BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi
Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 000 28’ 17” - 000 35’ 56” LU dan 1220 59’ 44”- 1230 05’ 59” BT. Dilihat dari letak Geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi yang sangat strategis karena berada di Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan, pusat pendidikan, dan pelayanan jasa lainnya. Arah kebijaksanaan pembangunan di Provinsi Gorontalo menetapkan fungsi dan peranan Kota Gorontalo sebagai pusat
1
kegiatan pemerintahan, perdagangan, jasa, dan pendidikan. Pemekaran wilayah Kota Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, yaitu:
Kecamatan Kota Selatan,
Kecamatan Kota Utara,
Kecamatan Kota Barat,
Kecamatan Kota Timur,
Kecamatan Kota Tengah,
Kecamatan Dungingi,
Kecamatan Dumbo Raya,
Kecamatan Hulonthalangi, dan
Kecamatan Sipatana.
Kantor Dinas Pekerjaan Provinsi Gorontalo berlokasi di Kelurahan Wongkaditi Kecamatan Kota Utara tepatnya di Jalan Prof. Dr. Aloe Saboe no.62. Lokasi Objek suadah memenuhi syarat dan ketentuan dimana lokasi objek harus dikaji
berdasarkan
orientasi
site,
lingkungan
pendukung
dan
rencana
pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK). Kantor Dinas PU Provinsi sendiri berada pada BWK Utara, yaitu wilayah pengembangan peruntukan kawasan pemerintahan, pendidikan, pusat transportasi regional dan pemukiman yang meliputi wilayah kelurahan di kecamatan Kota Utara dan sebagian di kecamatan Kota Sipatana. Di kecamatan Kota Utara antara lain kelurahan Duolomo, Duolomo Selatan, Wongkaditi Barat, Wongkaditi, Dembe II, Dembe Jaya.
2
Sedangkan di kecamatan Sipatana antara lain kelurahan Bulotadaa, Bulotadaa Timur, Molosipat U, Tapa, dan tanggikiki.
Gambar 3.2 Peta Pembagian BWK Kota Gorontalo Hal-hal mendasar yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: a. Terletak di Kotamadya Gorontalo sebagai ibukota Propinsi Gorontalo, pusat pemerintahan, perekonomian, pengembangan usaha di bidang swasta baik kegiatan jasa niaga dan lain-lain, mengikuti arahan RURTK dengan pengembangan bagian wilayah untuk fasilitas pemerintahan. b. Kondisi lokal yang menunjang. c. Merupakan pusat orientasi (dekat dengan pusat kota).
3
Gambar 3.3 Peta Kecamatan Kota Utara Perlu diketahui juga bahwa lokasi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo juga telah memenuhi syarat menyangkut fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya, antara lain : Berada sesuai dan tidak bertentangan dengan peruntukan tata guna lahan yaitu fasilitas pemerintahan. Berada dalam jangkauan aksebilitas/pencampaian yang mudah dan dilalui oleh jaringan transportasi umum dalam kota.
4
Ditopang oleh kelengkapan infrastruktur seperti listrik, telepon, air bersih dan saluran pembuangan. Kondisi lingkungan (view) yang menarik. Lingkungan yang mendukung seperti dekat dengan area pendidikan, Jasa, permukiman, perkantoran. Memiliki potensi untuk pengembangan dan restrukturisasi kota modern asumsi untuk 20 tahun mendatang.
Gambar 3.4 Lokasi Site
5
2. Analisa Site Kondisi Eksisting kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo
U
Gambar 3.5 Kondisi Eksisting kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo
6
Gambar 3.6 Kondisi awal site
Gambar 3.7 Rencana Site
7
Accesbiliti Site berada pada kelurahan wonkaditi, jalan Prof. Dr. Aloe Saboe yang
merupakan jalan utama. Sirkulasi kendaraan lancar baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Site dapat di tempuh dengan waktu ± 5 menit dari pusat kota, 7 menit dari terminal dan ± 15-20 menit dari kota limboto.
Kota Limboto ± 20 menit
Terminal 42 7 menit
Kantor Dinas PU Prov.
Rumah Sakit
Pusat Kota ± 5 menit
Gambar 3.8 Accesbiliti
Sirkulasi Jalan Prov. Dr. Aloe Saboe adalah daerah yang rawan macet tingkat
ringan, karena sebagai jalan masuk-keluar ke site, selain itu lokasi site berada di 8
daerah perkantoran yang memungkinkan terjadi kemacetan pada pagi dan sore hari saat jam masuk dan jam pulang kantor. Jalan masuk dan jalan keluar site dipisah untuk kelancaran sirkulasi. Sirkulasi kendaraan secara otomatis. Penyediaan sirkulasi pejalan kaki, disamping itu disediakan juga pedestrian. Penyediaan fasilitas parkir yang luas demi keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Daerah rawan macet Daerah Perkantoran
Site
Rumah Sakit
Gambar 3.9 Sirkulasi
9
Orientasi Matahari. Orientasi matahari sangat mempengaruhi kenyamanan hunian seseorang,
karena merupakan sumber panas terbesar yang perlu diantisipasi. Berikut ini dapat dilihat analisa orientasi matahari terhadap tapak perencanaan:
Gambar 3.10 Analisa Orientasi Matahari Waktu
Tingkat Radiasi
06.00 – 09.00
Rendah
09.00 – 12.00
Sedang
12.00 – 14.00
Tinggi
14.00 – 16.00
Sedang
16.00 – 18.00
Rendah
Tabel 3.1 Tingkat Radiasi Matahari
10
a. Sinar matahari pagi sangat baik bagi tubuh manusia, yaitu antara pukul 06.00-10.00. sehingga daerah bukaan yang menghadap timur (arah matahari terbit) sebaiknya diberi bukaan yang cukup. b. Terangnya langit yang dihasilkan dari pantulan sinar matahari merupakan sumber penerangan alamiah disiang hari, yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan pada massa bangunan. c. Selain manfaat-manfaat diatas, sinar matahari juga memiliki efek silau dan radiasi panas yang cukup tinggi, khususnya antara pukul 12.00-15.00, yang dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanan pemakai. Untuk mengatasinya dapat diterapkan hal-hal sebagai berikut: - Penggunaan overstek dan sun screen untuk menghindari efek sinar matahari disiang hari. - Pemanfaatan vegetasi sebagai peneduh/pelindung pada daerah-daerah dimana aktivitas diluar bangunan/ruangan dilakukan. - Pemakaian bahan penutup tapak yang tidak memantulkan panas, melainkan dipilih yang dapat menyerap panas, misalnya rumput. Temperatur Kelembaban Udara Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat/wilayah tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Rata–rata kelembaban udara Kota Gorontalo tahun 2008 adalah 79,16%, dengan kelembaban tertinggi terdapat di bulan Maret yaitu 82% dan tingkat kelembaban terendah berada di bulan September yaitu 76%.
