BAB III PENGUKURAN DAN ANALISIS
3.1
Pengukuran Ventilasi Tambang
Pengukuran yang telah dilakukan untuk penelitian sistem ventilasi Tambang Ciurug UBPE Pongkor adalah berupa : •
Pengukuran debit udara pada daerah intake dan exhaust,
•
Pengukuran debit pada jalur udara di setiap daerah yang mewakili,
•
Pengukuran temperatur dan kelembapan udara,
Alat yang dipakai dalam pengukuran ventiasi tambang adalah manometer jenis Zephyr (Gambar 2.9) alat ini mampu digunakan untuk mengukur bermacammacam parameter udara, termasuk parameter perbedaan tekanan, kecepatan udara, temperatur dan kelembapan udara secara bersamaan.
Tabel 3.1 Hasil pengukuran kuantitas udara Tambang Ciurug Lokasi Level 500 Tambang Ciurug Intake MHL Kantin Kompresor Acc drift II RU Connect xc 9 sel CURB 1 RU Central Stlh xc 1 a RU Selata sblm xc 5 RU sel sblm RC 2 XR-C 4 Access loop 1 CURB level 500 Cap Office
average V (m/s)
Airflow (m3/s)
3.23 2.11 1.07 0.75 0.27 1.14 0.27 0.78 1.38 2.63 1.31 1.54 1.06
35.2 24.4 14.6 12 6 18.2 5.9 13.3 22 48.3 21 15.2 9.8
III-1
Temperature (0C) td tw 24 24 24.75 25.5 24.0 28 26 28.5 23 24.25 27 25
23.5 23.5 24.5 23.5 23 27.5 25 26.5 22.5 23 26 24.5
RH (%)
97.92 97.92 98.00 92.8 94.4 90.21 92.2 93.1 93.83 92.26 92.3 94.3
Lokasi
average V (m/s)
Airflow (m3/s)
13.21 2.70 3.38 0.7 1.34 0.63 1.69 1.43
130.8 32 541 17.6 22.5 10 23.6 16
Level 600 Tambang Ciurug Intake 600 XC-RC 5 DFW Acc Vein Timur RU Selatan RU paralel sblm xc RC 8 DFW Central
3.2.
Temperature (0C) td tw 22 22 26 23.9 23.5 MHL 500 23 23.4 23
21.5 21.5 24 21.35 23 22.5 21 21
RH (%)
92.59 93.73 90.31 91.65 93.87 91.65 88 90.64
Kebutuhan Minimum Udara Segar
Aliran udara segar yang cukup di tempat tempat kerja di dalam tambang akan menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan aman, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan menurunkan tingkat kecelakaan tambang. Udara di dalam tambang harus memenuhi udara minimum di setiap jalur tempat kerja yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya peralatan yang digunakan dalam operasi penambangan, jumlah tenaga kerja dan ruangan-ruangan di dalam tambang. Kebutuhan minimum udara di dalam tambang dapat dilihat didalam Tabel 3.2 dan Tabel 3.3. Tabel 3.2 Kebutuhan udara minimum di dalam ruangan Tambang Ciurug RUANG Gudang Bengkel Kantin Total
Luas (m2) 131.67 30.85 129.9
III-2
Vmin (m/s) 0.25 0.25 0.25
Debit (m3/s) 32.92 7.71 32.48 73.11
Tabel 3.3 Perkiraan kebutuhan udara bersih level 500 dan 600 Tambang Ciurug Level 500 No
1
2
Deskripsi
Peralatan* - LHD - Wheel Loader** - Jumbo Drill Pekerja*)**) Total Suplai yang tersedia Kecukupan
No
1
2
Deskripsi
Peralatan - LHD - Wheel Loader* - Jumbo Drill - Dozer Pekerja*)**) Total Suplai yang tersedia Kecukupan
Blok central dan utara (IA, IB,II,III,IV, I North) Unit Q (m3/s) 1x136kW
9.52
1x56kW 1x44kW 40 orang
3.92 3.08 1.2 17.72 25.5 7.78
Blok Utara & Central (II-IV C, I-III Utara) Unit Q (m3/s) 1x112kW 1x136kW 1x56kW 1x44kW 30 orang
Blok Selatan (II, III,IV) (IA, IB) Unit Q (m3/s) 1x136kW 2x112
9.52 15.68
1x44kW 30 orang
3.08 0.9 29.18 31.5 2.32
Level 600 Blok Selatan&Central Blok IC, IIIS Unit Q (m3/s)
7.84 9.52 3.92 3.08
1x136kW
9.52
1x44kW
3.08
0.9 25.26 27.7 2.44
25 orang
0.75 13.35 25.00 11.65
Vein Timur Blok IV, V, VI Unit Q (m3/s)
1x56kW
3.92
10 orang
0.3 4.22 17.60 13.38
Mesin Diesel 0.07m3/s/kW, Manusia 0.03m3/s/orang (Keputusan Menteri Pertambangan no. 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 369(3)) **) Data Jumlah, Type, dan Posisi tidak fixed pada suatu lokasi (berpindahpindah), sehingga digunakan asumsi. *)
3.3
Pengaruh Bilangan Reynolds
Untuk menentukan aliran udara didalam Tambang Ciurug Pongkor apakah aliran tersebut laminer ataupun turbulen dengan menggunakan bilangan Reynolds seperti dalam persamaan 2.4 Re =
ρvd µ III-3
Sedangkan untuk mencari kekasaran relatif didefinisikan sebagai nilai e/d (Gambar 2.2), dimana e adalah tebal bidang kasar (m) dan d adalah diameter dari pipa (m). Untuk pengukuran tebal dinding pada Tambang Ciurug dapat dilihat ada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Contoh pengukuran tebal dinding (e) permukaan Tambang Ciurug Dari hasil pengukuran untuk dinding yang agak halus didapat nilai e berkisar antara 1-5 cm sedangkan untuk dinding yang kasar didapat nilai e berkisar antara 5-20 cm. Untuk daerah penyanggaan berkisar antara 10-15 cm. Dari kekasaran relatif dapat dicari nilai dari koefisien friksi dengan menggunakan Persamaan 2.12 ⎡ ⎛ e / d ⎞⎤ f = ⎢4 log10 ⎜ ⎟⎥ ⎝ 3 .7 ⎠ ⎦ ⎣
−2
Dari nilai bilangan Reynolds pada tabel 3.4 mempunyai nilai Re > 4000 sehingga disimpulkan bahwa aliran didalam tambang adalah aliran turbulen. III-4
Untuk menentukan resistansi pada jalur tersebut digunakan persamaan 2.14
Rturbulen = f
Lper 2 A3
Tabel 3.4 Nilai Re dan resistansi pada Tambang Ciurug Pongkor No Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Lokasi
e/d
Mhl 500 Kantin kompresor acc drift II R U C sblm XC-1C stlh xc 1 a Ramp Up Central ru connect stlh xc ru 8s (dr r connect) XC 3s (RU Sel sblm XC-5) ACC loop I cap office sblm xc rc II xc rc iv sblm xc 5 stlh xc 5 sbllm xc 8(dr ru central) ke rc III acc drift I XC CURB1 (500) portal 600 xc rc V xc 3 a DFW sel Access Vent Timtim Ramp Up Selatan xc 9 sel (CURB) ru paralel xc ru 3 p Sblm xc-7 (dr portal600) stlh xc-7 (dr portal600) xc-7 fw sblm xc rc 8 dfw central r u p c 600 arah rc 1 rc 7
0.0303 0.0286 0.0270 0.0250 0.0217 0.0213 0.0200 0.0250 0.0222 0.0250 0.0303 0.0250 0.0217 0.0333 0.0250 0.0250 0.0286 0.0270 0.0263 0.0333 0.0200 0.0222 0.0250 0.0200 0.0250 0.0250 0.0250 0.0250 0.0250 0.0250 0.0250 0.0286 0.0313 0.0250 0.0286 0.0400
* Lokasi dari pengukuran dilihat dalam Gambar 3.3 III-5
f 0.052923 0.05052 0.048397 0.045637 0.041247 0.040628 0.038923 0.045637 0.041894 0.045637 0.052923 0.045637 0.041247 0.057198 0.045637 0.045637 0.05052 0.048397 0.047425 0.057198 0.038923 0.041894 0.045637 0.038923 0.045637 0.045637 0.045637 0.045637 0.045637 0.045637 0.045637 0.05052 0.05425 0.045637 0.05052 0.066957
Rt (Ns2/m8) 0.017851 0.006689 0.006002 0.003476 0.005283 0.002916 0.003538 0.008289 0.005146 0.01034 0.030283 0.007576 0.002961 0.034471 0.007734 0.008824 0.002693 0.002931 0.004406 0.013741 0.002834 0.002565 0.008913 0.000473 0.007498 0.00098 0.000446 0.00722 0.004278 0.006418 0.004622 0.006076 0.018886 0.005794 0.002485 0.207746
Re 715083.8 495683.1 264532.7 201117.3 80790.72 85984.94 89385.47 65363.13 234636.9 351955.3 234636.9 368715.1 809497.2 199022.3 245171.6 182681.6 65123.7 177563 391920.9 2657186 893854.7 1277095 906703.9 235977.7 359138.1 305027.9 167597.8 167597.8 656983.2 464245.8 89385.47 395530.7 306464.5 226257 269832.4 208642.1
3.4
Model Jaringan
3.4.1
Asumsi Dalam Permodelan
Dalam membuat model jaringan ventilasi tambang menggunakan beberapa asumsi diantaranya : •
Model jaringan hanya memodelkan jalur utama pada sistem ventilasi Tambang Ciurug UBPE Pongkor,
•
Aliran Udara dipengaruhi oleh adanya friction dan shock loss,
•
Nilai dari friction dan shock loss ditentukan dengan mengansumsikan dari literatur (McElroy, 1935),
•
Blower fan dan flexible duct yang berada pada jalur udara maupun pada stope maupun development tidak dimodelkan,
•
Main fan disesuaikan dengan spesifikasi dari manukfakturnya,
•
Untuk Main fan digunakan tekanan statik tanpa meperhitungkan tekanan velositi karena udara langsung terlepas ke atmosfer tanpa penggunaan evase.
3.4.2
Pembuatan Model Jaringan
Pembuatan model jaringan ventilasi dengan perangkat lunak Kazemaru (Inoue Masahoro) dengan titik-titik nodes sebanyak 236 buah dimana antara titik-titik tersebut saling berhubungan membentuk 281 buah jalur udara.
Adapun
karakteristik dari masing-masing jalur udara direpresentasikan sebagai resistance (dalam satuan murgue). Adapun resistance tersebut ditentukan dengan menggunakan rumus Atkinson (Persamaan 2.21). Parameter friction coefficient ditentukan dengan sesuai dengan bentuk lining dan kekasaran jalur udara. Parameter Shock Loss akibat bend, contraction dan sebagainya, dikonversikan sebagai panjang ekivalen (equivalent length) diasumsikan sebagai panjang semu jalur udara (Hartman, 1997).
III-6
Gambar 3.2 Hasil pemodelan ventilasi Tambang Ciurug menggunakan program Kazemaru Dari Gambar 3.2 Intake Tambang Ciurug Pongkor adalah MHL 500, Portal 600, dan RC 9 sedangkan exhaust pada RC 4, CURB 1 dan L 700. Dengan hanya menggunakan main fan pada model jaringan ventilasi Tambang Ciurug Pongkor.
3.4.3
Perbandingan Hasil Pengukuran Dengan Model
Nilai yang dibandingkan antara hasil dengan model adalah untuk mengetahui apakah model yang digunakan cukup representatif sehingga akan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya. Nilai yang dibandingkan berupa : •
Perbandingan debit udara
•
Perbandingan resistansi
•
Perbandingan tekanan udara
•
Perbandingan model 1 dengan model 2
III-7
Gambar 3.3 Skema lokasi pengukuran III-8
3.4.3.1 Perbandingan Debit Udara Untuk membandingkan debit udara dari pengukuran dengan model yaitu debit pengukuran didapat dengan menggunakan rumus Q = VA sedangkan debit model merupakan output dari program Kazemaru. Tabel 3.5 Perbandingan debit udara hasil pengukuran dengan model No Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Airflow (m3/s) Lokasi Mhl 500 Kantin kompresor acc drift II R U C sblm XC-1C stlh xc 1 a Ramp Up Central ru connect stlh xc ru 8s (dr r connect) XC 3s (RU Sel sblm XC-5) ACC loop I cap office sblm xc rc II xc rc iv sblm xc 5 stlh xc 5 sbllm xc 8(dr ru central) ke rc III acc drift I XC CURB1 (500) portal 600 xc rc V xc 3 a DFW sel Access Vent Timtim Ramp Up Selatan xc 9 sel (CURB) ru paralel xc ru 3 p Sblm xc-7 (dr portal600) stlh xc-7 (dr portal600) xc-7 fw sblm xc rc 8 dfw central r u p c 600 arah rc 1 rc 7
III-9
Pengukuran 35.2 24.4 14.6 12 4.7 5.9 6 3.9 13.3 21 9.8 22 48.3 9.5 12.8 10.9 3.4 9.8 15.2 130.8 32 76.2 54.1 17.6 22.5 18.2 10 10 39.2 27.7 4 23.6 16 13.5 16.1 6.1
Model 32.9 23.3 13 10.5 3.8 6.5 21.7 11.2 20 24.4 9.5 28.4 52.4 11.2 14.3 12.6 11.1 10.3 4.6 126.2 41.2 77.7 43.2 18.6 10.6 10.9 14.4 14.4 36.9 30.7 0.8 31.5 0.9 17.8 29.6 7.7
Error (%) 6.5 4.5 11.0 12.5 19.1 -10.2 -261.7 -187.2 -50.4 -16.2 3.1 -29.1 -8.5 -17.9 -11.7 -15.6 -226.5 -5.1 69.7 3.5 -28.8 -2.0 20.1 -5.7 52.9 40.1 -44.0 -44.0 5.9 -10.8 80.0 -33.5 94.4 -31.9 -83.9 -26.2
3.4.3.2 Perbandingan Tekanan Udara Perbandingan tekanan udara dari pengukuran yaitu didapat dari hasil pengamatan dilapangan sedangkan pada model didapat dari hasil output program Kazemaru.. Tabel 3.6 Perbandingan tekanan udara hasil pengukuran dengan model No Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Lokasi Mhl 500 Kantin kompresor dr acc drift II R U C sblm XC-1C ru connect stlh xc ru 8s (dr r connect) XC 3s (RU Sel sblm XC-5) cap office xc rc iv ACC loop I sblm xc rc II acc drift I XC CURB1 (500) stlh xc 1 a Ramp Up Ctrl sblm xc 5 stlh xc 5 sbllm xc 8(dr ru central) ke rc III portal 600 xc rc V xc 9 sel (CURB) xc 3 a Access Vent Timtim Ramp Up Selatan ru paralel xc ru 3 p DFW sel Sblm xc-7 (dr portal600) stlh xc-7 (dr portal600) xc-7 fw sblm xc rc 8 dfw central r u p c 600 arah rc 1 rc 7
III-10
P Pengukuran (Pa)
P model (Pa)
Error (%)
365.2 6.4 1.5 0.8 0.1 1.4 0.1 0.2 1.1 14.8 4.6 3.2 0.3 0.6 0.1 1.6 1.1 0.7 0.2 81.58 142 2 15.4 0.1 4.9 0.1 0.3 7.2 3.5 2.6 0.2 2 2.5 0.6 1.3 56.8
376.2 3.6 1 0.4 0.1 1.9 0.9 2.4 2 8.6 5.9 5.4 0.3 0.98 0.12 3.03 1.41 1.24 0.64 154.69 5.22 0.11 15.14 0.18 0.89 0.11 1.26 15.31 7.24 5.67 3.98 0.01 0.01 2.23 2.02 1.11
