BAB III OBJEK PENELITIAN
3.1 Kondisi Sosial Politik di Indonesia Politik luar negeri menyangkut bidang yang sangat luas. Masalah perang dan damai, masalah hidup – matinya bangsa, kaya – miskinnya masyarakat, bebas atau terikatnya bangsa terhadap bangsa lain, kesemuanya merupakan persoalan – persoalan yang dicakup oleh politik luar negeri suatu negara. Politik luar negeri dicanangkan untuk menghadapi persoalan dari luar dan digariskan untuk menjelaskan sasaran yang inin dicapai. Ivo D. Duchacek berpendapat bahwa tugas utama politik luar negeri biasanya didefinisikan sebagai proses penilaian yang berkesinambungan dari kemampuan dan kehendak diri dan suatu bangsa. Ini berarti : 1.
Menentukan tujuan diri seseorang dengan memandang kekuatan diri sendiri dan sekutunya, yang benar – benar ada dan potensial bagi pencapaian tujuan- tujuan ini.
2.
Menilai tujuan bangsa – bangsa lain yang tidak bersahabat, netral maupun yang bersahabat, serta kapasitas mereka untuk mewujudkan tujuan – tujuan tersebut sekarang ini.
Dalam banyak hal, politik luar negeri dan diplomasi tampak sama. Tetapi meskipun terdapat hubungan yang sangat erat diantara keduanya, mereka tidak sama dan memiliki beberapa perbedaan yang tegas. Menurut J.R childs, politik suatu negara adalah substansi
hubungan luar negeri, sedangkan diplomasi adalah proses dimana kebijakan dilaksanakan. Dengan kata lain, tujuan diplomasi adalah untuk memberikan mekanisme dan personalia pelaksanaan politik luar negeri. Ada suatu kesamaan dalam sudut pandang sejarah antara kehidupan politik Indonesia dengan negara – negaa Asia lainnya, khususnya pada decade tahun 1960-1970-an, ketika kebudayaan politik menjadi paradigma yang dominan. Disini para ahli bereaksi terhadap pemikiran yang mucul terutam pada era tahun 1950an bahwa politik Asia secara sederhana adalah politik Eropa dan Amerika Utara yang dimainkan di Asia. Mereka mengajukan argument bahwa terdapat kondisi khusus yang gagal diterapkan di Asia, yang membuat politik asia secara kualitatif berbeda, setidaknya dalam beberapa sudut pandang, dari politik Eropa dan Amerika Utara. Perbedaan – perbedaan ini pada dasarnya dipengaruhi oleh budaya, yang secara luas didefinisikan dan dimasukkan ke dalam sejarah, nilai – nilai moral/etika, dan hubungan antara pemerintah. Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya memluk agama Islam, tapi Indonesia bukanlah negra Islam melainkan negara yang menganut demokrasi. Indonesia telah membuktikan pada dunia bahwa Indonesia unik karena dpat hidup berdampingan secara damai walau masyarakat heterogen dan dapat menyatukan dua nilai yang bersebrangan yaitu Islam dan demokrasi. Indonesia memiliki beragam suku bangsa, ras, bahasa, agama dan budaya. Perbedaan sudah menjadi makanan sehari – hari di dalam kehidupan berbangsa sehingga masyarakat tidak hidup terpecah – pecah sesuai suku, agama, ras, atau bahasa sendiri, tetapi hidup bersatu dalam rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan berpedoman pada Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda – beda tetap satu juga). Karenanya semboyan tersebut dipelihara dan dihayati, persatuan kesatuan bangsa Indonesia terjaga.
Untuk menyatukan perbedaan tersebut, Indonesia berprinsip pada Pancasila yang berisi 5 prinsip yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Untuk menjamin hak-hak asasi manusia, Indonesia menganut sistem demokrasi, dimana pemimpin dipilih dari antara rakyatnya, pemilihan dilakukan oleh rakyat dan mengabdi untuk rakyat. Suara rakyat diaspirasikan lewat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dibagi Tingkat Satu dan Dua, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR). Anggota dewan mewakili partai politik yang dipilih pada pemilihan umum setiap lima tahun sekali. System pers di Indonesia selama rezim Orde Baru menganut system pers otoritarian yang berarti pers tidak mempunyai kebebasan, diatur dalam Undang-Undang Pokok Pers No.11/1966,juncto No.4/1967, juncto No.21/1082. Isinya antara lain pemerintah mengontrol opini
publik
dan
pers;
mencampuri
dan
mengintervensi
penyelenggaraan
pers;
mengendalikan izin penerbitan pers dan politik hokum kriminalisasi pers; Dewan pers menjadi mitra pemerintah bertugas untuk mempresentasikan komunitas pers dan masyarakat, member legitimasi terhadap kebiajkan komunikasi dan penerangan pemerintah.1 Sejak era reformasi, pers memberlakukan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang berisi pers mengontrol pemerintah, tidak ada lagi kewenangan pemerintah untuk mencampuri dan mengintervensi pers; adanya fasilitas Dewan Pers-regulasi penyelenggaraan pers disusun organisasi-organisasi pers; penerbitan pers tidak memerlukan izin; penerbitan pers menagnut politik hokum deskriminalisasi pers; Dewan Pers ada apa posisi independent dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus pemberitaan pers.
1
http://ajiindonesia.org/index.php?fa=article.read&id=MTUz diakses tanggal 5 Mei 2010.10.4
Dalam masa transisi perubahan system pers dari system tertutup ke system terbuka, pers tidak jarang masih harus terus mencari format yang ideal dalam interaksi dengan pemerintah dan juga dalam kelompok-kelompok masyarakat karena komunikasi politik di media masih didominasi para elite eksekutif, legislative, dan yudikatif.
