BAB III PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL
A. Gambaran Umum SDIT BIAS Assalam Kota Tegal 1. Sejarah Berdirinya SDIT BIAS Assalam Kota Tegal Berawal dari kegiatan pengajian pada tahun 1999 dengan wadah Kelompok
Pengkajian
Al-Quran
(KPAQ)
yang
ingin
mengimplementasikan nilai-nilai Al-Quran di dalam dunia pendidikan dengan mendirikan Play Group sebagai cikal bakal berkembangnya pendidikan Islam Terpadu (IT) di Kota Tegal.1 Pada tahun 2001 berdirilah SDIT BINA ANAK SHOLEH (BIAS) dengan konsep full day school yang tergabung dengan jaringan Lembaga Pendidikan Islam Terpadu BIAS Yogyakarta.
Islam Terpadu yang
menawarkan konsep full day School menjadi daya tarik masyarakat kota Tegal untuk menyekolahkan putra-putrinya, sehingga opini dan minat pendidikan di SDIT BINA ANAK SHOLEH (BIAS) sangat tinggi. 2 Legalitas sebuah lembaga pendidikan menjadi syarat mutlak untuk mendapatkan pengakuan dari dinas terkait, maka pada tahun 2004 secara resmi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal memberikan
1
M. Kharis Al-Wafa, Kepala Sekolah SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, Wawancara Pribadi, Tegal, 5 Agustus 2014 2 Dokumentasi SDIT BIAS Assalam Kota Tegal
47
48
Surat Pendirian Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Anak Soleh dengan nomor : 420/2050, hal ini menambah kepercayaan masyarakat. Dinamika sebuah lembaga selalu berjalan, begitu juga yang dialami oleh SDIT BINA ANAK SHOLEH (BIAS) berganti nama SDIT BINA IMAN DAN AMAL SHOLEH ASSALAM pada tahun 2010. Hal ini dilakukan karena Yayasan mengharapkan BIAS Kota Tegal mampu berdiri secara mandiri dan berkembang sesuai dengan kebutuhan pendidikan di kota Tegal. Perubahan ini bukan hanya sekedar nama, tapi lebih kepada filosofi pendidikan yang mengusung Pendidikan Islam modern, dinamis dan rahmatan lil alamin. 2. Sejarah Berdirinya Boarding School Konsep pendidikan islam full day school sudah menjadi fenomena biasa, sehingga perlu menciptakan konsep baru yang solutif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Pada tahun 2011 SDIT Bina Iman dan Amal Sholeh Assalam Kota Tegal meluncurkan program unggulan boarding school sebagai penyempurna full day school. Boarding school berdiri pada tahun ajaran 2011/2012. Menurut M. Kharis Al-Wafa selaku kepala sekolah, awal mulanya beliau mengikuti lomba kepala sekolah berprestasi kemudian merumuskan masalah, yaitu adanya full day school. Setelah itu, kepala sekolah merasa bahwa pendidikan sekolah dasar tersebut tidak cukup dengan adanya full day
49
school saja, karena masih banyak pendidikan anak yang terbengkalai yang disebabkan oleh kesibukan pekerjaan orang tua.3 Anak usia SD dan SMP dari sudut psikologi perkembangan memasuki peka sosial dan personifikasi personal. Di dalam masa ini hal yang paling menonjol meliputi: anak memasuki masa pubertas, mengalami kematangan fisik, memiliki kecenderungan berkelompok, kondisi mental kejiwaan labil, dorongan kebebasan kuat, cukup realistik dan, mencari figur idola.4 Kondisi ini menuntut perhatian lebih dari sekolah, orangtua, pemerintah dan masyarakat untuk membantu penumbuhkembangan potensi mereka, agar dapat diarahkan kepada aktivitas-aktivitas positif yang
berguna
bagi
masa
depan
mereka.
Upaya
untuk
menumbuhkembangkan hendaklah merupakan suatu langkah yang terencana secara baik, diaplikasikan secara tersistem, integral, kontinyu dan berkelanjutan, juga terevaluasi secara baik dengan berpedoman pada tujuan dan target yang jelas. Dengan adanya dorongan orang tua yang menginginkan anaknya memiliki akhlak yang baik, pinter mengaji, memiliki pengetahuan agama yang luas, dan tidak terjerumus kepada pergaulan bebas. Sehingga SDIT BIAS Assalam membuka program boarding school. Selain itu juga melihat kondisi
masyarakat
yang
mayoritas
orang
tuanya
sibuk
dalam
pekerjaannya. Dimana orang tua tidak hanya suami yang bekerja tetapi 3
M. Kharis Al-Wafa, Kepala Sekolah SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, Wawancara Pribadi, Tegal, 2 Februari 2014. 4 Dokumentasi SDIT BIAS Assalam Kota Tegal
50
juga istri bekerja sehingga anak tidak lagi terkontrol dengan baik, maka boarding school adalah tempat terbaik untuk menitipkan anak-anak mereka, baik makannya, kesehatannya, keamanannya, sosialnya, dan yang paling penting adalah pendidikannya yang sempurna. Dengan memunculkan ide pengembangan sekolah berbasis pondok pesantren atau yang menjadi istilah modernnya yaitu boarding school dengan pengawasannya selama 24 jam maka orang tua menjadi nyaman, anak dapat memperoleh pendidikan baik umum maupun agama secara baik, pergaulan anak pun dalam lingkungan pesantren sehingga tidak mudah terjerumus pada pergaulan bebas. Diharapkan anak juga tidak hanya memahami ilmu pengetahuan umum saja melainkan juga dapat memahami ilmu pengetahuan agama secara mendalam. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) BIAS Assalam yang menerapkan model sekolah berasrama (boarding school) harus mampu memberikan pensikapan terbaik terhadap permasalahan diatas. Pilihan model sekolah berasrama adalah sebuah langkah agar mampu membantu penumbuhkembangan potensi anak secara maksimal. Untuk itu agar pilihan model sekolah ini dapat memenuhi harapan diperlukan pedoman pengelolaan peserta didik yang merupakan rencana besar langkah pengelolaan peserta didik SDIT BIAS Assalam yang mencakup tujuan dan target, motto, sasaran, penanggungjawab pengelolaan, langkah teknis pengelolaan, hak dan kewajiban peserta didik, tata tertib, peraturan penunjang, reward dan punishment.
