pengumpulan biaya yang digunakan adalah metode harga pokok pesanan, karena proses produksinya secara terputus – putus yang akan memproduksi suatu produk sesuai dengan spesifikasi dari pemesanan dengan memperhitungkan beberapa unsur biaya produksi tertentu yang terdiri dari biaya
40
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biya lain – lain. Proses perhitungan gharga pokok produksi adalah sebagai berikut : 1) Biaya produksi dikelompokkan menurut besarnya pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain – lain, namun pada perusahaan membebankan beberapa persentase dari biaya bahan baku. 2) Menghitung total biaya produksi yang digunakan dalam setiap pesanan. 3) Menghitung harga poko perunit setiap satuan dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan harga pokok penjualan produk lemari
menurut mebel CV. Surya
Gemilang Jaya Semarang yaitu : 1. Perhitungan Biaya Bahan Baku Perhitungan biaya bahan baku pada mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan yang dipakai dengan harga pokok bahan. Adapun harga pokok persatuan dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 4.2 : Harga Pokok Bahan Baku / Satuan CV Surya Gemilang Jaya Semarang No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jenis Bahan Baku Kertas Pensil Kayu Jati Kayu Mahoni Kayu Sonokeling Amplas Woodstain (pelitur)
Satuan Lembar pak Balok Balok Balok Lembar Kaleng
Harga pokok / satuan Rp. 2.000 Rp. 15.000 Rp. 2.500.000 Rp. 1.200.000 Rp. 750.000 Rp. 6.000 Rp.65.000
41
Adapun perincian dari pemakaian bahan baku untuk pesanan lemari kayu jati pintu dua dapat dilihat pada tabel 4.3 : Tabel 4.3 : Perhitungan Perusahaan Biaya Bahan Baku Lemari Jati No.
1.
2.
Jenis Bahan Baku
Jumlah Pemakaian ( 1)
Harga per unit (2)
Jumlah (1) X (2)
Desain Kertas pensil Produksi Kayu jati Kayu Mahoni Kayu Sonokling Amplas Woodstain (pelitur) Total
5 lembar 1 pak 3 balok 2 balok 2 balok 5 lembar 2 kaleng
Rp. 2.000 Rp. 15.000
Rp. 10.000 Rp. 15.000
Rp. 2.500.000 Rp. 1.200.000 Rp. 750.000 Rp. 6.000 Rp. 65.000
Rp. 7.500.000 Rp.2.400.000 Rp. 1.500.000 Rp. 30.000 Rp. 130.000 Rp. 11.585.000
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan baku yang dikeluarkan untuk memenuhi pesanan sebanyak 2 lemari sebesar Rp. 11.585.000. 2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggolongkan elemen biaya tenaga kerja menjadi tiga bagian yaitu : Tabel 4.4: Perhitungan Perusahaan Biaya Tenaga Kerja Lemari Kayu Jati Jumlah Karyawan (1) Desain ( 1 orang ) Produksi ( 1 orang ) Finishing( 2 orang ) Total
Jam Kerja (2) 1 hari 7 hari 5 hari
Tarif Per Hari (3) Rp. 76.000 Rp. 76.000 Rp. 76.000
Jumlah Biaya (1)x(2)x(3) Rp. 76.000 Rp. 532.000 Rp. 760.000 Rp. 1.368.000
42
Upah Minimum Regional= 2.125.000 : 28 hari = Rp. 76.000/ hari Hari kerja per bulan Dari tabel 5 diatas diketahui total biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lemari sebanyak 1 lemari adalah sebesar Rp. 1.278.000. 3.
Perhitungan Biaya Lain – Lain CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan tarif biaya lain – lain atau
biaya yang disebut perusahaan adalah biaya resiko. Perusahaan membebankan biaya lain – lain yang didasarkan pada persentase tertentu atas biaya bahan baku. Besarnya persentase tarif biya lain – lain dibebankan untuk pesanan lemari kayu jati pada adalah sebesar 25 % dari biaya bahan baku. Tabel 4.5 : Perhitungan Perusahaan Biaya Lain – Lain Lemari Kayu Jati Keterangan
Lemari Kayu Jati
Dasar pembebanan ( biaya bahan baku)
Tarif Biaya Lain – Lain
Jumlah Biaya Lain – lain
25 %
Rp. 1.120.000
Rp. 11.585.000
Jumlah Biaya per balok / gelondong Rp. 250
Dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa besarnya biaya lain – lain dibebankan dimuka untuk pesanan lemari kayu jati bulan Februari sebesar Rp. 1.120.000 per 1 lemari dengan jumlah pesanan lemari selama bulan Februari . 4.