3.2 Sejarah Diplomasi Indonesia Sejak hari Proklamasi 17 Agustus 1945, diplomasi Indonesia selalu memainkan peranan penting dalam perjuangan rakyat untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Hal ini ditunjang oleh bebrapa factor yaitu kebudayaan, adat istiadat, nilai-nilai, prinsipprinsip, dan pandangan hidup serta bangsa Indonesia di waktu silam (Suffi Yusuf, 1990:133). Dengan proklamasi kemerdekaan, Republik Indonesia segera membentuk Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan-Pemerintahan Daerah. Semua kegiatan politik, perekonomian, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan berfungsi dan berjalan lancer dan gangguan atau stagnasi terhadap roda perekonomian dan pemerintahan, hanya terjadi kemudian pada saat adanya serangan-serangan politik dan invasi militer dari pihak luar yang ingin menjajah Indonesia kembali. Departemen Luar Negeri didirikan pada 19 Agustus 1945 dan sejarah diplomasi Indonesia membuktikan bahwa segera setelah saat proklamasi Republik Indonesia dengan cepat menunjukan bahwa ia memiliki the capacity to enter into relations with each other states. Meskipun Indonesia saat itu belum mengangkat dan menempatkan Duta Besar atau konsulnya di luar negeri, hal ini dapat diatasi dengan pembentukan kantor-kantor penghubung dan penerangan RI di tempat-tempat di luar negeri seperti di Australia, Amerika Serikat, Asia Barat, dan Mesir, yang disebut Indonesia Office. Meskipun tidak ada pengakuan
resmi, namun di beberapa negra mendapat perlakuan sebagai utusan diplomatic atau konsuler.
3.3 Perkembangan Islam di Indonesia Sebagai agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia, Islam mempengaruhi kehidupan sosial politik, antara lain pemilihan kepemimpinan negara dengan polemic wanita tidak boleh menjadi pemimpin dalam agama Islam, berkembangnya bank syariah, lembaga zakat, hokum nikah, hokum waris, penolakan terhadap legilisasi pelacuran, Undang-undang Nomor 17 tahun 1999 tentang urusan haji, peraturan cambuk di Aceh dan larangan keluar malam di Tangerang serta Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi.2 Agama Islam berasal dari tanah Arab yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kemudian dibawa ke Indonesia oleh pedagang dan alim ulama yang berasal dari Arab, Persia dan Gujarat. Cara penyebarannya melalui perdagangan, pernikahan, dakwah dan akulturasi budaya. Islam diterima dengan sukarela oleh masyarakat karena dalam Islam tidak ada kasta, syarat Islam mudah, memiliki kebebasan untuk tunduk mengakui pertuanan raja-raja dan memperlanca hubungan perdagangan. Islam masuk dengan proses pembebasan damai (penetration pasifique) dan berkembang sebagai ajaran yang lunak dengan unsure assertoris (pembelaan) kesusilaan yang menonjol yang menyebabkan Islam di Indonesia berbeda bengan Islam di Timur Tengah (Kacung Marijan, 1992:3-4).
3.3.1 Islam di Masa Penjajahan
2
http://saintlover.blogsome.com/category/indonesia/diakses tanggal 13 Mei 2010.11.57
Pada zaman Belanda, Islam dibagi dalam tiga kelompok yang mendapat perhatian berbeda dari Belanda. Pertama, santri yang bergerak di bidang religi, Belanda bersikap netral dan tidak ikut campur. Kedua, priyayi yang ada di system sosial kemasyarakatan, Belanda member kelonggaran bahkan jika perlu dibantu sebagai upaya “mengambil hati umat Islam”. Ketiga, abangan yang berkecimpung di aspek pemerintahan, Belanda sangat berhati-hati pada kelompok ini.3 Melalu politik etis, Islam membentuk organisasi dagang Islam pertama yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan tahun 1911 oleh Samanhudi dan Tirtoadisuryo. Setahun kemudian, tahun 1912 SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Pada tahun 1923 terjadi perpeahanpada tubuh partai yang kemudian melahirkan Partai Islam Indonesia (PARI). Organisasi yang lain adalah Muhammadiyah yang didirikan oleh Akhmad Dahlan tahun1912 dengan tujuanuntuk memurnikan Islam dari unsur-unsur non-Islam. Kegiatan yang dilakukan adalah mendirikan sekolah, rumah sakit, rumah yatim piatu dan perkumpulan Hisbul Waton. Sesudah Perang Dunia I, Belanda pulang ke negaranya dan Jepang masuk ke Indonesia. Pada zaman Jepang, Islam memperoleh bagian yang lebih besar dibandingkan pada zaman Belanda. Jepang menekankan persamaan Shinto dan Islam mengenai konsep hokkoichiu (persaudaraan sejagad) dengan melakukan sillahturahmi dengan MIAI, membuka Kantor Urusan Agama (Shumubu), menjamu para pemimpin Islam, menampilkan “haji-haji Tokyo”, menerbitkan Soera MIAI tahun 1943, melibatkan Islam dalam pembentukan tentara local sehingga kelompok Islam mendapa dukungan yang jauh lebih besar di desa dibandingkan dengan kaum nasionalis „sekuler‟. Itulah sebabnya, bendera Pembela Tanah Air (Peta) bukanlah Merah-Putih, melainkan Bulan-sabit diatas matahri-terbi, melukiskan perang suci Islam Indonesia terhadap imprerialis Barat yang Kristen.jepang berusaha menyingkirkan 3
http://swaramuslim.net/galery/islam-indonesia/index.php?page=sabili.if.
MIAI dengan melarang pengurus MIAI mengadakan rapat umum. Pada September 1943, Jepang memberikan status hokum kepada Muhammadiyah dan NU beserta cabangcabangnya di Jawa yang menyebabkan MIAI bubar. Sebagai pengganti MIAI, Jepang membentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (masyumi) dengan Muhammadiyah dan Nu sebagai tulang punggungnya. Masyumi mempunyai kenaggotaan di seluruh Jawa dan membentuk pasukan Hizbullah (Laskar Allah) pada tahun 1945. Pada tanggal 1 Mei 1945 Gunseikan memutuskan hari Jumat libur tengah hari bagi kantor pemerintah. Pada 11 Juni 1945, Al-Quran dicetak pertama kalinya di Indonesia. Pada 8 Juli 1945, Universitas Islam Indonesia didirikan dengan Abdul Kahar Muzakkir sebagai ketua.
