BAB III PENYAJIAN DATA
A. Hasil Uji Coba Angket Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out ( uji coba ) kepada 30 responden di SMP Negeri 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang tidak memenuhi validitas dan realibilitas. 1. Hasil Uji Validitas Item pernyataan dikatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian apabila harga r hitung >rtabel . Nilai rtabel pada taraf signifikasi 0,05 dan derajat kebebasan ( degree of freedom ) dengan rumus ( df ) = n – 2 = 28 yaitu 0,374. Angket yang diuji cobakan terdiri dari 14 pernyataan.
Setelah dilakukan uji validitas dengan program SPSS terdapat 5 pernyataan yang tidak valid ( nomor 1, 4, 7, 10 dan 13 ).Dan terdapat 9 pernyataan yang valid ( nomor 2, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12 dan 14 ). Item pernyataan yang tidak valid dihapus karena sudah terwakili oleh item yang lain. Berikut adalah hasil perhitungan validitas dengan menggunakan program SPSS:
55
56
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Validitas No. Item
rhitung
rtabel
Keputusan
1
0,174
0,374
Tidak Valid
2
0,616
0,374
Valid
3
0,513
0,374
Valid
4
-0,109
0,374
Tidak Valid
5
0,616
0,374
Valid
6
0,513
0,374
Valid
7
0,164
0,374
Tidak Valid
8
0,512
0,374
Valid
9
0,513
0,374
Valid
10
-0,075
0,374
Tidak Valid
11
0,616
0,374
Valid
12
0,513
0,374
Valid
13
0,250
0,374
Tidak Valid
14
0,640
0,374
Valid
Sumber: Analisis Data Primer
Ada lima item pertanyaan dalam uji validitas yang peneliti release ( hapus ) dari total 14 item pertanyaan dikarenakan dianggap sudah terwakili oleh item pertanyaan yang ada. Sehingga peneliti hapus dan memfokuskan pertanyaan pada sembilan item yang tersedia.
57
2. Hasil Uji Reliabilitas Angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian harus memenuhi syarat reliabilitas.Instrumen yang sudah dikatakan reliabel dan digunakan untuk mengambil data maka data yang diperoleh sudah dapat dipercaya kebenarannya.Dari hasil uji reliabilitas angket terpaan iklan dan minat beli diperoleh r = 0,861 ( lihat lampiran nomor 4 ), angka menunjukkan bahwa angket pernyataan terpaan iklan dan pernyataan minat beli memiliki tingkat reliabilitas sangat baik karena reliabilitasnya lebih dari 0,7.
B. Analisis Deskriptif Di dalam penyajian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai “Pengaruh Terpaan Iklan, Tingkat Pemahaman dan Tingkat Ketertarikan Iklan Terhadap Minat Beli ( Studi Korelasi Antara Terpaan, Tingkat Pemahaman dan Tingkat Ketertarikan Iklan POKE Milk Pada Facebook Dengan Minat Beli POKE Milk di Kalangan Pelajar SMP Negeri 2 Klaten )” dikelompokkan kepada dua hal ( Sugiyono, 2012 ) sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif adalah penyajian data hasil penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara deskriptif mengenai objek yang diteliti. 2. Analisis korelasional adalah penyajian data yang bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel, sekaligus menguji hipotesis yang dikemukakan dari kegiatan penelitian yang dilakukan.
58
1. Analisis Deskriptif Tentang Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Persen Perempuan 53 58,8% Laki-laki 37 41,2% Jumlah 90 100 % Sumber data: data primer, kuesioner no. 4 Berdasarkan
tabel
diatas,
karakterisitik
jenis
kelamin
responden dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 90, siswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 53 responden dengan tingkat persentase 58,8%, dan siswa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 responden dengan tingkat persentase 41,2%.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan di SMP Negeri 2 Klaten lebih banyak daripada responden laki-laki yaitu sebesar 58,8%.
b. Usia Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Jumlah Persen 12 tahun 61 67,8% 13 tahun 29 32,2% Jumlah 90 100 % Sumber data: data primer, kuesioner no. 3 Berdasarkan tabel diatas, karakteristik usia responden dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N=
59
90 orang, diketahui bahwa siswa yang berusia 12 tahun sebanyak 61 responden dengan tingkat persentase 67,8%, dan siswa yang berusia 13 tahun sebanyak 29 responden dengan tingkat persentase 32,2%. Dengan demikian maka responden terbanyak berusia 12 tahun yaitu sebesar 67,8%.
c. Mengetahui POKE Milk Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuannya Tentang Merk POKE Milk Jumlah Persen Tahu 57 63,3% Tidak Tahu 33 36,7% Jumlah 90 100 % Sumber data: data primer, kuesioner no. 7 Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden yang mengetahui produk POKE Milk dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut, dengan jumlah sampel N = 90 orang. Siswa yang mengetahui produk POKE Milk sebesar 57 responden dengan tingkat persentase 63,3%, dan yang tidak mengetahui produk POKE Milk sebesar 33 responden dengan tingkat persentase 36,7%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa responden yang mengetahui produk POKE Milk di SMP Negeri 2 Klaten sebesar 63,3%.
60
2. Analisis Korelasional a) Variabel Independen ( X ) – Terpaan Iklan Variabel diukur dengan menggunakan indikator yang dijabarkan dalam kuesioner. Ketentuan untuk mengetahui nilainya adalah sebagai berikut : a. Skor nilai 1 apabila responden memilih STS ( Sangat Tidak Setuju ) b. Skor nilai 2 apabila responden memilih TS ( Tidak Setuju ) c. Skor nilai 3 apabila responden memilih BS ( Biasa Saja ) d. Skor nilai 4 apabila responden memilih S ( Setuju ) e. Skor nilai 5 apabila responden memilih SS ( Sangat Setuju )
Variabel independen ( X ) dalam penelitian ini adalah Terpaan Iklan melalui media Facebook sebagai informasi tentang produk POKE Milk. Indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Sering Tidaknya Responden Melihat Iklan POKE Milk pada Facebook Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingkat melihat iklan pada Facebook terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju dengan Sangat Sering, Setuju dengan Sering, Biasa Saja,Tidak Setuju dengan Jarang, dan Sangat Tidak Setuju dengan Tidak Pernah.
61
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sering Tidaknya Melihat Iklan POKE Milk di Facebook Kategori Jumlah Persentase 4 3,9% Sangat Sering 24 26,7% Sering 26 28,9% Biasa Saja 22 24,7% Jarang 14 15,8% Tidak Pernah JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 8 Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 4 ( 3,9% ) memilih Sangat Sering ( SS ), 24 responden ( 26,7% ) memilih Sering ( S ), 26 responden ( 28,9% ) memilih Biasa Saja ( BS ), dan ada juga yang menjawab Jarang atau Tidak setuju ( TS ) sebanyak 22 responden ( 24,7% ) dan sisanya menjawab Tidak Pernah atau Sangat Tidak Setuju ( STS ) sebanyak 14 responden ( 15,8% ).
2. Sering Tidaknya Responden Mengunjungi Halaman Profil POKE Milk pada Facebook Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingat mengunjungi halaman profil POKE Milk pada Facebook terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju dengan Sangat Sering, Setuju dengan Sering, Biasa Saja, Tidak Setuju dengan Jarang, dan Sangat Tidak Setuju dengan Tidak Pernah.
62
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sering Tidaknya Mengunjungi Halaman Profil POKE Milk Pada Facebook Kategori Jumlah Persentase 13 14,5% Sangat Sering 17 18,8% Sering 21 23,3% Biasa Saja 30 33,4% Jarang 9 10% Tidak Pernah JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 9 Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 13 ( 14,5% ) memilih Sangat Sering ( SS ) dengan pernyataan sering mengunjungi halaman profil POKE Milk pada Facebook. Kemudian 17 responden ( 18,8% ) memilih Sering ( S ), 21 responden ( 23,3% ) menjawab Biasa Saja ( BS ), 30 responden ( 33,4% ) menjawab Jarang atau Tidak Setuju ( TS ), sedangkan 9 responden ( 10% ) memilih Tidak Pernah atau Sangat Tidak Setuju ( STS ).
3. Tertarik Tidaknya Responden Untuk Mengetahui Iklan POKE Milk Pada Facebook Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingat ketertarikan untuk mengetahui berita iklan POKE Milk pada Facebook terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Tertarik, Tertarik, Biasa Saja, Tidak Tertarik, dan Sangat Tidak Tertarik.
63
Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pernyataan Responden Tertarik Tidaknya Untuk Mengetahui Iklan POKE Milk Pada Facebook Kategori Jumlah Persentase 24 26,7% Sangat Tertarik 25 27,8% Tertarik 20 22,3% Biasa Saja 14 15,5% Tidak Tertarik 7 7,7% Sangat Tidak Tertarik JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 10 Dari tabel di atas,diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 24 ( 26,7% ) memilih Sangat Tertarik dengan pernyataan bahwa responden tertarik untuk mengetahui berita iklan POKE Milk pada Facebook. Kemudian 25 responden ( 27,8% ) memilih Tertarik. 20 responden ( 22,3% ) menjawab Biasa Saja ( BS ), dan ada juga yang menjawab Tidak sebanyak 14 responden ( 15,5% ) dan sisanya menjawab Sangat Tidak Tertarik sebanyak 7 responden ( 7,7% ).
4. Menarik Tidaknya Responden Setelah Mengetahui Iklan POKE Milk Pada Facebook Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingkat kemenarikan iklan POKE Milk pada Facebook terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju dengan Sangat Menarik, Setuju dengan Menarik, Biasa Saja, Tidak Setuju dengan Tidak Menarik, dan Sangat Tidak Setuju dengan Sangat Tidak Menarik.
64
Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menarik Tidaknya Iklan POKE Milk Pada Facebook Kategori Jumlah Persentase 17 18,8% Sangat Menarik 18 20% Menarik 34 37,7% Biasa Saja 11 12,3% Tidak Menarik 10 11,2% Sangat Tidak Menarik JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 12 Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 34 ( 37,7% ) memilih Biasa Saja ( BS ) dengan pernyataan bahwa iklan POKE Milk di Facebook dianggap menarik. Kemudian 18 responden ( 20% ) memilih Menarik atau Setuju ( S ), 17 responden ( 18,8% ) menjawab Sangat Menarik atau Sangat Setuju ( SS ), 11 responden ( 12,3% ) memilih Tidak Menarikatau Tidak Setuju ( TS ), dan sisanya 10 responden ( 11,2% ) memilih Sangat Tidak Menarik atau Sangat Tidak Setuju ( STS ).
5. Memahami Tidaknya Responden Terhadap Maksud Isi Berita Iklan POKE Milk Pada Facebook Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingat ketertarikan untuk memahami maksud isi berita iklan POKE Milk pada Facebook terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju dengan Sangat Memahami, Setuju dengan Memahami, Biasa Saja, Tidak Setuju
65
dengan Tidak Memahami, dan Sangat Tidak Setuju dengan Sangat Tidak Memahami. Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pemahamannya Terhadap Isi Iklan POKE Milk Pada Facebook Kategori Jumlah Persentase 3 3,4% Sangat Memahami 23 25,5% Memahami 23 25,5% Biasa Saja 19 21,2% Tidak Memahami 22 24,4% Sangat Tidak Memahami JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 11 Dari tabel di atas, diketahui bahwa responden dengan jumlah 23 ( 25,5% ) memilih Memahami atau Setuju ( S ) dan Biasa Saja ( BS ) terhadap pernyataan bahwa responden memahami maksud dari isi berita iklan POKE Milk pada Facebook. Kemudian 3 responden ( 3,4% ) memilih Sangat Memahami atau Sangat Setuju ( SS ). 19 responden ( 21,2% ) menjawab Tidak Memahami atau Tidak Setuju ( TS ), dan sisanya menjawab Sangat Tidak Memahami atau Sangat Tidak Setuju ( STS ) sebanyak 22 responden ( 24,4% ).
66
Dari 5 pertanyaan tentang terpaan iklan POKE Milk di Facebook, diperoleh sebaran nilai sebagai berikut: 9 7 13 9 14 13 12 11 13 18 15 15 15 10 13 13 5 13 20 25 5 7 15 14 17 15 11 16 16 14 11 16 16 12 13 19 16 5 13 20 25 13 11 16 13 20 14 14 16 12 13 13 6 15 16 14 14 14 16 13 14 15 22 Sumber: Total jumlah nilai kuesioner Terpaan Iklan
14 15 14 13 15 12 14 15 21
14 25 13 13 17 15 17 15 18
9 14 5 16 15 12 7 15 21
Berdasarkan data diatas, diperoleh nilai tertinggi adalah 25 dan
nilai
terendah
adalah
5.
Untuk
mempermudah
pengklasifikasian data yang ada, maka data tersebut akan diklasifikasikan menjadi lima kategori ( sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah ) dengan mencari range ( jarak pengukuran ) dengan rumus: R = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah R = 25 – 5 = 20 Karena kategori yang dikehendaki ada lima, maka interval dihitung dengan rumus: I=R/K
dimana
I = 20 / 5 = 4
R = Range K = Jumlah Kategori
Maka dapat dibuat klasifikasi sebagai berikut: a. Kategori sangat tinggi
= 21 - 25
b. Kategori tinggi
= 17 - 20
c. Kategori sedang
= 13 – 16
67
d. Kategori rendah
= 9 - 12
e. Kategori sangat rendah
=5-8
Dari kategori yang ditentukan diatas, maka setelah melihat perhitungan dari semua jawaban
responden sebanyak
90
responden, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Klasifikasi Interval Mengenai Terpaan Iklan No
Kategori Jawaban
Frekuensi
8 Sangat Tinggi 13 Tinggi 55 Sedang 8 Rendah 6 Sangat Rendah Jumlah 90 Sumber: Kuesioner no. 7, 8, 9 10, 11 (lima item) 1 2 3 4 5
Presentase (%) 7,2% 11,7% 49,5% 7,2% 5,4%
100%
Dari tabel diatas diketahui pengaruh terpaan iklan dari para responden terdapat 8 ( 7,2% ) responden masuk kategori sangat tinggi, 13 ( 11,7% ) responden masuk kategori tinggi, 55 ( 49,5% ) responden masuk kategori sedang, 8 ( 7,2% ) responden masuk kategori rendah, dan 6 ( 5,4% ) responden tergolong kategori sangat rendah. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat terpaan iklan POKE Milk pada Facebook dengan responden tergolong sedang.
68
b) Variabel Dependen ( Y ) – Minat Beli Variabel dependen ( Y ) dalam penelitian ini adalah Minat Beli pada responden setelah mengetahui iklan melalui media. Indikatorindikatornya adalah sebagai berikut : 1. Tertarik Tidaknya Responden Untuk Mengenal Produk POKE Milk Pertanyaan ini mewakili variabel dependen ( Y ). Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingkat ketertarikan untuk mengenal produk POKE Milk terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju dengan Sangat Tertarik, Setuju dengan Tertarik, Biasa Saja, Tidak Setuju dengan Tidak Tertarik, dan Sangat Tidak Setuju dengan Sangat Tidak Tertarik. Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tertarik Tidaknya Responden Untuk Mengenal Produk POKE Milk Kategori Jumlah Persentase 20 22,3% Sangat Tertarik 39 43,3% Tertarik 24 26,6% Biasa Saja 5 5,5% Tidak Tertarik 2 2,3% Sangat Tidak Tertarik JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 13 Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 39 ( 43,3% ) memilih Tertarik atau Setuju ( S ) dengan pernyataan bahwa responden tertarik untuk mengenal produk POKE Milk. Kemudian 24 responden ( 26,6% )
69
memilih Biasa Saja ( BS ). 20 responden ( 22,3% ) menjawab Sangat Tertarik atau Sangat Setuju ( SS ), dan ada juga yang menjawab Tidak Tertarik atau Tidak setuju ( TS ) sebanyak 5 responden ( 5,5% ) dan sisanya menjawab Sangat Tidak Tertarik atau Sangat Tidak Setuju ( STS ) sebanyak 2 responden ( 2.3% ).
2. Minat Tidaknya Responden Untuk Membeli Produk POKE Milk Pertanyaan ini mewakili variabel dependen ( Y ). Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingkat minat tidaknya responden untuk membeli produk POKE Milk terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju dengan Sangat Berminat, Setuju dengan Berminat, Biasa Saja, Tidak Setuju dengan Tidak Berminat, dan Sangat Tidak Setuju dengan Sangat Tidak Berminat. Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berminat Tidaknya Responden Untuk Membeli Produk POKE Milk Kategori Jumlah Persentase 13 14,4% Sangat Berminat 39 43,4% Berminat 31 34,5% Biasa Saja 4 4,4% Tidak Berminat 3 3,3% Sangat Tidak Berminat JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 14 Dari tabel di atas, 39 responden ( 43,3% ) responden yang Berminat atauSetuju ( S ) dengan pernyataan bahwa responden
70
berminat membeli produk POKE Milk, dan yang Sangat Berminat atau Sangat Setuju ( SS ) berjumlah 13 responden ( 14,4% ), sisanya menjawab Biasa Saja ( BS ) sebanyak 31 responden ( 34,5% ), Tidak Berminat atau Tidak Setuju ( TS ) sebanyak 4 responden ( 4,4% ), dan Sangat Tidak Berminat atau Sangat Tidak Setuju ( STS ) berjumlah 3 responden ( 3,3% ).
c) Variabel Kontrol ( Z ) Terdapat Variabel Kontrol ( Z ) diantara Variabel Independen ( X ) dengan Variabel Dependen ( Y ). Variabel Kontrol ( Z ) dapat mempengaruhi minat beli responden. Dalam penelitian ini variabel kontrol yang dimaksud adalah kualitas produk dan harga produk. Indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Setuju Tidaknya Responden Bahwa Produk POKE Milk Lebih Enak Daripada Produk Lainnya Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingkat setuju tidaknya responden untuk membeli produk POKE Milk terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju, Setuju, Biasa Saja, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
71
Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Enak Tidaknya Produk POKE Milk Dibandingkan Produk Yang Lain Kategori Jumlah 19 Sangat Setuju 32 Setuju 30 Biasa Saja 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju JUMLAH 90 Sumber : data primer, kuesioner no. 15
Persentase 21,1% 35,6% 33,4% 4,4% 5,5% 100%
Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 32 ( 35,6% ) memilih Setuju ( S ) pernyataan bahwa produk POKE Milk lebih enak daripada produk lainnya. Kemudian 30 responden ( 33,4% ) memilih Biasa Saja ( BS ). 19 responden ( 21,1% ) menjawab Sangat Setuju ( SS ), dan ada juga yang menjawab Tidak Setuju ( TS ) sebanyak 4 responden ( 4,4% ) dan sisanya menjawab Sangat Tidak Setuju ( STS ) sebanyak 5 responden ( 5,5% ).
2. Setuju Tidaknya Responden Bahwa Harga Produk POKE Milk Termasuk Terjangkau Berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Tingkat setuju tidaknya responden untuk membeli produk POKE Milk terdiri dari lima kategori yang sejenis dengan indikator awal yang dijabarkan dalam kuesioner. Yakni Sangat Setuju, Setuju, Biasa Saja, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
72
Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Terjangkau Tidaknya Harga Produk POKE Milk di Kalangan Pelajar Kategori Jumlah Persentase 21 23,4% Sangat Setuju 35 38,9% Setuju 24 26,6% Biasa Saja 2 2,2% Tidak Setuju 8 8,9% Sangat Tidak Setuju JUMLAH 90 100% Sumber : data primer, kuesioner no. 16 Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 35 ( 38,9% ) memilih Setuju ( S ) pernyataan bahwa harga POKE Milk termasuk terjangkau dikalangan pelajar. Kemudian 24 responden ( 26,6% ) memilih Biasa Saja ( BS ). 21 responden ( 23,4% ) menjawab Sangat Setuju ( SS ), dan yang menjawab Tidak setuju ( TS ) sebanyak 2 responden ( 2,2% ). Sisanya yang menjawab Sangat Tidak Setuju ( STS ) sebanyak 8 responden ( 8,9% ).
