BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian (Kumar, 1996). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara loneliness dan perceived social support dengan intensitas penggunaan media sosial.
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian Terdapat tiga variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu loneliness, perceived social support dan intensitas penggunaan media sosial. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai identifikasi ketiga variabel tersebut. 1. Dependent Variable (Y)
: Intensitas Penggunaan Media Sosial
2. Independent Variable(X1)
: Loneliness
Independent Variable (X2)
: Perceived Social Support
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel. Definisi operasional memberikan batasan arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Kerlinger & Lee, 2000).
3.2.2.1 Loneliness Dalam penelitian ini, definisi dari loneliness adalah pengalaman subyektif individu mengenai keterasingan emosional dan keterasingan sosial yang mereka rasakan pada diri mereka.
3.2.2.2 Perceived Social Support Dalam penelitian ini, definisi dari perceived social support adalah evaluasi subyektif individu mengenai keberadaan bimbingan, teman yang dapat diandalkan, keberhargaan diri, perhatian, kedekatan emosional, dan integrasi sosial yang ada.
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.2.3 Intensitas Penggunaan Media Sosial Dalam penelitian ini, definisi dari intensitas penggunaan media sosial adalah seberapa sering dan seberapa lama seseorang dalam menggunakan atau mengakses sebuah media sosial.
3.3 Responden Penelitian 3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah para karyawan bagian card center sebuah bank swasta di Jakarta. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012). Azwar (2000) menyatakan bahwa secara tradisional, statistik menganggap jumlah sampel 100 orang sudah cukup banyak. Oleh karena itu, sampel pada penelitian ini adalah 100 orang karyawan bagian card center pada bank swasta tersebut.
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel yang mewakili populasi (Kumar, 1996). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling. Menurut Kumar (1996), random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu yang memenuhi kriteria populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diselidiki. Jenis random sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling. Dalam melakukan simple random sampling, peneliti menggunakan teknik fishbowl. Dalam teknik ini, peneliti menuliskan semua nama subyek yang ada di dalam populasi ke dalam suatu kotak, kemudian mengambil satu per satu nama dengan acak untuk dijadikan sampel penelitian.
3.3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di bagian Card Center sebuah bank swasta di Jakarta. Hal ini dilakukan agar proses pengambilan data responden bisa lebih lancar dan cepat, karena didasarkan pada kedekatan peneliti terhadap bagian tersebut dimana peneliti pernah bekerja disana.
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Kelebihan yang dimiliki kuesioner antara lain tidak terlalu mahal dan memungkinkan anonimitas yang lebih besar. Sedangkan kelemahannya adalah responden kurang memiliki kesempatan untuk mengklarifikasi pertanyaan yang ada, jawaban yang diberikan tidak spontan dan respon yang diberikan mungkin dipengaruhi oleh pertanyaan lain (Kumar, 1996). Berikut ini adalah penjelasan dari penyusunan alat ukur, uji validitas dan reliabilitas alat ukur, serta interpretasi dari masing-masing alat ukur.
3.4.1 UCLA Loneliness Scale Untuk meneliti perasaan kesepian (loneliness) pada responden, peneliti menggunakan UCLA Loneliness Scale version 3 yang dikembangkan oleh Russell (1996). Skala ini memiliki nilai validitas yang berkisar antara 0,89 hingga 0,94 dan memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,73. Skala ini memiliki dua aspek yaitu aspek isolasi emosional dan isolasi sosial yang dibuat dalam bentuk skala Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu “tidak pernah”, “jarang”, “sering”, dan “selalu”. Terdapat 20 item di dalam UCLA Loneliness Scale version 3, sembilan diantaranya merupakan item unfavorable dan sebelas lainnya merupakan item favorable. Peneliti membiarkan susunan item sesuai dengan urutan aslinya dimana penyebaran item unfavorable pada penelitian ini adalah item-item nomor 1, 5, 6, 9, 10, 15, 16, 19 dan 20. Sedangkan item-item favorable berada pada nomor 2, 3, 4, 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7, 8, 11, 12, 13, 14, 17 dan 18. Blue print UCLA Loneliness Scale version 3 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Blue Print UCLA Loneliness Scale version 3 Nomor Item Aspek
Jumlah Favorable
Unfavorable
Isolasi Emosional
2, 4, 7, 11, 12, 17
9, 15
8
Isolasi Sosial
3, 8, 13, 14, 18
1, 5, 6, 10, 16, 19, 20
12
Total
11
9
20
Aturan pemberian skor untuk setiap item, baik favorable dan unfavorable dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Aturan Pemberian Skor Pada UCLA Loneliness Scale version 3 Alternatif Jawaban
Item Favorable
Item Unfavorable
Tidak Pernah
Skor 1
Skor 4
Jarang
Skor 2
Skor 3
Sering
Skor 3
Skor 2
Selalu
Skor 4
Skor 1
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skor total loneliness responden didapatkan dengan menjumlahkan skor 20 item yang ada pada UCLA Loneliness Scale version 3. Dengan begitu, hasil maksimal yang didapatkan adalah 80 sedangkan hasil minimalnya 20. Dalam pengadaptasiannya, peneliti menerjemahkan UCLA Loneliness Scale version 3 sendiri dengan dibantu oleh kenalan peneliti yang bekerja sebagai penerjemah.
