BAB III METODE PENELITIAN
A.
Rancangan dan Pendekatan Penelitian
1.
Rancangan penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah studi kasus. Kasus dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Bogdan dan Biklen (1982) menyarankan bahwa rancangan penelitian studi kasus paling baik disajikan dalam bentuk cerobong (funnel). Bentuk cerobong ini merupakan suatu langkah yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas dan dalam, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data dan analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu. Studi kasus memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan tersebut, perlu diketahui ciri-ciri studi kasus yang baik berdasarkan criteria yang diberikan. Yin (dalam Arifin, 1996:65) menyatakan studi kasus yang baik adalah yang patut untuk diberikan contoh (exemplary) dan hendaknya bersifat signifikan, lengkap, menunjukkan bukti yang memadai, dan dapat disusun dalam gaya yang menarik. Di samping itu, rancangan studi kasus banyak memiliki kelebihan antara lain (1) bersifat luwes, (2) menjangkau dimensi sesungguhnya dari topik yang diselidiki, (3) dapat dilaksanakan secara praktis (Bogdan dan Biken, 1982).
i
Bogdan dan Biklen (dalam Arifin, 2009) membedakan menjadi enam berdasarkan objek studinya yaitu (1) studi kasus kesejarahan mengenai organisasi dalam kurun waktu tertentu; (2) studi kasus observasi, yang memusatkan perhatian 25 pada suatu tempat tertentu dengan teknik observasi peran (participant observation); (3) studi kasus sejarah hidup, yakni melakukan wawancara intensif untuk memperoleh rincian sejarah tentang objek hidup (manusia); (4) studi kasus masyarakat sekitar (community study) yang memusatkan perhatian pada suatu lingkungan tertentu; (5) studi kasus analisis situasi (situasion analysis) memusatkan perhatian pada kejadian tertentu yang dipelajari; (6) microenografi, studi kasus yang dilakukan pada unit kecil yang mempunyai keunikan spesifik. Pendekatan ini menggunakan
rancangan
studi
kasus
observasi,
karena
diarahkan
untuk
mengungkapkan pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam proses pembelajaran, transfaransi pengelolaan supervisi pendidikan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan solusi untuk mengatasinya. 2.
Pendekatan Penelitian Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, di mana
penelitian ini lebih menekankan kepada pengungkapan makna dan proses dengan latar belakang peneliti sebagai sumber data langsung atau disebut penelitian studi kasus (Maleong,2002). Digunakan pendekatan-pendekatan kualitatif karena adanya i
kesesuaian antara karakteristik dan ciri-ciri yang cocok, di antaranya : (1) instrument utamanya adalah manusia / peneliti, (2) bersifat deskriptif, (3) kerja lapangan, (4) holistik. Ada beberapa cirri Penelitian kualitatif, di antaranya : (1) mempunyai latar yang alami sebagai sumber data langsung dan peneliti merupakan instrument kunci; (2) bersifat deskriptif; (3) lebih memperhatikan proses dari hasil atau produk semata; (4) data dianalisa secara induktif dan merupakan hal yang eselsial (Bogdan dan Biklen, dalam Arifin, 2009:60). Pertama, penelitian dengan latar alami artinya bahwa dalam penelitian ini dikumpulkan data secara langsung pada konteks terjadinya proses pembelajaran di sekolah, sumber datanya secara langsung, latar penelitian tidak dimodifikasikan dan peneliti langsung sebagai instrument kunci. Alat bantu yang digunakan untuk pengambilan data adalah camera, yang berfungsi untuk merekam data visual lainnya. Kedua, penelitian ini bersifat deskriptif, artinya data yang dipaparkan secara lisan dalam bentuk kata dan kalimat. Pendeskripsian dilakukan setelah memperoleh data tentang pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Ketiga, lebih mementingkan proses dari pada hasil, artinya dalam proses pengumpulan data lebih diutamakan pada pendekatan proses. Keempat, analisis data dilakukan secara induktif, mengandung konsep data dianalisis melalui proses yang berlangsung dari data menuju teori dan bukan sebaliknya dari teori ke data. Kelima, hal yang esensial merupakan kebermaknaan selalu mengacu pada masalah dan hasil. Kebermaknaan itu ditinjau dari sudut pandang teoritis dan praktis. Dengan demikian i
maka, pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif karena metode dan prosedur penelitian akan menghasilkan data deskriptif berupa fakta-fakta tertulis atau lisan dari prilaku yang diamati. Dengan rancangan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lebih terperinci dan kronologis sehingga dapat merekomendasikan ke berbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya perumusan tentang pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. B.
