BAB III PESAN DAKWAH MELALUI KOLOM HIKMAH DI HARIAN UMUM REPUBLIKA DAN RESPON MAHASISWA IAIN WALISONGO SEMARANG A. Gambaran Umum Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Keberadaan IAIN sebagai sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi agama memeliki riwayat tersendiri yang berbeda dari lembaga pendidikan tinggi lain. Awalnya, IAIN tidak didirikan untuk memenuhi kebituhan akademik saja, tetapi juga agama, ideologi bahkan politik termasuk kedalamnya, ini artinya bahwa peran yang diharapkan sejak awal berdirinya IAIN bukan hanya semata untuk mengembangkan intelektual sebagaimana layaknya perguruan tinggi tetapi ada muatan ideologis, politis yang menyertainya, bukan hanya itu saja perguruan tinggi Islam IAIN Walisongo khususnya merupakan suatu kebutuhan yang sangat urgen bagi warga masyarakat muslim di Jawa Tengah. Berangkat dari keberadaan IAIN dalam masyarakat, Nampaknya keterlibatan
mahasiswa
juga
sangat
diharapkan
dalam
rangka
peningkatan berkembangnya IAIN itu sendiri dan masyarakat terutama dari segi prilaku sosial baik dilingkungan kampus ataupun masyarakat umum. Mahasiswa dituntut mampu berfikir dan penalaran, guna menunjang minat dan kegemaran demi tercapainya kesejahteraan mahasiswa itu sendiri.1 Mahasiswa sering diidentifikasikan sebagai kelompok sosial strategi. Kepadanya diletakkan berbagai atribut sosial seperti agen perubahan sosial (agen of social change), agen kontrol sosial (agen of social control) dan agen demokrasi (agen of democratisation). Atributatribut semacam ini sesungguhnya merefleksikan harapan sekaligus
1
Departemen Agama RI, Sejarah IAIN, Jakarta, 1986,
32
tanggung jawab yang harus diemban oleh mahasiswa. Ada kepercayaan ditengah masyarakat bahwa karena kondisinya yang relatif masih terjaga dari vested interest politik, maka mahasiswa menjadi sandaran bagi proses-proses perubahan sosial politik dan demokrtisasi ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Posisinya sebagai cendikiawan muda menjadikan mahasiswa
berada
dalam
kendali
idealisme
untuk
mewujudkan
keinginan akan perubahan-perubahan dan pencarian bentuk ideal dari kehidupan sosial politik dan kebudayaan. Dinamika mahasiswa IAIN Walisongo tidak lepas adanya kecenderungan-kecenderungan
umum,
diwarnai
ideologi
dengan
polarisasi
gerakan dan
mahasiswa
pilihan
aksi,
yang yang
mencerminkan kompleksitas mahasiswa. Sekalipun pada umumnya mahasiswa IAIN Walisongo secara sosiologis berasal dari masyarakat pedesaan, yang tidak jarang, dari mereka banyak berasal dari jebolan pondok pesantren, setelah diterima di IAIN tidak sedikit dari mereka memperdalam ilmu yang mereka bawa dari pondok pesantren, dengan harapan mereka mendapat ilmu dari perguruan tinggi serta ilmu dari pondok (kajian kitab) yang pada akhirnya dapat diaplikasikan dalam masyarakat di lingkungan dimana mereka berada. Tetapi tidak jarang dari mereka banyak yang tidak bisa nulis tetapi bisa membaca, ada yang bisa baca dan nulis tetapi tidak tahu tajwid, fenomena tersebut banyak disebabkan latar belakang yang berbeda yang kebanyakan dari sekolah umun dengan sedikit pengetahuan agama (bahasa arab) ataupun pelajaran yang mereka dapatkan. Dampaknya ketika proses kuliah berjalan aktif banyak mahasiswa yang mengeluh tentang banyaknya materi tentang agama maupun teologi sampai-sampai ketika mereka dihadapkan pada ujian akhir skripsi yaitu koprehensif dan munaqosah mereka seolah-olah sedang menghadapi vonis hukuman karena takutnya ada pertanyaan yang ada kaitannya tentang kajian kitab. Dengan demikian
tidak
seharusnya
kelemahan-kelemahan
itu
berkembang dan selalu stagnan untuk mencari jalan keluar
dibiarkan
33
Terlepas dari konteks diatas sebagai lembaga akademik yang menekan obyektifitas kritisme, IAIN Walisongo sebagai IAIN pada umumnya telah memperkenalkan aneka ragam kecenderungan pemikiran dan gerakan keislaman. Proses-proses
sosialisasi
mahasiswa
IAIN
dengan
berbagai
kecenderungan pemikiran maupun gerakan keislaman itu telah ikut serta membentuk pluralitas pemikiran, ideologi dan gerakan mahasiswa IAIN Walisongo. Sejak bergulirnya reformasi maka gerakan mahasiswa hampir secara total merespon persoalan sosial politik yang sedang berubah secara cepat. Fenomena ini sekaligus merupakan eksperimental dari paradigma gerakan yang telah matang diperdebatkan dalam lembagalembaga kajian dan penerbitan. Pada level struktural respon mahasiswa terhadap tuntutan reformasi
itu
berbentuk
reformasi
struktur
internal
lembaga
kemahasiswaan (student government). Sedangkan pada tataran sosial respons terhadap reformasi itu terbentuk dalam solidaritas aksi yang melibatkan banyak elemen gerakan mahasiswa.2
2
IAIN Walisongo, Mengejar Tradisi Merajut Masa Depan, Puslit IAIN Walisongo, Semarang, Cet.I, 2003, hlm. 195-207.
