22
BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU
Salah satu langkah yang paling penting dalam membangun suatu model runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan melakukan pemeriksaan apakah suatu model yang diidentifikasi telah tepat. Uji portmanteau telah menjadi bagian penting dari pemeriksaan diagnostik (diagnostic checking) runtun waktu. Tahap ketiga dari proses pemeriksaan diagnostik ini (Box dan Jenkins, 1994) tidak hanya memeriksa ketidakcukupan dari model yang sesuai tetapi juga menyarankan perbaikan pada model yang sesuai dalam langkah selanjutnya pada prosedur pementukan model. Residual sangat umum digunakan sebagai alat diagnostik untuk menguji seberapa baik kelayakan model. Suatu model dikatakan telah tepat jika deret dari residualnya terdistribusi secara bebas dan acak disekitar nol, serta jika tidak ada informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki suatu model. Dalam prakteknya cara yang paling popular dalam pemeriksaan diagnostik sebuah model runtun waktu adalah uji portmanteau. Uji ini pertama kali diusulkan oleh Box dan Pierce pada tahun 1970, dimana mereka mempelajari distribusi dari residual autokorelasi dalam proses ARIMA (Chand, 2011). Beberapa uji lack of fit untuk model ARIMA berdasarkan pada koefisien autokorelasi residual yang diberikan oleh
Judith Novelin Anastia, 2012 Perbanidingan Tiga Uji Statistik Dalam Verifikasi Model Runtun Waktu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
๐๐ =
๐ ๐ก=๐+1 ๐๐ก ๐๐กโ๐ ๐ ๐ 2 ๐ก=1 ๐ก
(๐ = 1,2, โฆ )
Dan untuk memeriksa kecukupan dari model yang cocok tersebut Box dan Pierce mengusulkan uji statistik portmanteau ๐
๐๐ 2
๐=๐ ๐=1
yang berdistribusi ๐2๐โ๐โ๐. Dalam diskusi Prothero dan Wallis pada tahun 1976, Chatfield menyebutkan sifat kekuatan yang buruk dari ๐ dan merekomendasikan untuk fokus pada autokorelasi residual pada beberapa lag pertama dan lag musiman. Serta menunjukkan perkiraan yang buruk dari distribusi sampel ๐. Prothero dan Wallis juga menyarankan penggunaan faktor koreksi
3. 1
๐+2 ๐โ๐
pada ๐ (Chand, 2011).
Uji Portmanteau Ljung-Box (๐ธ๐ณ๐ฉ ) Pada uji portmanteau Box-Pierce terjadi permasalahan ketika ๐ tidak
besar. Ljung-Box menunjukkan bahwa untuk ๐ = 100 pendekatan statistik ๐ ke distribusi Chi-kuadrat tidak memuaskan. Setelah dilakukan beberapa diskusi mengenai distribusi sampel dari uji statistik yang diusulkan oleh Box-Pierce, sehingga Ljung-Box pada tahun 1978 mengusulkan uji statistik baru dengan menggantikan koefisien autokorelasi residual ๐๐ dengan nilai standarnya ๐๐ (Peรฑa-Rodrรญguez, 2002). ๐๐ 2 =
๐+2 ๐ ๐โ๐ ๐
Sehingga uji portmanteau Ljung-Box dirumuskan sebagai: Judith Novelin Anastia, 2012 Perbanidingan Tiga Uji Statistik Dalam Verifikasi Model Runtun Waktu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
๐
๐๐ฟ๐ต = ๐ ๐ + 2 ๐=1
๐๐ 2 ๐โ๐
Statistik ๐๐ฟ๐ต memiliki distribusi sampel yang jauh lebih dekat ke ๐2๐โ๐โ๐.
