25
BAB III
PROGRAM RANCANGAN
A. Aspek Site dan Lingkungan 1. Lokasi Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang Provinsi Gorontalo oleh DPR, yang disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 22 Desember 2000.
Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo
26
Provinsi Gorontalo terletak di bagian utara Pulau Sulawesi pada posisi yang cukup strategis, yakni: Utara: Laut Sulawesi Selatan: Teluk Tomini Barat: Provinsi Sulawesi Tengah Timur: Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi Fisik Kota Gorontalo Letak astronomis. Kota Gorontalo secara administratif merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, pada koordinat 00° 28’ 17”-00° 35’ 56” Lintang Utara dan 122° 59’ 44”-123° 05’ 59” Bujur Timur. Letak administratif. Luas wilayah Kota Gorontalo adalah 64,79 km2 atau 0,53% dari luas wilayah Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dibagi menjadi 6 Kecamatan, terdiri dari 46 Desa/Kelurahan (belum termasuk daerah pemekaran). Keadaan Morfologis dan Geografis. Posisi geografis Kota Gorontalo sangat menguntungkan karena berada diporos Provinsi Gorontalo yang tidak lain adalah kawasan pertumbuhan ekonomi yang besar. Juga karena Provinsi Gorontalo merupakan daerah lintasan dua Provinsi yakni Palu – Luwuk (Sulawesi Tengah) dan Manado–Bitung (Sulawesi Utara). Letaknya yang strategis itu menjadikan kota seluas 64,79 km2 ini sebagai daerah transit seluruh komoditas dari dan ke kedua Provinsi tersebut.
27
Kota Gorontalo adalah tanah berlandai yang dilalui oleh tiga buah sungai yaitu sungai Bone, sungai Bolango dan sungai Tamalate yang bermuara di Teluk Tomini (Gorontalo) pelabuhan Gorontalo. Bagian selatan diapit dua pegunungan berbatu kapur/pasir. Ketinggian dari permukaan laut antara 0–500 meter. Juga pesisir pantai berlandai dan berpasir. 2. Penentuan Lokasi Perencanaan Lokasi objek rancangan dikaji berdasarkan orientasi site, lingkungan pendukung dan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota Gorontalo, dengan pembagian sebagai berikut: Dumbo Raya, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Botu; (2) Bugis; (3) Leato Selatan; (4) Leato Utara; dan (5) Talumolo, dengan fungsi; Kawasan lindung, perkantoran, dan pemukiman (Rencana Tata Ruang Wilayah: 2010-2030) Dungingi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Huangobotu; (2) Libuo; (3) Tomulabutao; (4) Tomulabutao Selatan; dan (5)Tuladenggi, dengan fungsi; permukiman, terminal, pertanian (basah), dan kawasan lindung. Hulonthalagi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Donggala; (2) Pohe; (3) Siendeng; (4) Tanjung Keramat; dan (5) Tenda, dengan fungsi; kawasan lindung dan permukiman Kota Barat, terdiri atas 7 kelurahan, yaitu: (1) Buladu; (2) Buliide; (3) Dembe I; (4) Lekobalo; (5) MolosipatW; (6) Pilolodaa; dan (7) Tenilo, dengan fungsi; kawasan lindung, permukiman, pertanian (kering), dan pariwisata.
28
Kota Selatan, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Biawao; (2) Biawu; (4) Limba B; (4) Limba U 1; dan (5) Limba U 2, dengan fungsi; kawasan perdagangan/jasa, permukiman, dan kawasan olahraga. Kota Tengah, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dulalowo; (2) Dulalowo Timur; (3) Liluwo; (4) Paguyaman; (5) Pulubala; dan (6) Wumialo, dengan fungsi; kawasan penndidikan, perkantoran, perdagangan/jasa, permukiman, dan pertanian (basah). Kota Timur, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Heledulaa; (2) Heledulaa Selatan; (3) Ipilo; (4) Moodu; (5) Padebuolo; dan (6) Tamalate, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, dan perkantoran. Kota Utara, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dembe II; (2) Dembe Jaya; (3) Dulomo; (4) Dulomo Selatan; (5) Wongkaditi; dan (6) Wongkaditi Barat, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), rumah sakit, perkantoran, dan permukiman. Sipatana, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Bulotadaa; (2) Bulotadaa Timur; (3) Molosipat U; (4) Tanggikiki; (5) Tapa, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, kawasan lindung, dan pendidikan. Berdasarkan pengelompokkan fungsi daerah/wilayah menurut rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota Gorontalo, maka objek rancangan yaitu “Gorontalo Cafe & Live Music” dapat ditempatkan di kawasan Kota Selatan yang merupakan daerah yang berfungsi sebagai kawasan perdagangan/jasa, permukiman, dan kawasan olahraga.
29
3. Penentuan Site a. Kriteria Penentuan Site Salah satu hal yang cukup penting dalam pemilihan site adalah dengan memperhatikan kriteria-kriteria site yang memenuhi syarat dari segi fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya: 1) Sesuai arahan RTRW Kota Gorontalo tahun 2001-2011 tentang penggunaan lahan untuk kawasan fasilitas rekreatif. 2) Ketersediaan lahan yang memungkinkan untuk pengembangan ke masa depan. 3) Tersedia jaringan utilitas di sekitar lokasi. 4) Berada di lokasi yang strategis, mudah dicapai serta mudah dikenal masyarakat. 5) Lingkungan yang tertib dan teratur. Berdasarkan kriteria diatas diambil 2 alternatif site untuk dijadikan bahan pertimbangan memperoleh lokasi site, yaitu berada di Kelurahan Limba U2 dan Kelurahan Heledulaa. Dimana di dua kelurahan ini terdapat lokasi yang memungkinkan untuk menjadi site rancangan dibandingkan kelurahan-kelurahan lain yang ada di BWK A.