34
TABEL PERUBAHAN FORMAT STUDENT GOVERNMENT MAHASISWA IAIN WALISONGO No
PERIODE
1.
1194-1995
2. 3. 4. 5. 6.
1995-1996 1995-1996 1997 1998 1999
7.
2000
8.
2001
9.
2002
STUDENT GOVERNMENT Senat Mahasiswa Institut (SMI)
PIMPINAN
KETERANGAN
Ali Mansyur HD
Terjadi perpanjangan periode
Sda Sda Sda Sda Senat Mahasiswa Institut(SMI)
M. Kamil M. Kamil Hamdani Muin Mukhtasith Agus susilo
Dewan Perwakilan Mahasiswa Presidium Mahasiswa (presma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Dewan Perwakilan Mahasiswa DPM
M. Sidik Sisdiyanto
BEM DPM
M. Aziz Hakim Musyafak
Awal perintisan format lembaga kemahasiswaan
M. Nadhir 5 orang
Peralihanperalihan
Abdurra’uf A. Mujiburrakhman
B. Pesan dakwah Kolom mimbar Jum’at “Hikmah” Harian Umum Republika 1. Sejarah Singkat Harian Umum Republika Harian
umum
repunlika
diterbitkan
atas
kehendak
mewujudkan media massa yang mampu mendorong bangsa menjadi kritis dan berkualitas, yaitu bangsa yang mampu sederajat dengan bangsa
yang maju lain di dunia, memegang
nilai-nilai spiritualitas sebagai perwujudan pancasila sebagai filsafat bangsa, serta memiliki arah gerak seperti digariskan UUD 1945. Kehendak melahirkan masyarakat demikian sejak dengan tujuan, cita-cita dan program kerja Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia ( ICMI ) yang dibentuk pada 5 Desember 1990 salah
35
satu dari program ICMI yang disebarkan keseluruh Indonesia, antara lain mencerdaskan bangsa melalui program peningkatan 5K, yaitu: Kualitas iman, kulitas hidup, kualitas kerja, kualitas karya, dan kualitas pikir. Untuk mewujudkan cita-cita dan program ICMI diatas, beberapa tokoh pemerintah dan masyarakat yang berdedikasi dan berkualitas serta sebuah komitmen pada pembangunan bangsa dan
masyarakat
bangsa
Indonesia,
yang
beragama
Islam
membentuk Yayasan Abdi Bangsa pada 17 Agustus 1992 yayasan ini kemudian menyusun tiga program utamanya. 1. Pengembangan Islamic Center. 2. Pengembangan
CIDES
(Genter
for
Information
and
Development studies). 3. Penerbitan Harin Umum Republika. Pendiri yayasan abdi bangsa 48 orang, terdiri dari beberapa menteri, pejabat tinggi negara, cendikiawan, tokoh masyarakat, serta pengusaha. Mereka antara lain: Ir. Drs. Ginanjar Kartasasmitha, H.Harmoko, Ibnu Sutowo, Muhamad Hasan, Ibu Tien Soeharto, Probo Suetejo, Ir. Aburizal Bakrie dan lain-lain. Sementara Prof. DR. Ing. B.J. Habibie, yang juga menjabat ketua ICMI, dipercaya sebagai ketua Badan Pembina Yayasan
Abdi
Bangsa
dan
Muhammad
Soeharto
sebagai
pelindung yayasan. Untuk mewujudkan program penerbitan sebuah Koran Harian Umum Republika, pada 28 November 1992 yayasan Abdi Bangsa mendirikn PT Abdi Bangsa. Melalui proses, yayasan kemudian memperoleh SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) dari Depertemen Penerangan Republik Indonesia, sebagai modal awal penerbitan Harian Umum Republika. SIUPP itu bernomor 283/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1992
tertanggal
19
Desember
36
1992. Harian Umum Republika terbit perdana pada 4 januri 1993 dengan oplah 100.000 eksemplar.3 Sebagai media Massa Nasionl yang baru 7 tahun Republika memang tampil beda. Perbedaan ada pada dalam pengemasan, pendalaman, dan penyajian. Bahkan Republika memiliki ciri khas yang kental dalam ingatan sebagian besar pembaca. Ambilah contoh: Resonansi, Hikmah, Wacana, Tajuk, ataupun yang disajikan dalam lembaran khusus, seperti suplemen, Tekat, Rekor, Manager, Tren Teknologi, Dialog Jum’at dan sebaginya. 2. Tinjauan Historis Kolom Hikmah Untuk menarik pembaca, Republika mempunyai ciri khas dalam rubrikasinya. Walaupun Republika tidak mengklaim dirinya sebagai media Massa Islam, tetapi sebagai pembaca yang kritis akan mengatakan bahwa Republika adalah sebagai media massa yang Islam karena dikelola oleh jurnalis-jurnalis muslim dan selaku menyajikan tema-tema keislaman yang tidak sedikit. Kolom ”Hikmah” tidak serta-merta ada begitu saja. Kolom ini dirintis sejak bulan puasa Ramadhan tahun 1993. Pada awalnya Republika menyajikan kolom selama bulan Ramadhan bertajuk
