BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang yang menjadi fokus penulis adalah perhitungan pajak terhadap tabungan nasabah di Bank BRI Unit Koba. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek adalah mempelajari bagaimana cara perhitungan pajak yang dibebankan kepada nasabah, mengetahui ketetapan berapa persen pajak yang dibebankan kepada tabungan nasabah, dan menginput data pajak yang dibebankan terhadap nasabah secara on-line melalui website BRI agar data tersebut dapat diketahui oleh kantor pusat, seluruh kantor cabang dan unit BRI bila diperlukan.
3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek Adapun teknik yang dilakukan penulis yaitu: 1.
Mempelajari dan memahami ketentuan berapa persen pajak yang dibebankan kepada nasabah berdasarkan jenis tabungan.
2. Kemudian menghitung berapa persen pajak yang dibebankan kepada nasabah berdasarkan jenis tabungan. 3. Setelah data pajak dihitung, kemudian data-data tersebut diinput langsung ke komputer secara on-line ke website BRI.
16
17
Selain itu, kegiatan penulis selama kerja praktek adalah menginput data-data nasbah untuk direvisi kembali dan penulis juga ikut melayani nasabah. Seperti membantu nasabah yang kurang tahu bagaimana cara menabung, memberitahu bagaimana cara mentransfer uang, memberitahu bagaimana cara membuka rekening baru atau menjadi nasabah baru dan mengecek saldo tabungan bila diminta nasabah. Dalam hal ini penulis tetap dibimbing dan diarahkan agar tidak terjadi kesalahan yang akan menimbulkan koreksi.
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Ketetapan Persenan Bunga dan Pajak Tabungan yang Dibebankan Kepada Nasabah Bank BRI Bunga tabungan dapat diartikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga tabungan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Besarnya suku bunga tabungan, seperti halnya simpanan lainnya ditetapkan setiap periode tertentu yang disesuaikan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan dana bank yang bersangkutan. Sedangkan perhitungan bunga tabungan ditetapkan oleh masing-masing bank, namun demikain hampir semua bank telah menetapkan perhitungan bunga tabungan berdasarkan saldo harian. Menurut SE.022/KE/IX/2009 Perihal Penetapan Tingkat Bunga yang Wajar Untuk Simpanan di Bank Umum. Berdasarkan pasal 38 peraturan LPS 1/PLPS/2006 sebagaimana telah diubah dengan peraturan lembaga penjamin simpanan 1/PLPS/2007 tentang program penjaminan, LPS menetapkan tingkat suku bunga yang wajar untuk
18 simpanan di Bank Umum periode 15 september 2009 sampai dengan 14 januari 2010, sebagai berikut :
Tingkat Bunga yang Wajar Rupiah
Valas
7,00%
2,75%
Dari ketetapan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat suku bunga yang wajar untuk simpanan di Bank umum adalah maksimal 7,00%. Mengacu pada SE.022/KE/IX/2009 mengenai Penetapan Tingkat Bunga yang Wajar Untuk Simpanan di Bank Umum, maka Bank BRI menetapkan persenan bunga tabungan adalah sebagai berikut: 1. Bila tabungan nasabah kurang dari Rp. 100.000.000,00 maka akan mendapat persenan bunga sebesar 6,25%. 2. Bila tabungan nasabah lebih dari Rp. 100.000.000,00 maka akan mendapat persenan bunga sebesar 6,5%. 3. Bila tabungan nasabah lebih dari Rp. 1.000.000.000,00 maka akan mendapat persenan bunga sebesar 6,75%. Bank BRI dapat dikatakan masih dalam batas wajar dalam menetapkan tingkat suku bunga simpanannya sebesar maksimal 6,75%, hal ini mengacu pada ketetapan SE.022/KE/IX/2009 tentang Penetapan Tingkat Bunga yang Wajar Untuk Simpanan di Bank Umum sebesar maksimal 7,00%. Berdasarkan PP Nomor 131 Tahun 2000 dan KMK Nomor 51/KMK 04/2001, penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito atau tabungan, diskonto
19 Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan jasa giro dikenakan Pajak Penghasilan (PPh pasal 4 ayat 2 Undang-undang PPh). Pengenaan pajak atas penghasilan tersebut adalah : a.
Sebesar 20 persen dari jumlah bruto dan bersifat final apabila penerimaan penghasilan adalah wajib pajak (WP) dalam negeri dan bentuk usaha tetap.
b. Sebesar 20 persen dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan bersifat final apabila penerimaan penghasilan adalah WP luar negeri. Penghasilan atas bunga deposito atau tabungan dipotong langsung oleh bank pembayaran pada saat pembayaran / pembebanan biaya; pihak bank tersebut yang akan membayar / menyetor PPh pasal 4 ayat 2 tersebut ke kas negara.menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh 4 ayat 2.
3.3.2 Perhitungan Pajak dan Bunga Terhadap Tabungan Nasabah Bank BRI Pemerintah Dirjen Pajak memerlukan informasi akuntansi melalui peraturan perundang-undangangan tentang pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Demikian juga perbankan memerlukan informasi perhitungan perpajakan untuk mengetahui beban kewajiban pajak yang akan disetorkan ke kas Negara. Walaupun perhitungan perpajakan bukan merupakan kegitan utama bank tapi perhitungan perpajakan ini sangat penting. Oleh karena itu informasi tentang perpajakan digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan perbanakan dan pemerintah. Dan perhitungan bunga juga digunakan bank untuk mengetahui nilai nominal bunga yang akan diberikan kepada nasabah dan untuk perhitungan pajak PPh pasal 4 ayat 2.
