BAB III MODEL BURIAL GEOHISTORY DAERAH PENELITIAN
3.1 Model Burial Geohistory Satu Dimensi Model burial geohistory 1-D (satu dimensi) merupakan gambaran perkembangan parameter tektonik sedimentasi di setiap sumur. Data yang dikaji berasal dari masing-masing sumur, sehingga sifatnya lokal. Kurva burial geohistory akan memberikan informasi mengenai perubahan ketebalan secara periodik sejak diendapkan sampai sekarang (gambar 13 sampai 15). Perubahan ketebalan tersebut ditunjukkan oleh variasi kecepatan akumulasi sedimen (gambar 3.16 sampai 18) dengan sendirinya berkaitan erat dengan kecepatan total penurunan cekungan (gambar 3.19 sampai 21) dan penurunan tektonik batuan dasar (gambar 3.22 sampai 24. Apabila dikaji lebih jauh, berdasarkan parameter-parameter tersebut akan dapat ditafsirkan bentuk ataupun sifat endapannya. 3.1.1 Sedimentasi Sebelum 19,6 jtl Sedimentasi diawali dengan pengendapan Formasi Talangakar yang berlangsung sampai 19.6 jtl. Formasi ini dijumpai di ARAS-1 dengan ketebalan 49 ft, di BUNGUR-1 dengan ketebalan 100 ft, dan di RENO-1 dengan ketebalan 89 ft. Sedimen yang lebih tebal di BUNGUR-1 mengindikasikan lingkungan pengendapan yang lebih dalam dibandingkan di ARAS-1 dan RENO-1. Secara umum kecepatan akumulasi sedimen lebih lambat dari kecepatan total penurunan cekungan. Hal ini mengindikasikan terbentuknya sedimen transgresif. 3.1.2 Sedimentasi Antara 19,6 dan 16,7 jtl Pada periode ini diendapkan Formasi Baturaja yang berlangsung sampai 16.7 jtl. Formasi ini dijumpai di ARAS-1 dengan ketebalan 607 ft, di BUNGUR-1 dengan ketebalan 637 ft, dan di RENO-1 dengan ketebalan 212 ft. Sedimen yang lebih tipis di RENO-1 mengindikasikan lingkungan pengendapan yang lebih dangkal dibandingkan di ARAS-1 dan BUNGUR-1. Kecepatan akumulasi sedimen masih lebih lambat dari kecepatan total penurunan cekungan. Hal ini mengindikasikan fase transgresif masih berlangsung. 25
3.1.3 Sedimentasi Antara 16,7 dan 14.8 jtl Pada periode ini diendapkan Formasi Gumai yang berlangsung sampai 14.8 jtl. Formasi ini dijumpai di ARAS-1 dengan ketebalan 355 ft, di BUNGUR-1 dengan ketebalan 335 ft, dan di RENO-1 dengan ketebalan 462 ft. Sedimen yang lebih tebal di RENO-1 mengindikasikan lingkungan pengendapan yang lebih dalam dibandingkan di ARAS-1 dan BUNGUR-1. Kecepatan akumulasi sedimen di BUNGUR-1 lebih lambat dari kecepatan total penurunan cekungan. Hal ini mengindikasikan fase transgresif masih berlangsung. 3.1.4 Sedimentasi Antara 14.8 dan 13 jtl Pada periode ini diendapkan Formasi Airbenakat. Formasi ini dijumpai di ARAS-1 dengan ketebalan 1785 ft, di BUNGUR-1 dengan ketebalan 1087 ft, dan di RENO-1 dengan ketebalan 1366 ft. Sedimen yang menebal dari BUNGUR-1 ke RENO-1, dan ke ARAS-1 mengindikasikan lingkungan pengendapan yang mendalam dari arah selatan ke utara. Kecepatan akumulasi sedimen lebih cepat dari kecepatan total penurunan cekungan. Hal ini mengindikasikan terbentuknya endapan regresif. 