BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu merupakan salah satu kantor administrasi pajak di wilayah Jakarta Barat yang berbasis administrasi modern yang merupakan salah satu bentuk kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam mengoptimalkan penerimaan pajak. 2. Karakteristik Profil Responden Profil responden dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan melalui kuisioner. Peneliti telah menyebarkan sebanyak 100 kuisioner yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu kepada responden. Gambaran tersebut dikategorikan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. a. Deskripsi data responden berdasarkan jenis pekerjaan Berikut ini berdasarkan jenis pekerjaan wajib pajak yang dapat dilihat sebagai berikut :
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Gambar 4.1 Data responden berdasarkan jenis pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Karyawan Swasta 94% Wirausaha 6%
Data tersebut menunjukan wajib pajak dalam melaporkan pajak sebanyak 94 responden atau sebesar 94% bekerja sebagai karyawan swasta. 6 responden atau sebesar 6% bekerja sebagai wirausaha. b. Deskripsi data responden berdasarkan tingkat pendidikan Berikut ini data responden berdasarkan tingkat pendidikan wajib pajak dapat dilihat sebagai berikut. Gambar 4.2 Data responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan SMA 42% D3 14% S1 41% Pascasarjana 3%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Data tersebut menunjukan wajib pajak dalam melaporkan pajak sebanyak 42 responden atau 42% adalah lulusan SMA, 14 responden atau 14% adalah lulusan D3, 41 responden atau 41% adalah lulusan S1, dan 3 responden atau 3% adalah lulusan pascasarjana. B. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat maksimum, minimum, mean dan standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskriptif menggunakan SPSS 20 diketahui jumlah sampel (N) adalah 100 wajib pajak, variabel yang diteliti adalah kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi pajak, kepatuhan wajib pajak. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Kesadaran Wajib pajak 100 15 Kualitas Pelayanan Fiskus 100 14 Sanksi Pajak 100 17 Kepatuhan wajib pajak 100 18 Valid N (listwise) 100 Sumber: Data hasil pengelolaan SPSS versi 20
Maximum 38 40 30 30
Mean 29,98 29,43 25,17 24,66
Std. Deviation 3,997 5,749 3,388 2,854
1) Variabel pertama yaitu Kesadaran Wajib Pajak menunjukan bahwa jumlah sampel (N) dari penelitian ini ada 100 responden yang memiliki nilai minimum sebesar 15, nilai maximum 38, nilai rata-rata 29,98 dan standar deviasi 3,997 artinya kesadaran wajib pajak mengarah positif walaupun belum maksimal dan dapat dilihat dari nilai rata-rata.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
2) Variabel kedua yaitu Kualitas Pelayanan Fiskus memiliki nilai minimum 14, nilai maximum 40, nilai rata-rata 29,43 dan standar deviasi 5,749 artinya kualitas pelayan fiskus mengarah positif walaupun belum maksimal dan dapat dilihat dari nilai rata-rata. 3) Variabel ketiga yaitu Sanksi Pajak memiliki nilai minimum 17, nilai maximum 30, nilai rata-rata 25,17 dan standar deviasi 3,388 artinya sanksi pajak mengarah positif walaupun belum maksimal dan dapat dilihat pada nilai rata-rata. 4) Variabel keempat yaitu Kepatuhan Wajib Pajak memiliki nilai minimum 18, nilai maximum 30, nilai rata-rata 24,66 dan standar deviasi 2,854 artinya kepatuhan wajib pajak mengarah positif walaupun belum maksimal dan dapat dilihat pada nilai rata-rata. C. Hasil Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Realibilitas Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisoner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran realibilitas dilakukan mengunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Jika suatu konstruk atau variabel memilki niali Cronbach Alpha > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau variabel tersebut reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2013:48). Tabel berikut ini menunjukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
hasil uji relibilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
of Cronbach's N Keterangan Items Alpha 0,715 8 Realibilitas
Kesadaran Wajib Pajak Kualitas Pelayanan Fiskus 0,942 Sanksi Pajak 0,879 Kepatuhan Wajib Pajak 0,817 Sumber: data primer yang diolah 2017 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan nilai
8 8 6
Realibilitas Realibilitas Realibilitas
Cronbach’s Alpha atas
variabel kesadaran wajib pajak sebesar 0,715, variabel kualitas pelayanan fiskus sebesar 0,942, variabel sanksi pajak sebesar 0,879 dan variabel kepatuhan wajib pajak sebesar 0,817. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuisioner semua variabel ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70. 2. Hasil Uji Validitas Uji validitas di gunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mapu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan menganalisis butir, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pertanyaan dengan total skor pada setiap variabel. Uji signifikan dapat dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel. untuk rumus degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada variabel kepatuhan wajib pajak jumlah sampel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
(n) = 100 responden, sehingga besarnya df dapat di hitung 100 – 2 = 98. Dengan df = 98 dan alpha 0,05 di dapat r tabel yaitu sebesar 0.197. Selain itu, pertanyaan dikatakan valid jika korelasi masing-masing indikator pertanyaan terhadap total skor menunjukan hasil yang signifikan, sig < 0.05. tabel berikut menunjukan hasil uji validitas empat variabel untuk 100 responden. Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak Person Sig (2Item pertanyaan Correlation tailed) KWP1 0,689 0,000 KWP2 0,757 0,000 KWP3 0.632 0,000 KWP4 0.452 0,000 KWP5 0,391 0,000 KWP6 0,479 0,000 KWP7 0,599 0,000 KWP8 0,690 0,000 Sumber : data diolah dengan SPSS 20