30
Alternatif Site A
Alternatif Site B
Gambar 3.2 Peta BWK A
31
b. Alternatif Penentuan Site 1) Site A, berada di Jalan Jendral Sudirman, terletak di belakang Gorontalo Business Centre (GBC), dekat pusat kota, dan perdagangan .
Gambar 3.3 Batas-batas Site A
32
2) Site B,, berada di Jalan Kasuari, terletak di dekat sarana perdagangan, pemukiman dan pendidikan .
Gambar 3.4 Batas-batas Site B
33
Tabel 3.1 .1 Penilaian Site No
Kriteria
1
Sesuai arahan RTRW Kota Gorontalo tahun 2001-2011 2011 tentang penggunaan lahan untuk kawasan fasilitas rekreatif. rekreatif
2
Site 1
Bobot
Site 2
Nilai
NxB
Nilai
NxB
30 %
0,5
15 %
0,5
15 %
Ketersediaan lahan yang memungkinkan untuk pengembangan ke masa depan.
30 %
0,3
9%
0,5
15 %
3
Tersedianya jaringan utilitas. utilitas
20 %
0,5
10 %
0,3
6%
4
Berada di lokasi yang strategis, mudah dicapai serta mudah dikenal masyarakat.
10 %
0,5
5%
0,1
1%
5
Lingkungan yang tertib dan teratur.
10 %
0,5
5%
0,5
5%
Jumlah Keterangan nilai : 0,5 = Baik
100 % 0,3 = Cukup 0,1 = Kurang
44 %
42 %
Dari hasil pembobotan di atas yang sesuai dengan kriteria pemilihan site, maka site yang terpilih adalah Site A. Letak site tidak jauh dari pusat Kota Gorontalo, dan dapat dicapai sekitar 10 menit dari pusat Kota Gorontalo dengan menggunakan kendaraan umum. Site dapat dicapai melalui jalan utama yaitu Jalan jendral Sudirman.
U
Gambar 3.5 Site Terpilih
34
1) Data Site Luas Lahan
: ± 8250 m 2
Sebelah Utara
: GBC (Gorontalo Business Centre)
Sebelah Timur
: Lahan Kosong
Sebelah Selatan
: Rumah Penduduk
Sebelah Barat
: Sawah
2) Kondisi administratif dministratif Kota
: Gorontalo
Kecamatan
: Kota Selatan
Kelurahan
: Limba U2
BWK
:A
4. Analisa Site 1) Topografi
U
Keadaan tanah pada site tidak terlalu berkontur. Oleh karena itu dalam perencanaan pembangunan tidak akan banyak mengalami perubahan atau perombakan. Hanya pada lahan -lahan tertentu seperti taman akan dibuat sedikit berkontur Topografi mempengaruhi rancangan dalam 3 hal yaitu: Iklim dan cuaca Bidang muka tanah Mengembangkan karakter tapak
Gambar 3.6 Analisa Topografi
35
2) Orientasi arah matahari Untuk mengurangi panasnya matahari yang masuk ke dalam bangunan dan efek silau cahaya matahari, maka dilakukan: Membuat oversteak pada bagian jendela bangunan serta penggunaan tirai pada setiap jendela yang terkena sinar matahari langsung. Menanam enanam vegetasi atau pepohonan sebagai penghalang sinar matahari ke bangunan, dan menanam tanaman penutup tanah seperti rumput/semak sebagai penangkap pantulan panas ke dalam bangunan. Membersihkan bukaan-bukaan bukaan bukaan untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaann alami.
U
Matahari terbenam 17.30
Matahari terbit 6.30
Gambar 3.7 Orientasi Arah Matahari
3) Angin dan Curah Hujan Kondisi klimatologi akan sangat berpengaruh terhadap rancangan dimana akan menetukan orientasi bangunan khususnya bagi penghadiran sistem
36
penghawaan dan penerangan alami pada bangunan. Penempatannya terhadap bangunan adalah sebagai berikut: Pengaturan masa bangunan dan ruang-ruang yang ada di dalam bangunan. Mengutamakan penghijauan sebagai pelindung terhadap sinar matahari, menghindari debu dan angin yang bertiup kencang. Penggunaan ventilasi dan jendela untuk penghawaan alami ke dalam ruangan. Penggunaan bentuk atap yang sesuai dengan kondisi cuaca dan iklim di sekitar bangunan.
A B
C Keterangan Gambar: A. Penggunaan overstek untuk meminimalisir air hujan agar tidak masuk ke dalam bangunan. B. Penggunaan talang air agar air hujan dapat mengalir secara teratur hingga ke saluran air. C. Penggunaan saluran air kotor untuk menampung dan mengalirkan air kotor.
Gambar 3.8 Analisa Air Hujan
37
4) Analisa Utilitas
Jalan Jendral Sudirman
U Ket : GBC
Saluran Air Kotor Saluran Air Bersih Jaringan Listrik
Gambar 3.9 3. Analisa Utilitas
5) Analisa Noise/Kebisingan U
Gambar 3.10 Analisa Noise/Kebisingan
Tingkat bising paling tinggi datang dari arah Gorontalo Business Center (GBC), dimana area ini merupakan area publik yang memiliki tingkat aktivitas tinggi. Dari arah perumahan mempunyai tingkat kebisingan sedang, dan arah
38
sawah serta lahan kosong memiliki tingkat bising yang rendah. Hal itu disebabkan oleh kendaraan yang lalu lalang di area itu. 6) Analisa Sirkulasi Sirkulasi pada jalan lintasan site sangat menentukan entrance atau jalan masuk pada site agar tidak terjadi crossing pada saat kendaraan masuk. Dengan D memanfaatkan kondisi dan alur jalan, kita dapat menentukan entrance yang sesuai dan tepat pada site. Penempatan entrance dan exit bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan pencapaian bagi pengunjung baik yang menggunakan kenderaan pribadi, kenderaan enderaan umum, kenderaan pengelola maupun pejalan kaki. Harus ada perbedaan yang jelas antara jalan masuk (entrance) ( entrance) dan jalan keluar (exit), ), sehingga letak entrance dan exit dapat dengan mudah dikenali oleh pengunjung.