Penentuan Harga Pokok Produksi Proses produksi yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang pada bulan
Februari 2017 salah satu produknya adalah lemari kayu jati sebagai berikut :
43
Tabel 4.6 : Perhitungan Perusahaan Harga Pokok Produksi Lemari Kayu Jati Unsur biaya Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biiaya Lain – Lain Jumlah Biaya Produksi Jumlah Buah Lemari HPP Dibebankan Per lemari Tingkat Keuntungan Harga Jual
4.4.2
Total Biaya Rp. 11.585.000 Rp. 1.368.000 Rp. 1.120.000 Rp. 14.073.000 Rp. 2 Rp.7.036.500 32 % Rp. 4.500.000
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan ( Job OrderCosting
atau Job Order ) biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (Job) yang terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan. 1) Perhitungan Biaya Bahan Baku Dalam menentukan atas pemakaian bahan baku untuk mengerjakan kuantitas bahan baku yang dipakai masing – masing pesana dengan harga perolehan bahan baku. Cara yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang sudah tepat tetapi perusahaan belum memasukkan biaya angkut atas dasar perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli.
44
Tabel 4.7 : Alokasi Biaya Angkut Pembelian Bahan Baku Lemari
Jenis Bahan Baku
Kuantitas
Harga kuantitas
Pembagian biaya angkut (1)X 0.010761
Harga pokok bahan baku
Kayu Jati Kayu Mahoni Kayu Sonokling Amplas Woodstain ( plitur ) Total
2 Balok 2 Balok
Rp. 2.500.000 Rp. 1.200.000
Rp 5.000.000 Rp. 2.400.000
Rp. 53.800 Rp. 25.800
Rp.5.053.800 Rp. 2.425.800
2 Balok
Rp. 750.000
Rp. 1.500.000
Rp. 16.150
Rp. 1.516.150
5 Lembar 2 Kaleng
Rp. 6.000 Rp. 65.000
Rp. 30.000 Rp. 130.000
Rp. 3.20 Rp. 1.400
Rp. 30.323 Rp. 131.400
Rp. 9.060.000
Rp. 97.500
Rp. 9.157.500
Biaya angkut
per
Jumlah harga bahan baku (1)
= Rp. 97.500 = 0.010761
Jumlah pembelian harga bahan baku Rp. 9.060.000 Perhitungan Biaya Bahan Baku : Perhitungan biaya bahan baku menggunakan metode persediaan average (1) Bahan baku kayu jati Persediaan awal 1 balok
Rp. 2.500.000
Pembelian 3 balok
Rp. 7.577.850
Harga pokok barang yang siap diproses
Rp. 10.077.850
Pemakaian 3 balok X 2.519.500
Rp.7.558.500
Persediaan akhir 1balok
Rp. 2.519.350
45
Harga pokok bahan baku kayu jati = Rp. 10.077.850
= RP. 2.519.500
4 balok Penggunaan bahan baku kayu jati 3 balok sebesar Rp. 7.558.500 (2) Bahan baku kayu mahoni Persediaan awal 1 balok
Rp. 1.200.000
Pembelian 2 balok
Rp. 2.424.900
Harga pokok barang yang siap diproses
Rp. 3.624.900
Pemakaian 2 balok X 1.208.300
Rp. 2.416.600
Persediaan akhir 1 balok
Rp. 1.208.300
Harga pokok bahan baku kayu mahoniRp. 3.624.900= Rp. 1.208.300 3 balok
Penggunaan bahan baku kayu mahoni 2 balok sebesar Rp. 2.416.600 (3) Bahan baku kayu sonokeling Persediaan awal 1 balok
Rp. 750.000
Pembelian 2 balok
Rp. 1.515.550
Harga pokok barang yang siap diproses
Rp. 2.265.550
Pemakaian 2 balok X 755.200
Rp. 1.510.400
Persediaan akhir
Rp. 755.200
Harga pokok bahan baku kayu chii Rp. 2.265.500 = Rp. 755.200 3 balok
Penggunaan bahan baku kayu chili 2 balok sebesar Rp. 1.510.400
46
(4) Penggunaan bahan baku amplas Persediaan awal 2 amplas
Rp. 12.000
Pembelian 5 amplas
Rp. 30.350
Harga pokok barang yang siap diproses
Rp. 42.350
Pemakaian 5 amplas X 6.050
Rp. 30.250
Persediaan akhir 7 amplas
Rp. 12.100
Harga pokok bahan baku amplas 𝑅𝑃. 42.350= 6.050 7
Penggunaan bahan baku amplas 5 lembar sebesar Rp. 30.250 (5) Penggunaan bahan baku woodstain ( plitur) Persediaan awal 3 kaleng
Rp. 195.000
Pembelian 2 kaleng
Rp. 131.350
Harga pokok barang yang siap diproses
Rp. 326.350
Pemakaian 2 kaleng X Rp. 65.250
Rp. 130.500
Persediaan akhir 3 kaleng
Rp. 195.850
Harga pokok bahan baku woodstain (plitur) Rp. 326.350= Rp. 65.250 5 kaleng
Penggunaan bahan baku amplas 2 kaleng plitur sebesar Rp. 130.500
47
Tabel 4.8 : Biaya Bahan Baku Lemari Kayu Jati No. 1.