-0.03 0.44 0.33 0.50 0.00 -0.36 -8.00 -11.00 -0.82 0.42 -0.28 -0.69 0.00 -0.63 -0.20 -0.89 -0.28 -0.77 -2.20 -0.90 0.96 0.95 0.02 -0.80 0.82 -0.10 -3.20 -1.13 -1.07 -1.18 -18.90 1.00 1.00 -2.72 -0.55 98.05
3.4.3.3 Perbandingan Resistansi Perbandingan resistansi dari pengukuran menggunakan persamaan R = P/Q2 sedangkan pada model menggunakan persamaan 2.21. Tabel 3.7 Perbandingan resistansi hasil pengukuran dengan model No Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Lokasi Mhl 500 Kantin kompresor acc drift II R U C sblm XC-1C stlh xc 1 a Ramp Up Central ru connect stlh xc ru 8s (dr r connect) XC 3s (RU Sel sblm XC-5) ACC loop I cap office sblm xc rc II xc rc iv sblm xc 5 stlh xc 5 sbllm xc 8(dr ru central) ke rc III acc drift I XC CURB1 (500) portal 600 xc rc V xc 3 a DFW sel Access Vent Timtim Ramp Up Selatan xc 9 sel (CURB) ru paralel xc ru 3 p Sblm xc-7 (dr portal600) stlh xc-7 (dr portal600) xc-7 fw sblm xc rc 8 dfw central r u p c 600 arah rc 1 rc 7
III-11
R Pengukuran (Ns2/m8) 0.29474 0.01075 0.00704 0.00556 0.00453 0.00287 0.03889 0.00657 0.00113 0.01043 0.01145 0.00661 0.00634 0.01773 0.00671 0.00589 0.0173 0.00312 0.02597 0.00477 0.13867 0.00265 0.00246 0.00032 0.00968 0.00604 0.001 0.003 0.00228 0.00339 0.0125 0.00359 0.00977 0.00329 0.00502 1.52647
R Model (Ns2/m8) 0.32561 0.00622 0.00539 0.00319 0.00477 0.00269 0.0037 0.00681 0.00556 0.00928 0.02044 0.0063 0.00292 0.02262 0.00639 0.00725 0.0048 0.00264 0.00394 0.00961 0.00286 0.00233 0.00761 0.00047 0.00738 0.00087 0.00051 0.00564 0.00493 0.00558 0.00371 0.0071 0.01375 0.00647 0.00213 0.1411
Error (%) -10.5 42.1 23.4 42.6 -5.3 6.3 90.5 -3.7 -392.0 11.0 -78.5 4.7 53.9 -27.6 4.8 -23.1 72.3 15.4 84.8 -101.5 97.9 12.1 -209.3 -46.9 23.8 85.6 49.0 -88.0 -116.2 -64.6 70.3 -97.8 -40.7 -96.7 57.6 90.76
3.4.3.4 Perbandingan Debit Model 1 Dengan model 2 Perbandingan nilai debit udara antara model 1 dengan menggunakan rumus nilai resistansi pada persamaan 2.21
R = k ( L + Leq )
per A3
Dengan model 2 yang menggunakan persamaan 2.20 R=
P Q2 Tabel 3.8 Perbandingan nilai debit model 1 dan model 2 No Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Airflow (m3/s) Model 1 Model 2
Lokasi Mhl 500 Kantin kompresor acc drift II R U C sblm XC-1C stlh xc 1 a Ramp Up Central ru connect stlh xc ru 8s (dr r connect) XC 3s (RU Sel sblm XC-5) ACC loop I cap office sblm xc rc II xc rc iv sblm xc 5 stlh xc 5 sbllm xc 8(dr ru central) ke rc III acc drift I XC CURB1 (500) portal 600 xc rc V xc 3 a DFW sel Access Vent Timtim Ramp Up Selatan xc 9 sel (CURB)
III-12
32.9 23.3 13 10.5 3.8 6.5 21.7 11.2 20 24.4 9.5 28.4 52.4 11.2 14.3 12.6 11.1 10.3 4.6 126.2 41.2 77.7 43.2 18.6 10.6 10.9
33.7 21.9 25.1 20.1 4.1 4.1 13.2 12.8 14.9 21.1 11.8 25.1 50.8 16 20.5 15.6 14.6 3.4 1.8 125.4 27.6 97.8 72.8 18.5 29.1 11.2
Error (%) 2.4 -6.4 48.2 47.8 7.3 -58.5 -64.4 12.5 -34.2 -15.6 19.5 -13.1 -3.1 30.0 30.2 19.2 24.0 -202.9 -155.6 -0.6 -49.3 20.6 40.7 -0.5 63.6 2.7