“syiar
Ramadhan
“.Namun
dalam
perkembangan
berikutnya “syiar Ramadhan” menjadi bagian dari Republika sendiri, yang kemudian menjadi rubrikasi terap dengan nama “Hikmah” yang tiap hari selalu ada kecuali hari minggu. Yang melatarbelakangi dimasukkannya kolom Hikmah di harian Umum Republika, adalah. 1. Konsep yang disodorkan dimasukkan sebagai nasehat atau inti dari pelajaran yang tidak menggurui. Artinya, melalui kolom ini peran pembaca Republika diajak untuk mencermati 3
Sejarah Singkat Republika, 2003
37
nasehat yang disajikan tanpa harus menggurui. Pembaca diajak untuk merenungi beberapa peristiwa dan kejadian sehari-hari lewat bahasa yang ringan dan penuh Hikmah. Nasehat ini bukan hanya untuk pembaca an sich tetapi untuk pengelola Republika itu sendiri. Bahwa kita pun layak untuk memetik pesan yang disampaikan. Disamping itu trade mark media massa Islam adalah mmberikan nasehat atau pelajaran. 2. Kolom “Hikmah“ ini mejadi ciri khas dan daya tarik tersendiri serta media yang mengikat pembaca dengan Harian Umum Republika. Karena dengan berdasarkan survei terakhir yang penulis lakukan, memberi petunjuk
bahwa kolom Hikmah
merupakan rubrik yang terpopuler dan yang sering dibaca oleh mahasiswa IAIN Walisongo bahkan ada yang membeli Republika hanya untuk membaca kolom “Hikmah” saja.4 Secara
umum
materi
kolom
“Hikmah”
dapat
diklasifikasikan menjadi empat bidang pembahasan pokok yaitu: Ibadah, akhlak, Mu’amalah dan Aqidah. Untuk mengetahui gambaran materi kolom “Hikmah” berikut ini beberapa contoh materi kolom
“Hikmah” yang pernah dimuat Harian Umum
Republika sejak Oktober 2002 sampai Maret 2003 . a. Bidang Ibadah Bekal Haji Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang akan menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan jidal (berbantah-bantahan) didalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaku hai orang-orang yang berakal.”(QS Al Baqarah: 197) Rafats yaitu mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh. Berbuat fasik yaitu melakuka perbuatan yang diharamkan oleh Allah. Jidal
38
adalah adu mulut atau debat kusir yang hanya dilandasi oleh hawa nafsu ingin menang sendiri. Ketiga hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan bekal ketakwaan. Menurut ahli tafsir, taqwa adalah menjalankan seluruh perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan Allah, taqwa merupakan hasil dari seluruh latihan yang terusmenerus. Takwa meliputi seluruh kegiatan manusia. Baik dalam hubungan masalah manusia dengan Allah (ibadah) , masalah yang berkaitan dengan dirinya sendiri (akhlak) makanan, minuman, pakaian maupun masalah yang berkaitan dengan sesama manusia (aspek sosial budaya, pendidikan, ekonomi dan politik). Taqwa muncul dalam diri manusia yang hanya takut kepada Allah. Taqwa merupakan buah dari keimanan yang benar. Iman kepada Allah berarti meyakini Allah sebagai sang pencipta dan pengatur, sehingga rela dan merasa butuh untuk mengikuti seluruh aturan Allah serta takut celaka lantaran tidak mengikuti aturannya. Iman kepada malaikat membuat seorang mukmin sadar bahwa kesesuaian seluruh perbuatannya dengan aturan Allah SWT dan diawasi dan dicatat oleh malaikat Allah. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh perbuatannya di dunia (way of life), serta meyakini adanya kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Qur’an. Iman kepada rasul-rasul Allah berarti meyakini bahwa Muhammad saw diutus untuk membawa al-Qur’an dan sunnah sebagai risalah Allah untuk menjadi pedoman hidup manusia. Sekaligus meyakini Nabi/Rasul sebelum Muhammad saw mengajarkan hal yang pada pokoknya sama, yaitu menyembah dan mentauhidkan Allah. Iman pada hari kiamat berarti meyakini adanya hari perhitungan dan pembalasan di akherat kelak, sehingga seorang mukmin menjaga seluruh perbuatannya selama di dunia agar selalu sesuai dengan aturan Allah. Dengan bekal pokok itulah seseorang bakal sukses dalam ibadah hajinya, semoga menjadi haji mabrur !.5 b. Akhlak Zalim Zalim secara bahasa adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, tafsir “Jalalain”- tafsir yang banyak menggunakan bahasa arab sebagai sumber penafsiran sering menggunakan makna tersebut untuk kata zalim dan yang seakar dengannya, misalnya, dalam menafsirkan umat 5