3.1.5 Sedimentasi Antara 13 dan 11 jtl Pada periode ini masih diendapkan Formasi Airbenakat dengan ketebalan 328 ft di BUNGUR-1 dan 428 ft di RENO-1. Kemudian antara 11 dan 10jtl, formasi ini mengalami erosi. Erosi ini tidak ditemukan di ARAS-1. Hal ini disebabkan di ARAS-1 tidak mengalami pengangkatan akibat pengangkat Bukit Barisan (fase tektonik miosen Tengah) 3.1.6 Sedimentasi Antara 10 dan 8,8 jtl Pada periode ini diendapkan Formasi Muaraenim. Formasi ini dijumpai di ARAS-1 dengan ketebalan 670 ft, di BUNGUR-1 dengan ketebalan 276 ft, dan di RENO-1 dengan ketebalan 488 ft. Sedimen yang menebal dari BUNGUR-1 ke RENO-1, dan ke ARAS-1 mengindikasikan lingkungan pengendapan yang mendalam dari arah selatan ke utara. Kecepatan akumulasi sedimen lebih cepat dari kecepatan total penurunan cekungan. Hal ini mengindikasikan fase regresif masih berlangsung. 26
3.1.7 Sedimentasi Antara 8,8 dan 5,8jtl Pada periode ini diendapkan Formasi Kasai. Formasi ini dijumpai di ARAS-1 dengan ketebalan 1951 ft, di BUNGUR-1 dengan ketebalan 1081 ft, dan di RENO-1 dengan ketebalan 847 ft. Sedimen yang lebih tebal di ARAS-1 disebabkan lingkungan pengendapan di ARAS-1 lebih dalam dari BUNGUR-1 dan RENO-1. Kecepatan akumulasi Sedimen lebih cepat dari kecepatan total penurunan cekungan. Hal ini mengindikasikan fase regresif masih berlangsung. 3.1.8 Sedimentasi Antara 5,8 dan 4,3 jtl Pada periode ini masih diendapkan Formasi Kasai. Formasi ini dijumpai di ARAS-1 dengan ketebalan 890 ft, di BUNGUR-1 dengan ketebalan 190 ft, dan di RENO-1 dengan ketebalan 490 ft. Kemudian antar 4,3 dan 2jtl terjadi erosi. Erosi ini disebabkan pengangkatan oleh pengangkatan Bukit Barisan (fase tektonik Miosen Tengah).
3.2 Model Burial Geohistory Dua Dimensi Model burial geohistory 2-D (dua dimensi) merupakan penggabungan model burial geohistory satu dimensi yang datanya diaplikasikan pada penampang geologi. Dasar yang dipakai dalam pembuatan runtutan penampang geologi adalah kondisi sekarang. Selain itu penarikan garis-garis batas formasi ditentukan oleh angka ketebalan atau kedalaman masingmasing formasi hasil perhitungan dekompaksi di setiap sumur. Pada umur 19.6jtl terlihat tebal sedimen Fomasi Talangakar relatif sama. Hal ini disebabkan batuan dasarnya relatif datar. Pada umur 16.7jtl terlihat tebal sedimen Formasi Baturaja relatif menebal dari arah barat ke timur. Hal ini disebabkan lingkungan pengendapannya lebih dalam ke arah timur. Pada umur 14,8jtl terlihat tebal sedimen Formasi Gumai relatif sama. Hal ini disebabkan karena kedalaman lingkungan pengendapannya relatif sama. Pada umur 13jtl terlihat tebal sedimen Formasi Airbenakat relatif menebal dari selatan ke utara. Hal ini disebabkan karena kedalaman lingkungan pengendapannya relatif mendalam ke utara.
27
Pada umur 11jtl tebal erosi sedimen Airbenakat relatif menebal dari selatan ke utara dan menipis dari barat ke timur. Hal ini pengaruh posisi terhadap Bukit Barisan (sebelah barat daya daerah penelitian). Pada umur 8,8jtl terlihat tebal sedimen Muaraenim relatif menebal dari barat ke timur dan dan menebal dari selatan ke utara. Hal ini disebakan lingkungan pengendapannya lebih mendalam di sebelah tenggara daerah penelitian. Pada umur 5,8jtl terlihat tebal sedimen Kasai relatif menebal dari barat ke timur dan dan menebal dari selatan ke utara. Hal ini disebakan lingkungan pengendapannya lebih mendalam di sebelah tenggara daerah penelitian. Pada umur 4,3jtl terlihat tebal erosi sedimen Kasai relatif menebal dari barat ke timur dan dan menebal dari selatan ke utara. Hal ini pengaruh pengangkatan fase tektonik Miosen Tengah.
