BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kunandar ( 2008: 26), PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang : (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktikpraktik tersebut, (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Menurut Hopkin (dalam Kunandar, 2008: 46), PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang seseorang dalam mengatasi secra praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Ditinjau dari tujuannya, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk: (1) meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas; (2) mengadakan inovasi pembelajaran dalam bentuk pembelajaran alternatif dan inovatif. Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif dan analisis kuantitatif. Pendekatan ini dipilih atas pertimbangan bahwa dalam setiap pelaksanaan tindakan yang telah dirancang, peneliti berupaya menelaah secara seksama masalah yang menjadi fokus penelitian; dan dalam waktu yang bersamaan peneliti juga harus menganalisis dan merefleksi permasalahan yang ada sebagai dasar melakukan perbaikan terhadap 38
39
rancangan tindakan pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus selama penelitian, dan sesuai dengan prinsip daur ulang. 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian tindakan ini adalah kelas X TMO 3 SMK Taruna Mandiri Cimahi tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 45 siswa dengan siswa yang tidak hadir. Guru pelaku tindakan adalah guru mata diklat Produktif I dengan dibantu beberapa observer. Pemilihan kelas X TMO 3 berdasarkan pertimbangan : karena siswa kelas X TMO 3 merupakan salahsatu kelas yang mempunyai nilai rata-rata aktivitas belajar dalam kategori kurang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus tahun ajaran 2009/2010. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yan membtuhkan
proses
belajar mengajar yang efektif di kelas. 3. Siklus PTK PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti mata diklat Produktif I melalui pembelajaran kooperatif tipe Kancing gemerincing.
40
4. Sasaran Tindakan Hasil observasi pada setiap siklus akan dibandingkan dengan sasaran tindakan, dan akan dijadikan bahan untuk memperbaiki tindakan-tindakan yang dianggap kurang sehingga dapat penulis dapat menentukan tindakan perbaikan untuk mencapai sasaran tindakan pada siklus berikunya. Tabel 3.1 Sasaran Tindakan dan Indikator Keberhasilan Tindakan
Sasaran Tindakan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing gemerincing yang merujuk pada konsep Slavin dengan 5 langkah, yaitu: 1. Pengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil. 2. Menyiapkan satu kotak berisi bendabenda kecil 3. Membagikan bendabenda kecil tersebut dengan jumlah yang sama kepada tiap anggota kelompok. 4. Memulai proses belajar mengajar 5. Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok siswa untuk mempresentasikanha sil diskusinya di depan kelas. 6. Melakukan evaluasi
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, diharapkan siswa aktif dalam : 1. Tetap berada dalam tempat kerja kelompoks. 2. Tetap berada dalam tuga/memilih alat dan melakukan praktek. 3. Mempraktekkan informasi yang disampaikan teman. 4. Bertanya kepada teman atau guru. 5. Mengemukakan pendapat. 6. Menjawab pertanyaan 7. Mengerjakan soal. 8. Melihat/mencatat/ menggambarkan temuan-temuan 9. Mencatat hasil diskusi.
Indikator Keberhasilan Semakin meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dikatakan aktif apabila siswa melaksanakan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: 1. Aktivitas lisan ( 65 %). 2. Aktivitas motorik ( 65 %) 3. Aktivitas menggambar ( 65%)
41
B. Teknik Penumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan ini adalah lembar observasi.
Observasi
diperlukan
untuk
mendapatkan
data-data
tentang
peningkatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing gemerincing pada mata diklat Produktif I. Observasi menurut Gulo (2000) dalam Mabroer (2006:31) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa: aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, metode pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil observasi ini, dimanfaatkan untuk menyempurnakan model pembelajaran pada siklus berikutnya. Adapun instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk merekam indikatorindikator aktivitas belajar siswa yang telah ditentukan. Indikator aktivitas belajar yang dimaksud adalah: 1. Aktivitas Motorik yang terdiri dari indikator, tetap berada dalam tempat kerja kelompok, tetap berada dalam tugas/memilih alat dan melakukan praktek, dan mempraktikan informasi yang disampaikan teman. 2. Aktivitas Lisan, yang terdiri dari indikator : bertanya kepada teman atau guru, dan mengemukakan
pendapat,
menggambar/menulis
yang
dan terdiri
menjawab dari
pertanyaan.
indicator:
3.
aktivitas
mengerjakan
mencatat/menggambarkan temuan-temuan, dan mencatat hasil diskusi
soal,
42
C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, diagram alur pelaksanaan penelitian PTK ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Diagram alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
43
Adapun deskripsi tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Studi Awal Pelaksanaan studi awal bertujuan untuk memperoleh informasi tentang permasalahan yang dihadapi guru dan siswa di kelas, dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pembelajaran, studi dokumentasi, dan diskusi. 2. Tahap Refleksi Awal dan Identifikasi masalah Berdasarkan temuan dari studi awal, dilakukan refleksi terhadap berbagai masalah yang dijumpai. Hal ini dilakukan untuk menentukan tindakan pembelajaran yang paling tepat guna mengatasi masalah tersebut. Hasil refleksi diputuskan menggunakan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing gemerincing.. 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Hal-hal yang dipersiapkan oleh penulis adalah sebagai berikut: a. Menyusun
rencana
pembelajaran
untuk
kompetensi
dasar
Memelihar/Servis dan Mengisi Baterai yang menggunakan pada model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing meliputi: Skenario pembelajaran, alokasi waktu, dan Lembar Kerja Kelompok. Pada tahap ini, rencana pembelajaran disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). b. Menetapkan cara dan format observasi pembelajaran. Observasi dilakukan langsung pada saat pembelajaran, alat bantu yang digunakan adalah lembaran observasi.
