49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun para praktisi melalui modelmodel tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.1 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma interpretive (social science) atau konstruktifis. Penelitian dalam paradigma interpretive mempunyai beberapa ciri, antara lain : keyakinan adanya realitas subyektif sebagai bagian dari kapasitas reflektif agen manusia dalam tindakannya bersifat purposive; tujuan untuk pemahaman makna metode kualitatif.2 Konstruktivisme mengklaim bahwa kebenaran bersifat realatif dan kebenaran tersebut tergantung pada suatu prespektif. Menurut Searle (1995) konstruktivisme adalah membangun berdasarkan konstruksi realitas sosial. Dengan pendekatan ini terdapat kolaborasi antara peneliti dengan partisipan; yang memungkinkan partisipan untuk menceritakan kisahnya. Berdasarkan kisah partisipan, peneliti dapat mendeskrisipkan pandangan tentang realitas, dan kisah ini memungkinkan peneliti untuk memiliki pemahaman yang lebih mengenai tindakan pertisipan (latter, Robottom dan Hear dalam Jack Baster, 2008). 1 2
Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2007 Adnan Husein, Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi, ASPIKOM, 2011.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Pada dasarnya ada kesukaran apabila seseorang ingin mengkonstriksi realitas. Pertama, ada realitas objektif yang ditelaah, dan hal itu ditelaah melalui realitas subjektif tentang pengertian-pengertian kita. Kedua, paradigma sebagai pandangan dunia seseorang tersebut, membangun realitas, yang dipersepsikan tentang realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari realitas objektif dan membimbing intepretasi seseorang pada struktur yang mungkin berfungsi pada kedua realitas yang tampak maupun yang tidak tampak.
3.2. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Menurut Basrowi Sadakin, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan seharihari3. Penelitian kualitatif bertumpu pada berbagai aliran, tradisi atau orientasi yang semuanya menekankan pentingnya pengembangan dan penyusunan teori yang
3
Seto, Indiwan. Semiotika Komunikasi, Mitra Wacana Media, 2011, hal 134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
ditandai oleh strategi induktif empiris. Hal ini berbeda dnegan rancangan yang bertumpukan pada deduksi logis berdasarkan asumsi-asumsi apriori. Rancangan kualitatif senantiasa berakar pada kenyataan empiris, walaupun dapat saja diilhami oleh berbagai tradisi dan orientasi pemikiran yang berbeda-beda.4 Dalam metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau bidang tertentu, menetapkan apa yang dihadapi orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang mendatang. Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktik-praktik yang berlaku. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana trend narsis saat ini pada penyiar radio streaming Siaranku.com dan sejauh mana trend narsis tersebut dapat menarik perhatian bagi audience radio streaming Siaranku.com dengan cara studi fenomenologi, wawancara mendalam (indepth interview).
3.3. Metode Penelitian Penelitian fenomenologi adalah penjelasan dan pengungkapan makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada 4
Sutinah, Suyanto Bagong, Metode Penelitian Sosial, 2007, Hal 177
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Metode fenomenogi menurut Polkinghorme, menggambarkan arti sebuah pengalaman hidup untuk beberapa orang tentang sebuah konsep atau fenomena. Orang-orang yang terlibat dalam menangani sebuah fenomena melakukan eksplorasi terhadap struktur kesadaran pengalaman hidup manusia.5 Metode studi fenomenologi adalah metode yang dipilih oleh peneliti sebagai bidang filsafat modern. Fenomenologi menyelidiki pengalaman kesadaran, yang berkaitan dengan pertanyaan seperti: bagaimana pembagian antara subjek (ego) dengan objek (dunia) muncul dan bagaimana sesuatu hal didunia ini diklasifikasikan. Sejak para peneliti sejarah lebih banyak mendalami kesadaran para pelaku sejarah (maupun kesadaran dirinya), beberapa ahli sejarah kemudian berbalik ke metode fenomenologis yang ternyata banyak membantu mereka.6 Teori yang penulis gunakan adalah lebih fokus terhadap teori fenomenologi dari Alfred Schutz (1899-1959) dalam The Phenomenology of Social Word. Schutz dikenal sebagai ahli fenomenologi yang paling menonjol dan membawa fenomenologi kedalam ilmu sosial. Bagi Schutz tugas fenomenologi adalah menggabungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari, dan kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan itu berasal. Dengan kata lain mendasarkan tindakan sosial pada pengalaman, makna dan kesadaran.