3.3.2 Islam Era Orde Lama Terdapat garis ideology penentu dalam politik Indonesia yaitu pemisahan kiri dan kanan antara kaum Sekuler dan Islamis. Menurut kelompok kanan Islam akan menjadi landasan bangsa dengan menambahkan kalimat pada Pancasila yang mewajibkan warga Muslim
Indonesia untuk melaksanakan syariat
Islam, sedangkan kelompok kiri
menginginkan Pancasila sebagai ideology terbuka. Para tokoh Islam dalam Bandan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) memperjuangkan Islam sebgai dasar negara dan para tokoh nasionalis “sekuler” menolaknya, sehingga muncul “Piagam Jakarta” 22 Juni 1945 sebagai titik kesepakatan (Kevin Raymond Evans, 2009:9). Pada akhir tahun 1940-an, terjadi pemberontakan dan perlawanan militer yang dipimpin oleh Kartasuwiryo untuk menentang terbentuknya negara Indonesia yang baru saja
merdeka. Perlawanan ini mengatasnamakan agama, yang bertujuan membentuk negara Islam (dawlah Islamiyah) di Indonesia. Inilah yang menjadi asal mula gerakan Dar al-Islam (DI, atau Negara Islam Indonesia) dan Tentara Islam Indonesia (TII). Pemberontakan berpusat di Jawa Barat kemudian menyebara ke Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Aceh pada pertengahan tahun1950-an. Akhirnya pemberontakan ini berhasil ditumpaskan pada tahun 1962 (Horikoshi Hiroko, 1962:59-76). Pada tahun 1955 diadakan pemilihan umum (Pemilu) yang diikuti oleh 70 paratai politik antara lain Partai NU, Masyumi, PSII, Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Partai Politik Tharikat Islam (PPTI),dll (Siti Waridah,dkk, 2004:7-20). Pada jaman Demokrasi Terpimpin Soekarno dan NU bekerjasama. Hubungan ini berakhir pada tahun 1965 dimana kekuatan politik ada pada militer, Soekarno dan PKI. Pecahnya revolusi 30 September 1965 merupakan titk akhir Soekarno dan babak baru bagi Indonesia dengan Soeharto sebagai presidennya.
3.3.3 Islam Era Orde Baru Pada awal Orde Baru (kepemimpinan Soeharto), pemerintah bersikap toleran dan bersahabat terhadap Islam sebagai kelompok sosial dan keagamaan. Pemuda Islam Indonesia(PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berperan sangat besar dalam perubahan sosial baik yang radikal. Untuk periode 1960-an sampai 1970-an yang menonjol adalah PII, HMI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII, organisasi dibawah tangan NU). Periode 1965-1985 peranan pemuda Islam agak tersamarkan karena semua organisasi pemuda Islam, para anggotanya melepas “jaket” dan melebur dalam organisasi yang bersifat nasionalis. PII masuk dalam KAPPI.
Organisasi-organisasi tersebut terlibat dlam bentrokan-bentrokan fisik di lapangan (di daerah) dan mengalami benturan sangat keras. Benturan antara kubu “hijau” dengan kubu “merah”. Dalam mengeritik Rezim Soeharto, PII dan HMI sangatlah vokal dan ini menjadi cirri mereka yang utama. Tetapi sejak HMI mengakui Pancasila sebagai asasnya, cirri vokal itu hilang. Pada tanggal20 Maret 1978 terjadi demonstrasi menentang P$ dan aliran kepercayaan masuk GBHN oleh Gerakan Pemuda Islam (GPI) yang memotori Abdul Qadir Djailani. Demikian pula delegasi PII, HMI, GP Ansor, IPNU, dan PMII menetang masuknya aliran kepercayaan dalam GBHN 1978.4 Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, dengan mengikuti kegiatan Organisasi Konferensi Islam (OKI) walau menolak menandatangani Piagam OKI dan menjadi anggota penuh karena dalam piagam tersebut pada artikel VIII menyebutkan bahwa keanggotaan terbuka bagi semua “negara Islam” sedangkan Indonesia bukanlah negara Islam. Posisi Indonesia dalam OKI sebgai active participant. Sikap pemerintah berubah menjadi keras dan tegas ketika Islam mulai memperlihatkan tanda-tanda sebgai kekuatan politik yang menentang kehendak penguasa. Orde Baru menumpas kelompok Islam baik dengan cara represif (diciduk, diadili, dipenjarakan) maupun dengan cara hegemoni melalui stigmatisasi “ekstrem kanan” yang dianggap akan menggantikan Pancasila dengan Islam dengan membersihkan institusi politik partai dari unsur agama yang memunculkan kebijakan asa tunggal yaitu Pancasila. Akibatnya Pemilu tahun 1977 sampai 1997 hanya diikuti oleh tiga kontestan dan hanya satu partai yang berasaskan Islam yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yaitu gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan Perti yang dibentuk 1973.
4
http://swaramuslim.net/galery/islam-indonesia/index/php?page=sabili-if-risalah_islam_indonesia diakses tanggal 13 Mei 2010.16.28
Pada tahun 1990-an pemerintah mulai merangkul kelompok-kelompok Islam Moderat yang dapat memberikan dukungan terhadap kekuasaan serta tidak membahayakan struktur kekuasaan.