2.
Jenis Bahan Baku
Jumlah Pemakaian
Harga
5lembar 2 kaleng
Rp. 30.250 Rp. 130.500
3balok 2 balok 2 balok
Rp. 7.558.300 Rp. 2.416.600 Rp. 1.510.400 Rp. 11.646.050
Desain Amplas Woodstain ( plitur ) Produksi Kayu Jati Kayu Mahoni Kayu Sonokeling Total
2) Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi lemari kayu jati CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan cara dengan mengalikan jumlah tenaga kerja untuk perusahaan belum sesuai dengan Metode Job Order Costing, karena pesanan lemari kayu jati proses pengerjaannya dilakukan bersamaan pada bagian finishing mulai tanggal 3 – 15 Februari 2017 berikut tabel pesanan yang dikerjakan secara bersamaan : Tabel 4.9 : Pesanan Yang Dikerjakan Pada Periode 3 – 15 Februari 2017 Tanggal 3 Desain Produksi Finishing Keterangan :
4
5
6
7
8
9
10
= Pesanan Lemari Kayu Jati
11
12
13
14
15
48
Tabel 4.10 : Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumlah Karyawan (1)
Jam Kerja (Hari) (2)
Desain ( 1 orang ) Produksi ( 1 orang ) Finishing ( 2 orang )
1 hari 7 hari 5 hari
Tarif per hari (3) Rp. 76.000 Rp. 76.000 Rp. 76.000
Total
Jumlah Biaya (1) X (2) X (3) Rp. 76.000 Rp. 532.000 Rp. 760.000 Rp1.368.000
Upah Minimum Regional= 2.125.000= Rp. 76.000/ hari Hari kerja per bulan
28 hari
3) Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead merupakan biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi. Biaya overhead pabrik adalah keseluruhan biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun beberapa biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan proses produksi lemari kayu jati antara lain : (1) Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang menjadi bagian produksi jadi atau bahan yang meskipun produk jadi tetapi nilainya relatif kecil. Bahan penolong dalam produksi lemari kayu jati antara lain sebagai berikut :
49
Tabel 4.11 : Biaya Bahan Baku Penolong No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bahan Penolong Paku Lem Kayu Thinner Amplas Engsel Kunci Pewarna Kaca Total
Harga Rp. 15.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp.15.000 Rp. 60.000 Rp. 125.000 Rp. 285.000
Berdasarkan tabel 4.11, biaya bahan baku penolong yang digunakan untuk mendukung kegiatan proses produksi pada pesanan lemari kayu jati sebesar Rp. 285.000. (2)Biaya Listrik dan Air Listrik digunakan oleh CV. Surya Gemilang Jaya Semarang untuk mendukung kegiatan produksi di perusahaan. Listrik biasanya digunakan sebagai penerangan dan untuk mengoperasikan mesin pada CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan listrik yang dipasok dari PLN. Berdasarkan pengeluaran perusahaan setiap bulannya, tagihan listrik untuk perusahaan sekitar 75 % dari biaya total listrik perbulannya. Biaya listrik perbulan sebesar Rp. 750.000 sedangkan air untuk perbulannya sebesar Rp. 350.000 ini berarti perusahaan menggunakan air sebesar 50 % dari total perbulannya karena digunakan oleh perusahaan dan rumah pemilik perusahaan tersebut.