3.4.2 Social Provisions Scale (SPS) Social Provisions Scale (SPS) merupakan alat ukur perceived social support dengan skala Likert yang dikembangkan berdasarkan enam pemenuhan kebutuhan yang bisa diberikan oleh dukungan sosial dari Weiss (dalam Cutrona & Russell, 1987). Enam pemenuhan kebutuhan tersebut adalah guidance (bimbingan), reliable alliance (keberadaan teman yang dapat diandalkan), opportunity of nurturance (kesempatan untuk mengasuh orang lain), reassurance of worth (meyakinkan adanya keberhargaan diri), attachment, dan social integration (integrasi sosial). Alat ukur tersebut berisi 24 item, dengan empat item pernyataan untuk masing-masing fungsi. Dari empat item tersebut, dua item adalah item dengan kalimat positif (favorable), dan dua item dengan kalimat negatif (unfavorable). Responden akan diminta untuk mengindikasikan kesetujuan pada tiap item dengan memilih salah satu dari empat pilihan jawaban, yaitu “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju”, dan “sangat setuju”. Alat ukur ini memiliki nilai validitas yang berkisar antara 0,653 hingga 0,760 dan memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,915. Blue print SPS dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.3 Blue Print SPS Nomor Item Aspek
Jumlah Favorable
Unfavorable
Guidance
12, 16
3, 19
4
Reliable Alliance
1, 23
10, 18
4
Opportunity of Nurturance
4, 7
15, 24
4
Reassurance of Worth
13, 20
6, 9
4
Attachment
11, 17
2, 21
4
Social Integration
5, 8
14, 22
4
Total
12
12
24
Aturan pemberian skor untuk setiap item, baik favorable dan unfavorable dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Aturan Pemberian Skor Pada SPS Alternatif Jawaban
Item Favorable
Item Unfavorable
Sangat Tidak Setuju
Skor 1
Skor 4
Tidak Setuju
Skor 2
Skor 3
Setuju
Skor 3
Skor 2
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skor 4
Sangat Setuju
Skor 1
Skor total perceived social support responden didapatkan dengan menjumlahkan skor 24 item yang ada pada SPS. Dengan begitu, hasil maksimal yang
didapatkan
adalah
96
sedangkan
hasil
minimalnya
24.
Dalam
pengadaptasiannya, peneliti menerjemahkan SPS sendiri dengan dibantu oleh kenalan peneliti yang bekerja sebagai penerjemah.
3.4.3 Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial digunakan untuk mengukur seberapa sering (frekuensi) dan seberapa lama (durasi) seorang individu mengakses atau menggunakan media sosial. Skala ini dibuat dengan mengadaptasi aspek-aspek intensitas penggunaan media sosial yang dikemukakan oleh Horrigan (2000), serta tingkat frekuensi dan durasi penggunaan media sosial oleh Abrar (2003). Ada dua aspek penting yang harus dilihat atau diukur untuk mengetahui internsitas penggunaan media sosial seseorang, yakni frekuensi dan durasi. Berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Horrigan (2000) serta tingkat frekuensi dan durasi penggunaan media sosial oleh Abrar (2003), maka peneliti membuat skala yang sudah disupervisi oleh pembimbing, dengan tujuan untuk mengukur intensitas penggunaan media sosial responden. Dalam skala ini, hanya terdapat dua pertanyaan dimana masing-masing pertanyaan mewakili aspek-aspek
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang ada (frekuensi & durasi). Pertanyaan nomor 1 yang mewakili aspek frekuensi adalah “seberapa sering Anda menggunakan media sosial dalam seminggu?”. Aturan pemberian skor untuk aspek frekuensi bisa dilihat dalam tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Aturan Pemberian Skor Pada Aspek Frekuensi Frekuensi
Skor
> 8 kali per minggu
Skor 5
7-8 kali per minggu
Skor 4
5-6 kali per minggu
Skor 3
3-4 kali per minggu
Skor 2
< 3 kali per minggu
Skor 1
Pertanyaan nomor 2 yang mewakili aspek durasi adalah “berapa lama Anda menggunakan media sosial dalam sehari?”. Aturan pemberian skor untuk aspek durasi bisa dilihat dalam tabel 3.6 berikut:
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.6 Aturan Pemberian Skor Pada Aspek Durasi Durasi
Skor
> 9 jam per hari
Skor 5
7-9 jam per hari
Skor 4
4-6 jam per hari
Skor 3
1-3 jam per hari
Skor 2
< 1 jam per hari
Skor 1
Skor total intensitas penggunaan media sosial responden didapatkan dengan menjumlahkan skor 2 item yang ada pada Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial. Dengan begitu, hasil maksimal yang didapatkan adalah 10 sedangkan hasil minimalnya 2.