28
Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Baturaja Umur(jtl) 0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
0.00
1000.00
Kedalaman(ft)
2000.00
3000.00
4000.00 ARAS-1 BUNGUR-1
5000.00
RENO-1 Regresi Linier Power Law
6000.00
Gambar 3.1. Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Baturaja
Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Gumai Porositas 0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.00
1000.00
Kedalaman(ft)
2000.00
3000.00
4000.00 ARAS-1 BUNGUR-1
5000.00
RENO-1 Regresi Linier Power Law
6000.00
Gambar 3.2. Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Gumai
29
Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Gumai Airbenakat Porositas 0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.00
1000.00
Kedalaman(ft)
2000.00
3000.00
4000.00 ARAS-1 BUNGUR-1
5000.00
RENO-1 Regresi Linier Power Law
6000.00
Gambar 3.3. Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Airbenakat
Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Muaraenim Porositas 0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.00
1000.00
Kedalaman(ft)
2000.00
3000.00
4000.00 ARAS-1 BUNGUR-1
5000.00
RENO-1 Regresi Linier Power Law
6000.00
Gambar 3.4. Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Muaraenim
30
Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Kasai Porositas 0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.00
1000.00
Kedalaman(ft)
2000.00
3000.00
4000.00 ARAS-1 BUNGUR-1
5000.00
RENO-1 Regresi Linier Power Law
6000.00
Gambar 3.5. Kurva Porositas-Kedalaman Formasi Kasai
Kurva Umur-Kedalaman ARAS-1
-1000
Puncak Fm. Kasai Ter er osi
0
2
4
0 Puncak Fm. Kasai
6
8
10
12
14
16
18
Um ur(jtl)
Kedalaman(ft)
1000
2000
Puncak Fm. Muar aeni m
Puncak Fm. Ai r benakat
3000
4000 Puncak Fm. Gumai Puncak Fm. Batur aj a
5000 Puncak Fm. Tal angakar Puncak Batuan Dasar
Gambar 3.6. Kurva Umur-Kedalaman ARAS-1
31
20
Kurva Umur-Kedalaman BUNGUR-1 -1000
0
2
4
6
Puncak Fm. Kasai Ter er osi
8
10
0
12
14
16
18
20
Um ur(jtl)
Puncak Fm. Kasai
Puncak Fm. Ai r benakat Ter er osi
1000 Puncak Fm. Ai r benakat
Kedalaman(ft)
Puncak Fm. Muar aeni m
2000 Puncak Fm. Gumai
3000
Puncak Fm. Batur aj a Puncak Fm. Tal angakar
Puncak Batuan Dasar
4000
5000
Gambar 3.7. Kurva Umur-Kedalaman BUNGUR-1 Kurva Umur-Kedalaman RENO-1 -1000 Puncak Fm. Kasai Ter er osi 0
2
4
0 Puncak Fm. Kasai
6
8
10
12
14
16
18
20
Um ur(jtl) Puncak Fm. Ai r benakat Ter er osi
1000
Puncak Fm. Muar aeni m
Kedalaman(ft)
Puncak Fm. Ai r benakat
2000
Puncak Fm. Gumai
3000
Puncak Fm. Tal angakar Puncak Fm. Batur aj a Puncak Batuan Dasar
4000
5000
Gambar 3.8. Kurva Umur-Kedalaman RENO-1
32
Kurva Paleobatim etri ARAS-1
-1000
Puncak Fm. Kasai Ter er osi
0
50
100
0
150
200
250
300
Paleobatim etri(m )
Puncak Fm. Kasai
Kedalaman(ft)
1000
2000
Puncak Fm. Muar aeni m
Puncak Fm. Ai r benakat
3000
4000 Puncak Fm. Gumai Puncak Fm. Batur aj a
5000 Puncak Batuan Dasar Puncak Fm. Tal angakar
Gambar 3.9. Kurva Paleobatimetri ARAS-1 Kurva Paleobatim etri BUNGUR-1
- 1000 0
Puncak Fm. Kasai Ter er osi
50
100
150
200
0 Puncak Fm. Kasai
Kedalaman(ft)
1000
Paleobatim etri(m )
Puncak Fm. Ai r benakat Ter er osi Puncak Fm. Muar aeni m Puncak Fm. Ai r benakat
2000 Puncak Fm. Gumai
3000
Puncak Fm. Tal angakar
Puncak Fm. Batur aj a
Puncak Batuan Dasar
4000
5000
