Hasil dan Analisa Data
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA
Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC WC), terlebih dahulu melakukan uji coba dalam skala kecil terhadap agregat, aspal dan asbuton yang dilakukan di laboratorium. Dari hasil pengujian yang dilakukan didapat hasil yang sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan untuk kemudian diterapkan dalam skala yang lebih besar yang langsung diolah oleh unit AMP dan hasilnya dapat langsung didistribusikan ke lapangan. Untuk lebih jelasnya penulis secara sistematis menyusun hasil pengujianpengujian dan cara perhitungan sesuai dengan langkah kerja dari proses pembuatan campuran panas asbuton dengan sistem hot mix (AC WC). Data-data tersebut diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium PT Hutama Prima yang bertempat di Semplak, Bogor. Adapun data hasil pengujian dapat dirangkum dalam tabel sesuai dengan urutan pekerjaan sebagai berikut : 1) Pengujian Agregat 2) Pengujian Aspal 3) Metoda Rancangan Campuran 4) Pengujian Marshall 5) Pengujian Ekstraksi
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 1
Hasil dan Analisa Data
4.1 Hasil dan Analisa Pengujian Agregat. Agregat yang digunakan pada pengujian ini adalah agregat yang telah disediakan di laboratorium AMP PT Hutama Prima. Tujuan dari pengujian agregat adalah untuk mengetahui karakteristik dari agregat yang digunakan dalam pembuatan benda uji. Pada pengujian ini agregat kasar yang tertahan oleh saringan no.8, yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu bahan campuran yang akan digunakan dalam membuat sampel untuk uji marshall. Pada pengujian agregat halus adalah agregat tertahan oleh saringan no.200. Yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu bahan campuran yang akan digunakan dalam membuat sampel untuk uji marshall.
Tabel 4.1 Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar. Benda Uji Hot Bin-II (ukuran 6 mm s.d.14 mm) / (Batu Split). Satuan
Rumus
Berat benda uji kering oven Berat benda uji kering permukaan jenuh/SSD Berat benda uji dalam air
Gram
(Bk)
Pengujian I II 925.8 946.9
Gram
(Bj)
947.8
968.0
Gram
(Ba)
583.7
597.2
Berat jenis bulk Berat jenis kering permukaan jenuh /SSD Berat jenis semu /apparent Penyerapan/absorption
gr/cm3
Bk/(Bj-Ba)
2.543
2.554
2.548
gr/cm3
Bj/(Bj-Ba)
2.603
2.611
2.607
Bk/(Bk-Ba) (Bj-Bk) /Bk*100%
2.706 2.376
2.708 2.228
2.707 2.302
Uraian dan rumus
3
gr/cm gr/cm3
Ratarata
Berat jenis efektif adalah jumlah nilai rata-rata berat jenis bulk dengan berat jenis semu/apparent. Dari hasil pengujian diatas, didapat berat jenis efektif agregat kasar yaitu 2.628 > 2.5, dan penyerapan agregat kasar 2.302% < 3%, telah memehuni standar (SNI 1969-2008).
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 2
Hasil dan Analisa Data
Benda Uji Hot Bin-III (ukuran 3 mm s.d. 6 mm) / (Batu Screening) Satuan
Rumus
Berat benda uji kering oven Berat benda uji kering permukaan jenuh/SSD Berat benda uji dalam air
Gram
(Bk)
Pengujian I II 801.5 803.4
Gram
(Bj)
821.5
823.8
Gram
(Ba)
505.7
507.4
Berat jenis bulk Berat jenis kering permukaan jenuh /SSD Berat jenis semu /apparent Penyerapan/absorption
gr/cm3
Bk/(Bj-Ba)
2.538
2.539
2.539
3
Bj/(Bj-Ba)
2.601
2.604
2.602
3
Bk/(Bk-Ba) (Bj-Bk) /Bk*100%
2.710 2.495
2.714 2.539
2.712 2.517
Uraian dan rumus
gr/cm
gr/cm gr/cm3
Ratarata
Didapat berat jenis efektif agregat kasar yaitu 2.626 > 2.5, dan penyerapan agregat kasar 2.517% < 3%, memehuni standar (SNI 1969-2008).