Selain
itu
penempatan
entrance
da n
mempertimbangkan arus pengunjung yang besar.
U
Gambar 3.11 Analisa Sirkulasi Dalam Site
exit
juga
dapat
39
Tinjauan sirkulasi juga bertujuan untuk menentukan titik tempat perletakan enterance dengan dasar pertimbangan: Dapat terlihat dengan jelas. Dengan menggunakan 1 jalur tidak akan menimbulkan kemacetan akibat crossing kendaraan yang masuk atau keluar site. Mudah untuk dicapai.
B. Analisa Program 1. Analisa Pelaku dan Kegiatan Tabel 3.2 Analisa Pelaku dan Kegiatan
Pelaku a)
Direktur
b) Sekretaris
c)
Bendahara
d) Kepala Bagian Teknisi
e)
Kasir
Jenis Kegiatan Datang. Mengawasi dan meninjau semua pekerjaan dan kegiatan secara berkala. Memeriksa laporan, pelaksanaan, dan hasil pekerjaan tiap bagian dan sub bagian. Melakukan rapat bersama sekretaris, bendahara dan beberapa staf yang lain demi kelancaran perkembangan Cafe Live Music. Pulang. Datang. Melaporkan segala arsip dan dokumen kepada direktur. Melakukan rapat bersama direktur, bendahara dan beberapa staf yang lain demi kelancaran perkembangan Cafe Live Music. Menerima tamu yang datang. Datang. Mengerjakan pekerjaan yang bersifat administrasi dan pembukuan. Melaporkan hasil kerja kepada direktur. Pulang Datang. Melaporkan perkembangan yang berkaiatan dengan mekanikal dan elektrikal kepada direktur. Mengontrol kinerja staf. Pulang. Datang. Melayani pengunjung yang bertransaksi melakukan pembelian. Menerima uang hasil penjualan. Membuat daftar laporan keuangan. Pulang.
40
f)
Pelayan
g) Pekerja
h) Pengunjung
i)
j)
Satpam
Pemain Musik
Datang. Mengantarkan makanan/minuman kepada pengunjung. Membersihkan meja yang telah selesai digunakan pengunjung. Pulang. Datang. Membuat makanan/minuman yang dipesan pengunjung. Membersihkan peralatan makan/minum yang telah digunakan. Pulang. Datang. Memesan makanan/minuman di area warung. Membayar di kasir. Duduk di tempat yang disediakan serta menikmati makanan/minuman yang dipesan serta pertunjukan live musik. Pulang. Datang. Menuju pos satpam untuk mengawasi kegiatan dalam maupun luar bangunan. Berjaga-jaga dan mengawasi kegiatan dalam bangunan. Pulang. Datang. Menuju backstage untuk bersiap-siap tampil. Menghibur pengunjung dengan lagu-lagu yang dibawakan. Pulang.
2. Kebutuhan Ruang a. Dasar Pertimbangan Kebutuhan ruang berdasarkan program kegiatan yang berlangsung, yang akan menentukan fungsi dan pengaturan ruang. Kebutuhan ruang berdasakan pelaku kegiatan sifat dan pola aktivitas dari pelaku kegiatan tersebut. b. Persyaratan Umum Ruang Dapat menampung seluruh kegiatan. Menarik perhatian dan tidak membuat pengunjung cepat bosan. Setiap ruangan harus memiliki sirkulasi yang baik dan space yang cukup luas untuk memberikan kebebasan bergerak dengan pertimbangan kapasitas
41
maksimal yang sewaktu-waktu terjadi, seperti pada area kafe, billyard, dan dapur. Tampilan bentuk yang dapat mencerminkan fungsi objek yakni sebagai Cafe dengan Live Music yang nyaman untuk masyarakat. Pencahayaan dalam ruangan yang sesuai, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap serta penghawaan yang baik.
