91
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah konsumen rumah tangga dan respondennya adalah ibu rumah tangga yang dianggap sebagai pengambil keputusan dalam melakukan pembelian komoditas teh. Yang dimaksud dengan rumah tangga
adalah semua orang, baik kerabat maupun yang tidak, yang
menempati satu unit perumahan (Engel et al., (1994:194) yang diasumsikan mengkonsumsi teh. Lokasi
penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan
bahwa kontribusi Provinsi Jawa Barat terhadap pertehan nasional cukup tinggi yaitu 66,99 %. Adapun waktu penelitian lapangan selama 6 (enam) bulan, mulai bulan April 2004 sampai dengan bulan Oktober 2004.
3.2 Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian explanatory survey. Pendekatan explanatory survey ini, sebagaimana simpulan Cooper dan Pamela (2003:13), Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995:3) terbukti mampu dengan baik menjelaskan hubungan antar aspek yang diamati dan bukan hanya sekedar descriptive, sedangkan bentuk penelitian verifikatif menurut Moh. Nazir (1988:63) digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan-perhitungan statistik
92
3.2.1 Operasionalisasi Variabel Pada penelitian ini dirumuskan beberapa konsep variabel yang diamati yaitu : (1) Faktor internal konsumen (X1)
yaitu: faktor internal konsumen yang
mencakup budaya konsumen, kelas sosial, karakteristik individu, dan faktor psikologis. (a) Budaya konsumen (X1.1) yaitu: kebiasaan manusia dari generasi ke generasi
yang diciptakan oleh
sebagai penentu dan pengatur
perilaku manusia dalam masyarakat yang mencakup suku, frekuensi minum teh, dan waktu minum teh. (b) Kelas sosial (X1.2) yaitu: pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen,
tersusun
secara
hierarkis
yang
mencakup
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. (c) Karakteristik individu (X1.3) yaitu: karakteristik individu yang mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan
dapat
pembelian
yang mencakup umur, jumlah keluarga, dan gaya hidup. (d) Faktor psikologis (X1.4) yaitu: suatu dorongan psikologis konsumen yang melibatkan perasaan (afeksi) dan pemikiran (kognisi) dalam pengambilan keputusan yang mencakup persepsi, motivasi, dan keyakinan/sikap (konatif). (2) Kinerja bauran pemasaran (X2) yaitu: merupakan penilaian konsumen atas kinerja pemasaran yang dicapai oleh produsen teh melalui berbagai
93
atribut, seperti produk, harga, saluran distribusi, dan promosi yang dilakukan. (a) Produk (X2.1) yaitu: penilaian konsumen tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan teh, seperti merek, kemasan, warna, aroma, dan rasa. (b) Harga (X2.2) yaitu: sejumlah uang yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya, seperti harga dan potongan harga (c) Tempat/saluran distribusi (X2.3) yaitu: kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan, seperti lokasi penjualan, ketepatan tempat, dan ketepatan waktu. (d) Promosi (X2.4) yaitu:
strategi komunikasi yang digunakan oleh
perusahaan kepada konsumen dengan tujuan membujuk konsumen seperti, isi pesan yang disampaikan, kesederhanaan isi pesan, personalitynya, dan media yang digunakan. (3) Keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga (Y) yaitu: jumlah dan nilai kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan setelah melakukan evaluasi atas kinerja suatu produk seperti, jumlah dan jenis teh yang dibeli, kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap suatu produk. Secara rinci, operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
