BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian pendekatan, yaitu Metode
penelitian
kuantitatif
dapat
diartikan
sebagai
metode
penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atausampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifatkuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1 Penelitian yang digunakan oleh peneliti harus dipikirkan dan dipilih dengan hati – hati sebelum melaksanakan penelitian. Pertimbangan yang digunakan adalah apakah peneliti akan melakukan generaliasi terhadap obyek penelitian atau tidak, informasi apa yang diperlukan dan dari siapa informasi ittu akan diperoleh dan bagaimana mengumpulkannya. Selain itu peneliti juga harus mempertimbangkan apakah informasi yang diperlukan sudah tersedia, mengapa informasi diperlukan, populasi seperti apa yang hendak dipaparkan. 1
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.PenerbitAlfabeta, Bandung. 2007,hlm.126
33
34
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin membahas konsep utama, yaitu untuk melihat hubungan atau korelasi diantara dua variabel yang meliputi gaya kepemimpinan sebagai variabel X dan motivasi kerja sebagai variabel Y. Penelitian ini dilakukan pada pegawai PT.Super Hero Indonesia Jakarta. Tipe penelitian ini yang digunakan oleh penulis adalah penelitian ekplanasi (Explanatory Research) yaitu penelitian yang digunakan tidak hanya untuk memperkecil penyimpangan atau terjadinya bias, tetapi lebih meningkatkan nilai kepercayaan, dan untuk menguji hipotesis atau hubungan sebab akibat2 Jenis penelitian ini menggunakan hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis menggambarkan hubungan antara dua variabel untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lainnya atau apakah suatu variabel disebabkan dan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Penulis dalam penelitiannya akan melakukan pengolahan statistik yang relevan untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan di PT.Super Hero Indonesia Jakarta.
2
Rosady Ruslan,Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,Rajawali pers,Jakarta,2006,hlm.13
35
3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang diguanakan yang penulis adalah metode penelitian survey. Penelitian survey merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawab.3 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahun apa yang bisa diharapkan dari responden. selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian survey adalah pengumpulan suatu informasi secara sistematik dari responden dengan maksud untuk memahami dan meramal beberapa aspek perilaku dari populasi untuk diminati dengan pengambilan sampling, design kuisoner atau interview, pengadministrasian kuesioner dan analisis data. Metode survey merupakan metode pengumpulan data secara primer dan sekaligus terjadi komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Data penelitian yang berasal dari subyek yang menyatakan opini, sikap, pandangan, pengalaman, dan penelitian karakteristik tertentu baik secara individual maupun kelompok.
3
Sugiyono,Metode Penelitian Kunatitatif dan Kualitatif dan R&D,Alfabeta,Bandung 2010,hlm.142
36
Adapun ciri dari penelitian survey adalah:4 1. Dipakai pada sampel yang mewakili populasi, khususnya probalistik sampling 2. Tanggapan (respon) didapat secara langsung dari responden 3. Biasanya survey dipakai pada sampel yang mewakili populasi, maka metode ini lebih disukai jika ingin ditarik kesimpulan dari sampel. Pengumuman survey melibatkan banyak responden dan mencakup area yang lebih luas disebandingkan dengan metode lainnya. 4. Survey dilaksanakan dalam situasi yang alamiah. Biasanya responden dikunjungi dikantor atau dirumah untuk diminta informasi. Responden tidak terlalu direpotkan dengan keharusan untuk menghadiri acara – acara tertentu. Metode penelitian survey menduduki posisi yang penting dalam penelitian kuantitatif dalam menentukan hubungan – hubungan variabel serta membuat generalisasi untuk membuat suatu populasi yang dipelajari dalam sampel yang diambil yang dihadapkan pada sejumlah pertanyaan yang telah ditetapkan. Untuk mengatasi hal tesebut diatas maka diperlukan kelihatan dan kemampuan penelitian dalam melakukan wawancara, baik pemilihan waktu, cara pengajuan pertanyaan ataupun membaca keadaan responden dan lingkungan.