3. Besaran Ruang Dasar Pertimbangan dari besaran ruang yaitu dengan memperhatikan halhal sebagai berikut: Kapasitas jumlah pengunjung yang akan datang pada objek rancangan. Jumlah karyawan/pengelola objek rancangan Standar ruangan dan perabot (dapat menggunakan standar besaran dari buku Data Arsitek) Pengunjung Cafe Live Music hanya diperuntukkan bagi Remaja dan Dewasa. Untuk mengetahui kapasitas jumlah pengunjung yang akan datang pada objek rancangan, didasarkan pada perbandingan jumlah pengunjung pada salah satu cafe yang ada di Kota Gorontalo yaitu addnet Cafe yang mengalami perkembangan selama 3 tahun terakhir. Tabel 3.3 Daftar Pengunjung addnet Cafe NO TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG/TAHUN) 1 2009 30400 2 2010 41200 3 2011 51100 4 2012 73000 Sumber: Survey Lokasi (2012)
42
Perhitungan jumlah pengunjung yang datang pada tahun 2022 atau 10 tahun ke depan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Pt = Po + (t-0).P Keterangan : Pt
= Jumlah pengunjung cafe tahun prediksi
Po
= Jumlah pengunjung cafe tahun terakhir
t-0 P
=Tingkat rata-rata kenaikan = Waktu perencanaan 2012-2022 = 10 tahun
Perhitungan jumlah pengunjung cafe sampai tahun 2022 diperkirakan : Pt = Po + ( t - 0).P Pt = 73000 + ( 14200 - 0).10 Pt = 73000 + ( 142000) Pt = 215000 orang per-tahun atau 589 orang per-hari Terpadat hari rabu dan sabtu (20% lebih banyak dari hari biasa) : = 20 % x 589 jiwa = 118 jiwa = 589 + 118 jiwa = 707 jiwa Jadi, jumlah pengunjung terbanyak yang harus dapat dipenuhi oleh Gorontalo Café Live Music ini yaitu kurang lebih 700 jiwa. Tabel 3.4 Jumlah pengelola dan pekerja Cafe No Jabatan Jumlah 1 Direktur 1 orang 2 Sekertaris 1 orang Bendahara 1 orang 3 4 Kabag Teknisi 1 orang 5 Bartender 15 orang 6 Kasir 8 orang 7 Pekerja 50 orang Pelayan 30 orang 8 9 OB 20 orang
43
10
Security Total
7 orang 134 orang
a. Area Kantor Pengelola 1) Ruang Direktur Asumsi Pemakai
: 6 orang (1 direktur + 5 orang tamu)
Luas lantai
: 6 (1,44 m2/org)
= 8,64 m2
Luas lantai untuk perabot
: 1 Meja Kerja
= 0,98 m2
Meja tamu
= 0,6 m2
3 kursi (0,4 m 2/org)
= 1,2 m2
1 Sofa
= 5 m2
1 Lemari
= 0.72 m2
Filling cabinet
= 0,4 m2 = 17,54 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 30% (17,54 m2)
Jumlah Total Luasan
: 22,802 m2 ~ 23 m2
Gambar 3.12 Layout Ruang Direktur
= 5,262 m2
44
2) Ruang Staff Asumsi Pemakai
: 6 orang (3 orang staff + 3 orang tamu)
Luas lantai
: 6 (1,44 m2/org)
= 8,64 m2
Luas lantai untuk prabot
: 3 Meja biro
= 2,94 m2
6 kursi (0,4 m 2/org)
= 2,4 m2
2 Lemari (0,72 m2)
= 1,44 m2
3 Filling cabinet (0,4 m2)
= 1,2 m2 = 16,62 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 30% (16,62 m2)
Jumlah Total Luasan
: 21,606 m2 ~ 22 m2
= 4,986 m2
3) Lobby Asumsi Pemakai
: 10 orang
Luas lantai
: 10 (1,44 m2/org)
= 14.4 m2
Luas lantai untuk prabot
: Meja tamu
= 0,8 m2
Sofa
= 5 m2
3 Kursi (0,4 m2 /org)
= 1,2 m2
Meja Resepsionis
= 0,96 m2 = 22,36 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 40% (8,944 m2)
Jumlah Total Luasan
: 31,304 m2 ~ 31 m2
= 31,304 m2
45
Gambar 3.13 Layout Lobby
4) Ruang Rapat Asumsi Pemakai
: 8 orang
Luas lantai
: 8 (1,44 m2/org)
= 11,52 m2
Luas lantai untuk prabot
: Meja Rapat
= 2,75 m2
8 kursi (0,4 m 2 /org)
= 3,2 m2 = 17,47 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 20% (17,47 m2)
Jumlah Total Luasan
: 20,964 m2 ~ 21 m2
Gambar 3.14 Layout Ruang Rapat
= 3,494 m2
46
5) Ruang Sholat Asumsi Pemakai
: 8 orang
Luas lantai
: 8 (1,44 m2/org)
Jumlah Total Luasan
: 11,52 m2 ~ 12 m2
= 11,52 m2
(Sumber: Analisa) 6) Toilet Asumsi Pemakai
: 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan)
Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet
: 2 (2,25 m2)
= 4,5 m2
Wastafel
: (1,45 m x 1,45 m)
= 2,1025 m2
Urinoir
: (0,75 m x 1,20 m)
= 0,9 m2 = 7,5 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 20% (7,5 m2)
Jumlah Total Luasan
: 9 m2
= 1,5 m2
b. Area Cafe 1) Tempat duduk (makan/minum) Syarat untuk luas area makan = 0,83 m 2/orang Asumsi Pemakai
: 400 orang
Luas
: 400 (0,83 m2)
Perabot A
: Meja Bundar dengan 4 Kursi (40 Set = 160 orang)
= 332 m2
Standar luasan
= (1,05 m x 1,05 m)
Total luasan
= 40 x 1,1025 m2
47
= 44,1 ~ 44 m 2 Perabot B
: Meja Segiempat dengan 4 Kursi (25 Set = 100 orang) Standar luasan
= (1,25 m x 0,8 m)
Total luasan
= 25 x 1m2 = 25 m2
Perabot C
: Meja Segiempat dengan 2 Kursi (10 Set = 20 orang) Standar luasan
= (0.62 m x 0,80 m)
Total luasan
= 10 x 0,496 m2 = 4,96 m2 ~ 5 m2
Perabot D
: Meja Segiempat dengan Sofa (20 Set = 120 orang) Standar luasan
= (1,87 m x 1,70 m)
Total luasan
= 20 x 3,179 m2 = 63,58 m2 ~ 64 m2
Perabot A
Perabot B
