BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian dan Hipotesis
3.1.1
Variabel Penelitian Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu (1) variabel X sebagai prediktor dan (2) variabel Y sebagai outcome.
3.1.1.1 Variabel Penelitian 1: Insentif (X) Insentif adalah harapan atau sesuatu hal yang dapat mendorong seseorang berperilaku untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu. Insentif
diberikan
untuk
merangsang
diri
individu
agar
dapat
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya agar mencapai apa yang diinginkan oleh dirinya maupun pihak lain yang turut berkontribusi untuk mencapai keberhasilan. Dimensi dari variabel insentif ini adalah ketepatan waktu pemberian insentif, mutu insentif yang diberikan, harapan pemain, balas jasa, motivasi, kedisiplinan dan inisiatif pemain. Definisi operasional yang disebutkan diatas berdasarkan teori dari Cashmore (2002), Atkinson (1958), dan Alderman & Wood (dalam Danielson, 2004), yang kemudian peneliti rangkum. 3.1.1.2 Variabel Penelitian 2: Motivasi Berprestasi (Y) Motivasi
berprestasi
adalah
dorongan
individu
untuk
menggerakkan, mengarahkan dan mengontrol perilakunya dengan segala kemampuan terhadap aktivitas yang dilakukan untuk mencapai prestasi maksimalnya. Dimensi dari variabel motivasi berprestasi ini adalah
25
26
menghendaki umpan balik (feed back), berorientasi pada keberhasilan, tahan terhadap tekanan dan menetapkan sasaran yang menantang. Definisi operasional yang disebutkan diatas berdasarkan teori dari Murray (dalam Gould & Weinberg, 2007), Gill (dalam Gould & Weinberg, 2007) dan Mc Clelland (1987), yang kemudian peneliti rangkum.
3.1.2
Hipotesis Good dan Scates (dalam Nazir, 2003) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel (Kerlinger, 1973). Hipotesis sangat membantu jalannya penelitian karena membantu peneliti melihat hasil yang akan dicapai. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan peneliti sebagai berikut: Ha : Ada hubungan antara persepsi tentang pemberian insentif dengan motivasi berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ. Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi tentang pemberian insentif dengan motivasi berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ.
27
3.2
Subjek Penelitian dan Teknik Sampling
3.2.1
Karakteristik Subjek Penelitian Peneliti menetapkan beberapa karakteristik subjek yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, antara lain: a.
Atlet futsal putri yang dimaksud adalah orang yang telah bergabung dalam sebuah klub futsal tidak kurang dari 6 (enam) bulan.
b.
Atlet yang telah bergabung dalam klub dalam 6 (enam) bulan tersebut, setidaknya pernah menjalani lebih dari 3 (tiga) kali pertandingan.
c.
Atlet yang telah bergabung dalam klub tersebut dan mendapat insentif pada setiap performanya.
Peneliti menetapkan karakteristik sampel sebagaimana yang telah disebutkan diatas karena peneliti memiliki pandangan bahwa: a.
Apabila seorang atlet futsal putri pada klub XYZ telah bergabung dalam klub tidak kurang dari 6 (enam) bulan, maka atlet tersebut telah menjalani program latihan yang telah disusun oleh manajemen klub untuk mencapai peak performance pada saat berlangsungnya kompetisi.
b.
Apabila seorang atlet futsal putri yang telah bergabung selama 6 (enam) bulan tersebut telah mengikuti sedikitnya 3 (tiga) kali pertandingan, maka prestasi yang telah diraih oleh atlet dapat dihitung untuk kemudian menjadi acuan dalam pengukuran level motivasi berprestasi atlet.
28
c.
Apabila seorang atlet futsal putri memperoleh insentif pada setiap performanya, maka atlet tersebut adalah atlet yang berada
pada
level
profesional
dan
sesuai
dengan
kepentingan penelitian.
3.2.2
Teknik Sampling Rencana
awal
pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
menggunakan teknik sampling yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teknik sampling nonrandom yaitu teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Purposive Sampling digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya (dalam Usman & Akbar, 2011). Dengan jumlah sampel ditetapkan sebanyak 30 atlet yang diambil secara acak dari populasi yang ada pada klub XYZ. Namun, pada pelaksanaannya peneliti menggunakan teknik sampling jenuh (sensus) pada penelitian ini. Teknik sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel (Riduwan, 2003). Jumlah sampel sebanyak 39 atlet yang telah menjadi anggota klub XYZ.
