BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis pendekatan penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.1 PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Suharsimi menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, penelitian + tindakan + kelas sebagai berikut : 1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : PT Bumi Aksara), hlm. 58.
59
60
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan program sekolah secara keseluruhan.2 Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai, atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai, atau kata-kata, bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai, peringkat atau frekuensi, yang biasanya dianalisis dengan menggunakan matematika atau statistik.3 B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini berlokasi di TK Muslimat NU desa Karanganyar RT 03 RW 02 kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan. 2. Waktu penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini disemester II tahun pelajaran 2013 / 2014, dimulai observasi awal pada bulan Maret 2014, dan untuk pelaksanaan perbaikan pra siklus yaitu pada hari sabtu tanggal 12 April 2014, untuk pelaksanaan tahap siklus I yaitu pada hari sabtu tanggal 19 April 2014, serta untuk pelaksaan siklus II dilaksanakan dua hari
2 3
Samsu Sumadayo, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta :Graha Ilmu, 2013), hlm. 19. Ibid, hlm. 2.
61
berturut-turut yaitu pada hari senin dan selasa tanggal 21-22 April 2014. C. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelompok A TK Muslimat NU Karanganyar jumlah guru di TK tersebut ada 8 orang guru, sedangkan siswa kelompok A berjumlah 23 anak, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Peneliti memilih siswa kelompok A sebagai subjek karena disamping peneliti sebagai guru di kelas tersebut juga karena di kelompok A ini ada masalah mengenai pembelajarannya, yaitu mengenai kemampuan membilang 1 sampai 10. Masih ada beberapa siswa yang belum mampu membilang 1 sampai 10. Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian serta akan mengadakan perbaikan supaya dapat memperbaiki pembelajaran di kelompok A tersebut. Dalam melakukan penelitian ini peneliti tidak melakukan perbaikan secara mandiri tetapi peneliti melakukan perbaikan dengan dibantu dan bekerjasama dengan kepala sekolah dan teman sejawat, dengan adanya kerjasama tersebut maka perbaikan akan berjalan sesuai dengan rencana. D. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam PTK ini dengan menggunakan teknik-teknik wawancara, dokumentasi dan observasi untuk mengetahui kemampuan membilang siswa dalam kegiatan belajar mengajar, serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan metode tes.
62
Metode tes digunakan dengan alat penilaian berbentuk tes. Terdapat dua jenis tes, yaitu tes standar dan tes buatan guru. Tes standar terdiri dari tes inteligensi, minat, bakat, kepribadian, atau lainnya. Tes buatan guru dapat dihasilkan oleh guru, termasuk guru TK. Menurut Soemiarti dalam mengembangkan tes ini guru hasrus memilih secara cermat butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai. Di TK, tes juga digunakan untuk memantau capaian belajar anak. Penggunaan tes di TK tidak seperti penggunaan tes di SD atau lainnya. Penggunaan tes di TK lebih dikenal dengan tes informal. Menurut Soemiarti penggunaan tes informal berhubungan dengan tujuan khusus dari dari suatu kelas dan memungkinkan guru untuk membantu anak dalam usaha mencapai tujuan tersebut.4 Jadi kalaupun guru harus menggunakan tes sebagai alat penilaian semata-mata untuk membantu anak dalam pencapaian kegiatan pelaksanaan program. Tes informal yang dapat digunakan guru sebagai alat penilaian kemampuan kognitif (matematika) tentang lambang bilangan. Penggunaan alat tersebut bisa dengan pendekatan individual bisa juga kelompok. Contoh tes informal (pengembangan kognitif-matematika) tulislah urutan angka pada kotak gambar yang belum memiliki angka.
