BAB IV
A
HASIL DAN EVALUASI
AY
4.1 Prosedur Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek di Majalah Al Falah dilakukan dalam waktu
AB
kurang lebih lima minggu yang keseluruhannya dilakukan di bagian redaksi.
Waktu kerja praktek dimulai pukul 08.00-17.00 WIB, dimulai dengan
R
melakukan absensi, yaitu absensi yang diberikan dari kampus untuk
perusahaan.
SU
ditandatangani oleh pelaksana kerja praktek dan pembimbing kerja praktek di
4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek
M
Pelaksanaan kerja praktek dilakukan berdasarkan atas ketentuan yang
O
diberikan oleh perusahaan atau instansi dalam hal ini adalah Majalah Al Falah.
IK
Metode yang digunakan yaitu :
1. Wawancara
ST
Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan yang bersangkutan
dengan tujuan : a. Mengetahui alur kerja atau produksi Majalah Al Falah secara umum dan bagian redaksi Al Falah secara khususnya, mulai dari penerimaan naskah.
77
78
b. Mengetahui tata cara layout yang benar pada Majalah Al Falah. Untuk mendapatkan informasi tentang masalah-masalah yang sering terjadi atau dihadapi pada saat pengolahan naskah di bagian redaksi Majalah Al Falah.
A
2. Observasi Lapangan
AY
Observasi dilakukan guna mengadakan pengamatan secara langsung terhadap apa yang telah didapatkan dari proses wawancara dengan tujuan sebagai berikut:
AB
a. Berkesempatan untuk terlibat langsung di bagian redaksi Majalah Al Falah untuk menyiapkan dan mengolah naskah dengan baik sampai memenuhi
R
syarat.
SU
b. Berkesempatan melakukan proses layout secara baik dan benar yang dibuat atau yang diolah sesuai dengan ketentuan dan batasan-batasan mutu produksi yang diterapkan oleh Majalah Al Falah
M
c. Berkesempatan untuk melakukan analisa dan penyelesaian terhadap masalahmasalah yang sering muncul atau dihadapai pada bagian redaksi Majalah Al
O
Falah saat melakukan proses pengolahan naskah
IK
3. Praktek
ST
Praktek dilakukan pada bagian redaksi Majalah Al Falah dengan menggunakan
komputer berbasis Windows XP untuk menyiapkan atau membuat naskah menjadi sebuah majalah agar dapat diproses dengan baik dan efisien ke tahap selanjutnya di dalam alur produksi untuk menghasilkan produk atau barang-barang cetakan.
79
4.3
Evaluasi Kerja Praktek Hasil dari pelaksanaan kerja praktek di Majalah Al Falah adalah sebagai
berikut: Gambaran umum alur kerja
A
4.3.1
AY
Perolehan dari hasil pelaksanaan kerja praktek di Majalah Al Falah
antara lain berupa alur kerja pada bagian pracetak dan alur proses desain
AB
beserta penjelasan mengenai proyek contoh desain majalah yang telah dikerjakan selama kerja praktek.
R
Minggu pertama, sebelum melakukan kerja praktek terlebih dahulu
SU
penulis melakukan pengenalan tempat kerja praktek dan pengenalan alur kerja di Majalah Al Falah, sehingga pada saat kerja praktek dilaksanakan pnulis tahu bagaimana alur kerja yang seharusnya dijalankan.