Perabot C
Perabot D
Gambar 3.15 Perabot Kafe
= 470 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 50% (470 m2)
Jumlah Total Luasan
: 1033,5 m2 ~ 705 m2
= 235 m2
48
2) Stage Asumsi = 25 % dari luas area cafe Luasan = 25 % x 705 m2 = 176 m2 3) Backstage Asumsi Pemakai
: 35 Orang (Pemain Musik + Crew)
Luas lantai
: 35 (1,44 m2)
= 50,4 m2
3 Ruang Ganti
: 3 (2,25 m2)
= 6,75 m2
Meja Rias
= 5 m2
Jumlah luas lantai + perabot
= 62,15 m2
Sirkulasi
: 30% (62,15 m2)
Jumlah Total Luasan
: 80,795 m2 ~ 81 m2
= 18,645 m2
4) Toilet Backstage Asumsi Pemakai
: 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan)
Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet
: 2 (2,25 m2)
= 4,5 m2
Wastafel
: (1,45 m x 1,45 m)
= 2,1025 m2
Urinoir
: (0,75 m x 1,20 m)
= 0,9 m2 = 7,5 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 20% (7,5 m2)
Jumlah Total Luasan
: 9 m2
5) Kasir (8 Unit) Asumsi luas
= 2 m2
Total
= 8 x 2 m2= 16 m2
= 1,5 m2
49
6) Bartender Asumsi = 20 % dari luas ruang makan Luasan = 20 % x 705 m2 = 141 m2 7) Dapur Asumsi pemakai
: 50 Orang
Luasan
: 50 (1,44 m2)
= 72 m2
7 unit Lemari barang
: (1,2 m2 x 0,35 m2)
= 2,94 m2
10 set Perabot Dapur Khusus : 10 (0,6 m2 x 2,20 m2)
= 13,2 m2
3 unit Lemari es
: 3 (0,8 m2 x 0,75 m2)
= 1,8 m2
5 oven
: 5 (0,55 m2x 0,55 m2)
= 1,5125 m2
5 kompor gas besar
: 5 (0,9 m2x 0,56 m2)
= 2,52 m2
5 bak cuci piring
: 5 (1,24 m2x 0,44 m2)
= 2,728 m2
Meja
: 1 (5 m2)
= 5 m2
Jumlah Luasan
: 101,7005 m2
Sirkulasi
: 50% (101,7005 m 2)
Jumlah Total Luasan
: 152,55075 m2 ~ 153 m2
= 50,85025 m2
8) Pantry Asumsi 30 orang Luas Lantai
: 30 (1,2 m2 x 1,2 m2)
= 43,2 m2
Sirkulasi
: 30% (43,2 m2)
= 12,96 m2
Jumlah Total Luasan
: 56,16 m2 ~ 56 m2
9) Toilet Asumsi Pemakai
: 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan)
50
Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet
: 2 (2,25 m2)
= 4,5 m2
Wastafel
: (1,45 m x 1,45 m)
= 2,1025 m2
Urinoir
: (0,75 m x 1,20 m)
= 0,9 m2 = 7,5 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 20% (7,5 m2)
Jumlah Total Luasan
: 9 m2
= 1,5 m2
10) Ruang Kontrol Sound Asumsi 16 m2 11) Ruang Kontrol Lighting Asumsi 16 m2 12) Toilet untuk area kafe - Toilet/Lavatory Diasumsikan jumlah pemakai pria = 60 % dan Pemakai wanita = 40 % Jumlah pemakai toilet pria
:
60 % x 400
= 240 orang
Jumlah pemakai toilet wanita
:
40 % x 400
= 160 orang
Kebutuhan Toilet Pria
:
240/40
= 6 Toilet
Kebutuhan Toilet Wanita
:
160/40
= 4 Toilet
Standard yang digunakan 1 : 40
- Wastafel 1 wastafel melayani 45 orang Jumlah pemakai = 400 orang Kebutuhan wastafel = 400/45
= 9 buah
51
Untuk pria wastafel = 9 x 60 %
= 5 buah
Untuk wanita = 4 buah - Urinoir 1 urinoir melayani 40 orang Jadi perhitungan sama dengan perhitungan toilet pria yaitu 6 urinoir. Toilet untuk pria Closet
: 6 (2,25 m2)
= 13,5 m2
Wastafel
: 9 (0,725 m x 0,725 m)
= 4,7 m2
Urinoir
: 6 (0,75 m x 1,20 m)
= 5,4 m2 = 23,6 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 20% (23,6 m2)
Jumlah Total Luasan
: 28,32 m2 ~ 28 m2
= 4,72 m2
Toilet untuk wanita Closet
: 4 (2,25 m)
= 9 m2
Wastafel Ganda
: 2 (1,45 m x 1,45 m)
= 4,205 m2 = 13,205 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 20% (13,205 m2)
Jumlah Total Luasan
: 15,846 m2 ~ 16 m2
13) Entrance/Lobby 5% dari 700 pengunjung = 35 orang Luas Lantai
: 35 (1,44 m2)
= 50 m2
Sirkulasi 30%
: 30% (50 m 2)
= 15 m2
Total luasan
: 65 m2
= 2,641 m2
52
14) Entrance/Lobby belakang Asumsi 54 m2
c. Area Mini Cinema 1) Studio Film VIP (4 studio) Asumsi Pemakai
: 15 orang/studio
Luasan
: 15 (1,44 m2/org)
= 21,6 m2
Perabot
: 15 Kursi (2 m2)
= 30 m2 = 51,6 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 10% (51,6 m2)
Jumlah Total Luasan
: 56,76 m2 ~ 57 m2
Total Studio Film VIP
: 57 m2 x 4
= 5,16 m2
= 228 m2
2) Studio Film Standar (6 studio) Asumsi Pemakai
: 10 orang/studio
Luasan
: 10 (1,44 m2/org)
= 14,4 m2
Perabot
: 10 Kursi (2 m2)
= 34,4 m2 = 48,8 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 10% (48,8 m2)
Jumlah Total Luasan
: 53,68 m2 ~ 54 m2
Total Studio Film Standar : 54 m2 x 6
= 4,88 m2
= 324 m2
3) Toilet Asumsi Pemakai
: 70 orang (40 laki-laki + 30 perempuan)
Toilet 4 buah dapat melayani 70 orang
53
Closet
: 4 (2,25 m2)
= 9 m2
Wastafel
: 2 (1,45 m x 1,45 m)
= 4,205 m2
Urinoir
: 3 (0,75 m x 1,20 m)
= 2,7 m2 = 15,905 m2
Jumlah Sirkulasi
: 20% (15,905 m2)
Jumlah Total Luasan
: 19,086 m2 ~ 19 m2
= 3,181 m2
d. Billyard 1) Ruang Bilyard Jumlah pengunjung bilyard per-hari = 180 orang Asumsi pengunjung 50% x 180 = 90 orang Luasan
: 90 (1,44 m2)
= 129,6 m2
Standar Luasan meja bilyard : 2,84 m2 x 1,42 m2 Meja bilyard
: 10 meja (4,0328 m2)
= 40,328 m2 = 169,928 m2
