BAB IV ANALISA SISTEM SETELAH UPGRADE
4.1
Pengukuran Spektrum Sinyal Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bentuk spektrum dari sinyal
optik yang dikirim atau yang diterima oleh SLTE Alcatel 1620. Dari pengukuran ini, dapat diketahui panjang gelombang yang digunakan dan spasi antar panjang gelombangnya. Optical Spectrum Analyzer (OSA) yang digunakan adalah JDSU MTS 8000. Pengukuran spektrum ini dilakukan di Stasiun Kabel Laut Ancol. Pengukuran dilakukan pada LOFA-T, untuk mengukur sinyal keluaran SLTE 1620LM Jakarta menuju Tuas, dan LOFA-R, untuk mengukur sinyal yang diterima SLTE 1620LM Jakarta dari Tuas. Pengukuran spektrum sinyal dilakukan dengan menghubungkan OSA JDSU MTS 8000 ke port monitoring modul LOFAT dan LOFA-R dengan menggunakan kabel serat optik.
.
Gambar 4.1 Port monitoring LOFA
37
4.1.1
Pengukuran Spektrum sinyal LOFA-T SLTE 1620LM Jakarta Pengukuran pertama dilakukan pada LOFA-T, untuk mengetahui sinyal
keluaran SLTE 1620LM. Gambar spektrum sinyal LOFA-T dari hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah.
Gambar 4.2 Spektrum Sinyal pada LOFA T
Dari gambar hasil pengukuran diatas, dapat dilihat ada 18 panjang gelombang yang memiliki daya rata-rata sebesar -35 dBm pada sisi kirim (LOFAT) SLTE 1620LM Jakarta. Panjang gelombang pertama memiliki frekuensi 193,0515 THz (kursor A) dan panjang gelombang ke-18 memiliki frekuensi 192,1989 THz (kursor B). Jarak dari panjang gelombang pertama sampai ke panjang gelombang ke-18 (A-B) adalah 0,8526 THz. Nilai daya dan besar spasi dari masing-masing panjang gelombang hasil pengukuran OSA dapat dilihat pada tabel 4.1.
38
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran OSA pada LOFA T
Dari tabel hasil pengukuran diatas dapat dilihat bahwa frekuensi masingmasing panjang gelombang tidak persis sama dengan perencanaan teoritis. Namun besar nilai-nilai tersebut masih dalam batas yang diperbolehkan. Untuk frekuensi, range yang diperbolehkan adalah 193,127 THz - 192,137 THz. Sedangkan untuk spasi antar panjang gelombang juga masih dalam range yang diperbolehkan, yaitu sebesar 50 GHz.
39
4.1.2
Spektrum sinyal LOFA-R SLTE 1620LM Jakarta Pengukuran kedua ini dilakukan pada LOFA-R, untuk mengetahui sinyal
yang diterima SLTE 1620LM Jakarta dari Tuas. Gambar spektrum sinyal LOFAR dari hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Spektrum sinyal LOFA R
Dari gambar hasil pengukuran diatas, dapat dilihat ada 19 panjang gelombang. Panjang gelombang ke-1 (kursor A) adalah panjang gelombang untuk supervisi (λsv). Panjang gelombang supervisi ini memiliki daya sekitar -23 dBm. Panjang gelombang ke-2 sampai ke-19 adalah panjang gelombang untuk trafik. Ke 18 panjang gelombang ini memiliki daya rata-rata -31 dBm. Panjang gelombang pertama memiliki frekuensi 193,1134 THz (kursor A) dan panjang gelombang ke-19 memiliki frekuensi 192,1989 THz (kursor B). Jarak dari panjang gelombang pertama sampai ke panjang gelombang ke-19 (A-B) adalah 0,9145 THz. Nilai daya dan besar spasi dari masing-masing panjang gelombang hasil pengukuran OSA dapat dilihat pada tabel 4.2.
