33
BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM NATIVE IP
Teknologi native ip adalah langkah implementasi jaringan HSDPA yang tepat sebagai strategi pengiriman informasi ( data ) yang berbasis IP pada BTS 3G. Pemilihan teknologi Native IP pada BTS 3G ini didasarkan karena kebutuhan akan kecepatan dan kapasitas yang diperlukan untuk mengirimkan informasi khususnya data, sehingga BTS 3G bisa ditingkatkan performansinya sebagai station layanan data. . Selain itu dengan penerapan Native IP pada jaringan 3G HSDPA, operator telekomunikasi dapat mengefisienkan cost, infrastruktur dan frekuensi yang disediakan pemerintah khususnya layanan data yang cepat bagi pelanggan Perencanaan dan implementasi yang akan dibahas dalam teknologi native ip adalah di sisi Transmisi dan Node-B 3G. Berikut plan konfigurasi teknologi native ip pada jaringan 3G.
33
34
Gambar 3.1 Skenario Konfigurasi Native IP
Pada bab III ini pula dilakukan pengujian dan analisa dari perencanaan dan implementasi native ip yang dibangun. Pengujian dan analisis dilakukan pada sisi Transmisi dan Node-B dari sistem native ip. Tujuan pengujian ini untuk melihat sejauh mana hasil kinerja sistem I yang telah dirancang dan diimplementasikan dari segi efisiensi dan performansi
3.1
Perencanaan dan Implementasi
3.1.1 Perencanaan di sisi Transmisi. Dalam melakukan perencanaan di sisi transmisi, ada 5 tahap perencanaan yang yang harus diperhatikan yaitu : a) Perencanaan Konfigurasi Jaringan sebelum dan sesudah upgrade native ip. Dimana Plan sebelum upgrade masih berbasis TDM, dan Plan setelah upgrade native ip berbasis TDM dan Ethernet (berbasis IP)
35
Gambar 3.2 Plan 3G Konvensional
Gambar 3.3 Plan 3G Native IP
b) Perencanaan data VLAN, RNC dan Metro Ethernet.
36
Tabel 3.1 Data VLAN, RNC dan Metro Ethernet Berdasarkan data ATND
3.1.2 Implementasi di sisi Transmisi Setelah kita melakukan perencanaan di sisi transmisi dan tidak ada permasalahan yang menghambat proses implementasi, maka kita dapat memulai proses implementasi transmisi yang di bagi menjadi 3 tahap yaitu : 3.1.2.1 Tahap Pre Implementasi Yaitu tahap persiapan-persiapan yang dibutuhkan sebelum melakukan eksekusi. Adapun persiapan-persiapan yang dibutuhkan yaitu : 1. Persiapan kebutuhan akan alat-alat yang dibutuhkan seperti : laptop, software, kabel O&M, dan complete tools 2. Material yang dibutuhkan seperti : Ethernet cables, Optical Cable, NPU, ETU3, dan SFP
37
3. Persiapan kebutuhan akan teknisi/engineer yang akan melakukan implementasi 4. Schedule eksekusi dan akses di lapangan 3.1.2.2 Tahap Implementasi Transmisi Setelah tahap pre-implementasi sudah dilalui, baru kita akan melakukan tahap implementasi/eksekusi di sisi Transmisi PDH. Adapun langkah-langkahnya sbb :
Gambar 3.4 Implementasi Transmisi Native IP
1) Upgrade software perangkat transmisi yang compatible dan berbasis IP/Ethernet 2) Set Radio Link Konfigurasi sesuai kebutuhan akan Ethernet
Gambar 3.5 Konfigurasi radio link 20 Mbps
38
3) Konfigurasi RL-IME sesuai paket Radio Link
Gambar 3.6 Konfigurasi RL-IME
4) Konfigurasi Ethernet Switch to 802.1Q
Gambar 3.7 Konfigurasi Ethernet Switch
39
5) Konfigurasi WAN to port switch virtual (contoh port 1)
Gambar 3.8 Konfigurasi WAN
6) Konfigurasi LAN to port switch virtual (contoh port 6)