Tabel 4.2 Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus. Benda Uji Hot Bin-IV (ukuran 0 s.d.3 mm) / (Abu Batu) Satuan
Rumus
Berat benda uji kering oven Berat piknometer diisi air 25ºC Berat benda uji SSD + piknometer diisi air 25ºC Berat benda uji permukaan jenuh/SSD
Gram Gram
(Bk) (B)
Pengujian I II 489.2 490.1 657.6 657.6
Gram
(Bt)
964.0
963.6
500.0
500.0
Berat jenis bulk Berat jenis kering permukaan jenuh /SSD Berat jenis semu /apparent Penyerapan/absorption
gr/cm3
Bk/(B+500-Bt)
2.527
2.526
2.527
3
500/(B+500-Bt)
2.583
2.577
2.580
3
Bk/(B+Bk-Bt) ( 500-Bk) *100%/Bk
2.676 2.208
2.662 2.020
2.669 2.114
Uraian dan rumus
Gram
gr/cm
gr/cm gr/cm3
Ratarata
Agregat halus disini memiliki tingkat penyerapan yang ideal 2.114 < 3%, sehingga agregat dapat menyerap aspal dengan jumlah cukup yang nantinya akan memberikan daya ikat aspal yang optimal. (SNI 1970-2008)
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 3
Hasil dan Analisa Data
4.2 Hasil dan Analisa Pengujian Aspal. Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70. Pengujian aspal di laboratorium meliputi uji berat jenis, penetrasi dan uji titik lembek. Tabel 4.3 Hasil Uji Berat Jenis Aspal Berat Piknometer
Berat Piknometer + Air
(gr) 115 114.6
(gr) 424.5 400
Berat Piknometer + Aspal (gr) 212.5 232.7
Berat Piknometer + Aspal + Air
Berat Jenis
Ratarata
(gr) 428.5 401.5
(gr/cc) 1.04 1.02
(gr/cc) 1.03
Standar Pemeriksaan SNI 06-24411991
Dari hasil uji diatas, didapat berat jenis aspal 1.03. Berarti memenuhi standar, yaitu minimal 1. (SNI 06-2441-1991)
Tabel 4.4 Hasil Uji Penetrasi Aspal. PENETRASI PADA 25ºC, 100 Gram, 5 Detik
Pengujian
Standar
I
II
III
1
70
71
69
2
65
68
73
Rata-rata
67.5
69.5
71
Satuan
0,1 mm SNI -06-2456-1991
Dari hasil uji penetrasi didapatkan nilai rata-rata 71 mm, yaitu kurang dari 79 mm berarti aspal memenuhi standar syarat aspal penetrasi 60/70.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 4
Hasil dan Analisa Data
Tabel 4.5 Hasil Uji Titik Lembek Aspal. No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suhu yang diamati (ºC) 0 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu (detik)
73.8 73.8 120 66.6 73.2 72.6 71.4 74.4
Standar : SNI-06-2434-1991
Pengujian Titik Lembek (ºC) Cincin (I) Cincin (II)
49
50
Rata-rata (ºC)
49.5 Satuan : ºC
Dari hasil uji titik lembek , didapatkan nilai rata-rata 49.5 ºC. Berarti aspal telah memenuhi standar, yaitu minimal 48 ºC dan maximal 56 ºC.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 5
Hasil dan Analisa Data
4.3 Hasil dan Analisa Metode Rancangan Campuran Untuk membuat benda uji masing-masing diperlukan campuran dengan berat total 1200 gr. Pembuatan benda uji masing-masing 3 (tiga buah) untuk setiap kadar aspal. Tabel 4.6