11
Dengan ruangan yang tertutup dan bukaan hanya pintu utama saja maka dipakai system AC (Air Conditioning) agar temperature udara yang berubah-ubah tidak mengganggu aktifitas didalam ruangan. Angin dan Curah Hujan Dikarenakan Indonesia merupakan iklim tropis, maka musim yang berpengaruh adalah musim kemarau dan musim penghujan yang berkaitan erat dengan arus angin yang bertiup di wilayah Kota Gorontalo. Pada bulan Oktober hingga April arus angin berasal dari Barat dan atau Barat Laut yang banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai September arus angin berasal dari Timur yang tidak mengandung uap air. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan Mei dan Oktober. Curah Hujan Curah hujan pada suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran/pertemuan arus angin.
Oleh karena itu jumlah curah hujan
beragam menurut bulan dan letak Stasiun pengamat. Catatan curah hujan tahun 2008 berkisar antara 66 mm sampai 389 mm. Rata – rata curah hujan di Kota Gorontalo dari tahun 2005 hingga 2008 adalah 191 MM hingga 148,42 MM. Rata–rata curah hujan yang paling tinggi terdapat pada tahun 2008 yaitu 191 MM dan rata – rata curah hujan yang terendah pada tahun 2006 yaitu 102,17 MM. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi & Geofisika Gorontalo, pada tahun 2008, curah hujan tertinggi terdapat di bulan
12
Maret yaitu sebesar 389 MM dan menurun hingga bulan Juni. Curah hujan terendah terdapat di bulan September
yaitu sebesar 66 MM dan kemudian
meningkat hingga bulan Desember mencapai 251 MM. Selama tahun 2008, jumlah hari hujan pada tiap bulannya sangat variatif, dimana pada bulan Maret dan Juli mempunyai jumlah hari hujan yang tinggi yaitu mencapai 30 hari. Kemudian pada bulan Agustus hingga bulan Pebruari jumlah hari hujan pada tiap bulannya naik turun secara variatif. Kecepatan Angin Keadaan angin pada tahun 2008, yang dipantau Stasiun pengamat umumnya hampir merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran antara 1 sampai 2 meter/detik dengan rata – rata setahun 1,50 meter/detik. Rata–rata kecepatan angin dari tahun 2005 – 2008 adalah 1,50 m/det – 2,9 m/det, dengan rata–rata kecepatan angin yang tertinggi sebesar 2,9 m/det pada tahun 2005 dan rata–rata kecepatan angin terendah sebesar 1,5 m/det pada tahun 2008. Arah angin pada pagi hingga sore hari bergerak dari arah timur kearah barat dari site. Perlu dibuat bukaan pada kedua sisi bangunan yang akan diletakkan pada site yaitu pada sisi timur dan sisi barat dari bangunan yang direncanakan untuk penghawaan alami pada bangunan.
13
Gambar 3.11 Analisa Orientasi Angin. Penanganan terhadap hujan dengan menggunakan kombinasi atap plat dan atap model limas atau setengah pelana. Gedung ini mempunyai dua lantai, sehingga perlu dibuat atap dengan overstek untuk mencegah masuknya air hujan ke dalam ruangan.
Gambar 3.12Penggunaan overstek untuk menangani masalah hujan dan pembuatan bukaan pada sisi bangunan untuk menangani masalah angin.
14
Dari pembahasan angin dan curah hujan diatas maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1). Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia Kota Gorontalo memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Oktober-April arus angin berasal dari barat/barat laut yang mengandung banyak uap air sehingga mengakibatkan musim hujan, sedangkan pada bulan JuniSeptember arus angin berasal dari timur yang tidak mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau. 2). Angin laut terjadi pada malam hari dan angin darat pada siang hari. 3). Penghadiran vegetasi yang cukup banyak pada bagian depan dan samping yaitu untuk mengantisipasi kecepatan dan mengarahkan angin. 5). Penataan drainase yang baik untuk menghindari genangan-genangan air khususnya didaerah terbuka.
15
View U
Gambar 3.12 View kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo Berikut adala view kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo 1) View arah utara adalah areal persawahan warga sekitar. 2) View arah timur adalah jalan Prov. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalan utama menuju site. 3) View arah selatan adalah area pemukiman. 4) View arah barat adalah areal persawahan warga sekitar.
16
U
Gambar 3.14 View Site perencanaan
Berikut adalah view site perencanaan 1) View arah utara adalah tempat parkir 2) View arah timur adalah sirkulasi kedaraan keluar masuk dan areal parkir. 3) View arah selatan adalah sirkulasi kendaraan. 4) View arah barat adalah lapangan upacara dan gedung UPTD uji material.
Vegetasi Pada site ini akan diberikan vegetasi yang banyak untuk mengantisipasi apabila musim kemarau tiba . Maka dengan adanya vegetasi ini akan dapat
17
memberikan kesejukan dan kenyamanan dalam site serta dapa memperoleh nilai estetika yang baik. Melihat kondisi yang terletak dekat dengan jalan yang mneggunakan satu jalur, maka pada bagian untuk arah jalan utama diberikan vegetasi yang banyak untuk mengantisipasi kebisingan. Seperti yang diketahui bahwa disekitar site tersebut belum memiliki vegetasi yang cukup sehingga perlu ditanami vegetasi. Selain itu Site ditutupi oleh penutup tanah berupa rerumputan dan pepohonan. Rerumputan ini akan di tanam di site, tapi dalam bentuk landscape agar vegetasi yang ada bisa memperindah penampilan bangunan.
Gambar 3.15 Vegetasi.
18
Topografi Seluruh kontur pada site adalah lahan pertanian sehingga tanah yang ada adalah datar dan tidak perlu melakukan pemerataan tanah. Tetapi dengan kontur yang merupakan bekas dari lahan persawahan maka dirasa perlu untuk diadakan pemadatan dan penimbunan. Kebisingan (noise) Letak tapak perencanaan berada pada jalan Prof. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalur sirkulasi yang cukup padat pada jam-jam tertentu dan dikelilingi area aktivitas dan rutinitas yang cukup padat pula. Untuk sumber kebisingan dari arah jalan perlu dibuat barrier berupa tanaman, baik tanaman hias ataupun tanaman yang berupa pepohonan. Sumber kebisingan yang dimiliki site berasal dari: 1) Kendaraan bermotor dengan tingkat kebisingan yang tinggi. 2) Area permukiman dengan tingkat kebisingan yang sedang.
Gambar 3.16 Penggunaan barrier untuk menangani masalah noise
19
Gambar 3.17 Analisa kebisingan
Untuk mengatasi kebisingan yang mungkin nantinya mengganggu aktivitas obyek, maka hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: 1) Menggunakan material yang dapat meredam dan mereduksi kebisingan. 2) Menempatkan area privat (zona private) pada daerah dengan tingkat kebisingan yang rendah, serta mengatur massa dan ruang dalam bangunan. 3) Menggunakan vegetasi/tumbuhan untuk mengurangi atau meredam kebisingan.
