BAB III QASHIDAH BURDAH A. Sejarah dan tujuan penulisan qashidah burdah 1. Sejarah burdah Burdah dalam artian kata sepotong kain menyelimuti badan atau selendang tetapi yang dimaksud dengan burdah di sini adalah syair syair yang mengandung pujian, sholawat, peristiwa isra dan mikraj, jihad, mukjizat, dan akhlak budi pekerti nabi kita Muhammad saw yang baik 1 Qasidah Burdah ditulis oleh al bushiry kira-kira antara tahun 1260-1268 M ketika ia berusia 50 tahun. 2. Latar belakang penulisan qasidah burdah oleh Imam Al Bushiry K.H. syarwani Abdan menuliskan tentang background penulisan Qasidah Burdah yang mana diceritakan sendiri oleh Imam Al-Bushiry sebagai berikut: “Sebab saya mengarang qashidah-qashidah dalam hal memuji Nabi saw. utusan Allah Swt. di antaranya adalah atas usulan teman saya Zainuddin Ya’qub bin Zubair, suatu ketika saya terkena sakit lumpuh (stroke). Maka saya berfikir untuk mengarang qashidah Burdah ini, dan saya mohon pertolongan kepada Allah Swt. dengan Qashidah Burdah ini agar menyembuhkan saya. Saya ulang-ulang membacanya, saya berdoa, bertawassul, dan memohon kemudian saya tidur bermimpi Nabi Saw. maka beliau mengusap wajahku dengan tangannya yang penuh berkah dan memberikan aku sebuah burdah (selimut), maka aku terjaga dan mendapatkan dalam diriku kekuatan untuk bangun, maka aku dapat berdiri dan keluar dari rumah, aku tidak memberitahukan kepada siapapun. Maka aku bertemu dengan fuqoro’ (orang-orang sufi) dia berkata: “Aku ingin engkau memberiku qashidah yang isinya engkau memuji Nabi Saw.!, maka aku jawab: “Qashidahku yang mana?” Dia berkata: “Qashidah yang engkau tulis saat 1
Abu Zainal Abidin Ahmad Syairazi Fandi Banjar AlMakki, loc.cit. h.55.
engkau sakit”, lalu dia menyebut awal Qashidah tersebut seraya berkata: “Demi Allah aku telah mendengarnya tadi malam, qashidah tersebut dibacakan di hadapan Nabi saw. utusan Allah Swt.”.2 Adapun sumber lain menyebutkan bahwa Albushiry hidup pada masa transisi peralihan kekuasaan dari Dinasti Ayyubiyah ke Dinasti Mamluk Bachry. Masa ini adalah masa pergolakan politik yang tak ada henti-hentinya, kemerosotan akhlak MELANDA hampir seluruh negeri, para pejabat pemerintahan mengejar kedudukan dan kemewahan. Pada masa yang suram inilah kemudian muncul QB sebagai reaksi terhadap situasi politik, sosial, dan budaya yang terjadi pada masa itu. Al bushiry menyusun qashidahnya tersebut dimaksudkan agar umat islam mencontoh kehidupan nabi dalam mengendalikan hawa nafsu dan kembali ke ajaran agama yang murni , alquran dan hadis B. Struktur Qashidah Burdah (Deskripsi Umum atas Qasidah Burdah) Qasidah Burdah terdiri dari 160 bait dan terbagi menjadi 10 pasal sebagai berikut3:
Pasal Satu: Ungkapan Cinta dan Senandung Rindu ّْم ِمٓ ْمٖ ُمٓ ْموَِأ ٍنت ِمــــ ِمَأ١ َأٓ َأصْم جَأ َأ ْمٓ ًعؼ َأص َأ ض ْمُبَأ ْم ُم ْض ِمـ ض َأٔآ ِمء ِمٓ ْمٖ ئِم َأ ْمُ َأ٢م كِم ْم ْم َأٓ َأٝ َأَٝأ
َأ َأٔخَأــٛ يَأ ئِم ْمٕ هُم ْمِجَأ ْمًلُملَأ٤َ٘أ ْم٤كَأ َأٔ ُِم َأؼ ْم
ّٓضْم َأــــ ِم ِمُٝم َأَٖٚ٘أ ُمٓ ْم٘ َأ ِمض ٍنْ ِمٓ ْم٤َأٓ َأ ْم
َّ ُ َأ َأغ َأ ُم٣َأ ْل ُّك َأ َّٕ ْمُ ُمغ َّ ُمٓ ْم٘ َأٌخـــ ِم ٌم
ْـــ ْمُ َأؼِـ َأ ِمَٝلَأ َأر ْمهجَأ ُِم ِم ْمً ِم ْمُبَأ ِمٕ َأَٝأ ْ ُ َّـــوَأ ِمْٝم ُمٍ ُ َّـ ْمٓ ِمغ َأٝيَأ ُمػ ُمـ٤ َأػَِأ ْمِٚم ِم َْأــــ َأ٣ َأخ َّـ ْم٠َأ ِمر ِمّ َأػَِأِٜمٓ ْمز َأَ ْمُبَأ ْمُ َأؼ٘ ِمٝي َأ ْــــــ َأ ْمؼخَأ ِم ضُم ُِّم ّم ثَأ ِم َُأَِأ ِم٣ ْمُ ُمغ ّمَٝأ 3
ُمظ ِمٓ ْمٖ حِم ْمِوَأ ِمء َأً ِمظ َأٔـــ ٍنت٣ج ُ ِّ ْم َأبَّ ِمٛ َّأ ْم
ي ئِم ْمٕ هُم ْمِجَأ َأٓ ُِموَأ ْمِبِم َأَٝأ
ْـــــ ِمَٜأ ِم٣ ْم خَألِم ْمن
2
ْــ ْم َأ ــــَِأ ٍن١ َأ ٍنٕ ِم ِم٤َأ ِمٓ ْمٖ حَأ َأ ُّكً ِم ِمص ْم
KH. Syarwani Abdan, loc.cit. h. 10-11. Ibid,h. 1-58.
َ طَأـَِأ ٍن٢ َُأ ْمْ حُم ِم ْمم َأ ْمٓؼ ًع َأػَِأَٟٞأ َأُْٜم َأَل ْمَُٞأ ـ ْمٜقَأ حُم ْم٘ ِمٌ ُم عُمب ّمًع َأ ْمؼ َأـ َأٓ شَأــ ِم٤كَأ َأٌ ْم َأث ٠َّضــ٘ ًع َأٝ َأػ ْمب َأ ٍنة٢صْم ُمـ خَأ َّ ْمٞ َأ ْمربَأجَأ ْمُ َأَٝأ ٢ كَأأ َأ ّمرهَأِ٘مٟٞ َأْٛمقُم َأٓ ْمٖ َأ ْم٤ طَأٟ َٗأ َأؼ ْمْ َأ َأ
ْل ْملجَأ َُأ ْمْ حَأُِم ِم َأ٤ ئِمَُأ ْم٢ِمّٓ٘م ْم َأ ْمٗ َأَُٞأٝي َأ
َأٓ ْمؼ ِم َأرةًع١ ِّ ُ ُمؼ ْم ِمرَٟٞأ َأُٜ ٢ كِم٢َٔأ َأَل ئِم ِم٣
ْــ ِم ُمٔ ْم٘ َأغ ِم ِم٢َلَأ َأ ئِم ْمٝ َأش ِمة َأٞػ ِمَأٖ ْمُ ِم
َأػ َأـ ْمح َأ ْم ِم ُمٔ ْم خَأخِم ٍن١ ِّ َأَل ِم٢ي َأعـــ ُِمـ
َْأ َأٔ ِم
٢ئَأ ّمٕ ُُم ِمغ َّ َأػ ِمٖ ُ ُمؼ َّ ِمٍ كِم
َْأ ِمٜظ َأػ ِمٖ ُخُّك ُٗملْم ِم٢ ُم َأ ْم َأؼ ُمـ كِم٤ ُ ّمل ْمَٝأ
ُُّ٘كلْم َأظ َُأ ِمٌ ْمٖ َُّ ُم٢َأٓ ّمغضْم خَأِ٘م ُمْٚمج َأ ْم َأٔ ُمؼ َأ ْمٔ ُمَّٜ ح٠ِّٗئِم ٢ َأػ َأ ُِم٢ ِم كِم٤ َأْمظ ُ ّمل ْم٤َأل ج ٗ ِم
“Apakah karena mengenang seorang kekasih di Dzisalam hingga engkau menangis mengeluarkan air mata bercampur darah” “Ataukah karena hembusan angin dari Kazhimah (tempat kekasihmu) atau juga disebabkan bersinarnya kilat di malam yang gelap dari arah Idhom (yang seolah-olah sebagai bayangan dari kekasihmu itu)” “Mengapa kedua matamu apabila engkau katakan,“Berhentilah menangis. tapimasih juga terus bercucurkan, mengapa hatimu?apabila engkau katakantenanglah, tetapi masih juga risau dan merana” “Apakah orang yang sedang asyikbercinta itu mengira bahwa cintanya dapat disembunyikan di antara airmata yang selalu bercucuran dan hati yang selalu bergejolak” “Sekiranya bukan karena cinta tidaklah engkau cucurkan air matamu di atas bekas-bekas reruntuhan rumah dan engkau biarkan dirimu (merana sampai) tidak dapat tidur teringat kepada pohon kayu Bandan Gunung Alam” “Bagaimana akan bisa engkau pungkiri cinta-(mu) setelah terlihat adanya beberapa kesaksian yang adil dan cucuran air mata serta sakit yang merana” “Dan telah tetap rasa cinta itu dengan adanya dua tanda yaitu air mata dan badan yang sakit, laksana bunga mawar yang kuning dan merah menyala pada dua pipimu” airmata; “(Semua tuduhanmu) memang benar, telah datang pada malam hari (dalam mimpi) orang yang kucintai, sampai-sampai membuatku tidak dapat tidur dan sungguh penderitaan cinta dapat menghilangkan segala kelezatan (kesenangan dunia seperti tidur dan lain-lain)” “Wahai orang yang mencela diriku yang sedang dimabuk cinta, sebagai cintanya bani Udzro, semoga engkau mau menerima udzurku kepadamu?, Sekiranya engkau menyadari dan mengetahui arti cintaku ini, tidaklah engkau akan mencerca diriku”. “Berita tentang (cinta) ku ini telah sampai kepadamu dari (perantaraan) tukang-tukang fitnah, rahasiaku (kini) (tidak lagi) tertutup (namun) penyakit cintaku tidak akan putus (terhenti)” “Engkau telah memberikan nasihatkepadaku dengan ikhlas, tetapi aku tidak mendengarkan nasihat itu. Sesungguhnya orang yang dalam bercinta tuli terhadap orang-orang yang mencelanya” “Sesungguhnya nasehat rambut uban pun aku tuduh salah, apabila ia mencela (cinta) ku padahal nasehat uban itu sangat jauh bila dianggap salah dalam nasehatnya” Pasal Dua: Peringatan dari Godaan Hawa Nafsu َّأ َأ ِمٜ َُأٝ ِم َأ٤ ِم ُ ّمل ْم٣ ِمَ٘أ ِم ْ َأ ُمٓغْم خَأ ِمل ِم٤ َأؿ ْم٢ َأ ْم ِم
َأِِٜمِٜمٓ ْمٖ َأص ْم
