BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. Dijelaskan pula sumber, metode, dan analisis data dalam penelitian ini. Definisi operasional tiap indikator yang diteliti juga dijelaskan dalam bab ini. 3.1
Desain Penelitian 3.1.1 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuisioner. Menurut Creswell (2003) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data di mana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap dikembalikan kepada peneliti (Sugiyono, 2014). 3.1.2 Teknik pengukuran variabel Skala pengukuran adalah serangkaian aturan yang dibutuhkan untuk menguantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel dalam rumusan masalah penelitian. Menurut Sekaran (2006), skala merupakan suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu terkait dengan variabel minat yang kita pelajari. Berikut ini jenis-jenis skala pengukuran yaitu Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval dan Skala Rasio.
27
28
Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Interval dengan pendekatan 5 poin likert. Tingkatan pengukuran ditempatkan sesuai dengan poin skala Likert dimana jawaban setiap instrumen merupakan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dan sebagai contoh yaitu Sangat setuju ( 5 ), Setuju ( 4 ), Netral ( 3 ), Tidak Setuju ( 2 ), dan sangat tidak setuju ( 1 ). 3.2
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.1 Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanny (Sugiyono, 2014). Maka populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Hotel Solo Tiara yang belum pernah melakukan pembelian online melalui website Hotel Solo Tiara. 3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sempel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Menurut pendapat Ferdinand (2002) dalam Wuensch (2006) bahwa ukuran sampel untuk pengujian model dengan menggunakan SEM adalah antara 100-200 sampel atau tergantung pada jumlah parameter yang digunakan dalam seluruh variabel laten, yaitu jumlah parameter dikalikan 5-10.
29
Jumlah parameter yang digunakan adalah 34 item. Sehingga jumlah sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini adalah 34 x 5 = 170. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 200, mengantisipasi beberapa kuesioner yang rusak. 3.2.3 Teknik sampling Penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan
Nonprobability
Sampling.
Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih
Nonprobability
menjadi
sampel
Sampling
(Sugiyono,
tersebut,
terdapat
2014).
Dari
metode
teknik
purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Untuk itu, kriteria pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah pengunjung
yang
berniat
untuk
melakukan pemesanan online melalui website Hotel Solo Tiara. 3.3
Metode dan Analisis Data 3.3.1 Uji Validitas Uji Validitas bertujuan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Validitas faktorial dapat diperoleh dengan memasukan data untuk analisis faktor (Sekaran, 2006). Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2014). Untuk uji validitas yang digunakan alat uji Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan SPSS for Windows.
30
3.3.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep. Reabilitas suatu pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran dapat terbebas
dari
kesalahan
(error),
sehingga
memberikan
hasil
pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing-masing
butir
dalam
instrumen
(Sekaran,
2000).
Uji
Reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for windows. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2014). Alat pengukuran yang digunakan adalah teknik analisis Cronbach Alpha. Kategori koefisien alpha dari suati pengujian adalah sebagai berikut (Sekaran, 2006) : a.
0,8 – 1,0
b.
0,6 – 0,799 = reliabilitas dapat diterima
c.
< 0,6
= reliabilitas baik
= reliabilitas kurang baik
3.3.3 Pengujian Model Metode pengujian model pada penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Pengujian model ini meliputi: 1)
Nilai Chi Square Tujian analisis ini adalah menguji kesesuaian data dengan model. Semakin kecil nilai X2 maka akan semakin baik
31
model itu, dan diterima berdasarkan tingkat signifikansi dengan cut-off value sebesar p > 0,05. 2)
Goodness of fit index (GFI) GFI mengukur kesesuaian jumlah relatif varian dan kovarian yang besarnya 0 sampai dengan 1. Jika nilai besarnya mendekati 0 maka model mempunyai kecocokan yang rendah sedang nilai mendekati 1 maka model mempunyai kesesuaian yang baik.
3)
Nilai indeks keselarasan yang disesuaikan (Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Fungsi sama dengan GFI perbedaan terletak pada penyesuaian nilai DF terhadap model yang dispesifikasi. Nilai AGFI sama dengan atau lebih besar dari 0,9. Jika nilai lebih besar dari 0,9 maka model mempunyai kesesuaian model keseluruhan yang baik.