5
J.W. Creswell, Qualitative Inquire and Research Design: Chosing among five Traditions, Zed Book, London, 1998 6 Lexy, J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Hal 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Dengan demikian, penelitian berdasarkan metode Alfred Schutz bermaksud mengungkapkan konsep atau fenomena berdasarkan pengalaman seseorang dalam membangun makna tentang atau fenomena secara subjektif. Maka penulis bermaksud meneliti fenomena sosial dan makna lain secara subjektif pada penyiar radio streaming Siaranku.com
3.4. Subjek Penelitian Penulis menentukan narasumber yang akan diwawancarai dan akan digali informasinya tentang fenomena narsisme, yaitu: 1. Michelle Monica
: Penyiar Radio Streaming Siaranku.com
2. Meliana Winata
: Penyiar Radio Streaming Siaranku.com
3. Ervan Pradita
: Penyiar Radio Streaming Siaranku.com
4. Ervin Pranata
: Penyiar Radio Streaming Siaranku.com
5. Ayu Nitria
: Penyiar Radio Streaming Siaranku.com
Penentuan narasumber dilakukan dengan melihat kriteria bahwa narasumber adalah individu yang mengalaminya sendiri peristiwa atau fenomena yang menjadi topik
penelitian,
dan
memiliki
kemapuan
untuk
mengartikulasikan
atau
menyampaikan dengan jelas pengalamanya tersebut dalam wawancara dengan peneliti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
3.5. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan strandar untuk memperoleh data yang diperlukan.7 Untuk mendapatkan sebuah data yang diperlukan dalam melakukan penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan dan sebagai berikut:
3.5.1 Data Primer Wawancara adalah percakapan antara periset (seseorang yang berharapan mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi tentng suatu objek). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.8 Wawancara dilakukan bebas dan terhindar dari kesan formal, pertanyaan yang akan diajukan dibuat dalam bentuk daftar pertanyaan terbuka, namun dalam pelaksanaannya ada beberapa pertanyaan yang tidak perlu lagi ditanyakan karena sudah diperoleh pada jawaban sebelumnya, ataupun sudah diungkap pada saat ramah tamah dengan subjek penelitian. Data yang diambil secara langsung dari narasumber dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan wawancara tatap muka terus menerus untuk menggali informasi. Metode ini memungkinkan peneliti untuk
7 8
Mohammad Nasir, Metode Penelitian, Bahasa Indonesia, 1998, Hal 221 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2006, Hal 65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
mendapatkan alasan detail dari jawaban informan antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalamannnya
3.5.2. Data Sekunder Peneliti juga memperoleh data penelitian melalui studi ke perpustakaan untuk melengkapi proses penelitian, serta mendapatkan informasi literature-literature yang berhubungan dengan judul, dokumen-dokumen berupa buku, internet serta karya tulis yang mendukung penelitian, dan peneliti juga mengamati media sosial dan mengamati siaran dari para penyiar Siaranku.com
3.5.3. Observasi Nonpartisipant Observasi menyarankan pencatatan dan perekaman sistematis mengenai sebuah peristiwa, artefak-artefak dan perilaku-perilaku informan yang terjadi dalam situasi tertentu, bukan seperti yang belakangan mereka ingat, diceritakan kembali dan digeneralisasikan oleh partisipan itu sendiri. Metode-metode observasi jarang digunakan sendiri, tapi sering dikaitkan dengan wawancara. Peneliti melakukan observasi secara nonpartisipant, artinya peneliti tidak berlaku menjadi Penyiar Radio Streaming Siaranku.com tapi hanya menemani penyiar melakukan aktifitasnya. Dengan observasi nonpartisipant ini, maka data yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sangat mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.9
3.6. Tehnik Analisis Data Analisis data kualitatif merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis catatan-catatan hasil wawancara, studi kepustakaan, guna memperdalam pemahaman
peneliti
tentang
temuan-temuan
yang
diperoleh
berdasarkan
permasalahan dari peristiwa atau fenomena yang sedang diteliti. Pemahaman dilakukan secara komparatif atau hasil wawancara dengan informan, studi kepustakaan serta dengan membandingkan dengan hasil observasi nonpartisipant. Alur teknis analisis data mengacu kepada Creswell, yang dalam hal ini merekomendasikan teknik analisis data dengan pendekatan Stevie-Collaizze-Keen, yang sering kali digunakan dalam suatu studi fenomenologi (Creswell, 1998:147), dimana tahapan-tahapannya sebgai berikut: 1. Peneliti mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamannya sendiri (his or her) own experience) tentang peristiwa atau fenomena yang menjadi topik penelitian. 2. Peneliti menemukan pertanyaan-pertanyaan (statement) dalam wawancara mendalam tentang bagaimana orang-orang memahami topik. Signifikan (horisonalisasi data) dan perlakuan setiap pernyataan memiliki nilai yang
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2008, Hal 145
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
setara, serta kembangkan daftar pernyataan tersebut diatas dengan tidak melakukan pengulangan ataupun tumpang tindih. 3. Pernyataan-pernyataan tersebut kemudian dikelompokan kedalam unit-unit bermakna (meanings unit) dan peneliti merinci unit-unit tersebut dan menuliskan
sebuah
penjelasan
teks
(textural
description)
tentang
pengalamannya secara seksama, termasuk contoh-contoh. 4. Selanjutnya peneliti merefleksikan dengan pikiran sendiri dan menggunakan variasi imajinatif (imaginative variation) atau deskripsi structural (structural description), mencari seluruh makna yang mungkin (all possible meanings) dan menggunakan perspektif yang devergen (divergen perspective), mempertimbangkan kerangka rujukan tentang gejala tersebut dialami. 5. Peneliti kemudian mengkonstruksikan seluruh penjelasannya tentang makna (meaning) dan esensi (essence) atau hakekat dari pengalamannya. 6. Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti untuk mengungkapkan pengalamnnya, yang kemudian diikuti dengan pengalaman masing-masing participant. Setelah semua itu dilakukan, maka tulilslah deskripsi gabungan.10
10
Creswell, composite description, 1998, Hal 147-150
http://digilib.mercubuana.ac.id/