Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2011-2015 A. Realisasi Urusan 1). Urusan Pertanian a. Capaian sasaran urusan yang ditargetkan Tahun 2011-2015 pada RPJMD Perubahan tahun 2011-2016 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Kehutanan Urusan pertanian terdiri dari Produktivitas 11 (Sebelas) komoditas pertanian dari sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Capaian indikator kinerja utama Tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Kehutanan (Urusan Pertanian) Tahun 2011-2015
No
1.
Indikator
Produktivitas
Capaian Kinerja
Satuan 2011
2012
2013
2014
2015
Ku/Ha
62,04
68,22
62,33
63,62
64,69
Ku/Ha
59,92
61,10
55,82
59,40
60,56
Ku/Ha
12,85
16,81
14,34
14,64
14,51
Ku/Ha
89,27
80,60
74,34
81,75
82,10
Ku/Ha
81,96
81,32
83,03
92,43
95,14
Ku/Ha
202,28
201,76
183,72
204,07
210,74
64,50
64,52
64,53
64,59
64,61
1,94
1,97
2,01
2,10
2,11
Padi 2.
Produktivitas Jagung
3.
Produktivitas Kedelai
4.
Produktivitas Cabe
5.
Produktivitas Bawang Merah
6.
Produktivitas Melon
7.
Produktivitas
Kg/Pohon
Durian 8.
Produktivitas
Kg/m
2
Jahe
72
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
9.
Produktivitas
Ku/Ha
2,45
5,96
2,33
3,29
3,30
Ku/Ha
3,42
4,38
4,45
5,21
5,22
Ku/Ha
625,60
616,65
601,00
606,42
612,59
Cengkeh 10.
Produktivitas Kakao
11.
Produktivitas Tebu
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 (Angka Sementara) Tabel 3.1 menunjukkan bahwa komoditas sub sektor tanaman pangan produktivitasnya berfluktuasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Komoditas padi mencapai produktivitas tertinggi pada Tahun 2012 yaitu 68,22 Ku/Ha sedangkan produktivitas terendah adalah 62,04 Ku/Ha pada Tahun 2011. Komoditas Jagung dan Kedelai juga mencapai produktivitas tertinggi pada Tahun 2012 yaitu 61,10 Ku/Ha untuk Jagung dan 16,81 Ku/Ha untuk Kedelai. Komoditas sub sektor hortikultura juga mengalami fluktuasi produktivitas selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Komoditas Cabe pada tahun 2011 produktivitasnya relatif tinggi yaitu mencapai 89,27 Ku/Ha kemudian turun dan mencapai titik terendah pada tahun 2013 yaitu 74,34 Ku/Ha. Komoditas Bawang Merah selama 5 tahun terakhir relatif meningkat produktivitasnya dan pada tahun 2015 mencapai produktivitas tertinggi yaitu 94,15 Ku/Ha. Demikian halnya untuk Melon dan Jahe juga mencapai produktivitas tertinggi pada tahun 2015 yaitu 210,74 Ku/Ha untuk
Melon
dan
2,11
Kg/m2
untuk
Jahe.