20
Infrastruktur Kota
Kabel jaringan telepon sebagai sarana komunikasi yang disediakan oleh PT.TELKOM. sarana ini juga sebagai penunjang proyek
Jaringan pipa PDAM tersedia untuk menyuplai kebutuhan air bersih
Jaringan listrik yang disediakan oleh PT. PLN. Sarana penunjang proyek
Gambar 3.18 Infrastruktur Kota
B. Studi Ruang 1. Kebutuhan Ruang Berdasarkan aktifitas yang terjadi pada objek rancangan dan dari studi kasus yang ada serta hasil wawancara dengan pihak terkait, maka diperoleh kebutuhan kebutuhan ruang seperti pada tabel berikut :
21
No
Nama Ruang
1 2 3 4 5 6 7
Ruang Kepala Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Rapat Toilet Kadis Toilet Umum Pria Toilet Staff Wanita
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ruang Sekretaris Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Kepegawaian Ruang Kasubag Umum & Perlengkapan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Sekdis Toilet Staff Pria Toilet Staff Wanita
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Ruang Kepala Bagian Keuangan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Anggaran Ruang Kasubag Perbendaharaan Ruang Kasubag Akuntansi Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Kabag Toilet Staff Pria Toilet Staff Wanita
33 34 35 36
Ruang Kepala Sub Dinas Perencanaan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Survey dan Pendataan
22
37 38 39 40 41 42 43 44 45
Ruang Kasiei Penyusunan Program Ruang Kasiei Evaluasi dan Pengadilan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria Toilet Staff Wanita
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
Ruang Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Tenaga Sumber Daya Air Ruang Kasiei Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan Ruang Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria Toilet Staff Wanita
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Ruang Kepala Sub Dinas Bina Marga Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Teknis Bina Marga Ruang Kasiei Pengembangan Jalan dan Jembatan Ruang Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria Toilet Staff Wanita
72 73 74
Ruang Kepala Sub Dinas Cipta Karya Ruang Sespri Ruang Tunggu
23
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
Ruang Kasiei Teknis Cipta Karya Ruang Kasiei Tata Ruang dan Perumahan Ruang Kasie Air Bersih dan Prasarana Lingkungan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria Toilet Staff Wanita
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
Lobby Ruang Bagian Surat menyurat Ruang Security Ruang Copy Ruang Cleaning service Ruang Genset R. Perpustakaan R. E-library R. Arsip Lama Toilet Umum Pria Toilet Umum Wanita
Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang Gedung Utama 2. Besaran Ruang Penentuan standar besaran ruang khususnya ruang kerja ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: Jabatan dan tingkat kedudukan personil; Aktivitas yang dilakukan; Kebiasaan dan tingkah laku; Perbandingan standar luasan Standar luasan ruang yang digunakan sebagai perbandingan adalah:
24
Neufert Architecture Data; Office Building; Building Planing and design Standard; Standar Bappenas Adapun perhitungan berdasarkan standar dan kebutuhan kegiatan adalah sebagai berikut: a. Bagian Kepala Nama Ruang R. Kepala Dinas
R. Sespri
Sifat Privat
Privat
Kapasitas Besaran Ruang (Orang) 11 Perabot Meja Kepala Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,70 x 0,60)2 = 2,04 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 2,04 + 0,84 + 0,94 = 7,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 11 org = 9,57 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)80 % (7,5 + 9,57) 80 % 17,07 x 80 % = 13,67 =13,65 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 7,5 + 9,75 + 13,65 = 30,9 = 31 M² 3
Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 = 2,58 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 3 org = 2,61M²
25
Luas (M²)
31 M²
R. Tunggu
Publik
8
R. Rapat
Publik
50
Toilet Kadis
Service
Toilet Pria
Service
Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,58 + 2,61) 30 % 5,19 x 30 % = 1,55 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,58 + 2,61 + 1,55 = 6,74 M² Perabot Kursi Tamu I : (1,70 x 0,60)2 = 2,04 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,82 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 8 org = 6,96 = 7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (3,82 + 7 ) 30 % 10,82 x 30 % = 3,24 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 3,82 + 7 + 3,24 = 14,06 M² Perabot Meja :3x7 = 21 M² Kursi : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Total : 21 + 12,5 = 33,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (33,5 + 43,5) 30 % 77 x 30 % = 23 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 33,5 + 43,5 + 23 = 100 M²
6,74 M²
14,06 M²
100 M²
1 buah wastafel 1 buah closed duduk 1 buah bak air 1 buah closed duduk
4,16 M²
2,95 M²
26
1 buah bak air Toilet Wanita
Service
1 buah closed duduk 1 buah bak air
2,95 M²
Jumlah
161,86 M²
Tabel 3.3 Besaran ruang pada bagian kepala
b. Bagian Sekretariat
Nama Ruang
Sifat
R. Sekretaris Dinas
Privat
R. Sespri
Semi Privat
Kapasitas Besaran Ruang (Orang) 9 Perabot Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 2
Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,22 + 1,74) 30 %
27
Luas (M²)
27,14 M²
R. Tunggu
Semi Publik
6
R. Kasubag Kepegawaian
Privat
7
R. Kasubag Privat Umum & Perlengkapan
7
3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² Perabot Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)3 = 1,26 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (3,22 + 5,22 ) 30 % 8,44 x 30 % = 2,53 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 3,22 + 5,22 + 2,53 = 10,96 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M²
28
6 M²
14,06 M²
17,8 M²
R. Staff
R. Rapat Intern
Publik
Publik
50
10
Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)50 = 36 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)5 = 6 M² Total : 36 + 12,5 + 6 = 55,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,35 Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (55,5 + 43,35) 60 % 99 x 60 % =59,4 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi =55,5 + 43,35 + 59,4 = 158,25 M² Perabot Meja :5x2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M²
29
17,8 M²
158,25 M²
27,56 M²
Pantry Gudang Toilet Sekdis
service service service
2 x 2,5 = 5 2 x 2,5 = 5 1 buah closed duduk 1 buah bak air
5 M² 5 M² 2,25 M²
Toilet Staff Pria
service
2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel
7,8 M²
Toilet Staff Wanita
service
7,8 M²
Jumlah
296,46 M²
Tabel 3.4 Besaran ruang pada bagian Sekretariat c. Bagian Keuangan Nama Ruang
Sifat
R. Sekretaris Dinas
Privat
R. Sespri
Semi Privat
Kapasitas Besaran Ruang (Orang) 9 Perabot Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 2
Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M²
30
Luas (M²)
27,14 M²
R. Tunggu
R. Kasubag Kepegawaian
Semi Publik
Privat
6
7
Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² Perabot Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)3 = 1,26 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (3,22 + 5,22 ) 30 % 8,44 x 30 % = 2,53 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 3,22 + 5,22 + 2,53 = 10,96 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi
31
6 M²
14,06 M²
R. Kasubag Privat Umum & Perlengkapan
R. Staff
R. Rapat Intern
Publik
Publik
7
50
10
= 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)50 = 36 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)5 = 6 M² Total : 36 + 12,5 + 6 = 55,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,35 Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (55,5 + 43,35) 60 % 99 x 60 % =59,4 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi =55,5 + 43,35 + 59,4 = 158,25 M² Perabot Meja :5x2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 %
32
17,8 M²
17,8 M²
158,25 M²
Pantry Gudang Toilet Sekdis
service service service
Toilet Staff Pria
service
Toilet Staff Wanita
(12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 2 x 2,5 = 5 2 x 2,5 = 5 1 buah closed duduk 1 buah bak air 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel
service
27,56 M² 5 M² 5 M² 2,25 M²
7,8 M²
7,8 M²
Jumlah
296,46 M²
Tabel 3.5 Besaran ruang pada bagian Keuangan
d. Sub Dinas Perencanaan Nama Ruang
Sifat
R. Kepala Privat Sub Dinas Perencanaan
Kapasitas Besaran Ruang (Orang) 9 Perabot Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % 33
Luas (M²)
R. Sespri
Privat
2
R. Tunggu
Publik
4
R. Kasiei Survey dan Pendataan
Privat
7
=12,06 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M²
34
27,14 M²
6 M²
7,7 M²
R. Kasiei Penyusunan Program
R. Kasiei Evaluasi & Pengadilan
Privat
Privat
7
7
Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M²
35
17,8 M²
17,8 M²
17,8 M²
R. Staff
R. Rapat Intern
Publik
Publik
Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria
service service service
Toilet Staff Wanita
service
service
103
10
Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)103 = 74,16 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)103 = 25,75 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 74,16 +25,75 + 9,6 = 109,51 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 103 org =89,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (109,51 +89,61) 60 % 199,12 x 60 % = 119,472 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 109,51 + 89,61 + 119,472 = 318,59 M² Perabot Meja :5x2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 2 x 2,5 = 5 2 x 2,5 = 5 1 buah closed duduk 1 buah bak air 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel
Jumlah
318,59 M²
27,56 M² 5 M² 5 M² 2,25 M² 7,8 M²
7,8 M²
468,24 M²
Tabel 3.6 Besaran ruang pada Sub Dinas Perencanaan
36
e. Sub Dinas Sumber Daya Air Nama Ruang
Sifat
R. Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air
Privat
R. Sespri
Privat
R. Tunggu
Publik
Kapasitas Besaran Ruang (Orang) 9 Perabot Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Kapasitas Pemakai
37
Luas (M²)
27,14 M²
6 M²
R. Kasiei Tenaga Sumber Daya Air
Privat
R. Kasiei Privat Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan
7
7
Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi
38
7,7 M²
17,8 M²
R. Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa
R. Staff
R. Rapat Intern
Privat
Publik
Publik
7
121
10
= 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)121 = 87,12 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)121 = 30,25 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)10 = 12 M² Total : 87,12 + 30,25 + 12 = 129,37 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 121 org = 105,27 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (129,37 + 105,27) 60 % 234,64 x 60 % = 140,78 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 129,37 + 105,27 + 140,78 = 375,42 M² Perabot Meja :5x2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (12,5 + 8,7) 30 %
39
17,8 M²
17,8 M²
375,42 M²
Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria
Service Service Service
Toilet Staff Wanita
Service
21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 2 x 2,5 = 5 2 x 2,5 = 5 1 buah closed duduk 1 buah bak air 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel
Service
Jumlah
27,56 M² 5 M² 5 M² 2,25 M² 7,8 M²
7,8 M²
525,07 M²
Tabel 3.7 Besaran ruang pada Sub Dinas Sumber Daya Air f. Sub Dinas Bina Marga
Nama Ruang R. Kepala Sub Dinas Bina Marga
Sifat Privat
Kapasitas (Orang) 9
Besaran Ruang
Luas (M²)
Perabot Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi
40
R. Sespri
R. Tunggu
R. Kasiei Teknis Bina Marga
Privat
Publik
Privat
2
4
7
= 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 %
41
27,14 M²
6 M²
7,7 M²
R. Kasiei Privat Pengembangan Jalan dan Jembatan
7
R. Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Privat
7
R. Staff
Publik
103
(5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot
42
17,8 M²
17,8 M²
17,8 M²
Meja Kerja
R. Rapat Intern
Publik
Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria
Service Service Service
Toilet Staff Wanita
Service
Service
10
: (1,20 x 0,60)103 = 74,16 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)103 = 25,75 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 74,16 +25,75 + 9,6 = 109,51 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 103 org =89,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (109,51 +89,61) 60 % 199,12 x 60 % = 119,472 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 109,51 + 89,61 + 119,472 = 318,59 M² Perabot Meja :5x2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 2 x 2,5 = 5 2 x 2,5 = 5 1 buah closed duduk 1 buah bak air 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel
Jumlah
318,59 M²
27,56 M² 5 M² 5 M² 2,25 M² 7,8 M²
7,8 M²
468,24 M²
Tabel 3.8 Besaran ruang pada Sub Dinas Bina Marga
43
g. Sub Dinas Cipta Karya Nama Ruang
Sifat
R. Kepala Sub Dinas Cipta Karya
Privat
Kapasitas (Orang) 9
R. Sespri
Privat
2
R. Tunggu
Publik
4
Besaran Ruang
Luas (M²)
Perabot Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Kapasitas Pemakai
44
27,14 M²
6 M²
R. Kasiei Teknis Cipta Karya
R. Kasiei Tata Ruang & Perumahan
Privat
Privat
7
7
Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang
45
7,7 M²
17,8 M²
R. Kasie Air Bersih & Prasarana Lingkungan
Privat
7
R. Staff
Publik
109
R. Rapat Intern
Publik
10
Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)109 = 78,48 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)109 = 27,25 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 78,48 + 27,25 + 6 = 115,33 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 109 org = 94,83 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (115,33 + 94,83) 60 % 210,16 x 60 % = 126,1 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 115,33 + 94,83 + 126,1 = 336,26 M² Perabot Meja :5x2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 %
