BAB III PERANCANGAN SIMULASI
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai perancangan dari simulasi yang dilakukan. 3.1
Perangkat Keras Yang Digunakan Berikut ini adalah perangkat keras yang digunakan untuk melakukan
simulasi. -
3.2
Laptop, dengan spesifikasi:
Intel Core i5-460M, 2.53GHz
RAM 2GB
HardDisk 500GB
Perangkat Lunak Yang Digunakan Berikut ini adalah perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan
simulasi.
3.3
-
Sistem Operasi Linux (ubuntu 10.10)
-
Network Simulator NS-2 (ns-allinone-2.34)
Rancangan Simulasi Dalam simulasi ini terdiri dari enam node yang mewakili enam buah
laptop yang memiliki fasilitas jaringan tanpa kabel (nirkabel). Setiap node memiliki fungsi masing-masing. Node pertama difungsikan sebagai server yang berfungsi mengirimkan data kepada node router yang berfingsi sebagai menerima data-data yang dikiriman oleh node server. Kemudian node router akan mengirimkan data yang diterima kepada empat buah PC yang saling terhubung dalam satu topologi jaringan ad hoc dengan
25
26
node router. Pengiriman data melalui node router telah diatur proses pengiriman datanya, seperti terlihat pada Gambar 3.1. Dalam simulasi ini menggunakan enam node karena dalam proses simulasi, membuat sebuah node yaitu node satu (router) befungsi sebagai penerima data dan pengirim data. Dimana menerima data dari node nol (server) dan mengirimkan data kepada empat node (Pc 1, Pc 2, Pc 3, Pc 4) lainya yang berfungsi sebagai penerima akhir pengiriman data. Dengan parameter pengukuran end to end delay, packet delivery ratio, paket lost ratio,dan routing overhead .
Gambar 3.1. Skenario Simulasi
3.4
Instalasi Network Simulator NS-2 dan AODV Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk instalasi Network Simulator dan AODV pada sistem operasi Linux Ubuntu 10.10, AODV tidak perlu di install lagi, karena telah langsung terinstal bersamaan dengan Network Simulator NS-2, versi ns-allinone-2.34. Untuk lebih jelas bisa dilihat di: http://nsnam.isi.edu/nsnam/index.php/User_Information#Ubuntu_Installation_Gui de AODV+ memiliki struktur yang sama dengan AODV, dimana AODV+ merupakan salah satu pengembangan dari AODV. oleh karena itu AODV+ dapat dijalankan pada lingkungan NS-2.
27
3.4.1
Instalasi Pada Laptop Sebelum melakukan instalasi ns-allinone-2.34, sebaiknya dilakukan
pengecekan terhadap Synaptic Manager. Ini adalah sebuah tools yang disediakan Ubuntu untuk membatu pengguna dalam menambah, menghapus ataupun mengubah perangkat lunak yang mendukung kinerja pada sistem operasi Linux Ubuntu 10.10. Pada Synaptic Manager bisa dilakukan pencarian paket-paket sebagai berikut : - libxt-dev - libx11-dev - libxmu-dev Atau dapat langsung melalui terminal dengan menuliskan: - sudo apt-get install libxt-dev libx11-dev libxmu-dev Peket-paket ini akan sangat membantu pada saat proses instalasi Network Simulator NS-2 . Untuk melakukan instalasi NS-2 berikut langkah-langkahnya: - Pergi ke direktori NS-2 ~$ cd /path/to/ns-allinone-2.34 - Lalu tulis perintah berikut ~$ ./install - Jika saat penginstalan diakhir proses muncul pesan seperi ini: otcl.o: In function `OTclDispatch': /home/user/ns-allinone-2.34/otcl-1.13/otcl.c:495:
undefined
reference to `__stack_chk_fail_local' otcl.o: In function `Otcl_Init': /home/user/ns-allinone-2.34/otcl-1.13/otcl.c:2284: undefined reference to `__stack_chk_fail_local' ld: libotcl.so: hidden symbol `__stack_chk_fail_local' isn't defined
28
ld: final link failed: Nonrepresentable section on output make: *** [libotcl.so] Error 1 otcl-1.13 make failed! Exiting ... See
http://www.isi.edu/nsnam/ns/ns-problems.html
for
problems Berarti didalam direktori ns-allinone-2.34 masih memiliki masalah pada versi gcc yang terdapat pada sistem operasi Linux Ubuntu 10.10, maka yang harus dilakukan untuk menghilangkan masalah tersebut adalah merubah perintah didalam direktori ns-allinone-2.34/otcl-1.13/configure, menjadi: Linux*) SHLIB_CFLAGS=”-fpic” #SHLIB_LD=”ld –shared” //menghilangkan baris ini SHLIB_LD=”gcc –shared” //baris ini yang ditambahkan DL_LIBS=”-ldl” SHLD_FLAGS=” ” ;; - Ulangi langkah instalasi. - Setelah selesai melakukan instalasi tulis: ~$ ns Bila muncul tanda “ % “ berarti NS-2 dan AODV telah berhasil dilakukan. - Selanjutnya tulis: ~$ cd ns-2.34 ~$ ./validate - Setelah validate dilakukan makan network simulator NS-2 siap untuk di gunakan untuk melakukan simulasi AODV.
29
3.5
Instalasi AODV-UU di NS-2 Pada bagian ini akan menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk instalasi AODV-UU. Untuk instalasi diperlukan Netfilter pada Kernel Linux yang akan diinstal. Berikut langkah-langkah pada saat instalasi AODV-UU di NS-2 1. Instal ns-allinone terbelih dahulu. 2. Download aodv-uu di http://sourceforge.net/projects/AODV-UU/, versi terakhir aodv-uu-0.9.6. 3. Selanjutnya lakukan ekstraksi file aodv-uu-0.9.6 4. ubah nama aodv-uu-0.9.6 menjadi aodv-uu. 5. Selanjutnya salin file hasil ekstrakan aodv-uu ke dalam direktori NS-2, yang terlatak pada ”../ns-allinone-2.34/ns-2.34/” 6. Selanjutnya
download
dan
copy
ns-2.34-aodv-uu.patch
(”http://sonumb.tistory.com/attachment/cfile21.uf@1257AE024BAAFAD63A8C D9.patch”) kedalam folder ” /ns-2.34/aodv-uu/patches”.
7. Masuk kedalam direktori ns-2.34 dengan mengetikan di terminal: ~$ cd ./ns-allinone-2.34/ns-2.34 8. Lalu tulis di terminal: ~$ patch -p1 < ./aodv-uu/patches/ns-2.34-aodv-uu.patch Perintah diatas digunakan untuk merubah beberapa file di NS-2, yang akan mempengaruhi keberhasilan instalasi AODV-UU, yaitu:” -ns-2.34/common/packet.h -ns-2.34/Makefile.in -ns-2.34/queue/priqueue.cc -ns-2.34/tcl/lib/ns-agent.tcl -ns-2.34/tcl/lib/ns-default.tcl -ns-2.34/tcl/lib/ns-lib.tcl -ns-2.34/tcl/lib/ns-mobilenode.tcl
30
-ns-2.34/trace/cmu-trace.cc -ns-2.34/trace/cmu-trace.h 9. Kemudian tulis di terminal: ~$ ./configure; make clean ; make Perintah diatas untuk menjalankan perubahan yang telah dilakukan. 10. jika tidak terdapat pesan error, maka instalasi aodv-uu di NS-2 telah berhasil.
Pada saat ekstraksi aodv-uu-0.9.6 terdapat kekurangan sebuah direktori, yaitu direktori ”ns” berisi file-file
yang menghubungkan antara AODV-UU
dengan NS-2. Untuk mendapatkannya dapat diambil dari aodv-uu versi 0.9.5, dan dapat langsung disalin ke dalam direktori aodv-uu versi 0.9.6.