3.5 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai peneliti dapat benarbenar mengukur variabel yang akan diukur serta secara konsisten mengukur satu variabel tertentu, peneliti melakukan uji coba validitas dan reliabilitas terlebih dahulu sebelum mengambil data di lapangan. Uji coba validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 10-15 Juli 2015 dengan responden acak yang merupakan teman-teman peneliti. Penyebaran dilakukan dengan menyebarkan 30 kuesioner
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan bantuan Google Form. Dari semua kuesioner yang disebar, semua layak pakai.
3.5.1 Uji Validitas Dalam penelitian ini, tipe validitas yang akan digunakan adalah validitas konstruk. Menurut Anastasi & Urbina (1997), validitas konstruk adalah seberapa besar sebuah tes dapat dikatakan mengukur sebuah konstruk teoritis atau sifat. Salah satu cara untuk mengetahui validitas konstruk adalah dengan mengukur konsistensi internalnya (Anastasi & Urbina, 1997). Untuk mengukur konsistensi internal tersebut, dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan cara melihat korelasi item dengan total skor di dalam suatu skala. Korelasi item dilihat dengan menggunakan corrected item-total correlation, dan apabila diketahui bahwa korelasi antara item dengan total skor skala di bawah 0,20 maka item tersebut akan dibuang. Nilai koefisien korelasi tersebut merupakan nilai yang dikemukakan baik oleh Cronbach (1990). Dan yang kedua adalah dengan membandingkan nilai alpha cronbach skala secara keseluruhan dengan alpha cronbach if item deleted pada item-item didalamnya. Apabila nilai alpha cronbach if item deleted pada masing-masing item sama atau lebih besar daripada alpha cronbach skala, maka item-item tersebut akan dibuang dan tidak digunakan. Item yang baik/valid adalah item yang nilai alpha cronbach if item deleted nya lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha cronbach skala (Sufren & Natanael, 2014). Pada penelitian ini, peneliti
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memutuskan bahwa item yang valid/baik adalah item yang memenuhi dua kriteria di atas. Jika salah satu dari dua cara tersebut tidak terpenuhi, maka item tersebut akan dibuang dan tidak akan digunakan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga validitas alat ukur agar lebih tepat dan akurat. Berikut ini adalah hasil uji validitas dari masing-masing alat ukur: 3.5.1.1 UCLA Loneliness Scale Untuk menghitung nilai korelasi antara item dengan total skor skala, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Berikut ini adalah tabel rangkuman validitas item yang mengacu pada output SPSS 17.0: Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas UCLA Loneliness Scale
No Item
Corrected Item-Total
Alpha Cronbach If
Correlation
Item Deleted
1
0,407
0,920
Dibuang
2
0,543
0,917
Dipertahankan
3
0,489
0,918
Dipertahankan
4
0,733
0,913
Dipertahankan
5
0,562
0,917
Dipertahankan
6
0,301
0,922
Dibuang
7
0,708
0,914
Dipertahankan
8
0,666
0,914
Dipertahankan
9
0,374
0,921
Dibuang
10
0,517
0,918
Dipertahankan
11
0,760
0,913
Dipertahankan
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keputusan
12
0,697
0,914
Dipertahankan
13
0,582
0,916
Dipertahankan
14
0,599
0,916
Dipertahankan
15
0,503
0,918
Dipertahankan
16
0,728
0,913
Dipertahankan
17
0,441
0,919
Dipertahankan
18
0,583
0,916
Dipertahankan
19
0,767
0,912
Dipertahankan
20
0,650
0,915
Dipertahankan
Dapat dilihat dari tabel 3.7 bahwa dari korelasi tiap item dengan total skor loneliness, memang tidak ada item yang menunjukkan nilai korelasi di bawah 0,20. Namun jika dilihat dari perbandingan antara alpha cronbach if item deleted dengan nilai alpha cronbach skala (α = 0,920), maka masih terdapat 3 item dimana nilai alpha cronbach if item deleted nya sama atau lebih besar daripada alpha cronbach skala, yaitu item nomor 1, 6, dan 9. Pada akhirnya, peneliti memutuskan untuk membuang ketiga item tersebut.