Komoditas
Durian
produktivitasnya cukup stabil yaitu pada kisaran 64,50 Kg/Pohon pada tahun 2011 sampai dengan 64,61 Kg/Pohon pada tahun 2015. Komoditas sub sektor perkebunan yang produktivitasnya meningkat setiap tahun adalah komoditas Kakao yaitu 3,42 Ku/Ha pada tahun 2011 dan pada tahun 2015 mencapai 5,22 Ku/Ha. Komoditas Cengkeh produktivitasnya cukup berfluktuasi. Produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu 5,96 Ku/Ha kemudian menurun pada tahun 2013 yang merupakan produktivitas terendah selama 5 tahun terakhir yaitu 2,33 Ku/Ha. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh siklus panen raya yang terjadi
73
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
dengan kisaran waktu sekitar 5 (lima) tahun. Tahun 2012 merupakan siklus panen raya sehingga produktivitas tanaman sangat bagus, akan tetapi tahun 2013 produktivitas mengalami penurunan karena kondisi tanaman dalam tahap pemulihan setelah panen raya pada tahun sebelumnya. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa dari tahun 2012 ke tahun 2013 terdapat 7 komoditas yang meningkat produktivitasnya. Kemudian berturut-turut dari tahun 2012 ke tahun 2013 ada 4 komoditas, tahun 2013 ke tahun 2014 ada 11 komoditas dan dari tahun 2014 ke tahun 2015 ada 10 komoditas. 2. Indikator Kinerja Program Indikator kinerja program urusan pertanian terdiri dari 3 (tiga) indikator yaitu Cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan yang
merupakan
indikator
dari
program
Peningkatan
Produksi
Pertanian/perkebunan, Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian yang merupakan indikator dari Program Penyediaan Sarana/Prasarana Pertanian/Perkebunan dan Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian yang merupakan indikator dari Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan. Capaian indikator kinerja program urusan pertanian Tahun 20112015 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Program Dinas Pertanian dan Kehutanan (Urusan Pertanian)Tahun 2011-2015 Capaian Kinerja No 1
2
3
Indikator Capaian Peningkatan Produktivitas Pertanian/Perkebunan Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian
Satuan 2011
2012
2013
2014
2015
%
57,14
71,43
47,62
95,24
95,24
%
62,73
71,36
79,97
94,65
105,86
%
29,345
36,39
61,13
79,89
113,08
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015
74
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
Indikator cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan diperhitungkan
melalui
peningkatan
produktivitas
21
komoditas
pertanian yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Cabe, Melon, Semangka, Bawang Merah, Durian, Rambutan, Mangga, Pisang, Manggis, Kakao, Kopi, Kelapa, Tebu, Cengkeh, Jahe dan Kunyit. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa Indikator program Peningkatan Produksi
Pertanian/perkebunan
yaitu
cakupan
peningkatan
produktivitas pertanian/perkebunan capaiannya berfluktuasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tahun 2011 capaian indikator ini adalah 57,14 %. Hal ini berarti ada 12 komoditas yang meningkat produktivitasnya. Berturut turut capaian tahun 2012 adalah 71,43% berarti ada 15 komoditas yang meningkat produktivitasnya, tahun 2013 ada 10 komoditas, tahun 2014 ada 20 komoditas dan tahun 2015 ada 20 komoditas. Produktivitas 11(sebelas) komoditas seperti tersebut pada pembahasan Indikator Kinerja Utama (Tabel 3.1) sedangkan produktivitas 10 (sepuluh) komoditas lainnya disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Produktivitas Komoditas Pertanian/Perkebunan Tahun 2011-2015 Capaian Kinerja No
Indikator
Satuan 2011
1.
Produktivitas
2012
2013
2014
2015
Ku/Ha
7,24
9,08
11,81
9,33
9,35
Ku/Ha
155,74
161,87
154,29
190,99
191,21
Ku/Ha
186,63
187,66
183,57
190,46
192,78
Kg/Pohon
70,58
68,56
60,42
68,57
69,11
Kg/Pohon
66,57
66,61
66,67
66,72
66,77
Kacang Tanah 2.
Produktivitas Ubi Kayu
3.
Produktivitas Semangka
4.
Produktivitas Rambutan
5.
Produktivitas Mangga
6.
Produktivitas Pisang
Kg/Pohon
55,53
55,45
55,45
55,51
55,56
7.
Produktivitas
Kg/Pohon
59,22
58,97
58,95
60,33
60,34
4,27
8,44
7,80
5,17
5,18
Manggis 8.
Produktivitas Kopi
Ku/Ha
75
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
9.
Produktivitas
Ku/Ha
18,92
18,46
17,95
18,63
18,81
2
2,24
2,77
2,76
2,85
2,86
Kelapa 10.
Produktivitas Kunyit
Kg/m
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 (Angka Sementara) Indikator
Program
Penyediaan
Sarana/
Prasarana
Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan
mesin pertanian budidaya, panjang jalan pertanian dan panjang jaringan irigasi tertier. Indikator program ini capaiannya meningkat setiap tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa capaian pada tahun 2011 adalah 62,73% dan meningkat setiap tahun dengan capaian 105,85% pada tahun 2015. Peningkatan capaian indikator ini dikarenakan tercapaianya target tahunan dan adanya peningkatan untuk Alat dan mesin pertanian budidaya, panjang jalan pertanian dan panjang jaringan irigasi tertier baik melalui sumber dana APBD maupun APBN. Kondisi sarana prasarana pertanian tersebut selengkapnya disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kondisi Sarana Prasarana Pertanian Tahun 2011-2015 No
Jenis Sarana Prasarana
1.
