BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi dan diprioritaskan tersebut, maka adapun alternatif terhadap pensolusian masalah yang harus diselesaikan dan dipecahkan mengenai masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Made Orni, antara lain: 3.1.1 Solusi Masalah Perekonomian
Pendapatan yang diperoleh oleh Bapak I Made Orni dan Istri yaitu Ni Made Lotri sebagai petani dan peternak sapi tidak terlalu banyak setiap bulannya.Begitu pula penghasilan putra sulung beliau yang menjadi tulang punggung keluarga yaitu Bapak I Wayan Suastika dari usaha sablon kecil-kecilan miliknya dan sebagai tukang ukir ditambah dengan penghasilan istrinya sebagai tukang jahit dan potong kain tetap tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga terdiri dari 8 orang yang kian hari kian meningkat. Berdasarkan permasalahan perekonomian keluarga Bapak I Made Orni diatas, penulis memberikan solusi yaitu sebaiknya beliau dan keluarga membuat usaha sampingan lain yang hasilnya dapat diperoleh dan dinikmati setiap hari dengan memanfaatkan potensi disekitar mereka. Usaha-usaha yang penulis sarankan untuk dikembangkan diantaranya menanam bunga pacar air di sawah sebagai tambahan penghasilan sampingan.Membudidayakan tanaman pacar air di sawah bisa dilakukan selain menanam padi karena bunga dari tanaman pacar air dapat dipanen setiap hari dan tidak memerlukan lahan terlalu banyak dan waktu untuk panennya sangat cepat. Jika menanam pacar air di lahan seluas 2 are, hasi panennya bisa mencapai 30 kg sampai 40 kg bunga pacar air. Harganya pun bervariasi tergantung dari hari raya keagaamaan umat Hindu.Kalau di hari biasanya harganya bisa mencapai Rp.4.000/kg sampai Rp. 5.000/kg.Kalau di hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan, harga pacar air bisa
14
mencapai Rp. 25.000/kg sampai Rp. 30.000/kg.Jadi, kalau Bapak I Made Orni dan keluarga membudidayakan tanaman pacar air di sawah mereka yang tidak terlalu luas, mereka tetap bisa mendapatkan hasil setiap hari sebagai tambahan penghasilan untuk keluarga. Solusi dari permasalahan ekonomi lainnya yang disarankan penulis kepada keluarga bapak I Made Orni adalah membuat jamur crispy (baca krispi) sebagai industri rumahan untuk menambah penghasilan harian.Program pengolahan jamur tiram putih menjadi jamur crispy merupakan salah satu program pokok dari mahasiswa KKN PPM di Desa Selanbawak. Penulis menyarankan pengolahan jamur tiram putih menjadi jamur crispy karena di Banjar Selanbawak Kelod yaitu di daerah tempat tinggal Bapak I Made Orni banyak yang membudidayakan jamur tiram putih sehingga mudah didapatkan sebagai bahan baku pembuatan jamur crispy. Alasan berikutnya karena anak ketiga Bapak I Made Orni yaitu Ni Nyoman Sutariani mengenyam pendidikan di jurusan tata boga sehingga penulis menganggap usaha ini cocok dengan kemampuan mengolah makanan yang dia miliki.Cara mengolah jamur crispy sangat mudah dan bahan-bahan yang diperlukan selain jamur tersedia di pasar seperti tepung terigu, tepung beras, air, garam, bawang putih, lada, dan penyedap.Keuntungan yang didapat dari penjualan jamur crispy ini juga cukup menjanjikan.Modal yang dibutuhkan untuk membuat satu bungkus jamur crispy kurang lebih Rp. 3.000/bungkus, kemudian dipasarkan dengan harga Rp. 7.000/bungkus.Sehingga, keuntungan yang didapatkan bisa mencapai Rp.4.000/bungkus. Penulis juga menyarankan cara memasarkan produk jamur crispy tersebut yaitu di warung-warung sekitar rumah dan di pasar-pasar yang dekat dengan desa Selanbawak seperti Pasar Marga, Pasar Sembung, Pasar Werdhibuana, dan Pasar Mengwi. Penulis menyarankan solusi tersebut bertujuan agar taraf perekonomian keluarga Bapak I Made Orni bisa meningkat dan mendapatkan penghasilan yang pasti setiap harinya.Sehingga sedikit demi sedikit beliau bisa membayar hutang, menyekolahkan anaknya, memperbaiki rumah dan mewujudkan cita-cita yang belum terwujud selama ini.