ِمء َأٓ حّم َأؼظَأ ْمٞث ِم ُ ّمـ ج كَأا ِم ّمٕ َأ ّمٓ َأر ِم
ٍن٤ض َأ ْمق َأَُأ َّْ ِم
َأَل َأ َأػ َّـ ْمَٝأ ٟ ِمَ هِم َأ٤ث ِمَٖٓأ ُلِم ْمؼ ِمَ َُأ َأض ِمٔ ْم
َأًخَأ ْمٔ ُم ُْم ِم ُ َأٌخ ِمَأٚ٘ َأٓ ْم٢ج ِم ًعّم َأ َأـ ُِم ْم ْ ِمَ ِم ُُِّكض ِمُم٤ُم َأ ُّك ِمص َأٔ ُمط َُأ َأخ ْم٣ َٔأً َأ
ْم ُمً ْم٘ ُمَُٞأ ُمٙ هّمـــــــــ ِم ُمٝ َأٓــ ُم َأ٢ج َأ ْمػَِأ ُمْ َأِّٗـ َأَٜأخِم٣ ٞط ِمٓ ْمٖ ؿ َأَأ ِم َأ ِّ ِمص َأٔ ٍن٢َأٓ ْمٖ ُِم
ْ ِمٜةَأ َُّ٘ ِمٞ َأْٜم َأش ْم١ِّٞ ُموَأ٣ ّئِم ّمٕ ُ َّ َأؼ َأ َْأ ْم٘لَأ ِم ِم٣ ُمٚٔئِم ْمٕ حَأ ْمل ِم ْمٝع َأ ُمع ِّ ُ َأ َّض ِم
َأٜحِمٞ َأٜ َأً ْم َأ َأش ْم٢كَأالَأ حَأ ُم ْمّ ِم ْمُ َأٔ َأؼ ِم ْم ٠ُم َأش َّ َأػَِأِٚ ِمٔ ْمٜ ُّ٘م ْملسُم َأً ُ ّملِم ِمَ ئِم ْمٕ حُم ْمَٝأ
ْل ِم َأ ِم٣ ْمُٝمل ْمْ َأ ِم٣ ٠َُّٞ َأٓ حَأ َأَٟٞأ َأُٜئِم ّمٕ ْم
كَأ ْم ِم ْم ُمَٚأ٤ُِّٞ َأع ِمذرْم َأ ْمٕ حُم َأَٝأ َأٛ َٞأ َأٛ ف
ْ كَأالَأحُم ِم ِم٠ج ْمُ َأٔ ْم ػَأ ْم خَأغْم َِأ ِم٢ َأٛئِم ْمٕ ِمَٝأ
َأ ْمػ َأٔ ِمٍ َأ آئِم َأٔتٌم٧ ٢ كِم ْم٢ َأٛ ْمَٝأ َأٜ َأر ِمػَٝأ
ُم٤ِمٓ ْمٖ َأع ْ ُ َّـ َأ ِم٢َأ ْمـ ِمر َأ ّمٕ ُ َّ َّْ كِم٣ ْْمذ َُأ ْم
َأج َُأ ّم ةًع ُِم ْمِ َأٔـــــــ ْم ِمء هَأ حِمَِأتًع َأً ْمْ َأع ّم ٘ ْم
ْل ٍنت َأش ُّك ِمَٖٓأ ُخُّك َأخ ِم كَأ ُمبّم َأٓ ْمخ َأٔ َأ
ِمٓ ْمٖ َأشبَأ ِمغَّٝ عُٞم ش ُ َّـ َأ ئِم َأ ْمخ َأَٝأ س ِمٓ ْمٖ ص ٍن َأ ْم٨ ٍنٖ هَأ ِمـ ْمٓخ َأَأ٤ؽ ُ َّـ ْمٓ َأغ ِمٓ ْمٖ َأػ ْم ث ْم خَأ ْمل ِم ِمَٝأ
َّأتَأ َُّ٘ـ ِمَأ٤ٔ ْمُ َأ ْمّ ِمع ْمِٝمَٖٓأ ْمُ َأٔ َأغ ِمر ِمّ َأ ْ ِمٜى ُُّ٘كلْم َأظ كَأ حَّ ِم ض َأ ُم َأٔ َأٓ ّمغ َأٛ ٕئِم ْمَٝأ
ٔ َأٜل ِم ق ُّ٘م ْمل َأ ْمػ ِمٝ َأ َٕأ َأ٤ ُ ّمل ْمٝس َأ َأخ ُِم ِمَٝأ
ْ ْمُ َأغ َأٌ ِمٝ َأـ ُخَأ لْم ِمْ َأ٤كَأأ َأ ْمٗجَأ حَأ ْمؼ ِم فُم َأً ْم
َٔلَأ َأع َأٌ ًعُٝم َأٔ َأخلْم ًعٔ َأَٜ٘لَأ حُم ِم ْمغ ِمٓ ْمَٝأ
َُأوَأ ْمـ َٗأ َأ ب ُم ْ ُمػوُم ِم١ َٗأ ْمًَع ُِم ِمْٚمج ِم ِم
َْم ٍنٍ ِمالَأ َأػ َأٔــ ٍنَٞأ ْم خَأ ْمـلِم ُم َّلَّلاَأ ِمٓ ْمٖ هَأ
ٓ َأَٝأ
َأ ٰلُ ِمٌ ْمٖ َأٓ ْمئخَأ َأٔ ْم ُم٤ي ْمُخَأ ْم ٚث ِم ِم َأ َأٓ ْم حُم َأ
ُم َُْأ ْمْ َأ ِمُمٝض َأ كَأ ْم ٍنَُٟٞأ ْمْ َأ َّم ِم َأٝ
ث َٗأ كِمَِأــتًع ّم ْم ُمٝ َلَأ حَأ َأَٝأ ْم ِمٞٔث هَأب َأْمَ ُ َأ
ْْم خَأوِم ِم
ْم خَأوَأ ْمٔ ُم ْم ِمٍ َُأيَأٞج كَأ َأٔ هَأ
“Sesungguhnya nafsuku yang memerintah kepada kejahatan itu tidak mau menerima nasihat karena kebodohannya tidak mau patuh kepada peringatan uban dan usia lanjut”. “Dan nafsuku tidak mau mempersiapan dengan amal-amal soleh untuk menghormati tamu yang bertempat di kepalaku (yakni uban) tanpa mengenal malu” “Sekiranya telah ku ketahui bahwa diriku tidak mau menghormati tamu itu (uban) tentu aku sembunyikan ubanku yang mula-mula tumbuh yang nampak di waktu fajar” “Siapakah yang kuasa menolongku untuk menahan laratnya nafsu dari perbuatan-perbuatan sesatnya, sebagaimana laratnya kuda yang ditahan dengan kendali” “Jangan engkau mengharap dapat memecah (menundukkan) syahwat nafsu dengan tetap mengerjakan maksiat, sesunguhnya makanan itu dapat menguatkan syahwat orang yang gemar makan”. “Nafsu seseorang itu seperti anak kecil (bayi) bila engkau membiarkannya (menyusu terus) niscaya ia sampai besar akan tetap suka menyusu tetapi bila engkau pisah (sapih) niscaya ia terpisah” “Maka palingkanlah kehendak hawa nafsumu dan berhati-hatilah jangan sampai engkau memberi kekuasaan. Karena hawa nafsu apabila berkuasa ia akan dapat membunuh dan mendatangkan aib (karena ia senantiasa mengajak kepada perbuatan jahat)” “(Jaga) dan peliharalah nafsumu itu walau dalam mengerjakan amal-amal sholeh .Dan jika ia mendapatkan makanan (amal-amal sholeh) itu manis maka jangan engkau biarkan makan” “(Jangan engkau tertipu) Berapa banyak nafsu itu membaguskan kepadaseseorang akan kelezatan (beribadah). Padahal ia dapat mematikan sekira-kira seseorang tidak mengetahui baha di dalam (makanan yang lezat) yang berminyak itu terdapat racun” “Takutlah engkau terhadap tipuan dan fitnah-fitnah nafsu yang secara samar yang disebabkan lapar dan kenyang. (Karena) kadang-kadang lapar itu lebih jahat (dan bahaya) darikenyang” “Banyak-banyaklah menangis dan tuangkanlah air mata yang tealh penuh dengan perbuatan haram. Dan lazimkanlah olehmu menjaga apa-apa yang dilarang serta menyesal (atas dosa-
dosa yang lalu). (Semoga Tuhan menerima taubatmu dan menjadikan tangismu itu sebagai tebusan atas segala dosamu)” “Dan lawanlah (musuhmu) nafsu dan syaitan, dan janganlah engkau turuti (ajakan) keduanya. Apabila keduanya memberikan nasihat, hendaknya engkau curigai (dan jangan memepercayainya)” “Dan janganlah engkau patuhkepada keduanya baik ia sebagaimusuhmu atau sebagai hakim yang member keputusan, engkau dapat mengetahui bagaimana (cara) tipu daya seorang musuh danhakim yang member keputusan (sebagai musuh maka setan itu selalu menipu atau sebagai hakim, maka ia selalu membela diri)”. “Aku memohon ampun kepada Allah atas ucapan (ku) yang tidak aku amalkan, sungguh aku telah nisbahkan ucapan tanpa amalan itu sebagai turunan bagi orang yang tidak bisa beranak (mandul)”. “Aku telah menyuruhmu melakukan kebaikan tetapi aku tidak melaksanakannya dan aku bukanlah (termasuk) orang yang istiqomah, (oleh karena itu) apalah artinya seruanku kepadamu Istiqamah kamu” “untuk bekalsebelum mati aku tidak mengerja ibadah sunnah, dan tidak pula aku solat atau puasa selain yang fardhu”. Pasal Tiga: Sifat Kemuliaan dan Keagungan Nabi Saw. َأ ِمٕ ْمشخَأ َأٌ ْم ُم ُ ّمٙ ٓج هَأ َأـ َأ ّ َأر ِمٝض ّم ِمٓ ْمٖ َأ
ظَأَِأ ْمٔ ُم ٠ُ َأ ُظَّ َأال َأّ ئِم ٰل٤ ج ُم ّ٘متَأ َأٓ ْمٖ َأعْم
ّحَأغْم جَأ ْمُ ِمغ َأض َأر ِمة َأً ْملغًع ُمٓ ْمخ َأ فَأ َُأـ ِمَأ
ٟٞطَأ ٰلُٝم َأٙ َأش ّمـ ِمٓ ْمٖ َأ َأـ ٍن َأعْم َأل َأءَٝأ
َّْ َأٔ َأش َأٔ ِم٣َأ َأٛ كَأأَأ َأرٚػ ْمَأٖ َٗأ ْمل ِم ِم
َأ ٍنُٛم ْمُ ِمضبَأ ُمٍ ُ ُّكل ّمْ ِمٓ ْمٖ َأذٚ َأ ْمحٝ َأر َأَٝأ
ْل ِم ْمُ ِمؼ َأ٠ْم ػَأِ َأٝ َأرةَأ َأَل حَأ ْمؼ ُمـٝض ُم ئِم َّٕ ُ َأ َّأ ِمَٖٓأ ُ َأؼـ ِمَأ٤ُٗمس ُ ّمـ ْم ُم َُأ ْمْ ح ْمَأخ ِمْٙم َأَلَُٞأ
َأ ًَّـ ْمَٝأ ُمٚ َأرحُمٝض ُم َأ َأٜ٤ُم كِم ْمٙ َأـَٛأث ُم ْم
ٖ َأرةُم َأٓ ْمٝض ُم ـــ َأ٤ ُ ّمـ ْمٗــ٢ ئِمَُأٞقَأ حَأ ْمـػُم٤كَأ َأٌ ْم ْمـــــــ٤ ُزَّوَأَِأٝ ِمٖ َأ٤ْم َٗأ ْمٌّٞم ُمـ ْمُ َأ٤ ُمٓ َأغ َّٔ ٌمـ َأ
ْ ِمٓ ْمٖ َأػ َأض ِمٝب َأ ِمٖ ِمٓ ْمٖ ُمػ ْم ٍن٤وَأ ْم٣ ُلَأ ِمِٝمٕ ِم َْلَأ َٗأ َأؼ ِمُٝم َأْٚ٘م ِمٍ َلَأ ِمٓ ْمٞ هَأ٢َأ َأ َّ كِم ْم
كَأ َأال َأ َأع ٌمـ٢ٛ ِمٓ ُم ُّ٘م ِم٥ّمَ٘أ ْم٤َٗأبِم
ْ ِمٍ ُمٓ ْموخَأ ِمغ ِمٞ َأٛ ْم٧ْم ٍنٍ ِمَٖٓأ ْم ِمَٞأٛ َُِم ُمٌ ّم
ُمٚ َأشلَأ َأػخُم٠ْم حُم ْم َأص١ ُم َُّ ِم٤ ْمُ َأغبِم ْمُٞم َأٛ
ْل ِم ِم ُمٓ ْم٘لَأ ِم٤َٕأ ِم َأغب ٍنْمَ َأؿ ْمٌُٞمٓ ْم خَأ ْمٔ ِم ُم
َٕٚأ ِم ِمٌٞ لَّلاِم كَأ ْمُ ُمٔ ْم خَأ ْمٔ ِم ُم٢َأ َأػ ئِمُ َأ
َّلَأ َأً َأ ِمٝ ِمػ ْمِ ٍنْ َأ٢ُم كِمٙ ْمُٞم َأـ ُٗمـــــــــ٣ َُْأ ْمَٝأ َْأ ِم٣ْم َأر ْمشلًع ِمَٖٓأ ُ ِّـٝػ ْم كًع ِمَٖٓأ ُبَأغْم ِم َأ ْْم ِمٓ ْمٖ َأش ْمٌَِأ ِمت َُأ ِمغ َأٌ ِمِٝمٓ ْمٖ ُٗم ْمو َأ ِمت ْمُ ِمؼ ْمِ ِمْ َأ
ن كَأ َأ ُمخُِم ٍن٢كِم ْمَّٝ ن َأخ ْمِ ٍن٢َٖأ كِم٤ ْم٤م َُّ٘بِم ِمٍ لَّلاِم ُمٓ ْمِخَأ ِمٔسٌمُٞم ْمْ ِمٓ ْمٖ َأر ُمٜ ُمًُِّكـــــَٝأ ْ ِمٛ ِمػ ْم٘ َأـ َأع ِّـ ِمْٚمـــــــــــــــــ ِم٣َٕأ َُأ َأـٞ هِملُمٝ َأَٝأ
ْرُم ّم