Gambar 3.10. Kurva Paleobatimetri BUNGUR-1
33
250
300
Kurva Paleobatim etri RENO-1
-1000 0
Puncak Fm. Kasai Ter er osi
50
100
150
200
250
300
0 Puncak Fm. Kasai
Kedalaman(ft)
1000
Paleobatim etri(m )
Puncak Fm. Muar aeni m Puncak Fm. Ai r benakat Ter er osi Puncak Fm. Ai r benakat
2000
Puncak Fm. Gumai
3000
Puncak Fm. Tal angakar Puncak Fm. Batur aj a Puncak Batuan Dasar
4000
5000
Gambar 3.11. Kurva Paleobatimetri RENO-1
Kurva Eustasi Global(Vail, dkk, 1986) Um ur(jtl) -60
Puncak Batuan Dasar
Puncak Fm. Baturaja Puncak Fm. Gumai
-50
Puncak Fm. Talangakar Puncak Fm. Airbenakat
-40
Puncak Fm. M uaraenim
Puncak Fm. Kasai
-30
-20
-10
30
25
20
15
10
5
0 0
Gambar 3.12. Kurva Eustasi Global (Vail, dkk, 1978)
34
Kurva Burial Geohistory ARAS-1 (Terkoreksi Porositas, Paleobatimetri, dan Eustasi Global) Um ur(jtl)
20
15
10
5
0 -500.0 500.0
Kasai Tererosi
2500.0 Kasai Muaraenim
3500.0
Airbenakat
Kedalaman(ft)
1500.0
4500.0
Gumai Bat ur aja
5500.0
Talangakar Bat uan Dasar
6500.0
Paleobat imet ri+Eust asi
Gambar 3.13. Model Burial Geohistory 1-D ARAS-1
Kurva Burial Geohistory BUNGUR-1 (Terkoreksi Porositas, Paleobatimetri, dan Eustasi Global)
Um ur(jtl) 20
15
10
5
0 -500.0 500.0
Kasai Tererosi
2500.0
Kasai Muaraenim
3500.0
Airbenakat Gumai
4500.0
Bat ur aja Talangakar
5500.0
Bat uan Dasar Airbenakat Tererosi
6500.0
Paleobat imet ri+Eust asi Global
Gambar 3.14. Model Burial Geohistory 1-D BUNGUR-1
35
Kedalaman(ft)
1500.0
Kurva Burial Geohistory RENO-1 (Terkoreksi Porositas, Paleobatimetri, dan Eustasi Global) Um ur(jtl) 20
15
10
5
0 -500.0
500.0
Kedalaman(ft)
1500.0
2500.0
Kasai Tererosi Kasai
3500.0
M uaraenim Airbenakat Gumai
4500.0
Baturaja Talangakar
5500.0
Batuan Dasar Airbenakat Tererosi
6500.0 Paleobat imet ri+Eustasi Global
Gambar 3.15. Model Burial Geohistory 1-D RENO-1
Kurva Kecepatan Akumulasi Sedimen ARAS-1 (Terkoreksi Porositas) Um ur(jtl) -600
-200 20
15
10
5
0 0 200 400 600 800
Kasai
M uaraenim
Airbenakat
Gumai
Baturaja
Talangakar
Kasai Tererosi
Gambar 3.16. Kurva Kecepatan Akumulasi Sedimen ARAS-1
36
1000
Kecepatan Akumulasi Sedimen(ft/jtl)
-400
Kurva Kecepatan Akumulasi Sedimen BUNGUR-1 (Terkoreksi Porositas)
Um ur(jtl)
-200 20
15
10
5
0 0 200 400 600 800
Kasai Airbenakat Bat uraja Airbenakat Tererosi
M uaraenim Gumai Talangakar Kasai Tererosi
Kecepatan Akumulasi Sedimen(ft/jtl)
-400
1000
Gambar 3.17. Kurva Kecepatan Akumulasi Sedimen BUNGUR-1 Kurva Kecepatan Akumulasi Sedimen RENO-1 (Terkoreksi Porositas)
Um ur(jtl)
-400 -200 20
15
10
5
0 0 200 400 600 800
Kasai Airbenakat Baturaja Airbenakat Tererosi
Gambar 3.18. Kurva Kecepatan Akumulasi Sedimen RENO-1
37
M uaraenim Gumai Talangakar 1000 Kasai Tererosi
Kecepatan Akumulasi Sedimen(ft/jtl)
-600
Kurva Kecepatan Total Penurunan Cekungan Terkoreksi Porositas, Paleobatimetri, dan Eustasi Global ARAS-1 (Terkoreksi Porositas) Um ur(jtl)
-600
Kecepatan Total Penurunan Cekungan(ft/jtl)
-400 -200 20
15
10
5
0 0 200 400 600 800
Kasai
M uaraenim
Airbenakat
Gumai
Bat uraja
Talangakar
1000
Kasai Tererosi
Gambar 3.19. Kurva Kecepatan Total Penurunan Cekungan ARAS-1
Kurva Kecepatan Total Penurunan Cekungan BUNGUR-1 (Terkoreksi Porositas)
Um ur(jtl) -400
15
10
5
0 0 200 400 600 800
Kasai Airbenakat Bat uraja Airbenakat Tererosi
M uaraenim Gumai Talangakar Kasai Tererosi
1000
Gambar 3.20. Kurva Kecepatan Total Penurunan Cekungan BUNGUR-1