51
Kehadiran
boarding
school
telah
memberikan
alternatif
pendidikan bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Namun, juga tidak dipungkiri kalau ada faktor-faktor yang negatif kenapa orang tua memilih boarding school yaitu keluarga yang tidak harmonis, dan yang ekstrim karena sudah tidak mau/mampu mendidik anaknya dirumah.5 3. Status Sekolah a. Nama Sekolah
: SDIT BIAS ASSALAM
b. Nomor Identitas Sekolah
: 100590
c. Nomor Statistik Sekolah
: 104036503054
d. Nomor Pokok Sekolah Nasional : 20329910 e. Alamat
: Jl. Dadali No. 12
f. Kecamatan
: Tegal Selatan
g. Kota
: Tegal
h. Provinsi
: Jawa Tengah
i. Telepon
: (0283) 343090
j. Status Sekolah
: Swasta
k. Nomor Akta Pendirian
: 420/2050
l. Tahun Berdiri Sekolah
: 2001
m. Luas Tanah Sekolah
: 1900 m2
n. Luas Bangunan Sekolah
: 1500 m2
o. Status Tanah
: Milik Sendiri
5
M. Kharis Al-Wafa, Op.Cit
52
p. Status Bangunan
: Milik Sendiri
q. Status Akreditasi/Tahun
: A/2012
4. Letak SDIT BIAS Assalam Kota Tegal SDIT BIAS Assalam Kota Tegal berada tepatnya di Jl. Dadali No. 12 telp. (0283) 343090 Kelurahan Randugunting Kecamatan Tegal selatan Kota Tegal, dan berada di atas tanah seluas 1900 m2 dengan batas-batas sebagai berikut:6 a. Sebelah timur
: SMK DINAMIKA Tegal
b. Sebelah selatan
: Jalan Glatik (Play Group BIAS Assalam)
c. Sebelah barat
: Jalan Merpati
d. Sebelah utara
: Jalan Rajawali
SDIT BIAS Assalam Kota Tegal merupakan sekolah yang letaknya sangat strategis, ditengah perkotaan, mudah dilalui oleh alat transportasi umum, mudah dijangkau, dan jalannya yang baik. Letak SDIT BIAS Assalam berdekatan dengan lembaga-lembaga pendidikan/sekolah dan perumahan
penduduk.
Dengan
keadaan
lingkungan
yang
sangat
mendukung, sehingga meningkatkan suasana belajar mengajar yang tenang dan kondusif. 5. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Adapun visi, misi dan tujuan SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, yaitu:
6
Dokumentasi SDIT BIAS Assalam Kota Tegal
53
a. Visi Sekolah Menjadi sekolah Islam SMART “Sholeh, Mandiri, Aktif, Ramah dan Teladan.” b. Misi Sekolah 1. Menciptakan generasi Islam penerus bangsa yang sholeh dengan menanamkan nilai-nilai aqidah Islam yang lurus; 2. Menumbuhkan kepribadian yang mandiri sebagai bekal menghadapi realita kehidupan; 3. Menanamkan dasar-dasar perilaku, budi pekerti dan aktif sebagai citra pribadi muslim sejati; 4. Menumbuhkan sikap ramah kepada sesama untuk mewujudkan prinsip rahmatan lil ‘alamin; 5. Menjadi suri tauladan dalam setiap situasi dan kondisi sesuai fungsinya sebagai pemimpin dunia (kholifah fil ardh). c. Tujuan Sekolah 1. Menanamkan kesadaran siswa untuk belajar sebagai kebutuhan pokok; 2. Menciptakan iklim belajar yang kondusif; 3. Melaksanakan
pembelajaran
dan
bimbingan
sesuai
tuntutan
kurikulum yang berlaku dengan melibatkan siswa secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan; 4. Mengupayakan siswa berprestasi di bidang akademik dan non akademik dengan usaha pembibitan dan kegiatan ekstrakurikuler;
54
5. Mewujudkan pengalaman kehidupan beragama dan budi pekerti luhur di sekolah; 6. Mewujudkan
hubungan
kerja
sama
yang
harmonis
antara
pemerintah, sekolah dan masyarakat. 6. Struktur Organisasi Dalam sebuah instansi dibutuhkan adanya struktur organisasi. Hal tersebut agar terdapat kelancaran dan ketertiban dalam pelaksanaan program-program dan pengaturan administrasi untuk mencapai tujuan bersama. SDIT BIAS Assalam merupakan salah satu instansi pendidikan yang didalamnya terdapat pembagian tugas secara jelas yang terdapat dalam struktur organisasi. Struktur organisasi yang ada di SDIT BIAS Assalam terdiri dari komite sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara, tata usaha, guru wali kelas, guru pendamping, bagian umum dan santri. Masing-masing kelas dibimbing oleh 2 guru, yaitu guru wali kelas dan guru pendamping yang mana keduanya saling bekerja sama untuk mendidik peserta didik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur berikut ini.
