BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Metode Riset Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah-masalah yang ditulis
dalam mengetahui fungsi dan kegiatan Media Relations sebagai sarana publikasi oleh maka penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih bertujuan untuk mengemukakan gambaran atau memberikan pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa sehubungan dengan realitas atau gejala komunikasi yang diteliti (Pawito, 2007 : 101). Ciri-ciri dari penelitian kualitatif adalah cakupannya yang cenderung lebih luas dengan fokus pada unsur spesifik guna dihubungkan dengan unsur spesifik yang lain. Penulis harus memisahkan variabel dari konteks alamiahnya guna mempelajari bagaimana variabel tersebut bekerja, serta apa efek yang terjadi ( Daymon. 2008:12). Menurut Christine Daymon dan Immy Holloway, metode riset kualitatif cenderung dihubungkan dengan sifat subjektif dari sebuah realitas sosial.Metode kualitatif cenderung menempatkan kata-kata sebagai unit analisis, sedangkan metode kuantitatif cenderung dihubungkan dengan angka-angka (Daymon, 2008:4). Metode riset kualitatif dihubungkan dengan paradigma interpretif. Metode ini memusatkan pada penyelidikan terhadap cara manausia memaknai kehidupan sosial mereka, serta bagaimana manusia mengekspresikan pemahaman mereka melalui bahasa, suara, perumpamaan, gaya pribadi, dan ritual sosial. (Daymon, 2008: 5) Christine Daymon dan Immy Holloway mengemukakan dalam buku nya Metodemetode Riset Kualitatif dalam Public Relations & Marketing Communications,
26
27 metode riset kualitatif berkaitan erat dengan paradigm interpretif dapat dilihat dalam beberapa karakteristiknya: 1. Kata . Riset kualitatif berfokus pada kata bukan angka, walaupun adakalanya angka digunakan untuk menandai frekuensi kehadiran suatu tema dalam transkrip. 2. Keterlibatan penulis. Instrument utama riset kualitatif adalah penulis yang terlibat dekat dengan orang-orang yang diteliti. 3. Sudut pandang partisipan. Kehendak untuk menyelidiki dan menyajikan berbagai perspektif subjektif para partisipan berhubungan erat dengan riset kualitatif. 4. Riset skala kecil. Penulis kualitatif tertarik akan eksplorasi mendalam guna menghasilkan penjelasan yang kaya, terperinci atau uraian menyeluruh. 5. Focus yang holistic. Mengarahkan perhatiannya pada satu atau dua variabel yang terisolasi. 6. Fleksibel. Walaupun penulis mempunyai topic dan agenda yang menstimulasi risetnya , biasasnya penulis berkomitmen untuk menyelidiki hal-hal baru. 7. Proses. Riset kualitatif jarang menyediakan gambaran statis
dari suatu
fenomena. Sebagai gantinya , penulis menangkap proses-proses yang berlangsung dari waktu ke waktu. 8. Latar alami. Secara keseluruhan, penyelidikan kualitatif dilakukan di lingkungan alami tempar orang-orang berada, sepeti kantor atau tempat berbelanja. 9. Induktif, baru deduktif. Riset kualitatif cenderung diawali dengan pemikiran induktif. Kemudian melalui proses yang berurutan , dilanjutkan dengan menerapkan pemikiran deduktif (Daymon, 2008:7).
28 3.2
Sumber Data
3.2.1 Data Primer Pengertian data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto, M : 2005 :45). Dalam teknik perngumpulan data primer penulis menggunakan: 1. Wawancara Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia sebgai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti (Pawito, 2007:132). Menurut Pawito , wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara pada umumnya dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian. Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail , tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari informan yang nanti dapat dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara. Jenis wawancara ini sering disebuut dengan wawancara mendalam (in-depth interview) (Pawito, 2007:133). 2. Observasi Penelitian dengan pengamatan atau observasi biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan cultural masyarakat (Pawito, 2007:111). Menurut Parwito dalam bukunya Penelitian Komunikasi Kualitatif ,observasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan peneliti dalam atau terhadap aktivitas serta proses-proses yang ada pada
29 masyarakat yang diteliti. Dengan memperhatikan hal ini, pada dasarnya dapat dibedakan dua jenis yaitu :participant observation, nonparticipant observation. Partisipant Observation: observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan yang diteliti. Nonpartisipan observation : observasi tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti (Pawito, 2007:114). Penulis melakukan partisipan observation, penulis memilih untuk ikut terlibat dalam kegiatan yang diteliti agar lebih cepat mendapatkan data yang dibutuhkan. Data yang terkumpul juga akan lebih akurat karena penulis ikut serta dalam kegiatan yang diteliti. 3.2.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh phak lain bukan oleh peneliti sendiri untuk tujuan yang lain. Ini mengandung arti bahwa peneliti sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut ke pihak lain yang telah mengumpulkannya. Peneliti hanya memanfaatkan data yang sudah ada untuk penelitiannya. Data sekunder dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu data internal dan data eksternal (Istijanto, 2005:38). Data internal Data ini berasal dari dalam perusahaan yang bersangkutan. Data internal yang tersedia di dalam perusahaan biasanya berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan yang dicatat secara rutin. Tiap bagian dalam perusahaan yang dikelola dengan baik akan memiliki catatan data sesuai dengan bagiannya (Istijanto, 2005:39).
