BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, dengan variable terikat (Y) peningkatan Prestasi belajar Al-Qur’an Dan Hadits siswa, variable bebas perlakuan pembelajaran dan variable bebas atribut kemampuan awal siswa. Variabel bebas perlakuan diklasifikasikan dalam bentuk pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (X1) dan pembelajaran kooperatif tipe STAD (X2). Sedangkan variable bebas atribut diklasifikasikan menjadi kemampuan awal tinggi (X3) dan kemampuan awal rendah (X4). Dalam penelitian ini responden dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran Al-Qur’an Dan Hadits dengan pembelajaran koperatif tipe Jigsaw. Kelompk kedua adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran Al-Qur’an Dan Hadits dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk masing-masing kelompok eksperimen terdiri dari kelompok siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan awal rendah. Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan awal tidak dapat dilakukan secara ketat, jadi masih terdapat beberapa siswa dengan kemampuan awal rendah dalam kelas kelompok kemampuan tinggi, juga terdapat beberapa siswa dengan kemampuan awal tinggi dalam kelas kelompok kemampuan awal rendah. Penelitian ini menggunakan desain factorial 2 x 2 yang dapat dilihat pada table 3.1 dapat dilihat pada halaman lampiran. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 8 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Baturaja, Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan peneliti yang tinggal di daerah Baturaja sehingga lebih efisien, efektif, dan bermanfaat. Subjek penelitian adalah siswa kelas 8 pada Tahun Pelajaran 2011/2012.
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2012. Pada satu KD
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 8 MTs Negeri Baturaja. Dengan pertimbangan, dengan mengambil kelas 8 penerapan model pembelajaran lebih bermakna. Populasi penelitian dalam penelitian ini tertera pada Tabel 3.2 dapat dilihat pada halaman lampiran.
Teknik Pengambilan Sampel 1. Pengambilan sampel dari populasi penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel dari anggota populasi dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2008:124). Pertimbangan yang dilakukan dalam memilih dua kelas sabagai sampel dengan melihat prestasi belajar Al Qur’an Dan Hadits tahun pelajaran 2010/2011 yaitu mempunyai kesamaan rata-rata prestasi belajar maka kelas 8B dan kelas 8D sebagai sampel. Dimana rata-rata prestasi belajar Al-Qur’an Dan Hadits siswa kelas 8 ditunjukkan pada tabel 3.3 trelihat pada halaman lampiran. 2. Dari kelas 8B dan 8D dipilih secara random untuk menentukan mana kelas yang mendapat perlakuan Jigsaw (eksperimen-1) dan mana mendapat perlakuan pembelajaran kooperatif tipe STAD (eksperimen ke-2). 3. Masing-masing kelas eksperimen dipilih menjadi dua yaitu kelompok yang kemampuan awal Al-Qur’an Dan Hadits tinggi dan kelompok kemampuan awal
rendah dilakukan dengan melihat nilai akhir dari pembelajaran yang sebelumnya. Dan ini merupakan prasyarat untuk materi yang dipelajari siswa yaitu menjelaskan isi kandungan hadits dalam prilaku keseimbangan hidup di dunia dan akherat. Kriteria pengelompokan kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah didasarkan nilai PAAH (pengetahuan awal Al Quran dan Hadits) yang diperoleh yaitu: PAAH > 70%
: Siswa kelompok kemampuan awal tinggi
60% < PAAH < 70%
: Siswa kelompok kemampuan awal sedang
PAAH < 60%
: Siswa kelompok kemampuan awal rendah Sumber Noer (2010:88)
Dari langkah-langkah teknik pengambilan sampel di atas, di peroleh sampel penelitian ini adalah beberapa siswa VIIIB dan VIIID yang berjumlah 68 siswa, dengan komposisi sampel ditunjukkan pada Tabel 3.4 terlihat pada halaman lampiran : Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar Al Qur’an Dan Hadits
siswa, kelompok siswa kemampuan awal tinggi dan rendah. Variabel bebas(X)
pembelajaran dengan Jigsaw (X1) dan pembelajaran kooperatif tipe STAD (X2) tidak diukur dalam penelitian ini karena pembelajaran adalah perlakuan yang akan diberikan pada kelompok sampel berdasarkan variabel bebas (X) atribut yaitu kemampuan awal. Pengumpulan data variabel atribut kemampuan awal diukur dengan instrumen PAAH berupa materi tentang hadits keseimbangan hidup di dunia dan akherat. Data variabel atribut kemampuan awal dikelompokkan menjadi kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