Alat dan
Satuan
Capaian 2011
2012
2013
2014
2015
Unit
7.958
8.147
8.273
9.158
9.729
Meter
46.170
62.502
80.253,68
96.780,25
106.167,40
Meter
55.825
65.706
75.093,00
94.722,01
113.626,01
Mesin Pertanian Budidaya 2.
Panjang Jalan Pertanian
3.
Panjang Jaringan Irigasi Tertier
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015
76
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan mesin
pengolahan, jumlah kemitraan dan jumlah SOP/GAP. Indikator program
ini capaiannya meningkat setiap tahun dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa capaian pada tahun 2011 adalah 29,345% dan meningkat setiap tahun dengan capaian 113,08% pada tahun 2015. Peningkatan capaian indikator ini dikarenakan tercapaianya target tahunan dan adanya peningkatan untuk alat dan mesin pengolahan, jumlah kemitraan dan jumlah SOP/GAP. Kondisi alat dan mesin pengolahan, jumlah kemitraan dan jumlah SOP/GAP tersebut selengkapnya disajikan pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Kondisi Alsin Pengolahan, Jumlah kemitraan dan SOP/GAP Tahun 2011-2015 No 1.
Komponen Alat dan
Satuan Unit
Capaian 2011
2012
2013
2014
2015
8917
9.370
9.829 10.311 10.574
Paket
0
1
3
5
7
Buah
0
0
4
6
13
Mesin Pengolahan 2.
Jumlah Kemitraan
3.
Jumlah SOP/GAP
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 b. Prestasi Penyelenggaraan Urusan Tahun 2011-2015 1. Tahun 2011 1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Penangkar Buah Tingkat Propinsi DIY diraih oleh Petrus Sugito, Kajoran, Banjaroyo, Kalibawang
77
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Jagung Tingkat Propinsi DIY diraih oleh Kelompok Tani Harapan Makmur, Semen, Sukoreno, Sentolo 3) Juara II Tingkat Propinsi dalam Lomba Pelaku Agribisnis Buah Tingkat Propinsi DIY diraih oleh Kelompok Tani Wahana Kusuma, Bugel V, Bugel, Panjatan 4) Juara II Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Kedelai Tingkat Propinsi DIY diraih oleh KelompokTani Sedyo Mulyo, Jimatan, Jatirejo, Lendah 2. Tahun 2012 1) Juara 1 P3A Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat Propinsi DIY, diraih oleh P3A Sekar Mulyo, Donomulyo, Nanggulan. 3. Tahun 2013 1) Juara 1
Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat
Propinsi DIY, diraih oleh GP3A Pengasih Timur , Pengasih 2) Juara II
Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat
Propinsi DIY diraih oleh P3A Tani Mulyo, Tuksono, Sentolo 3) Juara III Tingkat Propinsi dalam Lomba UPJA Tingkat Propinsi DIY diraih oleh UPJA Ngudi Rejeki, Bugel III, Bugel, Panjatan 4) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Kedelai Tingkat Propinsi DIY diraih oleh KT Rejo Mulyo, Rejoso, Wijimulyo, Nanggulan 5) Juara I Tingkat Nasional katagori Pelaku Pembangunan Ketahanan pangan : Pengembangan Produksi dalam Lomba Intensifikasi PTT Kedelai Tingkat Nasional diraih oleh KT Rejo Mulyo, Rejoso, Wijimulyo, Nanggulan
78
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
4. Tahun 2014 1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat DIY, diraih oleh GP3A Wono Kasih Kengkeng (Wokeng), Bonosoro, Jatirejo, Lendah 2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat DIY, diraih oleh P3A Tri Guna Tirta, Panjul, Srikayangan, Sentolo 3) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba UPJA Tingkat DIY, diraih oleh UPJA Ngudi Rahayu, Bugel, Panjatan 4) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Kedelai Tingkat DIY, diraih oleh KT Ngudi Rukun, Tegalsari, Jatirejo, Lendah 5) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Padi Tingkat DIY, diraih oleh KT Sri Jati, Bejaten, Jatisarono, Nanggulan 6) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba PTT Padi, diraih oleh KT Sri Jati, Bejaten, Jatisarono 7) Peringkat 5 Tingkat Nasional dalam Lomba PTT Kedelai, diraih oleh KT Ngudi Rukun, Tegalsari, Jatirejo, Lendah 8) Peringkat 5 Tingkat Nasional dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat Nasional, diraih oleh P3A Tri Guna Tirta, Panjul, Srikayangan, Sentolo 9) Pemberian Hak Indikasi Geografis dari kementerian Hukum dan HAM RI kepada Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Gula Kelapa Kulon Progo 10) Pemberian sertifikasi beras dan kedelai organik kepada KT Ngudi Rejeki, Ngipikrejo, Banjararum, Kalibawang 5. Tahun 2015 1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat DIY, diraih oleh GP3A Pemasa Raharja, Pengasih 2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba GP-PTT Kedelai Tingkat DIY, diraih oleh KT Tani Harapan, Ds II, Pandowan, Galur 3) Juara II Tingkat Propinsi dalam Lomba GP-PTT Jagung Tingkat DIY, diraih oleh KT Suka Tani, Kalisoko, Margosari Pengasih