50
a) Perhitungan Biaya Listrik Bulan Februari 2017 Biaya listrik perusahaan = 75 % X Rp. 750.000 = Rp. 562.500 Biaya listrik untuk pesanan lemari kayu jati Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000
x Rp. 562.500
= Rp. 230.000 b) Perhitungan Biaya Air Bulan Februari Biaya Air Perusahaan = 50 % X 350.000 = Rp. 175.000 Biaya air untuk pesanan lemari kayu jati Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000
x Rp.175.000
= Rp. 71.600 Keterangan * : Nilai jual produk selama bulan februari 2017 : Lemari kayu jati
Rp. 4.500.000
Lemari kayu mahoni Rp. 3.500.000 Lemari kayu sonokeling
Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000
(3) Biaya Pemeliharan Mesin dan Peralatan Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan merupakan biaya perawatan dan perbaikan serta pembelian suku cadang mesin dan kendaraan apabila mesin atau kendaraan mengalami kerusakan. Kendaraan yang digunakan berkaitan dengan
kegiatan produksi lemari kayu jati merupakan 2 unit truck yang
digunakan untuk kegiatan operasional. Biaya pemelirahaan mesin yang
51
dikeluarkan perusahaan antara lain pelumas mesin, penghalus kayu dll. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharan kendaraan antara lain biaya ganti oli, beli bensin dan service. Rincian biaya pemeliharaan mesin dan kendaraan terdapat pada tabel 4.12 : Tabel 4.12 : Pemeliharaan Mesin Dan Peralatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keterangan Gergaji Bor Mesin Serut Mesin Lengkungan Mesin Amplas Mesin Belah Profil Mobil Truck
Kuantitas 2 2 2 1 3 2 1 2 Total
Biaya Perbulan Rp. 75.000 Rp. 60.000 Rp. 70.000 Rp. 50.000 Rp. 70.000 Rp. 100.000 Rp. 40.000 Rp. 600.000
Jumlah Biaya Rp. 150.000 Rp. 120.000 Rp. 140.000 Rp. 50.000 Rp. 210.000 Rp. 200.000 Rp. 40.000 Rp. 1.200.000 Rp. 2.110.000
Berdasarkan tabel 4.12 pemelirahaan mesin dan kendaraan selama bulan Februari 2017 sebesar Rp. 2.110.000. Biaya pemeliharaan mesin Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000
x Rp.2.110.000
= Rp. 863.200 Nilai jual produk selama bulan Februari 2017 : Lemari kayu jati
Rp. 4.500.000
Lemari kayu mahoni Rp. 3.500.000 Lemari kayu sonokeling
Rp. 3.000.000
Rp. 11.000.000
52
(4)
Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan
Setiap penggunaan mesin dan peralatan dalam kegiatan produksi akan mengalami penyusutan. Penyusutan dari mesin dan kendaraan tersebut akan mengakibatkan timbulnya biaya yang disebut dengan biaya penyusutan. Perhitungan nilai
penyusutan yang digunakan adalah berdasarkan nilai
ekonomis atau lebih dikenal dengan metode garis lurus. Untuk lebih memudahkan
Wajib
Pajak
dan
memberikan
keseragaman
dalam
pengelompokan harta tetap berwujud, keluarlah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 mengatur tentang pengelompokan jenis – jenis harta berwujud. Rumus metode garis lurus untuk asset tetap berwujud sebagai berikut :
Beban penyusutan = ( Harga Beli – Nilai Sisa ) Umur Ekonomis
Lebih jelasnya dapat lihat tabel 4.13 penyusutan mesin dan kendaraan sebagai berikut :
Tabel 4.13 : Penyusutan Peralatan dan Mesin
Keterangan
Gergaji Bor Mesin serut Mesin lengkungan Mesin amplas Mesin belah Profil Mobil truck
Jumlah Unit
Harga per Unit
2 2 2 1
2.500.000 750.000 1.500.000 1.500.000
5.000.000 1.500.000 3.000.000 1.500.000
1.000.000 300.000 300.000 300.000
Umur Ekonomi s 4 4 8 8
3 2 1 2
750.000 1.000.000 500.000 195.800.000
2.250.000 2.000.000 500.000 391.600.000
225.000 200.000 50.000 39.160.000
8 8 8 8
Total
Harga Beli
Nilai Sisa
Beban Penyusutan Per Tahun 500.000 150.000 150.000 150.000 112.500 100.000 250.000 19.580.000
20.992.500
53
Berdasarkan pada tabel 4.13 beban penyusutan peralatan dan mesin yang dibebankan perusahaan selama sebulan dapat dihitung sebagai berikut : Beban penyusutan perbulan = 20.992.500
= Rp. 1.749.000