Republika, senin 27 Januari 2003
39
Nabi musa yang menyembah anak sapi itu disebut sebagai orang-orang zalim (QS al-Baqarah 51),hal itu karena mereka telah menjadikan ibadah tidak pada tempatnya, yakni mestinya pada Allah ketika menafsirkan kalimat orang-orang kafir itulah orang-orang zalim (QS al-Baqarah 254). Imam jalalain menyebutkan bahwa hal itu karena mereka menempatkan perintah Allah SWT tidak pada tempatnya. ALQur’an mengabadikan wasiat Lukman Al-Hakim pada puteranya agar tidak menyekutukan Allah SWT dengan manusia, patung, dan sesuatu apapun, sebab sesungguhnya sirik merupakan kezaliman besar (QS Lukman: 13 ). Ali shobuni dalam shafwatut tafasir juz II: 451-452 menafsirkan ayat itu adalah bahwa sesungguhnya sirik itu merupakan sesuatu yang buruk sekali dan kezaliman nyata sebab menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Barang siapa saja ynng menyamakan Khaliq dengan makhluk, menyamakan Tuhan dengan berhala, maka tidak diragukan lagi ia sebagai manusia bodoh, paling jauh dari logika akal dan Hikmah. Ia setara kezaliman. ia sejajar bintang. Demikian pula pendustaan kepada Nabi Muhammad saw dan tuduhan al-Qur’an sebagai kebohongan yang diadakan Rasulullah dengan bantuan orang-orang arab adalah kezaliman dan kedustaan besar (QS al- Furqan: 4), sebab alqur’an itu firman Allah yang diturunkan dalam bahasa arab dengan susunan kalimat dan pilihan kata yang sangat fasih dan tidak bisa ditandingi oleh para ahli bahasa dan sastrawaan itu sendiri. Bagaimana mungkin mereka menempatkan orangorang yang tidak berbahasa arab sebagai sumber al- Qur’an ? Al- Qur’an mengabdikan kisah kezaliman seorang pemilik 99 kambing pada masa Nabi Dawud as yang meminta seekor kambing saudaranya agar dengan itu kepemilikannya genap menjadi 100 ekor, (QS Shaad: 23-24 ).Mestinya ia membantu saudaranya agar memiliki kambing yang lebih banyak. Tampaknya kezaliman pada masa Nabi Dawud itu dibawa keturunannya hingga hari ini dengan paham kapitalis Mereka berlaku tidak sepatutnya, tidak adil dan tidak taat hukum dan aturan Allah SWT yang mestinya menjadi pegangan hidup.6 c. Muamalah Etika Perang Sejak 20 Maret 2003 lalu didunia menyaksikan penghancuran kota-kota Irak oleh pasukan Amerika Serikat dan sekutunya 6
Republika, 30 Januari 2003
40
untuk menggulingkan kepemimpinan Saddam, ribuan rudal dan bom telah merusak bangunan , membunuh wanita dan anak .Amerika Serikat yang mengaku sebagai kampiun demokrasi dan HAM sungguh telah melanggar hukum perang internasional .HAM dan perdamaian dunia yang selalu mereka kampanyekan itu mereka langgar sendiri, inilah salah satu bukti standar ganda yang selalu mereka gunakan dalam rangka menghancurkan dunia islam. Sungguh Islam tidak menafsirkan perang, bahkan wajib hukumnya.Namun, perang tersebut hanya ditujukan untuk melangsungkan kehidupan Islam dan bukan untuk menjajah atau menimbulkan kesengsaran umat manusia atau membuat kerusakan di bumi. Oleh karena itu, islam sebagai sistem kehidupan yang unik dan sempurna, telah mengatur secara jelas etika perang. Sebelum berperang, Rasulullah SAW selalu meningkatkan agar pasukan tidak merusak ladang, kebun dan gedunggedung selama peperangan. Mereka juga dilarang membunuh wanita, anak-anak, dan orang tua, tidak ikut berperang. Hal ini dilakukan juga oleh Abu Bakar Ash-sidiq ketika memberikan petuah pasukan yang akan