Gambar 3.9 Konfigurasi LAN
40
7) Konfigurasi DSCP Mapping (Differentiated Service Code Point)
Gambar 3.10 Konfigurasi DSCP Mapping
8) Terakhir, kita harus konfigurasi VLAN pada Transmisi yang sama dengan VLAN RNC, Metro Ethernet dan Node-B)
Gambar 3.11 Konfigurasi VLAN pada Transmisi
41 3.1.2.3 Tahap Testing Ethernet Setelah kita melakukan konfigurasi pada jaringan transmisi, maka kita harus melakukan tahap testing untuk memastikan tidak ada masalah pada jaringan transmisi. Ada 3 cara yang dapat kita lakukan untuk melakukan testing Ethernet yaitu : 1. Melakukan ping to RNC (contoh IP RNC : 74.125.127.83). Apabila kita mendapat reply dari RNC maka kita anggap transmisi kita OK, dan apabila kita mendapat respons “time out” maka kita harus melakukan troubleshooting terlebih dahulu pada jaringan transmisi
Gambar 3.12 Test Ping to RNC
2. Melakukan pengukuran throughput Ethernet menggunakan software simulator dimana Ethernet Traffic Generator (sebagai transmitter) dan Ethernet Bandwith Monitor (sebagai receiver).
42
Gambar 3.13 Menggunakan alat Tester Ethernet
3. Memastikan
VLAN
ID
dan
MAC
Adress
terbaca
pada
perangkat
transmisi.(VLAN ID dan MAC Adress sebagai standarisasi dari jaringan native ip antar vendor)
Gambar 3.14 VLAN ID terbaca di perangkat transmisi
43
Gambar 3.15 MAC Address terbaca di perangkat transmisi
3.1.3 Perencanaan di sisi Node-B 3G Dalam melakukan perencanaan di sisi Node-B 3G, ada 4 tahap perencanaan yang yang harus diperhatikan yaitu : a) Semua Jaringan Transmisi dari RNC sampai Node-B telah berbasis IP (Native ipNetwork Design)
Gambar 3.16 Konfigurasi Native ip di sisi Node-B 3G
44 b) Design semua IP untuk Node-B 3G 1. RBS IP Design Tabel 3.2 Tabel RBS IP Design berdasarkan data dari ATND
2. RNC IP Design Tabel 3.3 Tabel RNC IP Design RNC
MO
Subrack
ipAddress
RNBDG01 IpAccessHostEt ES-1-3_Iub
10.164.9.131
RNBDG01 IpAccessHostEt ES-1-27_Iub
10.164.9.132
RNBDG01 IpAccessHostEt ES-2-26_Iub
10.164.9.133
RNBDG01 IpAccessHostEt ES-2-27_Iub
10.164.9.134
c) Traffic Class Mapping
45 Pemetaan kelas traffic pada Node-B harus sama dengan implementasi di sisi RNC dan di sisi Transmisi (DSCP Class Mapping). Traffic Class Mapping ini berguna untuk pembagian paket data untuk masing-masing user. d) TrafficClass Profile Anda dapat menentukan Traffic Class untuk setiap QoS Profil. Mengalami kenaikan kelas lalu lintas prioritas menurut urutan Latar Belakang, Interaktif, streaming dan percakapan.Kelas percakapan adalah untuk lalu lintas yang sangat penundaan sensitif sementara kelas latar belakang adalah yang paling penundaan lalu lintas tidak peka kelas. Tabel 3.4 Traffic Class Profile
e) TnlQosClass Profile Menentukan kelas QOS (Quality of Service) pada BTS 3G di sisi metro Ethernet dan RNC Tabel 3.5 TnlQos Class Profile BTS 3G
46 f) TnlHspaQosClassProfile Menentukan kelas HSDPA pada BTS 3G di sisi metro Ethernet dan RNC Tabel 3.6 Tnl HSPA Qos Class Profile