Kehadiran Peneliti Yang menjadi instrument alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut
Sugiyono (2005:59) bahwa peneliti berfungsi sebagai pelaku utama dalam penelitian, tentu saja sebagai manusia biasa dengan segala kemampuan masih terbatas, maka dalam pengumpulan data masih diperlukan catatan/ lapangan (note field). Kenyataannya, penelitian kualitatif tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan pengumpulan data yang sangat berpengaruh dalam analisis data, interpretasi data serta penarikan generalisasi. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrument kunci pengumpulan data informan utama yang jujur agar menghasilkan suatu data yang pasti akurat. Kehadiran peneliti di Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebagai pengamat penuh sejak awal hingga akhir penelitian karena penelitian lapangan adalah instrument kunci. Peneliti bersifat kritis, rendah hati dan sungguh-sungguh di lapangan karena sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisis, penafsir data dan akhirnya dapat melaporkan i
hasilnya secara transparansi dan akurat (Maleong, 2002). Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses penelitian sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian. Sehubungan dengan itu peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut : (a) peneliti bertemu dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan untuk menyerahkan Surat Izin Penelitian dan menyatakan maksud dan tujuan kehadiran peneliti; (b) mengadakan observasi di lapangan untuk memahami latar belakang penelitian yang sebenarnya; (c) membuat jadwal kegiatan berdasarkan kesepakatan antara penelitian dengan subjek penelitian; dan (d) melaksanakan kunjungan untuk mengumpulkan data sesuai dengan jadwal yang disepakati. C.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah-sekolah Dasar di Kecamatan
Posigadan
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
Selatan
dengan
berdasarkan
pertimbangan bahwa adalah Sekolah-sekolah Dasar Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan salah satu sekolah yang terbaik di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan pertimbangan yang lain bahwa sekolah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti. D.
Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
penelitian kualitatif adalah data yang banyak menggunakan kata-kata subjek, baik i
lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini akan diambil data yang berkaitan dengan fokus masalah penelitian yaitu : Pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
E.
Sumber Data Pada Penelitian ini yang menjadi Sumber data penelitian adalah Dinas,
Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru sebagai subjek atau informan kunci (key informant). Sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah : (1) Perencanaan Supervisi Pendidikan, (2) Pelaksanaan Supervisi, (3) Evaluasi pelaksanaan supervisi pendidikan. Diambil secara purpositive, dan tidak dilakukan secara acak. Teknik sampling purposive digunakan untuk mengarahkan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan melalui penyeleksian dan pemilihan informan yang benar-benar menguasai informasi dan masalah secara mendalam serta dapat dipercaya untuk mencari sumber data. Penggunaan sampling purposive ini memberikan kebebasan peneliti dari keterikatan proses formal dalam mengambil sampel, yang berarti peneliti menentukan sampling sesuai dengan tujuan penelitian. Sampling yang dimaksudkan bukanlah sampling yang mewakili populasi melainkan didasarkan pada relevansi dan kedalaman informasi. Namun demikian, pemilihan sampling tidak sekedar berdasarkan kehendak subjektif peneliti, melainkan berdasarkan tema yang muncul di lapangan. Dalam menentukan informan dalam penelitian ini didasarkan pada criteria (1) subjek cukup lama dan intensif menyatu dengan medan aktifitas yang menjadi i
sasaran penelitian, (2) subjek yang masih aktif terlibat di lingkungan aktifitas menjadi sasaran penelitian, (3) subjek yang masih mempunyai banyak waktu untuk dimintai keterangan atau informasi, (4) subjek yang tidak mengemas informasi tetapi relative memberikan informasi yang sebenarnya akurat, dan (5) yang tergolong asing bagi peneliti. Dengan teknik purposive akhirnya ditetapkan sampel yang menjadi sumber data adalah : (1) Kepala Dinas; (2) Pengawas; (3) Kepala Sekolah; (4) Guru. Kepala sekolah sebagai instrument kunci dari informasi kunci tersebut selanjutnya dikembangkan untuk mencari informasi lainnya dengan teknik bola salju (snowball sampling) F.