79
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
4) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) Tingkat DIY, diraih oleh Aspartan Karya Manunggal, Garongan Panjatan 5) Juara III Tingkat Nasional dalam Lomba Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) Tingkat Nasional, diraih oleh Aspartan Karya Manunggal, Garongan, Panjatan c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan dan Solusi dalam urusan Pertanian relatif sama selama kurun waktu Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 yaitu : Permasalahan 1) Terjadinya alih fungsi lahan pertanian/ Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (pemukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian. Hal ini berpotensi menurunkan luas tanam
dan luas panen sehingga
berpotensi juga menurunkan produksi pertanian. 2) Infrastruktur pertanian yang belum memadai Kondisi infrastruktur (jalan pertanian/perkebunan dan jaringan irigasi) yang belum memadai menyebabkan terjadinya peningkatan biaya produksi. Hal tersebut menyebabkan inefisiensi usaha tani yang dilaksanakan. Dalam hal infrastruktur jalan tidak memadai, menyebabkan biaya angkut sarana produksi dan produk pertanian menjadi mahal. Jaringan irigasi yang tidak memadai menyebabkan biaya pengairan meningkat disebabkan adanya alokasi biaya sewa pompa air dan BBM. 3) Sarana Prasarana yang belum memadai Sarana prasarana (alat mesin pertanian, benih/bibit, pupuk) yang belum memadai
menyebabkan
penerapan
teknologi
belum
sesuai
rekomendasi 4) Sumber Daya Manusia a. Petani Rendahnya tingkat pendidikan petani, umur yang relatif lanjut menyebabkan rendahnya adopsi teknologi
80
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
b. Petugas Sebagian Petugas teknis belum memenuhi formasi dan kualifikasi yang dibutuhkan 5) Kelembagaan Tani Kelembagaan tani yang ada (Kelompok Tani, Gapoktan, P3A dan GP3A belum berfungsi optimal. 6) Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan air Penurunan kualitas sumber daya lahan yang disebabkan oleh erosi, penggunaan pupuk kimia berlebihan dan pencemaran lingkungan menyebabkan penurunan produksi dan mutu produk pertanian 7) Anomali iklim, bencana, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Anomali iklim, bencana (banjir, kekeringan) dan seranganOrganisme Pengganggu Tanaman (OPT) mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi serta mutu produk 8) Rendahnya posisi tawar (pemasaran) Rendahnya posisi tawar petani menyebabkan harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/tengkulak 9) Fluktuasi harga komoditas pertanian Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian terutama hortikultura yang mudah rusak. 10)
Akses permodalan
Akses permodalan yang rendah menyebabkan kurangnya ketersediaan modal usaha tani. Solusi 1) Terjadinya alih fungsi lahan pertanian a. Pembatasan
alih
fungsi
lahan
pertanian
dengan
regulasi
(Penerbitan Perda RTRW dan Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis Penataan Ruang) b. Cetak sawah baru
81
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2) Infrastruktur pertanian yang belum memadai Peningkatan infrastruktur dengan pembangunan jalan pertanian, jaringan irigasi, embung dan dam parit baik secara swadaya, melalui dana APBD dan APBN. 3) Sarana Prasarana yang belum memadai Pemenuhan sarana prasarana pertanian (traktor, pompa air, alat pasca panen dan pengolahan) baik secara swadaya, melalui dana APBD dan APBN 4) Sumber Daya Manusia a. Petani 1. Pembinaan dan Pendampingan Kelompok Tani 2. Pelatihan Kelompok Tani 3. Kaderisasi Kelompok Tani melalui penumbuhan Kelompok Taruna Tani b. Petugas 1. Optimasi dan penataan petugas yabg ada 2. Usulan rekruitmen pegawai 5) Kelembagaan Pemberdayaan kelompk, pembinaan dan pendampingan 6) Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan air a. Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air, penghijauan lingkungan b.