ُمْٚم َأرحُمٞ ُمـــــــُٝم َأٙ ْم حَأ َّْ َأٓ ْمؼَ٘أ١ ِّ ُ ٞ َأٜكَأ ْم
ْ ُم ُمٓ ْم٘وَأ ِم ِم٤ َأؿ ْمِٚم ِم٤َأ ُم ْمُ ُمغ ِمْمٖ كِمٛ ْمٞكَأ َأض
ٚ َأٓ َأغــــــ ِم ِ٘م ِم٢ي كِم ْم٣ ٌم ػ ْمَأٖ َأش ِم ٍنٙ َّ ُمَٓ٘أ
ْب َُّ٘ َأ ِم ـْمـــــــــــــبًع َأــ ِمر ُم٤ُم َأعبِمٙ ْم َألَأ
ْ عْم خَأ ِمٌ ِمٝ َأٚ ِم٤ عْم ُمٌ ْمْ ِم َأٔ ِمش ْمئجَأ َأٓ ْمـعًع كِم ْمَٝأ ُْم َأٓ ِمش ْمئجَأ ِمٓ ْمٖ ِمػظَأ ِمٙ هَأ ْمـ ُمر٠ُ ْمٗ ُم ْم ئِم ٰلَٝأ ُم َٗأـــــــــــــــ ِمط ٌمٚ٘ب َأػ ْم ْـــــ ُم ْمؼ ِم َأ٤َأع ٌّـ كَأ ن ِملَأ ِم
ْ ِمّٜم ِم٤ َٗأبِم٢ كِمٟل ٰلر ُم َُّ٘ َأَٚأ ْمع َأٓ ّم َأػ ْمخ ف َأٓ ِمش ْمئجَأ ِمٓ ْمٖ َأش َأ ٍنٚ َأذ حِمـــــــــــــ ِم٢ ْمٗ ُم ْم ئِمَُأَٝأ ُمْٚمس َُأ َأ٤ ِمٍ َّلَّلاِم َُأٞكَأا ِم ّمٕ كَأضْم َأَ َأر ُمـ
ْ َأ ِمر َأ ُ ِّ َأٓ ِم٠ُم ْمـ ٰلػ٣ ٢ُم ِمع َأْٚٔم ُم
ْم َٗأ َأ بَأ ْمَُٞأ ُم ِمػ َأَٚأــــــــــ حُم٣ ُم ٰلٙج هَأ ْمـ َأر ٔظ ًع
َأ٤ َأعْم
ْ ْمَُٜأ ْمْ َٗأ ِمَٝ٘أ كَأَِأ ْمْ َٗأ ْم حَأـ ْم َأ٤ِمع ْم ًع َأػَِأ ْم
ْٚم ُمٍ ِم ِمَٞأ ْمُ ُمؼوُمـــ٤َأ ْمٔخ ِمَأغَّ٘ ِم َأٔ حَأ ْمؼ٣ َُْأ ْم
ْ َأ ُمٓ ْم٘لَأ ِمغ ِم٤ َأؿ ْمٚـــــــ ِم٤ ْمُبُم ْمؼ ِمـ كِمٝب َأ ُِم ْمِوُم ْم ِم
ٟ ُم ٰل٣ ْمس َأ٤ُم كَأَِأٙ َأْ َأٓ ْمؼَ٘أٜ كَأ ْمٟ ٰلرُٞ َأ َأ٤َأ ْمػ
ْحُم ِمٌَُّك ُ ّم ْم فَأ ِمٓ ْمٖ َأ َأٓ ِمٝــْمــــــــــــتًع َأ٤َأ ِمـ
س ح ْم ِمْمٖ ِمٓ ْمٖ ُم ُمؼ ٍنـ٤َ٘أ٤َأ ُم ُِم ْمِ َأؼ ْمَٜأظ َأً ُ ّمل ْمٔ ِم
ُْم ِم ْمُ ُمغُِم ِمْٚ٘م َأػ ْمَٞأ ٌمّ حَأ َأ ِّم٤ْم ٌمّ ِٗمٞهَأ
ُم ْمـ ِمر ُم٣ قَأ٤ َأً ْمَٝأ ُمٚوَأخَأ٤َأ َأعوِم٤ٗ ُ ّمـ ْم٢ى كِم
َّ ن ْ ِمٜلَّلاِم ُمًِِّ ِم ْمـــــــــــ ُم َأخ ْمِ ِم٤ُم َأخٚ َأّٗمَٝأ لَِأ ْم ج ِمٓ ْمٖ ُٗم ْ ِمٜ ِم ِمٙ ِمر ِمٞـــــــــ كَأاِمّٗم َأٔ حَّ َأ ِم
ُم َأ َأل ٌمٚ َأّٗمْٚمـــــــــــ ِم٤كَأ َأٔ ْمبَِأ ُمؾ ْمُ ِمؼ ْمِ ِمْ كِم ٰل َأٜ ُ ُّك ْم ُمَ ْمُ ِمٌ َأ ُمّ ِم٠ َأحَأ١ ُمًَُّك ٍنَٝأ
ْم٣ َأ ُِمَِّ٘ـٛ رُمٞ ْم َٕأ َأ ْمٗ َأُٜمظ ِم
َأٜ ِمًبُمــــُٞم ْمْ َأً َأٛ َُم َأش ْمٔسُم كَأضْم ٍنٚكَأاِمّٗم
ُّك٢ِم كِم ْم ُْظَِأ ِم
َأ ْم٤ َأعْمٝــــــــَٖأ َأ٤ُِم ْمِ َأؼ َُأ ِمٔ ْم ُْم َأٓ ِم٧ج َأ ئِم َأ ْم
ئِم َأذ طَأَِأ َأؼ ْم٠َأعخَّــــ ًعُٟمـَأٛ َّْ ْم ِمٕ َأػٞ ْمُ َأٌـــــــ٢ج ك
ِْم ْمُ ُمغ ْم ِمٖ ُمٓ ْملخَأ ِمٔ ٍنَ ِم ْمُبِم ْمل ِم ُمٓخَّ ِم ِم ْ َأٔ ِمٛ ِم٢ ِم كِمٛ ُ ّمـ ْمٝ َأً َأ ٍنّ َأ٢ ُبَأغْم ِم كِمَٝأ ْ َأعل ِمَأ٢كِمُٝم َأٙ َأَٖأ ح ْمَأِوَأــ٤ َأػ ْم ِمٌ ٍن ِمع٢كِم ْ ُمٓ ْمبخَأ َأ ِمُٝم َأٚ٘ن ِمٓ ْم َأٓ ْم٘ ِم ٍن٢ِمٓ ْمٖ َّٓ ْمؼ ِمـٗ ْمَأ ْ ُمٓ ْمِخَأزِم ِمُٝم َأٚ٘ن ِمٓ ْم طُم َأ ب ُِم ُمٔ ْم٘خَأ ِمل ٍنٞ
ُم ُمخِـ ُم ٌمٚ َأ َٗأ٢ن َٗأبِم ٍن ن َأ ْمً ِم ْمّ ِم َأخ ْمِ ِم ف َأش َأ ٍن٢ ُبَأ ْمـ ِمر كِمٝف َأ حَأ َأ ٍن٢ ِم كِم ْمَٛأً ُ َّ ْم ٚ كَأ ْم ٌم ِمٓ ْمٖ َأص َأالَُأخِمــــــــــــــــ ِمُٞم َأٛٝ َأَٚأًأَأّٗم َأف َأ ـ ٍن
٢ْم ُٕم كِم ْمَٞأًأَأّٗم َأٔ ُُِّك ْمإُُم ُمإ َُأ ْمٌُ٘مـــــ
ُمٚٔض َّْ َأ ْمػظُم َأ َأ ْمؼ ِمـ ُمٍ حُم ْم ًع ُم٣ َأ٤َأَل ِمط ْم
“Aku telah mendholimi sunnah (perjalanan) Nabi yang telah menghidupkan malam yang gelap (dengan ibadah) sampai-sampai kedua telapak kaki beliau mengeluh kesakitan karena bengkak” “Dan beliau Nabi Saw. mengikat perutnya karena lapar serta melipat (merapatkan) di bawah batu kepada kulit pinggang yang halus lagi licin kulitnya”. “Gunung-gunung yang tinggi (di Makkah) membujuk Nabi (menawarkan dirinya) untuk menjadi emas, maka beliau memperlihatkan kepada gunung-gunung itu penolakan sepenuh hati”. “Penolakan Nabi terhadap gunung-gunung tersebut, padahal Nabi dalam keadaan darurat (membutuhkan) adalah menguatkan zuhudnya terhadap dunia, sesungguhnya keadaan darurat itu tidak melewati atas orang yang ma‟shum (yakni para Nabi-Nabi)” “Bagaimana (mungkin) darurat Nabi itu (menyebabkan) beliau berpaling kepada dunia (yang fana) padahal dunia yang asalnya tidak ada (kemudian ada disebabkan karena Nabi), jika bukan dikarenakan beliau tidaklah akan dijadikan dunia ini”. “(Dialah) Nabi Muhammad Saw. pemimpin dunia dan akhirat, pemimpin jin dan manusia, serta pemimpin dua golongan bangsa Arab dan Ajam”. “Dialah Nabi kita yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kejahatan maka tidak seorangpun yang lebih benar dari pada Nabi dalam berkata tidak dan ya”. “Dialah kekasih yang (benar-benar) diharapkan syafa‟atnya, dari tiap-tiap ketakutan dan kekuatiran (yang membuat manusia) terjerumus ke dalamnya”.
“Beliau (Nabi saw) mengajak (manusia dan jin) kepada agama Allah (Islam), maka mereka yang berpegang (beriman) dengannya berarti telah berpegang dengan tali yang kuat yang tidak akan putus (yang akan menyampaikannya kepada tujuan yaitu keberuntungan dan kebahagiaan yang kekal selama-lamanya)”. “Beliau Nabi Saw. melebihi para Nabi-nabi yang lain baik di dalam bentuk maupun akhlaknya dan tidak dapatlah para Nabi-nabi itu mendekati derajat Muhammad Saw. baik dalam ilmu ataupun kemuliaan, (yakni pada diri seorang dari pada mereka tidak terdapat kebaikan lahir dan batin seperti yang terdapat pada diri junjungan kita Nabi Muhammad Saw.)” “Sekalian Nabi-nabi itu mengambil (sekedar) satu ciduk dari lautan atau satu resapan dari air hujan yang terdapat pada diri Rasulullah Saw.” “Mereka (Nabi-nabi) berhenti di batas (yang telah ditetapkan untuk) mereka di sisi Nabi Saw. dari setitik ilmu atau sebentuk hikmah” “Maka dialah (Nabi) yang telah sempurna bathin dan dhohirnya. Kemudian dipilihkan beliau sebagai kekasih oleh Tuhan pencipta sekalian manusia” “Nabi Muhammad (dalam kebaikannya lahir batin) dibersihkan dari yang menyamainya (syarik), maka dzat dan hakikat keindahan yang ada pada Nabi itu tidak bisa terbagi” “Jauhilah olehmu kepercayaan yang diakui oleh kaum Nasrani terhadap Nabi mereka (yakni dengan mengatakan Nabi Isa sebagai Tuhan) dan engkau pujilah Nabi Muhammad itu dengan pujian apa saja yang engkau inginkan (yakni pujian yang menjurus ke arah ketinggian Nabi dengan menjaga hikmah pujian yang layak sesuai dengan derajat kenabian)” “Nisbahkanlah sifat kemuliaan dan ketinggian yang engkau kehendaki kepada dzat Nabi. Dan nisbahkan kepangkatannya yang engkau kehendaki dari sifat keagungan” “Sesungguhnya keutamaan Rasulullah Saw. tidak mempunyai batas, sehingga dapat menerangkannya orang yang mengucapkan dengan lisannya. Yakni derajat Nabi selalu naik, lidah tidak akan dapat mengucapkan (menguraikan) dengan selengkapnya” “Sekiranya tanda kenabian (mukjizat-mukjizat) beliau serupa atau setingkat dengan derajat dan kebesaran diri beliau. Niscaya nama beliau (saja) ketika disebut akan dapat menghidupkan kembali tulang-belulang yang telah hancur”“Beliau (Nabi Saw) tidak mencoba kita dengan membawa agama yang tidak dapat dijangkau oleh akal. Hal ini karena kecintaan beliau kepada kita. Sehingga kita tidak menjadi ragu dan bimbang (dikarenakan beliau sangat mengharapkan agar kita mendapat petunjuk)” “Telah melemahkan segala manusia (untuk) dapat mengerti hakekat kesempurnaan nabi (sifat ketinggian dan kemuliaan lahir batin yang diberikan Tuhan), maka tidak akan bisa melihat (baik) yang dekat dan yang jauh dari padanya, tidak mampu memahami (dikarenakan cahayanya yang amat terang)” “Laksana matahari ia Nampak kecil oleh dua mata dikarenakan jauhnya, (tetapi) apabila dekat tidak kuasa mata memandang” “Bagaimanakah akan bisa mengerti hakekat kebesaran Nabi orang-orang yang tidur yang merasa cukup dari Nabi dengan mimpi”