berperang. Sa’ad bin musyayab menuturkan bahwa Abu Bakar hendak mengirimkan pasukan ke syam, menetapkan Yazid bin Sufyan, Amr bin Ashdan Shurahbil bin Hasannah, menjadi komandan pasukan Abu bakar menyampaikan pesan-pesan kepada pasukannya. “Aku berwasiat, hendaklah kalian selalu bertaqwa kepada Allah, berperanglah dijalan Allah dan perangilah orang-orang kafir. Sesungguhya Allah akan kan membela agama-Nya. Janganlah kalian berbuat aniaya, berkhianat, merasa takut, berbuat kerusakan di muka bumi dan janganlah melanggar perintah pemimpin, jangan menebang pohon kurma, membakar rumah, membinasakan binatang ternak, menghancurkan tanaman buah-buahan, serta rumah-rumah peribadatan .Janganlah kalian mengganggu mereka. Namun ,jika kalian mrnjumpai orang-orang jahat yang berteman dengan setan, bunuhlah mereka semua.”(Kanzul ‘ummal, jilid II 295 ).Jelas, ini berbeda dengan AS dan sekutunya yang tidak beretika itu.7 d. Akidah Hakekat Keimanan Iman kepada Allah SWT merupakan hubungan yang amat mulia antara manusia dengan sang Yang Maha Pencipta. Keimanan itu merupakan ciri seorang hamba yang tunduk dan 7
Republika, 31 Maret 2003
41
patuh kepadan Nya. Beriman kepada Allah SWT juga merupakan bukti kemampuan seseorang hamba menghadirkan hatinya dengan tulus penuh kerendahan .Oleh karena itu ,manusia dikatakan mulia tatkala dihatinya ada keimanan. Mendapatkan petunjuk jalan lurus beriman kepada Allah SWT, tunduk dan patuh terhadap hukum Allah SWT itu meruap akan nikmat agung yang dimiliki seseorang. Ia merupakan karunia mulia yang dilimpahkan kepadanya secara mutlak. Keimanan itu bukanlah semata-mata ucapan yang keluar dari bibir atau lidah saja. Ia pun bukan hanya keyakinan dalam hati belaka. Namun, keimanan yang benar adalah aqidah atau kepercayaan yang memenuhi seluruh ruang hati nurani .Ia menumbuhkan kesadaran total bahwa makhluk Allah SWT itu wajib tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu kemunculan pilarpilar keimanan itu bagaikan kemunculan cahaya mentari dikegelapgulitaan alam. Salah satu bukti keimanan seseeorang ialah tatkala Allah SWT dan rasulnya lebih cinta daripada yang lainnya.ketika perasaan cinta telah menghiasi hati apapun yang diperintahkan Allah SWT akan terasa mudah dan ringan.Cinta kepada Allah wajib dibuktikan dalan segala aktifitas hidup seorang muslim.Dalam perkataan, misalnya, ia tidak akan mengeluarkan kata yang menyimpang dari nilainilai ajaran Islam menyebar rumor, bisik-bisik, kehinaan dan fitnah merupakan perbuatan tercela yang dilarang Islam. Dalam hal perbuatan dan tingkah laku seorang hamba yang beriman akan meyandarkan segala perbuatannya itu kepada petunjuk Allah SWT . begitupun dalam pergaulan dan persahabatan ia harus merujuk kepada ajaran Islam. Inilah bukti bahwa mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya itu tidak hanya pengakuan belaka, tetapi akan terimolementasi dalam sikap dan berprilaku sehari-hari, naming dalam kalbu masih dirasakan ada sesuatu yang lebih dicintai daripada Allah SWT dan Rasul-Nya, seperti lebih mencintai pangkat, jabatan kedudukan kekayaan dan pengaruh dengan mengabaikan hukum Allah SWT .Maka keimanan seseorang itu baru sebatas pengakuan .orang seperti ini dalam hatinya sudah ada keimanan, tetapi aqidahnya masih goyang ia belum merasakan hakekat keimanan yang sebenarnya.8
8
Republika, 25 Januari 2003
42
C. Materi Dakwah dan Prosentase Kuantitasnya Dalam Kolom Hikmah Dalam pelaksanaan kegiatan dakwah tentu berkaitan dengan unsur-unsur dakwah, pengertian dakwah menurut HM. Aminuddin Sanwar yaitu merupakan komunikasi antara manusia dengan pesan-pesan al-Islam yang berwujud ajakan, seruan untuk “amar ma’ruf nahi munkar”, juga taghyirul munkar. 9 Sedangkan unsurunsur dakwah yaitu: 1. Subyek (Da’i) 2. Obyek Dakwah (Mad’u) 3. Materi Dakwah (Maddatu ad-Da’wah) 4. Metode Dakwah (Kaifiyatu ad-Da’wah) 5. Media Dakwah(Washilatu ad-Da’wah) Pada sub pembahasan ini penulis akan membahas pada materi dakwah yaitu materi dakwah pada kolom Hikmah di Harian Umum Republika terdapat 4 (empat) materi yaitu : 1. Aqidah,