Reklamasi lahan sawah dengan penambahan bahan organik
7) Anomali iklim, bencana, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Antisipasi, mitigasi bencana alam dan pengendalian OPT 8) Rendahnya posisi tawar (pemasaran) Pembentukan koperasi tani, Kelompok Usaha Bersama (KUB), menjalin kemitraan, promosi produk pertanian. 9) Fluktuasi harga komoditas pertanian a. Pembuatan gudang untuk menyimpan hasil pertanian b. Pelaksanaan tunda jual c. Pengolahan hasil pertanian
82
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
10) Akses permodalan a. Upaya peluncuran kredit program (tanpa agunan) b. Sosialisasi kredit program c. Kemitraan d. Bantuan dana CSR dari BUMN 2). Urusan Kehutanan a.
Capaian sasaran urusan yang ditargetkan Tahun 2011-2015 pada RPJMD Perubahan tahun 2011-2016 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Kehutanan Urusan kehutanan terdiri dari 2 indikator yaitu Produksi Kayu Bulat dan Luas Lahan Kritis. Capaian indikator kinerja utama Tahun 20112015 disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Kehutanan (Urusan Kehutanan) Tahun 2011-2015 Capaian Kinerja No
1.
Indikator
Produksi
Satuan 2011
2012
2013
2014
2015
3
47.320,80
44.196,08
42.516,02
43.300,00
45.305,00
Ha
5.605,31
5.448,35
5.257,00
5.107,52
5.013,00
m
Kayu Bulat 2.
Luas Lahan Kritis
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 Tabel 3.6 menunjukkan bahwa produksi kayu bulat cenderung menurun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 kemudian naik lagi selama 2 tahun terakhir. Penurunan produksi kayu bulat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 disebabkan oleh Penurunan produksi kayu bulat secara total untuk semua komoditas disebabkan karena pelaksanaan pembangunan
83
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
kehutanan semata-mata tidak hanya berorientasi ekonomi, akan tetapi
juga
diarahkan sebagai upaya konservasi. Penurunan produksi kayu bulat juga disebabkan oleh adanya peningkatan kesadaran masyarakat serta perbaikan manajemen pengelolaan hutan rakyat dimana orientasi “tebang butuh” sudah mulai bergeser kepada “tebang pilih”. Dalam hal ini penebangan dilakukan secara selektif untuk tanaman kayu dengan diameter minimal 30 cm. Kegiatan sertifikasi hutan rakyat yang mulai berkembang di Kabupaten Kulon Progo dengan lokasi di Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Kalibawang, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Kokap dan Kecamatan Pengasih juga berkontribusi dalam hal pengendalian penebangan kayu sehingga untuk pengelolaan hutan rakyat lebih memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian. Peningkatan produksi kayu bulat dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 disebabkan oleh keberhasilan penanaman tanaman kehutanan. Dalam
hal ini produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi dengan pengendalian melalui perhitungan etat tebang. Produksi kayu bulat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 -2015 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Produksi Kayu Bulat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015 No.
Jenis Kayu
Produksi (m3) 2011
2012
2013
2014
2015
30.734,10
28.692,75
25.073,27
28.057,38
28.558,63
1.
Jati
2.
Mahoni
6.732,72
6.632,72
6.309,47
6.054,42
6.254,94
3.
Sonokeling
2.571,03
3.533,57
4.028,69
3.084,78
3.279,04
4.
