73
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu39. Kualitatif adalah salah satu penelitian formatif yang menggunakan teknik tertentu untuk mendapatkan jawaban mendalam tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan khalayak sasaran40. Penelitian simbol-simbol Feminisme dalam unsure cerita (naratif) film animasi Barbie The Princess and The Popstar menggunakan pendekatan kualitatif interpretatif karena mencoba menafsirkan film bergenre fantasi tidak selamanya digambarkan dengan hal-hal yang manis. Film animasi produksi Rainmaker Animation ini sepertinya ingin menampilkan sisi lain dari karakter seorang Barbie, dimana Barbie selama ini
39 40
M. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. Jakarta, Kencana, 2008. Hal 68 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, Kencana, 2008, cet. Ke-3
73
74
selalu digambarkan sebagai karakter perempuan yang sempurna dan percaya diri dengan apa yang dimilikinya. Tokoh utama didalam film ini menjadi pribadi yang tidak percaya diri ketika menjadi dirinya sendiri, dan pada akhirnya mereka bertukar peran yang sekaligus juga menukar strata sosial ditengah kehidupannya.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah semiotika menurut Roland Barthes. Yakni studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsi, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.41 Semiotika berusaha melihat kerja tanda-tanda yang terdapat pada gambar dan film. Konsep semiotik yang digunakan adalah teori milik Roland Barthes menjelaskan dua tingkat pertandaan yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi (denotation) adalah hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau realitas dalam pertandaan, sedangkan konotasi (connotation) adalah aspek makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi. Teori Barthes menjelaskan dua tingkat pertandaan yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi (denotation) adalah hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau realitas dalam pertandaan, sedangkan konotasi (connotation) adalah
41
OP. Cit. Hal. 263
75
aspek makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi.42 Sesuai dengan semiotika Roland Barthes, bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan pertama-tama adalah data dimaknakan secara denotatif yang kemudian baru dimaknakan konotatif. Untuk langkah yang terakhir adalah memaparkan mitos yang tersirat dalam pembungkus tanda. Dalam salah satu bukunya yang berjudul Sarrasine, Barthes merangkai kode rasionalisasi yang merupakan suatu proses yang mirip dengan yang terlihat dalam retorika tentang tanda. Menurut Roland Barthes yang dikutip oleh Sobur mengatakan bahwa semiotik tidak hanya meneliti mengenai penandaan dan petanda, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka secara keseluruhan.43Barthes mengaplikasikan semiologinya ini hampir dalam setiap bidang kehidupan, seperti mode busana, iklan, film, sastra dan fotografi. Semiologi Barthes mengacu pada Saussure dengan menyelidiki hubungan antara pemuda dan petanda, tidak hanya disitu Barthes juga melihat aspek dari penandaan yaitu mitos. Setelah terbentuk sistem tanda-petanda, tanda tersebut akan menjadi petanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan kemudian membentuk tanda baru. Semiotik merupakan varian dari teori strukturalisme yang berasumsi bahwa teks adalah fungsi dari isi dan kode.Sedangkan makna adalah produk dari sistem hubungan. 42 43
Ibid, Hal. 65 Ibid, Hal. 78
76
Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit, tersembunyi dan yang bergantung pada kebudayaan.Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada makna tambahan (Connotative) dan arti pertunjukkan
(denotative)
kaitan
dan
kesan
yang
ditimbulkan
serta
diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika anda bertemu dengan perasaan dan emosi dari pembicara serta nilai-nilai kebudayaan.Konotasi mempunyai makna subjektif atau yang paling tidak digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya. Pada tatanan (signifikasi) tahap kedua berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth).Barthes menggunakan mitos sebagai seorang yang percaya, dalam artiannya yang orisinil. Mitos adalah cerita yang digunakan suatu kebudayaan untuk menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atau alam.44Mitos primitif seperti mengenai hidup dan mati, manusia, dan dewa.Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai maskulinitas dan feminitas, ilmu pengetahuan dan kesuksesan.
44
Kriss Budiman. Kosa Semiotika, Lkis, Yogyakarta, 1999
77
Perspektif Barthes tentang mitos inilah yang membuka ranah baru dunia semiologi, yaitu penggalian lebih jauh dari penanda untuk mencapai mitos yang bekerja dalam relitas keseharian masyarakat.Setiap turunan dalam bentuk tertulis atau sekedar representasi, verbal atau visual, secara potensial dapat menjadi mitos 45 . Artinya tidak hanya wacana tertulis yang dapat kita baca sebagai mitos, melainkan juga fotografi, film, pertunjukkan, bahkan olahraga dan makanan. Pada penelitian ini komunikasi sebagai data yang terkumpul kemudian dianalisis sesuai dengan teori semiotik Roland Barthes, yang digunakan sebagai teknik analisis dalam penelitian ini. Penelitian ini memfokuskan pada penggambaran yang diambil dari data yang berupa DVD film Barbie The Princess and The Popstar, yang dimana nantinya melalui potongan-potongan gambar dapat memaparkan tanda-tanda atau simbol berupa teks, gambar maupun dialog dengan pendekatan semiotika Roland Barthes, sehingga dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian.
3.3 Unit Analisis Unit analisis penelitian ini adalah film Barbie The Princess and The Popstar karya Mattel yang diproduksi oleh Rainmaker Animation yang berdurasi 1 jam 50 menit. Unit penelitian ini adalah simbol-simbol yang mengandung unsur-unsur budaya populer dan fantasi pada film Animasi dengan menggunakan analisa 45
Ibid, Hal. 42
78
semiotika. film Barbie The Princess and The popstar ini yang dianalisis adalah per adegan, serta dialog yang mengandung imajinasi dari apa yang ditampilkan oleh para tokoh dalam film Barbie The Princess and The Popstar, yang telah dipilih penulis dalam bentuk framing gambar secara bersambung dalam satu adegan utuh, dengan demikian adegan-adegan yang berkaitan dengan nilai budaya populer dari tokoh-tokoh yang telah dianalisis.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Data primer untuk penelitian ini adalah berupa dokumentasi yakni digital video disk (DVD) film Barbie The Princess and The Popstar yang telah beredar di Indonesia.
3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua.dalam penelitian ini yakni berupa buku, artikel, majalah, internet dan bahan tertulis lainnya untuk melengkapi data penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Data primer untuk penelitian ini adalah berupa
79
dokumentasi yakni digital video disk (DVD) film Barbie The Princess and The Popstar yang telah beredar di Indonesia.
3.5 Teknik Analisis Data Teknik
Analisis
Data
merupakan
teknik
yang
digunakan
dalam
menganalisis dan mengintrepetasikan data yang ada. Semua data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif menggunakan analisis semiotika dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Dalam proses analisis akan dipilih beberapa frame dari frame yang menggunakan berbagai tanda yang berkaitan dengan aspek feminitas pada film kartun Barbie The Princess And The Popstar. Setelah melakukan tahap penyeleksian terhadap frame yang memuat tandatanda berkaitan dengan simbol-simbol yang berkaitan dengan feminitas, peneliti mengkategorisasikan pesan tayangan yang diteliti kedalam tiga kategori sesuai yang dilakukan oleh Roland Barthes dalam buku Alex Sobur46, yaitu : 1. Pesan Linguistik, merupakan semua kata dan kalimat pada frame. 2. Pesan Ikonik Terkodekan, berupa konotasi yang muncul dalam frame yang berfungsi jika dikaitkan dengan system tanda yang lebih luas. 3. Pesan Ikonik Tak Terkodekan, denotasi dalam frame program yang diteliti.
46
Ibid