3.3.4 Islam Era Reformasi Pada tahun 1998 Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden dan era reformasi dimulai, diman kebebasan berbicara dan berorganisasi dibuka lagi. Muncullah partai politik baru antara lain Partai Amat Nasional (PAN) yang merupakan kombinasi kaum Muslim Modernis, kalangan intelektual liberal diperkotaan dan kaum sosialis democrat aktivis setempat dipimpin oleh Amien Rais. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan oleh Abdurahman Wahid, yang sebagian pendukungnya berasal dari pedesaan Jawa khususnya dari organisasi Muslim Tradisonalis, NU. Parati Bulan Bintang (PBB)dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra yang menawarkan visi Islam Modernis. Pada Pemilu 1999, partai politik Islam kembali muncul ke permukaan. Bebrapa partai ada yang mengalami kemajuan, ada pula yang mengalami kemunduran. Namun secara akumulatif, keberadaan partai Islam dan partai berbasis massa Islam cukup mewarnai area politik dan seringkali dikatakan sebagai area terlarang bagi agama.5 Ada 15 partai politik yang berafiliasi sepenuhnya atau sebagian dengan Islam. Para mantan pemuka Muhammdiyah dan NU memimpin partai-partai nasionalis, Partai Amat
5
http://www.freelists.org/archives/ppi/04-2004/msg00268.html diakses tanggal 13 Mei 2010.16.45
nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencoba mendpatkan dukungan dari akar rumput dari organisasi Islam mereka sebelumnya.
3.4 Arti Nabi Muhammad SAW Bagi Islam Muhammad adalah Nabi yang diberi wahyu oleh Allah dan mengajarkan nilai-nilai baik pada masyarakat Timur tengah yang kemudian menjadi agama Islam. Bagi umat Islam tidak dibenarkan menggambar fisik Nabi Muhammad SAW. Keyakinan itu telah dipertahankan lebih dari 15 abad. Nabi Muhammad SAW selalu mengingatkan, agar penampilan dan bentuk fisik beliau tidak ditampilkan, apalagi ditonjolkan. Tujuannya agar umatnya tidak semata-mata meniru penampilan beliau dari luar, tetapi justru mendalami dan mengamalkan ajaran mulia yang beliau bawa. Itulah yang menjadi alas an mendasar pada buku, komik, majalah atau media lainnya, Rasulullah selalu digambarkan sebagai bulatan putih bertuliskan “Muhammad” dlam aksara Arab.6 Dalam syariah Islam, melukis sosok Nabi Muhammad SAW haram hukumnya. Umat Islam diajari untuk menghormati nabi bukan dengan membuat lukisan atau gambar apalagi patung. Muslim percaya setan selalu berhasil menyelewengkan danmemasukkan bisikan jahatnya, sehingga pada akhirnya gambar dan patung para nabi menjadi sesembahan selain Allah SWT, seperti yang tertulis di Al-Quran Surat nuh: 23, yaitu:
6
http://nofieiman.com/2006/02/12-gambar-karikatur-nabi-muhammad-saw diakses tanggal 27 Februari 2010.13.09
“ Jangan sekali-sekali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan wadd, dan jangan pula suwwa’,yaghuts,ya’uq dan nasr”.
Para ahli tafsir menyebutkan bahwa nama berhala itu Wadd, Suwwa‟, Yaghuts, Ya‟uq dan Nashr sebenarnya nama orang shalih dan mereka bukan tuhan. Melukis Nabi Muhammad SAW saja sudah haram, apalagi sampai membuatnya menjadi karikatur yang menghina dan merendahkan. Gambar itu sendiri dimuat di media massa secara terbuka, bahkan dipakai oleh media lain untuk diterbitkan lagi.7
3.5 Sistem Politik Demark Publikasi karikatur Nabi Muhammas SAW yang dimuat di Jyllands-Posten pada edisi 30 September 2005 telah menuai kontroversi di seluruh dunia. Pada awal penerbitan gambargambar karikatur ini dibuat sebagai ilustrasi pada buku-buku anak-anak non-Islam di Denmark dengan harapan buku tersebut dapat menjembatani perbedaan yang ada antara Islam dan non-Islam di Denmark. Tujuan mulia ini berubah menjadi kekacauan yang berskala dunia karena umat Islam tidak dapat menerima Nabi Muhammad dilecehkan dengan cara digambarkan. Kemarahan umat islam semakin bertambah ketika Jyllands-Posten dan pemerintah Denmark tidak meminta maaf atas karikatur nabi yang dimuat dengan alas an berekspresi. Denmark di benua Eropa dengan wilayah sebesar 43.094 km2 berbatasan dengan Jerman, Swedia dan Norwegia. Penduduk Denmark berjumlah 5.431.000 orang. Mayoritas
7
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?T=236&view=previous&sid=c3F7228ead56d789e 91e76043e354a48 diakses tanggal 17 Juni 2010.07.40
penduduk Denmark memeluk agama Kristen, hanya 4% yang memeluk agama Islam. 8 8,5% dari populasi Denmark adalah imigran dari Asia Selatan dan Timur Tengah yang kemudian memunculkan gerakan anti imigran salah satunya adalah Danish People’s Party. Pada tahun2004,Danish Civil Security Service(PET) mencatat 32 insiden yang didasari oleh rasisme. Adapun insiden yang mengarah pada Islamphobia adalah penyerangan secara tulisan dengan surat kaleng, pengiriman tengkorak kepala dan surat ancaman yang disimpan di kotak surat, penyerangan secara verbal, penyerangan propaganda bila umat Islam Denmark membangun mesjid, itu berarti mendukung eksploitasi hewan, babi dijadikan hiasan di rumah sebagai bel pintu. Pada periode 1 Januari – 13 Oktober 2005 Documentation and Advisory Center on Racial Discrimination (DACoRD) melaporkan 22 insiden yang mengarah pada Islamphobia. Islamphobia