Akasia
481,48
482,47
672,59
638,78
745,28
5.
Sengon
5.359,59
3.876,90
3.861,87
4.227,94
4.937,42
6.
Rimba lain
1.441,91
977,67
2.570,13
1.236,70
1.529,69
47.320,80
44.196,08
42.516,02
43.300,00
45.305,00
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa produksi kayu bulat tahun 2011 sampai 2015 di Kabupaten Kulon Progo mengalami fluktuasi baik secara keseluruhan
maupun
untuk
masing-masing
komoditas.
Secara
84
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
keseluruhan produksi kayu bulat menurun selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan 2013 kemudian naik lagi selama 2 tahun terakhir. Komoditas kehutanan yang fluktuasi produksinya relatif kecil adalah Mahoni. Semuan komoditas kehutanan mengalami peningkatan produksi pada tahun 2015. Lahan Kritis mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir yaitu seluas 5.605,31 Ha pada tahun 2011 menjadi 5.013,00 Ha pada tahun 2015. Penurunan luas lahan kritis seluas 592,31 tersebut merupakan keberhasilan program dan kegiatan dalam urusan kehutanan yang dilaksanakan sebagai upaya memberdayakan kelompok tani dalam pengelolaan hutan dan lahan. Lahan kritis di Kabupaten Kulon Progo tersebar di 12 kecamatan. Kondisi tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selengkapnya disajikan pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Luas Lahan Kritis Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015 No
Kecamatan
Luas Lahan Kritis (ha) 2011
2012
2013
2014
2015
1.
Temon
791,5
775,75
756,56
743,38
735,09
2.
Wates
319
312
296,87
292,64
289,87
3.
Panjatan
680
672
663,5
655,45
650,38
4.
Galur
749,56
737,15
727,45
704,50
690,06
5.
Lendah
180,65
176,75
170,75
168,27
166,75
6.
Sentolo
490,63
479,3
471,67
461,36
454,87
7.
Pengasih
280,3
272,95
267,72
256,75
249,85
8.
Kokap
220
213
197,12
185,68
178,48
9.
Nanggulan
134,8
127,5
118,5
107,56
100,78
10
Girimulyo
515,3
499,3
484,96
470,35
461,16
11
Samigaluh
552,43
507,45
478
460,01
448,69
12
Kalibawang
691,14
675,2
623,9
601,57
587,52
5.605,31
5.448,35
5.257,00
5.107,52
5.013,00
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015
85
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2. Indikator Kinerja Program Indikator kinerja program urusan Kehutanan terdiri dari 2 (dua) indikator. Cakupan peningkatan produksi hasil hutan merupakan indikator dari program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan sedangkan Cakupan rehabilitasi hutan dan lahan merupakan indikator dari program Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Capaian indikator kinerja program urusan kehutanan Tahun 20112015 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.9 Tabel 3.9 Capaian Indikator Kinerja Program Dinas Pertanian dan Kehutanan (Urusan Kehutanan) Tahun 2011-2015 No
Indikator
Satuan
Capaian 2011
2012
2013
1. Cakupan % 99,65 102,59 91,89 peningkatan produksi hasil hutan 2. Cakupan % 89,83 92,28 95,76 rehabilitasi hutan dan lahan Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015
2014
2015
93,66
96,74
97,81
99,30
Indikator Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan yaitu Cakupan peningkatan produksi hasil hutan capaiannya berfluktuasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa capaian pada tahun 2011 adalah 99,65% dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 102,59%. Capaian pada tahun 2013 turun menjadi 91,89% dan selanjutnya naik lagi selama 2 tahun terakhir dengan capaian 96,74% pada tahun 2015. Indikator
cakupan
peningkatan
produksi
hasil
hutan
ini
diperhitungkan melalui produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan. Adanya fluktuasi dalam hal produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan sangat menentukan capaian Program Pemanfaatan Potensi Sumber daya Hutan.
86
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
Fluktuasi produksi kayu bulat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti diuraikan di atas, sedangkan produksi kayu olahan dipengaruhi oleh berkembangnya pelaku usaha kehutanan kayu (industri primer hasil hutan kayu). Selain hal tersebut, ketersediaan bahan baku kayu bulat yang cukup berkontribusi terhadap peningkatan produksi kayu olahan. Produksi kayu olahan primer Kabupaten Kulon Progo Tahun 20112015 selengkapnya disajikan pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Produksi Kayu Olahan Primer Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2015 No.