40
Tabel 4.2. Hasil pengukuran OSA pada LOFA R
Dari tabel hasil pengukuran diatas dapat dilihat bahwa frekuensi dari LOFA-R masih terdapat panjang gelombang supervisi, hal ini diakrenakan coupler langsung menduplikasi sinyal apa adanya dari kabel laut. Untuk frekuensi masing-masing panjang gelombang juga tidak persis sama dengan perencanaan teoritis. Namun besar nilai-nilai tersebut masih dalam batas yang diperbolehkan., yaitu dalam range 193,127 THz - 192,137 THz. Sedangkan untuk spasi antar panjang gelombang juga masih dalam range yang diperbolehkan, yaitu sebesar 50 GHz.
41
4.2
Pengukuran Q Factor Sistem Upgrade Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengecek sistem performansi
(Qfactor) dari setiap tributary. Persiapan pengujian ini adalah sebagai berikut : -
Segment Power Up pada nominal current
-
Menyetting Repeater Output Power pada nominal Power Up setting
-
System error free with FEC on
Gambar 4.4. Pengetesan performansi transmisi
Prosedur pengujian adalah sebagai berikut : -
Mengecek STM-64 Analyzers dalam keadaan error free
-
Memonitor setiap tributary untuk 15 menit dengan menggunakan 1353NM atau dengan Craft Terminal dan mencatat nilai Qfactor
-
Mencatat output power setting TRBD dari 1320CT atau 1353NM
Hasil yang diharapkan :
42
-
QMEAS > Q-limit tributary Tabel 4.3 Q-limit tributary Tributary
Q-limit (dB)
10Gbps
10.9
Tabel 4.4 Hasil ukur Q-faktor
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai Q faktor upgrade (18.4 dB) lebih besar dari nilai Q-limit pada tributary 10Gbps (10.9 dB). Hal ini menunjukkan bahwa performansi sistem sangat baik .
43
4.3
Pengukuran OSNR (Optical Sinyal to Noise Ratio) Optical Signal-to-Noise Ratio (OSNR) adalah perbandingan antara tingkat
daya sinyal dengan daya gangguan (noise). Pada sistem komunikasi optik yang menggunakan STM-64 DWDM, lazimnya dituntut agar OSNR dari sinyal yang ditransmisikan antara 27 dB s/d 31 dB. Prosedur pengukuran : Menghubungkan OSA ke monitoring access 1620LM, yaitu : LSGC, LOFA_T 1. Mengarahkan titik pembacaan ke puncak setiap wavelength pada optical spectrum analyzer dan mencatat level power optic (Sx) untuk resolusi 0.2 nm 2. Menyimpan OSA plot 3. Pada OSA, mengganti resolusi menjadi 0.1 nm. Mengukur noise pada sisi kiri signal (Nx-) dan pada sisi kanan (Nx+) dibagian bawah signal. 4. Menyimpan OSA plot.
Tabel 4.5 Hasil pengukuran OSNR
Dimana
Res0.2 : 0.2 True resolution Res0.1 : 0.1 True resolution Noise : N+
dBm
dan N- dBm
Signal : SdBm
44
Tabel 4.5 Hasil pengukuran OSNR
J12=IF(ISBLANK(D12),"",10*LOG($G$9*(((2*10^(D12/10))/(10^(H12/10)+ 10^(F12/10)))-($E$9/$G$9))))
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai OSNR upgrade masih berada dalam rentang yang direkomendasikan yaitu antara 27dB – 31 dB 4.4
Pengukuran performansi BER (Bit error rate) Pengukuran performansi BER ini dilakukan dengan melihat performansi
selama 1 bulan
pada NMS (network management system) 1353 SH untuk
perangkat alcatel 1260 LM di Station Jakarta..
45
Tabel 4.6 Hasil Performansi BER
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata performansi BER untuk semua panjang gelombang selama 1 bulan adalah 0, maka nilai ini lebih besar dari nilai minimum BER performansi yang diperbolehkan untuk STM 64/GbE interface) yang sebesar 10-13.
46