4
Anita Yus, M.Pd, Penelitian perkembangan belajar anak taman kanak-kanak, penerbit Kencana Prenada Media Group . Jl Tambra Raya No. 23 Rawamangun Jakarta13220
63
E. Teknik analisis data Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode
penelitian
yang
bersifat
mendiskripsikan
atau
menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh, tujuannya untuk mengetahui kemampuan membilang siswa dalam mengerjakan tugasnya. Analisis data dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : 1. Reduksi data adalah kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. 2. Mendeskripsikan data sehingga data yang telah diorganisasi bermakna. 3. Memebuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.5
5
Wina Sanjaya, Penelitian tindakan kelas (Jakarta : Kencana, 2011), hlm. 106.
64
Sedangkan menurut Sugiyono, langkah-langkah analisis data melalui tahap sebagai berikut: 1. Reduksi data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang poko, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Disini peneliti akan mencari semua data yang berhubungan dengan penelitiannyadan merangkumnya sehingga menjadi satu data yang penting tentang kemampuan membilang. 2. Penyajian data (Data Display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya penyajian data tentang pelaksanaan pembelajaran dengan metode Index Card Match dan hubungannya dengan kondisi anak dalam belajar. Langkah ini digunakan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang diperoleh, kemudian disusun secara sistematis dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. 3. Verifikasi (Conclusing Drawing) Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulam awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-
65
bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.6 F. Rancangan penelitian Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning). Penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi
7
(reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan), sebagaimana gambar berikut : Dalam penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yang pertama adalah pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dalam tindakan persiklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dalam setiap tindakan peneliti secara kolaboratif melaksanakan perbaikan. Berikut ini akan dijelaskan rincian prosedur penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Pra siklus a. Perencanaan / persiapan tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan pra siklus, langkah awal adalah menyiapkan RKH (rencana kagiatan harian), yang sesuai dengan tema dan materi yang akan disampaikan serta sesuai dengan indikator tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D),
hlm. 337. 7
Ibid, hlm. 104 – 105.
66
untuk meningkatkan kemampuan membilang pada anak melalui metode index card match. Tabel 1 Perencanaan perbaikan tahap pra siklus Kegiatan awal
Kagiatan inti
1. Salam, berdo’a
1. Mewarnai
2. Menghafal asma’ul husna 3. Mengenal Allah
tulisan
angka
1. Mengulas
2. Tanya jawab tentang
gambar sesuai dengan
guna
angka
bulan
3. Mencontoh angka gambar
kegiatan
inti
2. Menghubungkan kitab
Penutup
di
tulisan bawah
matahari
dan
3. Berkemas-kemas, do’a pulang
dengan
menebali garis putusputus Adapun langkah-langkah perencanaan tindakan ini adalah : a. Membuat rencana skenario pembelajaran dengan menyiapkan RKH, sesuai dengan tema dan indikator pencapaian perkembangan kognitif anak. b. Membuat lembar observasi, untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas, serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugasnya.
67
b. Pelaksanaan tindakan prasiklus Pelaksanaan tindakan pra siklus yaitu pada hari sabtu tanggal 12 April 2014. Dalam melaksanakan tindakan ini peneliti bekerjasama dengan teman sejawat atau kolaborator, agar pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana. Peneliti berperan sebagai pendamping teman sejawat dalam memberi motivasi, pengarah dan stimulus kepada siswa sesuai dengan RKH yang telah
disusun.
Kegiatan
yang
telah
direncanakan
untuk
mengembangkan ranah kognitif siswa dalam tindakan prasiklus ini adalah mewarnai tulisan angka. Adapun media yang disiapkan adalah
gambar
tulisan
angka.
Dengan
langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut : 1. Guru memperkenalkan materi yang akan disampaikan. 2.
Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa tentang bilangan.
3. Awalnya guru memberikan pengarahan dan mendemonstrasikan cara mengerjakan tugas yaitu cara mewarnai tulisan angka. 4. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mewarnai tulisan angka dengan baik. Dalam tahap pelaksanaan tindakan pra siklus penataan ruang kelas bisa divariasikan agar siswa tidak jenuh.