3
Jenis Kayu
Produksi (m ) 2011
2012
2013
2014
2015
242,62
997,61
241,79
223,00
1.068,30
1.
Jati
2.
Mahoni
49,68
774,54
52,56
46,64
267,03
3.
Sonokeling
43,76
178,19
92,28
99,68
267,37
4.
Sengon
2280,38
919,41
1.922,13
1.876,56
693,09
5.
Akasia
-
-
-
-
158,60
6.
Rimba lain
94,75
180,15
255,24
369,67
213,74
2.711,19
3.049,90
2.564,00
2.615,55
2.668,13
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015
Indikator program Rehabilitasi Hutan dan Lahan yaitu cakupan rehabilitasi hutan dan lahan capaiannya meningkat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa capaian pada tahun 2011 adalah 89,83% dan meningkat setiap tahun dengan capaian pada tahun 2015 sebesar 99,30%. Indikator cakupan rehabilitasi hutan dan lahan ini diperhitungkan melalui luas lahan kritis dan luas hutan rakyat. Penurunan luas lahan kritis dan peningkatan luas hutan rakyat berkontribusi pada peningkatan capaian indikator program selama 5 tahun terakhir. Penurunan luas lahan kritis dipengaruhi oleh keberhasilan kegiatan konservasi dan rehabilitasi baik berupa kegiatan vegetatif (penanaman) dan kegiatan sipil teknis
87
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
(Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air), sedangkan peningkatan luas hutan rakyat dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya kegiatan konservasi hutan dan lahan melalui penanaman tanaman kehutanan. Kegiatan penanaman tanaman kehutanan yang dilaksanakan sebagian besar merupakan kegiatan pengkayaan sehingga sifatnya lebih pada penambahan populasi di satuan luas hutan rakyat yang sudah ada. Luas hutan rakyat dan Populasi tanaman kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 selengkapnya disajikan pada tabel 3.11 dan Tabel 3.12. Tabel 3.11 Luas Hutan Rakyat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015 Luas Hutan Rakyat (ha) No.
Kecamatan
1.
Temon
804,25
807,15
810,50
811,50
812,72
2.
Wates
186,9
189,3
190,00
191,89
193,04
3.
Panjatan
669,5
681,4
688,40
690,57
692,58
4.
Galur
310
313,75
317,50
319,76
321,91
5.
Lendah
590
594,4
594,40
597,75
600,99
6.
Sentolo
997,55
1010
1.013,00
1.017,68
1.021,93
7.
Pengasih
1589,5
1.618,5
1.688,50
1.707,67
1.727,83
8.
Kokap
4447,31
4.515,31
4.742,10
4.801,29
4.860,50
9.
Nanggulan
470
475
477,00
480,45
484,05
10.
Girimulyo
3245
3.287
3.407,00
3.447,44
3.490,66
11.
Samigaluh
3870
3.980
4.090,00
4.108,23
4.127,35
12.
Kalibawang Jumlah
2020,26
2.075,5
19.200,27
19.547,31
2011
2012
2013
2014
2015
2.159,29
2.218,07
2.274,85
20.177,69
20.392,30
20.608,41
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015
88
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
Tabel 3.12 Populasi Tanaman Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015 Populasi (batang) No.
Jenis kayu 2011
2012
2013
2014
2015
1.
Jati
2.965.133
3.013.597
3.167.739
3.368.513
3.493.573
2.
Mahoni
2.662.354
2.702.797
2.768.244
2.844.391
2.865.130
3.
Sonokeling
854.046
860.521
888.674
948.739
957.747
4.
Akasia
1.296.855
1.313.123
1.340.646
1.395.273
1.414.791
5.
Sengon
2.213.559
2.685.476
2.819.610
3.185.542
3.292.107
6.