Hasil Rancangan Campuran (Mix Design) Lapis Perkerasan (AC WC) + Asbuton (5%)
Hot Bin I HB 2 HB 3 HB 4 Asbuton Aspal II HB 2 HB 3 HB 4 Asbuton Aspal III HB 2 HB 3 HB 4 Asbuton Aspal
(%) HB
50 20 25 5 4.5 100 50 20 25 5 5 100 50 20 25 5 5.5 100
Total berat (1200gr)
Hot Bin
573.0 229.2 286.5 57.3 54.0
IV HB 2 HB 3 HB 4 Asbuton Aspal
570.0 228.0 285.0 57.0 60.0
V HB 2 HB 3 HB 4 Asbuton Aspal
567.0 226.8 283.5 56.7 66.0
VI HB 2 HB 3 HB 4 Asbuton Aspal
(% ) HB
Total berat (1200gr)
50 20 25 5 6 100
564.0 225.6 282.0 56.4 72.0
50 20 25 5 6.5 100
561.0 224.4 280.5 56.1 78.0
50 20 25 5 7 100
558.0 223.2 279.0 55.8 84.0
Dari hasil rancangan campuran (mix design) didapat persentase untuk agregat HB-II 50%, HB-III 20%, HB-IV 25%, pemakaian asbuton sebesar 5% terhadap campuran.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 6
Hasil dan Analisa Data
4.4 Hasil dan Analisa Pengujian Marshall. Uji Marshall dilakukan untuk mendapatkan stabilitas dan kelelehan (flow) dari campuran aspal dan agregat. Data yang didapatkan dari benda uji yaitu berat benda uji, berat benda uji dalam keadaan jenuh dan berat benda uji dalam air. Kemudian dilakukan perhitungan karakteristik campuran meliputi Volume Pori Dalam Agregat (VMA), Volume Pori Dalam Campuran (VIM), Volume Pori Campuran Yang Terisi Aspal/Bitumen (VFB), Stabilitas, Kelelehan dan Kekakuan sesuai dengan standar dan spesifikasi Pada penelitian ini, kadar aspal optimum ditentukan dari pemeriksaan uji marshall dari parameter yang dicatat dalam pengujian marshall adalah nilai rongga dalam campuran (VIM), rongga dalam agregat (VMA), Kelelehan, Stabilitas dan Kekakuan. Berikut hasil langkah-langkah pengujian tes stabilitas marshall dengan variasi benda uji untuk masing-masing kadar aspal sebanyak 3 (tiga) buah sampel, yang akan diambil nilai rata-ratanya untuk mencari kadar optimum aspal dengan lama perendaman 30 menit.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 7
Hasil dan Analisa Data
Contoh perhitungan hasil uji marshall : Uraian
Rumus
Nilai
a.
Persen aspal terhadap agregat
= 5%
b.
Berat benda uji dalam keadaan kering
= 1188.3gr
c.
Berat benda uji dalam air
= 661.2 gr
d.
Berat benda uji dalam keadaan jenuh (SSD)
= 1190.0 gr
e
Isi benda uji (Volume)
(d – c)
= 528.8 gr
f.
Berat benda uji semu (Apparent)
(b / e)
= 2.258 gr
g.
Maximum Density
h.
Nilai rongga dalam agregat (VMA)
i.
= 2.398 gr/cm3 100-((f*(100-a)/ (t ))*100%
= 14.90 %
Nilai rongga dalam campuran (VIM)
(u-f)/u*100%
= 6.18 %
j.
Nilai rongga dalam aspal (VFB)
(h-i)/h*100%
= 58.52 %
k.
Bacaan angka stabilitas (Gauge Value)
l.
Angka Pokok (Main)
(k * q)
= 1066 kg
m.
Nilai Stabilitas (Adjust)
(l * p)
= 1023 kg
n.
