BAB III
PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1.
Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas,
khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya panelpanel yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis menggunakan sensor cahaya, yang cukup menonjol dari panel ini adalah kemampuannya yang dapat mensupport sistem manual dan otomatis yang terbagi dua pengaturan yang menggunakan dua komponen yaitu timer 24 jam dan rangkaian photocell yang dapat diatur remote control yang bisa dikatakan relatif murah dan praktis.
Input Masukan
Saklar Man-Off-Auto
Gambar 3.1 Flow chart input masukan panel sistem kontrol
Ada 3 pengaturan posisi switch manual otomatis yaitu : 1. Posisi Manual 2. Posisi Off 3. Posisi Otomatis : a. Input Rangkaian Photocell b. Timer 24 Jam
29
Output Beban
Adapun rangkaian panel sistem kontrol manual otomatisnya dapat dilihat pada gambar wiring dibawah ini :
Gambar 3.2. Wiring Kontrol Panel Sistem kontrol Penerangan Manual Otomatis
3.2.
Posisi Switch Manual Perancangan komponen terdiri beberapa bagian dimana masing – masing
bagian memiliki sistem yang lebih ringkas tapi untuk pengoperasian dilakukan dengan mengatur switch pada posisi manual dengan tangan. Ini dilakukan terus – menerus operator yang bertugas untuk menyalakan dan mematikan lampu luar. Merakit komponen pada posisi manual dapat dilihat pada gambar 3.1. Adapun bagian komponennya adalah sebagai berikut :
Miniature Circuit Breaker (MCB) : terdiri dari Phase dan Netral sebagai pengaman sumber arus yang berguna untuk mengamankan arus pendek atau kalau ada ada gangguan.
30
Saklar manual otomatis : posisi pada saklar adalah di atur manual sehingga kabel langsung masuk pada input relay.
Relay : Masukan dari saklar manual langsung mengaktifkan normally open (NO) pada relay yang dihubungkan dengan kabel ke beban lampu.
Gambar 3.3. Memasang MCB dan Relay pada posisi saklar manual
Pilot lampu : Pemasangan lampu indikator dapat berfungsi sebagai tanda sistem
panel
bekerja
dengan
baik.
Pada
posisi
manual
yaitu
memparalelkan kabel phase pilot lampu dengan kabel input saklar manual otomatis pada terminal posisi manual.
31
Gambar 3.4. Memasang saklar manual otomatis dan pilot lamp
Beban lampu : Pemasangan antara output relay ke beban lampu disambung dengan terminal blok sebagai conector sehingga panel lebih rapi.
32
Gambar 3.5. Memasang kabel ke beban lampu dengan terminal blok
3.3.
Posisi Switch Otomatis Pada posisi otomatis ini dapat di saklar menjadi dua fungsi input masukan
yaitu dengan menggunakan saklar waktu 24 jam dan rangkaian photocell. Saklar waktu menjadi input masukan dengan mengatur waktu timer sesuai dengan waktu yang akan disetting sesuai dengan kebutuhan Perancangan komponen terdiri beberapa bagian dimana masing – masing bagian memiliki sistem yang lebih ringkas, tapi untuk pengoperasian dilakukan dengan mengatur switch pada posisi timer waktu 24 jam atau photocell dapat dengan menekan tombol receiver dengan tangan. Atau bisa juga mengatur switch dengan remote control sesuai dengan keinginan sesuai input masukan pada posisi timer atau photocell. Ini dilakukan pada awal pengontrolan pertama oleh operator yang bertugas untuk menyalakan
33
dan mematikan lampu penerangan. Sehingga untuk pengoperasian kesehariannya seorang operator hanya mengecek posisi lampu pilot indikator pengontrolan sesuai dengan yang ditetapkan.
Gambar 3.6. Memasang receiver remote kontrol di box panel
3.3.1
Otomatis Dengan Photocell Pada posisi saat posisi ini, switch dengan input masukan rangkaian
photocell yang dapat di saklar dengan menekan tombol 1 pada receiver. Bisa juga mengatur transmiter remote ke arah posisi input masukan saklar waktu pada reciver panel.
34
Gambar 3.7. Posisi saklar otomatis dengan input rangkaian photocell
Saklar posisi otomatis : posisi pada saklar adalah di atur otomatis sehingga langsung masuk pada receiver.
Receiver : input saklar akan mengoperasikan perintah dari switch tombol manual yang ada pada receiver jika ada pengoperasian tombol oleh operator, maka akan mengaktifkan normally open (NO) pada receiver yang memberikan input ke rangkaian photocell. Atau bisa juga perintah datang dari transmiter yang ditekan tombolnya untuk memberikan sinyal ultrasonik di atas 20 KHz kepada receiver yang mengatifkan normally open (NO), Sehingga akan menghubungkan power kontrol ke rangkaian photocell. Di rangkaian photocell akan mendapatkan masukan input power
35
yang akan mengaktifkan rangkaian kerja photocell yang telah dirangkai di printed circuit board (PCB).
