BAB IV ANALISIS KONSEP ZUHUD ABDUL ROZAQ FAKHRUDDIN DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN MUHAMMADIYAH
Zuhud menurut AR Fakhruddin seperti halnya orang hidup adalah atas kehendak Allah. Miskin, kaya, sehat, sakit, semuanya itu adalah pakaian orang hidup. Manusia tidak perlu susah ataupun bingung karena tidak akan menyelesaikan persoalan. Bila kita sedang miskin terimalah dengan sabar, tidak perlu bingung. Banyak orang yang miskin tetapi karena hatinya tabah, yakin akan datangnya pertolongan Allah kemudian berikhtiar, bekerja. Rezeki kalau sedang datang tidak dapat ditolak.1 Manusia hanya diberi wewenang untuk berikhtiar, berdaya upaya dan yang menentukan adalah Allah. Oleh karena itu, marilah kita berikhtiar dengan benar, berdaya upaya dengan sungguh-sungguh, dengan pemikiran yang matang dan penuh kehati-hatian. Tentang berhasil atau tidaknya ikhtiar atau daya upaya itu serahkan sepenuhnya kepada Allah. Selain berikhtiar, sebaiknya manusia tidak berlebihan dan kemewahan dalam hidupnya AR Fakhruddin menyadari betul bahwa kesenangan dan kemewahan duniawi, pada dasarnya hanya akan membuat manusia berada dalam kemelut, resah dan gelisah. Sementara kondisi yang demikian ini juga membuat manusia
1
AR. Fakhruddin, Soal Jawab yang Ringan-ringan… hlm 164
57
58
semakin jauh dari Tuhan bukan sebaliknya berada sedekat mungkin dengan Tuhan.2 Zuhud dalam Islam muncul pada zaman Nabi Muhammad saw dan para
sahabat,
akan
tetapi
masih
dalam
bentuk
perilaku.
Seperti
Kesederhannan dalam berpakaian, tidak berlebihan dalam hal makanan, membagikan-bagikan hartanya untuk orang yang membutuhkan, lebih mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan pribadi, dan perilaku terpuji yang dimiliki oleh Ashāb al-Suffah, meskipun sebagian besar dari mereka (Ashāb al-Suffah) adalah orang-orang fakir yang berjuang dijalan Allah, tidak mampu berkerja sehingga mereka tidak memiliki penghasilan, tetapi mereka tidak mau meminta-minta kepada orang lain, dan mereka menghabiskan waktunya untuk membaca al-Qur‟an serta berzikir.3 Sepeninggal Nabi Muhammad dan dua orang sahabatnaya yaitu khalifah pertama Abu Bakar As-Sidiq dan khalifah kedua Umar ibn Khatab, terjadi perang saudara antar umat Islam dalam waktu yang lama (masa sahabat dan Bani Umaya), para militan partai politik menggunakan al-Qur‟an dan al- Hadist asli ataupun palsu untuk mengklaim bahwa partai politiknya yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw, semakin meningkatnya sikap acuh tak acuh dan meremehkan hal-hal yang berkaitan dengan akhlaq, pemaksaan kehendak keagamaan para penguasa yang lalim kepada kaum Muslimin.4 Faktor-faktor itulah yang memunculkan sekelompok orang dari sahabat Nabi 2
Masyitoh Chusnan, Tasawuf Muhammadiyah; Menyelami Spiritual Leadership AR. Fakhruddin…hlm 112 3 Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern… hlm 20 4 Abu al-Wafa al-Ghanimi al-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Pustaka, 1997), hal. 68
59
yang mengasingkan diri dari keramaian dunia dengan cara lari ke gua-gua dan ke tempat-tempat sepi supaya terhindar dari kekacauan tersebut, perilaku ini disebut dengan zuhud. Gerakan tersebut merupakan tindakan untuk memprotes situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomi pada saat itu. Konsep zuhud menjadi ekstrim setelah mengalami perkembangan lebih lanjut, yakni tasawuf dalam bentuk tarīqah. Dalam menjalani hidupnya, Pak AR berusaha semaksimal mungkin mengikuti perilaku Nabi Muhammad Saw. Kehidupannya selalu ditujukan untuk kepentingan umat dan masyarakat. Kepentingan akhirat dan ridha Allah-lah orientasi hidup Pak AR. Akhlak Pak AR adalah