Prosedur Pengumpulan Data Langkah-langkah pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagi berikut
: a. Wawancara. Wawancara dilakukan dalam rangka mengetahui secara mendalam dan mengkaji apa yang menjadi fokus bahasan dalam pertanyaan penelitian yakni pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Ada dua bentuk wawancara yang dilakukan yaitu wawancara struktur dan wawancara bebas atau tidak struktur. Menurut Sugiyono (2011:157) (1) wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian i
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah
disiapakn. (2) Wawancara, dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan pedoman daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Adapun pedoman wawancara yang digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Sumber informan sebagai nara sumber pada penelitian ini adalah kepala sekolah, dan guru pada tempat penelitian. Adapun tahapan dalam wawancara ini yaitu tahap pertama, peneliti menentukan siapa orang yang akan diwawancarai sebagai informan kunci. Informan kunci adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan wawancara seperti Kepala Dinas, Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru. Tahap kedua, peneliti mempersiapkan wawancara dengan daftar pertanyaan sementara yang memuat hal-hal pokok yang akan disampaikan lewat wawancara berdasarkan focus penelitian. Tahap ketiga, melakukan wawancara dan tetap memelihara suasana yang kondusif dan produktif. Pada tahap ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang bersifat grand tour, yaitu pertanyaan yang bersifat umum dan dalam suasana santai, disamping memberikan informasi yang akurat, responden diberikan kesempatan secara bebas dan terbuka untuk mengorganisasi jalan pikiran sendiri, dan selanjutnya pertanyaan tersebut difokuskan pada hal-hal yang diungkap sesuai focus penelitian dengan berpedoman pada beberapa pertanyaan yang telah disampaikan. Tahap keempat, menghentikan wawancara sementara setelah peneliti mendapatkan informasi dan responden kelihatan lelah. Pada akhir percakapan peneliti akan merangkum i
kembali dan mengecek kembali apakah yang telah disampaikan responden itu sudah benar atau belum. Wawancara dilakukan secara manual dengan menggunakan alat tulis penulis, dan dibantu dengan kamera digital, namun dari segi etikanya, sebelum merekam peneliti memohon izin dan menyampaikan kepada yang diwawancarai tersebut akan direkan. Hal ini dimaksudkan agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar dan informan dapat member informasi secara akurat, terbuka dan menyeluruh tanpa keraguan terhadap peneliti. b. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fonomenafenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, sehingga untuk menjaring informasi yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan secara berstruktur yang berarti apa yang dilakukan dan diamati telah disusun sebelumnya oleh peneliti dan mencatat langsung hasil pengamatan sesuai situasi dan kondisi yang ditemui di lokasi penelitian. c. Dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk mencatat data yang terdapat dalam dokumen, juga memperoleh gambaran yang lengkap tentang kondisi dokumen tersebut. Serta pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan selama ini. Penggunaan teknik dokumentasi didasarkan pada beberapa alasan antara lain : (1)
i
selalu tersedia dan murah ditinjau dari segi waktu; (2) merupakan informasi yang stabil; (3) merefleksi situasi yang terjadi di masa lampau; (4) dapat dianalisis kembali, dan (5) sebagai bukti telah terjadi sesuatu peristiwa.
G.
Teknik Analisis Data Dalam Menganalisis data pada penelitian ini
teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu analisisnya dimulai dengan menelaah dan mengkaji seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber yang terkait. Untuk penganalisaan data ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Reduksi Data Dalam reduksi data peneliti menggabungkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga Nampak komponen-komponen finalnya untuk dapat ditarik kesimpulan. Dengan demikian reduksi data bermaksud untuk merangkum dengan menonjolkan hal-hal pokok yang relefan dan focus penelitian. Proses ini dimulai dari menelaah data yang ada . Analisis data yang arul reduksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut, pertamatama setiap selesai dilakukan beberapa kali pengumpulan data , semua catatan lapangan dibaca, dipahami, dan lalu dibuat ringkasannya. Ringkasan tersebut disebut
i
ringkasan kontak, yaitu selembar kertas yang berisikan uraian singkat hasil penelaah terhadap semua catatan lapangan, pemfokusan dan penjawaban terhadap setiap rumusan masalah penelitian. Selanjutnya, begitu data yang diperlukan telah selesai dikumpulkan dan penulis telah meninggalkan lapangan penelitian, semua catatan lapangan yang dibuat selama pengumpulan data dianalisis lebih lanjut secara lebih intensif. Penganalisaan yang demikian dapat disebut dengan analisa setelah pengumpulan data (Bogdan dan Biklen, 1982 : 98). Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisinya adalah sebagai berikut : Pertama, pengembangan sistem kategori pengkodean, dalam rangka itu semua data yang berwujud catatan lapangan termasuk semua ringkasan wawancara sementara yang pernah dibuat selain pengumpulan data, dibaca dan ditelaah secara seksama, berdasarkan penelaah tersebut lalu diidentifikasi topik-topik kemudian dibuat kode yang menggambarkan topik tersebut, kode-kode tersebut nantinya dijadikan alat untuk mengorganisasikan satuan-satuan data, agar kode-kode berfungsi demikian, untuk setiap kode dibuatkan batasan operasional. 2.
