PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Malinau diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya pada kelompok rentan seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui guna terwujudnya hidup sehat masyarakat Kabupaten Malinau. Dalam menjalankan kegiatan program pokok maupun program pengembangan Dinas Kesehatan ditunjang oleh 16 program dengan APBDP ada 111 kegiatan selama tahun 2012,adapun program yang ada di Dinas Kesehatan dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Program pelayanan administrasi perkantoran pada program ini mencakup 32 kegiatan, ini termasuk dengan operasional 14 Puskesmas yang ada di kabupaten Malinau. 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, ada 3 kegiatan yang masuk dalam program ini. 3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, ada 2 kegiatan yang tercakup dalam program ini. 4. Program obat dan perbekalan kesehatan, ada 5 kegiatan. 5. Program upaya kesehatan masyarakat, ada 12 kegiatan. 6. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, ada 6 kegiatan. 7. Program standarisasi pelayanan kesehatan, mencakup 1 kegiatan. 8. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, ada 3 kegiatan. 9. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Pustu dan jaringannya, ada 17 kegiatan. 10. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan, ada 2 kegiatan.
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
11. Program pengembangan dan pengawasan obat tradisional dan makanan minuman, ada 2 kegiatan. 12. Program pengendalian dan pemberantasan penyakit, ada 7 kegiatan. 13. Upaya kesehatan Ibu dan anak, ada 7 kegiatan. 14. Peningkatan pelayanan kesehatan usila, ada 2 kegiatan. 15. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, ada 4 kegiatan. 16. Program pengembangan SDM kesehatan, ada 3 kegiatan Ada pun fasilitas Dinas Kesehatan sebagai penunjang kinerja yang baik didukung oleh beberapa sarana, prasarana dan tenaga kesehatan sebagai berikut: 1. SARANA: No
Jenis Sarana
Jumlah (∑)
1.
Rumah Sakit Umum Daerah
1
2.
Rumah Sakit Lapangan
1
3.
Puskesmas
14
▪ Puskesmas Perawatan
7
▪ Puskesmas non Perawatan
7
▪ Puskesmas 24 jam
7
4.
Puskesmas Pembantu
44
5.
Poskesdes
19
6.
Posyandu
101
7.
Klinik Bersalin
1
8.
Balai Pengobatan
1
9.
Optikal
1
10.
Apotek
2
11.
Toko Obat
9
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
2. PRASARANA No 1.
Jenis Prasarana
Jumlah (∑)
Puskesmas Keliling ▪ Roda 4 (empat)
9,rusak berat 4 buah
▪ Roda 2 (dua)
95, rusak berat 5 buah
▪ Ketinting
23, 18 rusak berat
2.
Speed boat rujukan
1
3.
Gudang Farmasi
1
4.
Radio komunikasi SSB
17
5.
Kulkas Vaksin
25
Adapun penyakit terbanyak di Kabupaten Malinautahun 2012 diantaranya dapat di lihat pada tabel berikut: No
Jenis Penyakit
Jumlah
%
1.
Influenza
9.479
94,79
2.
Common Cold
4.921
49,21
3.
Hipertensi
3.078
30,78
4.
Faringitis
3.072
30,72
5.
Diare
2.321
23,21
6.
Mialgi
1.942
19,42
7.
Derm - Alergi
1.966
19,66
8.
Gastritis
1.709
17,09
9.
Dispepsia
1.688
16,88
1.043
10,43
10. Demam tak diketahui penyakit Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Malinau
Berbagai upaya telah dilakukan, yakni meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, pembinaan perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat serta pemerataan pelayanan kesehatan pada seluruh lapisan masyarakat.