sudah dikenal sebagai masalah di Eropa ketika terjadi bentrokan antar multikultur yang terdapat di Denmark. The United Nation Committee for Human Right Rapporteur, melihat xenophobia dan rasisme di Eropa adalah akar dari setiap kontroversi Islam dan Barat terutama yang terjadi di Denmark. Contoh kasusnya adalah pembunuhan Theo van Gogh di Amsterdam dan penyerangan pada seorang dosen di Carsten Niebuhr Institute, Kopenhagen pada Oktober 2004 oleh 5 orang yang tidak setuju dosen tersebut membacakan Al-Quran pada orang yang non-Islam saat jam kuliah. Menurut Robert Spencer, Islamphobia ada di Denmark disebabkan oleh tiga factor. Pertama, sarjana Barat (orientasi) seperti Watt yang mengalami Islamphobia mendefinisikan Islam secara negative dan Eksploitatif, menganggap bahwa Islam adalah agama kekerasan. Ia beranggapan Islam adalah agama palsu yang menyimpang dari kebenaran, penyebaran
8
http://en.wikipedia.org/wiki/Denmark diakses tanggal 28 Februari 2010 13.53
melalui perang, agama pamanjaan diri, serta menganggap Muhammad sebagai musuh Kristus. Faktor kedua, orientalis yang bersikap objektif seperti Robert Spencer menepis anggapan bahwa fundamentalisme dan radikalisme Islam merupakan gerakan sempalan dan bukan bagian dari Islam. Spencer menolak argumentasi kaum orientalis yang menempatkan Islam sebgai ancaman bagi Barat. Islam adalah bagian dari mozaik masyarakat Barat, warga negara dan kolega, bukan lagi sebagai pendatang asing. Serta faktor ketiga, bahwa orientalis yang menebar sindrom anti-Islam adalah kaum generalis dan orang-orang media. Kelompok ini menceritakan Islam terus berubah, elektirk, ironis dan tidak menyenangkan. Islam tiba-tiba ditampilkan menjadi penjahat media yang harus dicacimaki dan dipukul. Kelompok ini, mengambil prasangka-prasangka dan informasi lama ntuk menghantam Islam.9 Di sisi lain, Denmark adalah negara yang menganut libertarian press dimana media massa bertindak dan dianggap sebagai kekuasaan keempat dalam proses pemeintahan setelah tiga kekuasaan yaitu lembaga eksekutif, legislative, dan yudikatif yang saling lepas. Kebebasan berekspresi media massa dilindungi oleh the European Convention on Human Right and the International convenant on civil and Political Rights. Organisasi Reporters Without Borders menempatkan Denmark di temapt pertama Worldwide Press Freedom Index for 2005. Salah satu media massa di Denmark adalah Jyllands-Posten.10 Di Denmark kebebasan pers sangat dijamin, sehingga pemerintah tidek berhak mengintervensi penerbitan pers. Jurnalisme merupakan bagian dari kebebasan berekspresi
9
Robert Spencer 2002 dikutip dalam http://www.icmi.or.id/ind/content/view/362/60 diakses tanggal 20 Juni 2010.08.07 10 http://www.google.co.id/search?q=islam+kekerasan&hl=id&start=10&sa=N diakses tanggal 22 juni 2010.10.53
atau berpendapat yang „dilindungi‟ Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). Pasal 19 DUHAM menyebutkan,
“Setiap orang berhak atas kebesan berpendapat dan berekspresi; hak ini termasuk hak untuk mempertahankan pendapat-pendapat tanpa intervensi dan mencari, menerima, memberikan informasi dan ide-ide melalui media apapun tanpa batas.” 11
Dalam Konvensi HAM Eropa juga disebutkan, kebebasan berpendapat adalah salah satu fondasi penting dalam masyarakat demokratis. Prinsip ini berlaku bagi media cetak maupun elektronik yang „menyebarkan informasi dan ide atas masalah bagi kepentingan publik‟. Pasal 10 Konvensi HAM Eropa menjelaskan , kebebasan itu bisa diterima sejauh tidak mengganggu penguasa public atau memperhatikan batas negara.
3.6 Kronologi Munculnya Publikasi Karikatur Nabi Muhammad SAW
Salah satu pengarang buku anak-anak tersukses di Denmark bernama Kare Bluitgen, ingin mengenalkan Islam secara utuh kepada anak-anak non-Islam di Denmark. Gagasan ini muncul saat kedua anaknya hidup dan bersekolah bersama anak-anak Islam. Mereka tinggal di Norrebo, sebuah distrik Kopenhagen yang mayoritas penduduknya Muslim. Bluitgen berniat membuat buku dongeng anak-anak berjudul Koranen Og Propeten Muhammads Liv (Al-Quran dan kehidupan Muhammad), mengalami kesulitan saat mencari illustrator untuk menggambar Nabi Muhammad SAW, karena ajaran Islam melarang penggambaran nabi untuk mencegah pemujaan berhala. Flemming Rose, editor budaya di Koran terbesar di Denmark, Jyllands-Posten mendukung proyek Bluitgen. Rose mengadakan sayembara 11
http://www.gusdur.net diakses tanggal 20 Agustus 2010.09.40
karikatur Nabi Muhammad SAW yang dipublikasikan dlam artikel berjudul “Muhammad ansigth” atau “The Face of Muhammad” edisi 30 September 2005 yang terdiri dari 12 gambar, yaitu:
Gambar 1.1 Karikatur Nabi Muhammad SAW Sumber : Blasphemy in Ink.the Danish mohammed Cartons and their Fallout.2010.Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne.diakses tanggal 28 Februari 2010. 10.48).
Karikatur hasil karya Peder Bugaard ini diprotes umat Islam, karena karikaturis mencoba melukiskan wajah Muhammad yang dilarang oleh ajaran Islam. Apalagi Muhammad digambarkan berkumis dan berjenggot, padahal menurut sejarah Muhammad memelihara jenggot sedikit, tapi tidak berkumis.