44
c. Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, yaitu jenis data kualitatif yang dikumpulkan melalui observasi. d. Menetapkan cara pelaksanaan refleksi, yaitu dilakukan oleh pelaksanaan tindakan dengan observer secara bersama-sama dan dilakukan setelah usai pemberian tindakan dan pelaksanaan observasi untuk setiap siklusnya. e. Menetapkan kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan yang sesuai dengan tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya aktivitas belajar siswa. 4. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan sebanyak tiga siklus dengan tiga kali pertemuan. Pada setiap pertemuan dilakukan perencanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Berdasarkan refleksi diri kemudian disusun rencana tindakan berikutnya dengan memperbaiki hal-hal yang masih dianggap kurang. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari tiga siklus: •
Tahap Pelaksanaan Siklus Pertama 1. Siswa dikelompokan menjadi 8 kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 5 orang, berdasarkan keragaman siswa dalam hal kemampuan siswa dan jenis kelamin. 2. Guru melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. 3. Guru
memulai
pembelajaran
dengan
menyampaikan
tujuan
dan
memotivasi siswa. Kemudian guru menggali apersepsi siswa terhadap
45
materi yang telah diajarkan sebelumnya tetapi ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan. 4. Guru
menyajikan informasi/materi tentang fungsi, konstruksi dan
komponen baterai. Sebelumnya, guru menggali konsepsi awal siswa tentang baterai dengan beberapa pertanyaan. 5. Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar. 6. Siswa bekerja dalam kelompoknya sesuai dengan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang diberikan. 7. Guru terus menerus membimbing kelompok belajar siswa dalam melakukan kegiatan belajar. 8. Guru terus menerus melakukan penilaian kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. 9. Guru memberikan kesempatan kepada salahsatu kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru memberikan refleksi dan penguatan terhadap konsep yang dipelajari. 11. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok belajar siswa yang berprestasi baik. 12. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh 4 orang observer siswa, 1 observer guru dan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan guna mengumpulkan data. 13. Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah selesai pelaksanaan tindakan dan observasi. Refleksi diadakan untuk mengkaji dan menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran tindakan. Hasil refleksi akan dijadikan
46
sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan baru yang akan dilakukan pada siklus II. Pada tahap ini akan diketahui kekurangan dari model pembelajaran yang telah dirancang, kemudian dilakukan revisi terhadap model tersebut untuk diujicobakan pada siklus II. 14. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus kedua dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana tindakan yang telah disusun untuk siklus kedua. •
Tahap Pelaksanaan Siklus Kedua 1. Pada siklus kedua, pelaksanaan pembelajaran tindakan dilaksanakan berdasarkan kekurangan dan kelemahan pada proses pembelajaran tindakan siklus I dengan diberikan perhatian khusus dan penguatan pada fase-fase tertentu sebagai berikut: Pada kegiatan pendahuluan guru memperlihatkan gejala fisis dengan mendemonstrasikan alat peraga, sambil memberikan beberapa pertanyaan. Tujuan tindakan ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam aktivitas lisan. Pada fase penyajian materi, guru menjelaskan secara singkat bagaimana cara menguji, melepas dan memasangkan baterai, dan cara memelihara baterai. Materi pada perawatan dan perbaikan meliputi langkah-langkah perawatan, perawatan secara visual, perawatan menggunakan alat, cara pengisian baterai secara cepat, dan cara penegisian baterai secara lambat.