3. 2
Uji Portmanteau Monti (๐ธ๐ด๐ป ) Ljung (1982) menunjukkan bahwa menggunakan terlalu banyak
autokorelasi residual dapat mengurangi kekuatan uji. Sehingga, Monti pada tahun 1994 memperkenalkan uji portmanteau ๐๐๐ berdasarkan autokorelasi parsial residual ๐๐๐ yang dirumuskan sebagai berikut: ๐
๐๐๐ = ๐ ๐ + 2 ๐=1
2
๐๐๐ ๐โ๐
Statistik ๐๐๐ berdistribusi Chi-kuadrat dengan derajat kebebasannya ๐ โ ๐ โ ๐. Berdasarkan hasil simulasi, Monti menunjukkan bahwa uji ๐๐๐ lebih sensitif dibandingkan uji ๐๐ฟ๐ต , namun hasil evaluasi dari Kwan dan Wu (1997) melalui simulasi Monte-Carlo untuk data yang dibangkitkan dengan periode bulanan, hanya menemukan sedikit perbedaan antara uji ๐๐๐ dan uji ๐๐ฟ๐ต .
3. 3
Uji Portmanteau Peรฑa-Rodrรญguez ๐ซ๐ Peรฑa dan Rodrรญguez mengusulkan uji portmanteau yang baru pada tahun
2002 dengan menggunakan transformasi dari determinan ๐
๐ untuk menguji adanya autokorelasi pada residual. Untuk data runtun waktu stasioner, matriks korelasi residual orde ๐, ๐
๐ didefinisikan sebagai:
Judith Novelin Anastia, 2012 Perbanidingan Tiga Uji Statistik Dalam Verifikasi Model Runtun Waktu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
1 ๐1 โฆ ๐๐ ๐ 1 โฆ ๐๐โ1 ๐
๐ = 1 โฎ โฎ โฑ โฎ ๐๐ ๐๐โ1 โฆ 1
(3.1)
Uji portmanteau Peรฑa-Rodrรญguez dirumuskan sebagai berikut: ๐ท ๐ = ๐ 1 โ ๐
๐
1 ๐
Dan didapatkan ๐
๐ = ๐
๐โ1 1 โ ๐
๐ 2
2
โ1
dimana ๐
๐ = ๐โฒ(๐) ๐
๐ ๐(๐) , dengan ๐(๐) = ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ โฒ, merupakan koefisien korelasi yang dikuadratkan dari model linier ๐๐ก =
๐ ๐=1 ๐๐ ๐๐กโ๐
+ ๐ข๐ก . Secara rekursif
didapatkan ๐
๐ dan 1 โ ๐
๐
1 ๐
1 ๐
=
๐ ๐=1
1 โ ๐
๐
2
1 ๐
(3.2)
dapat diinterpretasikan sebagai rata-rata kuadrat koefisien
korelasi (Peรฑa-Rodrรญguez, 2002). ๐ท๐ dapat juga ditafsirkan berdasarkan koefisien autokorelasi parsial. 2
Perhatikan bahwa 1 โ ๐
๐ = 2
didapatkan 1 โ ๐
๐โ1 =
๐ฝ๐พ๐ 2
1 โ ๐
๐โ1 2
๐ฝ๐พ๐
๐ฝ๐พ๐บ (1,๐โ1)
1 โ ๐
๐
dimana ๐๐๐ =
๐ฝ๐พ๐บ (1,๐)
2
๐ฝ๐พ๐บ 1,๐โ1 โ๐ฝ๐พ๐บ(1,๐) ๐ฝ๐พ๐บ(1,๐โ1)
=
kemudian dengan cara yang sama
sehingga ๐ฝ๐พ๐บ(1, ๐) 2 = 1 โ ๐๐๐ ๐ฝ๐พ๐บ(1, ๐ โ 1)
merupakan kuadrat koefisien autokorelasi ke-i.
sehingga determinan ๐
๐ dapat dituliskan sebagai
Judith Novelin Anastia, 2012 Perbanidingan Tiga Uji Statistik Dalam Verifikasi Model Runtun Waktu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
๐
๐
๐
1 ๐
=
๐+๐โ1 ๐ 2 1 โ ๐๐๐
๐=1
๐ ๐ = ๐11 , โฆ , ๐๐๐ โฒ dan menggunakan hasil dari Monti (1994) bahwa ๐1 2 ๐ ๐ cenderung berdistribusi normal multivariat dengan vektor rata-rata nol dan matriks varians-kovarians ๐ผ๐ โ ๐๐ , dimana ๐๐ = ๐๐ ๐โ1 ๐โฒ๐, ๐ adalah matriks informasi untuk parameter ๐ dan ๐, dan ๐๐ adalah matriks ๐ ร ๐ + ๐ , 1
dengan elemen-elemen ๐โฒ dan ๐โฒ ditentukan oleh ๐ ๐ต
โฒ ๐ โ ๐=0 ๐๐ ๐ต
1
dan ๐ ๐ต
โฒ ๐ โ ๐=0 ๐๐ ๐ต .
