25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel independen dan variabel dependen (Nursalam,2003), dengan metode pendekatan Cross Sectional yaitu
penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor dan resiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat (point approch) (Notoatmodjo,2002).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti (Notoatmodjo,2002). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
reguler
S1
Keperawatan
Universitas
Muhammadiyah
Semarang yang menggunakan kendaraan bermotor dengan jumlah total populasi 171 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul,2002).
25
26
Adapun Kriteria sample pada penelitian ini yaitu : a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum sebagai subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang diteliti. Adapun kriteria inklusinya adalah : 1. Bersedia menjadi responden. 2. Mengendarai sepeda motor dalam tiga bulan terakhir. 3. Tidak memiliki penyakit TBC 4. Menggunakan atau tidak menggunakan masker yaitu penutup / pelindung hidung dan mulut. b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian adalah mahasiswa tidak bersedia menjadi responden. (Nursalam, 2003). Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo,2002) : n=
N 1+ N d 2
( )
Keterangan : N: Besar populasi. n : Besar sampel. d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1)
27
n=
=
171 1 + 171 0,12
(
)
171 ⇒ = 63,09 2,71 Dengan hasil perhitungan rumus diatas maka sampel penelitian
ini berjumlah 63 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode Accidental Sampling, teknik ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005). Adapun pembagian jumlah sampel masing-masing tingkat semester dengan menggunakan rumus menurut Prasetyo dan Janah (2005) yaitu : Sampel =
Populasi × Totalsampel Totalpopulasi
Sesuai dengan rumus diatas sehingga dapat diketahui secara rinci jumlah sampel pada penelitian ini sebagai berikut : Tabel 3.1
No 1 2 3 4
Jumlah sample mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang Th 2007 Mahasiswa Jumlah populasi Jumlah sampel Tingkat 1 38 14 Tingkat 2 58 21 Tingkat 3 35 13 Tingkat 4 40 15 Jumlah 171 63
28
C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran No
Variabel
Definisi Operasional
1
Penggunaan masker pada pengendara sepeda motor
2
Frekuensi munculnya gejala ISPA
Mahasiswa S1 keperawatan yang mengendarai sepeda motor dalam 3 bulan terakhir dengan menggunakan masker atau tanpa masker. Yang dimaksud dengan masker pada penelitian ini adalah penutup atau pelindung hidung dan mulut dengan jenis dan bahan yang tidak ditentukan. Frekuensi munculnya gejala ISPA pada penelitian ini dapat dilihat dari seberapa jarang atau seringnya mahasiswa mengalami gejala ISPA seperti batuk, sakit tenggorokan (suara serak), rhinorrhea (beringus), bersin sakit ketika menelan setelah mengendarai sepeda motor dengan menggunakan masker maupun tidak menggunakan masker.
Hasil Ukur Kuesioner Selalu: yang 6 terdiri dari Kadang3 kadang: pertanyaan 4-5 Jarang: 3 Instrumen
Kuesioner yang terdiri dari 2 pertanyaan
Skala Ordinal
Frekuensi Interval Dikatakan Sering : ≥ 5 kali Kadangkadang : 3-4 kali Jarang : ≤ 2 kali
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
29
a. Peneliti meminta surat izin penelitian kepada Fakultas Ilmu Keperwatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. b. Peneliti membagi kuesioner kepada responden, sebelum pengisian kuesioner, peneliti memberikan informasi singkat tentang tujuan dan manfaat peneliti kepada responden serta keikutsertaan dalam penelitian. Bagi responden yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dibagikan lembar persetujuan (Infomed Concent) untuk ditandatangani. c. Peneliti meminta kepada responden yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini untuk mengisi seluruh pertanyaan yang tersedia. d. Peneliti mengambil kuesioner yang telah diisi saat itu juga, peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner. Apabila ada yang belum lengkap, maka responden diminta untuk melengkapi. 2. Instrumen Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Kuesioner dibagi menjadi tiga bagian pertanyaan yaitu meliputi: a. Bagian A Bagian A berisi tentang karakteristik responden, yang terdiri dari 4 pertanyaan antara lain seperti jenis kelamin responden, dan tingkat
30
semester
responden,
riwayat
penyakit
TBC
pada
responden,