Jumlah Sirkulasi
: 40% (169,928 m2)
Total luasan
: 237,8992 m2 ~ 238 m2
= 67,9712 m2
2) Toilet Asumsi Pemakai
: 90 orang (60 laki-laki + 30 perempuan)
Toilet 5 buah dapat melayani 90 orang Closet
: 5 (2,25 m2)
= 11,25 m2
Wastafel
: 2 (1,45 m x 1,45 m)
= 4,205 m2
Urinoir
: 4 (0,75 m x 1,20 m)
= 3,6 m2
54
= 19 m2
Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi
: 20% (19 m2)
Jumlah Total Luasan
: 22,8 m2 ~ 23 m2
= 3,8 m2
e. Fasilitas Penunjang 1) ATM centre (4 unit) Asumsi 12 m2 2) Ruang Genset Asumsi 50 m2 3) Ruang Pompa (1 unit) Asumsi 12 m2 4) Ruang Panel Listrik (2 unit) Asumsi 6 m2 Total luasan
: 2 (6 m2)
= 12 m2
5) Gudang Asumsi 50 m2 6) Pos Satpam Asumsi Pemakai
: 3 orang (2 Satpam + 1 pengunjung)
Luas lantai
: 3 (1,2 m x 1,2 m)
= 4,32 m2
1 Meja (0,98 m2)
= 0,98 m2
3 kursi (3 x 0,4 m 2)
= 1,2 m2
Jumlah luas lantai + Perabot
= 6,5 m2
Sirkulasi
: 10% (6,5 m2)
= 0,65 m2
55
: 7,15 m2 ~ 7 m2
Jumlah Total Luasan
Karena pos satpam ada 2 jadi total keseluruhan bangunan pos = 2 x 7 m2 = 14 m2
f. Luasan Parkir dan Sirkulasi Pejalan Kaki Diketahui jumlah pengunjung dan pengelola (berdasarkan kapasitas pada besaran ruang) = 134 Pengelola + 700 pengunjung = 834 orang. 1) Luasan parkir untuk pengelola Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengelola pada Cafe ini diasumsikan sebagai berikut: Kendaraan roda 4 (mobil)
=5%
Kendaraan roda 2 (motor)
= 70 %
Pejalan kaki
= 25 %
Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (idealnya dipertimbangkan bagi Atasan) Asumsi Mobil
= 2 Mobil
Standar luasan mobil
= 10,58 m 2
Jadi luas parkir mobil
= 2 x 10,58 m 2
= 21,16 m 2 ~ 21 m 2
Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan bagi karyawan) 70 % x 134/2
= 47 motor
Standar luasan motor
= 3,75 m 2
Jadi luas parkir motor = 47 x 3,75 m 2 Total luas parkir yaitu:
21 m2 + 176 m2
= 176,25 m 2 ~ 176 m2 = 197 m2
56
2) Luasan parkir untuk pengunjung Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengunjung pada Cafe ini diasumsikan sebagai berikut: Kendaraan roda 4 (mobil)
= 30 %
Kendaraan roda 2 (motor)
= 60 %
Pejalan kaki
= 10 %
Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (Idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat) 30 % x 700/4
= 53 Mobil
Standar luasan mobil
= 10,58 m 2
Jadi luas parkir mobil
= 53 x 10,58 m 2
= 560,74 m 2 ~ 561 m2
Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat dan Mahasiswa) 60 % x 400/2
= 120 motor
Standar luasan motor
= 3,75 m 2
Jadi luas parkir motor = 120 x 3,75 m 2 = 450 m 2 Total luas parkir yaitu:
561 m2 + 450 m2
= 1011 m2
Jumlah total luasan ruang : a. Area Kantor Pengelola
=
130 m²
b. Area Cafe
=
1541 m²
c. Area Mini Cinema
=
571 m²
57
d. Billyard
=
261 m²
e. Fasilitas Penunjang
=
150 m²
Jumlah
=
2653 m²
Sirkulasi 15% =
398 m²
Total
3051 m²
=
Building Coverage (BC) = 40 % : Open Space (OS) = 60 % 30
: 70
=
3051
:
OS
=
3051 x 60 40
OS
=
4576 m 2
OS
OS disini belum termasuk luasan parkir. Jadi, jika dihitung luas keseluruhan OS: = OS + Luas parkir = 4576 + 1222= 5798 m 2 Total luasan site adalah: = BC + OS = 3051 m2 + 5798 m2 = 8849 m2
58
C. Penzoningan Pembagian zoning disesuaikan dengan aktivitas pengguna dan kebutuhan ruang. Sehingga pembagian zoning menjadi seperti berikut: Tabel 3.5 Pola Pembagian Ruang Cafe Live Music
No
Fasilitas
1
Kantor pengelola
2
Area Cafe
3
Area Mini Cinema
4
Bilyard
5
Fasilitas Penunjang
Nama Ruang Rg. Direktur Rg. Staff Rg. Rapat Rg. Tamu/Lobby Rg. Sholat Toilet Tempat Duduk Stage Backstage Toilet Backstage Kasir Bartender Dapur Pantry Toilet Dapur Ruang Kontrol Sound Ruang Kontrol Lighting Toilet Umum Entrance/lobby Utama Entrance/Lobby belakang Studio Film VIP Studio Film Standar Toilet Rg. Bilyard Toilet ATM Rg. Genset Rg. Panel Listrik Rg. Pompa Pos Satpam
Sifat Ruang Semi Publik Privat Service Publik
59
Berdasarkan penzoningan tersebut, maka dapat digambarkan alur kegiatan penggunan bangunan yakni sebagai berikut: a. Alur kegiatan pengunjung: Pengunjung ke Cafe Area Cafe
Area Mini Cinema
Datang
Kasir
Pulang
Billyard
Pengunjung ke Kantor Pengelola
Rg. Direktur Datang
Pulang
Rg. Tamu Rg. Sekretaris
Alur kegiatan pekerja: Dapur Datang
Bartender Bekerja
Pulang
Kasir Ruang teknis
Alur kegiatan pengelola: Rapat
Datang
Ruangan kerja
Bekerja
Pulang
60
b. Hubungan Ruang:
Entrance/ Lobby
Billyard Mini Cinema Kantor Pengelola
Bartender Backstage
Rg. Lighting
Pantry Stage Rg. Sound Dapur Toilet
Cafe
ATM
Entrance/ Lobby Ket: Hubungan Langsung Hubungan Tidak Langsung
61
D. Bentuk Dan Penampilan Secara umum bentuk-bentuk arsitektur merupakan hasil adaptasi dari bentuk-bentuk dasar murni, yang oleh Francis D.K Ching bentuk-bentuk dasar/murni itu, terdiri atas: 1. Lingkaran Bentuk