4
Rosady Ruslan,op.cit.,hlm.21
37
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Dalam penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan, terlebih dahulu kita tentukan dahulu populasinya. Populasi adalah keselurahan unsur – unsur yang mewakili satu atau beberapa ciri dan karakteristik yang sama. Populasi terdiri dari lembaga, manusia,individu, kelompok, benda – benda hewan, tumbuh – tumbuhan, gejala, nilai-nilai konsep atau peristiwa – peristiwa yang ingin kita ketahui sebagai sumber data.5 Karena pengertian diatas, maka populasi dilihat dari penentuan sumber data dapat dibedakan menjadi dua macam:6 1. Populasi terbatas yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas – batasnya secara kuantitatif. 2. Populasi tak terhingga yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak ditentukan batas – batasnya secara kuantitatif, oleh karenanya populasi yang bersifat tak terhingga hanya dapat dijelaskan secara kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT.Super Hero Indonesia jakarta yang berada di Rukan Ekslusive Bukit Golf Mediterania Jakarta Utara yang berjumlah 17 pegawai dan karyawan yang berada di showroom – showroom dijakarta antara lain yaitu: Plaza Indonesia, Grand
6
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif,Prenada Media,Jakarta,2005,hlm.99
38
Indonesia, Gandaria City, dan Pondok Indah Mall 2 yang berjumlah 25 pegawai. 3.3.2. Sampel Dalam penelitian ini adanya sampel yang di gunakan untuk di teliti, Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.7 Teknik dalam penarikan sampel yang digunakan adalah sampel total/sampel jenuh, yaitu total keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian.8 Hal ini dilakukan karena populasi dari obyek penelitian terbatas pada pegawai PT.Super Hero Indonesia Jakarta dengan jumlah populasi 42 pegawai. Selain itu populasi penelitian berada dalam lingkungan yang terjangkau sehingga mudah untuk mengambil data dari populasi melalui penyebaran kuesioner.
7 8
Ibid,hlm.100 Burhan bungin,Op Cit,hlm.101
39
Tabel 3.1 Para pegawai PT.Super Hero Indonesia Jakarta antara lain: Retail Operational
4 orang
Driver
2 orang
Design
1 orang
Production
1 orang
Marketing Comm
1 orang
Purchasing
1 orang
Brand Manager
1 orang
Adm. Sales
1 orang
Finance
1 orang
Accounting
1 orang
Receptionis
1 orang
Warehouse
2 orang
Asistent Sales
25 orang
Total
42 orang
Sumber Biro SDM HRD
3.3.3. Tehnik Penarikan sampel Penarikan sampel untuk menentukan ukuran atau jumlah sampel yang benar – benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya maka kita harus menggunakan prosedur pemilihan sampel. Prosedur pemilihan sampel ini disebut teknik sampling. Terdapat dua teknik sampling probabilitas dan non probabilitas.
40
Sampel yang diambil adalah para pegawai PT. Super Hero Indonesia yang berada pada tabel sesuai degan bidangnya masing – masing, alasannya karena merekalah yang secara langsung berada didalam objek tersebut dan secara langsung mengamati gaya kepemimpinan General Manajer. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah (nonprobabilitas) dengan total sampling atau sensus yaitu pengambilan anggota dari seluruh populasi.
3.4. Definisi Konsep Agar lebih memahami dalam menafsirkan data – data yang ada didalam penelitian ini, oleh karena itu ada beberapa definisi konsep yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu ; 1. Gaya Kepemimpinan Gaya
kepemimpinan
adalah
cara
seorang
pemimpin
mempengaruhi para bawahannya dengan petunjuk – petunjuk kepada karyawannya untuk menyelesaikan pekerjaan dan kepemimpinannya itu mampu mengubah dan mengarahkan tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan.