Teorema 3.3.1 Jika model teridentifikasi dengan benar, ๐ท๐ akan menyebar secara asimtot sebagai
๐ 2 ๐=1 ๐๐ ๐1,๐ ,
dimana ๐1,๐ 2 ๐ = 1, โฆ , ๐ merupakan variabel acak ๐1 2 dan
๐๐ ๐ = 1, โฆ , ๐ adalah nilai eigen dari ๐ผ๐ โ ๐๐ ๐๐, dimana ๐๐ adalah sebuah matriks diagonal dengan elemen-elemen ๐ค๐๐ = ๐ โ ๐ + 1 ๐
๐ = 1, โฆ , ๐ .
Pembuktian terdapat dalam lampiran 1.
Untuk model ARMA bentuk untuk nilai eigen dari ๐ผ๐ โ ๐๐ ๐๐ sulit. Menurut Box dan Pierce (1970) matriks ๐๐ = ๐๐ ๐โ1 ๐โฒ๐ dapat diperkirakan dengan matriks ๐๐ = ๐๐ ๐โฒ๐ ๐๐
โ1
๐โฒ๐ apabila ๐ cukup besar.
Berdasarkan uraian di atas peluang ๐ ๐ท๐ > ๐ฅ membalikan fungsi karakteristik dari
๐ 2 ๐=1 ๐๐ ๐1,๐
dapat ditaksir dengan
(Imhof, 1961). Pendekatan
distribusi ๐๐ ๐21,๐ dilakukan oleh distribusi berbentuk ๐๐๐2 , distribusi Gamma dengan rata-rata dan variansi yang persis sama dengan distribusi sebenarnya Judith Novelin Anastia, 2012 Perbanidingan Tiga Uji Statistik Dalam Verifikasi Model Runtun Waktu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
dengan parameter ๐ dan ๐ yang didefinisikan sebagai ๐ = Dimana
๐๐ dan
๐๐ 2 ๐๐
dan ๐ =
๐๐ 2 ๐๐ 2
.
๐๐ 2 dapat didekati oleh ๐
๐๐ = ๐=1 ๐
๐๐ 2 = ๐=1
๐+1 โ ๐+๐ 2
1 ๐ + 1 2๐ + 1 โ ๐ + ๐ 6๐
Dengan demikian dapat ditentukan pendekatan distribusi ๐ท๐ dengan distribusi Gamma, ฮ ๐ผ = ๐ 2 , ๐ฝ = 1 2๐ผ dimana parameternya didefinisikan dengan 3๐ ๐ + 1 โ 2 ๐ + ๐ 2 ๐ผ= 2 2 ๐ + 1 2๐ + 1 โ 12๐ ๐ + ๐ dan ๐ฝ=
3๐ ๐ + 1 โ 2 ๐ + ๐ 2 ๐ + 1 2๐ + 1 โ 12๐ ๐ + ๐ ๐ผ
๐+1
Distribusi ini memiliki rata-rata ๐ฝ = 2โ ๐+๐ dan variansi
๐ผ ๐ฝ2
=
๐+1 2๐+1 3๐โ2 ๐+๐
.
Pendekatan di atas akan lebih baik jika menggunakan koefisien autokorelasi yang distandarkan ๐๐ sehingga uji portmanteau terbaru menjadi ๐ท๐ = ๐ 1 โ ๐
๐
1 ๐
๐
๐ adalah matriks korelasi yang dibangun berdasarkan ๐๐. Pendekatan ๐ท๐ lebih baik dari ๐ท๐ , terutama untuk sampel berukuran kecil (Peรฑa dan Rodrรญguez, 2002). Nilai ๐ท๐ akan bernilai lebih besar dari sama dengan nol untuk semua nilai ๐๐.
Judith Novelin Anastia, 2012 Perbanidingan Tiga Uji Statistik Dalam Verifikasi Model Runtun Waktu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu