BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapore Exchange. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Sampel penelitian berupa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan Singapore Exchange dari tahun 2013 sampai 2015. B. Jenis Data Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Teknik pengumpulan data untuk memenuhi data yang diperlukan dengan teknik dokumentasi. Data diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. C. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability
sampling.
Non-probability
19
sampling
adalah
teknik
20
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010). Metode
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive
sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini sampel diambil dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapore Exchange periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. 2. Memiliki aset tetap antara tahun 2013-2015. 3. Memiliki informasi mengenai revaluasi. 4. Memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan selama periode pengamatan. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah firm size, fixed asset intensity, level of indebtedness, liquidity, dan declining cash flow from operation. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah keputusan revaluasi aset tetap.
21
1. Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Nurjanah, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah keputusan revaluasi aset tetap. Revaluasi aset tetap diukur dengan menggunakan metode dummy. Metode dummy adalah metode yang digunakan untuk menjadikan variabel yang bukan variabel kuantitatif menjadi variabel kuantitatif yaitu dengan cara diberikan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan revaluasi dan nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan revaluasi. Perusahaan mengungkapkan informasi revaluasi dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan (CALK). 2. Variabel Independen Variabel independen sering juga disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Nurjanah, 2013). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah firm size, fixed asset intensity, level of indebtedness, liquidity, dan declining cash flow from operation.
22
a. Firm Size (SIZE) Firm size (ukuran perusahaan) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari total aset. b. Fixed Asset Intensity (FAI) Fixed asset intensity (intensitas aset tetap) digunakan sebagai pengukur informasi asimetri. FAI diukur dengan:
c. Level of Indebtedness (DR) Level of indebtedness (rasio utang terhadap aset) digunakan untuk mengukur perbandingan antara total kewajiban dan total aset. Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan utang semakin banyak,
maka
memperoleh
perusahaan
tambahan
semakin
pinjaman
kesulitan
karena
untuk
dikhawatirkan
perusahaan tidak dapat membayar utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. DR diukur dengan:
23
d. Liquidity (LIQ) Likuiditas merupakan kemampuan suatu aset akan cepat dijual atau berubah menjadi kas (Petty, Keown, Scott, dan Martin, 1993 dalam Tay, 2009). Likuiditas diukur dengan rasio aset cepat atau dikenal dengan istilah acid test ratio.
e. Declining Cash Flow From Operation (CFFO) Declining cash flow from operation (penurunan kas dari aktivitas operasi) adalah sejumlah penurunan kas dan setara kas dari kegiatan rutin perusahaan (Seng dan Su, 2010). CFFO diukur dengan:
E. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Statistik Deskriptif Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
24
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2010). 2. Menilai Model Fit (Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data. Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0: Model yang dihipotesakan fit dengan data. Ha: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data. Penilaian model fit dalam regresi logistik menggunakan statistik berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input (Ghozali, 2016). Lihat angka -2 log likehood pada awal block number= 0, dan angka -2 log likehood pada block number= 1, jika terjadi penurunan dalam nilai -2LogL maka model dapat diterima karena cocok dengan data atau dapat dikatakan bahwa model fit dengan data. Hal ini berarti bahwa model regresi adalah baik (Ghazali, 2016). 3. Uji Kelayakan Model Uji Hosmer and Leweshow Goodness of Fit Test dilakukan untuk menilai kelayakan model regresi. Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai Chi-Square dari uji Hosmer and
25
Leweshow. Apabila p-value > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang nyata antara model dengan data (model mampu memprediksi nilai data) sedangkan jika p-value < 0,05 maka ada perbedaan yang nyata antara model dengan data (model tidak mampu memprediksi nilai data Ghazali (2016). 4. Menguji Koefisien Determinasi Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai Negelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression (Ghazali, 2016). F. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, variabel dependen diukur menggunakan dummy, maka analisis yang digunakan adalah metode regresi logistik (logistic regression) dalam pengujian hipotesisnya. Peneliti tidak melakukan uji normalitas karena menurut Ghozali (2011) regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas pada variabel bebasnya. Pengujian faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan model revaluasi aset tetap menggunakan model regresi logistik sebagai berikut:
26
REVi = α + β1SIZE + β2FAI + β3DR + β4LIQ + β5CFFO + e Keterangan: REVi
= Kemungkinan perusahaan memilih model revaluasi aset tetap. Nilai 1 jika melakukan revaluasi, 0 jika
tidak
revaluasi. α
= Konstanta
β1–β5
= Koefisien regresi
SIZE
= Firm Size
FAI
= Fixed Asset Intensity
DR
= Debt to Asset Ratio (Level of Indebtedness)
LIQ
= Liquidity
CFFO
= Declining Cash Flow from Operation
e
= Error
melakukan