41
2. Motiasi karyawan Motivasi kerjadalam penelitian ini di definisikan adalah kesediaan seseorang untuk melakukan suatu hal agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dan dapat memberikan hasil timbal balik kepada dirinya. Motivasi secara umum mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki dorongan kuat yang muncul dari dalam dirinya sendiri yang menjadikan seseorang mampu melaksanakan sesuatu secara maksimal tanpa adanya tekanan. 3.5. Operaisonal Konsep Operasional dari penelitian ini tentang Hubungan Gaya Kepemimpinan General Manager di PT. Super Hero Indonesia Jakarta Dengan Memotivasi pada seluruh karyawannya. Gaya kepemimpinan berarti suatu pola total dari tindakan pemimpin yang dirasakan oleh karyawannya, sedangkan motivasi pencapaian suatu tujuan yang didasari dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan secara maksimal. Adapun indikator – indikator gaya kepemimpinan dan motivasi kerja antara lain :
42
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep A. Gaya Kepemimpinan Variabel Gaya Kepemimpin an
Varibel X
Dimensi
Otoriter
Indikator-indikator
1. Pimpinan memberikan perintah yang memaksa dan harus dipenuhi. 2. Pimpinan menentukan kebijaksanaan untuk semua pihak tanpa berkonsultasi. 3. Pimpinan tidak pernah memberikan informasi secara detail mengenai tugas – tugasnya . 4. Pimpinan tidak melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan. 5. Karyawan biasanya merasa tertekan atau merasa tidak puas terhada pimpinan. 6. Pimpinan selalu menekankan pada peraturan yang berlaku.
Skala
1.Sangat Tidak Setuju 2.Tidak setuju 3. Ragu – Ragu 4. Setuju 5. Sangat Setuju
43
Bebas
1. Pimpinan kurang memiliki gagasan atau ide – ide inisiatif 2. Pimpinan bersdia menerima kritik dari bawahan 3. Pimimpinan selalu berkaloboratif dalam menyelesaikan tugas – tugasnya. 4. Pimpinan terbuka terhadap masalah yang dihadapi. 5. Pimpinan biasanya bersikap tidak peduli. 6. Karyawan merasa dapat memecahkan persoalan yang mengembangkan rasa tanggung jawabnya.
Demokratis
1. Pimpinan melibatkan diri dalam sebagian besar aspek bisnis. 2. Pimpinan memastikan anggota tim sama-sama menyadari apa yang sedang terjadi. 3. Pimpinan mengakui nilai perdebatan dan kompetisi 4. Mendorong anggota tim ikut berperan dalam menyusun arah baru untuk unit mereka. 6. Pemimpin sebagai koordinator kerja.
44
7. Selalu bermusyawarah dengan bawahan dalam mencapai tujuan. 8. Pimpinan memberikan motivasi yang kuat terhadap bawahan untuk mencapai sasaran tertentu.
B.Motivasi Kerja Variabel
Demensi
Indikator-indikator
Motivasi Kerja
Kebutuhan Fisiologis
A. Pimpinan memberikan gaji yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh karyawan. B. Pendapatan yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perimer karyawannya. C. Pimpinan memberikan tunjangan perumahan bagi karyawannya. A. karyawan mendapatkan kompensasi kesehatan penggantian biaya berobat dan jaminan sosial tenaga kerja dan asuransi. B. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang
Variabel Y
Jaminan Keselamatan dan Keamanan
Skala 1.Sangat Tidak Setuju 2.Tidak setuju 3. Ragu – Ragu 4. Setuju 5. Sangat Setuju
45
Rasa Memiliki
Pemberian Penghargaan
Aktualisasi Diri
standarisasi. C. Jaminan lingkungan kerja yang aman. A. Adanya saling pengertian dan menghargai antar karyawan. B. karyawan menjunjung tinggi visi, misi serta tujuan organisasi. C. Adanya keinginan karyawan untuk selalu memberikan yang terbaik untuk kemajuan perusahaan. A. Pimpinan memberikan perhatian yang lebih terhadap karyawan yang berprestasi untuk mrngembangkan prestasinya tersebut. B. Kesempatan promosi jabatan bagi karyawan yang memenuhi kriteria. C. Pemberian bonus aktiftahun dan bonus lainnya yang merupakan perwujudan terima kasih atas prestasi karyawan yang semakin meningkat. A. Pimpinan memberikan traning dan pelatihan bagi karyawan untuk lebih meningkatkan keterampilan dan kemampuan dibidangnya masing – masing. B. Pimpinan memberikan kesempatan dan beasiswa bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan
46
karena tuntutan pekerjaan. C. Dukungan pemimpin terhadap karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja.