3.1.4 Implementasi di sisi Node-B Setelah kita melakukan perencanaan di sisi Node-B dan implementasi di sisi transmisi sudah ok dimana sudah ada data traffic yang lewat di sisi transmisi, maka kita dapat memulai proses implementasi di sisi Node-B yang terbagi atas 3 yaitu : 3.1.4.1 Tahap Pre Implementasi Pada tahap ini persiapan dilakukan dengan memastikan perlengkapan yang dibutuhkan sebelum melakukan eksekusi. Adapun persiapan-persiapan yang dibutuhkan yaitu : 1. Persiapan kebutuhan akan alat-alat yang dibutuhkan seperti : laptop, software, kabel O&M, dan complete tools 2. Material yang dibutuhkan seperti : Ethernet cables, Optical Cable 3. Persiapan kebutuhan akan teknisi/engineer yang akan melakukan implementasi
47 4. Waktu eksekusi dan akses di lapangan 3.1.4.2 Tahap Implementasi Node B Setelah tahap pre-implementasi sudah dilalui, baru kita akan melakukan tahap implementasi/eksekusi di sisi Node-B 3G. RBS 6000 DUW Base tidak membutuhkan Modul ET-MFX untuk support Implementasi Sistem Native IP seperti pada RBS CBU Base (3000 Family). Karena di dalam DUW sudah tersedia 2 Port GigaBitEthernet, yaitu port TN A untuk koneksi RBS dengan media Transmisi / layer2 ( ML TN, IPASO, ICON +) dan port TN B untuk koneksi direct langsung ke perangkat Router/Layer3 (MetroEthernet & OSN)
Gambar 3.17 Koneksi menggunakan RG-45 & UTP Cable
Gambar 3.18 Koneksi menggunakan SFP module & Optic Cable
Jika Trasmisnya IPASO, kordinasikan dulu dengan tim IPASO untuk memastikan kabel UTP, Straight atau Cross. Karena sering ditemukan di lapangan bahwa kabelnya Cross. Untuk standarisasi RBS harus Straight.
48 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum eksekusi agar jika terjadi kegagalan kita bisa fallback dan system tidak down dalam waktu yang lama. Hal – hal tersebbut adalah: 1) Cek Status Alarm 2) Cek IUB Konfigurasi 3) Ambil data Kget RBS dengan menggunakan Tools MoShell 4) Cek status CV sebelumnya 5) Backup data C dan D bila perlu Setelah semua data – data yang diperlukan sudah dicek dan backup, kita lanjutkan untuk eksekusi. Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Runing Script UPCP_DUWBASE.mo Sebelum mengedit Script UPCP_DUWBASE, kordinasikan dulu dengan Integrator/Migrator status RBS On air under Actual RNC berapa. Lalu samakan actual RNC dengan RNC dari data VLAN & IP Allocation yang kita punya apakah sama atau tidak. Jika ternyata RNC nya tidak sama, mintalah data Alokasi yang sesuai dengan actual RNC. Jangan pernah mengedit & Running Script dari data VLAN & IP Allocation yang tidak sama dengan Actual RNC karena tidak akan On air. Intinya data VLAN&IP allocation harus mengikuti actual RNC bukan sebaliknya.
49 Gambar 3.19 Loading Script UPCP_DUWBASE
Centang Halt on errors & Verbose Logging lalu tekan Start. Jika sudah configuration succeeded tertera di kolom Logging klik close. Seharusnya tidak ada masalah dan pasti sukses jika teliti tidak terbalik – balik IP nya dan mengikuti Template Script yang benar.
2) Cek Semua Konfigurasi Ada 6 Konfigurasi yang harus di cek dan harus ada setelah dimasukkan script yang dibuat, karena script yang benar itu cuma 1 script yang dijalankan dan tidak ada tambahan script lain ataupun dicreate manual melalui Moshell. 3) Cek status GigaBitEthernet Pastikan sudah Unlock semua
Gambar 3.20 Status Giga Bit Ethernet
4) Cek konfigurasi Ip interface dan Vlan, apakah sudah sesuai dengan ATND
50
Gambar 3.21 Konfigurasi IP Interface dan Vlan
5) Konfigurasi IpHostLink=1,pAccessHostEt=1&Sctp=1, pastikan semuanya sudah Enable. Dan sudah sesuai IPnya.