“Maka puncak pengetahuan tentang diri Nabi bahwa beliau adalah seorang manusia (tatapi) beliau adalah sebaik-baik makhluk Allah sekaliannya” “Setiap tanda (mukjizat) yang dibawa oleh para Rasul yang mulia hanyalah terjadi dari pada Nur Nabi Muhammad Saw yang telah berhubungan dengan mereka itu” “Maka bahwasanya kemuliaan dan keagungan Nabi Muhammad Saw. itu laksana matahari, (sedangkan) para Nabi lainnya laksana bintang-bintangnya. Cahayanya menyinari manusia yang berada di dalam kegelapan” “Sungguh alangkah mulia dijadikannya Nabi (Muhammad) yang telah dihiasi oleh keelokan perangainya, dengan kebaikan sifat-sifatnya yang selalu manis muka (wajah yang cerah)” “Dalam kelemah lembutannya beliau bagaikan bunga dan dalam kemuliaan laksana bulan purnama. Dalam kemurahannya laksana lautan dan dalam kehendak cita-citanya laksana masa (yakni tak kenal surut dan undur)” “Dikarenakan kebesarannya (Nabi Saw) ketika engkau menjumpainya dalam keadaan beliau sendirian, sungguh beliau laksana di dalam kumpulan tentara dan khodam (pembantu)” “Seolah-olah laksana mutiara yang masih tersimpan di dalam karangnya yang diambil dari dua tempat, keluarnya ucapan dan senyum beliau” “Tidak ada bau harum yang menandingi tanah (kubur) yang mengenai jasad Nabi Saw., sungguh beruntung orang yang pernah menciumnya dan mengusapkannya ke wajah”
Pasal Empat: Kelahiran Nabi Saw. ْ ُمٓ ْمخخَأخ ِمَأُٝم َأْٚ٘مـــ َأ ُمٓ ْمبخَأ َأـئٍن ِمٓ ْم٤َأ ِمط٣
ٙل ِم ِم ْمـــــ ِم ُمػ ْم٘ ُم٤ُم ػ ْمَأٖ ِمطْٙم ُِم ُمـَٞٓأ َأ َٕأ َأ
ْ ُّ٘موَأ ِمٝ ِمٍ ْمُب ْمُمإ ِم َأٞ ِم ُمغُِمٝهَأ ْمـ ُم ْمٗ ِم رُم
ُْم ُمٜ ُلُم ْم ُم َأّٗمْٚمـــــــــــ ِم٤ْم ٌمّ حَألَأ َّ َأ كِمَٞأ٣
ْ َأ ُمٓ ْمِخَأئِم ِم٤ َأؿ ْمٟ ب ِمً ْم ٰل َأش ْمٔ ِمَ َأ ْم َأغ ِم
ل ِمـ ٌم ع ُمٓ ْم٘ َأٞ َأُمٛٝ َأٟ ُٕم ِمً ْم ٰلٞ َأ٣ َأ ثَأ ئِم ْمَٝأ ق ِم ِمٓ ْمٖ َأ َأ ٍن
َّٖأ ِمٓ ْمٖ َأ ـ ِمَأ٤ ُ َأؼ ْم٢ ْمٛ ُم َأ ِمٜ َُّ٘ ْمٝ َأٚ ِم٤َأػَِأ ْم ٢َٖأ ظَأ ِمٔ ْم٤ ِمْمظ ِمع ْم٤َأ ِم ُ َأـٛ ِمر ُمٝ ُمر َّ َأَٝأ
ض ْم َأٜ َأ حُم٤ج ُم َأغ ْم ةَأ َأ ْمٕ َأؿ َأٝ َأ آ َأء َأ َأَٝأ
ّض َأ ِم ِم ُ َأٔآ ِمء َأٓ ِم ُّ٘م ِمر ِمٓ ْمٖ َأُٝمع ْم ًٗع َأ
ََأًأ َأ َّٕ ِم ُّ٘م ِمر َأٓ ِم ْمُ َأٔـــــآ ِمء ِمٓ ْمٖ َأَِأ ٍن
َأ ْم٣ ن ْمُ َأغ ُّكَٝأ ْــــ ِمٓ ْمٖ َأًِِم ِمٝ َأ٠َأ ُم ِمٓ ْمٖ َّٓ ْمؼً٘عٜظ
ُمر َأ ِمطؼُمـــــــــتٌمَٞأ ْمٗ َأ٧ ْمٝخِمقُم َأٜ ْمُ ِمض ُّكٖ حَأ ْمَٝأ
ْ ْمٗ َأ ِمر َُأ ْمْ حُمل ِمَأ٩ َأــــــ ِمرهَأتُم ْم ِمٝحُم ْم َأٔ ْمغ َأ
َْأ ٘ ِمَأ
َأ ْمٗلَأ٧ ُّ٘م ُمر َأخ ِمٓ َأـةُم ْمَٝأ
ْ كَأا ِم ْمػ َأالُٕم ْمُبَأ َأل ئِم ِم َُأ ْمٞٔ َأ ُّكْٝم َأَٞٔأػ ُم
َأوُم٣ ْ ُمس َُأ ْمَّٞ ُم ُمْ ْمُ ُمٔ َأؼَٜ٘أ٣ِمأ َأ ّمٕ ِم ْم ْـــــــ ِم
ُْم ْمُٜ٘مٛ َأّ َأً ِمَٞأ ْمه َأ٧ِمٓ ْمٖ َأ ْمؼ ِمـ َأٓ َأ ْمخبَأ َأ ْم
َّ ُمٓ ْم٘وَأ ٖض ِمٓ ْم ْمك َأَّٝ ض ٍنت َأرْم ِم٧ ْم٢ن َأٓ كِم ْم
ُم ُم ٍنٜن ِمٓ ْمٖ ُمش كُم ِم٧ ْم٢ْم كِم ْمَٞأُ٘م٣ َأ ْمؼ َأـ َأٓ َأػَٝأ
َّأ ِم ِمَٜ٘أ ْموقُم ئِم ْمر َأ ُمٓ ْم٣ َٖأ٤َأ ِمط ْم٤ِمَٖٓأ ُ َّل ْم َأػ ْم َأٌ ٌم ِم َُأ َأغ ٰلَٝأ ٢ ُمر ِمٓ ْمٚ ِم٤ ِمٓ ْمٖ َأر َأعخَأ ْم٠ل
َّأ ِم ٍنٜ٘ ُمٓ ْم٢عْم ِمٞن ْمُ َأ٣ َأؿ َأـ ػ ْمَأٖ طَأ ِم ِم٠ََّأعخ َأـــــــــــــــــــــ ٍنتٛ َأ َأ ًع َأ ْم َأ ُمٍ َأ ْم َأٛ ُْم ْمََّٜٗأًأَأ
ِّْظ ِمٓ ْمٖ َأعْم لَأآ ِمء ُمٓ ْمِخَأوِم ِم َٗأ ْمب َأ ْمُ ُمٔ َأ ب ِم
ٔ َأٜظ ِمبَأ ْمِ٘م ِم٤ َأ ْمؼ َأـ حَأ ْمبِم ٍنَٚٗأ ْمب ًع ِم ِم
“(Banyak tanda yang terdapat) sewaktu Nabi Saw. dilahirkan Baginda yangmenyatakan bersih dan suci asal keturunan beliau. Alangkah suci (agungnya) orang keturunan dari Nabi Saw. yang dimulai dan disudahi”. “Pada saat kelahiran Nabi Saw. merupakan suatu hari yang dijadikan firasat buruk oleh kaum Persi bahwa negeri mereka bakal terancam, akan menimpa kepada mereka kesengsaraan dan siksaan” “Dan jadilah tempat kediaman Raja Kisro (Raja Parsi) pecah (runtuh) berjatuhan seperti terjadinya perpecahan di antara golongan mereka, sehingga tidak terdapat lagi persatuan di antara mereka” “Api yang disembah oleh kaum Persi pada kelahiran Nabi Sawmenjadi padam nyalanya (padahal belum pernah padam sejak 1000 tahun karena selalu ada yang menyalakannnya. Dikeranakan sedih atas kelahiran Nabi Saw). Sedangkan sungai Furot berhenti mengalir kerana merasa prihatin” “Sedih dan malanglah penduduk kota Sawah sebab air sungainya tenggelam ke dalam bumi (menjadi kering) dan pengunjungnya yang datang ke sungai itu ketika haus tertolak dengan keras” “Seolah-olah menjadi basah karana apiyang semestinya karena air disebabkan oleh hati yang sedihdan menyala-nyala (marah) karena air yang seharusnya karena api”. “Dan jin berteriakan (lantaran takut dan gentar) ketika cahaya memancar naik tinggi ke ufuk dan kebenaran nampak di beberapa makna yang terkandung di dalam kitab-kitab sebelumnya perkataan para pendeta (tentang kedatangan akhir zaman)”. “Mereka (orang-orang kafir) menjadi buta dan tuli, segala berita gembira (yang diberikan oleh pendeta kepada mereka tentang kelahiran Nabi) tidak didngarkan juga segala ancaman yang telah nyatatidak pula mereka lihat (indahkan)” “Padahal (pendeta dan para peramal sudah memberitakan kepada kaumnya bahwa agama mereka yang bengkok yang mereka anut itu tidak akan tegak berdiri” “Juga sesudah mereka menyaksikan di ufuk bintang dan lepas dilemparkan (kepada setansetan) bersamaan dengan runtuh hancurnya berhala-berhala yang ada dimuka bumi”. “Sehingga (setan-setan ituberlarian) dengan melalui jalan wahyu (yakni pintu-pintu langit) dan diikuti oleh setan yang lain beriringan (mereka berlarian) “Setan-setan ituberlarianlaksana pahlawan Abrahah ketika menyerang Ka‟bah, kemudian dilempari kerikil oleh burung ababil atau setan-setan itulari seperti tentara-tentara kafir yang dilontar batu dari kedua belah tangan Nabi Saw.(pada waktu perang Hunain dan Badar)” “Lontaran (Nabi) dengan segenggam kerikil setelah bertasbih pada keduatelapak tangan beliau seperti dilemparkannya Nabi Yunus yang mengucap tasbih dari dalam perut ikan yang menelannya”. Pasal Lima: Mukjizat Nabi Saw. ّم ِمالَأ هَأـ ِمَأ ػ ٰلٚ ِم٤ ئِمَُأ ْم٢حَأ ْمٔ ِمل ْم َأ ٍن٠َِأ ْ ُِِّوَأ ِم٢ ِمْمغ ْمُخَأ ظِّ كِم ْم٣َأ ِمٓ ْمٖ َأ ِمـٜ ُمػٝكُم ُم ٢ِٔمـــ ِم َأع ِم٤َأ ِمضِٜس ُِّ ْم ٍن٤ ِمط ْمٝ َأع َّ َأٚ ِم٤حَأوِم ْرةَأ ْمُوَأ َأ ِمُٝم ِٗم ْم بَأتًع َأٓ ْمب َأِٚمٓ ْمٖ هَأ ْمِبِم ِم ٢ُم َأػ ِمٔ ْمٚ٘ف ِمَٖٓأ ُ ُمٌلّمـــــــــــ ِمر َأػ ْم ُمًَُّك طَأ ْم ٍنَٝأ َّٕأ َأٓ ِم ْمُـَأــــــــــــــــــ ِمر ِمٓ ْمٖ َأ ِمر ِمُُٞمَٞأوُم٣ ُْم ْمَٛٝأ
َأصآ َأء ْم َأ ْمش َأض ُمر َأ ِمص َأـةًع٧ ْمٚحِم ِمٞث ُِم َأـ ْمػ َأ ث َأ ْم ًع ُِم َأٔ َأًخَأبَأ ْم َأًأَأ ّمٕ َأٓ َأ َأ َأ ْم ج َأ َأر َأ آئِمـــــــــ َأ ةًع٠َأٓ ْمز ُمَ ْمُ َأـ َأٔ َأٓ ِمت َأ ٰلّٗم َأ ْمه َأ ْمٔ ُم ِّ ج ِم ْمُوَأ َأٔ ِم ْمُ ُمٔ ْم٘خَأ َأل ُمٚن ئِم ّمٕ َُأ ّ ِمٓ ْمٖ َأً َأ ِمَّٝ ٍن٤ ْمُـَأــــ ُمر ِمٓ ْمٖ َأخ ْمٟٞ َأٓ َأع َأَٝأ ُم٣ل ِّـ ْم ل ْمـ ُم َٓأ ِم َأ٣ ْن َُأ ْم ِّ ُ ٝ ْمُ َأـ ِمر َأ٢م كِم ِّ ُ كَأ