yaitu
masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
keyakinan (keimanan), baik mengenai iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada qadha dan qadar. 2. Ibadah, disini dimaksudkan ibadah khusus yang langsung menghubungkan
antara manusia dengan Allah swt. Ibadah
tersebut meliputi : shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, jihad, nadzar dan lain-lain. 3. Mu’amalah, yaitu segala sesuatu yang diajarkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan manusia seperti masalah politik, ekonomi, sosial dan lain-lain. 9
Aminuddin Sanwar, Pengantar Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 1986, hlm. 4
43
4. Akhlak, yaitu pedoman norma-norma kesopanan dalam pergaulan hidup sehari-hari.10 Berkaitan dengan ke-empat materi dakwah dalam kolom Hikmah tersebut penulis, paparkan angka kuantitasnya selama 6 bulan, mulai bulan oktober 2002 – maret 2003 sebagai berikut : TABEL I ANGKA KUANTITAS MATERI DAKWAH DALAM KOLOM HIKMAH NO
MATERI
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
DAKWAH
2002
2002
2002
01
Aqidah
1 Kali
5 Kali
7 Kali
02
Ibadah
2 Kali
3 Kali
4 Kali
03
Mu’amalah
16 Kali
9 Klai
3 Kali
04
Akhlak
6 Kali
7 Kali
10 Kali
NO
MATERI
JANUARI
FEBRUARI
MARET
DAKWAH
2003
2003
2003
01
Aqidah
5 Kali
4 Kali
1 Kali
02
Ibadah
1 Kali
5 Kali
5 Kali
03
Mu’amalah
9 Kali
6 Kali
15 Kali
04
Akhlak
11 Kali
5 Kali
5 Kali
Dari tabel kuantitas materi dakwah pada kolom Hikmah tersebut dapat diketahui bahwa materi aqidah dimuat sebanyak 23 kali daam 6 bulan, ibadah 20 kali, mu’amalah 58 kali, dan akhlak 44 kali, sehingga disini yang paling sering dalam kolom Hikmah yaitu materi mu’alah, sedangkan mu’amalah sendiri merupakan ajaran yang mengatur tentang huubungan antara manusia dengan sesamanya
10
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, Usaha Nasional, Surabaya, 1999, hal. 47.
44
(hablun minannas), karena sangat pentingnya hubungan manusia dengan sesamanya, inilah yang menjadikan materi terbanyak kuantitasnya, dibanding ketiga materi yang lain. Sedangkan angka kuantitas terbanyak kedua yaitu akhlak kemudian aqidah dan baru yang terakhir tentang materi ibadah. Dilihat dari urutan kuantitas diatas maka dapat dijelaskan bahwa missi kolom “Hikmah” di Harian Umum Republika yaitu menghendaki perbaikan manusia dalam beramar ma’ruf nahi munkar yang diawali dari kesadaran mad’u tentang hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya (hablun minannas), kemudian perbaikan norma-norma kesopanan dalam pergaulan sehari-hari, aqidah (keimanan) seseorang dan kemudian yang terakhir yaitu ibadahnya terhadap Allah SWT Tuhan pencipta alam Hablun minannas. D.
Respon Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Terhadap Pesan Dakwah Melalui Kolom Hikmah Harian Umum Republika Mahasiswa IAIN Walisongo yang mempunyai kesibukan dan aktifitas masing-masing, mereka masih menyempatkan diri untuk membaca walaupun frekuensi pembaca yang satu dengan yang lainnya berbeda. Oleh karenanya untuk mengetahui keaktifan mereka tentunya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
45
TABEL II PERHATIAN DAN MINAT PEMBACA HARIAN UMUM REPUBLIKA PADA MAHASISWA IAIN WALISONGO No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Selalu Membaca Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 50 20 10 80
Prosentase 62,5 % 25 % 12,5 % 100 %
Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa kebanyakan responden dalam menanggapi pesan dakwah terhadap kolom Hikmah di Harian Umum Republika pada umumnya selalu membaca, hal ini dinyatakan oleh 50 responden, dan yang sering membaca 20 responden (25%), yang menyatakan kadang-kadang 10 responden (12,5%) serta yang menyatakan tidak pernah tidak ada.