Gambar 1.2 Nabi Muhammad bersorban Bom Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007.Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne.diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Karikatur Muhammad karya Kurt Westergaard ini menuai protes dari kelompok Islam karena tidak sesuai dengan sejarah. Kurt menggambarkan Nabi Muhammade SAW sebagai teroris yang gemar membom, kejam, dan menakutkan. Dalam sejarah, Muhammad adalah orang yang mendapatkan terror yang dilakukan bangsa Quraisy karena dianggap tukang sihir. Bentuk terror yang dilakukan bangsa Quraisy yaitu ancaman pembunuhan, caci maki, pengusiran hingga memblokade perdagangan sehingga para pengikut Nabi dibiarkan kelaparan.
Gambar 1.3 Muhammad dengan Bulatan Putih Di Atas Kepala Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28). Nabi Muhammad dengan bulatan putih di atas kepalanya dengan wajah bingung. Karikatur ini tidak sesuai dengan sejarah hidup Muhammad yang selalu menghiasi wajahnya dengan senyum. Jika berpapasan dengan orang, beliau mendahulukan diri memberikan salam. Ia tidak pernah marah, selalu mengendalikan emosi, karena pedomannya adalah sabar12
12
http://korantempo.com/korantempo/2006/02/10/Opini/krn,20060210,61.id.html diakses tanggal 26 Mei 2010.09.47
Gambar 1.4 Muhammad dan Pasukan Siap Berperang Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Karikatur Nabi Muhammad yang sedang menghunus pedang menggambarkan Muhammad seorang yang suka berperang. Menurut sejarah kehidupan Nabi Muhammad, beliau tidak akan berperang kecuali untuk membela diri, mempertahankan keyakinan dan melindungi kota Madinah.13
13
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, 2005.com/index.php?option=com_content&task=view&id=73&Itemid=67 diakses tanggal 29 Februari 2010.16.32
Gambar 1.5 Nabi Muhammad Bersama Dua Orang Gadis Bercadar Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Karikatur Nabi Muhammad SAW yang diapit oleh dua orang gadis bercadar, karya Rasmus Sand Hoyer, menggambarkan poligami yang “dilegalkan” di agama Islam. Padahal dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW tidaklah demikian adanya. Muhammad pertama kali beristri bukan dengan seorang gadis perawan dan bukan pula dengan gadis tercantik, melainkan dengan seorang wanita biasa janda berusia 15 tahun di atas usia Nabi, yang bernama Khadijah. Setelah Khadijah meninggal, Muhammad menikah lagi untuk mengangkat harkat dan derajat kaum wanita, baik yang ditinggal mati oleh suaminya ketika perang, dicerai oleh bekas budak yang dimerdekakan atau motivasi untuk dakwah Islam
Gambar 1.6 Muhammad Berkata, “Kami kehabisan perawan” Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Karikatur ini menggambarkan Nabi Muhammad SAW yang berkata “ Berhenti! Kami kehabisan perawan”. Kalimat ini berasal dari polemik poligami yang “diizinkan” di dalam Islam sehingga di tempat tersebut kehabisan perawan. Menanggapi ungkapan di atas Dr. Khalid Zaheer dari Universitas Lahore, Pakistan. Memandang poligami tetap dibutuhkan untuk mengatur hubungan seks di luar nikah. Sementara itu ahli hukum dati Universitas Jakakabad, Afganistan, Mohammad Basher Wasil memandang poligami sebagai jalan keluar untuk mengatasi persoalan sosial yang disebabkan jumlah perempuan lebih banyak di banding laki-laki. Tujuan dari ayat poligami dalam An-Nisa bukan untuk mendorong orang melakukan poligami, tetapi mendorong orang untuk melakukan keadilan. Sementara itu keadilan dalam kehidupan sehari-hari adalah sesuatu yang amat sangat sulit diwujudkan, bahkan dibidang material sekalipun.14
14
http://www/fahmina.org/2007/index.php?option=com_content&task=view&id=38&Itemid=30 diakses tanggal 25 Juni 2010 13.21
Gambar 1.7 Mohammed Valloyskole 7A Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Seorang anak yang sedang menulis, “jurnalis Jyllands-Posten adalah provokator reaksi umat Islam”, karya Lars Refn. Karikaturis ini jelas sudah mengetahui larangan penggambaran Nabi Muhammad
SAW dalam ajaran Islam, sehingga Lars Refn
menyebutkan jurnalis Jyllands-Posten sebagai provokator. Karena ia tahu bahwa karikatur Nabi Muhammad SAW akan menuai protes dari umat Islam, apalagi Muhammad adalah tokoh yang dihormati dalam ajaran Islam.
Gambar 1.8 Muhammad di Padang Gurun Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Karikatur Nabi Muhammad SAW bersorban dan berkumis tebal sedang berjalan di gurun, dihasilkan oleh Claus Seidel. Dalam kitab kumpulan hadis himpunan Moenawar Cholil dan M. Hasby Assidieqy, Nabi digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berwajah rupawan. Muhammad memelihara jenggot sedikit, tapi tidak berkumis, apalagi memiliki berewok. Muhammad mempunyai kebiasaan berpuasa sehari dan tidak berpuasa hari berikutnya. Beliau selalu berhenti makan sebelum merasa kenyang. Ketika berbuka puasa, ia hanya memakan dua butir korma. Maka dari itu badannya tidak mungkin gemuk.
Gambar 1.9 Deretan Muhammad Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Jajaran Nabi Muhammad SAW yang diamati dari jauh selayaknya pelaku kriminal yang sedang diamati oleh saksi mata. Karikatur ini seakan-akan berbicara bahwa Nabi Muhammad
SAW telah melakukan kesalahan, padahal semasanya hidupnya Muhammad
berlaku benar. Pernah para sahabatnya yang marah kepada orang-orang Yahudi meminta agar Nabi mengutuk mereka. Tapi Nabi menjawab,”Tidak, Aku diutus tidak untuk mengutuk, tapi membawa rahmat”. Pernah pula malaikat menyarankan kepada Nabi untuk mendoakan orang-orang Thaif agar dibinasakan Allah. Tapi Nabi menolak, padahal beliau telah dilempari batu dan jatuh ke lubang hingga hampit saja mati. Malah Nabi memohon agar dosa-dosa mereka diampuni karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.