PROFIL KESEHATAN 2012 Gambaran
derajat
kesehatan
kabupaten
Malinau
dapat
diukur
February 26, 2013 dengan
menggunakan indikator-indikator angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat, derajat kesehatan, perilaku sehat, lingkungan sehat dan pelayanan kesehatan. A. INDIKATOR ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi sangat erat kaitannya dengan keadaan gizi masyarakat, perilaku dan kualitas lingkungan hidup/sanitasi lingkungan bahkan juga berkaitan dengan keadaan sosial dan keadaan ekonomi. Oleh sebab itu angka kematian bayi lazim digunakan untuk membandingkan derajat kesehatan, keadaan lingkungan dan keadaan sosial ekonomi antar wilayah. Pada tahun 2012 di Kabupaten Malinau terdapat 20 kasus kematian Neonatal. Jika dilihat dari jumlah kasus diatas maka dapat dikatakan bahwa Angka Kematian Bayi di kabupaten Malinau tahun 2012 adalah sebesar 3,5 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan tersebut masih dalam batas kewajaran sesuai dengan Target MDGs 2015 dimana batas Angka Kematian Bayi sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
2. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita adalah jumlah anak berusia di bawah 5 tahun yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita sangat berkaitan dengan keadaan gizi anak, PHBS dan kualitas sanitasi rumah tangga bahkan juga berkaitan dengan keadaan sosial dan keadaan ekonomi. Jumlah Cakupan Balita tahun 2012 berjumlah 8.257 dan jumlah kematian balita di Kabupaten Malinau tahun 2012 sebanyak 6 balita jadi angka kematian balita 4,2 . Bila dibandingkan dengan target kematian nasional 40/1000 KH, angka kematian kabupaten Malinau masih dibawah target. Jika dilihat dari jumlah kasus diatas maka dapat dikatakan bahwa Angka Kematian Balita di kabupaten Malinau tahun 2012 adalah sebesar 4,2 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan tersebut masih dalam batas kewajaran sesuai dengan Target MDGs 2015 dimana batas Angka Kematian Bayi sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu Matenal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu pada saat mengandung, pada saat melahirkan dan setelah melahirkan, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2012 terdapat 3 kasus kematian ibu dari 1418 kelahiran hidup di Kabupaten Malinau yaitu di 1 kasus di Kecamatan Pujungan(Pendarahan) dan RSUD 2 kasus dengan penyebab Abortus dan lain-lain. Jika dilihat dari jumlah kasus diatas maka dapat dikatakan bahwa Angka Kematian Ibu di kabupaten Malinau tahun 2012 adalah sebesar 0.001 per 100.000 kelahiran hidup. Keadaan AKI pada tahun 2012 tersebut tidak melewati
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
batas kewajaran sesuai dengan Target MDGs 2015 dimana batas Angka Kematian Ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Artinya bahwa dengan jumlah kelahiran hidup tahun 2012 di bawah 1000 maka diupayakan agar kasus kematian ibu tidak melebihi 2 kasus. Dengan keadaan tersebut maka akan selalu diupayakan agar pada tahun 2015 AKI di Kabupaten Malinau dapat menurun dan sesuai target MDGs 2015. B. INDIKATOR ANGKA KESAKITAN Penularan penyakit dalam masyarakat umum biasanya berjalan dengan pola kejadian penyakit dalam masyarakat dapat menyebabkan terjadinya tingkat kesakitan yang biasa (bersifat endemic) dan mungkin pula tingkat tingkat kesakitan lebih dari yang diharapkan (Kejadian Luar Biasa atau Wabah). Adapun beberapa jenis penyakit menular yang dianggap cukup berbahaya sehingga perlu diamati di setiap kecamatan atau puskesmas yang ada di Kabupaten Malinau pada tahun 2012 yaitu Diare, Malaria (+), TB Paru (+) , HIV, AFP Pneumonia, IMS, dan DBD.