M
Di minggu kedua, penulis melakukan proses pembuatan desain ID-Card
O
(kartu press) redaksi Majalah Al Falah. Pada minggu ketiga dilakukan proses pembuatan desain cover majalah
IK
dengan kombinasi warna, text, dan image yang benar dan mulai memecahkan
ST
suatu proyek desain cover majalah yang inovatif. Pada minggu keempat penulis melakukan proses layout dan desain iklan
yang akan ditampilkan di dalam majalah. Pada minggu kelima, yang merupakan minggu terakhir, penulis menyelesaikan desain dari cover majalah dan iklan tersebut agar siap untuk
80
dicetak (finishing). Selain itu saya juga berpamitan kepada semua karyawan YDSF terutama di Majalah Al Falah bahwa kerja praktek saya telah berakhir. 4.3.2 Layout
A
Layout arti katanya secara bahasa adalah tata letak. Menurut salah satu
AY
teorinya, layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsurunsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dan lain-lain) menjadi media
AB
komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Dalam membawakan
pesan penulis kepada pembaca, kita menggunakan elemen-elemen cetak yang berupa huruf (type) dan ilustrasi yang keduanya merupakan elemen layout.
R
Berhasil tidaknya suatu pesan disampaikan kepada pembaca antara lain ditentukan
SU
oleh ketepatan kita memilih menata elemen tersebut.
Proses layout adalah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya huruf/teks, garis-garis, bidang, gambar/image dan sebagainya.
M
Layout dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh selesainya pekerjaan.
O
Proses layout tersebut memberi kesempatan kepada layouter dan langganannya untuk melihat pekerjaan mereka sebelum dilaksanakan. Dengan demikian
IK
pembengkakan biaya karena pengulangan penyusunan dan pembetulan kembali
ST
dapat dicegah. Dengan kata lain, layout adalah proses memulai perancangan suatu produk cetakan. Syarat utama dari proses layout yaitu perwujudan umum dari sebuah
layout harus sesuai dengan hasil cetakan yang akan dihasilkan. Yang harus dengan jelas ditampakkan pada sebuah layout adalah : a. Gaya huruf dan ukurannya
81
b. Bentuk, ukuran dan komposisi c. Warna d. Ukuran dan macam kertas (bahan cetaknya)
A
Ide dasar proses layout dari suatu desain harus dapat memenuhi
AY
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
a. Apakah hasilnya sesuai dengan maksud pekerjaan (misalnya sebuah poster apakah sesuai untuk iklan produk)?
AB
b. Apakah pekerjaan tersebut memenuhi semua keinginan? c. Apakah komposisinya sudah dikerjakan dengan baik?
SU
merupakan satu kesatuan?
R
d. Apakah pemilihan bentuk, jenis huruf, warna dan format kertas sudah
e. Apakah teks sudah baik dan tanpa kesalahan? Langkah pertama penyajian layout adalah proses yang menghasilkan
M
keputusan-keputusan tentang gagasan-gagasan yang kemudian dinyatakan dengan kata-kata:
O
a. Unsur-unsur yang akan dipakai
IK
b. Pentingnya hubungan gagasan dari unsur secara relatif
ST
c. Urutan penyajian Hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses layout:
a.Tentukan ukuran barang cetakan jadinya b.Tentukan komposisi/pengaturan halaman c.Tentukan jenis, ukuran dan bentuk huruf-huruf yang akan dipakai d.Tentukan baris, kolom yang akan digunakan
82
e.Tentukan bentuk dan ukuran gambar/image yang akan dipakai dalam layout tersebut f.Tentukan komposisi warnanya
A
Untuk proses layout, gunakan juga perhitungan ukuran sehingga
AY
didapatkan layout yang sesuai dengan hasil akhirnya. Dengan menggunakan
layout yang baik dan terinci, proses pembuatan barang cetakan selanjutnya akan
lebih mudah dibuat dengan berpedoman pada hasil layout tersebut. Keputusan ini
AB
dipengaruhi oleh jenis produk yang dihasilkan, jenis pemakai hasil cetak (konsumen) dan tingkatan perhatian para konsumen terhadap produknya.
R
Desainer harus menyadari semua itu, sebab hal ini akan berpengaruh, misalnya
SU
dalam komposisi atau susunannya.