15
3.1.2 Solusi Masalah Pendidikan
Setiap keluarga mempunyai tingkatan ekonomi yang berbeda-beda.Pada tingkatan ekonomi yang rendah tentunya aktivitas utama dari setiap keluarga adalah bagaimana untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal.Untuk mendapatkan kebutuhan primer tersebut kegiatan utama keluarga adalah berusaha sekuat mungkin untuk bekerja setiapharinya mulai dari pagi sampai sore. Sehingga,
hal
itu menyebabkan terabaikannya kebutuhan sekunder
yang
seyogyanya merupakan kebutuhan masa depan keluarga yang dalam hal ini adalah kebutuhan pendidikan keluarga khususnya untuk anak-anaknya. Selain dari faktor ekonomi diatas, tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh pada pendidikan seorang anak. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Bapak I Made Orni dan istrinya yang bernama Ni Made Lotri hanya bersekolah sampai kelas 3 SD. Begitu pula dengan anaknya I Wayan Suastika hanya mengenyam pendidikan sampai SMP. Hal ini disebabkan karena, Bapak I Made Orni dan istrinya Ni Made Orni tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi karena, dari penghasilan mereka yang tidak mencukupi memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga, mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sekunder anaknya seperti pendidikan. Begitu pula halnya dengan menantu beliau Ni Wayan Resmiani yang hanya sempat mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMK, kemudian berhenti karena menikah muda Dalam menyikapi hal ini, penulis memberikan saran dan solusi kepada keluarga Bapak I Made Orni terutama kepada Bapak I Wayan Suastika dan istrinya Ni Wayan Resmiani dengan cara memberikan pengertian dan motivasi bahwa mereka bisa mengikuti paket C untuk melanjutkan ke program Paket-C setara SMA. Manfaat dari menempuh paket C ini adalah bisa menambah rasa percaya diri karena bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan tidak perlu malu mengulang di sekolah formal karena telah tertinggal beberapa tahun. Selain itu, hal ini bisa didukung karena di desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung telah berdiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
16
Budi Luhur yaitu lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan program kejar paket C, bagi masyarakat yang tidak mampu melanjutkan sekolahnya karena keterbatasan ekonomi. Kemudian solusi dan saran untuk anak ketiga bapak I Made Orni yaitu Ni Nyoman Sutariani yang sempat putus asa akan cita-citanya yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu penulis memberikan dorongan, motivasi, dan semangat agar dia tetap rajin belajar dan terus mempertahankan prestasinya supaya bisa mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi nanti. Penulis juga memberikan sosialisasi tentang beasiswa bidikmisi yang menyasar anak kurang mampu namun berprestasi yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Sebagai tambahan, penulis juga mengajarkan bahasa Inggris dan bahasa Jepang kepada Ni Nyoman Sutariani sehingga diharapkan agar kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing bisa meningkat karena jurusannya adalah pariwisata, jadi menguasai bahasa asing juga merupakan hal yang penting. Penulis juga mengajarkan cucu kedua Bapak I Made Orni yaitu I Kadek Adi Sukertha Yasa pelajaran membaca, menulis, dan berhitung sehingga bisa termotivasi agar lebih giat belajar lagi. 3.1.2 Solusi Masalah Kesehatan
Bapak I Made Orni dan istri Ni Made Lotri sering menderita sakit kepala dan pegal karena faktor usia yang kian menua. Penulis memberikan solusi berupa saran agar tetap menjaga kesehatan beliau dengan makan makanan yang sehat berupa sayur-sayuran dan buah-buahan, lebih banyak minum air putih, dan beristirahat yang cukup.Istri beliau yang sudah sembuh dari gangguan jiwa juga harus diperhatikan tidak menderita hal tersebut lagi.Mengenai masalah gangguan jiwa yang diderita oleh Ni Made Sukayani, penulis juga memberikan dorongan motivasi dan saran kepada semua anggota keluarga agar tetap memberikan motivasi dan perhatian yang lebih agar beliau cepat sembuh.Kesabaran dan terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas usaha yang telah dilakukan untuk kesembuhan beliau. Penulis percaya bahwa orang yang menderita
17
gangguan jiwa punya hak yang sama seperti orang normal lainnya untuk disayangi dan dicintai. Mengenai solusi kesehatan lingkungan, penulis menyarankan agar keluarga Bapak I Made Orni membersihkan sampah yang berserakan di pekarangan belakang rumah beliau (teba) lalu memilahnya dan disetorkan ke bank sampah yang akan mulai dibentuk di desa Selanbawak. Program bank sampah ini adalah salah satu program dari KKN PPM Universitas Udayana dalam mewujudkan Desa Selanbawak yang bersih dan sehat.Sehingga penulis juga menyarankan program bank sampah ini kepada keluarga bapak I Made Orni.Keuntungan dari menabung di bank sampah yaitu bapak I Made Orni bisa dan keluarga bisa mendapatkan tambahan penghasilan yang disimpan di buku tabungan bank sampah yang bisa diambil sewaktu-waktu.Jadi, selain kebersihan lingkungan tetap terjaga dengan menabung di bank sampah, keluarga bapak I Made Orni secara tidak langsung berperan dalam penyelamatan bumi dari kehancuran akibat sampah.Solusi untuk pemecahan masalah kebersihan tempat MCK yaitu penulis memberikan saran agar dibersihkan secara rutin.Penulis juga memberikan alat-alat kebersihan agar lebih mudah membersihkan tempat MCK tersebut.