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Data Primer Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti kepada objek penelitian untuk memperoleh data – data yang diperlukan. Penelitian yang dilakukan pada PT.Super Hero Indonesia data primer diperoleh melalui ; 1. Kuesioner Merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis yang kemudian diisi oleh responden. Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
3.6.2. Data Sekunder Sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkap data yang diinginkan, untuk memperoleh data sekunder dilakukan dengan cara
47
Riset kepustakaan (Library Reserch) yaitu memperoleh keterangan atau data dengan cara mencari dan membaca buku – buku atau literatur, diklat yang berhubungan dengan penulisan penelitian komunikasi ini. 3.7. Teknik Analisa Data Analisa data adalah peroses penyerdehanaan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pada penelitian ini, analisa data dapat dilakukan setelah data yang dibutuhkan terkumpul dan kemudian dan diolah melalui tahap – tahap tertentu9 Sesuai dengan penelitian dan pembahasan masalah untuk menganalisa hubungan gaya kepemimpinan melalui survey pegawai PT.Super Hero Indonesia Jakarta yaitu dengan menggunakan analisa kuantitatif. 3.7.1 Skala Likert Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat, persepsi sosial, individu maupun sekelompok orang dan hasilnya akan di hitung dengan metode SPSS. Pernyataan jawaban untuk kuesioner sebagai berikut: 1. 5 (Sangat Setuju) 2. 4 (Setuju) 9
Sumber lain: skripsi faralina,hubungan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan PT.tamson mulia,2003,hlm 43
48
3. 3 (Ragu Ragu) 4. 2 (Tidak Setuju) 5. 1 (Sangat Tidak Setuju)10
3.7.2. Uji Koefisien Korelasi Dengan rumus Spearman N ( XY ) - ( X Y ) r ( N X 2 - ( X ) 2 ) ( N Y 2 ( Y ) 2 )
Keterangan: R
= Koefisien korelasi
N
= Jumlah Responden
X
= Gaya Kepemimpinan
Y
= Produktivitas Kerja
∑
= Jumlah Hasil Variabel11
∑X
= Jumlah X
∑Y
= Jumlah Y
∑XY = Jumlah hasil perkalian dari X dan Y
10 11
∑X2
= Jumlah X yang dikuadratkan
∑Y2
= Jumlah Y yang dikuadratkan
Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi,Bandung,Alfabeta,2003,hlm.73 Jalaludin rakhmat, metode penelitian,rosda karya, Bandung,1998,hlm.148
49
Sedangkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Sutrisno Hadi adalah: Tabel 3.3 Koefisien Korelasi No
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
1
0,00-0,199
Sangat Rendah
2
0,20-0,399
Rendah
3
0,40-0,599
Sedang
4
0,60-0,799
Kuat
5
0,80-1,000
Sangat Kuat12
3.7.3. Uji Validitas Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen (misal kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur. Apakah benar, alat ukur kita itu dapat mengukur sifat objek yang kita teliti atau mengukur sifat yang lain.13 Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai nilai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut memang dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.