94
Tabel 3.1. Operasionalisasi Varibel Variabel Internal (X1)
Konsumen
Sub-Variabel •
•
Kinerja Bauran Pemasaran (X2)
Keputusan Pembelian Komoditas teh oleh Konsumen Rumah Tangga (Y)
Budaya (X1.1)
Kelas Sosial (X1.2)
•
Individu (X1.3)
•
Psykologis (X1.4)
•
Produk (2.1)
Indikator • Suku • Kebiasaan • Frekuensi
Ukuran
• Waktu konsumsi
• Asal suku • Tingkat keseringanya • Berapa kali dalam sehari • pilhan waktu
• • • •
• • • •
Pendapatan Pekerjaan Pendidikan Tempat Tinggal
Rupiah/bln Status pekerjaan Strata pendidikan Lokasi tempat tinggal
Skala Ukur Nominal Ordinal Rasio Nominal Rasio Nominal Nominal Nominal
• Umur • Keluarga • gaya hidup
• Tingkat usia • Jumlah keluarga • Tingkat pengaruh
Rasio Rasio Ordinal
• Persepsi • Pilihan anggota keluarga pada saat sakit • Pengobatan penyakit • Keyakinan dan sikap • Motivasi • Kenikmatan • Manfat kesehatan • Kebaikan dalam mengatasi rasa haus • Merek • Kemasan • Citra merek • Label • Warna
• Tingkat persepsi • Tingkat pilihan • Jenis penyakit
Nominal Nominal Nominal
• Tingkat motivasi • Tingkat kenikmatan • Tingkat manfaat
Nominal Ordinal Ordinal
• Tingkat kebaikan
Ordinal
• • • • •
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
• Aroma • Rasa
Tingkat pertimbangan Daya tarik kemasan Tingkat pertimbangan Tingkat pertimbangan Penampakkan warna seduhan • Tingkat aromanya • Kekuatan rasa
Nominal Nominal Nominal
•
Harga (X2.2)
• Harga • Potongan pembelian
• Tingkat pertimbangan • Tingkat perhatian
Ordinal Ordinal
•
Saluran Distribusi (X2.3)
• Jarak lokasi pembelian • Tempat penjualan • Cakupan distribusi
• Tingkat kemudahan akses • Tingkat daya tarik • Tingkat ketersdeiaan
Ordinal Ordinal Ordinal
•
Promosi (X2.4)
• Media yang digunakan • Tingkat daya tarik • Tingkat kejelasan • Tingkat daya tarik
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
• Media promosi • Isi pesan • Informasi • Personality • Jumlah pembelian • Jenis yang disukai • Kepuasaan/ketidakpua-san • Loyalitas
• • • •
Gram Selera Tingkat kepuasan Tingkat loyalitas
Rasio Nominal Ordinal Ordinal
95
3.2.2 Populasi Populasi sasaran (target population) adalah populasi yang menjadi sasaran penelitian yaitu populasi yang
nantinya akan menjadi cakupan
kesimpulan penelitian. Dalam penelitian ini, konsumen rumah tangga
populasi
sasaran adalah
yang mengkonsumsi teh di Jawa Barat, jumlah
populasi dapat disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2.Tingkat Pendapatan Per kapita Penduduk di Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kabupaten
Berdasarkan Harga Konstan (Rp)
Berdasarkan Harga Berlaku (Rp)
Bogor 1.226.140,09 3.415.341,04 Sukabumi 1.166.189,88 3.456.656,04 Bandung 1.700.542,13 5.844.911,79 Garut 1.090.134,89 3.468.386,55 Tasik 1.077.040,61 3.411.547,43 Ciamis 1.322.123,79 4.160.887,42 Kuningan 974.545,91 2.464.339,42 Cirebon *) 862.625,06 2.698.861,91 Majalengka 1.072.417,74 3.006.302,03 Sumedang 1.126.881,73 3.483.558,92 Indramayu 1.130.041,22 3.655.965,00 Subang 1.376.548,81 3.848.208,16 Purwakarta *) 2.827.369,13 7.961.610,06 Karawang 1.734.306,20 6.084.187,09 Bekasi *) 5.092.906,08 18.718.678,33 Kota: 16 Bogor 1.352.293,30 3.467.915,09 17 Sukabumi 2.030.112,93 5.274.046,89 18 Bandung *) 3.012.261,37 9.478.757,70 19 Cirebon *) 5.465.536,74 17.026.905,58 20 Bekasi 2.032.528,44 6.008.346,14 21 Depok *) 1.170.577,41 3.897.794,94 Total Sumber : BPD Provinsi Jawa Barat Kerjasama dengan BPS, Tahun 2003.