akhlak seorang sufi, walaupun beliau jarang atau tidak pernah menyebut tentang tasawuf tetapi beliau tidak menyukai dan tidak mencintai dunia. Kehidupan Pak AR tersebut bisa menjadi teladan bagi kita semua, umat Muhammadiyah, para politisi, pemimpin Negara dan masyarakat. Kesederhanaan hidupnya yang tak pernah tenggelam dalam godaan duniawi, keteguhan hatinya serta pandangan hidupnya yang selalu lurus, prinsip hidup hanya untuk mencari rida Allah yang dijalankan ternyata justru meninggikan harkat dan martabatnya di dunia.5 Menurut AR Fakhruddin setiap yang yang menerima nikmat dari Allah berupa kekayaan harta benda maupun yang lainnya, hendaklah ia bersyukur kepada Allah dan memohon kepada-Nya, semoga harta kekayaan itu menjadi berkah adanya dan dapat digunakan untuk ibadah. Mohonlah 5
Mochammad Faried Cahyono dan Abu Tsauban Habibullah, Pak AR Santri Desa yang Memimpin Muhammadiyah… hlm viii
60
kepada Allah agar harta itu tidak membuat ia dan anak istrinya lupa kepada Allah.6 Orang yang sudah benar-benar yakin kepada Allah SWT, akan merasakan betapa banyaknya pemberian Allah SWT kepadanya seperti diberikan hidup, rezeki, pangkat, harta dan lain sebagainya. Apabila hatinya sudah dapat merasakan demikian, maka ia akan selalu dekat dengan Allah dan Allah pun akan dekat dengannya. Tetapi sebaliknya bila ia menjauhi Allah maka Allah akan jauh darinya. 7AR Fakhruddin juga memberikan nasehat kepada warga Muhammadiyah untuk tidak berlebihan. Bagi Pak AR, harta dunia bukanlah yang utama. Hidupnya diserahkan sepenuhnya untuk dakwah Islam. Seringkali Pak AR mendapat undangan untuk ceramah. Saat pulang, amplop yang diberikan panitia selalu dibagikan kepada karyawan kantor PP Muhammadiyah. Pak AR mengaku senang jika ceramah di kampung-kampung pinggiran Yogyakarta yang banyak berisi rakyat miskin. Menurut dia, itu adalah sunnah Nabi Muhammad SAW. Konsep zuhud AR Fakhruddin sama seperti pemikiran zuhud Hamka yang dapat dilihat dari arti zuhud yakni “tidak ingin” dan “tidak dendam” kepada dunia, kemegahan, harta benda, dan pangkat. Dengan pengertian zuhud yang semacam ini, maka seorang yang zahid adalah orang yang hatinya tidak terikat oleh materi. Ada atau tidak adanya materi adalah sama saja, stabil dalam kehidupannya. Bagi Hamka, orang yang zuhud adalah orang yang sudi miskin, sudi kaya, namun harta itu tidak menjadi sebab melupakan Allah dan lalai terhadap kewajiban. Zuhud tidak berarti eksklusif 6
AR. Fakhruddin, Tiga Puluh Pedoman Anggota Muhammadiyah, (Jakarta: PT Harapan Melati, 1985), hlm 114 7 AR. Fakhruddin, Soal Jawab yang Ringan-ringan… hlm 216-217
61
dari kehidupan duniawi, sebab Islam menganjurkan semangat berjuang, semangat berkorban dan bekerja. Bagi Hamka kekayaan hakiki adalah mencukupkan apa yang ada, sudi menerima walaupun berlipat ganda berates milyun, sebab dia nikmat Tuhan. Dan tidak pula kecewa jka jumlahnya berkurang, sebab dia datang dari sana dan akan kembali kesana. Jika kekayaan melimpah kepada diri, walaupun bagaimana banyaknya, kita teringat bahwa gunanya adalah untuk menyokong amal dan ibadah, iman dan untuk membina keteguhan hati menyembah Tuhan.8 AR Fakhruddin adalah seorang pemimpin yang sangat bersahaja, berhati
lembut
terhadap
umatnya
dan
memegang
teguh
amanah
kepemimpinannya dengan sangat luar biasa. Zuhud adalah perbuatan hati. Oleh karenanya, tidak hanya sekedar memperhatikan kehidupan lahiriyah lalu seseorang bisa nilai sebagai orang yang zuhud. Sebagai
pemimpin
organisasi
masyarakat
Islam
sebesar