TABEL III CARA PEMBACA MENDAPATKAN HARIAN UMUM REPUBLIKA No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Berlangganan Membaca di Perpustakaan Membeli tiap edisi Meminjam teman Jumlah
Frekuensi 5 65 5 5 80
Prosentase 6,25 % 81,25 % 6,25 % 6,25 % 100 %
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kebanyakan responden mendapatkan Harian Umum Republika pada umumnya pembaca mendapatkan dari perpustakaan, hal ini dibuktikan oleh responden sebanyak 65 responden (81,25%), berlangganan 5 responden (6,25%) yang membeli di tiap edisi 5 responden (6,25%) dan yang menyatakan meminjam dari teman sebanyak 5 responden (6,25%). TABEL IV KEAKTIFAN RESPONDEN DALAM MEMBACA KOLOM HIKMAH
46
No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Ya, Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 17 24 6 3
Prosentase 34 % 48 % 12 % 6%
50
100 %
Dari 50 responden yang penulis teliti, terdapat 17 responden (34%) yang menjawab selalu membaca kolom Hikmah, sedangkan 24 responden lainnya sering membaca, kemudian 6 responden (12%) menjawab kadang-kadang dan hanya 3 responden (6%) yang menjawab tidak pernah membaca. Dari hasil tersebut diatas, pada umumnya responden (mahasiswa IAIN Walisongo) sering membaca kolom Hikmah di Harian Umum Republika. TABEL V FAKTOR YANG MENDORONG RESPONDEN DALAM MEMBACA KOLOM HIKMAH No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Isinya menarik dan aktual Mudah didapatkan Harganya Murah Terbitnya setiap hari Jumlah
Frekuensi 35 13 2 50
Prosentase 70 % 26 % 4% 100 %
Dari keterangan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mendorong responden untuk membaca kolom Hikmah di Harian Umum Republika pada umumnya dikarenakan isinya menarik dan actual, hal ini dibuktikan dengan pernyataan 50 responden, yang menyatakan isinya menarik sebanyak 35 responden (70%), 13 responden (26%) menyatakan mudah didapatkan, sedangkan yang menyatakan harganya murah hanya 2 responden (4%) dan tidak ada seorang respondenpun yang menyatakan karena terbitnya setiap hari.
47
TABEL VI KEPUASAN RESPONDEN SETELAH MEMBACA KOLOM HIKMAH PADA HARIAN UMUM REPUBLIKA No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Memuaskan Cukup memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
Frekuensi 31 16 3 50
Prosentase 62 % 32 % 6% 100 %
Dari pernyataan responden tersebut diatas tentang kepuasan responden setelah membaca kolom Hikmah di Harian Umum Republika dapat ditarik kesimpulan bahwa 31 responden (62%) dari 50 responden yang penulis teliti menyatakan memuaskan, 16 responden (32%) lainnya menyatakan cukup memuaskan, 3 responden (6%) menyatakan kurang memuaskan serta tidak ada yang menyatakan tidak memuaskan. TABEL VII TANGGAPAN PEMBACA TERHADAP MISI KOLOM HIKMAH PADA HARIAN UMUM REPUBLIKA No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Baik sekali Cukup baik Biasa-biasa saja Kurang baik Jumlah
Umum 8 8 2 18
Aliyah 12 16 4 32
Frekuensi 20 24 6 50
Prosentase 40 % 48 % 12 % 100 %
Tanggapan pembaca (responden) terhadap misi kolom Hikmah di harian umum Republika ternyata pada umumnya baik dari yang latar belakang sekolah umum maupun aliyah ternyata responden menjawab cukup baik, hal ini dinyatakan dengan jawaban angket yang menyatakan misi kolom Hikmah baik sekali sebanyak 20 responden (40%), kemudian cukup baik 24 responden (48%), biasa-biasa saja 6 responden (12%) dan yang menyatakan kurang baik tidak ada.
48
TABEL VIII TINGKAT PEMAHAMAN RESPONDEN TERHADAP MATERI KOLOM HIKMAH No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Selalu memahami Sering memahami Kadang-kadang memahami Tidak paham Jumlah
Frekuensi 17 27 6 50
Prosentase 34 % 54 % 12 % 100 %
Dari pernyataan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pemahaman responden (mahasiswa IAIN Walisongo) terhadap materi kolom Hikmah di Harian Umum Republika ternyata sering memahami materi tersebut, hal ini dibuktikan dengan pernyataan responden yang menjawab selalu memahami sebanyak 17 responden (34%) sering mamahami 27 responden (54%), dan kadang-kadang memahami 6 responden (12%) serta tidak ada jawaban responden atau pernyataan responden yang menyatakan tidak paham. TABEL IX TINGKAT USAHA RESPONDEN KETIKA KETINGGALAN DALAM MEMBACA KOLOM HIKMAH No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Selalu berusaha mendapatkannya Sering berusaha mendapatkan Kadang berusaha mendapatkan Tidak berusaha mendapatkan Jumlah
Frekuensi 15 21 10 4 50