Jumlah Rumah Tangga (KK) 851.962 563.773 1.098.540 508.174 564.045 484.328 254.164 480.989 325.948 289.277 448.516 393.337 186.290 494.158 441.114 177.933 65.704 595.408 66.824 423.298 289.902 9.103.664,00
96
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel Penentuan sampel menggunakan teknik multi-stage cluster sampling dan simple random sampling dengan tahapan sebagai berikut: (1). Memilih kabupaten dan kota sampel dengan kriteria kabupaten yang memiliki pendapatan per kapita tinggi, sedang, dan rendah di Jawa Barat. Kabupaten terpilih yang pendapatan tinggi diwakili
Kabupaten
Bekasi, pendapatan sedang diwakili Kabupaten Purwakarta, dan pendapatan rendah diwakili Kabupten Cirebon, sedangkan kota yang berpendapatan tinggi diwakili Kota Cirebon, pendapatan sedang diwakili Kota Bandung, dan berpendapatan rendah diwakili Kota Depok. Tahap ini disebut dengan satuan sampling primer, pemilihan satuan sampling primer ini merupakan pemilihan tingkat pertama (the first-stage selection) (2). Memilih kecamatan sampel dari masing-masing kabupaten dan kota yang sudah terpilih pada tahap pertama. Kriteria yang digunakan adalah sama seperti pada pemilihan sampel tahap pertama.
Kecamatan terpilih
adalah: (a) Kecamatan Cikarang Barat yang mewakili kecamatan yang berpendapatan tinggi di Kabupaten Bekasi (b)
Kecamatan
Purwakarta
yang
mewakili
berpendapatan sedang di Kabupaten Purwakarta
kecamatan
yang
97
(c)
Kecamatan
Lemahabang
yang
mewakili
kecamatan
yang
berpendapatan rendah di Kabupaten Cirebon Untuk wilayah kota, kecamatan terpilih adalah: (a) Kecamatan Pekalipan yang mewakili kecamatan yang berpendapatan tinggi di Kota Cirebon (b) Kecamatan Arcamanik dan
Kecamatan Cibeunying Kidul yang
mewakili kecamatan yang berpendapatan sedang di Kota Bandung (c) Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Sukamajaya yang mewakili kecamatan yang berpendapatan rendah di Kota Depok Tahap ini disebut dengan satuan sampling sekunder, pemilihan satuan sampling sekunder ini merupakan pemilihan tingkat ke dua (the secondstage selection) (3). Memilih kelurahan dan desa sampel secara simple random sampling. Kelurahan dan desa terpilih adalah : (a) Desa Telaga Murni dan Desa Suka Danau Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, (b) Kelurahan Ciseureuh,
Kelurahan Munjuljaya, Kelurahan Nagrikaler Kecamatan
Purwakarta Kabupaten Purwakarta, (c) Desa Karangmanggu dan Desa Susukanagung
Kecamatan
Lemahabang
Kabupaten
Cirebon,
(d)
Kelurahan Jagasatru Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon, (e) Kelurahan Sukamiskin
dan
Sindanglaya
Kecamatan
Arcamanik,
Kelurahan
Sukamaju Kecamatan Cibeunying Kidul, (f) Kelurahan Depok Jaya dan
98
Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas, Kelurahan Sukajaya dan Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukamajaya. Tahap ini disebut dengan satuan sampling tertier, pemilihan satuan sampling tertier ini merupakan pemilihan tingkat ke tiga (the third-stage selection) (4) Dari kelurahan dan desa terpilih, kemudian dipilih secara simple random sampling 205 rumah tangga (RT). Tahap ini merupakan pemilihan tingkat ke empat (the fourth-stage selection). Tabel 3.3. Jumlah Rumah Tangga dan Ukuran Sampel Kabupaten
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Ukuran Sampel Rumah Tangga Contoh 44
186.290
19
1. Bekasi
• Cikarang Barat
2. Purwakarta
• Purwakarta
3. Cirebon :
• Lemahabang
• Karangmanggu • Susukanagung
480.989
48
Kota: 1. Cirebon
• Pekalipan
• Jagasatru
66.824
7
2. Bandung
• Arcamanik
• Sukamiskin • Sindanglaya • Sukamaju
595.408
58
• • • •
289.902
29
2.060.527
205
• Cibeunying Kidul 3. Depok
• Pancoranmas • Sukamajaya Total
• • • • •
Jumlah Rumah Tangga 441.114
Telaga Murni Suka Danau Ciseureuh Munjuljaya Nagrikaler
Depok Depok Jaya Sukajaya Baktijaya
99