Serentetan titik-titik yang disusun dengan dalam olahan jarak yang sama dan seimbang terhadap sebuah titik.
2. Segi Empat Bentuk
Sebuah bidang datar yang mempunyai empat sisi yang sama panjang dan 4 buah sudut 90°
3. Segi Tiga Bentuk
Sebuah bidang datar yang dibatasi oleh 3 buah sisi dan mempunyai 3 buah sudut
Sifat
Olahan Ruang
Rileks dan santai. Jika Ditempatkan suatu lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat alamnya sebagai poros. Jika menempatkan bentuk-bentuk sudut disekitarnya dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
Pergerakan leluasa Namun agak sulit dalam olahan.
Sifat
Olahan Ruang
Memberi kesan formal dan kaku. Memberi kesan tertib dan teratur. Menghadirkan kesan dinamis, stabil, statis, dan rasional
Mudah Ruang terpakai secara efisian Sirkulasi mudah
Sifat
Olahan Ruang
Jika terletak pada suatu sisi merupakan bentuk yang stabil dan seimbang Pada keadaan sangat kritis akan tampak tidak stabil dan cenderung jatuh.
Adanya sudut yang banyak, akan membuat ruang tidak terpakai secara efektif Sirkulasi kurang leluasa
62
Untuk konsep gubahan bentuk pada perancangan Gorontalo Café Live Music ini berupa transformasi dari bentuk speaker gelombang suara yang merupakan salah satu ciri akustika, selanjutnya bentuk akan mendapat pengurangan dan penambahan yang disesuaikan dengan fungsi ruang serta elemen-elemen pendukung Arsitektur Akustika. Seperti contoh penggunaan atap yang melengkung pada area café, hal ini dibuat agar bisa mendapatkan focusing of sound di area tersebut. Bentuk bangunan yang hamper semuanya berbentuk persegi agar bangunan lebih terlihat dinamis dan ruangan juga dapat terpakai secara efisien. Sedangkan disisi lainnya pada café dibuat setengah lingkaran agar bisa menciptakan perasaan yang nyaman dan santai.
Transformasi bentuk speaker dan gelombang suara
Gubahan bentuk bangunan
Bentuk mengalami penggabungan dan penambahan
Bentuk mengalami Pengurangan dan penambahan
Gambar 3.16 Rancangan Bantuk Bangunan
63
E. Persyaratan Bangunan a. Konsep Penghawaan Bangunan ini sebagian besar menggunakan penghawaan buatan, dimana dalam perancangan nanti akan menggunakan Standing AC, AC Split, dan Smoke Control. Standing AC akan ditempatkan di area Café dan area Billyard. Sedangkan untuk AC Split akan ditempatkan Mini Cinema, serta ruangan lainnya yang membutuhkan penghawaan buatan. Untuk dapur digunakan Smoke Control dan Exhaust Fan. b. Konsep Pencahayaan Area Café dan Panggung Untuk konsep pencahayaan pada area kafe menggunakan lampu downlight dengan kuat penerangannya yaitu sampai 200 Lux. Jenis lampu yang digunakan yaitu lampu biasa, lampu pemantul, lampu halogen-voltase rendah, dan lampu pemantul-voltase rendah dengan cahaya dingin. Digunakan juga permainan cahaya pada furniture seperti lukisan, vas bunga, dan lainnya. Pencahayaan di panggung akan menggunakan lampu yang kuat penerangannya sampai 750 Lux. Disini digunakan lampu pemantul parabola yang bias dipasang di alat penyinar, serta lampu halogen yang bisa dipakai pada lampu sorot. Area Mini Cinema dan Billyard Pada ruangan mini cinema tidak terlalu membutuhkan pencahayaan buatan sehingga dalam perancangan hanya akan menggunakan lampu yang kuat
64
penerangannya sampai 100 Lux. Begitu juga untuk area Billyard hanya akan menggunakan lampu gantung yang akan di gantung di atas meja-meja billyard. Area Dapur Untuk area dapur menggunakan pencahayaan dengan kuat penerangan hingga 700 Lux karena dilihat dari luas dapur yang akan dibuat. Untuk jenis lampu akan menggunakan jenis lampu bahan bercahaya. Kantor Pengelola dan fasilitas penunjang Pada kantor pengelola hanya akan diberi pencahayaan dengan kuat penerangan 200 Lux dan menggunakan jenis lampu biasa. Begitu pula dengan fasilitas-fasilitas penunjang. c. Konsep Akustik Area Café dan Panggung Penerapan akustik pada bangunan ini lebih ke area kafe yang berhubungan langsung dengan panggung musik. Pada area ini akan digunakan meterial-material pemantul bunyi yang sifatnya keras seperti bata, plester dan sebagainya. Disamping itu untuk mendapatkan focusing of sound atau pemusatan suara pada area kafe akan dibuat plafond yang cekung ditambah dengan penggunaan acoustic spray agar permukaan plafond menjadi absortif. Untuk dinding juga akan dibuat bertekstur agar bisa menyerap dan membaurkan suara sehingga tidak terjadi echoe atau gema pada ruangan. Teknik menggunakan live music pada area cafe juga bisa berfungsi meredam suara bising yang disebabkan oleh pengunjung kafe karena dapat ditutupi oleh background musik.