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel kesadaran wajib pajak memilki rhitung > 0,197 (Ghozali,2013) dan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel kesadaran wajib pajak dinyatakan valid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan Fiskus Item Person Sig (2pertanyaan Correlation tailed) KPF1 0,856 0,000 KPF2 0,865 0,000 KPF3 0,913 0,000 KPF4 0,887 0,000 KPF5 0,856 0,000 KPF6 0,814 0,000 KPF7 0,835 0,000 KPF8 0,739 0,000 Sumber : data diolah dengan SPSS 20
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel kualitas pelayanan fiskus memilki rhitung > 0,197 (Ghozali,2013) dan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas pelayanan fiskus dinyatakan valid. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Sanksi Pajak Item Person Sig (2pertanyaan Correlation tailed) SP1 0,829 0,000 SP2 0,835 0,000 SP3 0,836 0,000 SP4 0,798 0,000 SP5 0,856 0,000 SP6 0,582 0,000 Sumber : data diolah dengan SPSS 20
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel sanksi pajak memilki rhitung > 0,197 dan nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
signifikansi dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel sanksi pajak dinyatakan valid. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Item Person Sig (2pertanyaan Correlation tailed) KP1 0,743 0,000 KP2 0,790 0,000 KP3 0,732 0,000 KP4 0,806 0,000 KP5 0,506 0,000 KP6 0,830 0,000 Sumber : data diolah dengan SPSS 20
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel kepatuhan wajib pajak memilki rhitung > 0,197 (Ghozali,2013) dan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan wajib pajak dinyatakan valid. D. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan mengunakan
uji
normalitas
data
secara
grafik
dan
statistik
menggunakan histogram dan p-plot serta uji kolmogorov – smirnov,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
jika probabilitas lebih besar dari pada alpha (α = 0,05) maka asumsi normalitas terpenuhi. Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas : Grafik Histogram
Sumber: data diolah dengan SPSS 20 Berdasarkan hasil gambar 4.3 diatas, pada uji normalitas histogram telah membentuk lonceng atau pola distribusi normal yang menandakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas
Sumber : data diolah dengan SPSS 20 Berdasarkan pada hasil gambar 4.4 diatas, pada uji normalitas PPlot diatas penyebaran titik-titik mengikuti garis diagonal atau titik berada disekitar garis diagonal yang menandakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Peneliti melakukan uji kembali dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini adalah uji statistik untuk menguji normalitas data.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
100
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
0E-7
Std. Deviation
2,55132940
Absolute
,078
Positive
,070
Negative
-,078
Kolmogorov-Smirnov Z
,777
Asymp. Sig. (2-tailed)
,582
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data diolah dengan SPSS 20
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa hasil uji kolmogorov-smirnov z untuk seluruh variabel memberikan nilai 0,777 dengan asymp sig. (2-tailed) yaitu 0,582 yang berarti lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. 2. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabelvariabel ini tidak ortogal. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai toleransi atau variance inflation factor (VIF). Batas nilai toleransi value adalah 0,10 dan batas variance
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
inflztion factor (VIF) adalah 10. Apabila toleransi <0,10 atau nilai VIF >10 maka dapat disimpulkan terjadi multikolonieritas untuk semua variabel bebas. Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics Model 1 (Constant)
Tolerance
VIF
Total (X1)
,780
1,282
Total (X2)
,933
1,072
Total (X3)
,740
1,351
Sumber : data diolah menggunakan SPSS 20 Hasil dari pengujian pada tabel 4.8 nilai VIF yang di peroleh kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi. 3. hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedatisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Berikut ini aadalah uji heteroskedastisitas untuk menguji normalitas data: Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas : Scatterplot
Sumber : data diolah menggunakan SPSS 20 Berdasarkan gambar 4.5 terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian ini. E. Hasil Uji Hipotesis 1. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F merupakan uji model yang menunjukan apakah model regresi fit untuk diolah lebih lanjut. Pengujian dilakukan dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
menggunakan Significance level 0,05 (α = 5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi f > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan) 2. jika nilai signifikansi f < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F Model 1 Regression
F 8,046
Sig. ,000b
Residual Total
Sumber : data diolah menggunakan SPSS 20 Berdasarakan pada hasil 4.10 diatas bahwa uji ANNOVA atau F didapatkan nilai F hitung sebesar 8,046 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan untuk F hitung 8,046 lebih besar dari F tabel 2,699 (8,046 > 2,699) maka dapat dikatakan bahwa kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, dan sanksi pajak secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 2. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu
variabel
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2013). Dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Kriteria penilaian yang di pakai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
adalah apabila p-value (pada kolom sig) < α, dan t hitung > t tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima (Ghozali,2013). Berdasarkan t tabel dengan tingkat signifikan 0,05/2= 0,025 (pengujian dua sisi) dan df = n – k atau 100 – 4= 96, maka diperoleh t tabel sebesar 1,9849. Hasil uji t dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji t
Model
1
(Constant)
t 5,794
Sig. ,000
Kesadaran Wajib Pajak
1,454
,149
Kualitas Pelayanan Fiskus
3,644
,000
Sanksi Pajak
1,023
,309
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 20 Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.11 menunjukan bahwa: a. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan pada hasil tabel 4.11 diatas bahwa diperoleh nilai t hitung sebesar 1,454 dan nilai t tabel 1.9849 (1,454 < 1,9849) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,149 > 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena tingkat signifikan <0,05.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
b. pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak berdasarkan pada hasil table 4.11 diatas bahwa diperoleh nilai t hitung 3,644 dan nilai t tabel 1,9849 (3,644 >1,9849) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. c. pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan pada hasil tabel 4.11 diatas bahwa diperoleh nilai t hitung sebesar 1,023 dan nilai t tabel 1.9849 (1,023 < 1,9849) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,309 > 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho3 diterima dan Ha3 ditolak. Bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena tingkat signifikan < 0,05. 3. Hasil Uji Persamaan Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis, untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yaitu kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Berikut hasil output regresi linear berganda dan analisanya pada tabel di bawah ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Tabel 4.11 Hasil uji analisis regresi linear berganda Model
Unstandardized Coefficients B (Constant)
Std. Error
14,114
2,436
Total KWP (X1)
,107
,074
Total KPF (X2)
,171
,047
Total SP (X3)
,091
,089
1
Y = 14,114 + 0,107 (X1) + 0,171 (X2) + 0,091 (X3) + e Berdasarkan hasil diatas maka persamaan regresi pada penelitian adalah sebagai berikut: 1. nilai konstanta sebesar 14,114 menunjukan bahwa adanya pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, dan sanksi pajak akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 14,114. 2. Kesadaran wajib pajak memiliki koefisien regresi sebesar 0,107 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan, hal ini menandakan bahwa setiap kesadaran wajib pajak 1% akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,107. 3. Kualitas pelayanan fiskus memiliki koefisien regresi sebesar 0,171 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan, hal ini menandakan setiap kenaikan 1% pada kualitas pelayanan fiskus akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,171. 4. Sanksi pajak memiliki koefisien regresi 0,091 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan, hal ini menandakan setiap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
kenaikan 1% pada sanksi pajak akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,091. F. Pembahasan 1. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel kesadaran wajib pajak 0,149 > 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,171 yang menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan hasil t hitung menunjukan bahwa t hitung 1,454 < t tabel 1,9849 artinya jika warga negara belum mempunyai kesadaran akan pentingnya kewajiban membayar pajak sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iva Farida Hidayati (2014) yang menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Surakarta. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan Restu Mutmainnah (2014) yang menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel kualitas pelayanan fiskus 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,107 yang menunjukan bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan hasil t hitung menunjukan bahwa t hitung 3,644 < t tabel 1,9849 kualitas pelayanan yang diberikan petugas pajak dalam menyampaikan informasi dengan komunikasi yang baik,jelas dan mudah dimengerti serta cepat tanggap dalam menangani keluhan dan kesulitan wajib pajak sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurainy (2015) yang menunjukan bahwa kualitas pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan Farid Syahril (2013) yang menunjukan bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 3. Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel sanksi pajak 0,309 > 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,091 yang menunjukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan hasil t hitung menunjukan bahwa t hitung 1,023 < t tabel 1,9849 jika penerapan sanksi pajak tidak diberlakukan secara tegas kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran serta tidak memberikan sosialisasi tentang sanksi pajak sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Franklin (2008) yang menunjukan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan Mochammad Syaiful Anwar (2013) yang menunjukan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/