Bacaan arloji kelelehan (Flow)
o.
Kekakuan / Marshall Quotient (MQ)
p.
Angka Koreksi
q.
Kalibrasi Proving Ring
r.
Faktor kalibrasi
= 10.00408 pound
s.
Nilai konversi
= 0.4536
t.
Bulk Specific Gravity total aggregat (Gsb)
= 2.521 g/cm3
u.
Max Specific Gravity (Gmm)
= 235 kg
= 3.10 mm (m / n)
= 342 kg/mm = 0.96
(r * s)
= 4.538 kg
Nilai untuk kadar aspal : 4.5% = 2.415 5%
= 2.398
5.5% = 2.382 6%
= 2.365
6.5% = 2.349 7%
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
= 2.333
Bab.IV- 8
Hasil dan Analisa Data
Tabel 4.7 Perhitungan Karakteristik Uji Marshall
Contoh
Stabilitas (kg)
a
Kadar Aspal (%)
Berat Dalam Air (gram)
Berat SSD (gram)
d
e
Vol. (cc)
k
l
m
n
o
1185.6
530.3
2.233
210
953
915
3.00
1180.1
525.9
2.243
220
998
958
2.90
1180.0
655.6
1183.0
527.4
2.237
205
930
893
2.80
922
2.90
5
5.5
3
661.2
1190.0
528.8
2.247
235
1066
1023
3.00
662.3
1183.2
520.9
2.267
245
1112
1112
3.10
662.0
1185.0
523.0
2.261
240
1089
1045
3.20
1060
3.10
2.258
6
6.5
3
525.9
2.263
250
1134
1089
3.30
1180.5
662.4
1181.7
519.3
2.273
260
1180
1180
3.40
1180.0
660.2
1182.3
522.1
2.260
265
1202
1202
3.50
1157
3.40
1198
3.60
660.8
2.265 1186.6
525.8
2.255
15.08
4.75
68.50 275
1248
1180.9
662.4
1182.1
519.7
2.272
270
1225
1225
3.50
1179.2
662.0
1180.5
518.5
2.274
280
1270
1270
3.40
1231
3.50
2.267
15.47
4.00
74.14
1176.8
657.5
1177.4
519.9
2.264
265
1202
1202
3.70
1180.6
660.0
1181.9
521.9
2.262
270
1225
1225
3.50
657.0
1177.0
520.0
2.260
275
1248
1248
3.60
1225
3.60
Rata-rata
7
58.52
1190.8
1175.2
1
6.18
664.9
Rata-rata 1
14.90
1189.9
1185.8
3
50.43
1180.9
Rata-rata 1
7.55
1188.3
1182.4
1
3
Disesuaikan (adjust)
655.3
Rata-rata
2
Angka Pokok (main)
MQ (kg/ mm)
654.2
15.23
j
Bacaan Angka (gauge value)
Flow (mm)
1184.4
2.238
i
VFB (%)
1179.8
3
2
h
VIM (%)
4.5
1
2
g
f
Rata-rata
2
VMA (%)
c
3
2
Berat Jenis Semu (g/cm3)
b
1 2
Berat Kering (gram)
2.262
16.11
3.74
76.78
1158.0
655.1
1171.0
515.9
2.245
258
1171
1171
3.70
1148.0
650.5
1162.0
511.5
2.244
259
1175
1175
3.80
659.3
1170.0
510.7
2.254
259
1175
1175
3.80
1174
3.77
1151.0
Rata-rata
2.248
17.08
3.40
80.09
Dari pengujian tersebut diatas dapat dirangkum hasil nilai rata-rata dalam tabel hasil uji marshall sebagai berikut :
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 9
318
342
340
352
340
312
Hasil dan Analisa Data
Tabel 4.8 Karakteristik Hasil Uji Marshall.