Gambar 1.10 Lambang Bulan dan Bintang Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Lambang bulan dan bintang karya Erik Ablid Sorensen. Seharusnya karikatur ini tidak menggangu umat Islam karena tidak ada gambar Nabi Muhammad SAW. Karikaturis hanya menggambarkan bintang dan bulan sabit lambang yang biasa terdapat di atas kubah mesjid. Tulisan yang ada di sebelah kiri hambar tidak dapat dimengeri karena berbahasa Denmark. Ini termasuk gangguan komunikasi karena tidak semua umat Islam mengerti bahasa Denmark.
Gambar 1.11 Muhammad Berkacamata Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Nabi Muhammad SAW membawa kertas karya Bob Katzenelson, juga memancing reaksi umat Islam. Karena karikaturis mencoba menggambarkan wajah Muhammad. Penggambaran ini dalam bentuk apapun diharamkan dalam ajaran Islam.
Gambar 1.12 Ketakutan Karikaturis yang Menggambar Muhammad Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28).
Karikaturis yang menggambar Nabi Muhammad SAW dengan ketakutan. Karikaturis ini jelas sudah mengetahui larangan penggambaran Nabi Muhammad SAW dalam ajaran Islam, sehingga ia menggambarkan dirinya yang sedang menggambar karikatur Nabi Muhammad dengan ketakutan. Takut diserang oleh umat Islam yang tidak dapat menerima Nabi Muhammad SAW dilecehkan.
Gambar 1.13 Para tokoh cartoon yang seolah-olah menbela karikatur Nabi Muhammad melawan para pengkritik Sumber : Blasphemy in Ink. the Danish Mohammed Cartons and Their Fallout.2007. Boston Collage. diambil dari http://dark-legion.org/da/Mohammed-tegningerne. diakses tanggal 28 Februari 2010.10.28). Pada 12 Oktober 2005, gelombang demonstrasi terjadi di Denmark, setelah Imam Ahmed Abu Laban, tokoh Islam di Kopenhagen diwawancarai wartawan dan menyatakan keberatannya dengan melayangkan surat protes ke Perdana Menteri Denmark. Imam Raed Hlayhel, tokoh Islam Denmark, menuntut permintaan maaf. Saat itu, Jyllands-Posten menolak minta maaf dengan alasan karikatur merupakan bagian dari kebebasan berpendapat. Soal larangan dalam Islam untuk menggambar sosok Nabi, Jyllands-Posten menilai, tidak pada tempatnya jika non-Islam harus mengikuti aturan Islam. Pemerintah Denmark juga tidak
berinisiatif untuk meminta maaf dengan berdalih kebebasan berekspresi dari pers yang tidak dapat dikontrol oleh pemerintah. Karena merasa kecewa pada perlakuan pemerintahan Denmark dan Jyllands-Posten. Dua ulama Denmark melakukan perjalanan ke Mesir, Suriah,dan Lebanon. Mereka adalah Imam Ahmad Abu Laban dari Islamisk Trossamfund dan Akhmad Akkari, juru bicara Danish-based European Committen for Prophert Honouring.15 Perjalanan itu dilakukan untuk menghimpun dukungan karena suaranya tidak didengar di Denmark. Laban dan Akkari membuat dokumen setebal 43 halaman berjudul “ Dossier about championing the prophert Muhammad peace be upon him” yang berisi suratsurat dari organisasi Muslim yang menjelaskan kekecewaan umat Islam Denmark. Mereka merujuk pada karikatur yang terdapat di Jyllands-Posten yang disebutkan sebagai Koran pemerintah dan menambahkan akibat-akibat dari kekecewaan para penulis yang terdiri dari tiga poin. Pertama, gambar dari Koran Denmark lainnya, Weekendavisen, yang lebih menyakiti hati daripada 12 karikatur yang dimuat di Jyllands-Posten. Kedua, gambar surat kebencian dan surat-surat dokumen yang telah dikirimkan ke umat Islam di Denmark yang ditolak oleh Denmark. Ketiga, wawacara televise, tentang Islam antara anggota parlemen Belanda dengan kritikus Islam Hirsi Ali, yang mendapatkan Freedom Prize “for her work to further freedom of speech and the right of women” dari Danish Liberal Party diwakili oleh Anders Fogh Rasmussen. Dokumen tersebut dilengkapi dengan kliping karikatur dari Jyllands-Posten, Weekendavisen, Koran bahasa Arab dan 3 gambar tambahan yang tidak ada hubungannya dengan Denmark. Serta pekikan babi Prancis yang berbunyi, inilah gambar asli Muhammad.