4)
Indeks Kecocokan Komparatif (Comparative Fit Index (CFI)) Nilai CFI antara 0 sampai 1 dengan ketentuan jika nilai mendekati angka 1 maka model yand dibuat mempunyai kecocokan yang sangat tinggi sedang jika nilai mendekati 0, maka model tidak mempunyai kecocokan yang baik.
5)
Root mean square error of approximation (RMSEA): RMSEA berfungsi sebagai kriteria untuk pemodelan struktur kovarian dengan mempertimbangkan kesalahan yang mendekati populasi. Nilai keseuaian sebuah model yang baik adalah ≥ 0,08.
32
6)
Indeks Tucker Lewis (TLI) TLI
adalah
suatu
incremental
fit
index
yang
membandingkan sebuah model yang diuji dengan null model, dengan ketentuan sebagai penerimaan sebuah model sebesar sama dengan atau lebih besar dari 0,90. Jika nilai mendekati 1 maka model tersebut menunjukkan kecocokan yang sangat tinggi. 7)
Normed Fit Index (NFI) Nilai NFI mulai 0 sampai dengan 1 diturunkan dari perbandingan antara model yang dihipotesiskan dengan suatu model independen tertentu. Model mempunyai kecocokan tinggi jika nilai mendekati 1. Nilai yang direkomendasikan sebesar NFI ≥ 0,90
3.3.4 Pengujian Hipotesis Metode pengujian model pada penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM), teknik analisis data menggunakan SEM dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel
yang
ada
dalam
penelitian. Penelitian ini, pengujian
hubungan kausalitas antar variabel dilakukan dengan uji satu sisi pada tingkat signifikansi atau z value sebesar 1%, 5%, dan 10%. Hal ini didasarkan pada perbandingan nilai critical ratio dengan nilai zvalue tersebut. 3.3.5 Pengujian Mediasi Metode pengujian mediasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji sobel, dimaksudkan untuk menguji signifikansi
33
pengaruh tidak langsung. Sehingga formula lengkapnya adalah sebagai berikut (Preacher and Leonardelli., 2006; Preacher, Rucker and Hayes., 2007; Preacher and Hayes., 2004):
z-value =
Keterangan: ab adalah koefisien indirect effet yang diperoleh dari perkalian antara direct effect a dan b. a adalah koefisien direct effect independen (X) terhadap mediator (M). b adalah koefisien direct effect mediator (M) terhadap dependen (Y). Sa adalah standard error dari koefisien a. Sb adalah standard error dari koefisien b.
Jika z-value dalam harga mutlak > 1,96 atau tingkat signifikansi statistik z (p-value) < 0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediator, signifikan pada taraf signifikansi 0,05 (Preacher dan Hayes, 2004). Z-value beserta nilai probabilitasnya (p-value) dapat dihitung menggunakan bantuan Excel. 3.4
Definisi Operasional 3.4.1 Kualitas Website Hotel Menurut
Jeong
et
al
(2003),
kualitas
website
adalah
kesuluruhan atas keunggulan dan atau keefektivitasan dari tampilan website dalam menyampaikan pesan yang ditujukan untuk pembaca. Definisi operasional Kualitas Website hotel adalah kesesuaian dari keseluruhan karakteristik tampilan website.
34
Menurut Wang (2015) terdapat tiga dimensi Kualitas Website hotel antar lain : 1)
Usability Barnes dan Vidgen (2006) mengoperasionalkan konstruksi usability sebagai anggapan konsumen bahwa mudah dipelajari dan dioperasikan, mudah dinavigasi, mudah digunakan dan interaktif dengan website ini lebih jelas dan mudah dimengerti. Davis (1993) mengartikan Perceived ease of use juga sebagai persepsi kemudahan penggunaan yaitu suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi informasi dapat dengan mudah dipahami. Indikator Usability menurut Wang et al, (2015) antara lain: i.
Gaya bahasa mudah dipahami
ii.
Informasi jelas
iii.