68
c. Pengamatan Yaitu guru dan peneliti dalam melaksanakan tindakan juga melakukan observasi atau pengamatan. Guru dan peneliti mengamati kegiatan pembelajaran, dan dari hasil observasi yang telah dilakukan adalah siswa terlihat antusias dalam mengerjakan tugas, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mampu menyelesaikan tugas dengan baik. d. Refleksi Pada pelaksanaan refleksi, peneliti dan guru melakukan diskusi untuk mengevaluasi kelemahan dan kekuatan yang ditemukan selama pelaksanaan prasiklus, kemudian hasil dari refleksi tersebut dijadikan acuan dan pertimbangan untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya. Hasil dari diskusi dan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru selama proses pembelajaran pra siklus ini telah ditemukan.
1. Setiap tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu adanya penambahan waktu. Karena waktu tidak cukup untuk melaksanakan tindakan yang direncanakan. 2. Pada pertemuan pelaksanaan tindakan prasiklus ini sudah sesuai dengan RKH dan indikator tingkat pencapaian perkembangan anak. 3. Banyak siswa yang antusias dan aktif dalam mengerjakan tugasnya, karena media yang menarik.
69
4. Langkah-langkah yang disampaikan sudah dapat membantu siswa dalam mengerjakan tugasnya, tetapi ada beberapa siswa yang masih menunggu pengarahan dan bantuan dari guru dalam menyelesaikan tugasnya. Dari hasil pembelajaran mengurutkan pola bentuk matahari dan bulan sabit, bahwa sebagian siswa belum menunjukkan hasil yang optimal, sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan tindakan siklus berikutnya. 2. Siklus I a. Menyusun perencanaan tindakan siklus I Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I ini, peneliti dan kolaborator / guru secara kolaboratif menyusun rancangan kegiatan sebagai berikut : 1. Mangadakan diskusi tentang rancangan pembelajaran dengan metode index card match untuk menumbuhkan kemampuan membilang siswa, serta menentukan strategi dan media pembelajaran. 2. Menyusun rancangan pembelajaran yang sesuai dengan tema dan indikator pencapaian perkembangan anak untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. 3. Menyusun pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi.
70
Tabel 2 Perencanaan perbaikan siklus Kegiatan awal
Kegiatan inti
1. Salam, berdo’a 2. Menghafal
Penutup
1. Menjiplak angka 1
1. Mengulas
sampai 10
Asma’ul
2. Mencontoh
Khusna 3. Mengenal
tulisan
2. Bercakap-cakap
angka misal :
tentang
1—satu
yang pandai
malaikat Allah
2—dua
dengan
seterusnya
nyanyian
kegiatan inti
dan
anak
3. Berdo’a, salam, pulang
3. Menghubungkan gambar
dengan
angka yang sesuai jumlahnya
b. Pelaksanaan tindakan Tindakan perbaikan siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 19 April 2014. Pada tahap ini aktifitas pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan salam, mengecek kehadiran siswa, dan menyampaikan materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
yang
diharapkan.
Adapun
langkah-langkah
pembelajaran ini adalah : 1. Guru menyampaikan materi sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun di RKH.
71
2. Guru memperkenalkan media yaitu tulisan angka dan mengadakan tanya jawab tentang bilangan dari media tersebut. 3. Kemudian guru mendemonstrasikan cara menjiplak angka tersebut sesuai urutannya. 4. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas tersebut, dengan memotivasi agar mampu mengerjakan tugas sampai selesai. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan instrumen pengamatan. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui adanya kendala dalam pembelajaran menjiplak angka. Dari hasil pengamatan telah ditemukan bahwa proses pembelajaran telah terlaksana dengan baik, yaitu siswa terlibat aktif dalam kegiatan menjiplak angka, dengan demikian dapat diketahui bahwa menjiplak angka dapat menunjukkan kemampuan membilang siswa dalam mengerjakan tugasnya telah mengalami peningkatan. d. Refleksi Hasil dari refleksi dan diskusi yang dilakukan terhadap pembelajaran siklus I ditemukan bahwa : 1. Setiap tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu adanya penambahan waktu.
