BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian Penelitian terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Pelatihan, dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga pemerintahan
Timor
Leste
yang
memiliki
tugas
dan
tanggungjawab
menyelenggarakan program-program pendidikan dan pelatihan bagi calon dan anggota PNTL. Sebagai institusi pemerintah, PNTL berkewajiban untuk melindungi, melayani dan menghormati masyarakat, oleh karena itu institusi PNTL dituntut untuk memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dalam profesinya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Proses penyelenggaraan diklat oleh Centro de Formação da Polícia dianalisis dan dinilai langkah-langkah penyelenggaraannya dengan teori yang dikemukakan oleh Gintings (2011:48) tentang langkah sistematis penyelenggaraan diklat, yaitu melakukan analisis stratejik, menetapkan kompetensi yang dibutuhkan, mengukur kompetensi yang dimiliki, melakukan analisis kebutuhan diklat, menyususn rancangan teknis diklat, menyelenggarakan diklat dan melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat dan hasil diklat.
45
46
3.2. Metode Penelitian Metode
yang digunakan
dalam
penelitian
ini,
disesuaikan
dengan
latarbelakang dan perumusan masalah, yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, sebab dalam penelitian ini peneliti meneliti lebih mendalam tentang proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro Formação Polícia setelah krisis 2006, dan menilai langkah-langkah yang ditempuh oleh Centro de Formação da Polícia dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan Polícia Nacional de Timor Leste. Creswell (2010:259-263), menyebutkan bahwa sebuah penelitian dikatakan sebagai penelitian kualitatif jika menunjukkan karakteristik sebagai berikut; (1) Penelitian dilakukan dalam lingkungan alamiah (natural setting) di mana sumber data digali atau didapatkan. Peneliti tidak berusaha melakukan intervensi terhadap subjeksubjek penelitian, seperti mempengaruhi opini, memaksa sumber bertutur, dan tidak berusaha melayani informan secara empatis. (2) Peneliti sebagai key instrument (researcher as key instrument), dalam pengumpulan data, yang berusaha membangun validitas data melalui berbagai upaya pendekatan terhadap subjek penelitian. (3) Beragam sumber data (multiple sources of data), yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti wawancara, observasi dan dokumentasi, (4) Analisis data secara induktif (inductive data analysis), di mana peneliti kualitatif lebih tertarik pada bagian-bagian yang bersifat mikro, (5) Makna dari para partisipan (participant’s design) yaitu fokus pada usaha memperlajari makna yang disampaikan partisipan, (6)
47
Rancangan yang berkembang (emergency design) yaitu proses penelitian selalu berkembang dinamis, (7) Prospektif teoritis (theoretical lens) yaitu sering menggunakan perspektif tertentu dalam penelitian, (8) Bersifat penafsiran (interpretive) yaitu membuat interpretasi atas apa yang mereka lihat, dengar, dan pahami. (9) Pandangan menyeluruh (holistic account) yaitu berusaha membuat gambaran kompleks dari suatu masalah atau isu yang diteliti. Pelaksanaan penelitian di lapangan sebagai suatu rangkaian proses penelitian. Pada penelitian ini, desain kualitatif yang akan digunakan sejalan dengan pendapat Merriam dalam Creswell (1994:145), yaitu menggunakan enam (6) asumsi dasar, sebagai berikut; 1) Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses, bukan pada hasil atau produk; 2) Penelitian kualitatif tertarik pada makna, bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, dan struktur dunianya masuk akal; 3) Penelitian kualitatif merupakan instrument pokok untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Data didekati melalui instrument manusia, bukan melalui inventaris, daftar pertanyaan atau mesin; 4) Penelitian kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik berhadapan dengan orang, lokasi atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alaminya; 5) Penelitian kualitatif
bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada
proses, makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata dan gambar; dan 6) Proses penelitian kualitatif bersifat induktif, dimana peneliti membangun abtraksi, konsep, hipotesis dan teori dari rincian.