February 26, 2013
PROFIL KESEHATAN 2012
Lebih jelasnya jumlah kasus dari masing-masing penyakit dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Diamati di Kabupaten Malinau tahun 2012 TB PARU (+)
PNE UM ONI A
IMS
DBD
DIA RE
MALA RIA KLINI S
AF P < 15 TH
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
HIV / AID S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Malinau Kota
Malinau
0
54
0
0
27
160
0
0
2
Malinau Utara
Malinau Seberang
0
6
0
0
10
422
0
0
3
Malinau Barat
Tanjung Lapang
0
2
0
0
3
331
0
0
4
Malinau Selatan
Long Loreh Setulang
0
4
0
0
2
35
0
0
5
Mentarang
Pulau Sapi
0
8
0
0
4
0
0
1
6
Pujungan
Pujungan
0
4
0
0
4
31
0
0
7
Kayan Hulu
Long Nawang
0
0
0
0
0
17
0
0
8
Kayan Hilir
Data Dian
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Sungai Boh
Sungai Boh
0
0
0
0
1
23
0
0
10
Mentarang Hulu
Mentarang Hulu
0
0
0
0
0
87
0
0
11
Bahau Hulu
Long Alango
0
6
0
0
0
0
0
0
12
Kayan Selatan
Long Ampung
0
0
0
0
0
0
0
0
13
Malinau Utara
Rumah Sakit Umum
JUMLAH (KAB/KOTA)
229
58
297
57
0
0
51
1089
57
1
Sumber : P2P DINKES MALINAU
1. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia <15 Tahun per100.000 Anak. AFP rate merupakan jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 Tahun per tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2012 di Kabupaten Malinau ada 1 kasus AFP yang terjadi yaitu didaerah kecamatan Pulau Sapi. 2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+. Angka cakupan Penemuan Penderita baru TB Paru BTA (+) meningkat dibanding tahun lalu, walaupun belum memenuhi target Kabupaten, dan angka
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
konversi menurun dibandingkan tahun lalu juga masih belum memenuhi target Nasional, sedangkan untuk angka succes Rate diperoleh hanya 53 %, Error Rate masih dibawah standar < 5% hal ini menunjukkan bahwa masih banyak hal yang perlu diperhatikan antara lain: •
Angka perkiraan Nasional penderita BTA + yang meningkat sehingga otomatis target di Kabupaten meningkat pula
•
Manajemen Program TB yang belum maksimal
•
Belum berfungsinya secara maksimal kader PMO
•
Kinerja petugas Puskesmas yang belum melaksanakan program DOTS walaupun petugasnya telah dilatih dengan program DOTS
•
Adanya penderita yang tidak mengontrol ulang sputum
2 bulan
masa pengobatan •
Angka Drop Out masih tinggi
•
Ada penderita yang tidak berobat secara teratur
•
Sistem rujukan antar Puskesmas dan Rumah Sakit masih rancu
•
Pola pengobatan lengkap bagi penderita TB yang jarak pemukiman sangat jauh membuat angka konversi menurun
•
Penderita dari luar wilayah cukup tinggi, namun tidak maksimal dalam hal pola pengobatan, sehingga banyak yang putus obat
•
Tenaga Labortorium dan tenaga pemegang program puskesmas masih kurang dibandingkan jumlah puskesmas yang ada di Malinau
•
Sistem manajemen DOTS TB di rumah sakit yang belum berjalan secara maksimal (pencatatan dan pelaporan dan kegiatan follow up)
3. Persentase HIV/AIDS Ditangani. Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Malinau kerap mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 terdapat sepuluh (58) kasus HIV/AIDS dengan jumlah
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
kematian sebanyak 9 orang yang tersebar diseluruh kabupaten Malinau, dimana seluruhnya dilakukan penanganan (100 %). 4. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD). Kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Malinau selama tahun 2012 sebagian merupakan kasus berasal dari kasus rujukan baik dari RSUD Kabupaten Malinau maupun yang berasal dari RSU Tarakan serta murni kasus yang berasal dari wilayah Kabupaten Malinau. Dalam beberapa tahun sebelumnya kasus DBD di Kabupaten Malinau merupakan kasus impor. Kasus yang tejadi selama tahun 2012 sebagian besar murni dari Kabupaten Malinau memungkinkan hal ini disebabkan oleh karena adanya perubahan lingkungan dan pola hidup masyarakat Kabupaten Malinau sebagai kabupaten yang sedang berkembang dengan kondisi wilayah sebagai faktor penunjang terjadinya kasus DBD. Untuk itu berbagai langkah dan upaya terus dilakukan selama ini guna menekan dan menurunkan angka kejadian kasus DBD, antara lain terus mengalakkan penyuluhan, mengalakkan 3M plus kepada kelompok sasaran masyarakat, serta fogging fokus dan massal yang dilakukan setiap tahunnya. 5. Persentase DBD Ditangani. Dari 56 kasus yang diterjadi
tahun 2012 dari beberapa kecamatan
penyebab terjadinya DBD dikarenakan banyaknya jentik nyamuk penyebab DBD. Adapun upaya prepentif terus digalakkan untuk mengintensifkan kegiatan penyuluhan tentang DBD kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kabupaten Malinau dengan berintegrasi dengan bagian promosi kesehatan . Meningkatkan sistem kewaspadaan dini di seluruh lapisan masyarakat tentang DBD. Meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan. Penderita DBD merupakan penderita demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif . 6.