72
2. Pada tahap pelaksanaan siklus I sudah sesuai dengan RKH yang telah direncanakan. 3. Perencanaan pembelajaran yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan materi pembelajaran, memilih media
pembelajaran,
melakukan
evaluasi
dan
hasil
pembelajaran. 4. Guru sebagai pelaksana sudah melaksanakan pembelajaran ini sesuai dengan skenario yang telah direncanakan di RKH. 5. Langkah-langkah yang telah disampaikan dalam pengarahan, demonstrasi sudah dapat dipahami siswa, namun dalam pelaksanaannya masih ada siswa yang kurang memahami. Dari hasil refleksi ini dapat diketahui bahwa pembelajaran meronce manik-manik sudah dapat meningkatkan kemampuan membilang siswa. Tetapi belum optimal, sehingga pembelajaran perlu dilanjut ke perbaikan siklus II. 3.
Siklus II a.
Menyusun rancangan tindakan siklus II Sebelum mengawali pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti dan guru secara kolaboratif menyusun rencana perbaikan dengan rancangan sebagai berikut :
73
1. Mengadakan diskusi tentang rancangan pembelajaran siswa untuk meningkatkan kemampuan membilang dengan metode index card match. 2. Menyusun
RKH
sesuai
dengan
indikator
pencapaian
perkembangan kognitif siswa. 3. Menyusun pedoman observasi, untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar. Adapun rancangan perbaikan dalam siklus II yaitu : 1. Guru lebih memaksimalkan cara menyampaikan langkahlangkah metode index card match. 2. Guru harus kembali mengulang menyampaikan arahannya disela-sela siswa saat mengerjakan tugas. 3. Guru harus lebih berinteraksi dengan siswa. 4. Guru dan peneliti mengadakan pendekatan secara individual kepada
siswa
yang
belum
menyelesaikan tugas dengan baik.
mampu
membilang
dan
74
Tabel 3 Perencanaan perbaikan siklus II (hari ke I)
Kegiatan awal
Kegiatan inti
1. Salam, berdo’a
Penutup
1. Mewarnai
2. Menghafal
gambar Mengulas kegiatan inti yang Menghafal do’a hendak
bintang
Asma’ul
jumlahnya sama
Khusna
2. Mencontoh
3. Praktek
pergi
tulisan Berdo’a, salam, pulang
sepuluh
langsung
3. Menghubungkan
menangkap
sejumlah
bola
dengan angka yang
dengan
dua tangan
b.
gambar
sesuai
Pelaksanaan tindakan Dalam pelaksanaan tindakan siklus II untuk pertemuan hari ke I, yaitu materi menghubungkan sejumlah gambar benda untuk urutan bilangan 1 sampai 10, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Guru
menyampaikan
materi
sesuai
dengan
skenario
pembelajaran yang telah disusun di RKH. 2. Guru menunjukkan urutan bilangan 1 sampai 10, kemudian siswa membilang bersama-sama sesuai dengan arahan guru yang telah disampaikan.