Muhammadiyah, AR Fakhruddin tentu bisa mendapatkan harta yang diharapkannya dengan mudah tetapi sungguh hebat teladan kesederhanaan dari pak AR. Beliau tidak pernah terpikir untuk menumpuk harta. Bagi pak AR harta dunia bukanlah yang utama, hidupnya diserahkan sepenuhnya untuk dakwah Islam Meski hampir seperempat abad ia menduduki jabatan puncak di Muhammadiyah, kehidupan Pak AR sapaan akrabnya sangat jauh dari kesan
8
Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern… hlm 130
62
kemewahan dan limpahan harta. Betapa melimpahnya rizqi dari Allah SWT kepada pak AR, sehingga kehidupan beliau hampir sama sekali tidak bergantung kepada barang-barang dunia. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut, kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa zuhud adalah hamba lebih meyakini rezeki yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangannya. Hal ini tumbuh dari bersih dan kuatnya keyakinan, karena sesungguhnya Allah telah menanggung dan memastikan jatah rezeki setiap hamba-Nya. Dengan demikian setiap orang merealisasikan rasa yakin kepada Allah, mempercayakan segala urusan kepada
Allah,
ridha
terhadap
segala
pengaturan-Nya,
memutus
ketergantungan kepada makhluk baik rasa takut dan harapnya, dan semua hal tadi menghalanginya untuk mencari dunia dengan sebab-sebab yang dibenci, maka setiap orang yang keadaannya demikian sesungguhnya dia telah bersikap zuhud terhadap dunia. Zuhud adalah hamba memandang sama orang yang memuji dan mencelanya ketika dirinya berada di atas kebenaran. Ini merupakan tanda bahwa dirinya zuhud terahadap dunia, menganggapnya sebagai sesuatu yang remeh dan minimnya kecintaannya kepada dunia. Konsep zuhud AR Fakhruddin adalah perilaku berpaling dari segala sesuatu kecuali Allah, hanya menginginkan Allah semata. Menolak hiasanhiasan dunia, kenikmatan harta benda,kemegahan, dan membenci hal-hal yang dapat melalaikan ibadah, serta menyendiri menuju jalan Allah dalam „uzlah atau khalwat dan ibadah. Akan tetapi, zuhud yang dapat melemahkan seperti sikap malas, lemah dan benar-benar meninggalkan dunia itu bukan
63
ajaran Islam. Semangat Islam adalah semangat berkorban dan berkerja keras. Agama Islam merupakan agama yang menyuruh umatnya untuk mencari rezeki, dan mendorong umatnya untuk mendapatkan kemuliaan, ketinggian dan keagungan diantara bangsa-bangsa lain. Agama Islam juga mendorong umatnya untuk menjadi khalifah di bumi yang berlandaskan keadilan, mengambil kebaikan dari manapunasalnya, dan memperbolehkan mencari kenikmatan dunia sesuai dengan ajaran Islam. Zuhud dalam Muhammadiyah berpedoman pada Al-Qur„an dan alHadis, zuhud sudah menjadi perilaku AR Fakhruddin sebagai tokoh Muhammadiyah seperti berkerja keras, meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan hartatetapi rela tidak digaji untuk mengabdikan diri kepada persyarikatn dan tidak berebut menjadi pimpinan atau ketua dalam organisasi Muhammadiyah, serta tidak rakus terhadap harta, bahkan mendermakan sebagian besar hartanya untuk kemajuan persyarikatan dan kepentingan umat manusia.Perilaku itulah yang dicontohkan oleh AR Fakhruddin, dan didakwahkan kepada warga Muhammadiyah. Dalam berdakwah Pimpinan Muhammadiyah tidak-bosan-bosan dalam menghimbau warganya dan masyarakat umum untuk memahami agama Islam secara benar, karena seseorang yang hati nuraninya sudah hidup karena agama, dia akan melihat dan tanggap terhadap fenomena yang terjadi di sekelilingnya. Pimpinan Muhammadiyah dalam medakwahkan amar ma‟ruf nahimunkar kepada masyarakat bersifat perbaikan, pemberdayaan, bimbingan dan peringatan. Muhammadiyah dalam melakukan aksi sosialnya di berbagai
64