Gambar 3.8. Memasang kabel pada remote kontrol ke photocell
Rangkaian Photocell : Pada saat pengoperasian rangkaian photocell yang paling utama adalah cara mengarahkan kabel mata LDR (light dependent resistor) ke arah datanganya sinar matahari. Photocell menggunakan prinsip kerja resistor dengan sensitivitas cahaya (LDR=Light Dependent Resistor). Apabila kondisi mendung maka akan terkihat gelap maka nilai resistansi akan menjadi rendah sehingga arus mengalir dan lampu akan menyala. Sebaliknya pada kondisi terang, nilai resistansi menjadi tinggi sehingga arus tidak dapat mengalir dan lamp akan mati. Pada waktu nilai
36
resitansinya rendah maka akan memberi input relay dan apabila resistansi tinggi maka akan menutup atau menstop input ke relay.
Gambar 3.9. Merakit rangkaian photocell di PCB
Relay : Masukan dari saklar otomatis masuk receiver terprogram ke rangkaian photocell yang memiliki resistansi rendah akan memberikan input langsung mengaktifkan normally open (NO) pada relay yang dihubungkan dengan
beban
lampu.
Apabila
rangkaian photocell
mempunyai resistansi tinggi akan menutup input dan mengaktifkan normally close (NC) pada relay yang akan mematiakan beban lampu.
37
Gambar 3.10. Menghubungkan rangkaian photocell ke relay
Pilot lampu : Pemasangan pilot lampu indikator dapat berfungsi sebagai tanda sistem panel bekerja dengan baik. Pada posisi otomatis yaitu memparalelkan kabel phase pilot lampu dengan kabel input saklar manual otomatis pada terminal posisi otomatis.
38
Gambar 3.11. Memasang LDR ke rangkaian photocell
Beban lampu : Pemasangan antara output relay yang di paralel dengan normally open (NO) ke beban lampu disambung dengan terminal blok sebagai conector sehingga panel lebih rapi.
39
Gambar 3.12. Penempatan LDR (Light Dependent Resistor)
3.3.2. Otomatis Dengan Timer 24 jam Pada posisi saat posisi ini, switch dengan input masukan saklar waktu yang dapat di saklar dengan menekan tombol 2 pada receiver. Bisa juga mengatur transmiter remote ke arah posisi input masukan saklar waktu pada reciver panel.
40
Gambar 3.13. Memasang kabel output receiver ke Timer 24 jam
Saklar posisi otomatis : posisi pada saklar adalah di atur otomatis sehingga langsung masuk pada receiver remote kontrol.
Receiver : input saklar akan mengoperasikan perintah dari switch tombol manual yang ada pada receiver jika ada pengoperasian tombol oleh operator, maka akan mengaktifkan normally open (NO) pada receiver yang memberikan input ke timer 24 jam. Atau bisa juga perintah datang dari transmiter yang ditekan tombolnya untuk memberikan sinyal ultrasonik di atas 20 KHz kepada receiver yang mengatifkan normally open (NO), Sehingga akan menghubungkan power kontrol kepada timer
41
24 jam. Di timer akan mendapatkan masukan input yang akan mengaktifkan fungsi-fungsi yang telah di setting di timer 24 jam.
Timer 24 jam :
Pada saat pengoperasian timer 24 jam dengan cara
mengeset timer pada kuncup biru lingkaran pada per 30 menit x 48 kuncup.Yang
lebih
dulu
dilakukan
sebelum
pengesetan
adalah
menyamakan waktu jam sekarang pada timer 24 jam. Lakukan pengesetan kuncup biru bila kita arahkan tertutup maka normally close (NC), bila kita arahkan terbuka maka normally open (NO). Pada waktu kuncup terakhir itulah berfungsi normally close (NC) dan normally open (NO) bekerja sesuai dengan pengesetan.Ini bisa dilihat pada gambar 3.14.
Gambar 3.14. Memasang kabel Timer 24 jam
42
Relay : Masukan dari saklar auto masuk receiver terprogram ke timer 24 jam langsung mengaktifkan normally open (NO) pada relay yang dihubungkan dengan beban lampu.
Gambar 3.15. Memasang kabel Timer ke Relay
Pengesetan timer 24 jam : Saat pengesetan timer ini adalah di samakan dulu jam dan menitnya waktu sekarang, kemudian lakukan pengesetan kuncup – kuncup waktu per 30 menit Pada saat sedang lagi setting maka jika kuncup dibikin terbuka maka (normally open) dan jika kuncup tertutup maka (normally close).
43
Gambar 3.16. Contoh Pengesetan pada timer 24 jam
3.4.
Posisi Switch Off Pada posisi saat posisi ini, switch dengan masukan netral tidak menunjuk
ke kutub manual ataupun otomatis, Sehingga tidak terjadi pengontrolan sistem yang terpasang. Saat switch off berarti kondisi beban lampu tidak teraliri arus listrik atau mati.
44
Posisi Off
Gambar 3.17. Posisi switch off
45