75
3. Guru menyampaikan materi tugas kepada siswa untuk menghitung benda kemudian menuliskan angkanya yang sesuai dengan jumlah bendanya. 4. Guru memberikan arahan kepada siswa yaitu dengan cara menghitung
gambar
benda
terlebih
dahulu,
kemudian
menuliskan angka yang sesuai dengan jumlah gambar benda tersebut. 5. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugasnya dan memberikan motivasi agar siswa semangat dalam mengerjakannya dan memberi tambahan waktu kepada siswa. 6. Guru mengadakan pendekatan individual terhadap siswa yang kurang mampu dalam mengerjakan tugasnya. Tabel 4 Perencanaan tindakan perbaikan siklus II (hari ke 2) Kegiatan awal
Kegiatan inti
1. Salam, berdo’a
1. Menjahit
2. Menghafal Asma’ul Khusna 3. Menghafal islam nyanyian
Penutup jelujur
dengan
sepuluh
lubang
dengan
rukun
benar
dengan
2. Memberi
1. Mengulas kegiatan inti 2. Bercakapcakap tentang
nomor
anak
urut pada gambar
rajin
menurut
yang
3. Berdo’a,
ukurannya
(dari
gambar
yang
salam, pulang
76
terkecil
–
yang
terbesar) angka 1 – 5 3. Mengulang kalimat sederhana ―dua mata saya‖
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II untuk pertemuan hari ke 2 ini dengan skenario pembelajaran yaitu mengurutkan gambar dari yang terkecil sampai yang terbesar, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut : 1. Guru memperkenalkan materi pembelajaran sesuai skenario pembelajaran. 2. Guru mengadakan tanya jawab tentang macam-macam bentuk, ukuran, panjang, pendek. 3. Guru memberi pengarahan dan mendemonstrasikan cara mengerjakan tugas mengurutkan gambar benda dari yang terkecil hingga ke gambar yang terbesar, dengan mengamati semua gambar yang ada, untuk gambar yang terkecil diberi nomor / angka 1 dan seterusnya, dilakukan secara berulang-ulang agar siswa benar-benar memahaminya. 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan kegiatan tersebut,
dengan
memberi
tambahan
waktu
yang
cukup
untuk
mengerjakan. 5. Guru mengadakan pendekatan individual terhadap siswa yang biasanya kurang mampu dalam mengerjakan tugasnya.
77
c. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui gejala yang muncul, baik yang bersifat mendukung atau yang menjadi kendala dalam pembelajaran. Dalam kegiatan membilang benda-benda untuk urutan angka 1 – 10 sudah cukup mendapatkan hasil yang baik, semua siswa mengikuti kegiatan dengan aktif, dan guru mengadakan pendekatan individual kepada siswa yang belum mampu menyelesaikan tugasnya. Dan hasil dari pengamatan ini bahwa dalam kegiatan membilang benda-benda berjalan dengan baik, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan mampu mengerjakan tugasnya sampai selesai. Ini dikarenakan upayaupaya yang dilaksanakan peneliti, tentunya dengan metode dan strategi yang bervariasi sehingga kemampuan membilang anak meningkat. Hal ini menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan dalam pengamatan pembelajaran mengurutkan benda dari yang terkecil sampai yang terbesar, untuk angka 1 – 5, hasil pengamatan adalah semua siswa aktif mengerjakan tugas dan proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, dan guru tetap mengadakan pendekatan individu terhadap siswa yang kurang mampu dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mengurutkan gambar benda dari yang terkecil hingga yang terbesar untuk angka 1 – 5 telah menunjukkan hasil yang optimal.
78
d.
Refleksi Pelaksanaan kegiatan diskusi dan refleksi yang telah dilaksanakan terhadap pembelajaran siklus II telah ditemukan sebagai berikut : 1. Dalam kegiatan membilang benda-benda untuk angka 1 – 10 dan mengurutkan benda dari yang terkecil hingga yang terbesar dengan tambahan waktu yang cukup telah mampu memberi keluasan terhadap siswa dalam menyelesaikan tugasnya. 2. Pendekatan yang telah diberikan guru kepada siswa yang kurang mampu dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya telah mampu memberikan hasil yang optimal. 3. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah disiapkan. 4. Perencanaan pembelajaran yang dihasilkan telah memenuhi kriteria
yaitu
siswa
sudah
mampu
mengerjakan
dan
menyelesaikan tugasnya. 5. Langkah-langkah yang diberikan guru sudah berulang-ulang, sehingga siswa mampu memahami dan meningkat hasil belajar mereka. 85% siswa telah mampu mengerjakan tugasnya sampai selesai dan ini berarti telah mencapai target yang diharapkan dalam pelaksanaan tindakan perbaikan ini. Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini peneliti menciptakan suasana yang menyenangkan dan anak mendapat pengalaman langsung
79
dari kegiatan yang dilakukan sehingga kegiatan lebih bermakna bagi anak. Maka dengan demikian usaha perbaikan sudah menunjukkan hasil yang optimal, yaitu mencapai target 85% siswa mampu mengerjakan tugasnya yaitu membilang 1 – 10. Oleh karena itu penelitian tindakan ini diberhentikan.