3.1 Jadwal Kegiatan Dalam pelaksanaan program KK Dampingan, penulis telah menyusun agenda-agenda bagaimna langkah-langkah awal dan akhir pelaksanaan program KK Dampingan. Agenda-agenda kegiatan yang dilaksanakan secara terstruktur dalam program KK dampingan, yaitu: 1.
Berkoordinasi dengan perangkat desa dan banjar/dusun bersangkutan untuk menentukan keluarga miskin yang ditunjuk sebagai keluarga dampingan;
2.
Perkenalan dan melakukan pendekatan dengan KK Dampingan dimana mahasiswa yang mendampingi KK Dampingan melakukan pendekatan dengan KK dampingannya dengan melakukan kunjungan dan sekaligus melakukan pendekatan serta melakukan pendataan KK Dampingan.
18
3.
Mencatat dan menelusuri masalah yang dihadapi KK Dampingan diaman mahasiswa mulai menelusuri dan menemukan masalah yang dialami oleh KK Dampingan, sehingga mahasiswa yang mendampingi bisa mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan dapat menentukan solusi dan saran yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi KK Dampingan.
4.
Pemecahan dan memberikan solusi dan saran terhadap masalah KK Dampingan. Setelah mahasiswa yang mendampingi mengetahui masalah yang dihadapi oleh KK Dampingan kemudian mahasiswa mulai memberikan saran dan solusi yang berguna dan sesuai dengan masalah yang dihadapi bagi KK Dampingan.
5.
Dampak dari solusi permasalahan-permasalahan yang diberikan terhadap KK Dampingan. Setelah mahasiswa memberikan solusi dan saran terhadap KK Dampingan. Kemudian, langkah selanjutnya yaitu melihat dampak dari solusi yang telah diberikan. Dampak yang dari solusi yang diberikanpun tidak bisa dilihat hasilnya secara kurun waktu yang singkat karena waktu yang dihasilkan dari solusi tersebut akan memakan waktu yang cukup lama. 3.2.1
Tahap Perkenalan : Tahap ini merupakan sebuah tahap awal dalam perkenalan dan
pengidentifikasian masalah yang akan menjadi masalah prioritas dari KK Dampingan,
kegiatan ini dilakukan agar KK Dampingan bisa bercerita dan
memberikan pemaparan-pemaparan tentang masalahnya dengan mahasiswa. 3.2.2
Tahap Identifikasi Masalah : Setelah itu, jika keluarga KK dampingan telah menginformasikan secara
rinci tentang masalah hidup yang dihadapi oleh mereka.Sehingga, penulis bisa mengidentifikasikan masalah yang diprioritaskan secara rinci oleh keluarga dampingan.
19
3.2.3
Tahap Pemilihan Prioritas Masalah : Setelah melakukan pengidentifikasian masalah-masalah apa yang dialami
oleh keluarga bapak I Made Orni, maka mahasiswa bisa memilih yang mana saja masalah yang seharusnya menjadi prioritas. yang mana yang menjadi prioritas permasalahan. Disamping itu, selama melakukan pemilihan masalah prioritas. Mahasiswa juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mana pertanyaanpertanyaan tersebut bisa dijawab oleh KK Dampingan.Sehingga, mahasiswa bisa mencarikan dan memberikan solusi dan saran untuk KK Dampingan yang didampingi mahasiswa.
20