12 13
SutrisnoHadi,Metode Reserch,jilid1,Ando Ofset,Yogyakarta,1989,hlm.66 Rachmat Kriyanto, Riset Komunikasi,Jakarta,kencana,2006,hlm.139
50
Apabila uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan pengujian validitas konstruksi dilakukan menggunakan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor faktor dengan skor total. Analis faktor merupakan cara yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu jumlah kecil faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu himpunan, bisa juga digunakan pada reduksi data untuk mengidentifikasikan suatu jumlah kecil faktor yang memiliki beberapa kepemimpinan karakter.14 Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul – betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bervariabel antara masing masing – masing indikator dengan total skor konstruk atau bisa juga dibandingkan antara nilai r hitung dengan nilai r tabel, apabila nilai r hitung lebih besar daripada r tabel maka hasilnya valid sedangkan apabila nilai r hitung lebih kecil dari tabel maka hasilnya tidak valid. Dari tampilan output SPSS terlihat bahwa korelasi antara masing – masing indikator ( X1, X2, X3, X4, X5, … dsb ) terhadap total skor konstruk (Total) menunjukan hasil signifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilai
14
Andi dan wahana computer,pengolahan data statistic dengan SPSS12, Yogyakarta,2004,hlm.147
51
signifikanya dibawah 0,05 atau tanda (*) pada kolom Total yang mempunyai arti: Tanda bintang satu (*) :correlation is significant at the 0,05 level (2- tailed) (korelasi signifikan pada level 0,05) Tanda bintang dua (**) : correlation is significant at the 0,01 level (2- tailed ) (korelasi signifikan pada level 0,01) Seperti yang telah dikemukakan bahwa, analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,2 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.15 Table 3.4 Uji Validitas
No GK_1 GK_2 GK_3 GK_4 GK_5 GK_6 15
Variabel X Gaya Kepemimpinan Pernyataan Gaya Kepemimpinan Otoriter Pimpinan memberikan perintah yang harus di penuhi. Pimpinan menentukan kebijakan untuk semua pihak tanpa berkonsultasi. Pimpinan tidak pernah memberikan informasi secara detail mengenai tugas – tugasnya. Pimpinan tidak melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan. Karyawan biasanya merasa tertekan atau merasa tidak puas terhadap pimpinan. Pimpinan selalu menekankan pada peraturan yang
Valid
Score
0,21
0,43
0,21
0,55
0,21
0,81
0,21
0,86
0,21
0,92
0,21
0,87
Dali Santun Naga, Teori sekor pada pengukuran mental edisi kedua,Jakarta,2012.hlm.289
52
berlaku. GK_7 GK_8 GK_9 GK_10 GK_11 GK_12
GK_13 GK_14 GK_15 GK_16 GK_17 GK_18 GK_19
No MK_1
MK_2 MK_3 MK_4 MK_5 MK_6 MK_7
Gaya Kepemimpinan Bebas Pimpinan kurang memiliki gagasan atau ide ide inisiatif. Pimpinan bersedia menerima kritik dari bawahan. Pimpinan selalu berkolaboratif dalam menyelesaikan tugas – tugasnya. Pimpinan terbuka terhadap masalah yang dihadapi. Pimpinan biasanya bersikap tidak pduli. Karyawan dapat memecahkan persoalan yang mengembangkan rasa tanggung jawabnya. Gaya Kepemimpinan Demokratis Pimpinan melibatkan diri dalam sebagian besar aspek bisnis. Pimpinan memastikan anggota tim sama-sama menyadari apa yang sedang terjadi. Pimpinan mengakui nilai perdebatan dan kopetisi. Mendorong anggota tim ikut berperan dalam menyusun arah baru untuk ikut mereka. Pimpinan sebagai koordinator kerja. Selalu bermusyawarah dengan bawahan dalam mencapai tujuan. Pimpinan memberikan motivasi yang kuat terhadap karyawan untuk mencapai sasaran tertentu.
Variabel Y Motivasi Kerja Pernyataan Pimpinan memberikan gaji yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh karyawan. Pendapatan yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer karyawanya. Pimpinan memberikan tunjangan. Karyawan mendapatkan kompensasi kesehatan social tenaga kerja dan asuransi. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang standarisasi. Jaminan lingkungan kerja yang aman. Adanya saling pengertian dan menghargai antar karyawan.