3.3
Desain Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitatif
karena,
peneliti
menggunakan metode survey.
mencari
data
berupa
angka
dengan
29
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode survey dan deskriptif korelasional. Metode survey yang dimaksud adalah suatu upaya untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi faktual yang mendetail tentang gejala yang ada dari berbagai individu dengan menggunakan instrumen daftar pertanyaan (kuesioner) yang terpola dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan data yang mengacu pada judul penelitian. Survey pada umumnya dibatasi pada penelitian yang mengambil sampel
dari
populasi
dan menggunakan kuisioner
sebagai
alat
pengumpulan data pokok dan unit analisisnya pada umumnya adalah individu. Pendekatan eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Sedarmayanti, 2011). Sedangkan pendekatan korelasional mengacu pada pengujian atas hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu apakah pemberian insentif dan motivasi berprestasi pada atlet futsal putri pada klub X memiliki hubungan positif.
3.4
Alat Ukur Penelitian Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut dengan instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2003), instrumen
penelitian
adalah
alat
bantu
yang
digunakan
dalam
mengumpulkan data. Sedangkan Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
30
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau angket mengenai hubungan antara persepsi pemberian insentif dan motivasi berprestasi pada atlet futsal putri di klub XYZ.
3.4.1
Kuesioner Motivasi Berprestasi Variabel mengenai motivasi berprestasi akan diungkap dengan menggunakan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti. Kuesioner
ini
digunakan
untuk
mengetahui
gambaran
motivasi
berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berstruktur dengan pernyataan yang bersifat tertutup. Definisi konsep tentang variabel motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori Mc Clelland yang disesuaikan sesuai dengan definisi operasional yang telah disebutkan pada awal BAB III, selanjutnya dioperasionalisasikan seperti tertera dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1
No 1 2 3 4
Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Try Out
Dimensi Menghendaki Umpan Balik (feed back) Berorientasi pada keberhasilan Tahan terhadap tekanan Menetapkan sasaran yang menantang Jumlah
Nomor Item 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29
Jumlah 8
2, 6, 10, 14, 18, 22, 26, 30 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32
8 8 8 32
Dimensi-dimensi yang telah dirumuskan ke dalam Blue Print tersebut diatas, selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir
31
pertanyaan atau soal dalam kuesioner. Mengenai alternatif jawaban dalam kuesioner, peneliti menggunakan skala sikap yakni skala Likert.
3.4.1.1 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukut Motivasi Berprestasi Try Out Tabel 3.2
Nilai Cronbach’s Alpha Skala Motivasi Berprestasi
Cronbach’s Alpha .935
N of Items 32
Dari 32 item yang dibagikan kepada 30 atlet yang mendekati kriteria subjek untuk penelitian pada saat uji coba, menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,935. Angka tersebut menunjukkan bahwa 93,5% merupakan skor murni dan 6.5% merupakan skor eror. Menurut Sekaran (1992, dalam Sedarmayanti, 2011), reliabilitas kurang dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan 0,70 dapat diterima dan 0,80 adalah baik. Dengan demikian, alat ukur motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti memiliki nilai reliabilitas yang baik, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,935. Alat ukur motivasi berprestasi dikatakan valid apabila hasil Corrected Item – Total Correlation lebih besar dari 0,349. Nilai ini didapat dari nilai r tabel pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) sebesar 32.
32
Tabel 3.3
Nilai Corrected Item – Total Correlation pada Skala Motivasi Berprestasi Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Corrected Item – Total Correlation .513 .459 .731 .607 .513 .454 .644 .406 .237 -.410 .678 .644 .531 .650 .702 .581
Item 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Corrected Item – Total Correlation .268 -.038 -.557 .706 .613 .593 .656 .406 .710 .359 .477 .688 .517 .460 .532 .380
Dari hasil analisis data yang didapat pada tahap try out dapat dilihat bahwa untuk butir soal nomor 9, 10, 17, 18, dan 19 nilai Corrected Item – Total Correlation kurang dari 0,349 maka dapat disimpulkan bahwa butir soal tersebut tidak valid. Butir soal yang tidak valid dibuang atau tidak disertakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Dibawah ini adalah contoh butir soal yang tidak valid:
9
Saya berusaha belajar dari kesalahan di masa lalu Tujuan peneliti memasukkan pernyataan ini agar dapat melihat bahwa atlet
benar-benar
memanfaatkan
feedback
dalam
upaya
memaksimalkan prestasi mereka. Namun, yang terjadi adalah pada saat uji coba para atlet tidak mengerti maksud dari pernyataan pada nomor 9. Menurut mereka pernyataan ini ambigu dan tidak jelas maknanya.