َُْأ ْمْ حَأغ ِمُمّٝم ِمت َُأ ْمْ حَأ ْم٘ ُمشْم َأ٣ ِم ْمُبَأ ِم٤َأخ ْم
َأْٝم ْمُ َأغ َأٔ ِمّ َأٞظَأُّ٘كـــ ٠َِأ ثَأ ػ ٰلٞ ْمُ َأؼ ْم٘ َأٌبُمٞ٘ظ ُّك
ُْمطُم ِم٧ػ ْمَأٖ َأػ ٍنٍ ِمَٖٓأ ْمٝع َأ ْم ِمِٝمَٖٓأ ُ ُّكـرُم
َأتُم لَّلا َأ ْمؿ٘ ْم٣ هَأِٝم ضـــــ َأػلَأ ٍنت َأج ػ ْمَأٖ ُمٓ َأ
ِٗم ْمِ ُمٝئِم ََّل َأ ُْمــــــــــــــــ ُمض٣ ُْم َُأ ْمٚ٘ ر ًع ِمٓ ْمٞج ِمص َأ ِم
ْم خ َأَأض ْم ُمَّٝ ْمٔ ًع٤ض ٚث ِم ِم ُم َأٛ ُ َّـ ْم٠َأٓ َأ َأِٓ٘م
َْأ٘ ِمَأ٣ َْ٘أ ِمٕ َُأ ْم٤ج ْمُ َأؼ ْم هَأ ْمِبًع ئِم َأذ َٗأ َأٓ ِم
َّ ُمٙ َأ٣ ِمٓ ْمٖ رُمؤ٢عْم َأَٞأَل حُم ْم٘ ِمٌ ِم ْمُ َأ ُمٚئٕ َُأ
ْ َأع ُمٍ ُمٓغْم خَأَِأ ِمْٚمــــ ِم٤ُم٘ َأٌ ُم كِم٣ ْمس َأ٤كَأَِأ َْأ ِمَّٜ ٍن ِم ُمٔخ٤ َأؿ ْم٠ َأػَِأ٢ٌّ َأَل َٗأبِمــــــَٝأ َأ ْمَٝأ طَِأوَأ ْم ْ َُِّ َأٔ ِمٚج َأ ِمر ًع ِمٓ ْمٖ ِمر ْموَأ ِم َأع َأٌ ْم٠َأع ٰلخّم ْ ِمُمٛل ِم ُ ّمـ َأ ْمػ ُم٧ ْم٢ج ُمؿ ّم ةًع كِم ْم ّالًع ِمَٖٓأ ُ َأؼ ِم ِم٤ْم َأ ْمَٝأ ِّْ َأ٤ُبًع َِّٖٓأ ْم٤َأ ْم ْ َأػَِأ ِم٠ ًعَ َأػَِأ٤ َُأ ْمٟ َأر َٗأ ِمر ْمُوُم ٰلُٞمٜظُم
َٖأ ُمُِم٤كَأ َأ ىَأ ِمع ْم ٚحِم ِمٞؽ ِمٖٓ ُٗمبُمـ ّمٞـــــــــــــ ٍن ِم ُمٔ ْمٌخَأ َأ ِم٢عْم ٌمٝحَأبَأـــــ رَأىَأ لَّلاُم َأٓ َأ َأً ْمْ َأ ْم َأ َأ ْم ُمٚس َأر َأعخُم ِم بًع ِم َُِّ ْمٔ ِمٝث َأ ُمٚحُمٞبَأـــ َأء َأ ْمػ َأٜج ُ َّ َ٘أتَأ ُ ّمل ْم َأ ِم٤ َأعْمَٝأ َأْٜم ِمخ ْمِجَأ ْمُبِم َأ َأط ِمٝض َأص َأ َأ ِم َأؼ ِمر ٍن َأ َأ ْمُٜم ظَأٚث َُأ ث َأ ٍن٣ ٰل٢ ْم لِمـ َأٝ َأَٝأ ْمػ ِمٖ َأ
“Karena panggilan Nabi Saw pohon-pohon kayu datang menghadap sujud tunduk kepada beliau berjalan di atas batangnya tanpa telapak kaki” “(Pohon kayu yang datang dengan jalannya yang tegak) bagaikan membuat satu garis lurus untuk suatu tulisan yang ditulis olh cabang-cabangnya di tengah jalan dengan khot yang indah” “(Kepatuhan pohon kayu tersebut) adalah sama seperti patuhnya awan di manapun Nabi Saw. berjalan selalu menaunginya dari terik panas matahari di siang hari yang panas” Aku bersumpah demi Allah yang membuat bulan terbelah, bahwasanya bulan yang pernah terbelah (sebagai mu‟jizat Nabi) itu adalah serupa dengan hati beliau yang pernah dibedah dan sumpahku ini adalah sumpah yang mabrur” “Dan apa yang dikandung oleh gua Nur daripada orang yang paling baik dan orang yang murah hati (yakni Nabi Saw. dan Abu Bakar Ash Shidiq) dan tiap-tiap mata orang kafir buta dari melihat” “Maka Nabi Saw. yang bersifat jujur bersama Abu Bakar Ash Shidiq berada dalam gua (Seolah-olah) keduanya tidak berada dalam gua sedangkan orang-orang kafir itu mengatakan tidak ada seorang pun yang berada dalam gua” “Orang-orang kafir menyangka (seandainya Nabi Saw. berada dlaam gua tidak mungkin) burung dara terbang berkeliaran dan laba-laba tidak mungkin membuat sarang di mulut gua” “Dan sungguh perlindungan Allah (di atas) tidak perlu kepada baju besi yang berlapislapis dan tidak pula perlu kepada benteng-benteng yang tinggi” “Tidaklah datang kepadaku masa kedholiman dan jika aku memohon perlindungan niscaya aku mendapatkan nya dengan berkat Nabi Saw. dan tidak akan diterima” “Dan tidaklah aku meminta kekayaan dunia akhirat daripada tangan Nabi Saw. melainkan aku mendapatkan pemberian yang sebaik-baiknya (di dalam dunia cukup di dalam akhirat selamat dari adzab)”
“Jangan engkau ingkari wahyu yang mula-mula datang kepada Nabi Saw. dalam mimpinya sesungguhnya beliau mempunyai hati, apabila tidur kedua mata beliau maka tidak tidur hatinya” “Hal itu terjadi ketika beliau telah mencapai maqom kenabian (yakni sudah diangkat menjadi Nabi Saw.) jadi di dalam masa itu tidak dapat dipungkiri hal mimpi Nabi itu” “Maha suci dan tinggi Allah Swt. tidaklah wahyu itu dapat dicari dan tidak pula Nabi Saw. itu dicurigai (berdusta) dengan berita ghoib yang dibawanya” “Berapa banyak orang yang sakit menjadi sembuh dikarenakan sentuhan telapak tangan nabi sawdan melepasakan orang dari ikatan penyakit gila” “Telah beberapa kali doa nabi saw menghidupkan (menyuburkan) tahun kering yang tiada hujan sehingga dapat menyamai masa_masa subur yang sering turun hujan baik rumput dan tanaman” “Dengan adanya awan tebal yang menurunkan hujan, sehingga engkau menduga di lembah yang luas terdapat sumber yang mengalir dari laut atau dari hujan”
Pasal Enam: Kemuliaan dan Keagungan Kitab Suci Al-Qur’an ْ َأ ُمٓ ْم٘خَأ ِمظ ِم٤َأ ْم٘وُم ُم هَأ ْمـ ًعر َأؿ ْم٣ ْمس َأ٤َُأَٝأ َْأ ِم٤ ُ ِّلٝم َأ َأ ْمخ َأال ِم٧ ِمٓ ْمٖ َأً َأ ِمّ ْمٚ ِم٤َأٓ كِم ّف ِم ُوِمـ ِمَأ ْم ِمْٞم ُمٞٔتٌم ِم لَأتُم ْمُ َأ٣هَأ ِمـ ْم ّػ ْمَأٖ ئِم َأر ِمٝػ ْمَأٖ َأػ ٍن َأٝػ ِمَأٖ ْمُ َأٔ َأؼ ِم َأ
َْأوُم ِم٣ ِْم َُأ ْم
ْ ُمٓ ْم٘خَأ ِمظ ٌمُٞم َأَّٛٝ َأ ْم َأ ُم ُمع ْم ً٘ع٣ كَأ ُـُّكرُّك ٠ُ ٔ َأٍ ٰل َأٓ ِمٍ ْمُ َأٝكَأ َأٔ حُم َأ ِم ـــــظ ئِم ٰل٣ـ ِم ن ِمَٖٓأ ُ ّمعْم ٰٔل ُٖم ُمٓغْم َأـرَأتٌم َأــ ُم٣ ٰل ث َأع ٍّق حُم ْمخبِم ُم َٗأ٢ َأٛ ْمَّٝ َُٕأ ْمْ حَأ ْموخَأــــــــ ِم ْمٕ ِم َأ ِمٓ ٍن
ـــــَٖأ ئِم ْمذ َأصآ َأء ْم٤ِّ ْم٤ِمَٖٓأ َُّ٘بِم َُّأ ْمْ حَأـ ِمُمٝث َأ
َ٘أ كَألَأ هَأ ْم٣ج َُأ َأـ ْم َأ َأٓ ْم ج ُمً ََّ ُمٓ ْمؼ ِمض َأ ةًع
َْٖأ ِمٓ ْمٖ َأع َأٌ ِم٤َأ ْمب ِمـ ْم٣ َلَأٝم َأ ْم ِمشوَأ ٍن١ ُِم ِم
ُمٓ َأغ ٌَّ َأٔـــ ٌم َٚأَٖأ ِمٓ ْمٖ ُمشبَأ ٍن٤ُم ْمبوِم٣ ٔث كَأ َأ
ْ ُ َّ َِأ ِم٢َأ ُمٓ ْمِوِم َأٜ٤ْم ئِمَُأ ْم١ َأ َأػ ِم٧ ْمَٟأ ْمػـَأ
ج هَأ ُّك ْم ِمر َأ ْمَٞأٓ عُم ب ظ ئِم ّمَل َأػ َأ ِمٓ ْمٖ َأع َأ ٍن
َّأ َأـ ْمُ َأض ِمٕ َأػ ِمٖ ْمُ َأغ َأ ِم٣ رْٞم ِم٤َأر َّ ْمُ ُمـ
َأر َّ ْم َأٜض ُمٓ َأؼ ِمر ِمَٟٞأ َأ ْمػ ٰلٜث َأ َأال َأؿخُم
َْأ ِم٤ ْمُوِمٝ ْمُ ُمغ ِمْمٖ َأ٢ كِم ْمَٙأ ِم ِمٛ ْمٞم َأص ْم َأٞكَأَٝأ
َأٓ َأـ ٍن٢س ْمُبَأغْم ِم كِم ْم ْم ِمَٞٔأ َأٓ َأؼ ٍنٕ َأً َأَُٜأ
ّ ْمًزَأ ِمر ِمُ َّـــــــأ َأ ِم٩ ْم ِم٠َِأ َأَل حُم َأ ُمّ ػ َأَٝأ َُأوَأ ْمـ ظَألِم ْم ثَأ ِم َأغ ْمب ِمَ ِم ٰل ّم ْل ِم لَّلاِم كَأ ْمػخَأ ِم َأ ْم َْأ ِم٤َأ ُ ِّلبٛ رْم ِمِّٝ ٖ ِمٓ ْم٠ظ طلَأأْمثَأ َأع ِّ َُأ ٰل
َأَل حُمغْم ٰلٝكَأ َأال حُم َأؼ ُّكـ َأ َأٜ ػ َأَأض ئِمبُم٠ل
٠ظ قَأ ِمٓ ْمٖ َأع ِّ َٗأ ِمر َُأ ٰل٤َأ ِمخ ْمٜئِم ْمٕ حَأ ْمخُِم
ُْم َأً ْمُ ُمغ َأٔ ِمٙٝهَأ ْمـ َأصآ ُمءٝل ِمة َأ ِمَٖٓأ ُ ُمؼ َأ
ُٚم ِم ِمٙٞصُمَٞأضُّك ْمُ ُم٤ْم ضُم حَأ ْمبَٞأ ُ َأغََّٜٗأًأَأ
َُّ٘ــــ٢َأ كِم ْمٛ ِم٤كَأ ْمُوِم ْم ظُم ِمٓ ْمٖ َأؿ ْم ْ ِمٜم ْمُلَأ ِم ْمُٖم ْمُ َأغ ِمذ ِم٤ َأػُٞم َأَّٛٝ ُمًَعٛ حَأ َأض ُْم ْم٘ ِمٌ ُم ْمُلَأ ُمْ طَأ ْمؼ َأْ ْمُ َأٔآ ِمء ِمٓ ْمٖ َأ وَأ ِم٣َٝأ
هَأ ْم َأ كَأوُم ْمِ ُمٜ٣ْمُٖم هَأ ِمر ْم٤َأ َأػَّٜث ِم ُمٚج َُأ
َأ ِمٕ َأٓ ْمؼ َأـَُأتًع٤ َأً ْمُ ِمٔ ْمٝلـــــــــ َأ ِمط َأ ِّ ُ ً َأَٝأ َأٛ ُم ْم٘ ِمٌ ُم٣ ْم ٍن َّر َأطَٞأَل حَأ ْمؼ َأضبَأ ْمٖ ُِم َأغ ُم س ِمٓ ْمٖ َّر َأٓ ٍنـ ْمُٖم َأ٤هَأ ْمـ حُم ْم٘ ِمٌ ُم ْمُ َأؼ ْم َأء ُ َّل ْمٔ ِمٞض