65
Area Mini Cinema Sedangkan untuk mini cinema yang membutuhkan ketenangan akan menggunakan meterial-material serta furniture yang lunak sebagai penyerap suara agar ruangan ini akan kedap suara dan tidak akan terusik oleh suara-suara dari luar ruangan. Contohnya dengan menggunakan tempat duduk yang berbahan busa, lantai yang dilapisi karpet, dinding menggunakan plesteran lembut atau dinding akustik. Hal ini juga berfungsi agar suara yang dihasilkan oleh speaker dari dalam ruangan tidak tembus keluar ruangan. d. Elemen interior bangunan Dinding, Lantai, dan Plafon Sebagian besar ruangan akan menggunakan dinding bata, terutama pada area kafe karena dinding ini berfungsi sebagai pemantul suara. Digunakan pula plester pada dinding agar menghasilkan persebaran suara. Area mini cinema sendiri akan menggunakan dinding akustik yang bisa meredam suara. Untuk lantai juga sebagian besar menggunakan jenis keramik dan marmer. Hanya saja pada area mini cinema akan menggunakan karpet. Begitu pula untuk plafon, sebagian besar menggunakan plafon gypsum. Hanya pada area cafe dan mini cinema yang akan menggunakan plafon akustik. Warna Untuk area kafe akan menggunakan warna-warna yang bernuansa elegan, hangat, dan nyaman. Perpaduan warna cokelat, abu-abu, hitam dan sedikit merah akan digunakan disini. Untuk ruangan-ruangan yang lainnya juga akan menggunakan warna-warna yang bernuansa redup seperti pada ruangan billyard
66
dan mini cinema tidak diaplikasikan warna-warna yang kuat, namun hanya akan menggunakan permainan cahaya buatan. Sementara untuk dapur menggunakan warna putih sehingga bisa mendapatkan perasaan bersih dan sehat. e. Konsep Struktur Struktur bawah yang digunakan pada bangunan ini adalah dengan menggunakan pondasi Telapak. Pada masa utama bangunan yang meliputi pondasi jalur dan sloof beton untuk daerah gaya vertical yang cukup besar, sedangkan pada titik-titik tertentu sebagai penopang struktur atas (Upper Structure) dibuat penggandaan kolom dari ukuran kolom lainnya (Kolom Dilatasi) yang nantinya akan menjadi landasan dari struktur atap. f. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem distribusi air bersih pada bangunan ini berasal dari PDAM dan Air Tanah. Pendistribusiannya sendiri dilakukan dengan menggunakan pipa yang disalurkan secara horizontal ke ruang-ruang yang membutuhkan.
PDAM Ruangan Air Tanah
Gambar 3.17 Sistem Jaringan Air Bersih
g. Sistem Jaringan Air Kotor Sistem jaringan dengan mengunakan pipa pembuangan lalu dialirkan ke bak kontrol dan akhirnya ketempat pembuangan akhir.
67
Air buangan dialirkan ke selokan dalam tapak dan diteruskan ke riol kota. Grey water yang berasal dari saluran pembuangan (kamar mandi,bak cuci, dan air hujan) di tampung kedalam tangki aerobic treatment kemudian disalurkan pada tanki filtrasi dimana air akan di proses menjadi air bersih yang kemudian disalurkan ke tangki air bersih sehingga dapat digunakan kembali diantaranya sebagai air cuci, penyiram kloset dan untuk menyiram taman. Limbah Padat
Bak Kontrol
Septictank
Limbah Cair
Selokan
Riol Kota
Aerobic treatment
Peresapan
Filterisasi
Gambar 3.18 Sistem jaringan air kotor
h. Sistem Distribusi Sampah
Sampah Basah/Organik
BakSampahBasah/ Conteiner
Truk Pengangkut/ Dump Truck
Sampah Kering/Anorganik
BakSampahKering/ Conteiner
Gambar 3.19 Sistem Distribusi Sampah
TPA
68
i. Listrik Bangunan ini dirancang menggunakan m enggunakan sumber daya listrik yang utama dari PLN dan Generator Set Se t (Genset) sebagai sumber cadangan untuk keadaan darurat. PLN
Meter
Panel Listrik
Genset
ATS
Panel Distribusi
Unit Bangunan
Gambar 3.20 Sistem Listrik
j.. Sistem Pemadam Kebakaran Untuk system keamanan khususnya terhadap kebakaran, akan dirancang menggunakan hydrant box dan hydrant halaman, serta sprinkler yang bekerja otomatis jika terjadi kebakaran.
Gambar 3.21 3.21 Hydrant Box, Hydrant Halaman dan Sprinkler