Penyajian Data Pada penelitian ini peneliti menyajikan data dengan cara menggunakan
berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan atau bentuk kumpulan kalimat, yang kesemuanya dirangcang untuk mempermudah peneliti dalam menggambarkan informasi yang dimaksudkan dalam uraian tentang fokus penelitian. Misalnya i
penyajian data. Di sini peneliti membuat teks naratif yang mempunyai suatu kesatuan berdasarkan data yang ditemukan serta terseleksi di lapangan. Penyajian data yang dimaksud untuk menentukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Penyajian data akan disajikan dalam bentuk naratif, sesuai dengan fokus penelitian. 3.
Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memadukan semua data yang
diperoleh lalu dikumpulkan guna menarik kesimpulan dari berbagai hasil analisis yang baik melalui catatan lapangan, hasil observasi dan dokumen-dokumen. Pada penarikan atau verifikasi peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerefresentatifan suatu peristiwa kejadian atau objek. Karena itu peneliti melakukan analisis data secara berkesinambungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehingga dapat
menemukan pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi,
pengambilan kesimpulan ini dilakukan peneliti sejak awal yaitu setiap pengumpulan data walaupun masih bersifat terbuka atau umum. Kesimpulan ini bersifat umum dan terbuka sebelum dapat diverifikasi dari data yang tersedia. Sedangkan untuk kesimpulan akhirnya merupakan kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan verifikasi dengan data terakhir. i
H.
Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data merupakan konsep penting dalam jenis penelitian
kualitatif. Adapun teknik yang digunakan peneliti untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pengecekan keabsaha data yaitu : 1. Memperpanjang kehadiran peneliti di lokasi penelitian sehingga dapat mengamati dengan teliti seluruh kegiatan di lokasi penelitian. 2. Observasi yang mendalam terhadap aspek-aspek yang terkait dengan pelaksanaan supervisi pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. 3. Trianggulasi, mengecek keabsahan data yang sudah ada pada sumber atau responden lain dengan cara dan waktu yang lain. 4. Membercheck, mengkonfirmasikan kembali kepada responden yang pernah diwawancarai terhadap keterangan-keterangan atau data yang telah diberikan pada waktu yang lalu. 5. Auditstrail, dimaksudkan untuk memeriksa kebenaran seluruh proses dan tahapan penelitian. I.
Tahap- tahap Penelitian Maleong (2002:85) mengemukakan ada empat tahap dalam penelitian
kualitatif, yaitu : (1) Pra Lapangan; (2) Kegiatan Lapangan: (3) Analisis Intensif; (4) penulisan laporang.
i
1.
Tahap Observasi Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup : a. Mengkaji, mengamati situasi dan kondisi dan keadaan nyata pada objek lapangan b. Mengkaji dan menganalisis permasalahan umum dan spesifik pada lingkungan objek penelitian. c. Membaca dan mencari literatur yang relevan dan menunjang masalah penelitian.
2.
Tahap eksplorasi Pada tahap ini kegiatan-kegiata yang dilakukan mencakup : a. Mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan indikator penelitian dan pertanyaan penelitian b. Mencatat dan memberikan informasi yang disampaikan oleh responden dengan menggunakan alat bantu seperti buku catatan dan kamera digital. c. Menganalisis
dan
menginterprestasi
data
hasil
wawancara
atau
pengamatan. d. Membuat catatan sementara hasil penelitian yang merupakan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing. 3.
Tahap membercheck
i
Pada tahap membercheck ini, kegiatan yang seyogyanya dilakukan dalam penelitian adalah : a. Merangkum hasil analisis data yang dibuat dalam bentuk laporan (draf). b. Memberi dan mengadakan serta memberikan laporan hasil analisis responden untuk dikaji kembali sesuai dengan data dan informasi yang diberikan. c. Memperbaiki kembali mengenai kekeliruan hasil koreksi dari responden. d. Hasil penelitian tersebut dikonsultasikan kembali pada dosen pembimbing sampai akhirnya mendapat pengarahan.
i