Prosentase 30 % 42 % 20 % 8% 100 %
Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa pada umumnya responden sering berusaha mendapatkan kolom Hikmah di Harian Umum Republika jika responden ketinggalan dalam membaca kolom Hikmah tersebut, hal ini dinyatakan dari 50 responden, yang menjawab selalu berusaha mendapatkan sebanyak 15 responden (30%), 21 responden (42%) menjawab sering berusaha mendapatkan, 10 responden
49
(20%) menjawab kadang berusaha mendapatkan dan 4 responden (8%) tidak berusaha mendapatkan kolom Hikmah. TABEL X TUJUAN RESPONDEN DALAM MEMBACA KOLOM HIKMAH DI HARIAN UMUM REPUBLIKA. No 01
Alternatif Jawaban Sekedar menambah pengetahuan Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan amaliah sekedar mengisi waktu luang Tidak punya tujuan Jumlah
02 03 04
Frekuensi 20
Prosentase 40 %
25
50 %
5
10 %
50
100 %
Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan, bahwa pada umumnya responden dalam membaca kolom Hikmah mempunyai tujuan untuk menambah
pengetahuan
dan
meningkatkan
amaliah
ibadah
ini
dibuktikan sebanyak 25 responden (50%) sedangkan yang menyatakan sekedar
menambah
pengetahuan
sebanyak
20
responden
(40%)
kemudian yang 5 responden atau 5% menyatakan hanya sekedar mengisi waktu luang dan yang menyatakan tidak punya tujuan tidak ada. TABEL XI TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG BOBOT ATAU KUALITAS TULISAN KOLOM HIKMAH DARI SEGI ILMIAH No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Sangat ilmiah Cukup ilmiah Kurang ilmiah Tidak ilmiah Jumlah
Frekuensi 43 6 1 -
Prosentase 86 % 12 % 2% -
50
100 %
Dari keterangan tesebut diatas, bahwa umumnya pembaca menyatakan sangat ilmiah, ini terbukti sebanyak 30 responden (60%) sedangkan yang menjawab cukup ilmiah ada 15 responden (30%)
50
kemudian yang 5 responden (10%) menjawab kurang ilmiah kemudian yang menyatakan tidak ilmiah tidak ada.
TABEL XII TANGGAPAN PEMBACA TERHADAP TOPIK MATERI KOLOM HIKMAH HARIAN UMUM REPUBLIKA No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Sangat bervareasi Cukup bervareasi Kurang bervareasi Monoton Jumlah
Frekuensi 40 9 1 -
Prosentase 80 % 18 % 2% -
50
100 %
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa kebanyakan pembaca menyatakan sangat bervareasi ini terbukti 40 responden (80%) kemudian cukup bervareasi sebanyak 9 responden (18%) sedangkan yang menyatakan kurang bervareasi sebanyak 1 responden atau (2%) dan yang menyatakan monoton tidak ada. TABEL XIII TINGKAT KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENYIMPULKAN SETELAH MEMBACA KOLOM HIKMAH DI HARIAN UMUM REPUBLIKA NO 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Sangat bisa Cukup bisa Kurang bisa Tidak bisa Jumlah
Frekuensi 25 20 4 1 50
Prosentase 50 % 40% 8% 2% 100 %
Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kebanyakan pembaca kolom Hikmah Harian Umum Republika sangat bisa menyimpulkan ini terbukti 25 responden (50%) sedangkan yang menyatakan cukup bisa sebanyak 20 responden (40%) kemudian yang menyatakan kurang bisa
51
sebanyak 4 responden (8%) dan yang menyatakan tidak bisa sebanyak 1 responden (2%) TABEL XIV TANG GAPAN MAHA SISWA DALA M MENG HUBU NGKA N ANTAR A MATE RI KOLO M HIKM AH DENG AN MATE RI KULIA H No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Sangat berhubungan Cukupberhubungan Kurang berhubungan Tidak berhubungan Jumlah
17 21 11 1 50
Prosentase
34 42 22 2 100
% % % % %
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa mayoritas pembaca kolom
Hikmah
Harian
Umum
Republika
menyatakan
cukup
berhubungan terbukti dari 50 responden ada 21 responden menjawab cukup berhubungan atau 42% kemudian yang menyatakan sangat berhubungan sebanyak 17 responden atau 34% sedangkan yang menyatakan kurang berhubungan sebanyak 11 responden atau 22% dan
52
yang menyatakan tidak berhubungan dengan materi kuliah hanya 1 responden atau (2%). TABEL XV TINGKAT WAWASAN KEAGAMAAN RESPONDEN DALAM MEMBACA KOLOM HIKMAH HARIAN UMUM REPUBLIKA No 01 02 03 04
Alternatif Jawaban Sangat bertambah Cukup bertambah Kurang bertambah Tidak bertambah Jumlah
Frekuensi 24 17 9 50
Prosentase 48 % 34 % 18 % 100 %
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kebanyakan pembaca menyatakan sangat bertambah ini terbukti sebanyak 24 responden atau 48% kemudian yang menyatakan cukup bertambah ada 17 responden atau 34% dan 9 responden menjawab kurang bertambah atau 18 % sedangkan yang menyatakan tidak bertambah tidak ada sama sekali.