BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG PEKALONGAN
A. Analisis Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil
pada AJB
Bumiputera Syariah Cabang Pekalongan Untuk menghindari praktik riba, maka model perhitungan nisbah bagi hasil pada AJB Bumiputera Syariah, dapat dilihat misalnya pada1 : 1.
Akad Mudharabah a.
Dengan akad mudharabah berarti surplus underwriting dari hasil operasi perusahaan dibagi dengan peserta atau partisipan.
b.
Dasar perhitungan mudharabah dihitung dengan menggunakan rata-rata tertimbang surplus underwriting yang diperoleh.
2.
3.
Persyaratan Pembayaran Mudharabah a.
Polis telah jatuh tempo.
b.
Premi (kontribusi asuransi) telah dibayar penuh.
c.
Tidak ada pembayaran klaim selama periode covered.
Formula Perhitungan Mudharabah a.
Periode asuransi.
1
Wawancara dengan Bapak Titis Riyanto AAAIJ, Kepala Cabang AJB Bumiputera 1912 Syariah Cabang Pekalongan, aset tidak disebutkan , 23 Februari 2011.
63
64
b.
Kontribusi asuransi.
c.
Tanggal pembayaran.
d.
Rate mudharabah.
4. Tata Cara Perhitungan Mudharabah a.
Rata-rata mudharabah = bagi hasil yang didapatkan peserta x rata-rata tertimbang yang diperoleh
rata - rata mudharabah rata - rata tertimbang
b.
Rasio mudharabah =
c.
Di hitung nilai bagi hasil untuk masing-masing peserta dengan menggunakan rumus :
Rasio mudharabah x Premi yang dibayar peserta x
5.
jumlah hari lunas jumlah hari pertanggungan
Tata Cara Pembayaran Mudharabah a) Cadangan mudharabah dibagikan kepada peserta yang selesai pertanggungannya dengan menggunakan rate atas premi yang disetor peserta. b) Peserta yang menerima mudharabah adalah peserta yang tidak mendapatkan manfaat klaim. c) Peserta yang melakukan keterlambatan pelunasan diberikan mudharabah secara proposional.
65
B. Analisis Penerapan Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada AJB Bumiputera Syariah Cabang Pekalongan Penerapan model perhitungan nisbah bagi hasil di AJB Bumiputera Syariah Cabang Pekalongan dalam melakukan perhitungan bagi hasil di AJB Bumiputera Syariah Cabang Pekalongan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Rata-rata tertimbang yaitu perkiraan waktu pengendapan dana atau perkiraan jumlah premi yang diterima tiap bulan. Untuk
menentukan
rata-rata
tertimbang
terlebih
dahulu
harus
menentukan2 : 1. Bulan tertimbang Bulan tertimbang yaitu jumlah bulan selama pengendapan dana. 2. Timbangan Timbangan digunakan untuk mengukur lamanya pengendapan dana. 3. Premi bruto Premi bruto adalah premi penutupan langsung ditambah premi penutupan tidak langsung setelah masing-masing dikurangi komisi. 4. Surplus underwriting dan hasil investasi Surplus underwriting adalah memaksimalkan laba melalui distribusi risiko
yang
diperkirakan
akan
mendatangkan
laba.