Kadar Aspal (%)
Karakteristik
Persyaratan
No. Campuran 4.5
5
5.5
6
6.5
7
Min
1
VMA (%)
15.23
14.90
15.08
15.47
16.11
17.08
15
2
VIM (%)
7.55
6.18
4.75
4.00
3.74
3.40
3.5
3
VFB (%)
50.43
58.52
68.50
74.14
76.78
80.09
60
4
Stabilitas (kg)
922
1060
1157
1231
1225
1174
1000
5
Kelelehan (mm)
2.90
3.10
3.40
3.50
3.60
3.77
3
6
Kekakuan (kg/mm)
318
342
340
352
340
312
300
Maks
5.5
Dari hasil nilai rata-rata pada pengujian marshall, untuk mencari kadar aspal optimum dipresentasikan ke dalam gambar hubungan kadar aspal sebagai berikut :
4.4.1
Hubungan Kadar Aspal dengan VMA
Gambar 4.1 Hubungan kadar aspal dengan VMA
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 10
Hasil dan Analisa Data
Pada gambar 4.1 karakteristik campuran aspal jika dibandingkan dengan nilai VMA, cenderung meninggi seiring pertambahan kadar aspal yang terjadi, hal ini dikarenakan dengan kadar aspal yang semakin banyak semakin besar pula rongga-rongga udara yang tertutup oleh aspal tersebut sehingga terjadi ikatan yang kuat antara agregat dalam campuran.
4.4.2 Hubungan Kadar Aspal dengan VIM
Gambar 4.2 Hubungan kadar aspal dengan VIM
Pada gambar 4.2 hubungan kadar aspal dengan VIM (volume pori dalam campuran), membentuk kurva yang semakin menurun seiring dengan adanya penambahan kadar aspal, karena semakin tingginya kadar aspal menyebabkan VIM semakin berkurang. Untuk kadar aspal 4.5% tidak memenuhi syarat, sebab nilai VIMnya melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 11
Hasil dan Analisa Data
4.4.3 Hubungan Kadar Aspal dengan VFB
Gambar 4.3 Hubungan kadar aspal dengan VFB
Pada gambar 4.3 karakteristik VFB terlihat sebagai kurva yang meninggi seiring dengan
bertambahnya kadar aspal.
Kriteria VFB membantu
perencanaan campuran dengan memberikan VMA yang dapat diterima. Pengaruh utama kriteria VFB adalah membatasi VMA maksimum dan kadar aspal maksimum. Untuk kadar aspal 4.5% tidak memenuhi syarat, sebab nilai VFBnya dibawah persyaratan yang telah ditentukan.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 12
Hasil dan Analisa Data
4.4.4 Hubungan Kadar Aspal dengan Stabilitas
Gambar 4.4 Hubungan kadar aspal dengan stabilitas
Pada gambar 4.4 hubungan kadar aspal dengan stabilitas, terlihat dengan bertambahnya kadar aspal kadar aspal maka nilai stabiltas akan naik hingga batas maksimum dan menurun sejalan dengan penambahan kadar aspal, hal ini disebabkan dengan semakin bertambahnya kadar aspal maka daya ikat antar partikel agregat akan berkurang (prosentase jumlah agregat berbanding terbalik dengan prosentase kadar aspal) sehingga nilai stabilitas akan semakin menurun. Nilai stabilitas mempunyai banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu agregat yang bergradasi baik dan bergradasi rapat yang memberikan rongga antar butiran agregat (Voids in Mineral Agregat = VMA) yang kecil. Nilai VMA sangat berpengaruh terhadap tingginya nilai stabilitas, semakin tinggi nilai VMA maka makin kecil nilai stabilitas yang dihasilkan. Tetapi jika nilai stabilitas sangat tinggi akan menyebabkan lapisan menjadi kaku dan cepat mengalami retak-retak karena kadar aspal yang rendah.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 13