55
STRUKTUR ORGANISASI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL TAHUN AJARAN 2013/2014 Tabel I
Kepala Sekolah M. Kharis Al Wafa, S.Pd.I
Komite Sekolah Drs. Budi Supriyanto
Wakil Kepala Sekolah Aini Farkhi Isnawati, S.Pd.I
Bendahara Slamet Nur Aeni
Tata Usaha Ahmad Mudzakir, S.Pd.I
Wali kelas/ guru penamping santri
Bagian umum Siti Maslikha
Santri Sumber: Dokumentasi Struktur Organisasi SDIT BIAS Assalam Kota Tegal
7. Keadaan Ustadz/Ustadzah, Karyawan, dan Santri a. Keadaan Ustadz/Ustadzah dan Karyawan SDIT BIAS Assalam Kota Tegal Data pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal sebanyak 42 yang terdiri dari Kepala Sekolah, 15 guru wali kelas, 15 guru pendamping, 6 guru mapel, 2 karyawan tata usaha, 2 bagian kerumahtanggaan, 1 bagian keamanan sekolah (satpam)
56
dan 1 bagian umum. Adapun keadaan ustadz/ustadzah dan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II Data Keadaan Guru dan Karyawan SDIT BIAS Assalam No
Nama
Jabatan
1
M. KHARIS ALWAFA, S.Pd.I
Kepala Sekolah
2
ESSY SEFNIAWATI, S.Pd
Guru Kelas 1 Abu Bakar
3
RIZKI RACHMAWATI, A.Md
Assisten Guru Kelas 1 Abu Bakar
4
ISTIKOMAH, S.Pd.I
Guru Kelas 1 Umar bin Khotob
5
ATIQOH, S.Pd
Assisten Guru Kelas 1 Umar
6
SITI SRI GANDAYANTI, S.Pd.I
Guru Kelas 1 Hamzah
7
SEPTI WIDYANINGRUM, S.Pd
Assiten Guru Kelas 1 Hamzah
8
HANA NAULUFAR, S.Pd
Guru Kelas 1 Bilal bin Rabbah
9
NINA MAMADAH, SE
Assisten Guru Kelas 1 Bilal
10
MASKHILAH, S.Pd
Guru Kelas 2 Utsman bin Affan
11
TEGUH ARI WIBOWO, S.Pd
Assisten Guru Kelas 2 Utsman
12
NURUL HUDA, S.Pd
Guru Kelas 2 Ali bin Abi Tholib
13
ADI SUSWORO, S.Pd
Assisten Guru Kelas 2 Ali
14
DINA LESTRIANA A, S.Pd.I
Guru Kelas 2 Kholid bin Walid
15
PINA KURNIASIH, S.Pd
Assiten Guru Kelas 2 Kholib
16
NINA DIANA, SH
Guru Kelas 3 Thalhah
17
TOHA ABDUL KAMAL, S.Pd
Assisten Guru Kelas 3 Thalhah
18
ENI MURNIATI, S.PT
Guru Kelas 3 Azzubair
19
SATRIYO NUGROHO, S,Pd
Assisten Guru Kelas 3 Azzubair
20
CA. BANA LILLAH, S.Pd
Guru Kelas 4 Abdurrahman bin Auf
21
MISROKHA, S,Pd
Assisten Guru Kelas 4 Abdurrahman
22
AINI FARKHI ISNAWATI, S.Pd
Guru Kelas 4 Sa‟ad bin Abi Waqash
23
MIFTAH INDY NUGROHO, S.E.I
Assiten Guru Kelas 4 Sa‟ad
24
ANI SAIDAH MULYANI, S.Ag
Guru Kelas 5 Abu Ubaidah
57
No
Nama
Jabatan
25
FARIJ MAFTUHIN, S,Pd
Assisten Guru Kelas 5 Abu Ubaidah
26
MOH. MUKTAFAN, IP, S.Pd
Guru Kelas 5 Said bin Zaid
27
KARYADI, S.Pd
Assisten Guru Kelas 5 Said bin Zaid
28
TRIKA HANDAWATI, A.Md
Guru Kelas 6 Abu Dzar Al Ghifari
29
NANANG KURNIAWAN, S.Pd.I
Assiten Guru Kelas 6 Abu Dzar
30
SUKMA KURNIAJI, S.Pd
Guru Kelas 6 Salman Al Farisi
31
SITI MUNAWAROH, S.Ag
Assisten Guru Kelas 6 Salman
32
DWI ARY ANDAYANI
Guru Kebun Pendidikan
33
SLAMET NUR „AENI
Bendahara
34
AHMAD MUDZAKIR
TU Kesiswaan
35
AJI MURDIMAN
Kerumahtanggaan
36
SITI MALIKHATUN
Kerumahtanggaan
37
SHOLAHUDIN
Satpam/Keamanan
38
EDY GHOZALI
Guru Mapel SBK
39
FAIZIN
Guru Mapel TIK
40
Dra. NUR MAR‟ATUN
Guru Mapel Bahasa Jawa
41
IZZUDIN, S.Pd. I
Guru Mapel Bahasa Arab
42 TITIK W, S. Pd. I Guru Mapel Penjaskes Sumber: Dokumentasi Keadaan Ustadz/Ustadzah dan Karyawan SDIT BIAS Assalam Kota Tegal b. Keadaan Santri SDIT BIAS Assalam dikenal karena disipilin, pengajaran di kelaspun berkualitas, baik secara teori maupun praktik, sarana dan prasarana yang memadai. Kegiatan keagamaanpun dilakukan secara teratur, yang membantu santri untuk mengembangkan bakat dan kreatifitasnya. Hal tersebut sangat menarik peserta didik untuk bersekolah di SDIT BIAS Assalam. Jumlah santri di SDIT BIAS
58
Assalam mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III Keadaan Santri SDIT BIAS Assalam Jumlah Siswa
Kelas 1
L 51
P 40
2
52
41
3
40
30
4
26
25
5
28
26
6
29
18
JUMLAH
226
180
TOTAL
604 (Enam Ratus Empat)
Sumber: Dokumentasi jumlah peserta didik SDIT BIAS Assalam Kota Tegal 8. Sarana dan Prasarana Dalam implementasi kurikulum, diperlukan sarana dan prasarana sebagai alat pembelajaran. Sarana dan prasarana merupakan alat penting dalam pengembangan kurikulum serta pengelolaan pengalaman belajar peserta didik. Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan. Untuk menunjang tujuan pendidikan agar mudah tercapai, maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. SDIT BIAS Assalam Kota Tegal merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki sarana dan prasarana yang relatif lengkap. Hal
59
tersebut terlihat dari berbagai penunjang kegiatan belajar-mengajar siswa, yang kesemuanya tersusun dengan baik dan rapih sesuai dengan tata ruang sekolah pada umumnya. Adapun sarana dan prasarana yang ada di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal adalah sebagai berikut: a. Keadaan Sarana dan Prasarana Kelas Tabel IV Keadaan Sarana dan Prasarana Kelas BIAS Assalam No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Barang Meja Kursi Siswa Lemari Loker Papan Tulis Loker Sepatu Jam Dinding Kipas Angin Air Conditioner (AC) Komputer Netbook
Jumlah 370 15 15 20 15 20 25 10 3 35
Keadaan Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik
b. Keadaan Sarana dan Prasarana Kantor Kepala Sekolah Tabel V Keadaan Sarana dan Prasarana Kantor Kepala Sekolah BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Meja Kursi Kepala Sekolah
1
Baik
2
Lemari Arsip
3
Baik
3
Lemari Pajangan
1
Baik
4
Komputer
1
Baik
5
Papan Aransi
10
Baik
60
6
Jam Dinding
1
Baik
7
Sofa/Meja Kursi Tamu