Dalam
menginvestasikan dananya AJB Bumiputera Syariah berupa deposito dan obligasi syariah, jika surplus maka akan dibagikan ke peserta berupa uang melalui rekening masing-masing, tetapi jika pendapatan
2
Ibid
66
surplus investasi itu sedikit maka pihak AJB Bumiputera Syariah dengan persetujuan dari peserta asuransi maka dana tersebut akan disalurkan ke BAZIS. 5. Premi tertimbang Merupakan hasil kali nilai premi bruto dengan timbangan. Hal ini dimaksudkan untuk memasukkan faktor waktu (jumlah bulan) pengendapan dana perusahaan. 6. Tertimbang Merupakan hasil perkalian antara surplus underwriting dan hasil investasi dikalikan dengan timbangan. Implikasi menggunakan metode rata-rata tertimbang ini adalah apabila nilai tertimbang yang dihasilkan meningkat maka jumlah mudharabah (bagi hasil) yang akan dibayarkan ke peserta juga akan meningkat pula. Untuk lebih jelasnya, mengenai penerapan model perhitungan nisbah bagi hasil di AJB Bumiputera Syariah Cabang Pekalongan, digunakan tabel berikut :
67
Tabel 4.1 Rata-rata Tertimbang Premi yang diterima (monthly) Keterangan (Bulan) Feb-09 Mar-09 Apr-09 May-09 Jun-09 Jul-09 Aug-09 Sept-09 Oct-09 Nov-09 Dec-09 Jan-09 Total Rata-rata (f)
Timbangan
Premi Bruto
Tertimbang
a 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 78
b 400.000.0000 450.000.000 300.000.000 600.000.000 400.000.000 700.000.000 250.000.000 650.000.000 750.000.000 200.000.000 800.000.000 500.000.000 6.000.000.000 500.000.000
c 4.800.000.000 4.950.000.000 3.000.000.000 5.400.000.000 3.200.000.000 4.900.000.000 1.500.000.000 3.250.000.000 3.000.000.000 600.000.000 1.600.000.000 500.000.000 36.700.000.000 470.512.821
Underwriting Surplus dan Hasil Investasi d 100.000.000 112.500.000 75.000.000 150.000.000 100.000.000 175.000.000 62.500.000 162.500.000 187.500.000 50.000.000 200.000.000 125.000.000 1.500.000.000 125.000.000
Tertimbang e 1.200.000.000 1.237.500.000 750.000.000 1.350.000.000 800.000.000 1.225.000.000 375.000.000 812.000.000 750.000.000 150.000.000 400.000.000 125.000.000 9.175.000.000 117.628.205
Keterangan : a) Weight (timbangan) digunakan untuk mengukur lama pengendapan dana. Misalnya : dana yang terkumpul pada bulan Februari 2009 akan telah mengendap selama 12 bulan pada bulan Januari 2010. b) Premi bruto merupakan nilai produksi langsung dan tidak langsung bruto pada bulan berjalan. Nilai ini termasuk premi yang sudah lunas maupun masih terhutang. c) Premi tertimbang merupakan pengalian nilai premi bruto (b) dengan timbangan (a). Hal ini dimaksudkan untuk memasukkan faktor waktu (jumlah bulan) pengendapan dana perusahaan. d) Merupakan underwriting surplus bulan berjalan. Nilai ini yang sudah termasuk nilai yang sudah surplus maupun masih terhutang.
68
e) Merupakan nilai underwriting surplus bulan berjalan dikalikan dengan timbangan. Hal ini dimaksudkan untuk memasukkan faktor waktu (jumlah bulan) pengendapan dana diperusahaan. f) Nilai pada kolom (c) dan (e) masing-masing dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah pada kolom (a) sehingga dihasilkan nilai premi bruto rata-rata tertimbang, underwriting surplus, dan hasil investasi rata-rata tertimbang. Nilai rata-rata pada kolom (b) dan (d) hanya merupakan referensi apabila nilai pada kolom tersebut dirata-ratakan tanpa timbangan, dengan perhitungan jumlah pada kolom (b) dan (d) tersebut dibagi 12 (dua belas). Dari data diatas, maka Rate Mudharabah
AJB Bumiputera
Syariah adalah sebagai berikut : a. Rata-rata Mudharabah yang dibagikan = bagi hasil yang didapatkan peserta x rata-rata tertimbang yang diperoleh
Rata-rata mudharabah = 30% x 117.628.205 = 35.288.462 b. Rasio mudharabah =
=
rata - rata mudharabah rata - rata tertimbang 35.288.462 470.512.821
= 7,5% Dengan demikian, rasio mudharabah yang dibagikan untuk peserta yaitu sebesar 7,5%.
69
c. Jadi nilai mudharabah (bagi hasil) untuk masing-masing peserta yaitu :
Rasio mudharabah x Premi yang dibayar peserta x
jumlah hari lunas jumlah hari pertanggungan
Misalnya : Periode asuransi 02/01/2006 s/d 01/01/2007 Kontribusi asuransi (premi yang dibayarkan peserta) Rp.5.000.000,00 Tanggal pembayaran 01/02/2007 Rate Mudharabah 7,5% Jawab : Mudharabah (bagi hasil) 7,5% x Rp.5000.000,00 = Rp.375.000,00 7,5% x 335/365 x Rp.5.000.000,00 = Rp.344.178,00