46
17,8 M²
17,8 M²
336,26 M²
Pantry Gudang Toilet Kasubdin Toilet Staff Pria
Service Service Service
Toilet Staff Wanita
Service
Service
(12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 2 x 2,5 = 5 2 x 2,5 = 5 1 buah closed duduk 1 buah bak air 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk
27,56 M² 5 M² 5 M² 2,25 M² 7,8 M²
7,8 M²
2 buah bak air 2 buah wastafel 485,91 M²
Jumlah
Tabel 3.9 Besaran ruang pada Sub Dinas Cipta Karya
h. Penunjang Nama Ruang Lobby
Sifat Publik
R. Bagian Semi Surat menyurat Publik
Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) 380 Kapasitas Pemakai 0,87 x 380 = 330,6 Standar /orang = 0,87 x 330 org = 330,6 M² Sirkulasi 50 % Kapasitas Pemakai x 50 % 165,3 x 50 % = 165,3 M² Luasan Ruang = 495,9 M² 495,9 M² 5 Perabot Meja Kerja : (2 x 1)3 = 6 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 6 + 1,08 + 1,02 + 0,60 = 8,7 M² Kapasitas Pemakai
47
R. Informasi
Privat
5
Ruang Privat Perpustakaan
18
Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² Perabot Meja Kerja : (2 x 1)3 = 6 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 6 + 1,08 + 1,02 + 0,60 = 8,7 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² Perabot Meja : (1 x 0.5)17 = 8,5 M² Kursi : (0,60 x 0,60) 18 = 6,48 M² Rak Buku : (3 x 0.8) 5 = 12 M² Meja Piket : 1 x 0.7 = 0.7 Total : 8,5 + 6,48 + 12 + 0,7 = 27,68 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 18 org = 15,66 M² Sirkulasi 50 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)50 % (27,68 + 15,66) 50 % 43,34 x 50 % = 21,67 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi
48
Ruang e-library
Privat
Toilet Pria
Service
Toilet Wanita
Service
Ruang Arsip Lama
Privat
R. Security
Privat
9
6
5
= 27,68 + 15,66 + 21,67 = 65 M² Perabot Meja : (1 x 0,7)8 = 5,6
65 M² M²
Kursi : (0,60 x 0,60)9 = 3,24 M² Meja Server : 1 x 0,8 = 0,8 Total : 5,6 + 3,24 + 0,8 = 9,64 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (9,64 + 7,83) 60 % 17,47 x 60 % = 10,48 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 9,64 + 7,83 + 10,48 = 27,95 M² 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel Perabot Meja : (1 x 0,7)6 = 4,2 M² Kursi : (0,60 x 0,60)6 = 2,16 M² Rak Berkas : (3 x 0,8) 4 = 9,6 M² Total : 4,2 + 2,16 + 9,6 = 15,96 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)30 % (15,96 + 5,22) 30 % 21,18 x 30 % = 6,35 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 15,96 + 5,22 + 6,35 = 27,53 M² Perabot Meja Kerja :2x1 = 2 M²
49
27,95 M² 7,8 M²
7,8 M²
27,53 M²
Foto Copy
Service
3
Cleaning service
Privat
4
Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Meja Piket :1x4 =4 Total : 2 + 1,08 + 1,02 + 0,60 + 4 = 8,7 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² Perabot Meja Kerja :2x1 = 2 M² Kursi Kerja : (0,60 x 0,60)3 = 1,08 M² Mesin Foto Copy : (1 x 0,80)2 = 1,6 M² Rak Alat & Bahan : 0,60 x 2 = 1,2 M² Total : 2 + 1,08 + 1,6 + 1,2 = 5,88 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 3 org = 2,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)70 % (5,88 + 2,61) 70 % 8,49 x 70 % = 5,94 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 5,88 + 2,61 + 5,94 = 14,43 M² 14,43 M² Perabot Meja Kerja :2x1 = 2 M² Kursi : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Rak Alat & Bahan : (0,60 x 2)2 = 2,4 M² Wastafel : (0,56 x 0,45)2 = 0,5 M² Total : 2 + 1,44 + 2,4 + 0,5 = 6,34 M² Kapasitas Pemakai Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 M² Sirkulasi 60 %
50
Toilet Umum Pria
Service
Toilet Umum Wanita
Service
(Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai)60 % (6,34 + 3,48) 60 % 9,82 x 60 % = 5,89 M² Luasan Ruang Luasan Perabot + Kapasitas Pemakai + Sirkulasi = 6,34 + 3,48 + 5,89 = 15,71 M² 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir 2 buah closed duduk 2 buah bak air 2 buah wastafel 4 x 4,5 = 18 M²
Ruang Genset Service Jumlah
Tabel 3.10 Besaran ruang Penunjang
Total Keseluruhan = 161,86 + 296,46 + 289,29 + 468,24 + 525,07 + 468,24 + 485,91 + 753,11 = 3.448,18 M²
3. Kebutuhan Parkir Perhitungan kebutuhan lahan parkir sesuai dengan standar perhitungan pada umumnya, yaitu berdasarkan kapasitas pemakai gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo. Maka diasumsikan kebutuhan parkir gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo yaitu: Kendaraan Roda 4 = 35 % Kendaraan Roda 2 = 40 % Pejalan Kaki
= 25 %
51
15,71 M² 7,8 M²
7,8 M²
18 M² 753,11 M²
1) Parkir pengelola/pegawai Jumlah pegawai = 500 orang o Kendaraan roda empat 1 mobil = 4 orang (500 x 35%):4 = 43,75 = 44 mobil Standar luasan mobil = 10 M² Luasan parkir mobil = 44 x 10 M² = 440 M² o Kendaraan roda dua 1 motor = 2 orang (500 x 40%):2 = 100 motor Standar luasan motor = 3 M² Luasan parkir motor = 100 x 3 M² = 300 M² Luasan parkir untuk pengelola/pegawai = 440 + 300 = 740 M²
2) Parkir umum Jumlah pengunjung = 50 o Kendaraan roda empat 1 mobil = 4 orang (50 x 35%):4 = 4,37 = 4 mobil Standar luasan mobil = 10 M² Luasan parkir mobil = 4 x 10 M² = 40 M² o Kendaraan roda dua 1 motor = 2 orang (50 x 40%):2 = 10 motor Standar luasan motor = 3 M² Luasan parkir motor = 10 x 3 M² = 30 M² Luasan parkir untuk pengunjung = 40 + 30 = 70 M²
52
Total luasan area parkir = 740 + 70 = 810 M² Sirkulasi = Luasan parkir x 40 % = 810 x 40% = 324 M² Jumlah total luasan area parkir adalah: = Luas area parkir + sirkulasi = 810 + 324 = 1.134 M²
Dengan menggunakan rasio penggunaan lahan 30 : 70, maka luas site yang dibutuhkan sebesar : = Luas lantai ÷ 0.30 = 3.448,18 M² ÷ 0.30 = 11.493,93 m2
Luas space untuk ruang terbuka (termasuk parkir, entrance hall, dan elemen eksterior lainnya) : = 0,70 x luas site = 0,70 x 11.493,93 = 8.045,75 m2
53
Telah diketahui sebelumnya, luas total area parkir adalah 1.134 M². Maka untuk luasan open space dapat di hitung sebagai berikut:
Diketahui : -Luas area parkir
= 1.134 M²
-Luas space ruang terbuka = 8.045,75 M² Luas open space = Luas space ruang terbuka - Luas area parkir = 8.045,75 – 1.134 = 6.911,75 = 6.912 M² 4. Pola Hubungan Ruang a. Bagian Kepala Ruang Kepala Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Rapat/pertemuan Toilet
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.19 Pola hubungan ruang bagian kepala
54
b. Bagian Sekretariat Ruang Sekretaris Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Kepegawaian Ruang Kasubag Umum & Perlengkapan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.20 Pola hubungan ruang bagian sekretariat c. Bagian Keuangan Ruang Kepala Bagian Keuangan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Anggaran Ruang Kasubag Perbendaharaan Ruang Kasubag Akuntansi Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet
55
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.21 Pola hubungan ruang bagian keuangan
d. Bagian Sub Dinas Perencanaan Ruang Kepala Sub Dinas Perencanaan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Survey dan Pendataan Ruang Kasiei Penyusunan Program Ruang Kasiei Evaluasi dan Pengadilan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.22 Pola hubungan ruang bagian sub dinas perencanaan
56
e. Bagian Sub Dinas Sumber Daya Air Ruang Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Tenaga Sumber Daya Air Ruang Kasiei Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan Ruang Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.23 Pola hubungan ruang bagian sub dinas sumber daya air
f. Bagian Sub Dinas Bina Marga Ruang Kepala Sub Dinas Bina Marga Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Teknis Bina Marga Ruang Kasiei Pengembangan Jalan dan Jembatan Ruang Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet
57
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.24 Pola hubungan ruang bagian sub dinas bina marga
g. Bagian Sub Dinas Cipta Karya Ruang Kepala Sub Dinas Cipta Karya Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Teknis Cipta Karya Ruang Kasiei Tata Ruang dan Perumahan Ruang Kasie Air Bersih dan Prasarana Lingkungan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.25 Pola hubungan ruang bagian sub dinas cipta karya
58
h. Penunjang
Lobby R. Bag. Surat-menyurat
R. Bag. Informasi R. Perpustakaan R. e-Library R. Arsip Lama R. Security R. Foto Copy Toilet Umum Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.266 Pola hubungan ruang penunjang
i. Service Pantry Toilet Pria Toilet Wanita Gudang R. Genset R. Cleaning Service
Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.27 Pola hubungan ruang Service
59
C. Konsep Dasar Rancangan Konsep dasar rancangan merupakan tahapan awal menampilkan dasar penghadiran objek gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo sebagai fasilitas perkantoran yang dibutuhkan, serta bagi pengembangan Gorontalo dan kawasan sekitarnya yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Cerah dan Mengundang Pengolahan arsitektur pada tampak akan memberikan rangsangan pada pengamat sehingga dapat menyebabkan pegawai lebih berkeinginan untuk datang. Pengolahan fasade bangunan yang berkesan terbuka dapat menggunakan material menarik dengan warna cerah yang menimbulkan kesan menarik dan terlihat menyatu dengan lingkungan sekitar. 2. Monumental Dalam mengolah tampilan akan memberikan citra yang monumental bagi para penikmat sehingga menghasilkan suatu tampilan yang tegas dan tak mudah dilupakan dan memberikan kesan yang kuat bagi para penikmat. D. Konsep Perencanaan Site Perencanaan site merupakan salah satu bagian yang menentukan kehadiran atau eksistensi suatu bangunan. Sebagai suatu bangunan yang berorientasi pada pelayanan sekaligus menampilkan kesan-kesan yang sesuai dengan citra dan fungsinya maka pengolahan ruang luar sangat perlu. Pengolahan site yang optimal akan memberikan peluang yang efektif bagi pengamat dalam menikmati objek, terutama dari titik-titik tertentu dimana para
60
pengunjung umumnya berada, seperti pada pelataran parkir menuju ke entrance bangunan. Pengunaan elemen-elemen ruang luar yang variatif dan menarik dapat menciptakan suasana yang nyaman dan dapat menimbulkan kebetahan bagi para pengunjung. Elemen-elemen ruang luar tersebut dapat berupa pohon dan tanaman sebagai elemen alami juga dapat menggunakan pencahayaan/efek cahaya buatan yang menjadi titik tangkap yang menarik bagi pengunjung. 1. Pencapaian ke dalam Site Pencapaian kedalam site sangat menentukan lancarnya arus keluar dan masuk pada site. Mengingat site yang hanya dilalui oleh satu jalur jalan utama, maka entrance dan pintu keluar akan dibuatkan dalam dua titik, demikian pula dengan jalur pejalan kaki di buat terpisah dari jalur masuk dan keluar dari kendaraan. 2. Sirkulasi Eksternal dan Internal Site Untuk sirkulasi eksternal site merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah sedangkan pengembangan sirkulasi internal adalah melalui pertimbangan melihat kondisi eksternal site. Pada prinsipnya sirkulasi manusia dibuat terpisah dari lalu lintas kendaraan. Hal ini guna mendapatkan rasa aman, kemudahan dan kenyamanan serta tingkat privasi aspek manusianya.
61
E. Konsep Rancangan Bangunan 1. Bentuk Dasar Dalam menentukan bentuk dasar massa bangunan hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah: a. Bentuk dapat diolah, digabungkan, dengan bentuk dasar lainnya sehingga menciptakan citra yang dinamis dan menarik. b. Dapat menyesuaikan dengan bentuk tapak. c. Sesuai dengan kegiatan yang didalamnya agar tercipta penggunaan ruang yang efisien. d. Kemudahan sirkulasi kedalam bangunan.
Pada obyek rancangan ini bentuk yang diambil adalah bentuk segi empat untuk mempertegas kesan formal terhadap objek. Bentuk segi empat tersebut dibuat dengan pola melengkung. Untuk mencegah kesan monoton dan membosankan, maka bentuk segi empat dipadukan dengan bentuk setengah lingkaran. Dan dengan adanya suatu penambahan atau pengurangan bentuk, baik dari susunannya maupun ukurannya akan lebih memperindah tampilan bangunan.
62
. Gambar 3.28 Bentuk Dasar Rancangan 2. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan memegang peranan penting guna menampilkan citra bangunan. Yang berperan didalam citra bangunan yaitu: a. Fungsi, pemenuhan terhadap aktivitas manusia merupakan batasan fungsi secara umum dalam Arsitektur. Namun fungsi tidak selalu menentukan bentuk, dalam hal ini bentuk hanya dapat mencerminkan simbol kegiatan yang ada tapi tidak selalu form follow function. b. Skala, berperan dalam memberi kesan pada bangunan dan berlaku pada interior dan eksterior bangunan. c. Penampilan berdasarkan gubahan massa, seperti: Simetris, berkesan statis. Asimetris, berkesan dinamis.
63
Hirarki, berdasarkan kepentingan fungsi bangunan. Pada rancangan bangunan ini, menggunakan prinsip Simetris agar berkesan dinamis sesuai citra yang diinginkan. Maka pengolahan fasade yang digunakan adalah Cultural Modern miminalis dengan melihat perkembangan zaman tapi tetap bernafaskan unsur budaya yang merupakan ciri khas daerah yang melekat pada daerah Gorontalo sebagaimana telah diusung oleh pemerintah daerah Gorontalo. F. Utilitas Bangunan 1. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan terdiri atas: a. Pencahayaan alami (natural lighting) Kondisi pada site yang tanpa bangunan-bangunan tinggi di sekelilingnya menyebabkan sinar matahari dapat masuk ke seluruh massa bangunan serta pemanfaatan elemen lanskape untuk melembutkan dan menyejukan aliran udara yang masuk ke dalam ruangan, dan bukaan pada lantai 2 bangunan mereduksi aliran udara yang lebih besar.