12 Beban penyusutan lemari kayu jati = Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000
x Rp. 1.749.000
= Rp. 715.500 Nilai jual produk selama bulan Februari 2017 : Lemari kayu jati
Rp. 4.500.000
Lemari kayu mahoni
Rp. 3.500.000
Lemari kayu sonokeling
Rp. 3.000.000
Rp. 11.000.000
(5) Biaya Penyusutan Bangunan Biaya penyusutan bangunan merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan bangunan yang menyebabkan penurunan nilai gedung tersebut dalam jangka waktu tertentu. Gedung yang digunakan akan mengalami penyusutan setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Besarnya biaya didasarkan pada luasnya bangunan perusahaan. Bangunan yang dipakai untuk proses produksi sebesar Rp. 500.000.000. perhitungan biaya penyusutan gedung sebagai berikut :
54
Penyusutan gedung = ( Rp. 500.000.000 –45.000.000 ) 40 Tahun = 11.375.000 / tahun = Rp. 11.375.000 12 bulan = Rp. 948.000 / bulan Penyusutan gedung lemari kayu jati = Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000
x Rp.948.000
= Rp. 387.800 Nilai jual produk selama bulan februari 2017 : Lemari kayu jati
Rp. 4.500.000
Lemari kayu mahoni
Rp. 3.500.000
Lemari kayu sonokeling
Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000
(6) Biaya Pemeliharaan Bangunan Biaya pemeliharaan bangunan merupakan biaya yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk reparasi dan pemeliharaan gedung yang mendukung proses produksi. Besarnya biaya pemeliharaan bangunan ini didasarkan pada luas area pabrik yang dikonsumsi. Hasil wawancara dengan pemilik mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semaranag dalam pemeliharaan bangunan, pemilik perusahaan mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 200.000 pada bulan februari
2017untuk renovasi gedung luar dan dalam. Untuk
menentukan pembebanan pemeliharaan bangunan pada pesanan lemari kayu
55
jati didasarkan pada proporsi nilai harga jual pada pesanan bulan februari 2017. Biaya pemeliharaan gedung lemari kayu jati = Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000
x Rp. 200.000
= Rp. 81.800 Nilai jual produk selama bulan februari 2017 : Lemari kayu jati
Rp. 4.500.000
Lemari kayu mahoni
Rp. 3.500.000
Lemari kayu sonokeling
Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000
(4) Penentuan Harga Pokok Produksi Metode Job Order Costing Proses perhitungan harga pokok produksi pesanan lemari kayu jati dengan metode job order costing terdapat pada tabel 4.14 sebagai berikut :
56
Tabel 4.14 : Perhitungan Harga Pokok Produksi Lemari Kayu Jatidengan Metode Job Order Costing. Unsur Biaya Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Biaya bahan baku penolong Biaya listrik dan air Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan Biaya penyusutan mesin dan peralatan Biaya penyusutan bangunan Biaya pemeliharaan bangunan Harga pokok produksi
Jumlah pergelondong Hpp dibebankan per gelondong Tingkat keuntungan Harga jual
4.4.3Perbandingan
Hasil
Rp. Rp.
Metode Job Order Costing 11.590.250 1.368.000
Rp. 285.000 Rp. Rp. Rp. 715.500 Rp. Rp. Rp. 15.593.250
2 Rp. 33 % Rp. 4.500.000
Perhitungan
Haga
Pokok
301.700 863.200 387.800 81.800
7.796.600
Produksi
Dengan
Menggunakan Metode Perusahaan dan Metode Job Order Costing. Berdasarkan kedua metode perhitungan yang telah disajikan sebelumnya, maka dapat dilakukan analisis perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode job order costing. Hasil perbandingan kedua metode perhitungan terdapat tabel 4.15. Tabel 4.15 : Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Lemari Kayu Jati Unsur Biaya Biaya Baku
Bahan
Perhitungan Job Order Costing Rp. 11.590.250
Perhitungan perusahaan Rp. 11.585.000
Perbedaan Perhitungan perusahaan lebih rendah karena pada perhitungan perusahaan tidak membebankan biaya angkut pembelian bahan baku.