“Biarkanlah aku menyebutkan segala tanda-tanda kebesaran Nabi Saw. (mu‟jizat)yang nampak terang seperti tampak terangnya api dari rumah orang yangingin mejamu tamu di malam hari di atas gunung (sebagai adat orang Arab)” “Maka ibarat mutiara akan semakin bertambah elok bila disusun rapi (tetapi) tidak pula akan kurang deajatnya bila tidak tersusun”. “(Apabila segala tanda kenabiannya Saw. tidak terhingga banyaknya ) maka bagaimana seorang akan bercita-cita untuk dapat memuji Nabi dengan lengkap dengan mengungkapkan apa yang terdapat di dalam diri Nabi Saw. dari akhlaknya yang mulia dan sifat-sifatnya yang baik” “Segala ayat-ayat yang hak (Al-Qur‟an) adalah dari Tuhan Yang Maha Pengasih (Lafaz AlQur‟an yang kit abaca itu) diturunkannya baharu sedangkan maknanya qodim. Ia adalah sifat yang disifatkan dengan qodim)” “(Ayat-ayat yang qodim itu) tidak terikat dengan masa (karena masa itu baharu bisa habis) ayat-ayat tersebut memberitakan kepada kita tentang tempat kembali kita sesudah mati juga tentang golongan „Ad (kaum Nabi Hud) dan negeri Irom” “Ayat-ayat Al-Qur‟an (adalah mu‟jizat Nabi Muhammad Saw.) yang tetap kekal, ia melebihi sekalian mu‟jizat Nabi-nabi lain karena mu‟jizat-nu‟jizat Nabi-nabi yang pernah datang kepada mereka tidak kekal sesudah mereka wafat (sedang Al-Qur‟an tetap kekal sampai hari kiamat)” “Ayat-ayat Al-Qur‟an tersusun kuat (rapi) tidak dapat ditiru, ia tidak membiarkan terhadap syubhat-syubhat yang coba menentang agama pasti dilenyapkannya. Al-Qur‟an tidak minta hukum untuk menghukum siapa yang menentang kebenaran karena Al-Qur‟an sudah lengkap (dalil-dalilnya)” “Tidak ada yang menentang ayat-ayat Al-Qur‟an melainkan akan terpukul mundur menyerah tunduk berbalik dari memeranginya disebabkan oleh kehebatan Al-Qur‟an bahkan musuh yang paling keras pun mengaku menyerah” “Susunan Ilmu Balaghah dalam ayat-ayat Al-Qur‟an sudah (cukup) dapat menangkis dakwaan yang menentangnya sebagaimana orang yang cemburu menolak terhadap tangan orang yang akan berbuat jahat terhadap mahromnya” “Makna-makna ayat Al-Qur‟an banyak sekali seperti gelombang laut yang selalu bertambah bahkan kebaikan dan kemuliaannya lebih tinggi nilainya dari mutiara di laut” “Maka keajaiban makna ayat Al-Qur‟an itu tidak dapat terbilang dan terhitung banyaknya , dan tidak pula dibosankan karena banyaknya” “Sesungguhnya dengan ayat-ayat Al-Qur‟an dapat membuat dingin mata (hati) siapa yang membacanya padanya aku katakana, Demi Tuhan! Sungguh engkau telah mendapat keuntungan denga berpegang kepada isi Al-Qur‟an sebagai tali penghubung kepada tujuan, oleh karenanya pegangi olehmu” “Apabila engkau membaca ayat-ayat Al-Qur‟an karena takut akan panasnya api neraka Ladho, pasti engkau dapat memadamkan api Ladho itu dengan sebab datangnya ayat-ayat Al-Qur‟an yang dingin”
“ayat-ayat Al-Qur‟an itu kuasa memutihkan (dan membuat bercahaya) wajah-wajah orang yang membacanya seperti telaga Kautsar yang dapat memutihkan wajah-wajah orang yang berbuat maksiat (yang baru dikeluarkan dari api neraka) yang tadinya hitam kelam” “ayat-ayat Al-Qur‟an itu bagaikan titian Shirothol Mustaqim dan bagaikan Mizan (timbangan) dalam keadilannya, maka keadilan yang dari selain ayat Al-Qur‟an di kalangan manusia tidak akan bisa tegak” “Jangan engkau merasa aneh terhadap orang hasud yang mengingkari ayat-ayat Al-Qur‟an karena kebodohan. Padahal ia (sebenarnya) seorang yang cerdik serta memahami (mengerti)” “Terkadang (penglihatan) mata mengingkari terangnya cahaya matahari karena sedang sakit, dan terkadang mulut mengingkari rasanya air karena sedang sakit”
Pasal Tujuh: Perjalanan Isra Mi’raj Nabi Saw. ْن ُ ُّك ِمُم ْم َأٞكَأَّٝ ًع٤َأ ْمؼ ُ٘م ِم٣َأ ْم٧ْم ِمٕ ْمٞم ُمٓخُم
ُمَٕٚأ َأ َأعخَأَّٞ َّٔ َأْ ْمُ ّمؼ كُم٣ ٖ َأ َأٓ ْم٤َأ خَأ ْم٣
ُِمّ٘م ْمؼ َأٔتُم ْمُؼ ْمُٞم َأٛ ٖ َأٓ ْمَٝأ ْ ُِم ُمٔ ْمـخَأِ٘م ِم٠ُمظٰٔل ــــ
ُِم ُمٔ ْمؼخَأبِم ٍنٟ َأتُم ُ ُمٌبْمــــ ٰل٣َأ٧ ْمُٞم َأٛ ٖ َأٓ ْمَٝأ
س َِّٖٓأ ُّك ُْظَِأ ِم َأ ٍن٢ ْمُبَأ ْمـ ُمر كِم ْمٟ َأً َأٔ َأ َأ
ّ َأع َأ ٍن٠ــــْم ًعَ ئِمَُأ ٰل٤ْمجَأ ِمٓ ْمٖ َأع َأ ٍنّ َُأ٣ َأ َأ
َُّأ ْمْ حَأ ِمُمٝ ِمٖ َُأ ْمْ حُم ْمـ َأر ْمى َأ٤ْم َأ ْمٞب هَأ ِمٓ ْمٖ هَأ ِم
َأ ْمٕ ِٗم ْمِجَأ َأٓ ْم٘ ِم َُأتًع٠ُ َّ ِمَٝأ ئِم ٰل٠هـــ ج حَأ ْم ٰل
ّ َأخـ ِمَأ٠َِأ ّ ػ ٰلُٝم َأ َأْ َأٓ ْمخـ ٍن٣ ُ ُّك ْم ِمَ حَأ ْمو ِمـَٝأ
َأَٜأــــــــآ ِمء ِم٤ ْمٗبِم٧ ُمغ ْم٤ٔهَأ َّـ َأٓ ْمخيَأ َأص ِمَٝأ
ّْم ِمع َأ ْمُ َأؼَِأ ِم
ٚ ِم٤ْم ِمً ٍن ُمً ْم٘جَأ كِمٞٓ َأ٢كِم ْم
ْ ُِم ُمٔ ْم خَأِ٘م ِم٠َلَأ َأٓ ْم هًعٝ َأِّٞ ِمَٖٓأ ُ ُّكـُٗم
َأ ْمٗجَأ ح ْمَأخخَأ ِم ُمَٝأ ْ ْمٜم ِم ِم م ُ َّ ْمب َأغ ُ ِّبَأ َأ ٰل ن ُِم ُمٔ ْم خَأبِم ٍنٝ ئِم َأذ َُأ ْمْ حَأ َأـ ْمع شَأأْم ًع٠َأعخّم
ْجَأ ِم ُ ّم ْمك ِمغ ِمٓ ْمز َأَ ْمُ ُمٔ ْمل َأ ِم ْمُ َأؼَِأ ِم٣ ْم ِمُٞٗم ْ ُمٓ ْمٌخَأخ ِمَأ١ ِّ ِم ٌّ َأٝ ِمٕ َأُٞم٤َأػ ِمٖ ْمُ ُمؼ
ض كَأ ٍنت ئِم ْمذ َأ٩َأخلَأضْم جَأ ُمً ََّ َأٓوَأ ٍنّ ِم ْم ِم
ْ َأ ُمٓ ْم َأ َأع ِم٤ ُمص ْم ثَأ ُمً ََّ َأٓوَأ ٍنّ َأؿ ْمَٝأ
ى َأ ُمٓ ْملخَأ ِم ٍن٤كَأ ُمغ ْم ثَأ ُمً ََّ كِم َأخ ٍنر َأؿ ْم
َأػ َّ ئِم ْم َأر ُمَٝأ ْْمجَأ ِمٓ ْمٖ ِّٗ َأؼ ِم٤ُِمٝى َأٓ ُم
َأجَأ ِمٓ ْمٖ ُمرحَأ ٍن٤ُِّٝ َأص ََّ ِمٓ ْمو َأـ ُمر َأٓ ُمَٝأ
َّأ ِمـ ِمٜ٘ َأ ُمٓ ْم٤ِم ِمت ُمر ْمًً٘ع َأؿ ْم٣ ِمَٖٓأ ُ ِمؼَ٘أ
َأْمال ٍنّ ئِم ّمٕ َُأَ٘أ٩ َُأَ٘أ َأٓ ْمؼ َأل َأ ْم ِمٟ ُم ْمل ٰل
ُْم َأٓ ِم٧ِمأَأ ْمً َأ ِمّ ُ ُّك ْم ِمَ ُمًَّ٘ َأ ْمً َأ ُمّ ُم
ِّ ْم ٍنَ َأْٞم َأ ِم َأٞ َأٔ حَألُم٤َأً ْم ُمٓ ْم خَأخِم ٍن١
َٚ٘أ ُِم َأ َأػخِم ِم٤َُأ َّٔ َأ َأػ لَّلاُم َأ ِمػ
“Wahai sebaik-baik orang (yakni Nabi Saw.) orang-orang yang mencari kebajikan menuju ke halaman rumahnya dengan berjalan kaki dan (bertunggangan) di atas pungung-punggung onta yang cepat larinya” “Wahai orang (Nabi) yang menjadi tanda paling besar (bagi orang yang mau memikirkan keagungan Allah Swt.). Wahai orang yang menjadikan kenikmatan yang paling agung bagi orang yang mengharapkan keberuntungan besar” “Engkau (Nabi Saw.) telah berjalan di waktu malam (isro‟) dari tanah suci ke tanah suci. Seperti jalannya purnama berjalan di tengah malam yang gelap gulita”
“Dan engkau pada malam hari telah naik tinggi ke atas hingga mencapai kedudukan batas jarak antara dua busur panah yang tidak dapat dicapai dan dituju oleh orang lain” “(Wahai Nabi Saw.) para Nabi dan Rosul telah mengedepankan engkau seperti mengedepankan orang yang dikhodami membelakangi orang yang mengkhodami” “Dan engkau telah menembus tujuh lapis langit bertemu dengan para Nabi dan Rosul dalam suatu kumpulan yang besar dimana pada tempat itu engkau sebagai kepala yang memegang bendera (sebagai Sayyidul Anbiya‟ wal Mursalin)” “Hingga (begitu tinngi derajatmu) engkau tidak meninggalkan akhr tempat penghabisan bagi orang yang berlomba-lomba ingin dekat kepada Allah dan (juga) tidak meninggalkan tempat naik bagi orang yang naik (yakni tidak ada peluang bagi yang lain untuk mencapai maqam beliau)” “Maka engkau telah merendahkan (mengalahkan) semua pangkat/ kedudukan para Nabi bila disbanding dengan menaikkan ke atas (Mi‟roj) seperti menyendiri yang maha agung” “Agar engkau meraih wushul kepada Allah Swt. denga tertutup dari semua (penglihatan) mata. Dan meraih rahasia-rahasia yang sempurna tersembunyi” “Engkau telah memperoleh segala kebanggaan yang tidak disertai oleh orang lain dan engkau telah meraih semua derajat yang tidak di desak orang lain” “Alangkah tinggi kadar derajat yang telah diberikan kepadamu, dan betapa agung nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan kepadamu” “Kegembiraan bagi kita umat Islam, sesungguhnya bagi kita pertolongan berupa tiang yang tidak runtuh” “Ketika Allah Swt. memanggil penyeru kita untuk taat kepada Allah Swt. dengan sebutan Rasul yang paling mulia karenanya kitapun menjadi umat yang paling mulia”