3.5.1.2 Social Provisions Scale (SPS) Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows, berikut ini adalah rangkuman dari validitas item yang mengacu pada output SPSS 17.0:
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas SPS
No Item
Corrected Item-Total
Alpha Cronbach If
Correlation
Item Deleted
1
0,661
0,874
Dipertahankan
2
0,613
0,876
Dipertahankan
3
0,621
0,875
Dipertahankan
4
0,180
0,888
Dibuang
5
0,402
0,881
Dipertahankan
6
0,596
0,876
Dipertahankan
7
0,168
0,890
Dibuang
8
0,413
0,881
Dipertahankan
9
0,462
0,880
Dipertahankan
10
0,540
0,878
Dipertahankan
11
0,439
0,881
Dipertahankan
12
0,375
0,882
Dipertahankan
13
0,569
0,877
Dipertahankan
14
0,485
0,880
Dipertahankan
15
0,426
0,881
Dipertahankan
16
0,427
0,881
Dipertahankan
17
0,425
0,881
Dipertahankan
18
0,537
0,878
Dipertahankan
19
0,540
0,878
Dipertahankan
20
0,550
0,878
Dipertahankan
21
0,549
0,877
Dipertahankan
22
0,174
0,888
Dibuang
23
0,647
0,874
Dipertahankan
24
0,477
0,880
Dipertahankan
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keputusan
Dapat dilihat dari tabel 3.8 bahwa dari korelasi tiap item dengan total skor perceived social support dan perbandingan antara alpha cronbach if item deleted dengan nilai alpha cronbach skala (α = 0,884), maka masih terdapat 3 item yang menunjukkan nilai korelasi di bawah 0,20 dan alpha cronbach if item deleted nya lebih besar daripada alpha cronbach skala, yaitu item nomor 4, 7, dan 22. Pada akhirnya, peneliti memutuskan untuk membuang ketiga item tersebut.
3.5.1.3 Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Untuk Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial, uji validitas tidak dilakukan dengan melihat nilai corrected item-total correlation. Hal ini dikarenakan jumlah item yang akan diuji terlalu sedikit, yakni hanya 2 item saja. Untuk itu, langkah alternatif yang dilakukan untuk menguji validitas skala ini adalah dengan melihat korelasi antara item dan total skor skala dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment (Sarwono, 2013). Pada analisis ini, sebuah item dikatakan valid/baik apabila nilai signifikansi (sig) dari korelasi nya di bawah 0,05 (Sarwono, 2013). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows, berikut ini adalah rangkuman dari validitas item yang mengacu pada output SPSS 17.0:
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial
No Item
Nilai Korelasi dengan
Nilai Signifikansi (sig)
Keputusan
Total Skor 1
0,913
0,000
Dipertahankan
2
0,869
0,000
Dipertahankan
Dapat dilihat dari tabel 3.9 bahwa nilai signifikansi (sig) korelasi dari kedua item dengan total skor intensitas penggunaan media sosial adalah 0,000 (< 0,05). Hal menunjukkan bahwa kedua item adalah baik dan valid. Peneliti tetap mempertahankan kedua item tersebut.
3.5.2 Uji Reliabilitas Metode yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas alat ukur adalah dengan menggunakan koefisien alfa/alpha cronbach (Anastasi & Urbina, 2000). Metode tersebut didasarkan pada pencarian konsistensi dari respons untuk semua item di dalam suatu alat ukur, dan hanya membutuhkan satu kali administrasi untuk satu bentuk alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memiliki koefisien alfa lebih besar dari 0,6 (Sufren & Natanael, 2014). Jadi pada penelitian ini, peneliti mengambil batas koefisien alfa yang harus dipenuhi adalah 0,6. Apabila koefisien alfa masing-masing alat ukur lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut reliabel.
