BAB III METODE PENELITIAN
Metode adalah cara untuk mengumpulkan data, sedangkan penelitian merupakan aktivitas dan cara berpikir yang menggunakan kerangka ilmiah yang terancang dan sistematis untuk memecahkan atau menemukan jawaban terhadap masalah (Faisal, 2001:4). Jadi, metode penelitian merupakan sebuah cara untuk memberikan panduan kepada peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan. Untuk itu, amat diperlukan kiat-kiat tertentu guna mencapai tujuan penelitian yang baik dan sempurna. 3.1 Rancangan Penelitian Dalam ilmu sosial, sumber datanya adalah masyarakat sedangkan data penelitiannya adalah tindakan-tindakan. Dalam ilmu sastra, sumber datanya adalah karya sastra, sedangkan data penelitiannya adalah teks. Dalam penelitian tentang kekerasan orang tua terhadap anak dalam cerita rakyat dari Ternate Maluku Utara, digunakan metode kualitatif secara Kajian Budaya. Moleong (2004:6) menyatakan bahwa data kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Data-data yang diambil dideskripsikan dan dianalisis, baik dalam bentuk data tertulis maupun lisan. Di samping itu, juga serta dokumen-dokumen dari sumber dan informan yang dikumpulkan dengan menggunakan tekhnik penelitian kualitatif.
27
28
3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang adalah Kota Ternate Utara Provinsi Maluku Utara. Adapun alasan yang mendasari pemilihan Kota Ternate sebagai lokasi penelitian adalah cerita rakyat Tolire Gam Jaha berasal dari masyarakat Ternate. Selain itu agar lebih spesifik diketahui tentang cerita rakyat ini bekas kampung Tolire. Hal itu dilakukan karena masyarakat di sekitar kampung Tolire masih sangat erat memegang nilai-nilai luhur dari cerita rakyat ini. Pada umumnya masyarakat Ternate yang berada di bagian utara Kota Ternate masih sangat kental memegang nilai adat istiadatnya dan masih mempercayai cerita rakyat ini. Sebagai contoh dalam pernikahan, dilarang untuk menikah dengan kerabat dekat. Apabila menikah dengan keluarga dekat, dipercayai akan mendapat dampak yang tidak baik kelak dalam mengarungi rumah tangga. Secara turun temurun kisah tersebut dianggap kutukan dalam cerita rakyat Tolire Gam Jaha yang berasal dari hubungan satu darah, yaitu antara ayah dan anak. Oleh karena itu, dalam hubungan dengan pernikahan yang dilakukan muda diharapkan oleh generasi mereka tidak terlalu dekat dalam hubungan darah. Sebaliknya, di Kota Ternate bagian tengah dan sebagian masyarakat di Kota Ternate Selatan dikategorikan masyarakat yang lebih modern dan agak longgar dalam memegang nilai-nilai luhur budayanya. Di samping itu, kemudian juga dikelompokkan sebagai masyarakat yang lebih paham dengan nilai-nilai Islam yang lebih melonggarkan pernikahan antara saudara yang masih dekat hubungan darahnya asalkan masih dilegalkan oleh hukum dan ajaran Islam.
29
Untuk kasus kekerasan orang tua terhadap anak yang berkaitan dengan cerita rakyat ini, dipilih lokasi penelitian di beberapa kelurahan di Kota Ternate yang beberapa tahun terakhir ini kerap terjadi kasus-kasus penyimpangan orang tua terhadap anak.
3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar. Katakata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan.
3.3.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian dibagi atas dua.
Pertama, sumber data
primer yang terdiri atas cerita-cerita yang dituturkan oleh informan. Penuturan tersebut direkam. Perekaman dilakukan ketika dilakukan wawancara. Adapun sumber data yang kedua adalah sumber data sekunder, yaitu yang tertulis berupa naskah atau tulisan yang berhubungan dengan penelitian cerita rakyat ini.