Gambar 3.22 Status Konfigurasi IP Interface
6) Cek IpSyncRef=1 & IpSyncRef=2, dan pastikan sudah Enable.
51
Gambar 3.23 Status Konfigrasi IpSyncRef=1
Gambar 3.24 Status Konfigrasi IpSyncRef=2 7) Cek addstaticRoutes
52
Gambar 3.25 Status Static Routes
Dengan scroll kebawah, pastikan nexHopIpAddr nya sama dengan defaultRouter0 IpInterface=2.
Gambar 3.26 Konfigurasi nexHopIpAddr
8) Cek Synchronization
53
Gambar 3.27 Status Synchronization
Masih jendela yang sama, scroll kebawah, pastikan IpSystem=1,IpAccessHostEt=1,IpSyncRef=1 & IpSystem=1,IpAccessHostEt=1,IpSyncRef=2 sudah terdaftar didalamnya
Gambar 3.28 Data Konfigurasi IP yang sudah terdaftar
9) CEK KONEKSI ANTAR LAYER Cek Koneksi Layer2. Di dalam Layer 2 hanya dikongurasi 2 jalur trasport yang di sebut Vlan. 2 Vlan itu adalah:
54 Vid IUB yang akan dilewati oleh IpInterface=1, terdiri dari : IpAccessHostEt=1,IpSyncRef & defaultRouter0 IUB. Vid OAM yang akan dilewati oleh IpInterface=2, terdiri dari : IpHostLink=1 & defaultRouter0 OAM. Untuk cek Vlan apakah sudah dicreat atau belum di transmisinya cukup dengan melihat link1State & OperationalState pastikan dalam keadaan Enable, jika disable crosscek dengan tim transmisi, apakah dari sisi transmisi sudah bisa membaca macAddress RBS. Jika sudah, silahkan crosscek dengan yang tertera di macAddressLink1.
Gambar 3.29 Cek Status Koneksi Vlan Cek Koneksi Layer 3. Didalam Layer3, IpInterface=1 & IpInterface=2 di konfigurasi & didaftarkan agar siap untuk implementasi system native ip. Karena tanpa terkofigurasi di Router RBS tidak akan bisa dimigrasi. Untuk Pengecekan Layer 3 dilakukan dengan Test Ping. Test Ping IpInterface=1 terdiri dari Tes IpSyncRef=1, IpSyncRef=2 & defaultRouter0 IUB. Tes ping melalui IpSystem=1. Test Ping IpInterface=2 hanya defaultRouter0 OAM. Tes ping melalui IpOam=1
55
Gambar 3.30 Tes ping IpSyncRef=1
Pastikan hasilnya alive. Jika hasilnya no answer berarti belum tembus sampai Router, silahkan cek lagi apakah IP nya sudah benar atau belum. Jika memang sudah benar dan Vlan nya juga sudah OK. Silahkan berkordinasi dengan tim router, cek apakah site nya sudah terkonfigurasi di router untuk implementasi sistem native ip. Jadi kesimpulannya jika di temukan pada saat test ping semua nya no Answer bukan berarti transmisi yang bermasalah, bisa juga di router nya memang belum dikonfigurasi. Karena itu jangan langsung test ping sebelum benar – benar memastikan Koneksi Layer2 ( Vlan) sudah OK biar tidak salah berkordinasi jika traubleshooting.
56 Gambar 3.31 Tes ping IpSyncRef=2
Gambar 3.32 Tes ping defaultRouter0 IUB.
Gambar 3.33 Tes ping defaultRouter0 OAM
Setelah semuanya oke, lalu create CV agar script yang dijalankan tidak hilang jika RBS terjadi sesuatu misalnya restart otomatis.