Pasal Delapan: Perjuangan Nabi Saw. َأًَ٘أبْمأ َأ ٍنة َأصْم لَأَِأ ْم ْج ُمؿ ْملًَع َِّٖٓأ ْمُ َأـ٘ ِمَأ ْض ِم َأٝ َأ٠ْم ِم ْمُوَأَ٘أ َُأغْم ًعٔ َأػَِأٌٞ َأع َأ٠َأع ٰلخّم
َأر ػ ْم ٚ َأ ْمٗبَأ ُمء ِم ْمؼزَأخِم ِمٟب ْمُ ِمؼ ٰلـٞ َأج هُمُِم َأ ى ُمً َِّ ُمٓ ْمؼخَأ َأ ٍن٢ُم ُمْ كِم ْمٛ َأ ْمِوَأـــ٣ ٍَأٓ َأ َأ
َأء َأش َُأ ْم٦َأ ْمش َأ ْ ُ َّ َأخ ِمٝج َأٓ َأغ ْمُ ِمؼ ْموبَأ ِمٕ َأ
َٕٚأ ِم ِمَٞأ ْمـبِم ُم٣ ٝ ْمُلِم َأ َأر كَأ َأٌ ُمٝ ُّكَٝأ
ُّم ِم ْمُ ُمغ ِمُمَٜأ ْمش٧ ْم٢َأ ُِم٤َأٓ َُأ ْمْ حَأ ُمٌ ْمٖ ِّٓ ْمٖ َُأ
َأَٜٕأ ِمػ َّـحَأَٝأ ْمـرُم٣ َلَأٝ َأ٢َأ ُِم ْم٤َُِّ ٢ض ْم حَأ ْمٔ ِم
ّ هَأ َأ ِمٟ َُأغْم ِمْ ْمُ ِمؼ ٰلـ٠ُ ِم ُمٌ َِّ هَأ ْم ٍنّ ئِم ٰل
ٌم٤ض ُْم ْمْٜمق َأع ََّ َأ َأعخَأ ْمُٖم َأ٣َأًأَأّٗم َأٔ ُ ِّـ
َْأ ْم َأ ِمٍ ُمٓ ْمِخَأ ِم ِم٧س ِمَٖٓأ ْم ْم ٍنٞٔ ِم َأ٢حَأ ْم ِمٓ ْم
م َأ ِم َأغ ٍنت ْم َأٞس كَأ ٍن٤َٔأ ُمض ُّك َأغْم َأ َأخ ْم٣ ب ِم ٰل ّملِلِم ُمٓغْم خَأ ِم ٍن ِمٓ ْمٖ ُمً َِّ ُمٓ ْم٘خَأ ِمـ ٍن
ْ ِم ُمٔ ْم خَأأْم ِم ٍنَ ُِمِ ُمٌ ْمل ِم ُمٓلْم َأَِأ ِمِٞم ْم ُم٣ َُْأتُم ُ َّ ِمع ِمْٞم ُمَٞٓأ َأِٜمٓ ْمٖ َأ ْمؼ ِمـ ُمؿ ْم َأخِم َُْأ ْمْ حَأئِم ِمٝخَأ ْمْ َأ٤ ِم َأ ْمؼ ٍنَ كَأَِأ ْمْ حَأ ْم٤خَأ ْمَٝأ
َأؿـ ْم٠َأع ٰلخّم ْ ْمٜ ِم ِم٢ َأٛ ْمٝ َأْمال ِمّ َأ٧َأث ِمَِّٓتُم ْم ِم ب ِم َأ ٍن٤ُم ْمْ ِم َأخ ْمْٜ٘م َُأتًع َأ َأ ًعـ ِّٓ ْمَٞأٓ ْمٌلُم
ّ ُمً َِّ ُمٓلْم َأـ ِمَأ٢ُم ُمْ كِم ْمٜ٘ ِمٓ ْمَٟأٓ َأذ َأر َأ ْ َأخ ِمٞ ِمَٖٓأ ُ َأ٠ُٛم ْمْ َأ ْم ٰلَُّٜ ق َأٍ َأع ْمخ ٍنٞكُملُم ْ ٍّق َِّٖٓأ ُِِّ َأٔ ِمٞ ُمً ََّ ُمٓ َأْمِٟمَٖٓأ ُ ِمؼ ٰلـ ُم ْمْ َأع ْم ٌمَٜٔأ ْمهَِأ ُم ْ َأ ُمَٓ٘أ َأؼ ِمض ِم٤ف ِمص ٍنْمْ َأؿ ْم ْ َأٔ ِمَٖٓأ ُ َّ َِأ ِم٤َأ ْمٔخَأ ُم ِم ُ ِّ ْم٣ رْم ُمٞ ْمُ َأَٝأ
ُْم ْمٜٓل ِم َأ ُم ْمْ ُّكٓ َأُٜ٘م ُمْ ْمُ ِمضبَأ ُمٍ كَأ َأ َْم َأػ ْمٛ َأ َْم ُم ُمع ًعـٝ َأ َْم َأ ْمـ ًعر َأًٝ٘ع َأ٤ َأ َْم ُمعَ٘أ ْمَٝأ َأر ْمْٝمض ُمع ْمٔ ًع َأ ْمؼ َأـ َأٓ َأ َأث ِم٤ ْمُبِمَٟأ ْمُ ُمٔلْم ِمـ ِمر ِم ُم ْمٔ ِم ْمُ َأخظِّ َأٓ حَأ َأ َأً ْم٢ ُ َأٌ حِمبِم َأَٝأ ج ُْم ْمٛ ِّ ُم٤ٔ َأٔ حُم َأ٤ ُم ْمْ ِمٜط َُأ ُ ُّك الَأ ِم٠ًَأش ِم
٢َأ ْمً َأٔ ِمّ ُمً ََّ َأً ِمٔ ْم٧ ْم٢ َأ كِم ْمٛكَأخَأغْم َأ ُم ُ ّم ْم
ُْم ُمٛ َأ ُمط َُّ٘لْم ِم َٗأ ْمل َأ٣ي ِمر َأ٤ْم ئِمَُأ ْم١ ِمـٜحُم ْم
ِّمٓ ْمٖ ِمش َّـ ِمة ْمُ َأغ ْم ِمّ َأَل ِمٓ ْمٖ ِمش َّـ ِمة ْمُ ُمغ ُم ِم
ِمَ َٗأب ُم٤ر ْمُ َأخ ْمُٞم ْمج ُمر ًع ِمٜ ظُم٢ُم ْمْ كِم ْمَٜأًأَأّٗم ْمْ كَأـ َأ هًعٜ ِمٓ ْمٖ َأأْم ِم ِمٟبُم ْمُ ِمؼ ٰلـٞث هُمُِم طَأ َأر ْم
كَأ َأٔ حُملَأ ِّ ُم َْأ ِمٜ ُبُمٝ ِمْمْ َأَٜٖأ ْمُبَأ٤م َأ ْم
“Telah menggetarkan hati para musuh berita kebangkitan Rasul bagaikan serangan singa yang mengejutkan kambing-kambing yang sedang lupa berjaga-jaga karena lagi asyik makan rumput” “Beliau Nabi Saw. selalu menghadapi orang-orang kafir dalam setiap pertempuran sehingga mereka yang tertusuk tombak serupa daging di atas kayu (landasan di tempat penyembelihan sapi)” “Mereka orang-orang kafir ingin sekali kabur hampir dengan kabur itu mereka berharap bahwa bagian tubuh mereka bebas terbang bersama burung-burung rajawali dan alapalap” “Malam-malam telah berlalu dan mereka (orang-orang kafir) tidak mengetahui hitungan malam-malam itu selama bukan malam-malam bulan haram (yaitu bulan-bulan Dzulqo‟adah, Dzulhijjah, Muharrom, Rajab sebab bulan-bulan itu kaum muslimin melarang mengadakan peperangan)” “Seolah-olah agama Islam (Nabi Saw.) itu tamu yang menempati halaman rumah mereka (orang-orang kafir) di mana agama itu dikawal oleh sekumpulan sahabat-sahabat pemberani yang ganas bernafsu kepada daging lawan” “Nabi Saw. membawa bala tentara yang besar seperti samudera di atas kuda-kuda bagus yang cepat larinya seperti berenang, mereka mamanah berulang kali bagaikan gelombang laut mereka pahlawan-pahlawan yang menampar (membinasakan)” “Pahlawan-pahlawan ini terdiri dari setiap orang yang memenuhi panggilan Allah Swt. (mengabdi kepada Allah) mengharapkan pahala dari Allah Swt. dengan ikhlas berjuang, berusaha menumpas dan mengikis habis kekufuran yang merusak” “Dengan perjuangan Nabi Saw. dan para sahabat menjadilah Islam berkembang yang tadinya dianggap asing tersambunglah kembali hubungan persaudaraan yang sudah lama terputus” “Agama Islam terlindungi dan terpelihara selamanya dari orang-orang kafir seperti sebaik-baik bapak dan sebaik-baik suami, maka tidak menjadi yatim dan tidak pula menjadi janda”
“Mereka para pahlawan itu teguh bagaikan gunung-gunung dan tanyakan olehmu perihal orang-orang kafir dalam menghadapi para pahlawan itu. Apa yang mereka lihat dari pahlawan-pahlawan tersebut dalam setiap peperangan” “Dan engkau tanyakan pada orang-orang yang ikut perang Hunain, perang Badar dan perang Uhud, kerusakan dan kebinasaan orang-orang kafir lebih hebat daripada wabah yang menjangkit” “Mereka yang membuat pedang yang putih bersih menjadi merah (berlumur darah) setelah datang dari menikam musuh yang masih berambut hitam terurai” “Dan orang-orang yang menulis (menghitamkan) dengan tombak buatan tanah Khot, pena mereka tidak meninggalkan satu hurufpun dalam menulis di badan musuh, (yakni tidak satu tubuh pun dari musuh yang tidak terluka) badan musuh tidak ada yang selamat dari serangan tombak dan panah para sahabat” “Angin kemenangan itu mengirimkan kepadamu bau-bauan harum mereka, maka kamu menyangka bahwa pahlawan-pahlawan pemberani itu bagai bunga mawar di kelopaknya” “Para sahabat-sahabat di atas punggung kuda itu seakan-akan tanaman di dataran tinggi yang sangat kuat. Karena sangat kuatnya tekad, bukan dari kuatnya ikatan pelana” “Hati musuh menjadi gentar ketakutan karena sangat kuatnya para sahabat, mereka tidak bisa membedakan antara anak-anak kambing dan prajurit yang gagah berani” “Barang siapa kemenangannya dengan (berkat) pertolongan Rasulullah Saw. maka bila singa-singa bertemu dengannya dalam hutan niscaya berhenti (lari menjauh)” “Engkau tidak akan melihat seorang kekasih Allah yang tidak mendapat pertolongan (berkat Rasulullah) sebaliknya engkau tidak melihat musuh yang tidak hancur berantakan. (Dengan kata lain orang yang memusuhi Nabi Saw. berarti memusuhi Allah, karena Allah tidak akan membiarkannya dan dia pasti hancur)” “Rasulullah Saw. menempatkan umatnya dalam benteng kuat agamanya bagaikan harimau dan anak-anaknya dalam hutan” “Berkali-kali kalimat Allah membantah (mengalahkan) orang yang menentang (kenabian Rasulullah ). Dan berkali-kali dalil-dalil yang kuat itu menentang terhadap orang yang menentangnya” “Telah cukup bagimu ilmu pengetahuan Nabi (walau beliau dalam keadaan tidak bisa membaca dan menulis) sebagai mu‟jizat, di zaman jahiliyah beliau terdidik dalam keadaan yatim”.