No Pengukuran 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Airflow (m3/s) Model 1 Model 2
Lokasi ru paralel xc ru 3 p Sblm xc-7 (dr portal600) stlh xc-7 (dr portal600) xc-7 fw sblm xc rc 8 dfw central r u p c 600 arah rc 1 rc 7
III-13
14.4 14.4 36.9 30.7 0.8 31.5 0.9 17.8 29.6 7.7
7.3 7.3 55 47.9 2.1 37 2.1 23.8 30.6 7.3
Error (%) -97.3 -97.3 32.9 35.9 61.9 14.9 57.1 25.2 3.3 5.2
3.4.3.5 Nilai Friction Dari Hasil Pengukuran Perbandingan nilai Friction factor dari pengukuran dengan menggunakan persamaan 2.21 dengan literatur (Mc Elroy, 1935). Tabel 3.9 Nilai friction hasil dari pengukuran node Dari ke 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 22 23 23 2 25 26 26 27 27 28 18 30 38 16 22 24 24 25 20 24 3 21 21 39 57 58 58 59 62 10 4 68 7 75 10 93 93 94
Lokasi
k (Kg/m3) Pengukuran
Mhl 500 Kantin kompresor ke RM1 ke acc drift II acc drift II R U C sblm XC-1C stlh xc-1c ke rup connect ru connect stlh ru connect sblm xc ru 8s stlh xc ru 8s (dr r connect) sblm xc ru 6s stlh xc ru 6s 3 an S RU XC 3s (RU Sel sblm XC-5) stlh xc 2 s cap office stlh cap office XC RC II Loading Point Sel setelah XC RC II xc rc iv ACC loop I di xc ru 6s sblm cap office sblm xc rc II p 4 an deka xc rc II acc drift I acc drift I XC CURB1 (500) ke curb 515 stlh xc 1 a Ramp Up Central p 4 an stlh kompresor p 4 an stlh acc drift II stlh p3an ru paralel 15 m stlh p3an ru paralel
0.43693 0.04060 0.02837 0.01827 0.02146 0.03647 0.01767 0.27205 0.11263 0.21389 0.02844 0.09901 0.01810 0.00930 0.01020 0.11696 0.00460 0.00636 0.01001 0.01571 0.02685 0.01664 0.04419 0.02302 0.01160 0.01424 0.01991 0.02325 0.02579 0.02954 0.13976 0.44598 0.02001 0.04051 0.23252 0.09455 0.06078
III-14
node Dari Ke 95 96 96 97 97 98 98 99 99 100 100 101 101 102 102 103 103 104 105 106 106 107 107 108 107 127 127 128 128 129 129 130 141 143 143 144 147 148 128 149 149 150 150 151 151 152 154 155 155 156 157 158 160 161 161 162 162 163 166 167 151 169 170 171 171 172 172 173 172 174 174 175 178 179 214 215 215 216 224 229 234 181 174 248 254 63
Lokasi sblm xc 5 stlh xc 5 sbllm xc 8(dr ru central) stlh xc 8 p3an stlh xc 8 sblm xc 9 xc 9 stlh xc 9 ke rc III portal 600 30 m stlh portal xc rc V stlh xc rc V sblm RM 3 xc RM 3 RM 3 xc 9 sel (CURB) stlh xc 9 sel XC CURB1 (XC9) xc 3 fw xc 3 a xc 3 c xc 4 fw sbl intake 9 Access Vent Timtim Ramp Up Selatan ru paralel sblm xc 1 p xc 1 p xc ru 3 p DFW Sblm xc-7 (dr portal600) stlh xc-7 (dr portal600) xc-7 fw sblm xc rc 8 stlh xc rc 8 dfw central sblm xc 1 u xc 1 u arah rc 1 xc rc 1 central ke rc 8 rc 7
III-15
k (Kg/m3) Pengukuran 0.01471 0.01981 0.01524 0.07182 0.61438 0.22145 0.02803 0.13841 0.16226 0.00992 0.02013 0.95240 0.02355 0.01038 0.13134 0.52974 0.14052 0.02357 0.06195 0.01508 0.02166 0.01455 0.02645 0.05161 0.01327 0.02946 0.05120 0.02226 0.00898 0.04158 0.01565 0.01215 0.01205 0.06171 0.01493 0.03815 0.01403 0.03514 0.14243 0.05097 0.03880 0.22211 0.13997