3.6
Proses Simulasi Pada bagian ini akan memperlihatkan proses yang dilakukan dalam
melakukan simulasi, Penentuan Skenario Simulasi
Penulisan Script TCL
Menjalankan Script di Network simulator NS-2
Hasil Pemrosesan Pada Simulator File Nam
File Trace
Gambar 3.2 Proses Simulasi
31
Penentuan skenario simulasi merupakan dasar dari rancangan yang akan di bikin, dimana akan menetapkan topologi, kejadian dan apa kejadiannya. Sedangkan penulisan
script
TCL ini
merupakan bagian
yang sangat
menentuntukan ketetapan apa yang akan dibuat, dibagian ini menggunakan bahasa pemrograman TCL, pada script ini akan di tentukan protokol routing
yang akan kegunakan, bentuk topologi
skenario, jarak dan pergerakan node pada topologi, tipe paket data, waktu proses terjadi, kecepatan proses yang dilakukan, dan lain-lain. Sedangkan pada bagian menjalankan script di network simulator adalah bagian yang digunakan untuk menjalankan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat dalam script, dan apa yang akan terjadi pada ketentuan yang telah ditetapkan pada script. Pada sebuah simulator akan menghasilkan sebuah hasil, hasil ini akan dapat dilihat saja (read), tapi selain dapat dibaca, hasilnya juga dapat dicetak. Hasil dalam network simulator terbagi dua, yang pertama adalah file yang menunjukan kejadian-kejadian simulasi yang telah dirancang pada script, dan biasanya file ini dikenal denga file nam, yang kedua adalah file yang mencatat setiap kejadian-kejadian yang terjadi pada rancangan secara terperinci, biasa dikenal sebaga file trace, dari file trace ini biasanya dilakukan pengukuranpengukuran yang menjadi parameter dalam sebuah kejadian.
3.7
Parameter Kinerja Beberapa parameter dievaluasi dan dianalisa berdasarkan simulasi yang
dilakukan. Adapun parameter yang diukur adalah:
3.7.1. End-to-End Delay End-to-end delay adalah waktu rata-rata yang diambil oleh sebuah paket data untuk tiba ditujuan. Hal ini juga termasuk keterlambatan yang disebabkan oleh proses rute penemuan dan antrian dalam transmisi paket data. Hanya paket data yang berhasil dikirim ke tujuan yang dihitung.
32
Faktor utama yang memperngaruhi end-to-end delay adalah waktu menemukan rute. Hal ini berguna sebelum pesan yang akan dikirim, node ( source ) harus tahu terlebih dahulu jalur atau rute untuk mencapai tujuan ( destination ). Faktor lain yang mempengaruhi end-to-end delay adalah delay proses. Ketika node yang ditengah menerima sebuah pesan, node terbebut akan menganalisa header untuk mengetahui untuk siapa paket ditujukan, dan kemudian mengecek node untuk menentukan kemana harus meneruskan paket tersebut.
End-to-End Delay = ∑ ( waktu tiba – waktu kirim ) / ∑ Waktu Simulasi
(1)
3.7.2. Packet Drop Ratio Packet drop ratio adalah ukuran paket yang dibuang (drop) dari transmisi dengan paket yang dikirim, Paket drop ratio diukur dalam satuan persen (%). Dasar perhitungan total dari semua kejadian (event) dikurangi dengan kejadian paket drop, dan kemudian dihitung dengan perhitungan persentase dari seluruh kejadian (event) yang terjadi.
3.7.3. Packet Delivery Ratio Packet delivery ratio ( perbandingan paket terkirim ) adalah perbandinga antara jumlah paket yang dikirim dan jumlah peket yang sink yang diterima pada node tujuan yang diukur dalam persen (%).
Perbandingan Paket Terkirim =
∑ Paket yang diterima oleh sinks ∑ Paket yang dikirim oleh source
(2)
33
3.7.4. Routing Overhead Routing Overhead adalah jumlah seluruh paket routing yang dikirimkan selama simulasi dengan ukuran byte per second (bps).
Routing Overhead = ∑ Pengiriman paket routing
3.8
(3)
Perhitungan Selisih Protokol Routing Dalam mencari selisih antar kedua protokol routing tersebut, dimana
dalam hasil perbandingan dinyatakan dalam satuan persen (%).
End to End Delay Rasio Nilai End to End Delay AODV+ : Ratio Nilai End to End Delay AODV-UU Dengan acuan mengukur selisih antara kedua protokol routing.
Packet Delivery Ratio Packet Delivery Ratio = ∑ ( Packet Delivery Ratio AODV+ ) - (Packet Delivery Ratio AODV-UU )
Packet Drop Ratio Packet Drop Ratio = ∑ (Packet Drop Ratio AODV+ (%)) - (Packet Drop Ratio AODV-UU (%))
Routing Overhead Rasio Nilai Routing Overhead AODV+ : Rasio Nilai Routing Overhead AODV-UU. Dimana acuan persentase seratus persen berdasarkan Ratio Nilai Terbesar, dengan satuan perhitungan persen (%).