Dari 4 pernyataan tentang minat beli dan variabel yang mempengaruhi minat beli responden, diperoleh sebaran nilai sebagai berikut: 8 10 12 12 19 20 4 12 6 9 12 4 19 11 20 12 12 14 12 6 18 14 14 7 8 12 4 19 17 11 12 14 10 12 12 16 16 15 14 12 6 12 16 18 14 12 17 12 10 8 20 18 12 17 13 13 10 12 4 16 13 16 14 13 8 20 10 19 15 13 16 15 Sumber: Total jumlah nilai kuesioner Minat Beli dan Variabel Kontrol
12 12 13 13 12 16 12 13 12
13 16 12 16 14 12 14 14 14
73
Berdasarkan data diatas, diperoleh nilai tertinggi adalah 25 dan
nilai
terendah
adalah
5.
Untuk
mempermudah
pengklasifikasian data yang ada, maka data tersebut akan diklasifikasikan menjadi lima kategori ( sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah ) dengan mencari range ( jarak pengukuran ) dengan rumus: R = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah R = 20 – 4= 16 Kategori yang dikehendaki ada lima, maka interval dihitung dengan rumus: I=R/K
dimana
I = 16 / 5 = 3,2 (4)
R = Range K = Jumlah Kategori
Maka dapat dibuat klasifikasi sebagai berikut: a. Kategori sangat tinggi
= 20 - 23
b. Kategori tinggi
= 16 - 19
c. Kategori sedang
= 12 – 15
d. Kategori rendah
= 8 - 11
e. Kategori sangat rendah
=4-7
Dari kategori yang ditentukan diatas, maka setelah melihat perhitungan dari semua jawaban responden, diperoleh sebagai berikut:
responden sebanyak
90
74
Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Klasifikasi Interval Mengenai Minat Beli No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban
Frekuensi
Presentase (%) 7,2% 10,8% 42,3%
8 Sangat Tinggi 12 Tinggi 47 Sedang 19 17,1% Rendah 4 3,6% Sangat Rendah Jumlah 90 100% Sumber: Kuesioner no. 12, 13, 14, 15 (empat item)
Dari tabel diatas diketahui minat beli dari para responden terdapat, 8 ( 7,2% ) responden masuk kategori sangat tinggi, 12 ( 10,8% ) responden masuk kategori tinggi, 47 ( 42,3% ) responden masuk kategori sedang, 19 ( 17,1% ) responden masuk kategori rendah, dan 4 ( 3,6% ) responden masuk kategori sangat rendah. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat minat beli responden terhadap POKE Milk tergolong sedang.
C. Analisis Data Analisis data yang dilakukan setelah terkumpulnya data berupa kuesioner dari seluruh responden. Kegiatan dalam analisis data antara lain mentabulasi
data
lalu
mengelompokkan
berdasarkan
variabelnya,
menyajikan data dari masing-masing variabel, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan serta untuk menjawab rumusan masalah.
75
Dalam penelitian kuantitatif, terdapat bermacam-macam teknik statistik yang dapat digunakan khususnya untuk pengujian hipotesis. Teknik analisis data ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Sementara hipotesis yang diajukan tergolong hipotesis asosiatif, yaitu dugaan terhadap ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada
hubungan
yang
signifikan
antara
terpaan
iklan,
pemahaman dan tingkat ketertarikan POKE Milk di Facebook dengan minat beli di kalangan pelajar SMP Negeri 2 Klaten. 2. Ada
hubungan
yang
signifikan
antara
terpaan
iklan,
pemahaman dan tingkat ketertarikan POKE Milk di Facebook dengan minat beli yang dipengaruhi dengan kualitas dan harga produk di kalangan pelajar SMP Negeri 2 Klaten.
Adapun ketentuan dari analisa korelasi SPSS sebagai berikut: -
Jika Correlation positif (+) berarti searah, jika negatif (-) berarti berkebalikan arah.
Koefisien korelasi berpedoman pada Sugiyono1:
1
1. 0,00 – 0,199
= Sangat Rendah
2. 0,20 – 0,399
= Rendah
3. 0,40 – 0,599
= Sedang
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Dan R&D. (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), hal.