mengendarai sepeda motor dalam waktu tiga bulan terakhir. b. Bagian B Bagian B berisi pernyataan tentang penggunaan masker pada responden yang terdiri dari 3 pertanyaan, dengan pemberian nilai untuk pertanyaan favorable adalah jika jawaban tidak 1, ya nilai 2. sedangkan untuk nilai pertanyaan unfavorable adalah jika jawaban tidak nilai 2, ya nilai 1 sehingga skor berkisar 3 - 6. c. Bagian C Bagian C berisi pertanyaan tentang frekuensi munculnya gejala ISPA pada responden yang terdiri dari 2 pertanyaan. 3. Uji coba instrumen Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji coba terlebih dahulu yaitu dengan pengujian validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menguji validitas item pertanyaan, dilakukan melalui kegiatan pilot study sebagai suatu uji coba desain penelitian kepada 10 orang yang memiliki karakteristik sama dengan sample penelitian. Hasil pilot study ini kemudian dilakukan perhitungan
31
korelasi
antara
menggunakan
masing-masing korelasi
pertanyaan
Product
Moment
dengan
skor
dengan
total rumus
(Notoatmodjo,2002) sebagai berikut : R=
{N ∑
N ( ∑ XY ) − X2
(∑ X ∑ Y ) − ( ∑ X ) }{N ∑ Y − ( ∑ Y ) } 2
2
2
Keterangan : R: Koefisien Korelasi N: Banyaknya Sampel X: Variabel independen Y: Variabel dependen Hasil perhitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai Product Moment apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan ternyata signifikan (P value < 0,05) atau r hitung lebih besar dari r tabel, maka item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3 pernyataan penggunaan masker didapatkan r hitung 0,685 dan 2 pertanyaan frekuensi munculnya gejala ISPA didapatkan r hitung 0,670, dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil r hitung lebih besar dari r tabel, dimana r tabel yaitu 0,632 sehingga kedua variabel dikatakan valid b. Uji Reliabilitas Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
32
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,2002). Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach. Inrtrument dikatakan reliabel bila nilai alpha mendekati angka 1 (Arikunto, 002). Dari
hasil
penelitian
menunjukan
untuk
pernyataan
penggunaan masker pada pengendara sepeda motor menunjukkan angka r alpha 0,8750, sedangkan untuk pertanyaan frekuensi munculnya gejala ISPA menunjukan angka r alpha 0,8500, sehingga keduanya disebut reliabel karena mendekati angka 1. E. Metode pengolahan dan Analisa Data 1. Metode Pengolahan Data Adapun langkah-langkah dari pengolahan data meliputi: a. Editing Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data diantaranya kelengkapan identitas pengisian, kelengkapan lembar kuesioner dan kelengkapan isian sehingga apabila terdapat ketidak sesuaian dapat dilengkapi dengan segera. b. Coding Coding merupakan suatu metode untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok
33
untuk keperluan analisis terhadap pertanyaan dan jawaban yang dianjurkan. Sehingga dalam pengolahan data ini peneliti melakukan pemberian kode untuk memudahkan pengolahan data.misal pada penelitian ini pada jenis kelamin laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2. c. Processing / Entry Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan pengodean, maka langkah pengolahan selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-Entry data dari kuesioner kepaket program komputer. d. Tabulating Setelah entry data kemudian data tersebut dikelompokkan dan tabulasikan, sehingga diperoleh frekuensidari masing-masing variabel. 2. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS for Window Release11. a. Analisa Univariat Unit ini digunakan untuk mendiskripsikan frekuensi dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat melalui presentasi dan distribusi frekuensi. b. Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo,2002). Sebelum
34
menganalisis hubungan lingkungan terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data yaitu dengan uji Kolmogorov Smirnov, apabila data berdistribusi normal maka menggunakan uji korelasi product Moment Pearson dan apabila tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji korelasi Spearman, taraf kesalahan ditetapkan 5% (taraf kepercayaan 95%)
ρ = 1−
6∑ bi2
(
)
n n2 − 1
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
F. Etika Penelitian Masalah etika dalam penelitian keperawatan dapat meliputi: 1. Informed Consent Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud, tujuan serta dampak dari penelitian dan memberikan hak kepada responden untuk menolak dijadikan responden penelitian. 2. Anonimeti Untuk tetap menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tapi peneliti menggunakan kode tertentu untuk masing-masing responden.
35
3. Confidentialy Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan pada pihak yang terkait dengan penelitian.