aspek kehidupan ditujukan untuk kemajuan umat Islam, bangsa, dan umatmanusia yang berlandaskan keyakinan dan pemahaman keagamaan, bahwaajaran Islam yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw merupakan agama rahmatan li al-„ālamīn untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi umat manusia dan Islam sebagai ajaran didalamnya terdapat hidayah, penyerahan diri, rahmat, kemashalatan, dan kebahagian hidup umat manusia di dunia dandi akhirat. Keyakinan dan paham tersebut diaplikasikan oleh Muhammadiyah dalam bentuk gerakan Islam yang melakukan misi dakwah dan tajdid untuk kemashalatan hidup umat manusia. Sesuatu yang nampak menonjol dari pribadi Pak AR adalah kesederhanaan, kejujuran, dan keikhlasan. Tiga sifat itulah, warisan utama Pak AR yang perlu terus dihidupkan tidak hanya oleh kalangan Muhammadiyah. Selaku pemimpin umat, Pak AR sangat sepi dari limpahan harta benda. Beliau sangat mungkin untuk memiliki mobil mengkilap, atau rumah mewah. Tetapi Pak AR memilih untuk tidak berlebihan. kepribadian Pak AR ini, setidaknya dapat diperoleh gambaran seorang pemimpin yang merakyat, dengan tutur katanya yang seiring dengan perbuatanya, beliau juga tak silau dengan harta dan jabatan duniawi. Pak AR yang notabene adalah seorang pemimpin organisasi besar yang anggotanya berpuluh-puluh juta. Sedang dia hanya menjual beberapa dirgen minyak tanah dan bensin didepan pagar rumahnya. Dengan serangkaian riwayat hidup Pak AR yang penuh keteladanan. Kita sebagai generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa mendatang, patutlah mengambil banyak pelajaran terkait
65
sikap sebagai pemimpin yang senantiasa sederhana, rendah hati, dan tak silau dengan jabatan yang diemban. Senantiasa hidup sewajarnya tanpa berlebihlebihan apalagi bermewah-mewahan. Dengan kesederhanaan, setiap amanah dan tanggungjawab yang dipikul akan lebih memberikan kesan ringan, nyaman serta dapat menambah keberkahan. Kehidupan zuhud AR Fakhruddin seperti kehidupan zuhud Abu Bakr al-Siddiq yang tampak tidak berambisi dan tidak memburu kursi atau jabatan, jabatan itu diterimanya karena semata-mata ingin beribadah dan khidmah kepada kepentingan umat. Abu Bakr dinyatakan sebagai seorang zahid bahwa pengorbanannya sangat tinggi terhadap perjuangan Islam. Dia pernah menyerahkan semua hartanya untuk perjuangan Islam. Tidak berbeda dengan kesederhanaan Umar ibn Khattab, kehidupan sederhanya itu tidak hanya untuk dirinya sendiri, akan tetapi dia berupaya agar orang lain hidup sederhana pula. Suatu ketika ada orang yang berlebihan dalam membeli dagimg maka dia berkata kepadanya: “Alangkah baiknya jika engkau melipat perutmu untuk tetangga dan familimu”. Umar selalu membagi-bagikan harta kepada orang yang mempunyai hak.9 Seperti tentang Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang dikelilingi dengan harta dunia tapi tetap tegas, bersikap sederhana dan tidak bermegahmegahan. Sepanjang hidup sebagai khalifah ia didedikasikan segenap kemampuan dan hartanya untuk kemajuan dan kemakmuran rakyatnya. Sikap
9
Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern… hlm 32
66
sederhananya menyebabkan seorang pemimpin berhati-hati dalam setiap harta yang diperolehnya dan tidak rakus. Abdul Rozaq Fakhruddin banyak menyumbangkan buah pikiran sebagai tuntunan terhadap warga Muhammadiyah, karena di Muhammadiyah merupakan tempat orang-orang beramal makruf nahi munkar yang dilandasi dengan penuh keikhlasan. Bekerja dan berjuang melalui Muhammadiyah semata-mata mencari ridho Allah SWT. Beliau adalah seorang pemimpin masyarakat dari segala golongan dan lapisan mulai pedesaan sampai di kotakota. Dakwahnnya segar dirasakan telah menghadirkan kesejukan dalam hati. Oleh karena itu AR Fakhrudddin di manapun dapat diterima baik rakyat kecil maupun elit.