33
3.4.2
Alat Ukur Insentif Variabel mengenai insentif akan diungkap dengan menggunakan skala insentif yang disusun oleh peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui peran insentif terhadap motivasi berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berstruktur dengan pernyataan yang bersifat tertutup. Definisi konsep tentang variabel insentif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori Cashmore (2002) yang disesuaikan sesuai dengan definisi operasional yang telah disebutkan pada awal BAB III, lalu kemudian dimasukkan juga beberapa aspek dan syarat pemberian insentif dari Hasibuan (2010), selanjutnya dioperasionalisasikan seperti tertera dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.4
No 1 2 3 4 5 6 7
Blue Print Skala Insentif
Dimensi Ketepatan waktu pemberian insentif Mutu insentif yang diberikan Harapan pemain Balas jasa Motivasi Kedisiplinan Inisiatif Pemain Jumlah
Nomor Item 1, 5, 9 8,10 7, 11 3, 4, 6 2, 12 13, 14 15
Jumlah 3 2 2 3 2 2 1 15
Dimensi-dimensi yang telah dirumuskan ke dalam Blue Print tersebut diatas, selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pentanyaan atau soal dalam kuesioner. Mengenai alternatif jawaban dalam kuesioner, peneliti menggunakan skala sikap yakni skala Likert.
34
3.4.2.1 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Insentif Tabel 3.5
Nilai Cronbach’s Alpha Skala Insentif
Cronbach’s Alpha .885
N of Items 15
Dari 15 item yang dibagikan kepada 30 atlet pada saat uji coba, menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,885. Angka tersebut menunjukkan
bahwa
88,5%
merupakan
skor
murni
dan
11,5%
merupakan skor eror. Dengan demikian, alat ukur motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti memiliki nilai reliabilitas yang baik, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,856. Alat ukur insentif dikatakan valid apabila hasil Corrected Item – Total Correlation lebih besar dari 0,25. Menurut Azwar (1999, dalam Priyatno, 2010) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan apabila jumlah butir soal tidak mencukupi, batas kriteria dapat diturunkan dari 0,30 menjadi 0,25. Tabel 3.6
Nilai Corrected Item – Total Correlation pada Skala Insentif
Item 1 2 3 4 5 6 7
Corrected Item – Total Correlation .702 .652 .762 .612 .503 .348 .606
Item 8 9 10 11 12 13 14 15
Corrected Item – Total Correlation .241 .170 .414 .394 .529 .576 .479 .404
Dari hasil analisis data yang didapat pada tahap try out dapat dilihat bahwa untuk butir soal nomor 8, 9 dan 11 nilai Corrected Item – Total Correlation kurang dari 0,25 maka dapat disimpulkan bahwa butir
35
soal tersebut tidak valid. Butir instrumen yang tidak valid dibuang atau tidak disertakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Dibawah ini adalah contoh butir soal yang tidak valid:
11 Besaran bonus uang yang diberikan oleh pelatih sudah sesuai dengan keinginan pemain
Tujuan peneliti memasukkan pernyataan ini dalam alat ukur insentif agar mengetahui apakan besaran bonus yang diperoleh dari pelatih sudah sesuai dengan keinginan pemain, namun ternyata menurut beberapa pemain pernyataan nomor 11 dapat menimbulkan pandangan yang berbeda pada diri atlet, sehingga banyak dari mereka yang tidak mengisi butir soal nomor 11.
3.5
Prosedur Penelitian
3.5.1
Persiapan Penelitian Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum memulai penelitian ini antara lain: a.
Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada atlet futsal putri
b.
Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
c.
Melakukan observasi (studi lapangan) mengenai fenomena motivasi berprestasi atlet futsal, khususnya atlet futsal putri
d.
Mencari literatur yang dapat mendukung fenomena yang terlihat mengenai motivasi berprestasi atlet futsal putri
e.
Membuat proposal penelitian
36
3.5.2
Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan beberapa kegiatan, antara lain: a. Membuat kuesioner penelitian dari teori-teori yang didapat pada awal penelitian b. Melakukan try out kepada 22 atlet pada klub futsal putri AMFC, kemudian melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur atau kuesioner yang telah dibuat c.
Mencari subjek yang sesuai dengan kriteria dengan fenomena yang terlihat
d. Menentukan jumlah sampel yang akan digunakan e. Menyebarkan kuesioner kepada subjek yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini f.
Melakukan pengolahan data
g. Melakukan analisis data h. Menuangkan semua hasil penelitian kedalam bentuk laporan ilmiah, dalam hal ini skripsi
37
3.5.3
Teknik Pengolahan Data Data yang terjaring dalam kuisioner, kemudian dihitung dan diukur dengan uji statistik. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik korelasi. Teknik korelasi pearson digunakan oleh peneliti karena peneliti ingin melihat hubungan variabel X dengan variabel Y apakah positif atau negatif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS v.17 for windows.