Persentase Balita dengan Diare Ditangani. Pada tahun 2012 terdapat 1.089 kasus diare di Kabupaten Malinau terjadi pada balita. Jika dilihat dari keseluruhan kasus diare yang terjadi, kasus diare pada balita tertinggi terjadi di Kecamatan Malinau Utara yaitu sebesar 422 kasus
di kecamatan tersebut. Dari 1.089 kasus diare balita tersebut
keseluruhannya dilakukan penanganan (100 % kasus ditangani). 7. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk. Secara keseluruhan jumlah pemeriksaan kasus malaria selama tahun 2012, kasus positif malaria hanya mencapai 4 kasus positif yang terjaring baik dari unit pelayanan Puskesmas maupun dari RSUD Kabupaten Malinau. Jika ditinjau dari pemeriksaan yang dilakukan, RSUD Kabupaten Malinau merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang paling banyak melakukan pemeriksaan, hal tersebut dikarenakan RSUD Kabupaten Malinau mempunyai sarana yang paling lengkap baik ditinjau dari segi pelayanan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan letak RSUD yang sangat startegis bila dikunjungi. Secara keseluruhan, pengobatan yang dilakukan kepada pasien yang positif malaria dengan menggunakan ACT. Dengan demikian pengobatan dan penanganan kasusu malaria telah memenuhi standar WHO yang telah ditetapkan. 8. Persentase Penderita Malaria Diobati. Adapun persentase penderita malaria yang diobati sebesar 100 %, keseluruhan penderita malaria mendapatkan pengobatan sesuai standard. Adapun tindakan preventif yang digalakkan oleh dinas Kesehatan ke seluruh kecamatan
dikabupaten
Malinau
dengan
kegiatan
diantaranya
adalah
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
penyemprotan Malaria, Kulambunisasi dan pelatihan petugas laboratorium bagi petugas
laboratorium
puskesmas
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
keterampilan bagi petugas laboratorium puskesmas yang ada di kabupaten Malinau dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Malaria. 9. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Program imunisasi secara umum bertujuan untuk mencegah penularan penyakit yang dapat dicegah dengan program imunisasi dalam hal ini PD3i tentu saja mempunyai peran yang sangatbesar dalam meningkatkan status derajat kesehatan bayi dan balita. Dan yang tak kalah penting program imunisasi bertujuan untuk menjadikan setiap wilayah menjadi UCI (Universal Chaild Imunisation). Terutama UCI desa menjadi 90 %, dimana untuk Kabupaten Malinau UCI desa minimal 80%,sedangkan target Nasional pada tahun 2014 UCI desa harus mencapai 100%. C. INDIKATOR STATUS GIZI Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi
akan
menyebabkan
kegagalan
pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan tubuh, yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu sejak janin yang masih dalam kandungan, bayi anak- anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya agar dapat melahirkan bayi yang sehat.