1
Baik
8
Televisi
1
Baik
9
VCD Player
1
Baik
10
Amply
1
Baik
c. Keadaan Sarana dan Prasarana Kantor Guru Tabel VI Keadaan Sarana dan Prasarana Guru BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Meja Kursi Guru
30
Baik
2
Lemari
3
Baik
3
Loker
3
Baik
4
Papan Tulis
1
Baik
5
Loker Sepatu
1
Baik
6
Jam Dinding
1
Baik
7
Kipas Angin
2
Baik
8
Papan Aransi
3
Baik
d. Keadaan Sarana dan Prasarana Ruang Tata Usaha Tabel VII Keadaan Sarana dan Prasarana Ruang Tata Usaha BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Meja Kursi TU
2
Baik
2
Lemari
3
Baik
3
Loker
3
Baik
4
Papan Tulis
1
Baik
61
5
Loker Sepatu
1
Baik
6
Jam Dinding
1
Baik
7
Kipas Angin
1
Baik
8
Komputer
2
Baik
9
Papan Aransi
3
Baik
10
Air Conditioner (AC)
1
Baik
e. Keadaan Sarana dan Prasarana Ruang UKS Tabel VIII Keadaan Sarana dan Prasarana Ruang UKS BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Tempat Tidur
1
Baik
2
Kotak Obat
1
Baik
3
Timbangan Badan
1
Baik
4
Tempat Cuci Tangan
2
Baik
5
Jam Dinding
1
Baik
6
Tensimeter
1
Baik
7
Ukuran Tinggi Badan
1
Baik
8
Kipas Angin
1
Baik
9
Papan Aransi
2
Baik
f. Keadaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan Tabel IX Keadaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Rak Buku
7
Baik
2
Lemari Buku
5
Baik
62
3
Karpet
2
Baik
4
Buku Perpustakaan
3500
Baik
5
Meja Kursi Petugas
2
Baik
6
Jam Dinding
1
Baik
7
Kipas Angin
2
Baik
8
Komputer
1
Baik
9
Televisi
1
Baik
10
Papan Aransi
3
Baik
g. Keadaan Sarana dan Prasarana Mushola Tabel X Keadaan Sarana dan Prasarana Mushola BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Jam Dinding
1
Baik
2
Kipas Angin
2
Baik
3
Karpet
8
Baik
4
Sound System
1
Cukup Baik
5
Papan Tulis
1
Baik
6
Loker
1
Baik
7
Lemari
1
Baik
8
Mimbar
1
Baik
9
Meja Kursi
1
Baik
h. Keadaan Sarana dan Prasarana Boarding School Tabel XI Keadaan Sarana dan Prasarana Boarding School BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Karpet
2
Baik
2
Ranjang Tidur
5
Baik
63
3
Jam Dinding
1
Baik
4
Kipas Angin
4
Baik
5
Air Conditioner (AC)
2
Baik
i. Keadaan Sarana dan Prasarana Kebun Pendidikan Tabel XII Keadaan Sarana dan Prasarana Kebun Pendidikan BIAS Assalam No
Nama Barang
Jumlah
Keadaan
1
Kantor
1
Baik
2
Musholla
1
Baik
4
Gazebo
3
Baik
5
Kolam Ikan
3
Baik
6
Rak Tanaman
5
Baik
7
Kamar Mandi
4
Baik
8
Kipas Angin
4
Baik
9
Jam Dinding
2
Baik
10
Diesel (Pompa Air)
1
Baik
Sarana dan prasarana yang ada tersebut terus disesuaikan dengan kebutuhan siswa atau santri dan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut memiliki arti penting bagi penyelenggaran pendidikan yang baik dan berkualitas. Tentunya apabila penggunaan sarana dan prasarana tersebut oleh santri maupun ustadz/ustadzah dapat dilakukan dengan baik dan maksimal sesuai dengan kebutuhan kegiatan pendidikan, maka proses pendidikan dapat mencapai tujuan dan hasil yang baik.
64
Perlengkapan sarana dan prasarana SDIT BIAS Assalam lebih dari cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan kelengkapan sarana dan prasarana, mulai dari perlengkapan kelas, ruang kepala sekolah, kantor guru, ruang UKS, tata usaha dan lain sebagainya. Dengan memiliki fasilitas yang lengkap, sekolah mengekplaitasi potensi untuk membangun lembaga pendidikan yang kompeten dalam menghasilkan output yang berkualitas.
B. Sistem Pembelajaran Boarding School Di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal 1. Kurikulum Pembelajaran Boarding School Kurikulum merupakan pedoman bagi sekolah dan ustadz/ustadzah dalam proses menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar di boarding school BIAS Assalam. Perencanaan pendidikan yang ada di asrama sebenarnya mengacu kepada konsep pendidikan yang ada di pesantren pada umumnya. Kurikulum pembelajarannya mengacu pada kurikulum standar nasional, kurikulum departemen agama dan kurikulum tambahan khas boarding school. Hasil wawancara dengan salah seorang ustadz kepala boarding school, beliau memaparkan mengenai kurikulum di boarding school sebagai berikut: “Jadi begini mba, mengenai kurikulumnya sebenarnya sama dengan kurikulum di pondok pesantren umumnya. Kurikulum boarding
65
school itu menggunakan kurikulum standar nasional, kurikulum DEPAG, kemudian ada kurikulum tambahan khas boarding school, misalnya latihan berpidato tiga bahasa, yaitu bahasa indonesia, bahasa inggris, dan bahasa arab, pembelajaran fiqih aplikatif, ilmu tajwid, tahfidz, hafalan hadits arba‟in nawawiyah dan yang menyangkut pembiasaan-pembiasaan lainnya, seperti shalat tahajud, tadarus, shalat dluha dan do‟a harian”. Seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh santri bertujuan untuk menambah pengetahuan agama maupun pengetahuan umum supaya dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Selain itu juga mengupayakan agar santri berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik.7 2. Materi Pembelajaran Boarding School Materi yang diberikan di boarding school BIAS Assalam dibagi sesuai jenjang pelajaran yang ada. Setiap jenjang disesuaikan dengan taraf kemampuan santri. Namun, disini penulis hanya akan menjelaskan tentang materi yang diajarkan di kelas V SDIT atau kelas 3 Awaliyah dalam kelas boarding school. Materi yang diajarkan di kelas V (kelas 3 Awaliyah) boarding school BIAS Assalam meliputi, ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama. Ilmu pengetahuan umum mencakup matematika, bahasa indonesia, dan IPA. Untuk ilmu pengetahuan agama dikemas dalam TPQ dan madrasah diniyah (MDTA). Seperti yang dijelaskan oleh salah seorang ustadz kepala boarding school:
7
M. Kharis Al-Wafa, Kepala Sekolah SDIT BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 5 Agustus pukul. 09.00 WIB
66
“Untuk sistem pembelajarannya, itu ada taman pendidikan Alqur‟an (TPQ), dan madrasah diniyah taklimiyah awaliyah (MDTA). TPQ dilaksanakan pada siang hari yaitu dari jam 14.00-16.00 WIB dan madrasah diniyahnya dilaksanakan dari jam 17.00-07.00 WIB.”8 Wawancara dengan salah seorang ustadzah di boarding school BIAS Assalam, beliau memaparkan mengenai materi yang diajarkan di boarding school adalah sebagai berikut: “Materi yang diajarkan di kelas V kalau di TPQ itu kaitannya dengan membaca dan menulis Al-Qur‟an, pembelajaran ilmu tajwid dan tahsin agar santri mampu membaca Al-Qur‟an dengan fasih dan indah. Materi yang diajarkan di madin untuk yang kelas 3 awaliyah, seperti aqidah akhlak, fiqih, shiroh, tahfidz, hadits Arba‟in Nawawi, dan pengetahuan umumnya, seperti matematika, IPA, dan bahasa indonesia. Kemudian dalam boarding school sendiri juga menanamkan pembiasaanpembiasaan kaitannya dengan pendidikan karakter santri, misalnya bangun malam untuk shalat tahajud, puasa sunah senin kamis, tadarus, berdo‟a sebelum dan setelah belajar, melaksanakan 3 S yaitu salam, senyum dan sapa apabila bertemu dengan ustadz/ustadzah maupun teman yang lain.”9 Dari ulasan tersebut dapat diambil pemahaman bahwa materi yang diajarkan di TPQ sama dengan materi TPQ pada umumnya, yaitu membaca dan menulis Al-Qur‟an, pembelajaran ilmu tajwid dan tahsin. Pembelajaran ilmu tajwid dan tahsin tersebut bertujuan agar santri mampu membaca Al-qur‟an dengan fasih dan indah. Diantara materi yang diajarkan di madrasah diniyah taklimiyah awaliyah kelas 3, yaitu: - Bahasa Arab - Akidah Akhlak - Fikih Ibadah Aplikatif - Al Qur‟an Hadits 8
Miftah Indy Nugroho, Kepala Boarding School BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 22 Agustus 2014 pukul 08.40 WIB 9 Munawaroh, Ustadzah Fiqih Boarding School BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, Asrama BIAS Assalam Kota Tegal, 3 September 2014 pukul 15.30 WIB
67
- Fikih Wanita - SKI/Siroh - Tahsin dan Tajwid - Character Building - Latihan Pidato (Bhs. Indonesia, Arab dan Inggris) - Tahfidz (Muroja‟ah Juz 29 dan 30) - Hafalan Hadits Arbain An Nawawiyah - Praktik pembiasaan Shalat Tahajud, Tadarus, Shalat Dluha & do‟a harian - Pengabdian Masyarakat Adapun Jadwal pelajaran kelas V (kelas 3 Awaliyah) adalah sebagai berikut: Hari
Waktu 15.45-16.30 16.30-17.00 18.00-18.30 Pertama 19.00-19.30 19.30-21.00 05.00-05.30
Pelajaran Akhlak Shiroh Tahfidz Tahsin dan Tajwid Materi UN Bahasa Arab
Pengajar Ust. Imam Jz Ust. Sidiq Ust. M. Junedin Ust. Nanang K Tim UN Ust. Imam Jz
Kedua
15.45-16.30
Fiqih
16.30-17.00 18.00-18.30 19.00-20.30 20.30-21.00 05.00-05.30
Aqidah Tahfidz Materi UN Hadits Bahasa Inggris
Ustdzh. St. Munawaroh Ust. Imam Jz Ust. M. Junedin Tim UN Ust. M. Junedin Ust. Berliansyah
Tempat
Mushola
Depan Mushola
Mushola
Depan Mushola
68
3. Metode Pembelajaran Di Boarding School Dalam memudahkan proses belajar mengajar perlu adanya metode pembelajaran. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang memungkinkan materi pelajaran tersusun dalam status kurikulum pendidikan. Oleh karena itu, agar proses kegiatan belajar mengajar menyenangkan bagi santri, maka metode pembelajaran harus dibuat bervariasi. Seorang ustadz/ustadzah harus terampil memilih metode yang tepat sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan santri. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang ustadz mengenai metode pembelajaran yang digunakan di boarding school adalah sebagai berikut: “Metode yang digunakan dalam setiap pembelajarannya itu kebanyakan menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan teori. Hal tersebut karena memudahkan dalam menyampaikan materi. Banyak metode lain yang digunakan seperti active learning, metode tahfidz, metode demonstrasi, dan metode small group (diskusi).”10 Penulis menyimpulkan dari hasil wawancara tersebut bahwa banyak sekali metode pembelajaran yang digunakan di boarding school, diantaranya metode active learning, metode tahfidz, metode demonstrasi, dan metode small group (diskusi). Dengan pemberian metode yang bervariatif tersebut menjadikan semangat santri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga santri tidak monoton mendengarkan pelajaran saja tetapi juga dituntut untuk aktif. 10
M. Kharis Al-Wafa, Kepala Sekolah SDIT BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 3 September 2014 pukul. 17.00 WIB
69
Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Kharis Al-Wafa selaku kepala sekolah SDIT BIAS dan juga ikut mengajar dalam boarding school, bahwasanya metode yang digunakan oleh ustadz/ustadzahnya itu banyak sekali, seperti metode ceramah, active learning, metode tahfidz, metode demonstrasi, dan metode diskusi. Namun metode yang sering dipakai adalah metode ceramah yang lebih memudahkan dalam menyampaikan materi secara teori, sedangkan untuk mempraktikannya bisa menggunakan metode demonstrasi seperti pada pembelajaran fiqih aplikatif, contohnya dalam bab pelaksanaan mengurus jenazah.