Tata letak informasi mudah ditemukan
iv.
Tampilan menarik
v.
Kemudahan navigasi atau pengoprasian
2)
Functionality Functionality berkaitan dengan tingkat penyediaan informasi tentang layanan website atau produk (Wang et al, 2015). Indikator functionality menurut Wang et al, (2015) antara lain: i.
Tersedia informasi fasilitas
ii.
Tersedia informasi pelayanan
iii.
Tersedia informasi promo
iv.
Tersedia informasi harga
35
3)
v.
Tersedia informasi tata letak
vi.
Tersedia informasi hiburan terdekat Perceived security Perceived
security
dalam
website
berbicara
tentang
kepedulian perusahaan tentang mengumpulkan informasi pribadi konsumen, sikap negatif terhadap perusahaan yang meminta informasi pribadi, ragu-ragu dalam berbagi informasi pribadi, dan pernyataan
tentang
bagaimana
informasi
akan
digunakan
(Ranganathan et al, 2002). Indikator Perceived security menurut Wang et al, (2015) antara lain: i.
Melindungi e-mail pelanggan
ii.
Melindungi transaksi pelanggan
iii.
Melindungi informasi pribadi pelanggan
3.4.2 Kepercayaan Awal Kimery dan McCard (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan nasabah untuk menerima resiko dalam transaksi online berdasarkan harapan positif mereka mengenai perilaku toko online di masa depan. Kepercayaan awal terbentuk sementara dan tidak bergantung pada pengetahuan sebelumnya (Kim & Tadisina, 2007). Definisi operasional Kepercayaan Awal adalah kesediaan pelanggan untuk menerima resiko tanpa memiliki pengetahuan dalam melakukan proses online sebelumnya dengan harapan akan mendapatkan perilaku positif dari pihak lain. Menurut Wang et al, (2015) terdapat tiga dimensi dari Kepercayaan awal antar lain :
36
1)
Integrity Integrity adalah keyakinan bahwa penjual akan betindak secara jujur dan menghormati komitmen yang telah dibuatnya (Chiu et al, 2012). Oleh karena itu, indikator dari integritas menurut Wang (2015) adalah :
2)
i.
Desain website terlihat tidak menipu pelanggan
ii.
Tampilan website terlihat berkomitmen
iii.
Informasi website terlihat jujur
iv.
Pernyataan website terlihat tidak palsu
v.
Website terlihat meyakinkan
Benevolence Benevolence adalah keyakinan bahwa penjual tidak akan bertindak untuk mengambil keuntungan yang tidak baik terhadap pembeli, bahkan jika diberi kesempatan (Chiu et al, 2012). Oleh karena itu, indikator dari kebajikan menurut Wang (2015) adalah :
3)
i.
Reputasi website terlihat baik
ii.
Website terlihat mempertimbangkan kebutuhan pelanggan
iii.
Website terlihat resmi dan profesional
iv.
Website dirasakan menjaga kepentingan pelanggan
Ability Ability adalah sejauh mana situs hotel sendiri yang dianggap memiliki
pengetahuan
yang
diperlukan,
keterampilan,
dan
kemampuan untuk menjalankan pekerjaan dengan benar (Wang et al, 2015). Oleh karena itu, indikator dari kemampuan menurut Wang (2015) adalah :
37
i.
Terlihat memiliki kemampuan menangani transaksi
ii.
Terlihat memiliki keahlian operasional website
iii.
Terlihat memiliki sumber daya yang cukup
iv.
Terlihat memiliki pengetahuan pengelolaan website
3.4.3 Niat Pembelian Online Menurut Pavlou (2003), niat beli secara online mengacu kepada kemauan pelanggan untuk berpartisipasi dalam kesepakatan online. Definisi operasional Niat Pembelian Online adalah situasi dimana pelanggan bersedia dan bermaksud untuk terlibat dalam transaksi online. Indikator Niat Pembelian Online menurut Wang (2015) antara lain : i.
Berencana untuk membeli online
ii.
Bersedia untuk membeli online
iii.
Memungkinkan untuk membeli online
iv.
Mempertimbangkan untuk membeli online