20 Perhitungan pembukuan aktual bunga setiap hari menurut N. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi dalam buku Akuntansi Perbankan Akuntansi Transaksi Bank dalam Valuta Asing dilakukan oleh sistem dengan rumus perhitungan sebagai berikut : Rumus Bunga = Saldo Akhir Hari X Suku Bunga 360 Hari
Rumus tersebut digunakan
untuk menghitung bunga setiap hari. Hal ini harus dilakukan karena saldo setiap hari selalu berubah (bemutasi). Sedangkan untuk mengetahui hasil perhitungan dalam satu bulan tinggal menjumlahkan perhitungan harian tersebut dalam satu bulan. Adapun rumus untuk perhitungan pajak bunga yang dibebankan kepada nasabah berdasarkan PPh pasal 4 ayat 2 adalah: Pajak Bunga yang Dibebankan Kepada Nasabah = 20% X Bunga Bruto
Contoh kasus serta pembahasan cara perhitungan pajak dan bunga yang dibebankan kepada nasabah adalah seperti contoh dibawah ini. Contoh kasus : Seorang nasabah ingin menyimpan uangnya di bank BRI dalam bentuk tabungan sebasar 10.000.000,00. Berapa bunga bersih setelah pajak yang diperolehnya selama satu hari, satu bulan dan satu tahun?
Jawab :
21 Bunga satu hari Bunga = 10.000.000 X 6,25% = Rp 1.736 / hari. 360 hari Pajak = Rp 1.736 X 20%
= Rp 347 / hari. -
Bunga bersih setelah pajak
= Rp 1.389 / hari.
Jadi, bunga bersih setelah pajak yang dibayarkan bank kepada nasabah untuk satu hari adalah adalah sebasar Rp 1.389.
Bunga satu bulan Bunga = 10.000.000 X 6,25% = Rp 52.083 / bulan. 12 bulan Pajak = Rp 52.083 X 20%
= Rp 10.417 / bulan. -
Bunga bersih setelah pajak
= Rp 41.666 / bulan.
Jadi, bunga bersih setelah pajak yang dibayarkan bank kepada nasabah untuk satu bulan adalah adalah sebasar Rp 41.666.
Bunga satu tahun Bunga = 10.000.000 X 6,25% = Rp 625.000/ tahun. Pajak = Rp 52.083 X 20%
= Rp 125.000 / tahun. -
Bunga bersih setelah pajak
= Rp 500.000 / tahun.
Jadi, bunga bersih setelah pajak yang dibayarkan bank kepada nasabah untuk satu tahun adalah adalah sebasar Rp 500.000.
22 3.3.3
Hambatan-hambatan dan Upaya yang Terjadi dalam Proses Perhitungan Pajak dan Tabungan. Dalam proses perhitungan pajak terdapat hambatan-hambatan yang terjadi baik
kesalahan dari pihak intern maupun eksternal. Adapun hambatan-hambatan yang terjadai adalah sebagai berikut : 1
Kurang telitinya teller dalam mengimput data tabungan nasabah sehingga membuat hasil perhitungan pajak berubah.
2
Bila ada kerusakan atau gangguan pada sistem BRINETS, maka akan berpengaruh kepada pengon-linenan hasil perhitungan pajak. 3
Adanya pemadaman listrik yang mendadak tanpa pemberitahuan dari pihak PLN.
4
Kerahasiaan data nasabah kurang aman bagi bank yang pengopersasiannya dilakukan dengan menggunakan media komputer secara on-line. Adapun upaya yang dilakukan oleh Bank BRI dalam meminimalisasikan hambatan-
hambatan atau masalah-masalah yang terjadi adalah : 1
Bila terjadi kesalahan penginputan data tabungan nasabah yang dilakukan teller atau customer service, maka bank perlu mengadakannya pengauditan terhadap buku tabungan nasabah dengan uang yang disetorkan nasabah apakah sesuai atau tidak. Dan pengauditannya itu sebaiknaya dilakukan setiap hari agar mengurangi masalah atau kesalahan yang terjadi. Teller atau customer service harus lebih teliti lagi dalam menginput data, karena akan merugikan nasabah atau bank itu sendiri.
2
Bila ada kerusakan atau gangguan pada sistem BRINETS, maka bank akan melakukan proses perhitungan secara manual. Kemudian dari hasil perhitungan
23 tersebut akan menghasilkan slip pajak PPh dan akan dikirimkan melalui fax bila bank pusat atau bank cabang membutuhkan data tesebut. 3
Bila terjadi pemadaman listrik tanpa pemberitahuan kepada pihak bank, maka bank harus menyediakan mesin listrik (jetset) untuk kelancaran kegiatan pemrosesan penghitungan pajak.
4
Kurang amannya data nasabah dapat diminimalkan dengan cara menciptakan sistem internal control yang unik dan efektif dengan menggunakan penomoran kode khusus pada passbook nasabah dalam bertransaksi, sehingga kerahasiaan data nasabah dapat dijaga.