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dari masing-masing alat ukur: 3.5.2.1 UCLA Loneliness Scale Untuk menghitung koefisien alfa/alpha cronbach, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Berikut ini adalah tabel rangkuman yang mengacu pada output SPSS 17.0: Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas UCLA Loneliness Scale
Cronbach’s Alpha
Jumlah Item
0,920
20
Dari tabel 3.10 dapat dilihat bahwa UCLA Loneliness Scale memiliki koefisien alfa (α) sebesar 0,920. Karena nilai α lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur ini reliabel.
3.5.2.2 Social Provisions Scale (SPS) Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows untuk menghitung koefisien alfa, berikut ini adalah tabel rangkuman yang mengacu pada output SPSS 17.0:
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas SPS
Cronbach’s Alpha
Jumlah Item
0,884
24
Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa SPS memiliki koefisien alfa (α) sebesar 0,884. Karena nilai α lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur ini reliabel.
3.5.2.3 Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windowsuntuk menghitung koefisien alfa, berikut ini adalah tabel rangkuman yang mengacu pada output SPSS 17.0:
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial
Cronbach’s Alpha
Jumlah Item
0,734
2
Dari tabel 3.12 dapat dilihat bahwa Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial memiliki koefisien alfa (α) sebesar 0,734. Karena nilai α lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur ini reliabel.
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6 Skoring Akhir Alat Ukur Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas di atas, ada beberapa item yang harus dibuang. Pembuangan item menyebabkan adanya pengurangan skor maksimal yang dimiliki oleh setiap alat ukur. Berikut ini adalah skor maksimal dan skor minimal akhir yang didapatkan dari masing-masing alat ukur.
3.6.1 UCLA Loneliness Scale Setelah melewati pembuangan item, jumlah item akhir yang dimiliki aspek isolasi emosional menjadi 7 item. Sedangkan untuk aspek isolasi sosial, setelah melewati pembuangan item, jumlah item akhir yang dimiliki menjadi 10 item. Dengan demikian jumlah item keseluruhan adalah 17, sehingga skor maksimal untuk UCLA Loneliness Scale adalah 68, sedangkan skor minimum adalah 17.
3.6.2 Social Provisions Scale (SPS) Setelah melewati pembuangan item, jumlah item akhir yang dimiliki aspek opportunity of nurturance menjadi 2 item. Untuk aspek social integration jumlah item akhir yang dimiliki menjadi 3 item. Sedangkan jumlah item dari aspek guidance, reassurance of worth, attachment, dan reliable alliance tidak mengalami perubahan. Dengan demikian jumlah item keseluruhan adalah 21, sehingga skor maksimal untuk SPS adalah 84, sedangkan skor minimum adalah 21.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.3 Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Untuk Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial tidak terjadi perubahan apapun, karena semua item dinyatakan valid/baik. Sehingga total item tetap berjumlah 2, dengan skor maksimal adalah 10, dan skor minimum adalah 2.
3.7 Metode Analisis Data Peneliti menggunakan software SPSS 17.0 for Windows untuk mengolah dan menganalisis data di dalam penelitian ini. Berikut adalah metode analisis yang digunakan oleh peneliti: 1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif dilakukan untuk mendapatkan mean (rerata), skor maksimum responden, skor minimum responden, dan standard deviation. Hasil tersebut digunakan untuk menggambarkan gambaran data demografi dari responden. 2. Korelasi Pearson Product Moment Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan utama dalam penelitian ini, apakah ada hubungan antara loneliness dan perceived social support dengan intensitas penggunaan media sosial? Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Kedua variabel bebas dapat dikatakan berkorelasi signifikan dengan variabel terikat apabila nilai signifikansi (sig) di bawah 0,05.
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Uji-T Metode ini digunakan untuk menjawab beberapa permasalahan tambahan yang ada dalam penelitian. Peneliti akan menggunakan analisis ini untuk mengetahui dinamika yang ada di dalam setiap variabel penelitian ini, seperti apakah terdapat perbedaan loneliness antara laki-laki dengan perempuan? Apakah terdapat perbedaan perceived social support antara laki-laki dengan perempuan? Dan seterusnya. Uji-T hanya bisa digunakan untuk membandingkan dua kelompok, apabila jumlah kelompok yang ingin dibandingkan lebih dari dua, maka metode yang digunakan adalah metode one-way ANOVA. 4. One-Way ANOVA Metode ini digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan tambahan yang tidak mampu dijawab oleh metode Uji-T, karena kelompok yang ingin dibandingkan lebih dari dua. Peneliti akan menggunakan metode ini untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan loneliness dan perceived social support berdasarkan media sosial yang paling populer digunakan.
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/