38
Kecepatan Total Penurunan Cekungan(ft/jtl)
-200 20
Kurva Kecepatan Total Penurunan Cekungan RENO-1 (Terkoreksi Porositas) Um ur(jtl) -600
-200 20
15
10
5
0 0 200 400 600
Kecepatan Total Penurunan Cekungan(ft/jtl)
-400
800 Kasai Airbenakat Baturaja Airbenakat Tererosi
M uaraenim Gumai Talangakar 1000 Kasai Tererosi
Gambar 3.21. Kurva Kecepatan Total Penurunan Cekungan RENO-1
Kurva Penurunan Tektonik Batuan Dasar ARAS-1
Um ur(jtl) -1000 20
15
10
5
0 0
2000 3000 4000 5000 6000 P al eobat i met r i +E ust as i Gl obal
T ot al P enur unan Cek ungan
P enur unan T ek t oni k B at uan Dasar
Gambar 3.22. Kurva Penurunan Tektonik Batuan Dasar ARAS-1
39
7000
Kedalaman(ft)
1000
Kurva Penurunan Tektonik Batuan Dasar BUNGUR-1
Um ur(jtl) 20
15
10
5
0
-500 0
1000 1500 2000 2500
Kedalaman(ft)
500
3000 3500 Paleobatimet ri+Eust asi Global
Tot al Penurunan Cekungan
4000
Penurunan Tekt onik Batuan Dasar
Gambar 3.23. Kurva Penurunan Tektonik Batuan Dasar BUNGUR-1
Kurva Penurunan Tektonik Batuan Dasar RENO-1
Um ur(jtl) 20
15
10
5
0
-500 0 500
1500 2000 2500 3000 3500 4000 P al eobat i met r i +E us t asi Gl obal
T ot al P enur unan Cek ungan
P enur unan T ekt oni k B at uan Dasar
4500
Gambar 3.24. Kurva Penurunan Tektonik Batuan Dasar RENO-1
40
Kedalaman(ft)
1000
SP-4
SP-8
ARAS-1
SP-7
SP-12
SP-6
SP-11
SP-5
SP-10
BUNGUR-1
SP-9
9630000
9628000
9626000 SP-3 9624000
9622000 SP-2 9620000
9618000
9616000 RENO-1 9614000
9612000 SP-1
312000 314000 316000 318000 320000
Gambar 3.25. Peta Ketebalan Formasi Kasai Tererosi
41
SP-4
SP-8
ARAS-1
SP-7
SP-12
SP-6
SP-11
SP-5
SP-10
BUNGUR-1
SP-9
9630000
9628000
9626000 SP-3 9624000
9622000 SP-2 9620000
9618000
9616000 RENO-1 9614000
9612000 SP-1
312000 314000 316000 318000 320000
Gambar 3.26. Peta Ketebalan Formasi Airbenakat Tererosi
42
Gambar 3.27. Peta Lokasi Penampang
43
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
8000 m
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.28. Penampang Geologi Backstripping Umur 19,6jtl 44
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
8000 m
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.29. Penampang Geologi Backstripping Umur 16,7jtl 45
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
8000 m
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.30. Penampang Geologi Backstripping Umur 14.8jtl 46
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.31. Penampang Geologi Backstripping Umur 13jtl 47
8000 m
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.32. Penampang Geologi Backstripping Umur 11jtl 48
8000 m
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.33. Penampang Geologi Backstripping Umur 10jtl 49
8000 m
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.34. Penampang Geologi Backstripping Umur 8.8jtl 50
8000 m
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.35. Penampang Geologi Backstripping Umur 5.8jtl 51
8000 m
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.36. Penampang Geologi Backstripping Umur 4.3jtl 52
8000 m
U 0
2000
4000
6000
8000 m
0
2000
4000
6000
Legenda Formasi Kasai Tererosi Formasi Kasai Formasi Muaraenim Formasi Airbenakat Tererosi Formasi Airbenakat Formasi Gumai Formasi Baturaja Formasi Talangakar Batuan Dasar
Gambar 3.37. Penampang Geologi Backstripping Umur Sekarang 53
8000 m