Selanjutnya, penentuan jumlah sampel yang dianggap representatif, yaitu menggunakan rumus jumlah sampel minimum (Yamane, 1967) sebagai berikut : N n= Nd2+1 Di mana : n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi d = Tingkat kesalahan
Atas dasar rumus tersebut, dan menggunakan tingkat presisi 93 %, (tingkat kesalahan = 7 %) maka diperoleh ukuran sampel minimum yaitu: 9.103.664,00 n=
9.103.664,00 (0,07)2 + 1 9.103.664,00
n= 9.103.664,00 (0,0049) + 1 n = 204,08 dibulatkan = 205 Rumah Tangga Ukuran sampel minimum
yang diperoleh akan dialokasikan secara
proporsional. Ni ni =
−−−−−−− x n N
Di mana : i
Ni N n
= = = =
Jumlah sampel pada masing-masing kabupaten/kota Jumlah populasi masing-masing kabupaten/kota Jumlah populasi secara keseluruhan Jumlah sampel dari populasi
100
3.2.4 Metode Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dianalisis
adalah data primer dan data sekunder,
sumber data primer adalah ibu rumah tangga. Data sekunder diperoleh dari perusahaan PTP. Nusantara VIII, Kopthindo, Dinas Perkebunan Jawa Barat, BPS Kota Cirebon, BPS Kota Bandung, BPS Kota Depok, BPS Kabupaten Bekasi, BPS Kabupaten Purwakarta,
BPS Kabupaten Cirebon, dan BPS
Jawa Barat. 3.2.4.2 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1. Melakukan observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya. 2. Melakukan wawancara kepada ibu rumah tangga sebagai responden, peserta dan pengunjung festival teh di Bandung Supermall yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Jawa Barat. Cara ini dilakukan agar dapat mengungkap fakta yang terjadi di lapangan. 3.2.4.3 Pengujian Instrumen Kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang merupakan penjabaran dari indikator variabel sebelum digunakan untuk mengumpulkan
101
data di lapangan, terlebih dahulu harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Validitas menunjukkan
sejauh mana instrumen dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur dapat dipercaya atau dihandalkan (Sugiyono, 1999:109; Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1995:124). Oleh karena itu setelah instrumen itu valid dan reliable, maka dapat digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan.
(a) Pengujian Validitas Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu diuji validitasnya kepada responden dengan menggunakan rumus teknik korelasi
“Product Moment” dari Pearson (dikutip oleh Masri
Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1995:137) sebagai berikut : N ( Σ d xy ) - ( Σ fdx ) ( Σ fdy ) r = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
√ N fdy2
- ( Σ dx )2
√ N ΣfdY2
- ( Σ fy )2
Di mana : r = Koefisien Validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh dari subyek dalam tiap item Y = Skor total yang diperoleh dari subyek seluruh item ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y 2 ΣX = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X 2 ΣY = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y N = Jumlah responden
Koefisien Validitas dianggap signifikan jika r hitung > r tabel pada α = 0,05
102
(b) Pengujian Reliabilitas Adapun teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik test-retest yaitu pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan cara percobaan instrumen dua kali kepada responden yang sama dengan
waktu yang
berbeda. Sugiyono
(1999:120)
mengatakan
bahwa
pengujian
reliabilitas
instrumen secara internal dapat dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua (split-half) yaitu pengujian reliabilitas internal yang dilakukan dengan membelah item-item instrumen menjadi dua kelompok (ganjil dan genap), kemudian dijumlahkan, dicari korelasinya, dan kemudian dianalisis dengan rumus koefisien Spearman Brown, yang rumusnya sebagai berikut : 2 rb rj = 1+ rb Di mana : rj = Reliabilitas internal seluruh instrumen rb = Korelasi product moment antara belahan ganjil dan genap Koefisien reliabilitas dianggap signifikan jika rj hitung > r tabel pada α = 0,05 3.2.4.4 Transformasi Data Melalui Method of Successive Interval (MSI) Skala pengukuran dari data yang diperoleh adalah bervariasi yaitu nominal, skala ordinal dan rasio. Untuk data yang mempunyai skala ordinal
