42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian Menurut Soerjono Soekanto.1 Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Dan Moleong.2 Menyatakan penelitian deskriptif adalah penelitian sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan Ruslan.3 Menyatakan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan tentang karakteristik atau ciri-ciri individu, situasi atau kelompok tertentu. Menurut M. Nazir.4 Metode deskriptif adalah sebagai suatu metode dalam peneliti status kelompok manusia, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
1
Rosady Ruslan.Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2010 hal 24 2 Ibid. 3 Ibid. 4 42 Ibid.
43
fakta-fakta, sifat-sifat, hubungan antara fenomena yang diselidiki sebagai suatu penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan data.5
3.2.
Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai peneliti adalah metode penelitian yang besifat kualitatif. Menurut Kirk dan Miller yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial, yang secara fundamental tergantung kepada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.6 Jenis metode kualitatif yang digunakan adalah: a) Deskriptif Kualitatif Menurut Moleong dalam buku Jalalludin Rakhmat mengenail metode penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang ada, 3. Membuat perbandingan atau evaluasi,
5
Muhammad Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.1998 hal 63 Kirk and Miller dalam Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.1990 hal 3
6
44
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.7 Sedangkan menurut Frank Jefkins, metode penelitian deskriptif kualitatif dapat dilakukan dengan wawancara langsung dan mendalam dengan menggali berbagai data dan informasi yang tidak bisa dijangkau dengan pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner. Penelitian deskriptif kualitatif hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak hanya mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.8 Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi mendalam tentang strategi komunikasi humas secara umum dalam mengelola strategi komunikasi eksternal dan internal. Penelitian ini ditekankan untuk memberikan gambaran atau penjelasan secara objektif tentang keadaan atau kondisi sebenarnya dari subjek yang diamati dengan cara menganalisa dari data-data yang telah dikumpulkan kemudian ditarik kesimpulan.
3.3.
Subyek Penelitian Penelitian kualitatif mengenal istilah key informan (informan kunci) dengan informasi dari informan kunci atau utama, peneliti dapat
7
Jalaludin Rakhmat dalam Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.1990 hal 25 8 Frank Jefkins.Public Relations.Jakarta:Erlangga.1995 hal 258
45
mengetahui informan lain yang layak dalam penelitian. Narasumber atau informan ini merupakan orang–orang yang berkompeten di bidangnya sehingga dapat mewakili berbagai perspektif penelitian. Key informan dalam penelitian ini adalah Dewi Sri Takarini SE,MA sebagai Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) BPS RI. Kenapa penulis memilih Ibu Dewi sebagai perwakilan dari Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS RI, karena beliau merupakan narasumber utama yang dapat mewakili jajaran pimpinan eselon II. Beliau berada distruktural Eselon III yang dapat memberikan informasi mengenai regulasi dan pelaksana sosialisasi ST2013 di BPS RI. Sedangkan menurut Frank Jefkin, Informan adalah orang-dalam pada latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota-anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesuka-relaannya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang-dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut.9
Selain Key Informan, penelitian ini juga membutuhkan informasi dari informan, adapun informan tersebut adalah sebagai berikut: 9
Lexy L. Moleong.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996 hal 132
46
1. Diyah Wulandari S.Si sebagai Kepala Subbagian (Kasubbag) Sosialisasi Kegiatan Statistik Humas BPS RI. Kenapa penulis memilih Ibu Diyah karena beliau merupakan subbagian langsung yang menangani seluruh kegiatan sosialisasi ST2013. 2. Rinie Puspitasari sebagai karyawan subbagian sosialisasi kegiatan statistic Humas BPS RI, beliau merupakan perwakilan dari tim sosialisasi untuk kegiatan ST2013 yang dilibatkan langsung dalam segala kegiatan tersebut. 3. Woko sebagai perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi yang bertindak sebagai “agent of champaign”.
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang umum dilakukan yaitu melaksanakan wawancara mendalam (indepth interview) dan studi literatur. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data baik primer maupun sekunder. Penulis dalam penelitian ini menggunakan pengamatan berperan serta (observation participant). Ini merupakan ciri khas dari penelitian kualitatif,
namun
penelitian
tetap
berperan
dalam
menentukan
skenarionya. Dalam pengamatan berperan serta pada dasarnya peneliti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secepat mungkin sampai pada
yang sekecil-kecilnya.
Bogdan
menyatakan
bahwa
metode
pengamatan berperan serta berasumsi bahwa cara terbaik dan mungkin
47
satu-satunya cara untuk memahami beberapa bidang kehidupan sosial ialah dengan jalan membaurkan diri ke dalam diri orang lain dalam susunan sosialnya.11 3.4.1. Data Primer Data primer merupakan sumber data utama yang digunakan sebagai acuan dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, data primer bersumber dari hasil wawancara antara penulis dengan orang yang diwawancara. Selain itu, data primer juga didapatkan dari hasil pengamatan langsung di dalam latar penelitian. secara tertulis. Rosady Ruslan menyatakan bahwa data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.12 Pengumpulan data dengan wawancara mendalam merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cara pewawancara bertanya secara langsung kepada responden. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu13.
Lincoln dan Guba
menyatakan bahwa maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Kebulatan memproyeksi kebulatan-kebulatan
11
demikian
sebagai
yang
dialami
masa
lalu,
Lexy L. Moleong.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:Remaja Rosdakarya.1996 hal 164 Rosady Ruslan.Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010 hal 29 13 Ibid.186 12
48
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang, memverifikasikan, mengubah dan memperluas info yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.14 Sedangkan menurut Kartono.15 Wawancara merupakan percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Ini merupakan proses tanya jawab dimana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik. Dalam penelitian ini jika mendasarkan jenis wawancara pada pembagian wawancara menurut Patton, maka penulis menggunakan jenis wawancara terbuka karena menggunakan seperangkat pertanyaan baku untuk meminimalkan variasi dan bias yang bisa saja terjadi antara responden satu dengan yang lain.16 Sedangkan menurut Guna dan Lincoln, jenis wawancara yang digunakan penulis adalah wawancara terbuka, karena subjek penelitian mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan apa tujuan wawancara tersebut.17 Wawancara dilakukan secara tatap muka dalam suasana formal ataupun informal, namun tetap memasukkan pembicaraan yang bersifat informal agar bisa menangkap situasi dan suasana yang berlangsung saat wawancara dilakukan.
14
Ibid.137 Kartini kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial ( Bandung: Alumni, 1980 ) hal 139 16 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996 hal 188 17 Ibid.189 15
49
3.4.2. Data Sekunder Pada penelitian ini penulis menggunakan istilah tinjauan literatur atau arsip yaitu bahan tertulis.18 Penulis menggunakan tinjauan literatur atau dokumen seperti makalah, dokunentasi perusahaan, company profile karena dalam banyak hal dokumen merupakan sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan sumber untuk meramalkan. Pengumpulan data sekunder ditujukan pada subjek penelitian yaitu dengan studi dokumen yang biasa dikenal dengan studi pustaka.19 Disini penulis menggunakan istilah tinjauan literatur. Tinjauan literatur atau arsip yaitu bahan tertulis.20 Data sekunder (sekundary data) adalah memperoleh data yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi atau informasi di berbagai organisasi atau perusahaan termasuk jurnal.21 Pengumpulan data sekunder ditujukan pada subjek penelitian yaitu dengan studi dokumen yang biasa dikenal dengan studi pustaka.
3.5.
Definisi Konsep Pada definisi konsep penelitian ini dapat disimpulkan dalam teoriteori yang sudah ada sehingga menjadi satu kesatuan pendapat dari penulis, sebagai berikut:
18
Ibid.217 Irawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1995 hal 70 20 Lexy J. Moleong, Op.Cit., 217 21 Rosady Ruslan.Metode PR & Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003 hal 30 19
50
3.5.1. Strategi Humas Pemerintah Dalam
menjalankan
peranannya
sebagai
komunikator
dan
fasilitator kepada Kementerian dan Lembaga terkait program ST2013. Maka bagian Humas BPS RI harus memikirkan strategi yang akan digunakan dalam membina hubungan baik antar Kementerian dan Lembaga terkait. Hal tersebut perlu disiapkan secara matang agar Kementerian dan Lembaga terkait dapat mendukung dan mensukseskan Program ST2013 yang sedang dijalankan oleh BPS RI. Maka Humas BPS RI telah mempersiapkan strategi yang merupakan serangkaian aktifitas utama untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan program ST2013 diantaranya strategi cara penyebarluasan informasi dan pesan, serta strategi menjalin kerjasama antar kementerian atau lembaga. Strategi
tersebut
dijalankan dengan dilakukannya kegiatan
sosialisasi program ST2013 dengan cara Seminar, Forum Bakohumas, Rapat Teknis Nasional, Dialog Interaktif dan lain sebagainya. Selain itu juga dilakukan dengan penggunaan media baik ATL (Above The Line) dan BTL (Below The Line). Penggunaan berbagai macam media dirasakan oleh Humas BPS RI masi efektif untuk menjangkau masyarakan, khususnya Kementerian dan Lembaga terkait guna menyebarluaskan program ST2013 kepada publik. 3.5.2. Sosialisasi Sosialisasi adalah penyampaian informasi kepada khalayak luas atau publik mengenai berita, kebijakan, pengetahuan, himbauan, program
51
dan lain sebagainya. Dalam menyampaikan informasi atau kebijakan tersebut maka Humas BPS RI melakukan komunikasi dan interaksi secara langsung misalnya dengan sosialisasi secara berhadapan langsung ke publik untuk menjelaskan kebijakan program yang dimaksudkan oleh BPS RI. Sosialisasi yang dijalankan oleh seluruh Humas BPS, tidak hanya sebatas di dalam lingkungan internal tetapi juga di lingkungan eksternal dengan mencangkup keseluruh pelosok di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam menjalankan Sosialisasi ST2013, BPS RI melibatkan BPS Provinsi dan Kabupaten Kota serta pihak lainnya yang terkait dengan bidang usaha tani serta instansi pemerintahan lainnya. Sosialisasi dilakukan baik di dalam Gedung BPS RI maupun di luar Gedung BPS RI seperti penggunaan Ballroom Hotel, Balai Desa sekitar dan kantor-kantor BPS daerah atau provinsi. 3.5.3. Program Sensus Pertanian 2013 (ST2013) Program Sensus Pertanian merupakan program pemerintah sesuai dengan peranannya sebagai pengabdi untuk kepentingan umum yaitu sebagai mediator antara pemerintah dengan stakeholder dan sebagai dokumenter. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, pasal 1 ayat 8 mendefinisikan sensus sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu. BPS RI melaksanakan Sensus Pertanian (ST) sekurang-
52
kurangnya sekali dalam siklus sepuluh tahunan yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka “3” (tiga). ST merupakan salah satu kegiatan besar BPS yang rutin dilaksanakan sejak Indonesia merdeka. Penyelenggaraan ST pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963 dan tahun 2013 merupakan kegiatan ST yang keenam kali yang dilaksanakan oleh BPS RI. ST dilaksanakan untuk mengumpulkan karakteristik pokok dan rinci terhadap seluruh petani, perusahaan pertanian dan pengukuran obyek kegiatan statistik pertanian. Karakteristik pokok dan rinci tersebut mencakup karakteristik petani, tanah, tanaman, kegiatan usaha di bidang pertanian, serta karakteristik lain yang termasuk dalam lingkup statistik dasar bidang pertanian. Adapun tujuan Program ST2013 yang diselenggarakan oleh pihak BPS RI antara lain sebagai berikut: 1. Mendapatkan data statistik pertanian yang lengkap agar diperoleh gambaran yang jelas tentang pertanian di Indonesia, 2. Memperoleh berbagai informasi tentang populasi usaha pertanian, rumah tangga petani, jumlah pohon dan ternak, distribusi penguasaan dan penggunaan lahan, 3. Hasil pencacahan lengkap ST2013 akan digunakan sebagai angka patokan (benchmarks) untuk survei-survei di sektor pertanian,
53
4. Mendapatkan kerangka sampel (sampling frame) yang dapat dijadikan landasan pengambilan sampel untuk survei-survei di sektor pertanian. Yang merupakan cangkupan responden atau sasaran ST2013 adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan Seluruh perusahaan pertanian berbadan hukum hasil Updating Direktori Perusahaan Pertanian (UDPP) Tahun 2012, 2. Bukan perusahaan berbadan hukum dan bukan rumah tangga (pesantren, seminari, dll) Seluruh unit usaha pertanian yang dikelola oleh selain perusahaan berbadan hukum ataupun rumah tangga, 3. Rumah tangga Seluruh pengelola usaha rumah tangga pertanian dan usaha jasa pertanian. Dari rumah tangga terbagi dari beberapa kategori sebagai berikut: a. Rumah tangga pertanian Merupakan rumah tangga di mana ada satu atau lebih anggota rumah tangga yang mengelola usaha pertanian baik usaha milik sendiri maupun pihak lain.