47
Pada fase kegiatan kelompok, sebelum melakukan diskusi, siswa ditugaskan
untuk
menjawab
beberapa
soal
problem
solving
berdasarkan pengetahuan awal siswa. Tujuan tindakan ini adalah untuk membiasakan siswa dalam memperoleh pengetahuan sendiri secara aktif dengan cara memecahkan masalah. 2. Guru melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan memberikan penekanan pada fase-fase tertentu. 3. Guru
memulai
pembelajaran
dengan
menyampaikan
tujuan
dan
memotivasi siswa. Kemudian guru menggali apersepsi siswa terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya tetapi ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan. 4. Guru menyajikan informasi/materi tentang prosedur menguji, melepas dan memasangkan baterai, dan cara memelihara baterai. Sebelumnya, guru menggali konsepsi awal siswa dengan beberapa pertanyaan. Kemudian guru menginformasikan bagaimana cara membuat menguji, melepas dan memasangkan baterai, dan cara memelihara baterai yang benar. 5. Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar. 6. Siswa bekerja dalam kelompoknya sesuai dengan LKK yang diberikan. 7. Guru terus menerus membimbing kelompok belajar siswa dalam melakukan praktek. 8. Guru terus menerus melakukan penilaian kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
48
9. Guru memberikan kesempatan kepada salahsatu kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru memberikan refleksi dan penguatan terhadap konsep yang dipelajari. 11. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok belajar siswa yang berprestasi baik. Selanjutnya guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan memberikan masalah yang harus diselesaikan oleh kelompoknya dirumah. 12. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh 4 orang observer siswa, 2 observer guru dan perekaman, yang dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan guna mengumpulkan data. 13. Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah usai pelaksanaan tindakan dan observasi. Refleksi diadakan untuk mengakji dan menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran tindakan. Hasil refleksi akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan baru yang akan dilakukan pada siklus III. Pada tahap ini akan diketahui kekurangan dari model pembelajaran yang telah dirancang, kemudian dilakukan revisi terhadap model tersebut untuk diujicobakan pada siklus III. 14. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus ketiga dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua dan rencana tindakan yang telah disusun untuk siklus ketiga. •
Tahap Pelaksanaan Siklus Ketiga 1. Pada siklus ketiga, pelaksanaan pembelajaran tindakan dilaksanakan berdasarkan kekurangan dan kelemahan pada proses pembelajaran
49
tindakan siklus II dengan diberikan perhatian khusus dan penguatan pada tahap pembelajaran sebagai berikut: Metode belajar yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. Guru menugaskan siswa untuk melakukan perawatan dan perbaikan baterai. Pada fase kegiatan kelompok, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek sesuai dengan jobsheet dengan memanfaatkan peralatan yang disediakan. 2. Guru melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan memberikan penekanan pada fase-fase tertentu. 3. Guru
memulai
pembelajaran
dengan
menyampaikan
tujuan
dan
memotivasi siswa. Kemudian guru menggali apersepsi siswa terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya tetapi ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan. 4. Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar. 5. Siswa bekerja dalam kelompoknya sesuai dengan LKK yang diberikan. 6. Guru terus menerus membimbing kelompok belajar siswa dalam melakukan praktek. 7. Guru terus menerus melakukan penilaian kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
50
8. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, sementara kelompok lain menyimak dan menanggapi, sehingga terjadi interaksi antar kelompok dalam kelas. Guru memberikan refleksi dan penguatan terhadap konsep yang dipelajari. 9. Guru mengumumkan hasil penilaian setiap kelompok dan individu, kemudian memberikan penghargaan/hadiah. Komponen-komponen yang dinilai meliputi: aktivitas kelompok dan hasil pengerjaan LKK. 10. Selanjutnya guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan memberikan masalah yang harus diselesaikan oleh kelompoknya dirumah. 11. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh 4 orang observer siswa, 2 observer guru dan perekaman, yang dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan guna mengumpulkan data. 12. Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah usai pelaksanaan tindakan dan observasi. Refleksi diadakan untuk mengkaji dan menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran tindakan. Hasil refleksi akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan baru yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini akan diketahui kekurangan dari model pembelajaran yang telah dirancang, kemudian dilakukan revisi terhadap model tersebut untuk diujicobakan pada siklus berikutnya. 13. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus ketiga dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua dan rencana tindakan yang telah disusun untuk siklus berikutnya.
51
D. Analisis dan Pengolahan Data Berdasarkan salah satu karakteristik PTK, yaitu
pengolahan datanya
hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, maka dalam penelitian ini tidak memerlukan pendekatan secara statistik yang terlalu rumit. Pengolahan data untuk mengukur aktivitas siswa diolah secara kualitatif yang dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran kuantitatif di bagi menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Aktivitas yang dimaksud adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas dalam pembelajaran ini dihitung berdasarkan prosentasi siswa yang aktif dalam pembelajaran. Setelah mengetahui hasil observasi aktivitas belajar siswa, penulis membandingkan hasil tersebut dengan sasaran tindakan. Untuk memperjelas kelemahan-kelemahan proses pembelajaran yang telah dilakukan, penulis menjadikan hasil observasi aktivitas guru (dalam hal ini adalah penulis) dari observer sebagai bahan tambahan untuk merefleksikan proses pembelajaan yang telah dilakukan. Setelah itu, penulis akan menemukan kelemahan-kelemahan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Penulis dapat menentukan tindakan-tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Tindakan-tindakan perbaikan yang telah diketahui, dicatat dalam Rencana Proses Pembelajaran (RPP) untuk dilakukan pada siklus selanjutnya.
52
Klasifikasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa Presentase Rata-rata (%) Kategori 80 atau lebih Sangat baik 60 – 79,99 Baik 40 – 59,99 Cukup 20 – 39,99 Kurang 0 – 19,99 Sangat kurang (Laksmi Saraswati (2003) dalam Mabroer, 2006:45)