48
Berkaitan dengan itu dalam penelitian ini, peneliti mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, mengandalkan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori yang mendasar, dan bersifat deskriptif, dalam arti lebih mementingkan proses daripada hasil. Karena itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti bukan hanya mencakup apa, siapa, dimana, dan kapan, tetapi lebih mementingkan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup mengapa dan bagaimana. Sebab melalui pertanyaaan mengapa menuntut jawaban-jawaban mengenai hakikat dan prosedur sesungguhnya yang ada dalam hubungan di antara fenomena-fenomena penyelenggaraan diklat. Sedangkan pertanyaan apa, siapa, dimana dan kapan menuntut jawaban mengenai identitas. Alasan dasar penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini adalah; (i) masalah penelitian sudah tergambarkan (ii) untuk memahami makna dibalik data yang tampak, (iii) untuk memahami prosedur penyelenggaraan diklat, (iv) untuk memahami perasaan orang, (v) untuk mengembangkan teori, (vi) untuk memastikan kebenaran data, dan (vii) meneliti suatu perkembangan. Dengan menggunakan metode kualitatif ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang jelas, faktual dan akurat mengenai langkah-langkah strategis dalam proses penyelenggaraan penidikan dasar dan pelatihan di Centrode Formação da Polícia.
49
3.3. Teknik Penentuan dan Pemilihan Informan Titik tolak dari penelitian ini adalah proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia setelah terjadi krisis pada tahun 2006. Yang menjadi instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti mengambil data melalui informasi yang disampaikan oleh informan, melalui serangkaian dialog sesuai dengan instrument penelitian yang telah dipersiapkan peneliti. Informan ditetapkan berdasarkan kebutuhan data penelitian, yaitu mereka yang dianggap berkompeten, karena memiliki pemahaman yang komprihensif dan memahami tentang proses penyelenggaraan diklat di Centro de Formação da Polícia. Para informan tersebut akan dikategorikan menurut kompetensi dan pengalaman serta keikutsertaan secara intensif dalam penyelenggaraan diklat, yaitu; Tabel 3.1. Daftar Informan No. 1 2 3 4 5 6
Status Informan Komandan CFP Kepala Bagian Pendidikan Dasar dan Pelatihan Kepala Bagian Administrasi Representasi Tenaga Pengajar Representasi Staf CFP Representasi lain yang dianggap memiliki informasi yang cukup tentang CFP
Peran/fungsi Informan Pengambil kebijakan di CFP Bertanggungjawab dalam perencanaan dan penyelenggaraan Diklat Sebagai support administrasi Pendidik dan pelatih di ruang kelas maupun di lapangan Membantu memfasilitasi penyelenggaraan Diklat Di sesuaikan dengan kondisi di lapangan
50
3.4.
Teknik pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi lapangan yaitu sebagai berikut; 1) Studi kepustakaan, yaitu buku-buku, dokumen-dokumen, konsep-konsep berupa laporan, aturan-aturan dan lain-lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengkaji data mengenai penyelenggaraan diklat. 2) Studi
lapangan,
yaitu
meneliti
secara
langsung
untuk
mengetahui
penyelenggaraan diklat di Centro de Formação da Polícia. Studi lapangan ini terdiri dari; a. Observasi, yaitu mengumpulkan informasi melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian. Observasi yang dilakukan adalah terhadap obyek, pelaku subyek selama wawancara, interaksi dengan peneliti dan lain-lain yang dianggap relevan sehingga memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data secara lisan dengan cara bertanya langsung kepada informan untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran informan serta mendapatkan informasi tentang hal-hal yang diamati. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan informan, serta menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara dan alat perekam. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan fakta dan informasi yang diperoleh sehubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia. Data yang diperlukan terdiri dari: 1) Data primer yaitu data mentah yang langsung diperoleh dari informan di lapangan melalui wawancara dan observasi dengan para pelaku dan orang-
51
orang yang berkepentingan dengan penyelenggaraan diklat di Centro de Formação da Polícia. 2) Data sekunder yaitu data yang sudah dikelolah dan dikumpulkan dari instansi atau lembaga terkait dengan Centro de Formação da Polícia, seperti Sekretariat Negara Urusan keamanan (SES), MABES PNTL, TLPDP dan lain-lainnya. 3.4.2. Instrumen Penelitian Keberadaan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat berperan dalam seluruh proses
penelitian,
mulai
dari
memilih
tema,
mengolah
tema
tersebut,
mengumpulkan data hingga analisis data, menginterpretasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti sebagai instrument penelitian membutuhkan alat bantu, berupa; 1) Pedoman Wawancara, yaitu digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. 2) Alat Perekam, yaitu digunakan sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari informan. Dalam pengumpulan data alat perekam, baru dapat digunakan setelah mendapat ijin dari informan untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.