57
Gambar 3.34 Create CV (Configuration Version )
Setelah semua langkah – langkah eksekusi di atas dilakukan, sekarang tinggal berkoordisai dengan tim Integrator untuk proses implementas/migrasi di sisi RNC. Dalam proses ini ada dua pilihan buat tim yang Onsite. Pilihan pertama hanya sebagai penonton/pasif, artinya setelah dikordinasikan dengan tim Integrator semua eksekusinya dilakukan dengan remote oleh mereka sampai selesai. Pilihan kedua ikut andil dalam proses implementasi/migrasi, dalam hal ini harus dikoordasikan dulu bahwa untuk semua proses implementasi/migrasi di sisi RBS sudah dikerjakan jadi Integrator hanya merubah di sisi RNC saja. Berikut langkah – langkahnya: 1) Ganti IUB konfigurasi setelah RBS di Locked di sisi RNC. Ada dua konfigurasi yang disetting di sini, yaitu Control Plane Transport Option dan User Plane Transport Option.
58
Gambar 3.35 Mengganti Control Plane & User Plane Transport Option
Setelah itu tunggu sampai RBS nya On air kembali. Jika sudah On air, cek konfigurasinya berubah atau tidak sesuai dengan yang kita setting. Jika berubah berarti implementasi/migrasi berhasil dan pastikan juga jika belum On air setelah lebih dari 5 menit, kordinasikan dengan tim Integrator untuk memastikan sudah di Unlocked disisi RNC nya. Jika RBS sudah On air, create CV lalu Restart RBS dengan CV baru yang kita buat dan pastikan lagi RBS telah On air kembali setelah direstart. 2) Ganti nodeInterfaceName dari le0 ke lh0
Gambar 3.36 Mengganti nodeInterfaceName
Akan putus beberapa detik tapi site tidak Down, kemudian tekan Continue. Setelah itu keluar dari Elemen Manager terus masuk lagi dengan menggunakan
59 IpHostLink=1 , jangan lupa setting juga IP di laptop untuk menyesuaikan log in dengan IP baru. 3) Ganti assignAllIpAddresses
Gambar 3.37 Mengganti assignAllIpAddresses
4) Ganti maxHsRate
Gambar 3.38 maxHsRate
5) Ganti RouteMetric
60
Gambar 3.39 RouteMetric
6) LOCKED ALL E1 ATM. Sebelum E1 di lock pastikan lagi bahwa konfigurasi IUB nya masih konfigurasi IUB Over IP. Karena memang dalam IUB OVER IP Transport yang di gunakan sudah bukan ATM lagi melainkan Ipv4. Pastikan semuanya telah dilock.
Gambar 3.40 Locked Semua Konfigurasi E1 ATM
7) LOCKED Aal2PathVccTp=ba1 & Aal2PathVccTp=ba2
61
Gambar 3.41 Locked Konfigurasi Aal2PathVccTp=ba1 & Aal2PathVccTp=ba2
8) Create CV AFTER MIGRASI
Gambar 3.42 Create CV After Migrasi 3.1.4.3 Tahap Testing Ethernet Setelah kita melakukan konfigurasi pada sisi BTS 3G maka kita harus melakukan tahap testing awal untuk memastikan tidak ada masalah pada jaringan Node-B 3G dan Transmisi. Ada 2 cara yang dapat kita lakukan untuk melakukan testing Ethernet yaitu : 1) Melakukan ping to RNC (contoh IP RNC : 74.125.127.83). Apabila kita mendapat reply dari RNC maka kita anggap transmisi kita OK, dan apabila kita mendapat
62 respons “time out” maka kita harus melakukan troubleshooting terlebih dahulu pada jaringan transmisi dan Node-B
Gambar 3.43 Ping to RNC succesfully (alive)
2) Melakukan Test HSDPA
63
Gambar 3.44 Test HSDPA / Internet ( Before )
Gambar 3.45 Test HSDPA / Internet ( After )