Hasil dan Analisa Data
4.4.5 Hubungan Kadar Aspal dengan Kelelehan (Flow)
Gambar 4.5 Hubungan kadar aspal dengan kelelehan
Pada gambar 4.5 hubungan kadar aspal dengan kelelehan, terlihat nilai kelelehan semakin meningkat seiring dengan penambahan kadar aspal. Kelelehan yang tinggi dikarenakan nilai VMA yang besar serta kadar aspal yang tinggi. Nilai kelelehan yang tinggi dapat mengakibatkan lapis perkerasan menjadi fleksibel.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 14
Hasil dan Analisa Data
Kekakuan/MQ (kg/mm)
4.4.6 Hubungan Kadar Aspal dengan Kekakuan (MQ)
Kadar Aspal (%)
Gambar 4.6 Hubungan kadar aspal dengan kekakuan (MQ)
Pada gambar 4.6 hubungan kadar aspal dengan kekakuan, terlihat nilai kekakuan semakin meningkat seiring dengan penambahan kadar aspal, tetapi setelah mencapai titik maksimum, nilai kekakuannya kembali menurun seiring penambahan kadar aspal. Makin besar nilai kekakuan maka makin besar kekakuan campuran aspal. Hal ini berarti campuran aspal tersebut memiliki ketahanan terhadap deformasi permanen.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 15
Hasil dan Analisa Data
Parameter Marshall
VIM
VMA
Stabillitas
Flow
4.5
5
5.5
6
6.5
7
Kadar Aspal KAO = (5.8+6.6)/2 = 6.2%
Gambar 4.7 Penentuan Kadar Aspal Optimum :
Dari gambar diatas didapat nilai kadar aspal optimum 6.2%, nilai ini diambil dari batas terdalam yaitu 5.8% sampai 6.6% maka diperoleh kadar aspal optimum sebesar (5.8+6.6) / 2 = 6.2%, dimana kadar aspal tersebut akan digunakan untuk campuran dengan lama perendaman 30 menit dan 24 jam.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 16
Hasil dan Analisa Data
4.5 Hasil dan Analisa Pengujian Ekstraksi. Pengujian ekstraksi adalah untuk mengetahui kadar aspal yang terkandung dalam hasil benda uji dari campuran panas (hot mix) atau sebagai kontrol kualitas dari hasil uji campuran beraspal panas asbuton.
Tabel 4.9 Hasil Uji Ekstraksi. Pengujian Uraian
satuan
Rata-
Rumus I
II
III
rata
Berat sampel sebelum diuji (A)
gram
950
900
1000
950
Berat sampel setelah diuji (B)
gram
887
840.7
934
887.2
Berat kertas filter sebelum diuji (C)
gram
11.5
11.3
11.2
11.3
Berat kertas filter setelah diuji (D)
gram
14.7
14.6
15.1
148
Berat filler yang menempel di kertas
gram
(D-C)
3.2
3.3
3.9
3.5
Berat total agregat setelah diuji
gram
(B+E)
891.1
844
937.9
891
Berat aspal (G)
gram
(A-G)
58.9
56
62.1
59
(%)
(G/A)*100%
6.20
6.22
6.21
6.21
filter (E)
Persentase kadar aspal terhadap campuran
Didapat nilai rata-rata 6.21 berarti mendekati nilai optimum sebesar 6.2%. Batas toleransi hasil ekstrasi adalah 0.3%, telah sesuai dengan standard Bina Marga. Tujuan dari pengujian ini sebagai kontrol kualitas terhadap hasil pembuatan hot mix pada skala besar, apakah memenuhi spesifikasi yang diminta pihak klien atau tidak. Jika tidak sesuai dengan spesifikasi maka dapat dilakukan pengecekan ulang pada proses pembuatan di AMP dengan mengecek apakah ada kerusakan pada peralatan pencampur, kesalahan pada operator dan hal lainnya.
Tugas Akhir : Cahya Mulyanto : 41108110034
Bab.IV- 17