52
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut; 1) Pengorganisasian Data. Data yang didapatkan langsung dari subyek melalui wawancara mendalam (in dept-interview), dimana data tersebut direkam dengan alat bantu, kemudian dibuat transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis. Data yang telah didapat, dibaca dan dipahami dengan benar sesuai informasi yang telah diperoleh. 2) Kategori, Tema dan Pola Jawaban. Berdasarkan kerangka pemikiran dan pedoman wawancara, disusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini peneliti kemudian kembali membaca transkrip wawancara secara keseluruhan dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok penelitian. Data yang relevan diberi kode yang jelas dan singkat, kemudian diklasifikasikan berdasarkan kerangka analisis yang dibuat. Peneliti akan menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal yang diungkapkan oleh informan. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan dan dinamika yang terjadi.
53
3) Mencari Alternatif Penjelasan Data. Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, selanjutnya peneliti masuk ke tahap penjelasan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat, selanjutnya peneliti akan mencari
tructural
penjelasan lain
tentang kesimpulan yang telah diperoleh, sebab dalam penelitian kualitatif selalu ada
tructural
penjelasan yang lain. Dari hasil analisis ada
kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi yang tidak terpikirkan sebelumnya. Jika demikian maka akan dijelaskan dengan tructural
lain melalui referensi atau teori-teori lain, yaitu dengan
menggunakan trianggulasi sumber data. Alternatif ini akan sangat berguna pada saat melakukan pembahasan, kesimpulan dan saran. 4) Menulis Hasil Penelitian. Data yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu peneliti untuk memeriksa kembali, apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam hal ini penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat, yaitu penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi terhadap obyek. Kemudian dianalisis sehingga mendapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subyek. Selanjutnya dilakukan interpretasi secara menyeluruh, dimana di dalamnya mencakup seluruh kesimpulan dari hasil dari penelitian.
54
Teknik analisis data dilakukan dengan metode triangulasi, yaitu dengan menganalisis data dari pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai terknik pengumpulan data (studi pustaka, pengamatan, dan wawancara) dan data dari informan/sumber data yang telah tersedia (pengurus CFP, instruktur dan staf, serta representasi lain yang memiliki informasi).
3.6. Uji Validitas Data Data yang diperoleh harus diuji validitas, realibilitas dan obyektifitasnya. Sugiyono (2011:361-364) mengatakan bahwa uji validitas, realibilitas dan obyektivitas sudah tentu dari berbagai jenis penelitian kreteria tidak sama. Dalam penelitian kuantitatif, untuk memperoleh data yang valid, reliable dan obyektif perlu uji
tructural yang valid, reliable, dan obyektif pada sampel yang mendekati jumlah
populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji bukan instrument melainkan data yang dikumpulkan. Untuk lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut; 1) Uji Validitas, terdapat dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Uji validitas internal berkenan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, sedangkan uji validitas eksternal berkenan dengan derajat akurasi data apakah hasil penelitian dapat digeneralisasi atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dapat dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
55
2) Reliabilitas, yaitu berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Sesuatu yang dikatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila dipecahkan menjadi dua, menunjukan data yang tidak berbeda. 3) Obyektifitas, berkenan dengan derajat kesepakatan atau interpersonal agreement antar banyak orang terhadap suatu data. Data yang obyektif akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjadi suatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid, tetapi data yang disepakati sedikit orang malah lebih valid. Menurut Stainback dalam Sugiyono (2011:363) penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas. Dalam penelitian ini validitas dan obyektifitas data dapat diperoleh dari sebuah triangulasi, yaitu dari sumber data dan teknik pengumpulan data (observasi, wawancara dan dokumentasi).
3.7. Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian Lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah Centro de Formação da Polícia, yang secara
struktural berada di bawah Comando Geral (Markas Besar) PNTL dan
berlokasi di ibu kota República Democrática de Timor Leste yaitu Dili. Penulisan tesis ini mulai disusun pada bulan Maret 2013 sampai bulan Nopember 2013 dengan jadwal sebagai berikut :
56
Tabel 3.3. Jadwal Penelitian Kegiatan
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust .
Penulisan dan konsultasi SUP Penelitian lapangan Penulisan Laporan Ujian Tesis
Sept.
Okt.
Nop.
Des.