103
dengan menggunakan skala Likert, dengan bobot nilai 5,4,3,2,1 atau pengukuran sikap dengan kisaran positif sampai dengan negatif. (Sugiyono, 1999:86). Maka data tersebut perlu ditingkatkan menjadi skala interval dengan metode “method of successive interval”. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Ambil data ordinal hasil kuesioner b).Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya. c) Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan menggunakan tabel normal. d) Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval Density at Lower Limit - Density at Upper Limit Means of Interval = Area at Below Density Upper Limit - Area at Below Lower Limit
f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala - Nilai Skala Minimal + 1 3.2.5 Metode Analisis 3.2.5.1 Analisis Deskriptif Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka untuk menjelaskan secara deskriptif digunakan metode
Interval Score dengan
104
pembagian Median Interval Score yang bertujuan untuk mengukur kuat tidaknya faktor internal konsumen yang mencakup budaya konsumen, kelas sosial, karakteristik individu, dan faktor psikologis serta
kinerja bauran
pemasaran yang mencakup produk, harga, saluran distribusi, dan promosi, dengan langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut: 1. Untuk perhitungan angka minimal = Jumlah responden x Jumlah butir pertanyaan/ pernyataan x 1 2. Untuk perhitungan kuartil l = Jumlah responden x Jumlah butir pertanyaan/ pernyataan x 2 3. Untuk perhitungan kuartil 2 (median) = Jumlah responden x Jumlah butir pertanyaan/ pernyataan x 3 4. Untuk perhitungan kuartil 3 = Jumlah responden x Jumlah butir pertanyaan/ pernyataan x 4 5. Untuk perhitungan angka maksimum = Jumlah responden x Jumlah butir pertanyaan/ pernyataan x 5 Berdasarkan hasil perhitungan skor tersebut, jika jumlah skor: 1.
Di antara minimal dan kuartil 1 berarti faktor internal konsumen dan kinerja bauran pemasaran tersebut sangat lemah.
2.
Di antara kuartil 1 dengan median berarti faktor internal konsumen dan kinerja bauran pemasaran tersebut lemah
3.
Di antara median dengan kuartil 3 berarti faktor internal konsumen dan kinerja bauran pemasaran tersebut kuat
4.
Di antara kuartil 3 dengan maksimum berarti faktor internal konsumen dan kinerja bauran pemasaran tersebut sangat kuat.
105
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis (a) Pengujian Secara Simultan Hipotesis pertama secara simultan adalah: faktor internal konsumen yang mencakup budaya, kelas sosial, karakteristik individu, faktor psikologis dan kinerja bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, saluran distribusi, promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga di Provinsi Jawa Barat. Untuk mengetahui pengaruh antar variabel tersebut
digunakan
analisis jalur (Path Analysis), Nirwana Sitepu (1994:15), dengan model analisis seperti disajikan pada Gambar 3.2.
X1.1 PyX1
X1.2 PyX2
X1.3
rxixj
Py∈
PyX3 PyX4
X1.4
Y PyX21
X2.1
X2.2
PyX22 PyX23 PyX24
X2.3
X2.4
Gambar 3.1. Koefisien Jalur : Variabel Xi terhadap Variabel Y
106
Di mana: Y
= Keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga β0 = intersep β1, ..β7 = koefisien regresi Y X1.1 = Budaya X1.2 = Kelas Sosial X1.3 = KarakteristikIndividu X1.4 = Faktor Psikologis X2.1 = Produk X2.2 = Harga X2.3 = Saluran distribusi X2.4 = Promosi e = error term (faktor lain) Substruktur pengaruh variabel tersebut dinyatakan ke dalam persamaan
regresi Y atas X1.1,X1.2…,X2.4 yaitu : ∧
Y = b0 + byx1.1 X1.1 + … + bYX2.4X2.4 + e1 dan _ _ _ bo = Y – byxi Xi - ...- byx2.4X2.4 Harga-harga Ci1.1, Ci1.2, ...,Ci2.4 dapat diperoleh dari matriks invers JKJHK. Matriks JK-JHK bentuknya adalah : rx1.1x1.1
Rx
=
rx1.1x1.2 ....... rx1.1x2.4
rx1.2x1.1
rx1.2x1.2 .......