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
1. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1). Kunjungan Neonatus dilakukan pada > 6 - 48 jam pertama. Kunjungan Neonatal bertujuan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada Neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang dapat menyebabkan kematian. Hasil Riskesdas tahun 2010 penimbangan berat badan dan pemeriksaan kesehatan ketika bayi lahir (kurun waktu > 6 – 48 jam), dilakukan pada 84,8 persen bayi. diKabupaten Malinau untuk Kunjungan Neonatal (KN1) sebesar 75,8% dari 1.613 bayi lahir. Penyebab terjadi hal ini dikarenakan ada 210 persalinan ditolong dukun yang artinya bahwa kunjungan Neonatal 1 terhambat dilakukan karena informasi persalinan yang terkadang lambat sampai ke petugas kesehatan, faktor lain juga disebabkan oleh sistem pencatatan dan sistem recovery data oleh petugas nakes yang masih belum akurat. Tabel 3.1.1: Presentase Kunjungan Neonatal (KN1) di Kabupaten Malinau Tahun 2012 Indikator
Jml Bayi Lahir th 2012
Abs
%
1359
95,6
Kunjungan Neonatal 1 (>6
1421
– 48 jam)
2. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap. Kunjungan Neonatus lengkap adalah bila Neonatus melakukan kunjungan ketenagaan / fasilitas kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan baik di dalam maupun diluar gedung Puskesmas (termasuk Bidan di desa, Polindes, kunjugan rumah, Rumah Sakit Pemerintah/Swasta, RB, dan Bidan Praktek
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
Swasta) dan Neonatus mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 3 kali (KN1, KN2, KN3). Kunjungan Neonatus lengkap dapat dijadikan indikasi efektifitas dan Kualitas pelayanan Neonatal. Kunjungan Neonatus lengkap di Kabupaten Malinau mencapai 79,1% dari target 90% dan penyebabnya tidak semua orang tua mau melakukan kunjungan ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan lainnya di saat umur bayi baru lahir dibawah 1 bulan. Selain faktor dari adat istiadat juga yang cukup mempengaruhi adalah kurangnya tingkat pengetahuan orang tua tentang pentingnya pemeriksaan/pemantauan kesehatan secara berkala pada bayi baru lahir. Tabel 3.2.1: presentasi Kunjungan Neonatal (KN lengkap) di Kabupaten Malinau Indikator Kunjungan Neonatal (KN lengkap)
Target
Pencapaian
90%
79,1%
Gambar 3.2.2 : Grafik Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) di Kabupaten Malinau tahun 2012
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP 500 400 300 200 100 0
Series1
Series2
Series3
3. Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan bayi Post Neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali ( 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada umur 3 -5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, 1 kali pada umur 9 -11 bulan) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar. Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi antara lain imunisasi dasar lengkap, SDIDTK, Vitamin A, Konseling ASI Ekslusif, pemberian pendamping ASI, tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA dan penanganan serta rujukan kasus bila diperlukan. Pada tahun 2012 cakupan kunjungan bayi yang mendapatkan
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013
pelayanan kesehatan yang standar mencapai 80% atau standar 1.401 bayi dari 1.733 sasaran yang ada.
Gambar 3.3.1 : Persentase Kunjungan Bayi Kabupaten Malinau tahun 2012
Kunjungan bayi minimal 4 kali
Malinau
Malinau Seberang
Tanjung Lapang
Long Loreh
Setulang
Gong Solok
Pulau Sapi
Pujungan
Long Nawang
Data Dian
Sungai Boh
Long Berang
Long Alango
Long Ampung
Sumber : Bidang Yankes Dinkes Malinau
4. Persentase BBLR (Berat Bayi lahir Rendah) Ditangani. Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat termasuk kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan gizi masyarakat yang selanjutnya dapat menurunkan status gizi. Penurunan status gizi dapat terjadi pada kelompok rawan yaitu bayi dan balita serta ibu hamil yang akibatnya akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius, antara lain terjadinya gizi buruk pada bayi dan balita serta lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah. Berdasarkan hasil pemantauan dan pelaporan dari puskesmas di wilayah Kabupaten Malinau menunjukkan bahwa dari 1.421 dari Lahir hidup ada 127 kasus BBLR. 5. Balita dengan Gizi Buruk. Pada tahun 2012 terdapat 60 kasus gizi buruk di Kabupaten Malinau dari 8.271 jumlah balita.
PROFIL KESEHATAN 2012
February 26, 2013