Gambar 3.29 Sistem Pengcahayaan alami
64
b. Pencahayaan buatan (artificial lighting) Pencahayaan dengan menggunakan energi listrik (berasal dari PLN), dengan tenaga cadangan dari generator. Secara umum, menggunakan lampu downlight. Downlight tidak hanya menjadi alat penerangan didaerah publik tetapi dengan penataan letak yang artistik, elemen interior ini dapat memberi nuansa berbeda yang mempecantik ruangan. Lampu taman (garden lamp) digunakan untuk ruang luar.
Gambar 3.30 Sistem Pengcahayaan Buatan
2. Sistem Penghawaan Penghawaan alami (natural ventilation) Pemanfaatan penghawaan alami dapat kita gunakan dengan semaksimal mungkin, dengan menggunakan jendela atau ventilasi sebagai pengatur dan jalan masuk dan keluarnya angin. Selain itu pemanfaatan element landscape seperti pohon dapat menyejukan aliran udara yang masuk dalam ruangan.
65
Gambar 3.31 Sistem Penghawaan Alami
Buatan Penghawaan buatan diterapkan pada bagian ruangan-ruangan tertentu yang membutuhkan pengkondisian udara yang maksimal dan kegiatan yang permanen, seperti pada ruang pengelola di bagian administrasi dan ruang-ruang yang lainnya.
Gambar 3.32 Sistem Penghawaan Buatan
3. Sistem Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran telah diatur pada peraturan-peraturan bangunan yang prinsipnya meliputi pencegahan kebakaran dengan mengadakan alat pengaman pada sistem sekring (fuse). Setiap ruangan dilengkapi dengan Alat Pemadam Air Ringan (APAR) dengan media tabung kimia/busa dengan
66
perletakan yang mudah dijangkau, dilengkapi dengan ionizer/head detector yang membunyikan alarm seketika bila terjadi kebakaran. Untuk penangkal kebakaran pada bangunan ini digunakan: Ionizer Detector, yang berfungsi mendeteksi ion asap secara dini. Head Detector, yang mendeteksi perubahan panas yang signifikan didalam ruangan. Penempatan tabung pengaman dalam fire box ditempat-tempat yang mudah terbakar pada jarak sekitar 30m. Pemasangan water hydrant pada area sudut-sudut luar bangunan. Pemasangan sprinkler.
Bak Penampungan
Water Hydrant Fire House
Sumber Api
Alarm
Tangga
APAR
Gambar 3.33 Sistem Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran 67
4. Sistem Distribusi Air Bersih Suplai utama air bersih dari PDAM langsung ke tangki penampungan bawah (ground reservoir) lalu dipompakan kebak penampungan atas (tank reservoir) pada menara air dan selanjutnya disalurkan dengan memnfaatkan grafitasi keunit-unit yang ada. PDAM
METERAN
RESERVOIR BAWAH
POMPA
RESERVOIR BAWAH
DISTRIBUSI SETIAP KRAN
Gambar 3.34 Distribusi Air Bersih
SHAFT
5. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Sampah Air kotor berasal dari fasilitas sanitasi dan drainase. Pembuangan air kotor harus ditunjang dengan sistem perpipaan yang sempurna.
Pemakaian air bersih
Air kotor
perpipaan
Bak kontro l
Riol kota
Gambar 3.35 Sistem Pembuangan Air Kotor
Sistem pembuangan sampah mempergunakan Carry Out Sistem, dimana sampah dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian diangkut ketempat pembuangan sampah (TPA).
68
Banguna n
Bak Penampung
Truk Pengangkut
TPS
Gambar 3.36 Sistem Pembuangan Sampah
TPA
6. Sistem Telekomunikasi Sistem komunikasi yang digunakan didalam bangunan ini adalah: Telepon Digunakan untuk hubungan ekstern, dengan sistem PABX (Privat Automatic Brance Exchanges) yang dihubungkan dengan PT. Telkom. Intercom Digunakan untuk percakapan antar ruangan didalam bangunan. winkie Talkie Digunakan oleh security sebagai sarana didalam menjaga keamanan dan kenyamanan. PT. Telkom
Terminal operator
PABX
Ruang-rung
Gambar 3.37 Sistem Jaringan Telekomunikasi
69
7. Sistem Penangkal Petir Site yang terletak ditanah lapang serta tanpa gedung-gedung tinggi rentan terhadap sambaran petir, dengan demikian maka perlu adanya alat penangkal petir. Sistem penangkal petir yang digunakan pada bangunan ini adalah penangakal petir sistem Thomas dengan pemasangan tongkat kedudukan pada tiap puncak atap yang dihubungkan dengan konduktor horisontal sebagai kabel penghantar ke tanah.
Sistem Thomas
Penghantar pada dinding bangunan
Elektroda diatas tanah (penghantar ke tanah sebagai stabilisator)
Gambar 3.38 Sistem Penangkal Petir Sistem Thomas 8. Sistem Akustik Prinsip-prinsip perencanaan akustik sebagai dasar pertimbangan antara lain: a. Background noise/latar belakang kebisingan. b. Bentuk dan ukuran ruang. c. Jenis kegiatan dan fungsi ruang. d. Penggunaan elemen-elemen ruang seperti: Plafon yang berfungsi untuk pemantulan bunyi. Dinding berfungsi untuk pemantulan, penyerapan dan pembaur bunyi. Lantai berfungsi sebagai penyerap, pemantul dan pembelok bunyi.
70
Elemen-elemen ruang ini merupakan fungsi akustik yang sangat menentukan dalam sistem yang akan diterapkan. G. Sistem Struktur Adapun 4 hal konsep struktur yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan antara lain: Fungsional. Dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan bagi pemakai dalam pemanfaatan dan penggunaannya. Estetika. Sebagai dasar keindahan dan keserasian pada bangunan yang mampu memberikan rasa kagum bagi pengamat dan rasa bangga bagi pemilik. Struktural. Mempunyai struktur yang kuat dan mantap sehingga dapat memberikan rasa aman. Ekonomis Penggunaan material yang baik sehingga bangunan tersebut dapat bertahan lama dan awet. Perencanaan suatu bangunan perlu diperhatikan dalam masalah struktur, karena sturuktur berfungsi untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua macam beban kedalam tanah.
71
Struktur bangunan yang baik adalah dapat menahan beban bangunan secara merata atau semua gaya yang bekerja dan mempengaruhinya. Yang menjadi pertimbangan dalam merencanakan system struktur adalah : Kondisi tanah setempat. Jenis dan bahan yang digunakan dan teknologi pelaksanaan proyek. Mempunyai kelenturan yang stabil. Tidak terjadi penurunan pada bagian struktur yang direncanakan. Dapat menahan beban antara lain : beban angin, beban gempa dsb. Dimensi kolom ditentukan berdasarkan ketinggian bangunan, jarak bentangan, dan daya dukung tanah. Kebutuhan luas ruang berdasarkan penyesuaian dengan jumlah pemakai. Sirkulasi dalam bangunan. Struktur yang dipakai dalam obyek ini adalah: 1. Struktur Bawah (Sub Structure) Struktur pondasi yang berfungsi untuk meneruskan semua beban bangunan yang berasal dari beban vertikal dan beban horisontal dari seluruh bagian bangunan, dan meneruskannya ke tanah, harus kuat dan tidak terjadi penurunan bangunan yang mengakibatkan kerusakan. Jenis pondasi yang dapat dipakai pada bangunan berlantai dua adalah pondasi langsung atau tidak langsung. Hal ini tergantung letak kekuatan tanah yang ada dimana bangunan itu dibuat.