..........
..........
rx2.4x1.1
rx2.4x1.2 ........ rx2.4x2.4
Matriks Inversnya berbentuk :
........
rx1.2x2.4 ..........
107
R
-1
=
x
rx1.1x1.1
rx1.1x1.2 ....... rx1.1x2.4
ryx1.1
rx1.2x1.1
rx1.2x1.2 ....... rx1.2x2.4
ryx1.2
..........
..........
........
..........
.......
rx2.4x1.1
rx2.4x1.2 ........ rx2.4x2.4
ryx2.4
ryx1.1 Ry
= ryx1.2 ....... ryx2.4
Menghitung matriks koefisien jalur sebagai berikut : Pyx1.1
C11
Pyx2.1 .......
C21 =
Pyx2.4
C12 C22
.....
C24
ryx1.1
......
C24
ryx1.2
.......
......
.....
......
C41
C42
C43
C44
X
...... ryx2.4
Menghitung koefisien jalur dengan rumus sebagai berikut : k Pyx1 = Σ CRij.ryxj ; i = 1.1,1.2,....2.4 j=i Di mana : Pyx1 = Merupakan koefisien jalur dari variabel Xi terhadap Y CRij
= Unsur atau elemen pada baris ke-I dan kolom ke-j dari matrik invers korelasi
ryxj
= Korelasi antar variabel Y dengan variabel Xi
108
Menguji pengaruh simultan (R2) X1.1, X1.2..., X2.4 terrhadap Y R2y (X1.1, X1.2,...,X2.4) = Σ ρyxi ryxi i =1 Statistik uji yang dipergunakan adalah : ( n – k – 1 ) R 2Y (XI.1, x1.2….,x2.4) F =
k(1 - R 2Y (XI.1, x1.2….,x2.4) )
Kriteria pengujiannya adalah : F hitung > F tabel H0 ditolak F hitung ≤ F tabel H0 diterima. Di mana : F tabel = F α ; k (n – k – 1)
(b) Pengujian Secara Parsial (Individual) Hipotesis secara parsial sebagai berikut: (1)
Faktor internal konsumen yang mencakup budaya konsumen, kelas sosial, karakteristik individu, dan faktor psikologis berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga
(2)
Kinerja bauran pemasaran yang mencakup produk teh, harga, saluran distribusi,
dan promosi berpengaruh secara
signifikan terhadap
keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga Uji secara individual : H0 : Pyx1.1 = 0,
H1 : Pyx1.1 ≠ 0
109
H0 : Pyx1.2 = 0,
H1 : Pyx1.2 ≠ 0
..... : .......
.....: ...............
H0 : Pyx2.4 = 0,
H1 : Pyx2.4 ≠ 0
Statistik uji yang digunakan adalah : Pyxi ti = (1 – R2yx1.1....xk) CRij n–k-1 i = 1.1,1.2,....,2.4 Kriteria uji adalah : t hitung > t tabel
H0 ditolak
t hitung ≤ t tabel
H0 diterima.
Di mana : t tabel = t (1 – 1/2 α); (n – k – 1) Menghitung koefisien jalur variabel lain (Pyε) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pyε1 =
√ 1 – R2y (x1.1,x1.2,....,x2.4)
Menghitung pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut : a. Pengaruh langsung : Y
Xi
Y
= (PYXi ) ( PYXi)
110
b. Pengaruh tidak langsung : Y
Xi Ω Xj
Y = (Pyxi) (ryxj) (Pyxj)
d. Besarnya pengaruh total : Pyxi2 + Σ Pyxi rxixj Pyxj (i = 1.1,1.2,...1.4 dan 2.1.....,2.4)