Pasal Sembilan: Tawasul pada Nabi Saw. ب ُمػ ْمٔ ٍن َّٓ ٰلٞ ّ َُّ٘ ِمـ ِمٝ ُ ِّل ْمؼ ِم َأ٢ كِم٠ض ُمذُٗم َأ َأ ْمـ ٌمٛ ٔ َأٜ ِم ِم٢َأًأَأَِّٗ٘م ْم ْ ِمَٖٓأ َُّ٘ َأؼ ِمٟ
ٚ ُمَ ِم ِم٤ظ َأ ْم خَأوِم٣ ُم ِم َأٔ ِمـ ٍنَٚأخ َأـ ْمٓخُم ُمٚ هِمبُمٞ َأػ َأ٠ َأٓ ح ْمَأخ ٰلل٢ئِم ْمذ هَأِّم َأـ ِٗم َأ
َأعل ْمَِّ ُم ّ َُّ٘ـ ِمَأَٝأرَأ ِمّ َأ٧ ْم٠ج ئِمَلَّ َأػَِأ َُْأ ْمْ حَأ ِمُمَٝأــ َأ٤َٖٗأ ِم ُ ُّكـ ْم٣َُأ ْمْ حَأ ْملخَأ ِم ُ ِّـ ْم ْ َأ َِأ ِم٢كِم ْمٝ ٍنْمغ َأ٤ َأ٢ُم ْمُ َأـبْمُٖم كِم ْمَٖٚأ َُأ٤َأ ْم ّل ِم ِم ِم ُمٔ ْم٘ َأ٢َلَأ َأع ْمبِِم ْمٝ َأ٢ِّ ِمَٖٓأ َُّ٘بِم ْن ِم ُ ِّ َأٓ ِم ْمُ َأخ ْمِ ِم٠ْم كَأٝ َأٞ َأٛ ْمُٝمٓ َأغ َّٔ ًعـ َأ َّأ َأ َُّتَأ ْمُوَأـ ِمَأ٣ ئِمَلَّ كَأوُمَْمٝكَأضْم ًعَ َأ ّ َأ ُمٓغْم خَأ َأ ِم٤ُم َأؿ ْمَٚ٘أ ْم ِمص َأغ ْمُ َأض ُمر ِمٓ ْم٣ ْمَٝأ
َأطَأؼ ُم ٓ َأٝ ِمٖ َأ٤ُغ َُأخَأ ْم ِّ ُ ٢َّ ْمج َأؿ َأ٢لبَأ كِم ْم َأٜ حِم َأضــــ َأرحِم٢س كِم ْم َأ خَأ َأ َأرةَأ َٗأ ْمل ٍن٤كَأ ُٚم ِم َأؼ ِمصِِم ِمَٚ٘أبِم ْمغ ٰل ِمص ًعَ ِمٓ ْم٣ ٖ َأٓ ْمَٝأ ض ئِم ْمٕ ٰل ِم ْم ِم ُمٔ ْم٘خَأوِم ٍن١ ِمـٜث َأذ ْمٗبًع كَأ َأٔ َأػ ْم ٠َأخِم٤ُٔم ِمخَأ ْم ِمٚ٘ ِمذ َّٓتًع ِمٓ ْم٢كَأا ِم َّٕ ُِم ْم ْم١َأ ِمـ٤ْم ٰل ِمخ ًع ِم١ َأٓ َأؼ ِم٢َأ ُمٌ ْمٖ كِم ْم٣ ْئِم ْمٕ َُأ ْم ُمٚٓ َأٓ َأٌ ِمر َأ٢َّغْم ِم َأّ ُ َّ ِمص ْم٣ ُٕم َأ ْمٙ َأع َأش
ّ َأ ُمٓ ْمِخَأ ِم ِم٤ َأخ ْم٢ل ُم ُِم َأخَِأ ِمٚ َأص ْمـحُمَٝأ
ُمٓ ْم٘ ُم َأ ْمُ َأ ْمٓ ُمَٝأ ُمْٚم َأٓ َأـ ئِم َأغ١ج َأ ْمك َأٌ ِمر
ُم ْم٘بِم ُم٣ َأ٤ئَأ ّمٕ ْمُ َأغ َْأ َأً ِم٧ ْم٢َأ َأر كِم ْمٛ َأ ْم٧ج ْم
َأ ًعـ حَأ ِم َأ ْم٣ ُمٚ٘ ِمٓ ْم٠٘ثَأ ْمُ ِمـ ٰلَٞألُم٣ َُٖأ ْمَٝأ ج
ّ َأع َأ ِم٠ َأػَِأ٠٘ ٍن ِم َأٔ َأ ْمر ٰل٤َأ ْمٛ َأ َأـ ُم٣
ْمهخَأ َألَأ ْم٢َأ َُّخِم٤ٗ َأ ةَأ ُ ُّكـ ْمَُٛأ ْمْ ُم ِمر ْم ُم ْمَٝأ ج
“aku berkhidmah kepada Rasul yang dengan pujian-pujian itu aku mohon pengampunan atas dosa-dosaku yang telah lalu sepanjang umur dalam bersyair dan berkhidmah” “Sebab membuat syair dan berkhidmah itu telah mengalungiku terhadap apa yang ditakutkan akibatnya seolah-olah aku dengan kedua hal itu merupakan unta kurban yang akan disembelih” “Aku telah menuruti kesesatan masa muda dalam dua hal dan aku tidak menghasilkan suatu apapun kecuali dosa dan penyesalan” “Alangkah rugi diriku ini dalam perdagangannya tidak membeli agama dengan dunia dan tidak menawarnya” “Dan barangsiapa yang mnjual amal akhiratnya dengan amal dunianya, maka jelas baginya kerugian yang besar dalam jual beli dan dalam akad salam” “Jika aku berbuat dosa maka tidaklah putus perjanjianku dengan Nabi Saw. dan tidak pula tali hubunganku putus” “Maka sesungguhnya bagiku ada jaminan dari Nabi Saw.dengan menamakan diriku Muhammad sedangkan Muhammad itu adalah makhluk yang paling setia dalam janjinya” “Apabila Rasulullah Saw. tidak memegang tanganku di hari kiamat sebagai anugerah maka katakanlah olehmu “Aduh!” tergelincirnya (celakanya) telapak kakiku” “Maha suci nabi saw. dari menolak orang yang mengharap kemurahan (anugerah)-nya atau (membiarkan) tetangga pulang dengan tidak mendapatkan kehormatan dari beliau” “Dan sejak aku menetapkan pikiranku untuk memuji Nabi Saw. aku mendapatkan beliau sebaik-baik kepastian untuk menyelamatkan diriku (dari segala malapetaka)” “Dan syafaat (pertolongan) dari Nabi Saw. tidak akan luput padaku yang sangat memerlukan, sesungguhnya hujan itu menumbuhkan bunga-bunga walau di dataran tinggi”
“Dan aku tidak mengharapkan keindahandunia yang telah dipilih oleh kedua tangan Zuhair (seorang penyair), karena ia sudah memuji raja Harim bin Sinan (aku memuji Nabi Saw. bukan karena harta ataupun kesenangan dunia)”
Pasal Sepuluh:Bermunajat Menyampaikan Hajat. ْد ُ َأؼ َأٔ ِم َأِٞم َأ ٍ ُ َأغ ِم ِمٞ ى ِمػ ْم٘ َأـ ُمعُِم ِم ْ ِم ِمْمْ ُمٓ ْم٘خَأوِم ِم٠ِم ُمْ حَأ َأض ٰلِّم٣ئِم َأذ ْمُ َأٌ ِم
ٚ ُمذ ِم ِمٞ َأٓ ْمٖ َأُُمـــ٢ن َأٓ ُِم ْم َأ َأ ْمً َأ َأّ ْمُ َأخ ْمِ ِم٣
ْ ْمُوَأَِأ ِمٝط َأ ْم ِمَُِّٞ ْ ِمٓيَأ ِمػ ْمِ َأٞ ِمٓ ْمٖ ُمػُِمَٝأ
ُمَٝأ َأ٤ٗى ُ ُّكـ ْم ِم َأٞكَأا ِم َّٕ ِمٓ ْمٖ صُم َأٜض ّم حَأ
ْ ُ ُمـ ْمل َأ ِمٕ َأً َُِّ َأٔ ِم٢ئِم َّٕ ْمُ َأٌبَأآئِم َأ كِم ْم
ِمٓ ْمٖ َأ َُّ ٍنت َأػظُم َأٔ ْم٢َأ َٗأ ْملسُم َأَل حَأ ْموَ٘أ ِم ْم٣ ج
ْ ْمُوِم َأ ِم٢َأ ِمٕ كِم٤ َأع َأ ِم ُ ِمؼلْم٠َِأ ػ ٰل٢حَأأْمحِم
٢ُميَأ ِم ْمٛ ٍ لَّلاِم َأصُٞم َأ٤ض ن َأر َأ َأ ِم٣ َُٖأ ْمَٝأ
َأَٜأ ْمو ِم ُمٔـــــ٣ َٖأ٤ ِمع ْم٢ِّ َُأ َأؼ ََّ َأرعْم َأٔتَأ َأر
ّ َأ ُمٓ ْم٘ َأخ ِم ِم٤ َأؿ ْم٢ صْم َأؼَْم ِمع َأ ِم ْمٝي َأ َأ٣َُأ َأـ ْم
س ْمـ َأ ُمٓ ْم٘ َأؼ ِمٌ ٍن٤ َأؿ٢ صْم َأؼَْم َأر َأصآئِم ْمَٝأ َأربِّ َأ٣
َّأ ِم ِمَٜ٘أ ْم٣ ٍ ُمٞ َأُٜم َُأ ْمٚ حَأ ْمـ ُمػ٠َأ ْمب ًع َأٓ ٰلخ
ْمُ ُم ْمَٝأ ُمٚ ِمٖ ئَأ َّٕ َُأ٣ ُ َّـ َأر ْم٢ى كِم ق ِم َأؼ ْمب ِمـ َأ ي َأ ئِم َأٔتًع َأ الَأ ٍنة ِمٓ ْم٘ َأ
ْ ُمٓ ْم٘ َأ ِمض ِمَٝأٍَّق َأٜ٘ ِم ُمٔ ْم٢ِّ َُّ٘بِم٠َأػَِأ َأ ْمَٝأ ْْمس ِم َُّ٘ـ ِمَأ َأ٤ب ْمُ ِمؼ ط َأ َأ ِم٤ ْمُ ِمؼ١ ْمس َأع ِم ّ ْمُ َأٌ َأ ِم١ػ ْمَأٖ ػ ْمُمز َأٔ َٕأ ِمذٝ َأ٢ػ ْمَأٖ َأػِِم ٍّقَٝأ
َأ بًع
ْم َأذ ْمٕ ُِم ُمغْم ِمَٝأ
َأٓ َأرَّٗ َأغ ْم ُمظ٣ث ْمُبَأ ِمٕ ِمر ج َأػ َأ َأ ِم
رُم َّْ ُ ِّ َأ ػ ْمَأٖ ُمػ َأٔ ٍنٝ َأ ْمٌ ٍن َأ٢ض ػ ْمَأٖ َأ ِم
ّ ْمُ َأٌ َأ ِمٝ ُ ِمغ ْمِ ُمْ َأٝ َُّ٘وَأ َأٝ َأ٠ ُمَ ُخُّك ٰلوَٛأ ْم
ُْم ْمَٜأٖ كَأ٤ ُلَّغْم ِم رُم َّْ ُخَأ ِم ِمؼٝ ِمٍ َأ٥ ْمَٝأ
ّ ِم َأغ ُ َأٌ َأ ِمَٝأ َأ٣ ٠ض ْمؿلِم ْم َُأَ٘أ َأٓ َأٓ َأَٝأ
َأِِّ ْمؾ َأٓوَأ ِم َأـَٗأ٠ِم َأربِّ ِم ُ ُمٔلْم َألَأ٣
َأ ْمه ٰل٧ ُ َأٔ ْم ِمض ِمـ٢ك ّ ْمُ َأغ َأ ِم٢كِمٝ َأ٠ل َٕأ ِمَٞأ ْمخُِم٣ ُْم هَأ َأ ٌمْ ِمٓ ْمٖ َأ ْمػظَأ ِمْ ْمُوَأ َأ ِمٚٔ ْم ُمَٝأ ّ ِم َأغ ْمُ َأٌ َأ ِمَٝأ َأ٣ َأ َأً ْم َأَ٘أٜكَأ ِّسْم ِم
َٖٔأ ِم َأ٤ٔ ُِم ُمٌ َِّ ْمُ ُمٔ ْم ِِم ِم٢ٜ ْمؿلِم ْم ئِم ٰلُ ِمَٝأ ّبَأ ٍنت َأع َأ ٌم٤ طَأ ْم٢ك ُم ِمٚخَأ٤ َأٓ ْمٖ َأ ْمِٙم َأض ِم َأ هَأ ْمـ َأح ْمَٜأ حُم٤َأ ْم َٖأ َأٓ ْمغ ِمٓ ئَأ ٍنت٤َِّأج ِم خ
“Wahai semulia-mulia makhluk, tidak ada seorang yang bisa melindumgiku selain engkau, pada ketika datangnya bahaya yang menimpa semua makhluk (hari kiamat)” “Tidak akan sempit (habis) Ya Rasulullah! Derajat keagunganmu dengan sebab menolongku ketika Allah Yang Maha Pemurah, yang bersifat sebagai Tuhan Yang Maha Penyiksa (di hari kiamat)” “Sesungguhnya karena kedermawananmulah adanya dunia dan madunya (akhirat) dan dari ilmu-ilmu mu lah ilmu yang ada dalam Lauhul Mahfuz dan qolam” “Wahai diri (ku) janganlah engkau berputus asa dikarenakan dosa besar. Karena sesungguhnya dosa-dosa besar itu dalam ampunan Tuhan bagaikan dosa kecil” “Semoga rahmat Tuhanku ketika membagi rahmat-Nya, rahmat itu akan datang sesuai dengan ukuran dosaku (sehingga dosa-dosaku habis dengan ampunan itu)”
“Wahai Tuhanku, jadikanlah harapanku ini tidaka terbalik (tertolak) di hadapanmu dan semoga engkau jadikan sangkaanku (keyakinanku kepadamu) tidak terputus” “Dan belas kasihanilah hambamu ini di dunia dan di akhirat, sesungguhnya hambamu ini mempunyai kesabaran yang apabila datang bencana kepadanya suka mundur (tidak sabar)” “Ya Allah, aku mohon perkenan-Mu untuk memberikan rahmat (shalawat) selamanya pada Rasulullah Saw. seperti mega yang kekal turunnya dan terus menerus mengalir” “Selama angin Shoba masih bertiup di dahan-dahan kebun dan selama angin timur (pagi) masih meniup cabang-cabang pohon Al-Ban. Dan selama masih bersenandung penuntun unta dengan suara merdu” “Kemudian semoga ridha Allah tercurah untuk Abu Bakar, Umar, Ali dan Utsma orangorang yang mulia itu” “Juga kepada keluarga Nabi dan sahabat-sahabatnya, para tabiin, mereka adalah ahli taqwa bersih lahir bathin, bijaksana agung dan dermawan” “Wahai Tuhanku limpahkanlah sholawat dan salam selamanya atas kekasih-Mu sebaik-baik makhluk seluruhnya” “Wahai Tuhanku limpahkanlah sholawat atas orang yang bertempat di tanah haram (Madinah). Yaitu (Nabi) Muhammad Saw. pribadi pilihan yang diistimewakan dengan kemuliaan/kedermawanan” “Ya Allah! Dengan berkah Musthofa (Nabi Muhammad Saw.), sampaikanlah segala maksud (cita-cita) kami. Dan ampunilah segala dosa kami yang telah lalu. Wahai Tuhan Yang Maha Luas kemurahan-Nya"