3.4. Kalibrasi Instrumen 3.4.1.
Validitas Instrumen
Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti. Jadi, sebelum diberikan pada sampel yang sebenarnya, soal diujicobakan terlebih dahulu di luar sampel tetapi masih dalam populasi untuk mengetahui tingkat validitas. Untuk menguji validitas soal digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus: r xy =
n. XY ( X )( Y ) {n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
keterangan: r xy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas X = Skor butir soal Y = Skor total n = Jumlah sampel (Arikunto, 2007: 72) Dengan kriteria pengujian apabila rhitung rtabel dengan 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan kriteria uji bila Corrected Item – Total Correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construct yang kuat (valid).
3.4.2 Reliabilitas Instrumen Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument. Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2007: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:
𝔯
ıı=(
2
∑𝜎 𝑛 )(1− 2𝑖 ) 𝑛−1 𝜎𝑡 Keterangan
𝑟11
= reliabilitas yang dicari
∑𝜎𝑖2
= jumlah varian skor tiap-tiap soal
𝜎𝑡2
= varians total
𝑛
= banyaknya soal
Dimana:
𝜎𝑖2 =
Σ𝑋𝑖2 −(
Σ𝑋𝑖 )2 𝑁
𝑁
dan
𝜎𝑡2 =
𝑌 Σ𝑌𝑖2 −( 𝑖 )2 𝑁
𝑁
Keterangan
𝑋𝑖2
= kuadrat skor total tiap butir soal
𝑋𝑖 = skor total tiap butir soal 𝑌𝑖2 = kuadrat skor total tiap siswa 𝑌𝑖 = skor total tiap siswa N = banyak data Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relatif sama.
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS. Pada program ini digunakan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.
Menurut Sayuti dalam Sujianto (2009: 97), kuisioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Untuk menentukan besarnya koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut: 1.
Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.
2.
Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.
3.
Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.
4.
Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.
5.
Nilai Alpha Cronbach’s 0,80 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.
3.5 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh adalah data yang berbentuk skala interval. Adanya probabilitas pada pengambilan sampel untuk digeneralisasikan maka untuk menganalisis data interval tersebut digunakan statistik interferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk menganalisis data maka sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu (1) uji normalitas pada sampel yang digunakan, (2) uji homogenitas pada sampel yang digunakan. Setelah kedua uji prasyarat dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah uji anova dua jalur untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keputusan hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji dari masing-masing jenis pengujian. 3.5.2 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap Nilai akhir hasil tes akhir dari kedua variabel tersebut, menggunakan program komputer. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov smirnov.
Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung
menggunakan program komputer dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada
besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika pada Kolmogorov-Smirnov maupun Shapiro-Wilk nilai sig. > 0.05.
3.5.3 Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui homogen tidaknya sampel yang diambil dari populasi. Untuk uji homogenitas data penelitian yang digunakan adalah uji Levene’s Test. Data dinyatakan homogen jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai signifikan hasil hitung uji Levene’s Test. Sebaliknya, data dinyatakan tidak homogen jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai signifikan hasil hitung uji Levene’s Test. Untuk memperoleh signifikasi pada uji Levene’s Test ini menggunakan program SPSS (Pratista; 2002).
3.6
Uji Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian. Hipotesis statistik disusun sebagai berikut: Hipotesis 1 Ho : Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa dalam peningkatan Prestasi belajar Al Qur’an Dan Hadits H1 : Terdapat interaksi antara pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa dalam peningkatan Prestasi belajar Al Qur’an Dan Hadits Hipotesis 2 H0
:
Peningkatan prestasi belajar siswa pelajaran Al Qur’an Dan Hadits
yang
pembelajarannya menggunakan Kooperatif tipe Jigsaw tidak lebih tinggi dari kooperatif tipe STAD di MTs Negeri Baturaja H1
:
Peningkatan prestasi belajar siswa pelajaran Al Qur’an Dan Hadits
yang
pembelajarannya menggunakan Kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dari kooperatif tipe STAD di MTs Negeri Baturaja
Hipotesis 3 H0 : Tidak ada pengaruh antara pembelajaran dengan Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa dengan kemampuan awal tinggi. H1 : Ada pengaruh antara pembelajaran dengan Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa dengan kemampuan awal tinggi Hipotesis 4 H0 : Tidak ada pengaruh antara pembelajaran dengan Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa dengan kemampuan awal rendah. H1 : Ada pengaruh antara pembelajaran dengan Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa dengan kemampuan awal rendah