Rimba lain
2.894.061
2.909.698
2.917.909
3.108.420
3.137.934
Jumlah
12.886.008
13.485.212
13.902.822
14.850.878
15.161.283
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015
b. Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kehutanan Tahun 2011-2015 1. Tahun 2011 1) Juara I Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari Katagori Kelompok Tani Hutan/Kelompok Tani Penghijauan diraih oleh KTH Menoreh Subur, Kayu Gede, Gerbosari, Samigaluh 2) Juara II Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari Katagori Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) diraih oleh Sugiyo , Anjir, Hargorejo, Kokap 3) Juara Harapan II Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari Katagori Kontes Pohon Sengon diraih oleh Agus Wibowo, Penggung, Hargorejo, Kokap 4) Juara Harapan II Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari Katagori Penyuluh Kehutanan Lapangan diraih oleh Murni, BP3K Samigaluh 2. Tahun 2012 1) Pemecahan Rekor MURI Penanaman Sengon Laut sebanyak 300.000 batang dalam 1 hari pada tanggal 28 November 2012.
89
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2) Juara I Tingkat Propinsi Lomba OBIT Tahun 2012 3. Tahun 2013 1) Juara I Tingkat Propinsi DIY Katagori Kelompok Tani Penghijauan dalam Lomba PKAN diraih oleh KTH Manunggal Karyo, Waru X, Banjarsari, Samigaluh 2) Juara II Tingkat Nasional Katagori Kelompok Tani Penghijauan dalam Lomba PKAN diraih oleh KTH Manunggal Karyo, Waru X, Banjarsari, Samigaluh 3) Juara I Lomba OBIT Tingkat Propinsi DIY 4) Juara I Lomba KBR Tingkat Propinsi DIY, diraih oleh KT Sejahtera, Clapar, Hargowilis, Kokap. 5) Juara I Lomba CSR Peduli Kehutanan Tingkat Propinsi DIY 4. Tahun 2014 1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba OBIT Tingkat DIY Katagori Kelompok Tani Peduli Lingkungan, diraih oleh KT Wanatirta, Pasir mendit, Jangkaran, Temon. 2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Wana Lestari Tingkat DIY Katagori Penyuluh Kehutanan, diraih oleh Sdr. Puniman, A.Md, Penyuluh Kehutanan Kecamatan Kokap 3) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kelompok Tani Penghijauan, diraih oleh KT Sembodo, Hargowilis, Kokap 4) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), diraih oleh SDN Kalimenur, Sukoreno, Sentolo 5) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Hutan
Kemasyarakatan,
diraih
oleh
Kelompok
Hutan
Kemasyarakatan (HKm) Desa Hargowilis, Kokap 6) Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Penyuluh
Kehutanan,
diraih
oleh
Sdr.
Puniman,
A.Md,
Penyuluh Kehutanan Kecamatan Kokap
90
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
7) Peringkat 10 besar Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kader Konservasi Alam, diraih oleh Sdr Suwito KT Wanatirta, Jangkaran, Temon 5. Tahun 2015 1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Wana Lestari Tingkat DIY Katagori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), diraih oleh SD Negeri Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo 2) Juara I Tingkat Propinsi DIY dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kelompok Tani Penghijauan, diraih oleh KT Sido Dadi, Karangasem, Sidomulyo, Pengasih 3) Juara II Tingkat Propinsi DIY dalam Lomba Kebun Bibit Rakyat (KBR), diraih oleh KT Rukun Makaryo, Girinyono, Sendangsari, Pengasih 4) Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kelompok Tani Penghijauan , diraih oleh KT Sido Dadi, Karangasem, Sidomulyo, Pengasih. 5) Peringkat 10 besar Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), diraih oleh SD Negeri Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan dan Solusi dalam urusan Kehutanan relatif sama selama kurun waktu Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 yaitu : Permasalahan 1) Kondisi topografi dan geografi pada sebagian wilayah Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi sebagai lahan kritis yang relatif tinggi (faktor alam kemiringan lahan). 2) Pengelolaan hutan rakyat sebagian besar masih dilakukan secara konvensional, belum terorganisir dengan baik.
91
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
Solusi 1) Gerakan penanaman pohon (satu juta pohon hidup pertahun) dan pembangunan sipil teknis pada wilayah-wilayah yang berpotensi menjadi lahan kritis. 2) Pembinaan secara berkelanjutan dan pengorganisasian yang lebih baik dalam pengelolaan hutan rakyat dan pengembangan sertifikasi hutan rakyat.
92