Ada tiga cara untuk dapat memvisualisasikan gagasan/kreasi layout yang masing-masing disesuaikan deangan tujuannya. Ketiga macam layout tersebut
M
adalah:
O
a. Layout Miniatur
IK
Layout miniatur ini dibuat dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran barang barang cetak sebenarnya dan mempunyai tiga keuntungan yaitu:
ST
1. Merupakan sarana ekonomis untuk menguji berbagai rancangan tata letak
2. Dapat dikerjakan dengan cepat 3. Merangsang kreasi atau menimbulkan gagasan-gagasan lebih lanjut
83
b. Layout Kasar (sketsa) Sketsa atau layout kasar merupakan kelanjutan dari layout miniatur dengan diadakan perubahan atau penyempurnaan. Coretan-coretan tebal, miring, normal
A
dapat digunakan menandai secara kasar bentuk elemen tata letak.
AY
c. Layout Komprehensif
Layout yang lebih lanjut dan lengkap adalah layout komprehensif, dalam
AB
visualisasinya telah menunjukkan, antara lain: 1. Ukuran bersih barang cetak
R
2. Ruang cetaknya
3. Elemen-elemen layoutnya : huruf, ilustrasi, dan lain-lain.
SU
4. Warna cetakan, dan
5. Tata letak elemen-elemen tersebut
M
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memulai suatu proses desain suatu barang cetakan yaitu:
O
a. Tentukan ukuran cetak secara benar dan tambahkan bleed atau overlap
IK
melebihi ukuran sebenarnya di sekeliling ukuran (+ 2 – 3 mm). Siapkan juga
garis potong dan register.
ST
b. Gunakan jenis font yang benar. Upayakan tidak memberikan outline tambahan untuk mempertebal huruf.
c. Lampirkan semua font yang digunakan dalam desain. Jika memungkinkan, lebih baik rubah font ke dalam bentuk curve/path.
d. Perhatikan resolusi untuk gambar image. Resolusi gambar = 2 x screen ruling.
84
e. Lampirkan juga semua import file image, agar jika ada link tidak akan terputus. f. Pastikan semua image sudah dalam format CMYK, tidak dalam bentuk RGB.
A
g. Tentukan jumlah dan pembagian warnanya dengan benar, mana yang spot color dan proses color.
AY
h. Buat proof dari printer, baik hitam putih maupun warna untuk memastikan posisi dan semua elemen sudah lengkap.
AB
i. Atur posisi sesuai proses layout, juga lakukan imposisi untuk buku. j. Buang semua elemen dan halaman kosong yang tidak dipakai. k. Komunikasikan
pekerjaan
desain
yang
akan
diproses
dengan
R
repro/percetakan, seperti jenis kertas yang akan dipakai, tinta, teknik cetak,
SU
proses pasca cetak, pada saat menyerahkan file untuk proses cetak. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mencetak buku atau majalah adalah sebagai berikut :
M
a. Tentukan jumlah halaman buku atau majalah yang akan di cetak.
O
b. Tentukan jenis mesin cetak dan mesin lipat yang akan digunakan untuk mencetak dan melipat buku dan majalah.
IK
c. Tentukan ukuran dan tebal kertas yang akan digunakan.
ST
d. Buatlah katern untuk menentukan layout halaman buku dan majalah.
4.3.3 Page layout Pengaturan halaman atau page layout sangat diperlukan dalam suatu
desain barang cetakan. Pengaturan halaman merupakan dasar dari suatu proses layout, karena dengan pengaturan halaman tersebut, baik teks, gambar dan
85
material desain yang lain dapat ditempatkan secara teratur dalam suatu halaman. Sehingga akan terbentuk dua area dalam suatu lembaran kertas, yaitu area cetak yang berisi materi desain yang telah disiapkan (gambar, teks, ornamen dan lain-
A
lain.) dan area kosong yang merupakan tepi atau batas antara area cetak dengan tepi kertas. Metode yang dipakai dalam suatu page layout ada dua yaitu metode
AY
diagonal dan metode medial section (faktor perbandingan tengah).