54
b. Rumah tangga yang mengelola usaha pertanian. Merupakan rumah tangga di mana ada satu atau lebih anggota melakukan dan bertanggung jawab dalam kegiatan pemeliharaan, pembudidayaan,pengembangbiakan,pembesaran tau penggemukan dan lain-lain. a. Rumah tangga pertanian menurut status pengelolaan terdiri dari: 1. Mengelola usaha pertanian milik sendiri, 2. Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil, 3. Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah, 4. Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan member upah. Dan untuk kegiatan pencacahan ST2013 berlangsung mulai dari tanggal 1 s.d 31 Mei 2013 dengan detail penjabarannya adalah sebagai berikut: 1) 1 s.d 10 Mei
: Pemutakhiran data rumah tangga (usaha rumah tangga pertanian beserta rumah tangga pemeliharaan dan populasi pertanian).
2) 11 s.d 31 Mei : Pencacahan lengkap rumah tangga pertanian PadiPalawija,Holtikultura,Perkebunan-Peternakan, Perikanan,Kehutanan-Penguasa Lahan.
55
3.6.
Fokus Penelitian Fokus
penelitian
merupakan
sebuah
tahap
pembatasan
masalah penelitian. Dalam fokus penelitian dapat diketahui maslaah yang ada terkait sosialisasi ST2013 yang diselenggarakan oleh Humas BPS RI. Sehingga terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan Humas BPS RI dalam bersosialisasi agar komunikasi dapat berjalan secara efektif dengan mengacu pada rumusan Cutlip dan Center terkait empat langkah strategi humas. Sehingga diketahui detail ST2013 sebagai berikut: 1. Fact Finding (Tahap Penentuan Masalah) Pada tahapan ini Humas BPS RI melihat kembali hasil evaluasi yang ada pada pelaksanaan Sensus Pertanian di tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan agar Humas BPS RI mempunyai bahan acuan dan mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga dapat diperbaiki kekurangan
tersebut pada pelaksanaan sosialisasi
Sensus Pertanian di tahun 2013
ini. Dari permasalahan yang
muncul dan telah diketahui bahwa Humas BPS RI merasa perlu untuk menjalin kerjasama dengan
Kementerian dan Lembaga
terkait guna mensukseskan sosialisasi program ST2013. Maka Humas
BPS
RI
telah
mempersiapkan
perencanaan
dan
penyusunan sosialisasi program ST2013 untuk Kementerian dan Lembaga terkait.
56
2. Planning (Tahap Perencanaan & Penyusunan) Tahapan selanjutnya setelah penentuan masalah adalah tahap perencanaan dan penyusunan sosialisasi program ST2013. Yang mana Humas BPS RI bertanggung jawab untuk melakukan persiapan non teknis terkait sosialisasi ST2013. Target sosialisasi adalah stakeholder yang diantaranya adalah Kementerian dan Lembaga terkait, Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi serta praktisi.
Dengan
melibatkan
para
stakeholder
diharapkan
sosialisasi program ST2013 akan lebih maksimal dibandingkan tahun
pelaksanaan
sebelumnya.
Tahap
perencanaan
dan
penyusunan telah dilakukan secara matang mulai dari hal terkecil sampai besar yang terkait dengan sosialisasi ST2013. 3. Communicating (Tahap Penyusunan & Berkomunikasi) Tahap ini merupakan tahapan lanjutan setelah tahap perencanaan dan
penyusunan. Yang mana Humas BPS RI mempersiapkan
strategi-
strategi apa saja yang akan digunakan untuk dapat
melakukan komunikasi
yang efektif kepada stakeholder agar
pesan atau informasi yang akan disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Sehingga
maksud,
tujuan dan manfaat dari
program ST2013 dapat diketahui oleh stakeholder 4. Evaluation (Tahap Evaluasi Program) Merupakan tahap akhir dari empat langkah strategi Humas yang dijalankan oleh BPS RI. Tahap ini merupakan tahap untuk
57
mengenali situasi dan mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari seluruh kegiatan-kegiatan Humas melalui program ST2013 yang telah dilaksanakan. Metode tolak ukur yang dilihat dari liputan oleh media massa. Yang mana dapat dilihat dari sikap media massa yang lebih simpatik terhadap suatu organisasi. Hal tersebut dapat dipandang sebagai salah satu bukti keberhasilan atas serangkaian kegiatan sosialisasi program ST2013 yang telah dilaksanakan oleh Humas BPS RI.
3.7.
Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dimana dalam analisa tidak perlu pembuktian hipotesa tetapi membuat gambaran dari data-data yang telah dikumpulkan dan diamati prosesnya. Maka data-data yang diperoleh peneliti berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Menurut Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskan data, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.22
22
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996 hal 248
58
Proses berjalannya analisis data kualitatif menurut Seiddel seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong adalah sebagai berikut : a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya. c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.23
23
Ibid.