C. Peran Boarding School Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal 1. Bentuk Pendidikan Karakter Yang Dikembangkan Di Boarding School Adapun pendidikan karakter yang dilaksanakan di asrama (boarding school) BIAS Assalam, antara lain: a. Religius b. Kejujuran c. Toleransi d. Disiplin e. Kemandirian f. Demokratif g. Peduli sosial
70
h. Percaya diri Menurut salah seorang ustadz pembina di asrama tersebut mengatakan bahwa: “Pendidikan karakter yang dikembangkan disini itu banyak mba, ada disiplin, mandiri, bertanggung jawab, percaya diri, jujur, sopan santun, ramah, peduli sosial, dan aspek religius lainnya, seperti sebelum pembelajaran dimulai santri membaca do‟a terlebih dahulu dan mengakhiri juga dengan do‟a. Kemudian, ketika bertemu dengan guru santri berjabat tangan dan mengucapkan salam, dan ada juga hafalan-hafalan do‟a-do‟a harian, hadits dan juga hafalan Al-qur‟an.”11 Ustadz yang lain pun menambahkan bahwa: “Namun, dari beberapa karakter tersebut yang dilaksanakan itu lebih dominan pada sifat kemandirian mba. Karena inti dari pada santrisantri di asramakan, jauh dari orang tua, belajar mengatur waktu sendiri, mencuci baju sendiri, makan sendiri, mengatur uang sendiri dan sebagainya itu tidak lain adalah untuk membuat jiwa kemandirian tumbuh dan berkembang dalam hati santri. Jadi, ketika santri sudah bisa mandiri, maka nilai-nilai karakter lain akan mudah tergugah. Selain itu disini juga menerapkan pendidikan karakter dalam kebangsaan, cinta tanah air misalnya. Bisa diaplikasikan dalam bentuk mengikuti upacara bendera setiap hari senin.”12 Dari beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang dilaksanakan, menurut M. Kharis Al-Wafa sifat kemandirianlah yang lebih utama. Santri yang di asramakan jauh dari orang tua, disini mulai ditanamkan sifat kemandirian. Bagaimana cara santri beradaptasi dengan lingkungan, belajar hidup jauh dari orang tua, dan sebagainya. Hal tersebut menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada santri.
11
Miftah Indy Nugroho, Kepala Boarding School BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 22 Agustus 2014 pukul 08.40 WIB 12 M. Kharis Al-Wafa, Kepala Sekolah SDIT BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 3 September 2014 pukul. 11.00 WIB
71
2. Metode Yang Digunakan Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Dalam mengembangkan pendidikan karakter diperlukan beberapa metode agar santri mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari. Metode yang digunakan harus bervariatif dengan tujuan menciptakan metode pendidikan karakter yang lebih efektif dan efesien. Sehingga nilainilai karakter dapat tertransformasikan kepada santri dengan baik. Adapun
metode
yang
digunakan
dalam
mengembangkan
pendidikan karakter, antara lain: a. Metode Habit Forming (Pembiasaan) Di boarding school terdapat jadwal kegiatan yang harus selalu dijalankan oleh santri yang berada di asrama. Oleh karena itu, hal tersebut menjadikan santri terbiasa dengan kegiatan-kegiatan yang telah dijadwalkan. Sebagai contoh, santri yang terbiasa bangun pagi maka akan sulit ketika harus bangun pagi, santri yang tidak pernah bangun malam untuk melaksanakan shalat tahajud, maka dia akan sangat sulit ketika harus bangun malam dan melaksanakan shalat tahajud. Hal ini maka dalam boarding school diterapkan metode pembiasaan supaya santri terbiasa melakukan hal-hal yang positif dalam kehidupannya. Dengan
metode
pembiasaan
pun
dapat
merealisasikan
tujuan
pendidikan di SDIT BIAS Assalam. Sebagaimana yang dituturkan oleh salah seorang ustadz: “Mengenai metode yang digunakan dalam mengembangkan pendidikan karakter lebih condong pada metode pembiasaan (habit
72
forming). Dari mulai menanamkan pendidikan karakter hal yang pertama dilakukan adalah dengan pembiasaan menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter. Ketika santri sudah terbiasa melakukan hal-hal yang positif, maka akan mudah dalam mengaplikasikannya. Contoh saja, santri yang tidak pernah bangun pagi maka akan sulit ketika bangun pagi apalagi disuruh untuk melaksanakan shalat subuh berjama‟ah, tetapi dengan adanya jadwal kegiatan harian yang harus dilakukan oleh santri, maka santri menjadi terbiasa.”13 b. Metode Keteladanan Ustadz/ustadzah adalah sosok teladan yang selalu menjadi cerminan bagi santri. Apalagi dalam sistem boarding school, santri selama 24 jam mendapat pelayanan pendidikan dan bimbingan langsung oleh ustadz/ustadzah. Sehingga ustadz/ustadzah harus mampu memberi contoh teladan (uswatun hasanah) yang baik bagi santrinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah seorang ustadz di boarding school, bahwa: “Salah satu cara terbaik mengajarkan dunia afektif adalah pemberian teladan dan contoh dari para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh di sekitar anak. Dengan mengasramakan anak didik sepanjang 24 jam, anak didik tidak hanya mendapatkan pelajaran secara kognitif, melainkan dapat menyaksikan langsung bagaimana perilaku ustadz, guru, dan orang-orang yang mengajarkan mereka. Para siswa bisa menyaksikan langsung, bahkan mengikuti imam, bagaimana cara salat yang khusuk, misalnya. Ini sangat berbeda dengan pelajaran shalat, misalnya, yang tanpa disertai contoh dan pengalaman makmum kepada imam yang shalatnya khusuk.”14 c. Metode Reward dan Punishment Reward adalah penghargaan yang diberikan kepada santri, karena prestasinya pada suatu bidang atau kompetensi dengan tujuan
13
Miftah Indy Nugroho, Kepala Boarding School BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 22 Agustus 2014 pukul 08.40 WIB 14 M. Kharis Al-Wafa, Kepala Sekolah SDIT BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 3 September 2014 pukul. 11.00 WIB
73
memberikan motivasi agar santri yang bersangkutan untuk dapat lebih berprestasi serta santri yang lain juga berprestasi. Hal ini didasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar santri dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan santri. Menurut penuturan salah satu ustadzah wali kelas V Abu Ubaidah Ani, bahwa: “Peranan reward dalam proses pengajaran cukup penting