3.4 Penentuan Informan Dalam penelitian ini hanya dibutuhkan sejumlah informan, baik informan utama (informan kunci) maupun informan penunjang. Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 1998:90). Dalam penelitian ini penentuan informan, baik informan utama
30
(informan kunci) maupun informan penunjang dilakukan secara “purposive sampling”. Informan dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat langsung dalam persoalan penelitian yaitu orang-orang yang menangani kasus-kasus kekerasan terhadap anak, terutama pelecehan seksual terhadap anak gadisnya yaitu semacam Lembaga Sosial Masyarakat yang ada di Kota Ternate. Kemudian yang berhubungan dengan teks cerita rakyat ini adalah para tetua adat dan pemerhati budaya yang berada di daerah Ternate Maluku Utara yang mengetahui cerita rakyat ini.
3.5 Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, sehingga harus ada alat ukur yang baik. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur, baik fenomena-fenomena alam maupun sosial, yang diamati. Secara spesifik fenomena disebut variabel. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti (Internet: dalam Suardika, 2010). Dalam penelitian sosial terutama yang menggunakan penelitian kualitatif peneliti adalah intrusmen penelitian yang paling penting atau bisa dikatakan instrumen utama. Sebaliknya, dan sebagai instrumen pendukung adalah pedoman wawancara yang memuat pertanyaan sehubungan dengan permasalahan penelitian. Instrumen lainnya yang dibutuhkan untuk mempermudah dalam pengumpulan data adalah buku tulis catatan lapangan dan alat perekam.
31
3.6 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini ada beberapa langkah dalam rangka memeroleh data dengan merancang secara bertahap, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
3.6.1 Wawancara Mendalam Bungin (2007:108) menyatakan bahwa wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Wawancara dapat dilakukan, baik dengan maupun tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Kemudian ditambahkan bahwa pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus bertindak sebagai pemimpin dalam proses wawancara tersebut. Wawancara merupakan salah satu pengumpulan data dalam penelitian, terutama penelitian kualitatif. Wawancara mendalam dipilih untuk memeroleh data primer yang diambil di lokasi penelitian. Tujuannya adalah guna mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.
3.6.2 Observasi Observasi adalah teknik penelitian yang dicirikan oleh adanya interaksi sosial yang intensif antara peneliti dan masyarakat yang diteliti. Peneliti (observer) melibatkan diri ke dalam kehidupan masyarakat di mana mereka mengadakan penelitian (Mantra, 2004:28).
32
Dalam penelitian ini digunakan tehnik observasi atau pengamatan, baik secara aktif maupun pasif, dalam rangka pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan
untuk mengamati secara langsung objek yang diteliti.
Keberhasilan observasi ditentukan oleh kecermatan dan ketelitian peneliti melakukan pengamatan. Disamping itu suasana akrab dengan para informan yang memberikan informasi penelitian.
3.6.3 Studi Dokumen Satu metode dalam pengumpulan data, yaitu dengan cara studi dokumen juga sangat diperlukan dalam penelitian ini. Studi dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Teknik dokumentasi, yaitu mencari data-data yang berhubungan dengan hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, dan sebagainya.
3.7 Teknik Analisis Data Analisis data digunakan adalah secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan mencatat, mengumpulkan, mengklafisikasikan, dan membuat ikhtisar. Selain itu, dan berpikir dengan jalan membuat kategori agar data itu mempunyai makna, kemudian mencari dan menemukan hubungan-hubungan dan membuat temuantemuan umum yang berubungan dengan tiap bobot permasalahan.
33
3.8 Teknik Penyajian Hasil Tehnik penyajian hasil yang digunakan paparkan dalam penelitian ini adalah secara informal yaitu penyajian laporan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Disamping itu, juga secara formal, yaitu berupa penyajian hasil dalam bentuk foto tanda panah, tabel, dan gambar yang tersusun dalam sebuah tesis. Hasil penelitian diuraikan dalam delapan bab dan tiap-tiap bab terdiri atas beberapa sub bab, yang disesuaikan dengan tingkat kepentingan dan proporsi yang diperlukan.