231
76
4. 0,60 – 0,799
= Kuat
5. 0,80 – 1,000
= Sangat Kuat
Uji signifikasi menggunakan SPSS dengan syarat: -
Jika sig, (2-tailed) ≤ 0,05 maka hipotesis diterima
-
Jika sig, (2-tailed) ≥ 0.05 maka hipotesis ditolak
Maka, analisis hipotesis, sebagai berikut: 1. Hubungan antara terpaan iklan, pemahaman dan tingkat ketertarikan POKE Milk di Facebook dengan minat beli di kalangan pelajar SMP Negeri 2 Klaten.
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan SPSS maka dapat dilihat pada hasil berikut: Correlations X
Y
Pearson Correlation X
1
Sig. (2-tailed)
Y
Sig. (2-tailed)
**
.000
N Pearson Correlation
.445
90
90
**
1
.445
.000
N
90
90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson Product Moment antara variabel X POKE Milk di Facebook dengan variabel Y diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,445 dengan signifikansi 0,000.
77
Dari output di dapat signifikansi sebesar 0,000≤ 0,05 (lebih kecil) maka hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan, tingkat pemahaman dan tingkat ketertarikan iklan POKE Milk di Facebook dengan minat beli di kalangan pelajar SMP Negeri 2 Klaten.
Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan dan arah hubungan kedua variabel ( X dan Y ). Angka koefisien korelasi sebesar 0,445 menunjukkan bahwa derajat hubungan antara terpaan iklan POKE Milk pada Facebook dengan minat beli di kalangan SMP Negeri 2 Klaten termasuk positif sedang.
Hubungan yang sedang antara terpaan iklan POKE Milk pada Facebook dan minat beli di kalangan SMP Negeri 2 Klaten disebabkan karena seiring berkembangnya teknologi, media sosial juga semakin berkembang sehingga peminat atau pengguna Facebook berkurang dan beralih ke media sosial baru seperti Instagram, Twitter dan Path yang dimana segala informasi ( termasuk iklan ) dapat diakses lebih cepat dari Facebook.
78
2. Hubungan antara terpaan iklan, pemahaman dan tingkat ketertarikan POKE Milk di Facebook dengan minat beli yang dipengaruhi dengan kualitas dan harga produk di kalangan pelajar SMP Negeri 2 Klaten.
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan SPSS maka dapat dilihat pada hasil berikut: Correlations X X
Pearson Correlation
Y 1
Sig. (2-tailed) N Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Z
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Z
.421
**
.309
**
.000
.003
90
90
90
**
1
.421
.000
.730
**
.000
90
90
90
**
**
1
.309
.730
.003
.000
90
90
90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson Product Moment antara variabel X POKE Milk di Facebook dengan variabel Y diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,421 dengan signifikansi 0,003. Kemudian perhitungan antara variable Z terhadap variabel Y diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,730 dengan signifikansi 0,000.
Dari output di dapat signifikansi sebesar 0,003≤ 0,05 (lebih kecil) maka hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
79
yang signifikan antara terpaan iklan, pemahaman dan tingkat ketertarikan POKE Milk di Facebook dengan minat beli yang dipengaruhi dengan kualitas dan harga produk di kalangan pelajar SMP Negeri 2 Klaten.
Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan dan arah hubungan ketiga variabel ( X, Y, dan Z ). Menurut pedoman yang dikemukakan oleh Sugiyono2 angka koefisien korelasi sebesar 0,421 menunjukkan bahwa derajat hubungan antara terpaan iklan POKE Milk pada Facebook dengan minat beli di kalangan SMP Negeri 2 Klaten termasuk positif sedang. Tanda korelasi positif menunjukkan bahwa arah hubungan berbanding lurus, artinya semakin tinggi terkena terpaan iklan semakin tinggi pula minat belinya. Sedangkan pengaruh variabel Z dengan Y menunjukkan angka koefisien 0,730 menunjukkan bahwa variabel Z ( kualitas dan harga produk ) memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel Y ( minat beli ).
Ibid.
2