terutama sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku santri. Jenis reward yang diberikan itu banyak macamnya, diantaranya ada reward prestasi akademik, reward prestasi non akademik, reward prestasi kebersihan, kerapian dan keindahan, reward keteladanan, reward kedisiplinan, dan reward akhlaqul karimah. Contohnya, santri yang memperoleh juara kompetensi tahsin dan tahfidz, maka santri tersebut mendapat penghargaan berupa tropy, piagam, hadiah tambahan dari sekolah. Tetapi untuk tropy menjadi koleksi sekolah sementara”15 Punishment (hukuman) adalah salah satu pendekatan pendidikan kepada santri dengan memberikan hukuman yang sifatnya pedagogis kepada santri, yang bertujuan untuk merubah perilaku, kebiasaan atau hal-hal yang negatif pada diri santri menjadi suatu yang positif untuk menunjang proses pendidikan santri. Sebagaimana hasil dari wawancara dengan seorang ustadz mengatakan bahwa: “Dalam sebuah lembaga pasti mempunyai sebuah aturan tata tertib, siapa yang tidak mematuhinya maka terkena hukuman. Begitu pula tata tertib yang ada di boarding school. Tetapi hukuman yang diberikan ustadz/ustadzah kepada santri itu bersifat mendidik. Jenis hukuman dari pelanggaran tersebut sesuai dengan tingkatan 15
Ani Sa‟idah Mulyani, Guru Wali Kelas V Abu Ubaidah, Wawancara Pribadi, Asrama BIAS Assalam Kota Tegal, 3 September 2014 pukul 11.00 WIB
74
pelanggaranya. Misal, santri yang keluar dari asrama tidak berpakaian islami, maka dia telah melanggar jenis pelanggaran tingkat 1 hukumannya, yaitu bisa berupa nasihat, berupa denda, dan disuruh memperbaiki kesalahannya yang dilakukan menjadi sesuatu yang positif.”16 d. Metode Live In Metode live in, yaitu metode yang diterapkan secara langsung pada diri santri. Artinya, untuk menumbuhkan karakter pada diri santri, ia harus dihadapkan pada situasi yang nyata yang dapat merangsang terbentuknya karakter-karakter tertentu pada dirinya. Dalam metode ini, pembina boarding school mengadakan kegiatan home stay sebagai bentuk implementasi materi yang didapatkan dalam kegiatan boarding school. Guna menumbuhkembangkan potensi santri secara maksimal dalam hal sosial, kemandirian robbani, di boarding school mengadakan adanya kegiatan home stay. Kegiatan ini diikuti oleh semua santri kelas V dan kelas VI dengan melakukan kunjungan dan terjun ke masyarakat secara langsung yang dibawah bimbingan ustadz/ustadzah pembinanya. Hasil wawancara dengan ustadz kepala boarding school mengenai kegiatan home stay, bahwa: “Dalam kegiatan home stay ini seluruh pertugasnya adalah santri, mulai dari pembawa acara, tilawah, saritilawah, hafalan juz 29 dan 30 dari masing-masing kelompok, serta hafalan hadits Arba’in Nawawiyyah. Uniknya lagi kegiatan ini dalam pembukaannya juga diisi tausiyah oleh santri, yaitu Ananda Fulviana Maylaventika santri kelas 5 Sa‟id bin Zaid SDIT BIAS Assalam Kota Tegal.”17 16
Moh. Muktafan, Guru Wali Kelas V Sa‟id bin Zaid, Wawancara Pribadi, Asrama BIAS Assalam Tegal, 3 September 2014 pukul 14.00 WIB 17 Miftah Indy Nugroho, Kepala Boarding School BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, Asrama BIAS Assalam, 23 Januari 2014
75
Ustadz lain pun menambahkan, bahwa: “Secara praktik anak-anak sebenarnya sudah terbiasa membawakan ceramah, hafalan juz 29 maupun 30 serta hadits Arba‟in Nawawi”18 Praktik kunjungan lapangan (PKL) dilaksanakan diakhir semester kelas 3 dan 4 awaliyah. Santri terjun ke lapangan, yaitu dengan di tempatkan di beberapa rumah penduduk untuk mengamati dan menumbuh kembangkan semangat religius pada diri santri dan lingkungan
dengan
bimbingan
dan
pengawasan
penuh
dari
ustadz/ustadzah madrasah diniyah taklimiyah (MDT). Selain itu juga ada kunjungan ke beberapa pondok pesantren dilaksanakan tiap akhir penutupan semesteran.19 Adapun contoh jadwal pelaksanaan kegiatan Home Stay boarding school SDIT BIAS Assalam bagi kelas V dan
kelas VI, yang
dilaksanakan di desa Bangkok, yang dilaksanakan pada hari kamis malam jum‟at, 16-17 januari 2014, sebagai berikut: Waktu
Uraian Kegiatan
15.30-16.30 MCK 16.30-17.30 Berangkat menuju desa Desa Bangkok 17.30-18.30 Dzikir petang dan shalat maghrib berjama‟ah 18.30-19.30 Tadarus dan motivasi 19.30-20.00 Shalat Isya Berjama‟ah
18
Petugas dan Pengajar Mudabbir Mudabbir
Tempat
Ustd. Miftah Indy
Masjid Al Fatah Bangkok
All Ustadz/ah
Masjid Al Fatah Bangkok Masjid Al Fatah Bangkok
All Ustadz/ah
Sekolah Sekolah
Mulyanto, Ketua Yayasan BIAS Assalam Kota Tegal, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam, 23 Januari 2014 19 Hasil observasi di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, tanggal 22 Agustus 2014
76
20.00-21.00 Acara Pembukaan Home Stay dan Pertemuan tokoh/ulama Ds. Bongkok (di isi tampilan santri BIAS Assalam dan Pengajian) 21.00-03.30 Mimpi Indah 03.30-04.30 Qiyamullail Muhasabah Shalat Subuh Berjama‟ah 04.30-05.30 Muroja‟ah Juz’amma
05.30-06.00 Olah Raga+Rihlah Pagi 06.00-07.30 MCK+Shalat Dluha 07.30-10.00 Kerja Bakti dan Bakti Sosial
10.00-10.30 Istirahat dan Berkemaskemas 10.30-11.15 Acara Pembubaran 11.15-12.30 Persiapan dan Shalat Jum‟at 12.30-13.00 Makan Siang 13.00-14.00 Persiapan kembali ke SDIT BIAS Assalam 14.00 Santri dijemput di Sekolah
Ustd. CA Banalillah Masjid Al Fatah Ust. Samsul Huda Bangkok
Mudabbir Ustd. Nanang
Asrama Mushola Al Ikhlas Bangkok Ust. Kharis Mushola Al Ikhlas Bangkok Ustd. Miftah Indy Mushola Al Ikhlas Bangkok Ustd. Nanang Mushola Al Ikhlas Ustd. Munawaroh (Lk) Masjid Al Fatah Bangkok (Pr) Ustd. CA Banalillah Lapangan Mudabbir Asrama, Mushola dan Masjid Ustd. Karyadi Masjid Al Fatah (Lk) Mushola Al-Ikhlas (Lk) MDTA (Pr) TK ABA (Pr) Mudabbir Asrama Ustd. Miftah Indy Ustd. Sidiq Tim Konsumsi Mudabbir
Mushola Al Ikhlas Masjid Al Fatah Bangkok Asrama Lapangan
Tim
Sekolah
3. Peran Boarding School Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Siswa Kedekatan antara santri dan ustadz/ustadzah dalam sekolah berasrama yang tercipta oleh intensitas pertemuan yang memadai akan mempermudah proses transfer ilmu dan internalisasi nilai-nilai dari
77
pendidik
ke
peserta
didik.