0,21
0,79
0,21 0,21
0,55 0,60
0,21 0,21 0,21
0,86 0,67 0,73
0,21
0,65
0,21
0,54
0,21 0,21
0,38 0,87
0,21 0,21
0,31 0,58
0,21
0,69
Valid 0,21
Score 0,47
0,21
0,56
0,21 0,21
0,84 0,95
0,21
0,92
0,21 0,21
0,86 0,59
53
MK_8 MK_9
MK_10
MK_11 MK_12
MK_13
MK_14
MK_15
Karyawan menjunjung tinggi visi dan misi serta tujuan organisasi. Adanya keinginan karyawan untuk selalu memberikan yang terbaik untuk kemajuan perusahaan. Pimpinan mmberikan perhatian yang lebih terhadap karyawan yang berprestasi untuk mengembangkan prestasinya tersebut. Kesempaatan promosi jabatan bagi karyawan yang memenuhi kriteria. Pemberian bonus aktif tahun dan bonus lainnya yang merupakan perwujudan terimakasih atas prestasi karyawan yang semakin meningkat. Pimpinan memberikan training dan pelatihan bagi karyawan untuk lebih meningkatkan keterampilan dan kemampuan dibidangnya masing- masing Pimpinan memberikan esempatan dan beasiswa bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan karena tuntutan pekerjaan. Dukungan pimpinan terhadap karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja.
0,21
0,67
0,21
0,50
0,21
0,95
0,21
0,52
0,21
0,83
0,21
0,50
0,21
0,60
0,21
0,38
3.7.4. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Jika suatu alat ukur digunakan untuk melakukan pengukuran secara berulang kali maka alat tersebut tetap memberikan hasil yang sama, tetapi perlu di ingat bahwa kondisi saat pengukuran tersebut sama dan tidak berubah.16 Reliabilitas merupakan instrument dalam penelitian yang memiliki makna penting karena menunjukan ketepatan dan kemantapan suatu 16
Sutrisna Hadi,Op Cit,hlm.249
54
penelitian.Reliabilitas mencerminkan ketepatan instrument penelitian yang digunakan dalam mengukur dan menggali informasi yang diperlukan. Adapun aspek yang penting dalam reliabilitas dapat diandalkan (dependaliti), dapat diramalkan (predictabel), dan menunjukan ketepatan dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji reliabilitas yang dilakukan dengan cara one shot (cobranch alpha) dimana suatu kuesioner dikatakan realible jika nilai cobranch alpha lebih besar dari 0,60. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel atau konstruk suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Repeated Measure atau pengukuran ulang : disini seseorang akan disodori pernyataan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One Shot atau pengukuran sekali saja: disininya pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (a). suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha>0,06.
55
Tabel 3.5 UJi Realibilitas NO
Variabel
Reliabel
Score
1
Gaya Kepemimpinan Otoriter
0.6
0.904
2
Gaya Kepemimpinan Bebas
0.6
0.908
3
Gaya Kepemimpinan Demokratis
0.6
0.910
4
Motivasi Kerja
0.6
0.906
3.7.5. Hipotesis Penelitian Masalah penelitian Apakah ada hubungannya antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan PT.Super Hero Indonesia Jakarta. Hipotesis Penelitian; H0 : tidak ada hubungannya antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai PT.Super Hero Indonesia Jakarta. H1 : ada hubungannya antara gaya kepemimpinan otoriter dengan motivasi kerja pegawai PT.Super Hero Indonesia Jakarta. H2 : ada hubungan antara gaya kepemimpinan bebas dengan motivasi kerja pegawai PT. Super Hero Indonesia Jakarta. H3 : ada hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan motivasi kerja pegawai PT. Super Hero Indonesia Jakarta.
56
Hipotesis Statistik : H0 : rXY = 0 H1 : rXY = 0 Untuk menguji hipotesis keriterianya adalah sebagai berikut: Jika Nilai rTabel < Nilai Hitung Maka Hipotesa diterima Jika Nilai rTabel > Nilai hitung Maka Hipotesa ditolak
Berarti jika nilai tabel lebih kecil maka hipotesis diterima, sedangkan jika nilai tabel lebih besar maka hipotesis ditolak.