15
http://en.wikipedia.org/wiki/Akkari-laban_dossier diakses tanggal 30 Juni 2010.10.24
Di Prancis babi selalu melambangkan keberuntungan dan kemakmuran di kalangan orang-orang Indo-Eropa. 16 Prancis juga mempunyai banyak peternakan babi sehingga diadakan festival tahunan lomba pekikan babi untuk hiburan masyarakatnya. Sebaliknya dalam Islam, babi diharamkan seperti tertulis dalam surat AL-Baqarah: 172-173 yaitu “Hai orang-orang yang beriman! Makanlah yang baik-baik dari apa-apa telah Kami berikan kepadamu, serta bersyukurlah kepada Allah kalau betul-betul kamu berbakti kepadaNya. Allah hanya mengharamkan kepadamu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih bukan karena Allah. Maka barangsiapa dalam keadaan terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melewati batas, maka tidaklah berdosa baginya, karena sesungguhnya Allah Maha pengampun dan Maha Balas-Kasih.” Babi diharamkan untuk dimakan umat Islam sekarang dijadikan simbol Nabi Muhammad SAW yang mereka hormati. Tindakan ini memicu protes dari umat Islam yang tidak dapat menerima Nabi mereka disamakan dengan seekor babi. Tiga gambar tambahan yang ikut dipublikasikan di harian Weekendavisen yang tidak berhubungan dengan karikatur Jyllands-Posten, yaitu gambar reaksi publik menghadapi karikatur Nabi Muhammad SAW, karikaturis yang menggambar Nabi Muhammad dan Muhammad yang sedang bercermin, telah dikirim secara anonym melalui surat pada umat Islam yang bergabung dalam debat online di Jyllands-Posten, hal ini menunjukkan Islamphobia dan usaha untuk menggalang aksi anti barat. Dokumen yang tersebar di dunia Islam berisi pernyataan sebagai berikut : “We urge you (recipient of the letter or dossier) to…on the behalf of thousands of believing Muslim…to give us the opportunity of having a constructive contact with the pers and particulary with the relevant decision makers, not briefly, but with a 16
http://yesaya.indocell.net/id533.htm diakses tanggal 29 Februari 2010.14.44
scientific methodology and a planned and long-term programme the two parties involved. Since we do not wish for Muslims to be accused of being backward and narrow, likewise we do not wish for Danes to be accused of ideological arrogance either. When this relationship is back on its track, the result will bring satisfaction, an underpinning of security and the stable relations, and a flourishing Denmark for all that live here.” The faithful in their religion (Muslims) suffer under a number of circumstances, first and foremost the the lack of official recognition of the Islamic faith. This has led to a lot of problems, especially the lack of rights to build mosques(..) Even though they (the Danes) belong to the Christian faith, the secularizations have overcome them, and if you say that they are all infidels, then you are not wrong. We (Muslims) do not need lessons in democracy, but it is actually us, who through our deeds and speeches educate the whole world in democracy. This (Europe’s) dictatorial way of democracy is completely unacceptable.17
Pada awal penerbitan sekitar bulan Oktober-November 2005, isu karikatur ini belum mndapat perhatian yang besar di luar Denmark, maka dari itu Akkari Laban mengirim surat yang isinya menjelek-jelekkan Denmark, demokrasi Eropa yang dikatakan diktator, sekuleritas Denmark yang tidak memberikan izin untuk membangun mesjid sehingga dikatakan oleh Akkari Laban bahwa Denmark adalah kaum kafir. Alasan inilah yang menyebabkan Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyatakan penentangannya terhadap 17
http://www.google.co.id/search?q=islam+kekerasan&hl=id&start=10&sa=N diakses tanggal 6 September 2010.13.23
penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW pada bulan Desember 2005 untuk meluruskan kasus pelecehan agama Islam. Sejak negara-negara anggota OKI menentang barulah kontrovesi ini menghangat di dunia terutama dari negara-negara Islamdan negara yang berpendudukan mayoritas Islam. Selain itu, banyak negara yang menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW, sehingga gambar-gambar sinis Nabi bisa disaksikan langsung oleh umat Islam di berbagai tempat.
Di Denmark, situasinya sudah stabil, setelah 21 Duta Besar dikumpulkan dan mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh Muslim Denmark. Didukung dengan permintaan maaf Jyllands-Posten pada tanggal 31 Januari 2006. Ratusan kaum muda Denmark turut mendukung upaya ini, dengan membentang spanduk bertuliskan “maaf” di jalan-jalan utama Kopenhagen. Ide Kare Blitgen untuk menyampaikan Islam pada anak-anak non-Islam di Denmark dalam bentuk buku cerita direspon positif oleh Flemming Rose dengan mengadakan sayembara pembuatan karikatur Nabi Muhammad SAW yang akan dijadikan ilustrasi buku Bluitgen. Dua belas karikatur yang dipublikasikan di Jyllands-Posten pada tanggal 30 September 2005 kemudian memicu reaksi dari umat Islam Denmark yang tidak menyetujui Nabi Muhammad SAW dilecehkan. Secara umum, dalam proses komunikasi ini telah terjadi gangguan dimana pihak Jyllands-Posten menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW untuk kepentingan pengetahuan anak-anak non-Islam Denmark dengan alasan kebebasan berekspresi. Di sisi lain hal ini bertentangan dengan umat Islam Denmark yang tidak ingin melanggar ajaran Islam dengan melarang penggambaran Nabi dalam bentuk apapun. Sikap pemerintah Denmark yang tidak mau meminta maaf menyebabkan dua ulama Islam Denmark mencari dukungan dari negara Islam di Timur Tengah dengan menyebarkan dokumen Akkari Laban yang berisi karikatur Nabi Muhammad SAW dari berbagai sumber,
salah satunya foto kontestan manusia babi Prancis yang berkata inilah Nabi Muhammad SAW yang asli. Interpretasi babi yang bertolak belakang antara orang Eropa dan orang Islam memicu reaksi umat Islam secara lebih lagi. Dalam budaya Eropa babi adalah hewan yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan, sedangkan budaya Islam mengharamkan babi untuk dimakan dan mengganggapnya sebagai hewan najis. Di dukung dengan dokumen yang beredar, memicu kemarahan umat Islam di Timur Tengah dan negara Islam lainnya karena karikatur Nabi terus menerus dipublikasikan ulang oleh media cetak di berbagai dunia.
Tujuan pesan yang tadinya mulia untuk mengenalkan Islam pada anak-anak nonIslam berubah menjadi bencana. Musibah ini terutama dirasakan pemerintah Denmark yang ditunjuk sebagai sumber masalah disebabkan oleh gangguan komunikasi baik fisik yaitu gambar yang timbul di Jyllands-Posten atau media lain dan gangguan non-fisik yaitu perbedaan pandangan antara Denmark dengan Islam dalam berbagai hal seperti yang sudah dijelaskan di atas. Karena adanya perbedaan nilai dan budaya yang terjadi di Denmark dan Islam terutama pada hal kebebasan berekspresi maka terjadilah bentrokan ini.