Kedekatan
akan
mengubah
posisi
ustadz/ustadzah di mata para santri. Dari sosok ditakuti atau disegani ke sosok yang ingin diteladani. Dr. Georgi Lazanov (1897) menyatakan bahwa suatu tindak tanduk yang diperlihatkan oleh gurunya kepada para siswa dalam proses belajarnya, merupakan tindakan yang paling berpengaruh sangat ampuh serta efektif dalam pembentukan kepribadian mereka. Keteladanan
(uswatun
hasanah)
secara
personality
dapat
membangun kepercayaan diri untuk dapat berkomunikasi secara internal personality dan akan tercipta tanpa si anak merasa asing dengan kemampuan yang mereka miliki dalam menyampaikan pesan atau ide-ide pemikirannya kepada orang lain. Baik itu dalam bentuk verbal maupun nonverbal, seperti menentukan sikap dan tingkah laku keseharian mereka. Keteladanan, ketulusan, kongruensi, dan kesiapsiagaan ustadz/ustadzah mereka 1x24 jam akan memberdayakan dan mengilhami santri untuk membebaskan potensi mereka sebagai pelajar. Itulah diantara peran boarding school dalam pengembangan karakter siswa. Hal tersebut di atas akan mempercepat pertumbuhan kecerdasan emosionalnya. Jika metode pembelajarannya diberdayakan
secara
maksimal, maka kesuksesan para pelajar akan lebih mudah untuk direalisasikan. Pencapaian itu bisa dilakukan kalau senantiasa terjadi interaksi yang merangsang pertumbuhan sikap mental. Namun, untuk itu dibutuhkan
seorang
ustadz/ustadzah
yang
memiliki
kemampuan
78
berkomunikasi yang baik digabungkan dengan rancangan pengajaran yang efektif. Harmonisasi keduanya akan memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi santri. Pembinaan mental santri secara khusus mudah dilaksanakan. Ucapan, perilaku dan sikap santri akan senantiasa terpantau, tradisi positif para santri dapat terseleksi secara wajar, terciptanya nilai-nilai kebersamaan dalam komunitas santri, komitmen komunitas santri terhadap tradisi yang positif dapat tumbuh secara leluasa, para santri dan ustadz/ustadzahnya
dapat
saling
berwasiat
mengenai
kesabaran,
kebenaran, kasih sayang, dan penanaman nilai-nilai kejujuran, toleransi, tanggungjawab, kepatuhan dan kemandirian dapat terus-menerus diamati dan dipantau oleh para guru / pembimbing. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala boarding school BIAS Assalam menyatakan bahwa: “Peran boarding school dalam mengembangkan pendidikan karakter itu sendiri lebih pada pendalaman agama selain kurikulum madrasah diniyah (madin). Contohnya, seperti hafalan Al-qur‟an, mempelajari ilmu tajwid, tahsin, fiqih aplikatif, itu ada dalam pembelajaran boarding school. Karena mempelajari agama itu sangat penting ditanamkan sejak usia dini. Untuk mempelajari ilmu agama secara mendalam dan aplikatif sangat membutuhkan waktu yang lama hingga SDIT BIAS Assalam mengadakan program dengan sistem pembelajaran boarding school.20 Ditambahkan oleh ustadz yang lain bahwa: “Peran boarding school itu meliputi, menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada santri, membiasakan dari penanaman nilai-nilai pendidikan karakter tersebut, kemudian mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan karakter. Untuk mengetahui santri tersebut berhasil atau 20
Miftah Indy Nugroho, Kepala Boarding School BIAS Assalam Kota Tegal, Wawancara Pribadi, Tegal, 22 Agustus 2014 pukul 10.00 WIB
79
tidaknya dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter maka perlu dievaluasi. Jadi peran boarding school mengevaluasi nilai-nilai pendidikan karakter santri.”21 Dari hasil wawancara tersebut dapat diambil pemahaman bahwa upaya yang dilakukan pihak asrama dalam mengembangkan karakter santri ini
bertujuan
untuk
memberikan
pondasi
agama,
yaitu
dengan
memperbanyak mata pelajaran agama guna agar karakter santri sesuai dengan nilai-nilai syari‟at islam. Sedangkan upaya ustadz/ustadzah dalam mengembangkan karakter santri adalah dengan cara memantau santri, membimbing santri, dan memberikan teladan yang baik bagi santri. Adapun peran boarding school dalam mengembangkan pendidikan karakter santri dari hasil wawancara tersebut, antara lain: a. Menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter santri b. Membiasakan nilai-nilai pendidikan karakter santri c. Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan karakter santri d. Mengevaluasi nilai-nilai pendidikan karakter santri
21
M. Kharis Al-Wafa, Kepala Sekolah SDIT BIAS Assalam, Wawancara Pribadi, SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, 3 September 2014 pukul. 11.00 WIB