AB
A. Metode diagonal
Metode ini menggunakan garis diagonal dalam mendapatkan area
a. Tipe tetap
SU
teknik diagonal, yaitu :
R
cetakan yang nantinya akan diisi oleh desain yang telah dibuat. Ada dua macam
Cara pertama dari metode diagonal adalah dengan tipe tetap. Disebut tipe tetap
M
karena ukuran area cetak dan area kosong ditentukan dari ukuran kertas yang digunakan. Proses yang dilakukan adalah dengan menentukan lebih dahulu
O
ukuran kertas cetaknya. Kemudian proses dilanjutkan dengan membuat garis
IK
diagonal panjang dan pendek, kemudian dari tiap titik perpotongannya ditarik garis tegak lurus, untuk kemudian dibuat garis diagonal kembali antara garis tegak
ST
lurus tadi.
AY
A
86
AB
Gambar 4.1 Metode Diagonal Tipe Tetap
Dari hasil perpotongan garis-garis tersebut, didapatkan area cetak yang tetap (warna abu-abu). Ukuran area cetak tersebut tergantung dari ukuran kertas yang
R
dipakai. Karakteristik area cetak yang dihasilkan dengan metode ini :
SU
1. Area cetak tersebut bagus untuk seni atau keindahan. 2. Sesuai atau cocok untuk tempat sajak, foto album atau tempat image/gambar. 3. Kurang bagus untuk teks, karena terlalu banyak bagian tepinya (area kertas
M
yang bukan area cetak).
O
b. Tipe terukur
IK
Cara kedua dari metode diagonal adalah dengan tipe terukur. Disebut tipe terukur karena ukuran area cetak dan area kosong ditentukan dari ukuran lebar area cetak
ST
yang akan digunakan. Caranya dengan membuat garis diagonal panjang dan pendek, dan tentukan ukuran lebar area cetaknya. Berdasarkan ukuran lebar tersebut, maka ditarik garis seukuran lebar tersebut yang digambar tepat di antara dua garis diagonal dalam satu halaman (diagonal panjang dan pendek). Dari garis tersebut, ditarik kembali garis tegak lurus ke bawah sampai mengenai garis diagonal panjang, sehingga ditemukan tinggi area cetak.
AB
AY
A
87
Gambar 4.2 Metode Diagonal Tipe Terukur
R
Karakteristik area cetak yang dihasilkan dengan metode ini yaitu: 1. Cocok untuk teks karena area cetak yang lebih luas
SU
2. Ekonomis, karena tidak membuang terlalu banyak area kosong 3. Batas-batas terlalu kecil, sehingga agak kurang baik untuk buku yang
M
membutuhkan batas-batas yang agak lebar.
O
B. Metode medial section
IK
Metode medial section ada dua macam yaitu:
a. Metode aturan pokok perbandingan 2:3:4:5
ST
Metode ini membagi area cetak mengikuti aturan pokok 2 : 3 : 4 : 5, dimana untuk margin dalam sebesar 2 bagian, atas 3 bagian, luar 4 bagian dan bawah 5 bagian.
88
b. Metode perbandingan proporsi 3 : 5 Metode ini dipakai kalau kita terpaksa menghadapi ukuran kertas dan bidang cetak yang menunjukkan proporsi yang tidak baik. Caranya, bidang kiri dan kanan
A
diberi 8 bagian untuk daerah kosongnya, kiri 3 bagian dan kanan 5 bagian. Juga
AY
untuk atas dan bawah diberi 8 bagian, dimana atas 3 bagian dan bawah 5 bagian. Perhitungan yang dilakukan adalah per bagian tinggi dan bagian lebar antara area kertas dan area cetak. Biasanya metode ini tidak membutuhkan koreksi pada saat
M
SU
R
AB
perhitungan, karena hasil perhitungan antara batas-batas tesebut sudah sesuai.
a. Metode Aturan Pokok
b. Metode Aturan Proporsi 3.5
ST
IK
O
Perbandingan 2:3:4:5 Gambar 4.3 Metode Medial Section