72
Pondasi Tiang Pancang Untuk sub struktur, menggunakan sistem pondasi bored pile atau tiang pancang, mengingat objek perancangan adalah bangunan yang memerlukan daya ketahanan tinggi terhadap beban manusia yang ada didalamnya. Adapun keuntungan dari jenis pondasi tiang pancang antara lain : a) Kapasitas daya dukung yang besar dengan volume beton cukup hemat. b) Menggunakan penulangan besi beton. c) Dapat menahan beban lateral cukup besar. d) Dapat digunakan pada kondisi tanah yang labil.
Pondasi Setempat (Telapak) Pondasi setempat atau disebut juga pondasi telapak adalah pondasi beton bertulang yang dibuat setempat hanya di bawah kolom struktur. Bentuk pelat pondasi dapat segi empat atau segi empat panjang. Pondasi ini dipakai pada tanah keras dangkal dengan beban bangunan yang tidak berat.
73
Gambar 3.39 Pondasi Telapak Pondasi Menerus / Lajur Pondasi menerus atau disebut juga pondasi lajur adalah pondasi yang dibuat sepanjang arah melintang dan memanjang bangunan di bawah deretan kolom struktur. Pondasi ini dipakai apabila beban bangunan relatif berat, tanah kurang baik, sehingga kalau dibuat pondasi setempat luas dasarnya kurang.
Gambar 3.40 Pondasi lajur Struktur bawah dibentuk oleh pondasi dengan fungsi utama sebagai pemikul beban bangunan. Struktur bawah yang dipakai dalam rancangan bangunan ini adalah pondasi tiang pancang, yang dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a. Cocok untuk semua daya dukung tanah. b. Tahan gempa; karena lokasi obyek berada di Gorontalo yang berdekatan dengan Sulawesi Utara yang merupakan jalur gunung berapi
74
yang masih efektif dalam intensitas kecil maupun sedang yang rentan terhadap gempa bumi. c. Kemudahan pelaksanaan, tidak memerlukan pekerjaan galian karena tiang-tiang langsung ditancapkan ketanah. d. Letak lapisan tanah kasar berada jauh didalam (± 6-10 m). e. Kekuatan struktur.
2. Struktur Tengah (Main Strukture) Berikut ini merupakan unsur–unsur struktur dasar bangunan
Unsur Linier
Kolom dan balok : mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.
Gambar 3.41 Contoh kolom yang terpotong
Unsur permukaan
Dinding, : dapat berlubang atau berangka, mampu menahan gaya – gaya aksial dan rotasi. Plat : padat atau beruas, ditumpu pada rangka lantai, mampu memikul beban di dalam dan tegak lurus terhadap bidang tersebut.
Unsur Spasial
Pembungkus fasade atau inti ( core ), misalnya dengan mengikat bangunan agar berlaku sebagai suatu kesatuan. Perpaduan dari unsur – unsur dasar di
75
atas akan membentuk struktur tulang dari bangunan. Kita dapat membayangkan berbagai kemungkinan pemecahan yang tak terhingga. Struktur tengah dibentuk oleh lantai, kolom, balok dan dinding yang berfungsi sebagai pembentuk ruang, sebagai pembentuk bangunan dan sebagai pelindung. Struktur tengah yang digunakan adalah struktur rangka, dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Struktur rangka grid radial merupakan hal khusus yang berlaku untuk bentuk apa saja. Disamping mengikuti garis maka pengembangan bentuk denah dapat juga mengikuti garis-garis lainnya yang sesuai. b. Kuat dan efisien dalam pengaturan lay out ruang sehingga pengaturan ruang lebih bebas dan fleksibel untuk diadakan pengembangan. c. Kemudahan pelaksanaan. 3. Struktur Atas (Upper Strukture) Rangka Batang Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih pada batangnya. Setiap elemen tersebut seeara umum dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi. Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur pemikul bebanadalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil.
76
Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang, dan mungkin saja terjadi pola yang berganti-ganti antara tarik dan teka
Gambar 3.42 Rangka Batang
77
Gambar 3.43 Jenis Rangka Batang Fungsi dari struktur atas adalah sebagai penutup bangunan, sebagai pelindung terhadap hujan dan radiasi matahari serta mendukung penampilan bangunan secara keseluruhan. Konstruksi atap yang digunakan adalah konstruksi rangka baja ringan karena dengan struktur ini dapat melingkupi bentangan lebar dan juga dipadukan dengan atap pelat beton. Balok dan Plat Lantai 2 Pada massa berlantai 2 perlu adanya plat lantai dan balok sebagai pendistribusi beban di lantai 2 hingga ke kolom dan pada akhirnya ke pondasi
Gambar 3.44 Balok dan plat lantai beton
78
H. Penataan Ruang Luar
1. Landsekap
Batu
Digunakan sebagai ornamen taman yang memberikan kesan alami serta menambah nilai estetika pada taman.
Vegetasi/tanaman
Vegetasi yang ditanam didalam tapak difungsikan untuk: Mengurangi kadar karbondioksida, menghasilkan oksigen dan untuk menjaga struktur tanah. Sebagai peneduh dari sinar matahari, menahan debu dari jalanan, mengurangi tingkat bising kenderaan dan manusia, perlindungan terhadap angin. Membentuk ruang, memberi arah, menambah keindahan lingkungan bangunan. Meciptakan bidang vertikal dan menutup pandangan yang kurang baik.
Jenis-jenis vegetasi yang akan ditanam adalah: 1) Jenis tanaman peneduh Ketapang cemara Palem Raja (Roystenia regia)
79
2) Jenis tanaman hias Semak Menggunakan jenis tanaman bambu dan bambu air. Dan pucuk merah. Perdu Menggunakan jenis tanaman Pakis Haji (Chykas rumphii). 3) Penutup Tanah (rerumputan) Merupakan elemen penting untuk mengurangi erosi tanah permukaan. Adapun jenis rumput yang digunakan yaitu memakai rumput manila, dengan alasan: Memiliki fungsi ekologis Tinggi tanaman 2-5 cm Tidak memiliki cabang dan struktur percabangan Warna daunnya hijau kekuning-kuningan Mudah ditanam, dipelihara dan diperbanyak Tidak memiliki bunga dan buah
2. Pengerasan Digunakan untuk perkerasan berupa aspal untuk jalan kenderaan dan paving block di sekitar taman kompleks.
80
3. Penerangan Lampu penerangan terdiri dari lampu penerangan jalan, ditempatkan disepanjang jalan, lampu taman ditempatkan diantara tanaman untuk memberikan kesan estetika.
81