30 Data ekternal Merupakan data yang berasal dari luar perusahaan yang artinya mengumpulkan atau mempublikasikan data tersebut bukanlah perusahaan yang bersangkutan melainkan organisasi lain (Istijanto, 2005:41). 3.2.3
Satuan Kajian Fokus penelitian yang dipakai sebagai acuan penulis adalah semua kegiatan
media relations yang menyangkut publikasi. Semua kegiatan Media Relations untuk meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, meningkatkan point of selling dari produk atau jasa, membantu perusahaan keluar dari krisis, meningkatkan relasi dari berbagai publik dan sebagai acuan analisis kompetitor. 3.3 Pengumpulan dan Pencatatan Data 3.3.1 Cara merekam data Menurut Suwardi Endraswara, masalah pencatatan data wawancara merupakan juga suatu aspek utama yang amat penting dalam wawancara, karena kalau pencatatan itu tidak dilakukan dengan semestinya, maka sebagian dari data akan hilang, dan banyak usaha wawancara akan sia-sia belaka. Adapun pencatatan dari data wawancara dapat dilakukan dengan limacara , ialah pencatatan langsung, pencatatan dari ingatan, pencatatan dengan alat recording, pencatatan dengan field rating, pencatatan dengan field coding (Endraswara, 2006:154). Untuk mempermudah dalam
pencatatan data, penulis menggunakan alat
recording. Penulis menggunakan alat recording dengan tujuan menghindari ketertinggalan data yang diberikan oleh narasumber pada saat wawancara. Menurut
31 penulis dengan menggunakan alat recording, cara ini lebih efisien dan efektif dibanding dengan cara lain. 3.3.2 Penentuan Jumlah Informan Pihak Internal merupakan informan yang berasal dari internal perusahaan, dalam hal ini adalah penulis mewawancarai yaitu, staf Head of Media Relations dan dua staff Media Relations dar iGlobal TV sebagai narasumber karena Media Relations diyakini mengetahui informasi tentang yang sedang diteliti oleh penulis. Pihak
Eksternal
merupakan
informan
yang
berasal
dari
luar
perusahaan.Penulis mewawancarai media eksternal yang mempunyai hubungan dengan Global Tv yaitu, staf Marketing Communications dari Okezone dan staf reporter dari Genie. Tujuan dari penulis mewawancarai media ekternal adalah untuk menganalisis Publikasi yang dilakukan melalui Media Relations. 3.3.3 Teknik Sampling untuk menentukan informan Dalam pemilihan narasumber pada teknik wawancara, penulis menggunakan metode Purposive. Menurut Rachmat Kriyantono dalam bukunya yang berjudul Riset Komunikasi teknik purposive mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat penulis berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sample (Kriyantono, 2006:158).
3.4
Pemeriksaan Keabsahan Data Menurut Pawito dalam bukunya Penelitian Komunikasi Kualitatif, dalam
penelitian kualitatif, segala yang tertuang dalam desain penelitian masih belum pasti dan dapat berubah dengan memperhatikan realitas di lapangan.Triangulasi
32 merupakan persoalan penting lainya dan juga sering bersifat krusial dalam upaya pengumpulan data dalam konteks penelitian komunikasi kualitatif (Pawito, 2007: 97). Penulis selalu menginginkan agar data yang berhasil dikumpulkan bersifat valid dan reliable. Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara
akurat
mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Penting untuk dikemukakan catatan dalam hubungan ini bahwa persoalan pokok berkenaan dengan langkah mengupayakan triangulasi dalam penelitian kualitatif bukan terletak pada upaya menguji data mana yang lebih benar diantara data yang diperoleh ketika data yang didapat ternyata berbeda atau bahkan mungkin bertolak belakang satu dengan lainnya.Melainkan langkah triangulasi lebih merupakan upaya untuk menunjukan bukti empiric untuk meningkatkan pemahaman terhadap realitas atau gejala yang diteliti (Pawito, 2007: 98). Di samping itu triangulasi juga diperlukan pada tahap analisis data, terutama ketika penulis bermaksud hendak mengemukakan konsep yang mengarah pada kesimpulan. Ada beberapa jenis teknik triangulasi , yaitu triangulasi data, triangulasi metode, triangulasi teori, dan triangulasi penulis (Pawito, 2007: 99). Triangulasi metode adalah upaya penulis membandingkan temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu.dengan data yang diperoleh dengan menggunakan metode lain mengenai suatu persoalan dari sumber yang sama. Triangulasi data sering disebut juga dengan triangulasi sumber. Triangulasi data menunjuk pada upaya penulis untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Hal ini berarti
33 penulis bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber dengan data dari sumber lain (Pawito , 2007:99). Jenis teknik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi data, karena penulis menggunakan lebih dari satu sumber data dan metode pengumpulan data.
3.5
Analisis dan Penafsiran Data Teknik analisis data menggunakan teknis analisis interaktif dari Miles dan
Huberman seperti yang dikutip oleh Pawito (2007:104). Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: reduksi data, penyajian data,dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Reduksi data bukan asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan meruoakan upaya yang dilakukan oleh penulis selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Komponen kedua analisis interaktif dari Miles dan Huberman , yakni penyajian data melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin data yang satu dengan data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya diyakini sangan membantu proses analisis. Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat (Pawito,2007:104).