57
Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Lain – Lain
Rp. 1.368.000
Biaya Overhead Pabrik : Biaya Bahan BakuPenolong
Rp. 285.000
Biaya Listrik Dan Air Biaya Pemeliharaan Mesin dan Peralatan
Rp. 301.700
Biaya Penyusutan Mesin Dan peralatan Biaya Penyusutan Bangunan
Rp.
Biaya Pemeliharaan Bangunan Harga Pokok Produksi Jumlah Per buah Harga Pokok Penjualan Per gelondong Tingkat Keuntungan
Rp. 1.368.000
Perhitungan TKL perusahaan dan job order costing sama hasilnya.
Rp. 1.120.000
Biaya ini didapat dari yng ditentukan sebesar 25 % dari biaya bahan baku yang digunakan oleh perusahaan. Perhitungan perusahaan belum mengebnal istilah biaya overhead pabrik pada perhitungan metode job order costing mengidentifikasi secara terpisah kompenen biaya overhead pabrik
Rp.863.200
Rp.
Rp.
715.500
387.800
81.800
Rp.15.593.250
Rp. 14.073.000
2
2
Rp. 7.796.600
Rp. 7.036.000
33 %
Rp. 4.500.000
32%
Rp. 4.500.000
Tiap Pesanan
Perbedaan harga pokok penjualan metode job order costing dengan perhitungan perusahaan menghasilkan tingkat keuntungan yang berbeda dengan harga jual yang ditentukan perusahaan sebesar Rp. 4.500.000
58
4.5
Temuan Setelah melakukan penelitian pada CV. Surya Gemilang Jaya Semarang
dengan mengevaluasi penentuan harga pokok produksi untuk Lemari Kayu Jati. Evaluasi harga pokok produski tersebut menghasilkan perbedaan antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan metode Job Order Costing yang diuraikan seperti dibawah ini : 1.
Perhitungan Biaya Bahan Baku Cara yang digunakan oleh CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dalam
perhitungan harga pokok produksi untuk lemari kayu jati adalah mengalikan kuantitas / jumlah pemakaian bahan baku dengan harga pokok bahan baku. Cara yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang tersebut kurang tepat. Karena pembebanan biaya angkut belum dimasukkan dalam pembelian harga pokok bahan baku. Besarnya biaya bahan baku metode perusahaan dalam pembuatan lemari kayu jati adalah sebesar Rp. 11.585.000, sedangkan besarnya biaya bahan baku dengan metode job order costing dalam pembuatan lemari kayu jati adalah sejumlah Rp. 11.590.250 2.
Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Cara yang dilakukan oleh CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dalam
perhitungan tenaga kerja langsung untuk lemari kayu jati kurang tepat, karena CV. Surya Gemilang Jaya Semarasemua biaya yang membebankan tenaga kerja mulai pengerjaan pesanan mulai tanggal 3 Februari – 15 Februari 2017 kesemua pesana lemari kayu jati. Besarnya biaya tenaga kerja dalam perhitungan perusahaan adalah
59
sebesar Rp. 1.368.000, sedangkan perhitungan biaya tenaga kerja langsung dengan menggunakan metode job order costing aalah sebesar Rp. 1.368.000. 3.
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dalam melakukan usahanya belum
mengenal istilah biaya overhead pabrik sehingga perusahaan menyebutkan biaya lain – lain (biaya resiko). Perusahaan menghitung biaya lain – lain dengan cara memberikan tarif dimuka sebesar 25 % dari biaya bahan baku untuk keperluan lain – lain dalam proses produksi. Dalam metode job order costing cara yang dilakukan dalam menentukan biaya overhead pabrik adalah dengan menjumlahkan unsur biaya overhead pabrik seperti biaya bahan penolong, biaya penyusutan peralatan dan mesin, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin, biaya listrik dan air, biaya penyusutan bangunan dan biaya pemeliharaan bangunan.